‐ 26 ‐ BAB II KERANGKA TEORITIK A. Penelitian Terdahulu yang relevan Dalam penelitian ini, peneliti menampilkan dua penelitian yang relevan bagi judul yang kami teliti, yaitu: 1. Yan Arso Taufiq. Mahasiswa STIKOM Profesi Indonesia yang menyelesaikan skripsi pada tahun 2010 merupakan mahasiswa dari Jurusan Program Studi Ilmu Komunikasi yang melakukan riset tentang; “APLIKASI WORD OF MOUTH SEBAGAI SARANA KOMUNIKASI PEMASARAN DALAM MEMPUBLIKASIKAN PRODUK STARBIO PLUS (Studi Kasus: PT. Lembah Hijau Multifarm, Solo)” Penelitian ini bertujuan untuk melihat bagaimana aplikasi word of mouth diterapkan oleh PT. LHM dan mengamati ketepatan penggunaan aplikasi word of mouth. Obyek yang diteliti adalah aplikasi word of mouth sebagai sarana komunikasi pemasaran dalam mempublikasikan produk Starbio Plus. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif bersifat deskriptif. Dalam penelitian ditemukan bagaimana sajakah PT. LHM menerapkan teknik word of mouth dalam memasarkan dan mempublikasikan produk-produknya. ‐13‐ ‐ 27 ‐ Peneliti juga menemukan bagaimana PT. LHM melakukan teknik memancing word of mouth Terakhir9. Persamaan : peneliti terdahulu memakai metode kualitatif, dan memberikan kesimpulan peneliti juga menemukan bahwa aplikasi word of mouth sudah tepat didalam memasarkan produk-produk PT. LHM karena telah memberikan hasil-hasil yang sangat signifikan. Perbedaan : peneliti terdahulu memilih sarana komunikasi pemasaran dalam mempublikasikan produk Starbio Plus di PT. LHM sebagai obyek penelitian, adapun peneliti saat ini memilih Jam’iyyahSholawat al-Banjari Kun Fayakun di Sidoarjo sebagai obyek penelitian. 2. Nur Hidayati, Mahasiswi IAIN Sunan Ampel Surabaya yang menyelesaikan skripsi pada tahun 2010 merupakan mahasiswi dari Jurusan Manajemen Dakwah yang melakukan riset tentang; “STRATEGI PEMASARAN KERAJINAN ROTAN PADA CV. WAHYU ANUGERAH SEJATI DI GRESIK” Penelitian ini bertujuan untuk melihat bagaimana aplikasi straregi pemasaran rotan yang diterapkan oleh CV. Wahyu Anugerah Sejati Gresik dan mengamati ketepatan penggunaan aplikasi Pemasaran Rotan pada masyarakat. Obyek yang diteliti adalah aplikasi strategi pemasaran sebagai sarana pemasaran rotan / kerajinan tangan. 9 http://gadingmale.multiply.com/journal/item/182/Abstrak. penulis,Yan Arso Taufiq ‐ 28 ‐ Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif bersifat deskriptif. Dalam penelitian ini ditemukan strategi pemasaran dengan pada CV. Wahyu Anugerah Sejati Gresik memfokuskan strateginya melalui strategi bauran pemasaran untuk memasarkan dan mempublikasikan produkproduknya. Persamaan : peneliti terdahulu memakai metode kualitatif, dan memberikan kesimpulan peneliti juga menemukan bahwa aplikasi strategi pemasaran sudah tepat didalam memasarkan produkproduk CV. Wahyu Anugerah Sejati Gresik karena telah memberikan hasil-hasil yang sangat baik bagi konsumen. Perbedaan : peneliti terdahulu memilih sarana Strategi pemasaran dalam produk rotan CV. Wahyu Anugerah Sejati Gresik sebagai obyek penelitian, adapun peneliti saat ini memilih Jam’iyyahSholawat al-Banjari Kun Fayakun di Sidoarjo sebagai obyek penelitian. B. Jenis-Jenis Teori Pemasaran a) Word of Mouth adalah tindakan penyediaan informasi oleh konsumen kepada konsumen lain. Word of Mouth sendiri terbagi atas dua jenis, yaitu: 1) Organic Word of Mouth adalah Word of Mouth yang terjadi secara alami. Orang-orang yang merasa senang dan puas pada sebuah produk, memiliki hasrat alami untuk membagi ‐ 29 ‐ dukungan dan antusiasme mereka. Mereka inilah yang akan menjadi advokad bagi produk produk tersebut. Tapi, walau terjadi secara alami, bukan berarti kita hanya bisa pasrah dan menyerahkan semua pada pelanggan. 2) Amplified Word of Mouth adalah Word of Mouth yang terjadi by design oleh perusahaan. Word of Mouth jenis ini terjadi ketika pemasar / perusahaan melakukan kampanye yang dirancang untuk mendorong atau memperepat Word of Mouth pada konsumen. Sekarang peneliti ingin menjelaskan apa yang dimaksud dengan Word of Mouth Marketing, Menurut (Word of Mouth Marketing Association) yang merupakan badan resmi WOMM: Word of Mouth Marketing adalah kegiatan pemasaran yang dilakukan oleh sebuah merek agar konsumen membicarakan, mempromosikan, dan mau menjual merek kita kepada orang lain. Word of Mouth Marketing juga ada tingkatannya. Jadi, tidak hanya sampai pada tahap bahwa produk kita sudah dibicarakan orang. Jika sekedar dibicarakan, hasil yang kita dapatkan hanya “mouthshare.” Padahal, agar aktifitas WOMM bisa berdampak bagi bisnis, kita harus sampai pada level promotion, kita memenangkan “heartshare” mereka; dan jika sampai level selling, kita memenangkan “market-share”. ‐ 30 ‐ Sebelum sampai pada pembahasan tentang ketiga tingkatan WOMM tersebut di bab-bab selanjutnya, berikut pengantarnya. Banyak pemasar mengaku atau merasa sudah melakukan praktik WOMM. Namun, pada kenyataannya, apa yang mereka lakukan baru WOMM level 1, yaitu tentang talking. Dan talking disini maksudnya adalah berhasil membuat orang-orang membicarakan produk kita. Lalu, apa dampaknya bagi kita ? jawabannya masih sebatas kata “mungkin”. Mungkin banyak orang yang tepat (memiliki banyak teman dan memiliki pengaruh kuat terhadap teman-temannya) membicarakannya. Mungkin banyak orang yang jadi tertarik ingin membeliny, mungkin mereka membicarakan produk kita secara positif. Jadi, kesimpulannya adalah: mungkin. Apalah artinya? Apakah anda bisa membuat laporan pada bos anda dengan mengatakan, “mungkin, produk kita akan laku?” tentu tidak. Oke, tapi pertanyaannya, bagaimana cara untuk meningkatkan kemungkinan dampak positif itu bagi bisnis kita? menurut pengarang buku The Power of word of mouth menjelaskan bahwa ada tiga tahapan yang pertama, Talking. Kedua, Promoting. Ketiga, Selling. Membicarakan level yang pertama yakni talking ini, kita harus melakukannya dengan langkah-langkah jitu, yaitu menentukan talkers dan memberikan topics. Kita akan membahasnya lebih rinci pada bab berikutnya. Kedua, kita juga harus beranjak dari level talking ke level- ‐ 31 ‐ level berikutnya, yaitu, promoting dan selling. Sebab, kedua level itu, dampak bisnis positif yang nyata! level promoting di level ini, kita harus bisa memberdayakan para profitable talkers agar membicarakan produk kita secara positif. Dan, tidak berhenti sampai disitu saja, para talkers juga harus hanya bisa memperkuat sikap positif orang lain terhadap produk kita. Bagaimana caranya agar profitable talkers yang juga sudah kita bekali dengan cerita menarik mau melakukan promosi kepada teman atau keluarganya? Kita harus membekali mereka dengan alat-alat yang memungkinkan mereka untuk mentranfer pesan kepada orang lain. Dan yang ketiga membahas selling di level ini, harus lebih maju lagi. Para talkers yang kita miliki tidak hanya harus mempromosikan produk kita. Lebih dari itu, mereka juga harus mengusahakan terjadinya perubahan perilaku pada orang yang mereka ajak bicar. Konkritnya, mengupayakan terjadinya buying action atau switching action. Kedua perilaku inilah yang pada akhirnya harus jadi target kita dalam usaha WOMM kita10. Pemasaran dari mulut ke mulut (Word of Mouth) terjadi jika konsumen membicarakan tentang suatu produk, baik sisi negatif maupun positifnya. Perbandingan sisi negatif dan positifnya berbedabeda tergantung jenis usaha. 10 Sumardi, Marlin, Melina, 2011, Killed By The Power Of Word Of Mouth Marketing, Jakarta: PT.Gramedia Pustaka Utama, hal, 67‐74. ‐ 32 ‐ b) Pengertian Pemasaran Pada tahun 1985, American Marketing Association mengajukan definisi ini: “Pemasaran adalah proses perencanaan dan pelaksanaan konsepsi, penetapan harga, promosi, dan distribusi dari ide, barang, serta jasa untuk menciptakan pertukaran yang memuaskan tujuan-tujuan individu dan organisasi.”11 Sedangkan definisi lain, menyebutkan bahwa pemasaran adalah sebuah proses sosial dan manajerial yang dengannya individuindividu dan tim-Jam’iyyahmemperoleh apa yang mereka butuhkan dan mereka inginkan dengan menciptakan dan saling mempertukarkan produk-produk dan nilai satu sama lain. Tujuan pemasaran adalah untuk membuat penjualan berlebihan. Tujuannya adalah untuk mengetahui dan memahami pelanggan dengan sebaik-baiknya sehingga kita dapat menghasilkan produk dan jasa yang sesuai dan terjual dengan sendirinya. 12 Menurut W Stanton pemasaran adalah sistem keseluruhan dari kegiatan usaha yang ditujukan untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan dan mendistribusikan barang dan jasa yang dapat memuaskan kebutuhan pembeli maupun pembeli potensial.13 Dengan memahami kemudian menggambungkan barbagai pendapat diatas dapatlah ditarik kesimpulan bahwa pemasaran adalah : 11 Philp Kotler & Gary Armstrong, 1997, Prinsip-Prinsip Pemasaran, Erlangga, Jakarta, hal..24 Philp Kotler…..., hal. 3 13 http://ciku.typepad.com/blog/2009/12/definisi-pemasaran-dan-manajemen-pemasaran.html. Di akses 10-03-2011 12 ‐ 33 ‐ “Usaha yang terpadu untuk mengembangkan rencana strategi yang diarahkan pada usaha pemuasan kebutuhan dan keinginan pembeli, guna mendapatkan penjualan yang menghasilkan laba”. Jelaslah bahwa pemasaran mencakup berbagai kegiatan secara terpadu. Artinya, untuk memperoleh hasil yang maksimal meningkatnya penjualan dan akhirnya meningkatnya laba segala kegiatan dilakukan bersama-sama, saling berhubungan dan saling mempertimbangkan satu sama lain. 14 1) Pengertian Manajemen Pemasaran Manajemen pemasaran adalah sebagai analisa, perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian atas programprogram yang dirancang untuk menciptakan, membangun dan menjaga pertukaran yang menguntungkan dengan pembeli sasaran untuk mencapai tujuan-tujuan organisasional.15 Menurut Kotler manajemen pemasaran adalah penganalisaan, perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan program-program yang bertujuan menimbulkan pertukaran dengan pasar yang dituju dengan maksud untuk mencapai tujuan pemasaran. 14 15 Marwan Asri, 1991, Marketing, UPP-AMP YKPN, Yogyakarta, hal. 15 Philp Kotler & Gary Armstrong, 1997, Prinsip-Prinsip Pemasaran, Erlangga, Jakarta, hal. 10 ‐ 34 ‐ Manajemen pemasaran dirumuskan sebagai suatu proses manajemen perencanaan, yang pelaksanaan, meliputi dan penganalisaan, pengawasan kegiatan pemasaran yang dilakukan oleh perusahaan. Kegiatan ini bertujuan menimbulkan pertukaran yang diinginkan, baik yang menyangkut barang dan jasa, atau benda-benda lain yang dapat memenuhi kebutuhan psikologis, sosial, dan kebudayaan. Proses pertukaran dapat ditimbulkan baik oleh penjual, maupun pembeli yang menguntungkan kedua belah pihak. Penentuan produk, harga, promosi dan tempat untuk mencapai tanggapan yang efektif disesuaikan dengan sikap dari perilaku konsumen, dan sebaliknya sikap dan perilaku konsumen dipengaruhi sedemikian rupa sehingga menjadi sesuai dengan produk-produk perusahaan16. 2) Pengertian Strategi Pemasaran Strategi pemasaran adalah logika pemasaran yang dengannya unit usaha berharap dapat mencapai tujuan pemasarannya. Strategi pemasaran adalah pengambilan keputusan-keputusan tentang biaya pemasaran, bauran pemasaran, alokasi pemasaran dalam hubungan dengan keadaan 16 lingkungan yang diharapkan dan Basu Swastha Dharmmesta dan T. Hani Handoko, 2000, Manajemen Pemasaran, BPFE‐ Yogyakarta, Yogyakarta, Hal. 4‐5 kondisi ‐ 35 ‐ persaingan. Dalam strategi pemasaran, ada tiga faktor utama yang menyebabkan terjadinya perubahan strategi dalam pemasaran yaitu : Daur hidup produk, posisi persaingan dipasar, dan situasi ekonomi.17 Strategi pemasaran mengandung dua faktor yang terpisah tetapi berhubungan dengan erat yakni: a. Target market, yaitu suatu individu konsumen yang homogen, yang merupakan sasaran perusahaan. b. Marketing Mix, yaitu variabel-variabel pemasaran yang dapat dikontrol, yang akan dikombinasikan oleh perusahaan untuk memperoleh hasil yang maksimal. Kedua faktor ini berhubungan erat. Target market merupakan suatu sasaran yang akan dituju, sedangkan marketing mix merupakan alat untuk menuju sasaran tersebut.18 Strategi pemasaran dapat dipandang sebagai salah satu dasar dari suatu perencanaan, karena dengan suatu perencanaan perusahaan mampu menentukan tujuan atau arah kemana perusahaan itu akan melangkah. Tidak jarang 17 http://ciku.typepad.com/blog/2009/12/definisi‐pemasaran‐dan‐manajemen‐pemasaran.html. Di akses tgl 10‐03‐2011 18 Marwan Asri, 1991, Marketing, UPP‐AMP YKPN, Yogyakarta, Hal. 30 ‐ 36 ‐ terjadi, baik dan buruknya rencana menunjukkan baik buruknya perusahaan dan manejemennya. 3) Konsep Pemasaran Konsep Pemasaran ialah konsep yang merupakan bisnis yang muncul belakangan. tenaga pemasaran yang kuat promosi yang gencar dan produk yang secara teknis bermutu, ternyata tidak menjamin keberhasilan perusahaaan dalam jangka panjang. Hal ini mungkin disebabkan terutama oleh perubahan kondisi persaingan dan tuntutan konsumen. Dalam kondisi persaingan yang semakin ketat, konsumen memiliki berbagai alternatif untuk memenuhi kebutuhan yang sejenis. Oleh sebab itu konsumen akan memilih produk yang dianggap mampu memberikan nilai kepuasan tertinggi. Konsep pemasaran memiliki beberapa filosofi : a. Fokus pasar. Penerapan filosofi ini menuntun (atau mengharuskan) para pemasar menentukan secara jelas pasar sasaran yang di tuju. b. Orientasi dan kepuasan konsumen. Para pemasar harus bisa menempatkan diri seolaholah dirinya adalah konsumen, bukan produsen. Dengan meempatkan diri sebagai konsumen, ‐ 37 ‐ pemasar akan berada pada posisi yang lebih baik untuk memahami kebutuhan dan keinginan konsumen akan produk tertentu. c. Pemasaran yang terkoordinasi pemasaran harus terkoordinasi diantara semua bagian dalam perusahaan. Sebagai contoh, jika manajemen memutuskan pemberian diskon untuk produkproduk tertentu, semua staf pemasaran harus diberitahu. Dengan disebarkannya informasi kebijakan tersebut memungkinkan diambilnya tindakan yang seragam, dari kasir, pramuniaga sampai dengan supervisor dibawah manajemen. d. Orientasi laba, salah satu tujuan jangka pendek perusahan adalah mendapatkan tingkat keuntungan tertentu. Memulai keuntungan yang diperoleh perusahaan mungkin memiliki dana untuk mengembangkan perusahaan. Dengan demikian tujuan pemasaran adalah bukan sekedar untuk meningkatkan volume penjualan melainkan lebih ditujukan untuk mendapatkan tingkat keuntungan yang layak19. 19 Gugup Kismono, 2008, Bisnis Pengantar,Yogyakarta:BPFE-Yogyakarta, hal,298-299 ‐ 38 ‐ a. Direct mail merupakan suatu teknik komunikasi yang mengalami pertumbuhan sangat pesat sejak abad 18. Karena bagi sebagian besar pelaku pasar, direct mail merupakan teknik komunikasi yang paling mudah di ukur ketimbang teknik-teknik lainnya. Dengan menggunakan teknik ini relative lebih mudah untuk membuat suatu sistem catatan total biaya pengiriman dari bagian tertentu pasar sasaran. Pemasaran langsung (direct marketing) dapat menjangkau seluruh audiens dengan baik, tergantung bagaimana teknik penyampaiannya.. dalam hal ini, berbagai komentar yang diperhatikan. berhubungan Selain pemasaran dengan iklan langsung perlu metode penyampaian lainnya adalah direct mail. Kecenderungan sifat konsumen yang ada di pasar sangat beragam. Kita mengelompokkan audiens tersebut berdasarkann usia, jenis kelamin, letak geografis, gaya hidup, perilaku, riwayat pembelian, serta berbagai faktor lainnya. Kita dapat mengggunakan direct mail untuk semua tipe audiens. Namun, satu hal yang perlu di ingat adalah kecenderungan kalangan bisnis kerap tidak memberikan data secara detail atau tidak melakukan up-dated atas daftar konsumen potensial. ‐ 39 ‐ Bagaimanapun, semakin besar audiens dan semakin luas jangkauannya akan semakin sulit untuk mencapai efektivitas biaya direct mail. Namun, ini hanya berlaku untuk merek-merek tertentu. Direct mail mudah dan cepat mendapat respon. Kalaupun ada kemungkinan keterlambatan respon, itu sangat kecil. Dengan direct mail kita dapat memperbaiki penjualan serta dapat memenuhi pesanan dalam waktu yang sangat singkat. Namun, untuk menguatkan teknik ini, kita harus benar-benar memperhatikan perkembangan dan waktu produksi. Jika waktu sebagai esensinya, maka iklan hitam putih pada pers nasional dan surat kabar barangkali lebih tepat karena dapat diubah dalam waktu satu atau dua hari. Sementara kampanye direct mail memerlukan waktu20. b. Pemasaran database pada dasarnya merupakan suatu perluasan dari, kegiatan direct mail secara sederhana pemasaran database mencakup pengumpulan semua kontak perusahaan dan menyusunnya menjadi suatu data base yang berisikan semua informasi yang kita perlukan mengenai setiap pelanggan atau calon pelanggan. Jam’iyyah alBanjariKun Fayakun Sidoarjo menggunakan database sebagai media informasi kepada peminat nada sholawat 20 Tom brannam, 2005,Integrated Marketing Communications, Jakarta:PPM. hal.115 ‐ 40 ‐ yang bertujuan untuk memberikan secara keseluruhan baitbait nada sholawat yang dilantunkan. c. Relationship Marketing pada tahap ini berarti jaminan bahwa merek kita akan terus memenuhi apa yang di harapkan oleh konsumen jadi disini kita melihat terjadinya respositioning musiman. Pada tahap praktis menjalin hubungan jadi menemukan cara loyalitas pelanggan terhadap merek dan produk dan jasa kita dari sinilah timbulnya relationship marketing dan banyak sekema loyalitas lainnya yang kita kenal sekarang. relationship marketing bagi Jam’iyyah al-BanjariKun Fayakun Sidoarjo merupakan suatu keharusan untuk mempertahankan merek dalam hal ini “Kun Fayakun” dengan memberikan syair maupun nada sholawat yang selalu bervariasi disetiap saat21. Dalam Buku lain pemasaran juga bisa di katakan sebagai media Periklanan, Periklanan adalah sebagai sebuah pengiriman pesan melalui suatu media yang dibayar sendiri oleh pemasang iklan22. Dalam buku lain dijelaskan iklan adalah bagian dari bauran promosi (promotion mix) bauran promosi adalah bagian dari bauran pemasaran (marketing mix). Secara sederhana iklan didevinisikan sebagai pesan 21 22 Tom brannam, 2005,Integrated Marketing Communications, Jakarta:PPM,hal,51‐56 Tom brannam, …………………hal.51 ‐ 41 ‐ yang menawarkan suatu produk yang ditujukan kepada masyarakat lewat suatu media23. Dan hal ini juga ada dampaknya yang ada dua, yaitu: a. Kekuatan Iklan mampu mengatasi pesan dan proporsisi paling kompleks sekalipun. Didalam buku strategi promosi pemasaran iklan merupakan alat-alat promosi yang paling tepat dipakai untuk membangun suatu program penjualan yang efektif24 . b. Kelemahan Teknik periklanan sering kali mengalami kesulitan memberikan bukti kontribusinya secara kongkrit. Kelemahan terbesar dalam periklanan khususnya word of mouth berasal dari sifat manusia itu sendiri, kita kerap menganggap diri kita sedang dijual. 3. Jam’iyyah adalah kelompok / group. 4. Sholawat adalah lantunan syair, lagu, pujian-pujian yang di lantunkan kepada nabi Muhammad dan para sahabat-sahabatnya. 5. Al-Banjari adalah bagian dari alat musik rebana yang terbuat dari bahan kayu dan kulit kambing yang di bentuk seperti mangkok dan dilengkapi lempengan besi kuningan untuk bisa mengeluarkan 23 24 Renald Kasali,1995, Manajemen Periklanan, Jakarta:Pustaka Utama Grafiti, hal.9 A. Hasyimi Ali, 2004, Strategi Promosi Pemasaran,Jakarta:Rineka Cipta,hal.5 ‐ 42 ‐ suara musik yang indah.yang umumnya berdiameter 31 cm. umumnya masyarakat mengenal dengan sebutan terbang alBanjari. 6. Kun Fayakun Adalah Identitas sebagian nama Jam’iyyah Sholawat al-Banjari yang berada di kota Sidoarjo. Kun fayakun ini dikatakan Al-Banjari Kun Fayakun karena menggunakan musik tradisional yang umumnya orang mengatakan “terbang Banjari” Jam’iyyah ini menggunakan kata-kata Kun Fayakun karena di samping unik juga sebagai Sabda Illahi. Yang di ambil dari surat yasin. 7. Sidoarjo adalah kota / tempat dimana Jam’iyyah ini bernaung. Dan mengembangkan potensinya.