SIARAN PERS Untuk Penerbitan Segera PETANI TEMBAKAU ASIA MENYERUKAN PEMERINTAH TOLAK USULAN BADAN KESEHATAN DUNIA YANG MELARANG BAHAN KANDUNGAN TEMBAKAU Jakarta, Indonesia, 22 Juni 2010 – Perwakilan dari lebih 4 juta petani tembakau dari berbagai negara Asia menyerukan pemerintah untuk menolak rekomendasi yang diajukan oleh Badan Kesehatan Dunia (WHO) yang melarang penggunaan bahan kandungan tembakau. Perwakilan petani tembakau tersebut menandatangani deklarasi sesaat sebelum penutupan Forum Tembakau Asia yang diselenggarakan oleh International Tobacco Growers’ Association (ITGA) dan Aliansi Masyarakat Tembakau Indonesia (AMTI) di Jakarta, Indonesia. Pertemuan yang berlangsung selama dua hari ini dihadiri oleh petani-petani dari India, Indonesia, Korea, Malaysia, Filipina, dan Thailand. “Kami mendesak Pemerintah untuk menolak usulan yang melarang penggunaan bahan kandungan tembakau serta untuk mencari alternatif yang dapat memenuhi tujuan kesehatan publik sekaligus dapat melindungi jutaan lahan kerja yang tergantung pada pertanian tembakau,” ujar Roger Quarles, Presiden ITGA. Deklarasi tersebut merumuskan 12 rekomendasi, diantaranya penolakan petani atas larangan terhadap bahan kandungan tembakau serta seruan kepada pemerintah untuk menentang usulan yang ada saat ini dan melakukan pendekatan yang lebih berimbang terhadap pengendalian tembakau. Seluruh peserta juga mendesak Pemerintah negara-negara Asia untuk bekerjasama dengan pemerintah di kawasan lain guna melakukan semua upaya yang terbaik dalam melindungi sektor pertanian tembakau serta dalam meningkatkan transparansi dan konsultasi terkait Konvensi Kerangka Kerja Pengendalian Tembakau (Framework Convention on Tobacco Control, FCTC) WHO. “Sektor pertanian tembakau telah tidak diikutsertakan dalam diskusi dan dikucilkan oleh usulan larangan ini. Diskriminasi ini tidak dapat dibenarkan karena akan menghancurkan penghidupan petani tembakau dan keluarga mereka. Sebagian dari masyarakat petani ini merupakan kelompok termiskin di negaranya masing-masing. Namun, tidak ada tanaman lain yang dapat memberikan keuntungan ekonomi, sama bagi masyarakat ini, ujar Soedaryanto, Ketua Umum AMTI. Petani di kawasan Asia ini berencana untuk mempresentasikan rekomendasi yang disepakati dalam Forum kepada kepada kementerian terkait seperti pertanian, keuangan, perdagangan dan kesehatan di negaranya masing-masing. #### Tentang Proposal WHO FCTC merupakan perjanjian pertama yang dinegosiasikan di bawah naungan WHO. Pasal 9 dari FCTC bertujuan untuk mengatur kandungan produk tembakau, seperti pengujian dan pengukuran bahan dan produk tembakau dan emisinya. Pasal 10 dari FCTC bertujuan untuk mengatur pengungkapan kandungan produk tembakau, seperti pengungkapan isi dan emisi dari produk tembakau. Sebuah kelompok kerja telah dibentuk untuk merumuskan rincian pedoman dari Pasal 9 & 10 tersebut bagi negara-negara untuk menerapkannya dalam sebuah peraturan nasional. Versi terakhir dari rancangan pedoman Pasal 9 & 10 mengusulkan pelarangan penggunaan bahan kandungan dalam produk tembakau. Rencananya penandatangan FCTC akan bertemu untuk membahas dan memberikan suaranya terhadap rancangan usulan pedoman Pasal 9 & 10 dalam pertemuan Konferensi Kelompok Kerja (Conference of Parties) 4 di Uruguay pada bulan November 2010. Tentang Kandungan Tembakau Rokok racikan tradisional, salah satu dari dua jenis utama rokok, dibuat dari campuran tembakau Burley, Virginia dan Oriental yang ditambahkan dengan bahan kandungan untuk membantu peracikan tembakau tersebut. Bila penggunaan bahan kandungan dilarang oleh pemerintah, rokok racikan tradisional secara efektif akan dilarang pula, sehingga menghambat pasar tembakau. Pasar rokok racikan tradisional hampir separuh dari pasar rokok di seluruh dunia. Forum Tembakau Asia Diselenggarakan oleh ITGA dan AMTI, Forum Asia Tembakau yang pertama kali diadakan ini dihadiri oleh para petani tembakau dari India, Indonesia, Korea, Malaysia dan Thailand. Lebih dari 50 juta lapangan pekerjaan di negara-negara ini terhubung dengan industri tembakau, seperti petani, peritel, pemasok industri, dan pabrikan, menghasilkan pajak tembakau sebesar US$16 juta di tahun 2009. Tentang AMTI: AMTI adalah organisasi independen yang pendiriannya dideklarasikan pada 25 Januari 2010 oleh FSP RTMM-SPSI (Federasi Serikat Pekerja Rokok, Tembakau, Makanan dan Minuman SPSI), APTI (Asosiasi Petani Tembakau Indonesia), APCI (Asosiasi Petani Cengkeh Indonesia), Gaprindo (Gabungan Produsen Rokok Putih Indonesia), HKTI (Himpunan Kerukunan Tani Indonesia), Pemuda Tani Indonesia-HKTI, dan PT HM Sampoerna Tbk. Tujuan utama AMTI adalah sebagai forum bagi petani tembakau dan petani cengkeh, serta pekerja, konsumen, pengecer, asosiasi, dan pengusaha pabrikan tembakau untuk melestarikan industri tembakau yang berkualitas di Indonesia. Untuk informasi lebih lengkap, silahkan mengunjungi www.amti.or.id Tentang ITGA: ITGA adalah organisasi nirlaba yang didirikan sejak tahun 1984 untuk mengangkat kepentingan jutaan petani tembakau kepada dunia. ITGA berupaya untuk menyatukan suara bersama, baik secara internasional maupun nasional, untuk mengamankan pasar tembakau secara jangka panjang. Untuk informasi lebih lengkap, silahkan mengunjungi www.tobaccoleaf.org Untuk pertanyaan lebih lanjut, silakan hubungi: AMTI ITGA Ai Putri [email protected] press@corporate political.com telp. +62 21 7919 8571 telp. +1 202 534-1640 mobile +62 0813 1518 3447