BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dewasa ini era globalisasi telah menjadi kenyataan yang harus dihadapi oleh seluruh negara di dunia. Kondisi tersebut tentu turut mempengaruhi praktik bisnis yang ada. Tantangan tersendiri juga muncul bagi bidang akuntansi keuangan yang sejak dulu dikenal sebagai bahasa bisnis. Pasar dunia yang menjadi tanpa batas membutuhkan suatu alat komunikasi yang bersifat universal bagi berbagai pihak berupa laporan keuangan. Dalam praktiknya laporan keuangan akan digunakan oleh investor sebagai pedoman untuk mengambil keputusan membeli, menjual atau menahan saham yang mereka miliki. Untuk mendukung pengambilan keputusan investor agar tidak bias maka informasi akuntansi yang digunakan harus berkualitas. Salah satu cara yang digunakana untuk menilai kegunaan informasi akuntansi, yaitu dengan mengukur relevansi nilainya. Informasi akuntansi dikatan relevan jika mempengaruhi investor dalam proses pengambilan keputusan ekonomi. (Barth et., al, 2001) menggambarkan relevansi nilai informasi akuntansi sebagai hubungan antara angka akuntansi dengan nilai fundamental. Angka akuntansi yang pada umumnya digunakan adalah nilai buku ekuitas dan laba perusahaan karena keduanya merupakan dua ringkasan pengukuran utama dari laporan keuangan, sedangkan nilai fundamental adalah nilai sebenarnya dari suatu 1 saham dan sering dikenal sebagai nilai intrinsik. Nilai sebenarnya dari suatu saham dapat ditentukan dengan menggunakan analisis fundamental dan analisis teknis. Analisis fundamental menggunakan data fundamental, yaitu data yang berasal dari keuangan perusahaan (seperti laba, deviden, penjualan, dan lain sebagainya), sedangkan analisis teknis menggunakan data pasar seperti harga saham (Hartono, 2012). Topik mengenai relevansi nilai informasi akuntansi merupakan sesuatu yang menarik perhatian banyak peneliti. Bahkan pengembangan topik tersebut masih memiliki daya tarik tersendiri untuk terus diteliti hingga saat ini. Penelitian mengenai relevansi nilai informasi akuntansi sering dilakukan dengan menggunakan model harga saham karena harga saham dinilai mampu menggambarkan nilai fundamental perusahaan. Penelitian terdahulu telah banyak dilakukan untuk menilai relevansi nilai informasi dengan menggunakan menggunakan model harga saham (Lev dan Zarowin 1999; Francis dan Schipper 1999; Brown, Lo, dan Lys 1999; Balachandran dan Mohanram 2006). Penelitian (Lev dan Zarowin, 1999; Francis dan Schipper, 1999) mengukur relevansi nilai informasi akuntansi dengan cara melakukan regresi harga saham dengan informasi akuntansi. Penelitian tersebut setelah diuji menggunakan regresi trend menunjukan hasil melemahnya hubungan antara harga saham dengan laba dan nilai buku secara signifikan. Dengan kata lain laporan keuangan telah kehilangan nilai relevansinya dari waktu ke waktu. Penelitian selanjutnya dilakukan oleh Fung, et al. (2010) yang mencoba mengkaji ulang penelitian mengenai relevansi nilai milik (Lev dan Zarowin 2 1999; Francis dan Schipper 1999). Pada penelitian tersebut harga saham sebagai proksi nilai fundamental diganti dengan menggunakan ex post intrinsic value yang merupakan pengembangan dari penelitian terdahulu (Aboody, Hughes, dan Liu 2002; Subramanyam and Venkatachalam 2007). Penggunaan ex post intrinsic value sebagai proksi nilai fundamental dinilai lebih tepat karena terbebas dari faktor harga saham yang sering bias akibat pengaruh anomali harga saham. Dengan menggunakan data perusahaan di Amerika selama dua puluh tahun, Fung, et., al. (2010) pada bagian pertama mencoba mengukur nilai relevansi laporan keuangan masih menggunakan harga saham sebagai proksi nilai fundamental. Hasil yang diperoleh sama dengan studi terdahulu yang dilakukan oleh Lev dan Zarowin (1999), serta Francis dan Schipper (1999), yaitu terjadi penurunan relevansi nilai dari waktu ke waktu pada hubungan antara harga saham dengan nilai buku ekuitas dan laba. Kemudian pada bagian kedua harga saham diubah dengan pengukuran empiris yang berbeda yaitu, dengan menggunakan ex post intrinsic value (IV). Yang menarik disini hasil dari regresi trend trend harga saham dibandingkan dengan ex post intrinsic value menunjukan hasil yang berbeda. Dengan menggunakan proksi harga saham terjadi penurunan signifikan pada relevansi nilai. Kondisi berbeda terlihat pada pengukuran dengan menggunakan proksi ex post intrinsic value , yaitu diperoleh hasil penurunan relevansi nilai yang tidak signifikan. Kondisi tersebut memunculkan isu yang menarik, apakah harga saham bukan proksi yang tepat untuk menggambarkan nilai fundamental. 3 Untuk memperoleh pemahaman lebih mendalam mengenai kondisi inefisiensi nilai fundamental maka (Fung, et al., 2010) meneliti bahwa kemungkinan telah terjadi divergensi harga atau mispricing saham di pasar. Pemicunya adalah keberadaan noise traider yang telah menyebabkan harga di pasar menjadi bias sehingga dapat dikatakan sebagai divergence-promoting factor, selain itu adanya arbitrage risk and cost serta information uncertainty merupakan faktor yang menghalangi harga untuk bisa mencerminkan nilai fundamental sehingga dapat dikatakan sebagai convergence-impeding factors. Penelitian tersebut sejalan dengan penelitian-penelitian terdahulu, seperti Dontoh, et al. (2004) yang berfokus apada noise trader sebagai faktor penyebab divergensi harga. Pada pasar selalu terdapat noise yang ditimbulkan oleh orangorang yang melakukan transaksi menjual atau membeli saham, meskipun pada nyatanya mereka telah mendapatkan informasi seutuhnya bahwa sebaiknya tidak melakukan transaksi (Black, 1986). Sedangkan cost prevent stock price dan information uncertainty juga dinilai sebagai penyebab terjadinya anomali pasar (Mashruwala, Ragopal, dan Shevlin 2006). Beberapa penelitian menunjukan bahwa nilai fundamental dengan harga saham merupakan dua pengukuran berbeda, sehingga harga saham tidak tepat untuk menggambarkan nilai sebenarnya dari saham (Fung, et al., 2010). Beberapa penelitian yang mendukung pendapat tersebut diantaranya adalah Lee (2001) mengungkapkan bahwa “rather than assuming market efficiency, we should study how, when, and why price becomes efficient (and why at other times it fails to do so)”. Ou dan Penman (1989), pada penelitiannya 4 menunjukan bahwa nilai ekuitas tidak terefleksikan pada harga saham. Aboody, et al. (2002) menemukan bahwa koefisien yang diperoleh dari regresi relevansi nilai informasi akuntansi yang menggunakan harga saham secara signifikan memberikan hasil yang berbeda dengan yang digunakan menggunakan harga saham yang telah disesuaikan dengan pasar tidak efisien. Penelitian-penelitian tersebut semakin memperkuat argumen bahwa harga saham telah mengalami divergensi atau mengalami misspricing sehingga menyebabkan inefisiensi nilai fundamental perusahaan yang berdampak pada penentuan relevansi nilai informasi akuntansi. Membahas penelitian terkait pengukuran relevansi nilai laporan keuangan menarik jika diterapkan di Indonesia, mengingat kondisi pasar modal Indonesia menurut Bapepam-LK (2011) mempunyai karakteristik tingkat volatilitas yang tinggi, selain itu investor juga belum sepenuhnya mampu mengakses semua informasi yang tersedia sehingga berpotensi menimbulkan kesalahan penentuan harga. Sesuai dengan Alali dan Foote (2012), karakteristik pasar modal tersebut dapat memberikan dampak pada besaran relevansi nilai. Lebih lanjut lagi di Indonesia penelitian mengenai relevansi nilai informasi akuntansi secara umum masih menggunakan model regresi harga saham. Untuk itu peneliti tertarik untuk meneliti apakah terjadi divergensi harga saham sehingga mempengaruhi penilaian relevansi nilai informasi akuntansi. Sampel yang akan digunakan pada penelitian ini adalah perusahaan-perusahaan di Indonesia yang terlisting di Bursa Efek Indoneisa periode 2007-2011. 5 1.2 Rumusan Masalah Perumusan masalah yang disajikan dalam penelitian ini dibuat dalam bentuk pertanyaan peneliti, yaitu. 1. Apakah harga saham tidak tepat untuk merefleksikan relevansi nilai informasi akuntansi dengan studi kasus pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2007-2011 ? 2. Apakah divergensi harga saham dari nilai fundamental meningkat dari waktu ke waktu dengan studi kasus perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2007-2011 ? 1.3 Tujuan Penelitian Penelitian ini memiliki dua tujuan, yaitu. 1. Tujuan yang pertama adalah untuk menguji secara empiris apakah harga saham tidak tepat merefleksikan relevansi nilai informasi akuntansi pada studi kasus perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. 2. Tujuan yang kedua adalah untuk menguji secara empiris apakah divergensi harga saham dari nilai fundamental meningkat dari waktu ke waktu dengan studi kasus perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. 6 1.4 Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan akan memberikan informasi yang dapat digunakan oleh berbagai pihak. Manfaat penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi baik secara teoritis maupun praktis, diantaranya sebagai berikut. 1. Dalam bidang akademik, penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi untuk menambah bukti empiris pada penelitian-penelitian di bidang keuangan mengenai relevansi nilai laporan keuangan. 2. Bagi investor penelitian ini dapat digunakan untuk membantu dalam pengambilan keputusan investasi yang mereka lakukan karena mereka dapat melakukan penilaian relevansi nilai informasi akuntansi dengan lebih baik. 3. Penelitian ini dapat dijadikan referensi bagi penelitian-penelitian selanjutnya. 1.5 Sistematika Penulisan Penelitian ini akan menggunakan sistematika penulisan sebagai berikut. BAB I : Pendahuluan Bab pertama berisi latar belakang, masalah, tujuan penelitian, dan sistematika penulisan. BAB II : Kajian Teori dan Pengembangan Hipotesis Bab kedua membahas mengenai landasan teori yang relevan dengan topik penelitian, rerangka konseptual, 7 serta pengembangan hipotesis yang akan diuji dalam penelitian ini. BAB III : Metode Penelitian Bab ketiga berisi metoda penelitian yang digunakan selama penelitian berlangsung. Dalam bab metode penelitian ini dijelaskan lebih mendalam mengenai jenis penelitian, definisi operasional, populasi, sampel, jenis dan sumber data, metode pengumpulan data, serta metode analisis data. BAB IV : Analisis Data dan Pembahasan Bab keempat menjelaskan mengenai analisis dan hasil penelitian yang telah dilakukan. BAB V : Penutup Bab kelima menjelaskan mengenai rangkuman, diskusi, keterbatasan penelitian, saran bagi penelitian selanjutnya dan kesimpulan penelitian. 8