usulan penelitian s1

advertisement
BAB VI
PENUTUP
6.1
KESIMPULAN
Dari keseluruhan proses yang dijalankan pada penelitian ini mulai dari tahap
analisis kondisi awal sampai analisis data, kesimpulan yang dapat diambil dari
penelitian ini adalah sebagai berikut :
1.
Pada beberapa titik di daerah penelitian masih ditemukan area yang belum
mendapatkan sinyal yang cukup untuk dapat tersambung ke hotspot UGMHotspot.
2.
Titik yang memiliki kinerja jaringan kurang baik pada lantai 1 antara lain :
a. Daerah dekat toilet di barat daya gedung memanjang sepanjang koridor
jurusan Fisika
b. Sebelah barat mushola, di belakang tembok
c. Di dalam perpustakaan sebelah timur
3.
Sementara itu lokasi dengan jaringan yang kurang memadai pada lantai 2 antara
lain :
a. Dekat ruangan S2.08 memanjang ke arah timur hingga S2.00 dan ke arah utara
hingga U2.06.
b. Sebelah selatan ruang M2.09 hingga M2.12.
c. Di sebelah timur laboratorium SKJ.
4.
Jumlah AP UGM-Hotspot yang terpasang di kampus FMIPA UGM sebanyak
sembilan AP, di mana satu dalam kondisi nonaktif dan dua dalam kondisi mati.
5.
Area yang mengalami kekurangan sinyal tersebut dapat dijangkau dengan
penambahan AP baru atau menghidupkan kembali AP yang sedang dalam keadaan
mati.
6.
Jarak, RSS (received signal strength), dan link quality memiliki korelasi antara
satu dengan yang lain. Jarak berbanding terbalik dengan RSS dan link quality
133
134
dengan hubungan korelasi sedang, sedangkan RSS dan link quality berbanding
lurus dengan korelasi yang sangat kuat.
7.
Jarak, RSS, dan link quality memiliki korelasi dengan throughput TCP, UDP 64
byte, dan UDP 1450 byte. RSS dan link quality berbanding lurus terhadap
throughput dengan korelasi sedang. Sementara itu jarak berbanding lurus terhadap
throughput dengan korelasi sedang.
8.
Nilai estimasi throughput memiliki korelasi dengan nilai jarak, RSS, dan link
quality pada tingkat korelasi sedang. Sementara itu nilai estimasi bandwidth tidak
memiliki korelasi dengan nilai link quality dan RSS di mana tingkat signifikansi >
5%. Nilai estimasi bandwidth memiliki korelasi dengan jarak dengan korelasi 0,178 yang berarti hubungan korelasi yang ada bernilai sangat rendah.
9.
Nilai estimasi throughput memiliki korelasi dengan nilai throughput TCP, UDP
64 byte, dan UDP 1450 byte sebenarnya dengan hubungan korelasi yang sangat
kuat. Sementara itu nilai estimasi bandwidth tidak memiliki korelasi dengan
throughput UDP 64 byte dan UDP 1450 tetapi memiliki korelasi yang sangat
rendah dengan throughput TCP.
10. Dari poin 9 dan 10, dapat disimpulkan bahwa nilai estimasi bandwidth yang
diperlihatkan oleh perangkat lunak bawaan Linux masih belum akurat dan tidak
dapat mencerminkan nilai sebenarnya seperti pada estimasi throughput.
11. Jitter dan latency memiliki korelasi dengan jarak pada tingkat signifikansi 1% dan
memiliki korelasi dengan RSS serta link quality pada tingkat signifikansi 5%.
Adapun tingkat korelasi antara jarak dengan jitter dan latency (0,261 dan 0,248)
lebih tinggi dari RSS dan link quality terhadap jitter dan latency (-0,172, -0,174, 0,178, dan -0,185), tetapi seluruh korelasi tersebut masih dikategorikan sebagai
korelasi rendah.
12. Packet loss tidak memiliki korelasi dengan jarak, link quality, dan RSS. Hal ini
dikarenakan terdapat pemilihan MCS untuk bandwidth pada jaringan IEEE 802.11
untuk mencegah adanya packet loss dengan memilih bandwidth terendah pada
daerah dengan kekuatan sinyal yang rendah, begitu juga sebaliknya.
135
13. Log(jarak) memiliki korelasi terhadap throughput, RSS, dan link quality yang
lebih tinggi dibandingkan korelasi jarak terhadap throughput. Hal ini diketahui
melalui persamaan untuk mencari path loss di mana variabel bebas yang
digunakan adalah logaritma dari jarak.
14. Jarak memiliki korelasi yang lebih tinggi terhadap jitter dan latency dibandingkan
dengan log(jarak) terhadap jitter dan latency. Hal ini dikarenakan latency
bergantung pada waktu pengiriman paket yang berbanding lurus dengan jarak.
15. Analisis regresi linear sederhana digunakan untuk prediksi nilai variabel terikat
(RSS dan QoS) apabila dilakukan variasi pada variabel bebas (jarak dan log(jarak).
Hal ini digunakan untuk mengetahui penempatan access point yang optimal.
16. Persamaan regresi antara log(jarak) dengan RSS adalah 𝑅𝑆𝑆 = −50,196 −
21,869 log(π‘—π‘Žπ‘Ÿπ‘Žπ‘˜).
17. Persamaan
regresi
antara
log(jarak)
dengan
throughput
TCP
adalah
π‘‘β„Žπ‘Ÿπ‘œπ‘’π‘”β„Žπ‘π‘’π‘‘π‘‡πΆπ‘ƒ = 18323,616 − 10197 log(π‘—π‘Žπ‘Ÿπ‘Žπ‘˜).
18. Persamaan regresi antara log(jarak) dengan throughput UDP 64 byte adalah
π‘‘β„Žπ‘Ÿπ‘œπ‘’π‘”β„Žπ‘π‘’π‘‘π‘ˆπ·π‘ƒ 64 𝑏𝑦𝑑𝑒 = 8981,164 − 5851,351log(π‘—π‘Žπ‘Ÿπ‘Žπ‘˜).
19. Persamaan regresi antara log(jarak) dengan throughput UDP 1450 byte adalah
π‘‘β„Žπ‘Ÿπ‘œπ‘’π‘”β„Žπ‘π‘’π‘‘π‘ˆπ·π‘ƒ 1450 𝑏𝑦𝑑𝑒 = 43212,864 − 27990,636log(π‘—π‘Žπ‘Ÿπ‘Žπ‘˜).
20. Persamaan regresi antara jarak dengan latency adalah π‘™π‘Žπ‘‘π‘’π‘›π‘π‘¦ = −1269,661 +
1019,214(π‘—π‘Žπ‘Ÿπ‘Žπ‘˜).
21. Persamaan regresi antara jarak dengan jitter adalah π‘—π‘–π‘‘π‘‘π‘’π‘Ÿ = 168,247 +
58,84(π‘—π‘Žπ‘Ÿπ‘Žπ‘˜).
22. Dengan menggunakan batasan RSS minimal pada setiap grid sebesar -80dBm,
didapatkan penempatan access point yang optimal dengan menggunakan tiga
access point pada setiap lantai, sehingga total adalah enam access point atau sama
dengan jumlah access point yang hidup pada kondisi saat ini. Adapun sinyal
minimum pada titik dengan sinyal terendah adalah -79,98 dBm. Pada lantai 1,
access point diletakkan pada titik (12, 28), (12, 8), dan (30, 18). Sementara itu pada
lantai 2, access point diletakkan pada titik (23, 28), (23, 8), dan (5, 18).
136
23. Pada penempatan access point tersebut, penggunaan channel yang tidak saling
overlap dapat dilakukan, yaitu dengan penggunaan channel 1, 6, dan 11 pada tiap
access point di tiap lantai. Pada lantai 1, di titik (30, 18) digunakan channel 1, titik
(12, 28) digunakan channel 6, dan titik (12, 8) digunakan channel 11. Sementara
itu pada lantai 2, di titik (23, 28) digunakan channel 11, titik (23, 8) digunakan
channel 6, dan titik (5, 18) digunakan channel 1.
24. Dengan menggunakan persamaan regresi untuk menghitung QoS, didapatkan
bahwa :
a.
Estimasi throughput TCP maksimum pada grid dengan sinyal tertinggi adalah
18.323,62 Kbps sedangkan throughput TCP minimum adalah 4.438,08 Kbps.
b.
Estimasi throughput UDP 64 byte maksimum adalah 8.981,16 Kbps
sedangkan throughput UDP 64 byte minimum adalah 1.013,22 Kbps.
c.
Estimasi throughput UDP 1450 byte maksimum adalah 43.212,86 Kbps
sedangkan throughput UDP 1450 byte minimum adalah 5.097,24 Kbps.
d.
Estimasi latency terkecil adalah -250,45 ms sedangkan latency terbesar adalah
22.172,26 ms. Nilai minus tersebut dikarenakan error yang diakibatkan jarak
tidak dapat menjelaskan seluruh aspek pada latency.
e.
Estimasi jitter terkecil adalah 227,09 ms sedangkan jitter terbesar adalah
1.521,57 ms.
f.
Estimasi packet loss tidak dilakukan karena tidak ada korelasi terhadap jarak,
RSS, dan link quality.
6.2
SARAN
Untuk pengembangan penelitian ini agar dapat dijadikan penelitian selanjutnya
dapat dilakukan beberapa hal di antaranya :
1.
Perancangan penempatan AP diprioritaskan pada daerah yang memiliki jumlah
pengguna aktif per hari paling banyak. Adapun daerah tersebut antara lain adalah
kelas, ruangan dosen, ruangan karyawan, ruang organisasi himpunan mahasiswa,
BEM, DPM, perpustakaan, dan daerah dekat pintu masuk.
137
2.
Penempatan AP lama masih berada pada letak yang belum optimal. Penempatan
AP dapat diubah letaknya sehingga jangkauan dari AP yang telah terpasang dapat
mencakup lebih banyak area dan kinerja jaringan yang diperoleh bisa lebih
optimal.
3.
Pada pengukuran untuk penelitian selanjutnya dapat dilakukan variasi pada
faktor lain yang berpengaruh pada kinerja jaringan Wi-Fi seperti jumlah
pengguna access point, tinggi perangkat receiver dan transmitter, posisi antena
(horizontal/vertikal), konfigurasi router yang digunakan, interferensi dari
perangkat tertentu, refleksi, cahaya matahari, kelembaban, dan jumlah antena
yang digunakan.
Download