BAB 1 - Universitas Sumatera Utara

advertisement
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Dalam pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 tercantum secara jelas
cita-
cita bangsa Indonesia yang sekaligus merupakan tujuan nasional bangsa Indonesia.
Tujuan nasional tersebut ialah melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh
tumpah darah Indonesia dan memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan
kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan
kemerdekaan, perdamaian abadi serta keadilan sosial.
Untuk mencapai tujuan nasional tersebut diselenggarakanlah upaya pembangunan
yang berkesinambungan yang merupakan suatu rangkaian pembangunan yang
menyeluruh, terarah, dan terpadu termasuk diantaranya pembangunan kesehatan
(Undang-Undang Kesehatan, 2009).
Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur kesejahteraan yang
harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia sebagaimana dimaksud
dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945. Departemen
Kesehatan Republik Indonesia, memiliki rencana strategis yang ingin dicapai pada
tahun 2010-2014 yaitu :
1. Meningkatkan pemberdayaan masyarakat, swasta, dan masyarakat madani dalam
pembangunan kesehatan melalui kerjasama nasional dan global.
2. Meningkatkan pelayanan kesehatan yang merata, bermutu, dan berkeadilan, serta
berbasis bukti dengan pengutamaan pada upaya promotif dan preventif.
3. Meningkatkan pembiayaan pembangunan kesehatan, terutama untuk mewujudkan
jaminan sosial kesehatan nasional.
4. Meningkatkan pengembangan dan pendayagunaan SDM kesehatan yang merata
dan bermutu.
5. Meningkatkan ketersediaan, pemerataan, dan keterjangkauan obat dan alat
kesehatan serta menjamin keamanan, khasiat, kemanfaatan, dan mutu sediaan
farmasi, alat kesehatan dan makanan.
6. Meningkatkan manajemen kesehatan yang akuntabel, transparan, berdayaguna
dan
berhasilguna
untuk
memantapkan
desentralisasi
kesehatan
yang
bertanggungjawab (Departemen Kesehatan, 2010).
Universitas Sumatera Utara
Dari rencana strategis ke-5 yang ingin dicapai sebagaimana tersebut di atas maka
obat sebagai alat kesehatan dalam pemanfaatannya harus tepat, aman dan rasional
dengan kriteria : tepat indikasi, penderita, obat, dosis, cara dan interval waktu
pemberian, lama pemberian serta waspada terhadap efek samping obat dan
kontraindikasi. Kecermatan dalam pemberian obat sangat diperlukan dengan
meletakkan dasar pertimbangan pada azas manfaat dan resiko serta efek samping,
terapi optimal perlu diupayakan untuk menghindarkan pasien dari efek samping obat
dan lama pengobatan yang membuat biaya tinggi.
Obat pada dasarnya merupakan bahan yang hanya dengan takaran tertentu dan
dengan penggunaan yang tepat dapat dimanfaatkan untuk mendiagnosa, mencegah
penyakit, menyembuhkan atau memelihara kesehatan. Obat
ini digunakan
sebagaimana mestinya karena dapat menimbulkan efek negatif. Oleh karena itu
sebelum menggunakan obat, harus diketahui sifat dan cara pemakaian obat agar
penggunaan tepat dan aman.
Menurut Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1963 tentang Farmasi telah diatur
penggolongan obat sebagai berikut :
1. Narkotika (Daftar O = Opiat, Obat Bius)
2. Psikotropika (OKT = Obat Keras Tertentu)
3. Obat Keras (Daftar G = Gevaarlij, Berbahaya)
4. Obat Bebas Terbatas (Daftar W = Waarschuwing, Waspada)
5. Obat Bebas (OTC = Other of the counter drugs)
Selain itu, pada Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.725a/1989
telah diatur adanya golongan obat yang hanya dapat diperoleh dari resep dokter (Obat
G) dan ada obat yang diperoleh tanpa resep dokter (Obat Bebas dan Obat Bebas
Terbatas) (Priyanto, 2008).
Obat Bebas dapat diperoleh dari Toko Obat, Pedagang Eceran Obat Berizin yang
dipimpin oleh Asisten Apoteker dan dari Apotek. Obat Bebas tersebut dalam kemasan
asli dari pabrik dengan disertai tanda lingkaran hijau sebagai tanda Obat Bebas dan
disertai brosur yang berisi nama obat, nama dari isi zat berkhasiat, indikasi, dosis atau
aturan memakainya, nomor batch dan nomor register, nama pabrik dan alamatnya,
dan cara penyimpanannya.
Obat Bebas Terbatas dapat diperoleh tanpa resep dari Pedagang Eceran Obat
Berizin yang dipimpin oleh Asisten Apoteker dan Apotek, dalam bungkus asli dari
Universitas Sumatera Utara
pabrik dengan disertai tanda lingkaran berwarna biru sebagai tanda Obat Bebas
Terbatas, di samping itu ada tanda peringatan dari P. No. 1 – P. No. 6 sesuai dengan
SK Menkes No. 6355/Dirjen/SK/69 tanggal 5 November 1975, dan harus ditandai
dengan etiket-etiket atau brosur yang menyebutkan :
a. Nama obat yang bersangkutan
b. Daftar bahan berkhasiat serta jumlahnya yang digunakan
c. Nomor batch dan tanggal kadarluarsa, nomor register
d. Nama dan alamat produsen
e. Petunjuk kegunaan (indikasi) dan cara pemakaian dan peringatan,
pencegahan (kontraindikasi) yang dipandang perlu (Anief, 2008).
Di Indonesia belum terdapat data epidemiologi mengenai Obat Bebas dan Obat
Bebas Terbatas termasuk juga di Medan belum mempunyai data mengenai Obat
Bebas dan Obat Bebas Terbatas yang beredar di masyarakat.
Berdasarkan uraian tersebut di atas, maka penulis tertarik untuk menggali lebih
lanjut dengan melakukan penelitian dengan judul “Gambaran Pengetahuan Ibu-Ibu di
Posyandu Kelurahan Polonia Kecamatan Medan Polonia Kota Medan tentang
Penggunaan Obat Bebas dan Obat Bebas Terbatas”.
1.2. Rumusan Masalah
Bertitik tolak dari uraian latar belakang yang telah dikemukakan tersebut diatas,
maka rumusan permasalahan yang akan dibahas dalam Karya Tulis Ilmiah ini adalah
Bagaimana gambaran pengetahuan Ibu-Ibu di Posyandu Kelurahan Polonia tentang
Obat Bebas dan Obat Bebas Terbatas?
1.3. Tujuan Penelitian
1.3.1. Tujuan Umum
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran pengetahuan
Ibu-Ibu di Posyandu Kelurahan Polonia tentang penggunaan Obat Bebas dan Obat
Bebas Terbatas.
1.3.2. Tujuan Khusus
Yang menjadi tujuan khusus dalam penelitian ini adalah :
Universitas Sumatera Utara
1. Untuk mengetahui gambaran pengetahuan Ibu-Ibu tentang pengertian Obat
Bebas dan Obat Bebas Terbatas
2. Untuk mengetahui gambaran pengetahuan Ibu-Ibu tentang manfaat Obat
Bebas dan Obat Bebas Terbatas
3. Untuk mengetahui gambaran pengetahuan Ibu-Ibu tentang penggunaan Obat
Bebas dan Obat Bebas Terbatas
4. Untuk mengetahui gambaran pengetahuan Ibu-Ibu tentang ciri dan tanda
Obat Bebas dan Obat Bebas Terbatas
5. Untuk mengetahui gambaran pengetahuan Ibu-Ibu tentang obat yang dibeli
tanpa resep dokter
6. Untuk mengetahui gambaran pengetahuan Ibu-Ibu tentang hal-hal yang
diperhatikan dalam kemasan obat
1.4. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat untuk :
1. Sebagai bahan masukan bagi masyarakat terutama Ibu-Ibu agar lebih berhatihati dalam memberikan atau menggunakan obat.
2. Sebagai bahan masukan bagi masyarakat terutama Ibu-Ibu untuk mengetahui
penandaan (simbol) tentang penggunaan Obat Bebas dan Obat Bebas Terbatas.
3. Sebagai masukan kepada Instansi Pemerintah khususnya Badan POM, Dinas
Kesehatan, dan lain-lain dalam pengawasan, perizinan dan sebagai bahan
untuk memberikan penyuluhan serta edukasi pada Ibu-Ibu tentang simbol
Obat Bebas dan Obat Bebas Terbatas.
4. Sebagai bahan masukan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan
peneliti dalam bidang penelitian.
5. Sebagai bahan yang dapat dipergunakan sebagai data dasar untuk penelitian
selanjutnya.
Universitas Sumatera Utara
Download