BAB V SIMPULAN, KETERBATASAN DAN PROSPEK STUDY 5.1 SIMPULAN Evaluasi atas sukses implementasi ERP oleh suatu unit usaha tergantung berbagai faktor. Telah banyak studi sebelumnya yang mengkaji faktor yang mendukung kesuksesan adopsi ERP tersebut. Studi tentang implementasi ERP tersebut sangat menarik dilakukan karena menyangkut pembiayaan yang sangat besar dan oleh karenanya implementasi ERP biasanya dilakukan dengan membentuk sebuah proyek. Sementara di sisi lain menurut studi tersebut kemungkinan kegagalan proyek ERP sangat besar. Kegagalan ini meliputi penghentian proyek dan juga menyangkut faktor ketidakmampuan unit usaha pelaku adopsi ERP untuk memperoleh keunggulan ERP seperti yang diharapkan semula sebelum implementasi. ERP menjanjikan banyak manfaat bila berhasil diimplementasikan, namun diperlukan alasan dan persiapan yang matang untuk keberhasilan tersebut. Para pelaku aktif proyek implementasi ERP meliputi top management, pihak internal, team implementasi, vendor ERP, dan konsultan ERP. Diperlukan usaha keras yang terintegrasi dari semua pihak tersebut (stake holder) untuk dapat sukses mengimplementasi ERP. Studi ini dilakukan untuk menganalisis faktor yang mengindikasikan kesuksesan implementasi ERP dengan mengambil obyek penelitian pada sebuah kasus adopsi ERP di beberapa perusahaan dalam sebuah kelompok (group) usaha. Model penelitian diambil dari penelitian yang pernah dilakukan sebelumnya oleh Swanson dan Wang (2003). Menurut model ini, kesuksesan implemetasi ERP tergantung dari adanya alasan adopsi 38 (know-why) dan tingkat pengetahuan (know-how) implementasi yang dimiliki oleh para pelaku implementasi ERP. Hasil studi ini mendukung hipotesis pada model penelitian sebelumnya oleh Swanson dan Wang (2003) menyangkut beberapa hal sebagai berikut: 1. Alasan adopsi (know-why) menentukan kesuksesan implementasi ERP. Indikator pada hipotesis ini adalah: para pelaku implementasi sadar dan berkeinginan untuk mengimplentasikan ERP dengan harapan mendapatkan fasilitas untuk berkomunikasi antar departemen secara integral dengan menggunakan ERP tersebut. (indikator : ftc) ada keinginan dengan implementasi ERP akan dapat menyediakan suatu sarana (bridge) aplikasi antar software yang selama ini telah digunakan. (indikator : bap) Implementasi ERP pada dasarnya mengikuti keinginan external authority dalam hal : (1) menjalankan perintah atau instruksi dari manajemen yang percaya bahwa ERP telah direkomendasikan oleh vendor dan atau konsultan. (indikator : rec), dan (2) menjalankan keinginan dari manajemen untuk menjadikan ERP sebagai bisnis outsource bagi salah satu perusahaan dalam group usaha. (indikator : tou). 2. Alasan adopsi (know-why) menentukan pengetahuan implementasi (know-how) yang selanjutnya berpengaruh pada kesuksesan implementasi ERP. Pengetahuan implementasi yang menjadi indikator kesuksesan adalah: para stake holder percaya bahwa ERP yang akan diimplementasikan telah dimaintained oleh vendor. (indikator : mai) para user menyadari bahwa training sangat diperlukan dan akan diberikan untuk dapat menggunakan / mengoperasikan ERP. (indikator : tra) 39 kesadaran bahwa implementasi ERP memerlukan customization untuk menyesuaikan dengan proses bisnis di dalam lingkungan usaha masing-masing perusahaan. (indikator : cus) 3. Hasil penelitian ini tidak mendukung hipotesis penelitian sebelumnya oleh Swanson dan Wang (2003) dalam hal: pengetahuan implementasi tidak mendukung sukses implementasi. Hal ini mengindikasikan bahwa ERP walaupun telah dimaintained oleh vendor, training akan diberikan, dan kesadaran akan adanya penyesuaian bukanlah faktor utam pendukung sukses implementasi. Definisi „sukses implementasi“ dalam penelitian ini sesungguhnya tidak dapat diobservasi dari indikasi bahwa (1) semua user senang dengan implementasi ERP (indikator : wha), (2) Implementasi berhasil dimplementasikan sesuai dengan rencana semula, (indikator : apl), dan (3) Implementasi secara keseluruhan telah sukses. (indikator : wsu) Hal ini menegaskan kajian kebenaran teoritis yang telah ada, bahwa pengertian „sukses“ implementasi sangat beragam, tergantung oleh banyak variable, dan tidak dapat disederhanakan hanya dengan 3 (tiga) indikator di atas. Secara faktual yang terjadi adalah bahwa semua perusahaan, kecuali Dea, berhasil go-live menggunakan SAP R/3 dengan variasi jumlah modul yang digunakannya. 5.2 KETERBATASAN DAN PROSPEK STUDI Penelitian ini mempunyai keterbatasan yang paling mendasar adalah pada metode pengumpulan data. Sumber utama data penelitian ini diperoleh dari jawaban questionnaire yang diajukan kepada active user list ERP di beberapa perusahaan dalam group. Semua 40 user diperlakukan setara tanpa penggolongan pengetahuannya tentang ERP dan proses implementasinya. Demikian pula, semua user dianggap sama tahu tentang alasan perusahaan ketika akan menerapkan ERP. Cara tersebut sangat menyederhanakan prosedur pengumpulan data dan mempengaruhi kualitas data yang didapat. Akibat cara ini penulis mendapati data yang didapatkan tidak memenuhi normalitas multivariate ketika akan mulai digunakan untuk analisis dalam penelitian ini. Idealnya, studi semacam ini harus dilakukan secara bertahap kelompok demi kelompok user dari berbagai jenis usaha sehingga konsistensi jawaban pada pertanyaan questionnaire bisa didapatkan dan oleh karenanya syarat normalitas data untuk analisis SEM dapat dipenuhi. Selama proses analisis data, penulis menghadapi kendala dengan tidak dipenuhinya beberapa syarat minimal nilai uji statistik, namun analisis data tetap dilanjutkan untuk mendapatkan konfirmasi faktor-faktor yang mengindikasikan sukses implementasi. Contohnya adalah penggambaran latent variable ”succes” yang tidak memenuhi uji validitas dan reliabilitas serta memiliki loading factor yang tidak signifikan pada indikator wha dan bahkan negatif pada 2 (dua) indikator lainnya (apl dan wsu). Mengingat bahwa pada kenyataannya ERP (SAP R/3) telah berhasil go-live di beberapa anak perusahaan, maka analisis model persamaan struktural dengan loading factor yang tidak memuaskan tersebut dilanjutkan hanya untuk mendapatkan konfirmasi indikator dari construct yang lain dalam menggambarkan kesuksesan implementasi ERP tersebut. Penelitian yang akan dilakukan setelah ini harus dapat mengeliminasi hal ini dengan memperbanyak indikator (minimal 5 buah) pada setiap construct. 41