BAB V KESIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Penelitian ini mendukung hipotesis hubungan kinerja perusahaan yang diukur berdasarkan kinerja akuntansi (ROA) dengan kompensasi TMT. Namun, hasil penelitian ini tidak membuktikan hubungan kinerja pasar (return) dengan kompensasi TMT. Hasil pengujian empiris membuktikan semakin tinggi kinerja akuntansi yang dicapai maka manajer akan menerima kompensasi yang besar. Hasil penelitian konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Conyon dan He (2012). Kompensasi sebagai alat memotivasi kinerja perusahaan di masa depan terdukung hanya pada kinerja akuntansi (ROA), sedangkan kinerja pasar menunjukkan hasil yang sebaliknya. Semakin tinggi kompensasi yang diterima manajer akan semakin termotivasi untuk menghasilkan kinerja akuntansi di masa depan yang lebih baik. Kompensasi lebih banyak didasarkan pada kinerja akuntansi, sebaliknya kompensasi juga membawa dampak pada kinerja akuntansi di masa depan. Hal ini tidak berlaku pada kinerja pasar. Kinerja pasar tidak terpengaruh oleh kompensasi. Pengambilan keputusan RnD (risk taker) di perusahaan manufaktur Indonesia tidak terbukti memperkuat atau memperlemah hubungan kompensasi TMT dengan kinerja perusahaan di masa depan. Meskipun penyelarasan keuangan terjadi tetapi belum tentu diikuti dengan penyelarasan preferensi dan tindakan. 53 Pengujian tambahan juga membuktikan bahwa pemberian kompensasi mampu memotivasi manajer untuk peningkatan kinerja akuntansi di masa depan hanya pada kategori perusahaan good. Pengukuran kinerja menggunakan kinerja pasar untuk perusahaan great, good, dan poor menunjukkan bahwa kompensasi tidak memotivasi manajer untuk bekerja lebih baik. 5.2 Keterbatasan dan Saran Perusahaan di Indonesia khususnya perusahaan manufaktur tidak mengungkapkan kompensasi secara terperinci sesuai komponen-komponennya (gaji, tunjangan, dan bonus). Pengungkapan kompensasi berdasarkan komponenkomponennya dapat menjelaskan secara detail sesuai penelitian yang dilakukan oleh (Banker et al., 2013). Selain itu, keterbatasan data mengenai biaya RnD dan perbedaan antara data di database dan laporan keuangan menjadi tantangan peneliti untuk memeriksa kembali secara manual. Penelitian ini mempunyai keterbatasan dalam pengukuran kinerja berdasarkan kinerja akuntansi dan kinerja pasar. Peneliti hanya menguji dengan menggunakan satu proksi yaitu return untuk kinerja pasar dan ROA untuk kinerja akuntansi. Berbagai proksi pengukuran kinerja baik kinerja pasar maupun kinerja akuntansi perlu dipertimbangkan dalam penelitian selanjutnya. Penelitian selanjutnya juga perlu memilih proksi untuk pengukuran preferensi risiko yang sesuai untuk perusahaan manufaktur di Indonesia. Hasil penelitian mengenai hubungan kinerja pasar dengan kompensasi TMT dan hubungan kompensasi dengan kinerja pasar di masa depan 54 menunjukkan hasil yang tidak signifikan. Hal ini penting untuk dikaji lebih mendalam untuk mendapatkan penjelasan yang lebih komprehensif khususnya dalam hubungannya dengan kinerja pasar. 55