RANCANG BANGUN TRAVELATOR HEMAT ENERGI BERBASIS

advertisement
RANCANG BANGUN TRAVELATOR HEMAT ENERGI BERBASIS
MIKROKONTROLER AT89S51
Ma’mun Fauzi, ST.1, Dr. Hamzah Afandi, ST., MT.2, Erma Triawati Ch., ST., MT.3
Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Gunadarma
Jl. Margonda Raya No. 100 Depok 16424
1
e-mail: [email protected], [email protected],
3
[email protected]
ABSTRAKSI
Rangkaian travelator hemat energi berbasis mikrokontroler AT89S51 ini merupakan suatu alat
yang berfungsi untuk mengangkut manusia atau barang dari satu tempat ke tempat yang lain
dengan kemiringan sekitar 45 derajat dikendalikan secara otomatis. Tujuannya yaitu
mengembangkan travelator yang sudah ada dengan cara otomatisasi pergerakan travelator
tersebut berdasarkan pergerakan manusia atau adanya barang yang dibuat ke dalam sebuah
prototype travelator hemat energi. Adapun alat ini terdiri dari beberapa blok rangkaian.
Diantaranya yaitu rangkaian catu daya dengan keluaran 5V, rangkaian sensor inframerah dan
rangkaian switch sebagai masukan, rangkaian pengontrol dengan menggunakan AT89S51 dan
rangkaian motor DC sebagai keluaran. Kondisi alat ini ketika switch berada pada posisi bawah
ke atas, maka ketika sensor bawah mendeteksi adanya gerakan dari manusia/barang, motor
bergerak naik (berlawanan arah jarum jam), motor akan terus bergerak sampai ketika sensor
atas mendeteksi adanya gerakan dari manusia/barang, selama motor bergerak dan jika sensor
bawah mendeteksi adanya gerakan dari manusia/barang maka motor akan terus bergerak
sampai manusia/barang yang paling terakhir yang melewati sensor bawah telah melewati sensor
atas. Begitu juga sebaliknya.
Tanggal Pembuatan: 06 September 2011
PENDAHULUAN
Travelator (dapat disebut sebagai
moving walkway (British), moving sidewalk
(American), eskalator horisontal, walkalator,
autowalk dan movator) [1] merupakan
sebuah mekanisme conveyor yang bergerak
secara perlahan atau lambat yang berfungsi
mengangkut manusia dari satu tempat ke
tempat lain, baik dipasang secara bidang
horisontal maupun miring. Travelator sering
dipasang secara berpasangan, yakni satu
untuk setiap arahnya.
Pada kenyataannya sebuah travelator
tidak selalu digunakan untuk mengangkut
manusia saja melainkan barang juga seperti
pada kebanyakan pusat perbelanjaan di
berbagai tempat ataupun di bandara. Dan
juga pemasangan travelator tidak selalu
dipasang secara berpasangan.
1.
Penggunaan travelator sama halnya
dengan eskalator yaitu untuk mempermudah
dalam perpindahan posisi dari satu tempat
ke tempat yang lain. Tetapi travelator ini
mempunyai bentuk yang berbeda dengan
eskalator yakni jika travelator mempunyai
permukaan yang lurus pada pijakan kakinya
sehingga sebuah troly dapat diangkut
sedangkan eskalator merupakan tangga yang
berjalan jadi hanya manusia saja yang dapat
diangkut.
Pemasangan travelator sekarang pada
pusat
perbelanjaan ataupun bandara
menggunakan sumber listrik yang begitu
besar yang bersumber dari PLN. Berhubung
listrik merupakan kebutuhan primer bagi
setiap manusia perlu dilakukan suatu
perbuatan yang bijak agar sumber listrik
tersebut dapat digunakan se-hemat dan se-
efisien mungkin supaya listrik tersebut tetap
dapat dirasakan secara menyeluruh dan
dalam waktu yang lama. Perbuatan yang
bijak tentu dapat kita lakukan dari segi
apapun.
Dalam
penelitian
ini,
menitikberatkan pada konsumsi listrik pada
travelator yang sudah ada.
Oleh karena itu, travelator biasa yang
sudah ada dirasa kurang efisien, sebab
travelator tetap bekerja walaupun travelator
tersebut tidak digunakan. Jika hal ini
dibiarkan secara terus menerus maka
sangatlah kurang efisien dan tentu saja boros
energi.
Dari permasalahan diatas maka dibuat
simulasi travelator hemat energi berbasis
mikrokontroler
AT89S51
dalam
pengontrolnya. Penggunaan mikrokontroler
dikarenakan tersedianya mikroprosesor, I/O
pendukung, memori dalam satu chip IC [2].
Dan juga karena konsumsi daya rendah serta
murah dan mudah di dapat dipasaran.
Pemilihan
mikrokontroler
AT89S51
dikarenakan
populernya
jenis
mikrokontroler ini dan juga karena
keistimewaan dari segi perangkat keras [3].
Dalam makalah ini dibahas mengenai
perancangan sebuah travelator hemat energi
dua arah berupa otomatisasi pergerakan
berdasarkan
pergerakan
travelatornya
manusia atau adanya barang dan tentu saja
berimbas pada biaya menjadi murah dalam
hal maintenance-nya. Kinerja travelator
secara garis besar digambarkan dengan blok
diagram sebagai berikut.
Gambar 1.1 Blok Diagram Travelator
Hemat Energi Berbasis Mikrokontroler
AT89S51
2. LANDASAN TEORI
2.1 Light Emitter Diode (LED)
Inframerah [4]
LED inframerah adalah dioda yang
dapat memancarkan cahaya dengan panjang
gelombang lebih panjang dari cahaya yang
dapat dilihat, tetapi lebih pendek dari
gelombang radio apabila LED inframerah
tersebut dialiri arus. Intensitas cahaya yang
dikeluarkan
oleh
LED
inframerah
tergantung arus yang mengalir pada LED
inframerah tersebut.
Semakin besar arus yang melalui LED
inframerah maka intensitas cahaya yang
dikeluarkan akan semakin besar, dan
semakin kecil arus yang melalui LED
inframerah tersebut maka akan semakin
kecil pula intensitas cahaya yang
dikeluarkan.
2.2 Photodioda [4]
Photodioda adalah sebuah dioda
semikonduktor yang berfungsi sebagai
sensor cahaya. Photodioda memiliki
hambatan yang sangat tinggi ketika dibias
mundur. Hambatan ini akan berkurang
ketika photodioda disinari cahaya dengan
panjang gelombang yang tepat. Karena itu,
pada bias mundur, photodioda dapat
detektor
dengan
digunakan
sebagai
memonitoring
arus
yang
mengalir
melaluinya.
2.3 Saklar [5]
Saklar adalah sebuah perangkat yang
digunakan untuk memutuskan jaringan
listrik, atau untuk menghubungkannya. Jadi
saklar
pada
dasarnya
adalah
alat
penyambung atau pemutus aliran listrik.
Selain untuk jaringan listrik arus kuat, saklar
berbentuk kecil juga dipakai untuk alat
komponen elektronika arus lemah. Secara
sederhana, saklar terdiri dari dua bilah
logam yang menempel pada suatu
rangkaian, dan bisa terhubung atau terpisah
sesuai dengan keadaan sambung (on) atau
putus (off) dalam rangkaian itu. Material
kontak sambungan umumnya dipilih agar
supaya tahan terhadap korosi. Kalau logam
yang dipakai terbuat dari bahan oksida
biasa, maka saklar akan sering tidak bekerja.
Untuk mengurangi efek korosi ini, paling
tidak logam kontaknya harus disepuh
dengan logam anti korosi dan anti karat.
Pada dasarnya saklar tombol bisa
diaplikasikan untuk sensor mekanik, karena
alat ini bisa dipakai pada mikrokontroler
untuk pengaturan rangkaian pengontrolan.
2.4 Mikrokontroler AT89S51 [4]
Mikrokontroler AT89S51 merupakan
salah satu jenis mikrokontroler CMOS 8 bit
yang memiliki performa yang tinggi dengan
disipasi daya yang rendah, cocok dengan
produk MCS-51. Kemudian memiliki sistem
pemograman kembali flash memori 4 Kbyte
dengan daya tahan 1000 kali write/erase.
Disamping itu terdapat RAM Internal
dengan kapasitas 128 x 8 bit. Dan frekuensi
pengoperasian
hingga
24
MHz.
Mikrokontroler ini juga memiliki 32 port
I/O yang terbagi menjadi 4 buah port dengan
8 jalur I/O, kemudian terdapat pula Sebuah
port serial dengan kontrol serial full duplex,
dua timer/counter 16 bit dan sebuah osilator
internal dan rangkaian pewaktu.
Mikrokontroler ini memiliki 40
konfigurasi pin. Fungsi dari tiap – tiap
dapat dikelompokkan menjadi
sumber
tegangan, kristal, kontrol, dan inputoutput.
2.5 Motor DC [10]
Motor DC terdiri dari beberapa jenis
yakni:
a. Motor DC Brush
Motor DC brush adalah motor DC sikat,
motor DC ini seperti motor DC yang
digunakan pada mainan anak-anak yaitu
tamiya, pemutar tape yang menggunakan
motor DC dll. Sikat ini terdapat didalam
motor DC itu sendiri yang berfungsi untuk
memutar bagian rotor. Motor DC sikat ini
tidak bertahan lama disebabkan sering
pemakaian.
b. Motor DC Brushless
Motor DC brushless adalah motor DC
tanpa sikat, motor DC ini pada umumnya
mempunyai 3 kabel atau lebih dan 3 kabel
ini dihubungkan ke rangkaian DC converter
sebagai drivernya. Prinsip untuk memutar
motor DC brushless hampir sama dengan
motor AC 3 fasa. Motor DC brushless ini
selalu disertai dengan drivernya seperti
motor DC vexta.
c.
Motor DC Stepper
Motor DC stepper adalah motor DC
yang mempunyai jumlah kutub magnet yang
banyak. Motor DC stepper ini memiliki torsi
yang rendah dan membutuhkan arus yang
besar. Motor DC jenis ini bisa disebut motor
digital atau bisa disebut dengan motor yang
memiliki kepresisian yang akurat.
2.6 Rasio Roda Gigi (Gear) dan Gearbox
Rasio gear (roda gigi) adalah hubungan
antara jumlah gigi pada dua roda gigi yang
dihubungkan atau dua sprocket terhubung
dengan rantai rol, atau keliling dua katrol
yang dihubungkan dengan sabuk [11].
Sedangkan gearbox adalah sebuah
sistem tertutup dari roda gigi (gear) yang
mentransmisikan energi mekanik dari
penggerak utama ke perangkat output.
Gearbox juga dapat mengubah kecepatan,
arah, atau torsi energi mekanik [12].
PERANCANGAN ALAT
Dalam perancangan travelator ini terdiri
dari beberapa blok rangkaian yang memiliki
fungsi dan cara kerjanya masing – masing.
Setiap blok rangkaian memiliki fungsi yang
berbeda namun saling berinteraksi untuk
dapat bekerja dengan baik.
3.
3.1 Rangkaian Catu Daya
Catu daya sangat diperlukan dalam
perancangan alat ini, karena tanpa catu daya
alat ini tidak dapat bekerja. Jenis rangkaian
catu daya gelombang penuh (fullwave) ini
dengan
mengunakan
trafo
simetris.
Tegangan DC yang dihasilkan +5V (untuk
mikrokontroler, motor driver, sensor
inframerah dan motor DC).
3.2 Rangkaian Sensor Inframerah
Pada perancangan alat ini sensor yang
digunakan adalah dioda yang peka terhadap
sinar terutama sinar inframerah atau yang
biasa disebut dengan photodioda. Led
inframerah berfungsi sebagai pemancar
cahaya inframerah dan photodioda sebagai
penerima. Apabila sinar yang dipancarkan
oleh led inframerah mengenai photodioda
maka photodioda akan mengalir arus reverse
yang tergantung pada suhu dan intensitas
cahaya
inframerah
yang
mengenai
photodioda. Semakin dekat jarak antara led
inframerah terhadap photodioda, maka
intensitas cahaya inframerah yang diterima
akan semakin besar dan arus reverse yang
dihasilkan semakin besar.
3.4 Rangkaian Mikrokontroler
Mikrokontroler sebagai pengontrol
utama dari keseluruhan rangkaian, dimana
sebagai
pengontrol
digunakan
IC
mikrokontroler AT89S51. Pada perancangan
alat ini digunakakan port 0 (P0), port 2 (P2)
dan port 3 (P3).
3.5 Rangkaian Motor DC
Keluaran pada alat ini adalah
pergerakan motor DC yang akan
menggerakan travelator.
Motor DC
membutuhkan suatu driver yang akan
mengatur pergerakan motor DC tersebut.
Pada alat ini digunakan driver motor jenis
L298 yang mampu menerima 2 masukan
dan 2 keluaran. Keluaran dari port 2.0 dan
2.1 pada mikrokontroler terhubung ke IN1
dan IN2 pada driver dan dari OUT1 dan
OUT2 pada driver terhubung ke masingmasing port motor DC.
Untuk membuat
motor tersebut
bergerak maka diberikan data high (1) pada
masing-masing keluaran mikrokontroler
yaitu pada port 2.0 dan 2.1. Berikut ini
adalah data yang diberikan untuk
menggerakkan motor DC seperti pada tabel
3.1.
3.3 Switch
Pada perancangan alat ini digunakan
switch yang berfungsi untuk menentukan
arah pergerakan motor DC.
Tabel 3.1 Masukan Untuk Menggerakkan Motor DC
Keterangan
Port 2.0 Port 2.1
0
0
Motor berhenti
0
1
Motor bergerak searah jarum jam
0
Motor bergerak berlawanan arah jarum jam
1
1
1
Motor berhenti
3.6 Pengetesan
Prototype
Travelator
Hemat
Energi
Berbasis
Mikrokontroler
AT89S51
Menggunakan Simulasi Multisim
v10.1
Didalam makalah ini dilakukan
pengetesan alat menggunakan simulasi.
Tujuannya adalah untuk meminimalisir
kesalahan dalam pengerjaan alat. Dalam hal
ini digunakan software Multisim v10.1.
Untuk melakukan pengetesan simulasi ini,
maka terlebih dahulu kita merancang dari
rangkaian didalam software tersebut.
Setelah
dirancang
rangkaiannya
selanjutnya kita men-simulasikan rangkaian
tersebut agar dapat diketahui apakah sebuah
prototype travelator ini dapat berjalan
dengan baik atau tidak. Berikut merupakan
gambar dari perancangan tersebut dalam
salah satu kondisi yang diuji.
Gambar 3.1 Pengujian Travelator Menggunakan Simulasi
4.
ANALISA DAN PEMBAHASAN
Uji coba prototype travelator hemat
energi berbasis mikrokontroler AT89S51 ini
dengan tujuan untuk mengetahui apakah alat
ini berfungsi atau tidak.
4.1 Rangkaian Catu Daya
Sistem kerja keseluruhan dari alat ini
menggunakan catu daya dengan tegangan
+5V. Tegangan +5V dibutuhkan untuk
tegangan masukkan sensor inframerah,
mikrokontroler AT89S51 dan sebagai
sumber tegangan untuk mengaktifkan motor
DC. Tabel 4.1 merupakan hasil dari
pengujian catu daya.
Tabel 4.1 Hasil Pengujian Catu Daya
Pengambilan Titik A Titik B Titik C
data ke(V)
(V)
(V)
1
13.05
16.94
5.02
2
13.03
16.93
5.01
3
13.03
16.93
5.01
4
13.04
16.93
5.01
5
13.03
16.93
5.01
Rata-rata
13.04
16.92
5.01
4.2 Rangkaian Sensor Inframerah
Pengambilan data sensor dilakukan
dengan mengubah posisi jarak deteksi
sensor yaitu dengan mengubah jarak dari
gerakan (dengan menggunakan objek warna
putih sesuai dengan datasheet). Pengujian
sensor ini ditujukan untuk mengetahui
berapa jauhnya jarak jangkauan sensor
apakah sensor tersebut masih aktif atau
tidak.
Jarak sensor inframerah adalah 5-25 cm
sesuai datasheet. Sensor hanya dapat
mendeteksi adanya gerakkan sampai jarak
±10 cm, disebabkan pada saat pengambilan
data menggunakan tangan (warna coklat)
sebagai media untuk menggerakkan sensor
akan
inframerah.
Sedangkan sensor
mendeteksi adanya gerakkan sampai jarak
30 cm jika media berwarna putih karena
warna putih dapat memantulkan cahaya
dengan sempurna.
4.3 Rangkaian Motor DC
Motor DC yang digunakan dalam
pembuatan alat ini adalah jenis motor DC
brushed aktif high, dimana untuk
mengaktifkan tiap – tiap koilnya diberikan
tegangan sebesar +5V. Tegangan sebesar
+5V ini dihasilkan dari catu daya dan
pergerakannya diatur dengan program dari
keluaran pengendali mikrokontroler yaitu
pada port 2.0 dan port 2.1.
4.4 Pengambilan Data Beban Travelator
Pengambilan data beban digunakan
untuk mengetahui seberapa besar beban
yang dapat diangkut oleh sebuah prototype
travelator hemat energi ini. Pengambilan
data dimulai dengan beban yang ringan
sampai beban dimana travelator tersebut
tidak dapat membawa beban. Pengambilan
data beban dilakukan menggunakan dua
kondisi yakni ketika travelator bergerak
naik dan turun. Pada tabel 4.2 dan 4.3
merupakan hasil dari data beban travelator.
Tabel 4.2 Hasil Pengambilan Data
Beban Travelator Ketika Bergerak Naik
Berat Beban (gram)
Waktu Tempuh (detik)
14.17
28.35
56.70
250
500
38.7
40.8
41.5
47.6
NN
Tabel 4.3 Hasil Pengambilan Data
Beban Travelator Ketika Bergerak Turun
Berat Beban (gram)
Waktu Tempuh (detik)
14.17
28.35
56.70
250
500
36.8
38.1
39.3
45.7
NN
Dari data diatas beban maksimal yang
dapat diangkut oleh travelator adalah
sebesar 250 gram. Ketika beban mencapai
500 gram motor tidak dapat mengangkut
beban tersebut. Penggunaan berat beban
dimulai dari 0.5 ons (14.17 gram), 1 ons
(28.35 gram), 2 ons (56.70 gram), 0.25 Kg
(250 gram) dan 0.5 Kg (500 gram). Menurut
[18] 1 ons setara 28.35 gram.
4.5 Pengambilan Data Otomatisasi
Travelator
Pengambilan data ini dilakukan untuk
mengetahui berapa lama waktu yang
dibutuhkan travelator bergerak ketika
diberikan 3 beban dengan selang waktu
antar beban selama 10 detik. Pengambilan
data ini menggunakan beban dengan berat
25 gram. Tabel 4.4 dan 4.5 merupakan hasil
pengambilan data otomatisasi travelator.
Tabel 4.4 Hasil Pengambilan Data
Otomatisasi Travelator Ketika Bergerak
Naik
Data
Waktu Tempuh (detik)
Beban ke-1
Delay
Beban ke-2
Delay
Beban ke-3
Total Waktu
40.3
10
41.7
10
43.3
2:25.3
Dari tabel 4.4 diatas, kondisi pertama
dari prototype travelator ini bekerja dengan
cara ketika sensor inframerah bawah
mendeteksi gerakan dari beban yang
pertama, travelator bergerak naik, selang
waktu 10 detik, sensor inframerah bawah
mendeteksi gerakan dari beban yang ke-2
dan travelator tetap bergerak naik, selang
waktu 10 detik berikutnya, sensor
inframerah bawah mendeteksi dari beban
yang ke-3 dan travelator tetap bergerak
naik. Ketika sensor inframerah atas
mendeteksi gerakan dari beban ke-1 dan ke2, travelator tetap bergerak naik sampai
ketika sensor inframerah atas mendeteksi
gerakan dari beban yang ke-3 baru
travelator berhenti bergerak.
Tabel 4.5 Hasil Pengambilan Data
Otomatisasi Travelator Ketika Bergerak
Turun
Data
Waktu Tempuh (detik)
Beban ke-1
Delay
Beban ke-2
Delay
Beban ke-3
Total Waktu
38.7
10
40.1
10
41.9
2:10.7
Dari tabel 4.5 diatas, kondisi kedua
prototype travelator ini bekerja dengan cara
ketika sensor inframerah atas mendeteksi
gerakan dari beban yang pertama, travelator
bergerak turun, selang waktu 10 detik,
sensor inframerah atas mendeteksi gerakan
dari beban yang ke-2 dan travelator tetap
bergerak turun, selang waktu 10 detik
berikutnya,
sensor
inframerah
atas
mendeteksi dari beban yang ke-3 dan
travelator tetap bergerak turun. Ketika
sensor inframerah bawah mendeteksi
gerakan dari beban ke-1 dan ke-2, travelator
tetap bergerak turun sampai ketika sensor
inframerah bawah mendeteksi gerakan dari
beban yang ke-3 baru travelator berhenti
bergerak. Singkat kata, prototype travelator
pada kondisi pertama akan berhenti bergerak
pada saat beban ke-3 yang menyentuh
sensor inframerah atas. Begitu juga untuk
kondisi kedua.
5. PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari
perancangan rangkaian travelator hemat
energi berbasis mikrokontroler AT89S51
adalah perancangan alat yang sudah
terealisasi dari hasil simulasi sudah
mendekati pada kondisi yang diharapkan.
Prototype travelator ini pada kondisi naik
akan berhenti bergerak pada saat beban ke-3
yang menyentuh sensor inframerah atas.
Begitu juga untuk kondisi kedua, akan
berhenti bergerak pada saat beban ke-3 yang
menyentuh sensor inframerah bawah. Sensor
inframerah pada alat ini dapat mendeteksi
adanya gerakan sampai jarak 10 cm. Daya
yang dihasilkan pada alat ini sesuai
perhitungan sebesar 4.53 W dan beban yang
dapat dibawa alat ini sebesar 250 gram.
Penggunaan tegangan untuk menggerakan
motor DC dari hasil pengambilan data
sebesar 3.04 V.
5.2 Saran
Agar travelator dapat mengangkut
beban yang lebih besar maka pada alat
tersebut dapat menggunakan motor DC yang
mempunyai spesifikasi yang lebih besar atau
menggunakan gearbox yang mempunyai
rasio lebih rendah.
DAFTAR PUSTAKA
URL:
[1]
http://en.wikipedia.org/wiki/Moving_walkw
ay (30/03/2011).
[2]
URL: http://www.tokoelektronika.com/tutorial/uc2.html
(30/03/2011).
[3]
URL:
http://manzfaluty05.blog.uns.ac.id/m
ikrokontroler-at89s51/ (31/03/2011).
A. Rizal Nugraha, Tugas Akhir:
[4]
“Rancang Bangun Lampu Sinyal dan
Pemindah Jalur Otomatis Pada
Perjalanan Kereta Api Satu Sepur
Menggunakan
Mikrokontroler
AT89S51”, Jurusan Teknik Elektro,
Fakultas
Teknologi
Industri,
Universitas Gunadarma, 2009.
URL:
[5]
http://id.wikipedia.org/wiki/Sakelar
(11/06/2011).
Sugiarto, Tugas Akhir: ”Robot
[6]
Pengikut
Garis
Berbasis
Mikrokontroler AT89S51 (Line
Follower Robot)”, Jurusan Teknik
Elektro, Fakultas Teknologi Industri,
Universitas Gunadarma, 2009.
Nurdiana,
Tugas
Akhir:
[7]
“Perancangan
Simulasi
Sistem
Barang
Konveyor
Pengepakan
Tercacah Berbasis PLC”, Jurusan
Teknik Elektro, Fakultas Teknologi
Industri, Universitas Gunadarma,
2007.
[8]
URL:
http://staff.ui.ac.id/internal/04060301
9/material/DCMotorPaperandQA.pdf
(11/06/2011).
URL:
[9]
http://triatmono.wordpress.com/2007
/07/09/pilih-mana-torsi-vs-power/
(09/07/2011).
[10] URL:
http://zulfikarartha.blogspot.com/201
0/11/motor-dc-dan-servo.html
(11/06/2011).
[11] URL:
http://en.wikipedia.org/wiki/Gear_ratio
(08/07/2011).
[12] URL:
http://www.toolingu.com/definition560120-25178-gearbox.html
(08/07/2011).
[13] URL:
http://www.sap.or.id/Menghitung_K
onsumsi_Daya_Penguat_Kelas_B_A
B.html (21/08/2011).
[14] URL:
http://www.google.co.id/url?sa=t&so
urce=web&cd=9&ved=0CEsQFjAI
&url=http%3A%2F%2Fwww.undiks
ha.ac.id%2Felearning%2Fstaff%2Fdsnmateri%2F
4%2F2240.pdf&rct=j&q=menentukan%20b
esar%20sebuah%20kapasitor%20pad
a%20catudaya&ei=OJtQTsq_MMf
MrQeIx9msAg&usg=AFQjCNF775f
OqzPCLX3Me3h0ywL1PY2W2w&s
ig2=BxuumugwNcGjoTzBHVpSA&cad=rj
a (21/08/2011).
[15] URL:
http://en.wikipedia.org/wiki/NI_Mult
isim (10/07/2011).
[16] URL:
http://www.musbikhin.com/electroni
cs-workbench-ewb (10/07/2011).
[17] URL:
http://www.pololu.com/catalog/prod
uct/118/specs#note1 (10/07/2011).
[18] URL: http://www.mailarchive.com/[email protected]/msg0213
3.html (13/07/2011).
Download