I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Bawang daun

advertisement
I. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Bawang daun merupakan salah satu jenis sayuran yang tergolong ke dalam jenis
sayuran daun yang banyak digunakan untuk campuran masakan dan mengandung gizi
yang dibutuhkan oleh tubuh. Selain itu sayuran memiliki peranan tersendiri dalam
pembangunan nasional pada sub sektor pertanian sehingga jika kebutuhan sayuran tidak
tercukupi maka akan berpengaruh pada kesejahteraan kehidupan masyarakat dan akan
berdampak pada perekonomian negara. Oleh karena itu, pemerintah membuat lembagalembaga khusus yang menangani masalah pangan dan hortikultura di antaranya lembaga
penelitian, perbankan, koperasi, lembaga penyuluhan dan lembaga pemasaran lainnya.
Lembaga pemasaran menghubungkan para petani di sentra produksi dan sentra
konsumsi untuk memberikan nilai guna bagi produk dalam sistem pemasaran. Menurut
Kumat (1995) bahwa lembaga pemasaran yang berperan dalam memasarkan komoditas
pertanian hortikultura dapat mencakup petani, pedagang pengumpul, pedagang perantara
dan pedagang pengecer. Kelembagaan pemasaran lainnya yang berperan dalam
pemasaran komoditas hortikultura adalah pasar tradisional, modern, dan pasar industri.
Kelembagaan yang terlibat dalam pemasaran seringkali terdapat perbedaan baik
itu antar komoditas maupun antar daerah. Namun secara umum mereka yang terlibat
dalam pemasaran adalah pedagang pengumpul, para penyalur/pedagang antar pulau,
pedagang besar yang beroperasi di pusat-pusat pasar dan akhirnya para pengecer di
daerah konsumsi itu sendiri yang berhadapan langsung dengan para konsumen. Dalam
hal pemasaran komoditas hortikultura, seringkali dijumpai masih ditempatkannya
pedagang pengumpul desa sebagai tujuan utama dalam pemasaran hasil. Hanya sebagian
kecil petani yang langsung menjual hasil panennya ke pedagang besar. Dalam hal tujuan
pemasaran ini, tampaknya orientasi dalam penjualan hasil lebih mengarah pada
kelembagaan pemasaran yang paling dekat dan mudah dijangkau petani.
Pondok pesantren merupakan salah satu lembaga mandiri yang mengakar di
masyarakat dan merupakan lembaga pendidikan Islam yang sudah sejak lama membina
hubungan yang baik dan akrab dengan masyarakat di sekitar mereka. Pondok pesantren,
1
didukung dengan sumber daya manusia yang banyak dari mulai para santri dan
masyarakat sekitar dan didukung juga dengan sumber daya alam dengan berupa lahan
yang cukup luas dan strategis untuk pertanian. Sebagaimana pada umumnya di pedesaan
lainnya di Indonesia, sebagian besar penduduk di wilayah sekitar pondok pesantren
mempunyai pekerjaan di sektor pertanian baik sebagai petani maupun buruh tani.
(Purbatin, 2002).
Pondok pesantren dapat dikembangkan menjadi sebuah pusat informasi dan
pendidikan pengembangan agribisnis, dan sebagai sebuah lembaga keuangan untuk
melayani masyarakat disekitarnya. Ada tiga elemen dalam mengembangkan lembaga
mandiri mengakar di masyarakat (LM3) pada Pondok Pesantren, yaitu :
1. Pengembangan/penguatan Istitusi untuk mempersiapkan pondok pesantren dalam
mengembangkan ekonomi dan lembaga-lembaga yang berhubungan dengan
pemberdayaan ekonomi masyarakat.
2. Pengembangan Sumberdaya Manusia.
Pengembangan Sumberdaya manusia diselenggarakan didalam Pondok Pesantren itu
sendiri, dan diantara anggota-anggota masyarakat yang berminat dalam hal
pengembangan agribisnis.
3. Model inkubator guna pengembangan Pusat Agribisnis Masyarakat
Model Inkubator dalam Pengembangan Pusat Agribisnis akan digunakan sebagai
laboratorium pengalaman bagi Pondok Pesantren dan sebagai pusat pembelajaran
bagi masyarakat sekitar. Bagi kegiatan-kegiatan dalam masyarakat, pengembangan
tersebut mengarah kepada yang berorientsi pada kelompok dan diharapkan akan
menghasilkan sebuah plasma untuk pengembangan kelompok masyarakat agribisnis
dimasa yang akan datang, dibawah bimbingan dari pesantren tersebut (Rukmini,
1999).
Koperasi merupakan suatu badan usaha yang merupakan salah satu unsur penting
dalam pembangunan perekonomian di Indonesia. Hal ini dikarenakan koperasi
merupakan badan usaha yang diciptakan oleh rakyat dan juga beranggotakan rakyat
tersebut, sehingga koperasi dapat secara langsung membantu perekonomian masyarakat.
Manajemen pemasaran dalam koperasi merupakan suatu hal yang sangat vital dan sangat
2
berpengaruh sekali terhadap maju atau mundurnya koperasi tersebut. Koperasi
merupakan salah satu usaha sekaligus gerakan ekonomi rakyat. Pada awalnya, koperasi
merupakan kumpulan orang-orang yang memiliki ekonomi tingkat bawah, dimana
melalui koperasi mereka sama-sama berkeinginan atau punya tujuan untuk
meningkatkan kesejahteraannya. Namun seiring dengan berjalannya waktu koperasi
tidak hanya merupakan kumpulan orang-orang yang berekonomi lemah akan tetapi juga
milik mereka yang tingkat ekonominya sudah tinggi. Hal ini karena atas dasar koperasi
sesuai dengan sifat dasar bangsa Indonesia yang bersifat gotong royong dan
kekeluargaan (Peryanto, 2010).
Koperasi pondok pesantren merupakan koperasi yang mendorong percepataan
ekonomi masyarakat disekitarnya. Kopontren dibentuk untuk membentuk pesantren
yang mandiri dengan melakukan usaha–usaha untuk memenuhi kebutuhan operasional
dan mensejahterakan anggotanya di lingkungan pesantren termasuk masyarakat yang
ada dilingkungan pesantren. Koperasi pondok pesantren diharapakan dapat menjadi agen
perubahan bagi masyarakat disekitarnya dan menjadi lembaga yang dapat memicu
kemajuan usaha agribisnis (Hidayat, 2000).
Koperasi Al-ittifaq adalah koperasi pondok pesantren yang menjalin mitra dengan
para petani disekitarnya. Koperasi Al-ittifaq memegang peranan yang sangat penting
dalam pemasaran hasil pertanian yang diproduksi oleh petani sehingga perlu diteliti
mengenai pemasaran yang dilakukan terutama pemasaran sayuran karena banyak para
petani yang membudidayakan sayuran.
2.
Permasalahan
Koperasi pondok pesantren merupakan lembaga yang dibentuk dengan tujuan
untuk mensejahterakan ekonomi para santri dan masyarakat sekitar. Seperti yang terjadi
di pesantren Al-ittifaq dimana koperasi menjadi lembaga yang berperan penting bagi
kegiatan agribisnis yang diusahakan di pesantren tersebut. Dalam kegiatannya koperasi
Al-ittifaq bekerjasama dengan para petani di sekitar pesantren yang mendukung usaha
pertanian seperti unit sarana produksi, unit pengelola dan unit pemasaran.
Sistem agribisnis yang dikembangkan di pesantren Al-ittifaq adalah sistem plasma
inti dimana pesantren sebagai inti dan petani di sekitar pesantren menjadi plasma. Dalam
3
hal pemasaran para petani tidak perlu memasarkan sendiri namun bekerjasama dengan
koperasi untuk didistribusikan ke supermarket-supermarket yang ada di daerah Jakarta
dan Bandung. Dengan adanya fasilitas pemasaran yang diberikan oleh koperasi maka
dapat dirumuskan pertanyaan sebagai berikut:
a. Bagaimana saluran pemasaran bawang daun oleh petani mitra koperasi?
b. Bagaimana tingkat harga yang diterima oleh semua pelaku pemasaran dan integrasi
harga yang terjadi antara koperasi Al-ittifaq dengan supermarket mitra yang ada di
Kabupaten Bandung?
c. Berapa besarnya margin dan share yang diterima oleh petani bawang daun anggota
koperasi Al-ittifaq di Kabupaten Bandung?
d. Bagaimana tingkat monopoli pada setiap lembaga pemasaran bawang daun di
masing-masing saluran?
e. Sudah efisienkah pemasaran bawang daun di koperasi Al-ittifaq bila melihat dari
indeks efisiensi ekonomis pemasaran?
3. Tujuan
a. Mengetahui saluran pemasaran bawang daun petani anggota koperasi Al-ittifaq di
Kabupaten Bandung
b. Mengetahui tingkat harga yang diterima oleh semua pelaku pemasaran dan integrasi
harga yang terjadi antara koperasi Al-ittifaq dengan pasar sayuran yang ada di
Kabupaten Bandung.
c. Mengetahui besarnya margin dan share yang diterima oleh petani bawang daun
anggota koperasi Al-ittifaq di Kabupaten Bandung.
d. Mengetahui tingkat monopoli pada setiap lembaga pemasaran bawang daun di
masing-masing saluran.
e. Mengetahui efisiensi pemasaran bawang daun dari indeks efisiensi ekonomis
pemasaran.
4
4. Kegunaan
a. Bagi peneliti berguna untuk memperluas wawasan dan sebagai syarat
kelulusan
untuk memperoleh derajat Sarjana Pertanian di Fakultas Pertanian Universitas Gadjah
Mada.
b. Bagi masyarakat berguna sebagai informasi mengenai sistem pemasaran sayuran
yang bekerjasama dengan koperasi.
c. Bagi pihak lain, diharapakan hasil penelitian ini dapat menambah informasi dan
wawasan yang bermanfaat.
5
Download