analisis pengaruh ukuran perusahaan, struktur aktiva dan

advertisement
ANALISIS PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, STRUKTUR AKTIVA
DAN PROFITABILITAS TERHADAP STRUKTUR MODAL PADA
PERUSAHAAN MAKANAN DAN MINUMAN YANG TERDAFTAR
DI BURSA EFEK INDONESIA
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Untuk Memenuhi Syarat-syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh :
WULANDARI
NIM : 203081001849
JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1432 H/2010 M
1
ANALISIS PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, STRUKTUR AKTIVA
DAN PROFITABILITAS TERHADAP STRUKTUR MODAL PADA
PERUSAHAAN MAKANAN DAN MINUMAN YANG TERDAFTAR
DI BURSA EFEK INDONESIA
Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial
Untuk Memenuhi Syarat-syarat Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh
WULANDARI
NIM : 203018001849
Tim Penguji Ujian Skripsi
Penguji I
Penguji II
Prof. Dr. Ahmad Rodoni
NIP. 1969 0203 2001121 003
Amalia, MSM
NIP. 1974 0821 2009011 005
Penguji Ahli I
Penguji Ahli II
Prof. Dr. Abdul Hamid. MS
NIP. 1957 0617 198503 1 002
Herni Ali HT, SE., MM
JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2010 M / 1432 H
2
Hari ini Kamis tanggal 11 Bulan November Tahun Dua Ribu Sepuluh telah
dilakukan Ujian Komprehensif atas nama Wulandari NIM : 203018001849
dengan judul Skripsi “ANALISIS PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN,
STRUKTUR AKTIVA DAN PROFITABILITAS TERHADAP STRUKTUR
MODAL PADA PERUSAHAAN MAKANAN DAN MINUMAN YANG
TERDAFTAR DI BURSA EFEK JAKARTA”
Memperhatikan penampilan mahasiswa tersebut selama ujian berlangsung, maka
skripsi ini sudah dapat diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Ekonomi pada Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 10 Desember 2010
Tim Penguji Ujian Komprehensif
Indoyama Nasarudin, SE, MAB
Suhendra,
S.Ag,
MM
Ketua
Sekretaris
3
Prof. Dr. Ahmad Rodoni, MM
Penguji Ahli
4
CURRICULUM VITAE
Data Pribadi
Nama
: Wulandari
Jenis Kelamin
: Perempuan
Tempat dan Tanggal Lahir
: Jakarta, 05 Juni 1985
Alamat
: Jl. Kapitan 1 N0. 95 Rt.01 Rw.04
Cimanggis, Depok
Telepon
: (021) 9495 1199 / 9989 0443
Agama
: Islam
Kewarganegaraan
: Indonesia
Pendidikan
1997
SDN 1 GUNAN
2000
SLTPN 1 SLOGOHIMO
2003
SMUN 2 WONOGIRI
2010
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYAHID JAKARTA
Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial
Konsentrasi Keuangan
Pengalaman Kerja
1. PT. ASRI SATYA YAWISA
2. PT. Mc. DONALD INDONESIA
5
ABSTRACT
Thesis title “Analysis of Effect Company Size, Structure of Assets and
Profitability of Capital Structure on Food and Drink Industries Company
Registered in Indonesia Stock Exchange”
Strata One (S1), Social Sciences Faculty of Economics and Management
Departement of Finance Concetration, Syarif Hidayatullah State Islamic
University Jakarta.
This study aims to analysis the influence of company size, structure of assets and
profitability on the capital structure. To obtain the data from these variables, taken
from financial statement of the food and beverage company listed on the
Indonesia Stock Exchange in 2007 – 2009 with purposive sampling technic and
has been disclosed to the public, secondary data that can support the research. As
for the method of analysis and test hypothesis using multiple linier regression.
From the result of this research is the coefficient of determination (R square) of
42,7% and the values that have been adjusted coefficient of determination
(Adjusted R square) for 32,1%, can be concluded that company size, assets
structure and profitability effect on capital structure of 32,1%., while the
remaining amount 0f 57,9% influenced by other variables that are not included in
this study.
6
ABSTRAK
Judul Skripsi “Analisis Pengaruh Ukuran Perusahaan, Struktur Aktiva dan
Profitabilitas Terhadap Struktur Modal Pada Perusahaan Industri Makanan dan
Minuman yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia”
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui besarnya pengaruh ukuran perusahaan,
struktur aktiva dan profitabilitas terhadap struktur modal. Untuk memperoleh data
dari variable tersebut, diambil dari laporan keuangan perusahaan industri makanan
dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dari tahun 2007 – 2009
dengan tehnik purposive sampling dan telah diungkapkan ke publik, data
sekunder yang dapat mendukung penelitian. Sedangkan untuk metode analisis dan
uji hipotesis menggunakan regresi linier berganda.
Dari hasil penelitian dapat diketahui nilai koefisien determinasi (R square) sebesar
42,7% dan nilai koefisien determinasi yang sudah disesuaikan (Adjusted r Square)
sebesar 32,1% dapat disimpulkan bahwa Ukuran Perusahaan, Struktur Aktiva dan
Profitabilitas berpengaruh 32,1% terhadap Struktur Modal, sedangkan sisanya
57,9% dipengaruhi oleh variable lain yang tidak termasuk dalam penelitian ini.
7
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, pemilik
bumi, langit serta isinya, yang menurunkan Al Qur’an petunjuk hidup yang
sempurna bagi seluruh manusia. Salam serta Shalawat atas Nabi Muhammad
SAW, penutup para nabi dan Rasul yang diutus dengan sebaik-baik agama dan
umatnya bagi seluruh alam, serta bagi bagi para keluarga, sahabat, tabi’in dan
tabi’at serta para ilmuwan Islam yang sangat mempengaruhi perkembangan sains
dan teknologi abad ini, pejuang islam yang telah memperkenalkan Indonesia akan
agama yang haq, sehinggamanis iman dan islam dapat kita rasakan. Tak lupa
salam bagi saudara-saudaraku di belahan bumi mana saja yang sedang
memperjuangkan hak-nya, hidupnya, dan syariat mulia agama ini. Semoga kita
ditetapkan selalu dalam kebenaran selamanya.
Hanya dengan Qudrat dan Iradat Allah sajalah, penyusunan skripsi ini dapat
diselesaikan. Dalam penyusunan skripsi ini, banyak sekali pihak yang membantu.
Oleh karena itu, peneliti ingin mengucapkan terimakasih kepada:
1. Allah SWT atas segala Rahmat dan Hidayah-Nya atas segala petunjuk dan
ilmu-Nya, atas segala pelajaran dan pengajaran hidup, atas segala sejarah
dimana diri ini menjadi tahu untuk berpijak, serta kasih saying untuk hambaNya yang tak akan pernah habis. Rasulullah atas segala perjuangan dan
keteladannya sehingga diri ini tahu harus seperti apa.
2. Orangtuaku tercinta, terimakasih telah mengorbankan waktu dan sabar dalam
mendidik kami. Kakaku tercinta atas segala dukungan dan segala hal yang
telah dilakukan juga kesabarannya. Maafin selalu ngrepotin dan tidak pernah
bias membalas semuanya, nanti Allah yang membalas ya.
3. Mujahidku tercinta, terimakasih telah mengorbankan segala hal, terimakasih
atas perhatian, kesabaran, pengorbanan, cinta dan kasih sayangnya. Insya
Allah aku akan berusaha menjadi yang terbaik buatmu. Jundi kecilku, gadis
cantikku maafin bunda yang sering meninggalkanmu, maafin bunda yang
kadang kurang sabar, terimakasih karena kamu bunda semangat melakukan
8
semuanya. Insya Allah ke depan kita bias selalu bersama dan bias meraih
semuanya.
4. Bapak Prof. Dr. Ahmad Rodoni, MM dan Ibu Amalia, SE, MM selaku dosen
pembimbing I dan II yang telah memberikan arahan dalam penyusunan
skripsi, terimakasih atas segala bantuan dan bantuannya.
5. Bapak Prof. Dr. Abdul Hamid, MS selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Ilmu
Sosial.
6. Seluruh akademisi Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial. Mbak Ani, Bu Heni,
mas Azis dan semuanya yang tidak dapat disebutkan satu persatu terimakasih
banyak.
7. Teman – teman seperjuangan, Meta Lidyawati terimakasih atas pinjaman
Notebooknya sehingga skripsinya cepat selesai, yang semangat yak arena
Allah ga’ akan menyia-nyiakan usaha kita, terimakasih atas segala
bantuannya. Meidi Chandra terimakasih sudah memberi semangat. Buat Mbak
Rieka maaf Wulan lama tidak kasih kabar, terimaksih atas segala hal yang
telah dilakukan. Buat Hendrix, Miko, Ipank, Reni, Titis, Kak Dede, Intan, Ani
Ruhaini, dll terimakasih banyak. Terutama seluruh saudara-saudaraku di
seluruh dunia, penebar syariat islam, terimakasih sudah menjadi semangat
hidup ini. Jazzakillah Khairan Katsiran.
Tentunya dalam penulisan skripsi ini, masih banyak kekurangannya, karena
itu penulis menerima saran dan kritik yang membangun, demi terciptanya
gairah keilmuan ini. Sedikit banyak semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi
banyak pihak.
Syukran.
Desember, 2010
Wulandari
9
DAFTAR ISI
Halaman
Halaman Pengesahan Skripsi…………………………………..
Halaman Pengesahan Komprehensif…………………………..
Daftar Riwayat Hidup…………………………………………
i
Abstact…………………………………………………………
ii
Abstrak…………………………………………………………
iii
Kata pengantar…………………………………………………
iv
Daftar Isi……………………………………………………….
vi
Daftar Tabel……………………………………………………
viii
Daftar Gambar…………………………………………………
ix
Lampiran……………………………………………………….
X
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian……………………………..
1
B. Perumusan Masalah……………………………………
9
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian………………………..
9
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Manajemen Keuangan…………………………………
11
1. Pengertian Manajemen Keuangan…………………
11
2. Tanggung Jawab Manajer Keuangan……………...
19
B. Pengertian Modal………………………………………
12
C. Jenis jenis Modal……………………………………….
14
1. Modal Aktif………………………………………..
15
2. Modal Pasif………………………………………...
15
D. Pengertian Struktur Modal……………………………..
16
E. Komponen-komponen Struktur Modal………………...
18
1. Sumber Modal Sendiri……………………………..
19
2. Sumber Modal Asing………………………………
21
F. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Struktur Modal…...
24
G. Ukuran Perusahaan……………………………………..
28
10
H. Struktur Aktiva…………………………………………
30
I. Profitabilitas……………………………………………
33
J. Kajian Literatur Terdahulu……………………………..
37
K. Kerangka Berpikir……………………………………...
38
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian………………………………
42
B. Metode Penentuan Sampel……………………………...
42
C. Metode Pengumpulan Data……………………………..
44
D. Metode Analisis…………………………………………
44
1. Model Analisis Regresi Linier Berganda…………...
44
2. Uji Asumsi Klasik Regresi Linier Berganda………..
45
3. Uji Hipotesis………………………………………...
48
4. Hipotesis…………………………………………….
50
E. Operasional Variabel Penelitian…………………………
51
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian……………..
54
B. Analisa dan Pembahasan………………………………..
59
BAB V
KESIMPULAN DAN IMPLIKASI
A. Kesimpulan………………………………………………
85
B. Implikasi…………………………………………………
85
C. Saran……………………………………………………..
87
Daftar Pustaka………………………………………………….
88
11
DAFTAR TABEL
Nomor
Keterangan
Halaman
3.1. Daftar Perusahaan Industri Makanan dan Minuman di BEJ
43
4.1. Hasil Uji Multikolinieritas
70
4.2. Hasil Uji Autokorelasi Durbin Watson
72
4.3. Kesimpulan Hasil Uji Autokorelasi
72
4.4. Statistik Deskriptif
73
4.5. Hasil Regresi Berganda
74
4.6. Hasil Uji t-test
76
4.7
79
Hasil Uji F-hitung
4.8. Koefisien Determinasi (R2)
80
12
DAFTAR GAMBAR
Nomor
Keterangan
4.1. Struktur Modal Perusahaan Makanan dan Minuman
Halaman
60
4.2. Ukuran Perusahaan, Perusahaan Industri Makanan dan Minuman 63
4.3. Struktur Aktiva Perusahaan Industri makanan dan Minuman
65
4.4. Profitabilitas Perusahaan Industri Makanan dan Minuman
67
4.5. Normal Plot Y (struktur modal)
69
4.6. Hasil Uji Heterokedatisitas data Y
71
13
LAMPIRAN
Nomor
Keterangan
Halaman
1
Output Financial Report Tahun 2007 -2009
91
2
Output SPSS release 15.00
95
14
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam masa pembangunan seperti saat ini, persaingan di dunia usaha baik
di sektor industri maupun jasa semakin tajam. Hal ini menyebabkan setiap
perusahaan berupaya untuk mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan.
Usaha yang dilakukan oleh perusahaan adalah menyesuaikan diri terhadap
perubahan-perubahan lingkungan ekonomi yang terjadi di dalam maupun di
luar perusahaan.
Berubahnya kondisi lingkungan ekonomi banyak berpengaruh pada
lingkungan usaha. Industri makanan dan minuman merupakan salah satu
industri yang mempunyai eksistensi tinggi dan paling tahan terhadap
perubahan kondisi lingkungan ekonomi. Hal ini dikarenakan adanya alasan
yang menyebutkan bahwa tersedianya pasar yang besar dan anggapan bahwa
produknya diperlukan oleh banyak orang, sehingga sangat dimungkinkan
dalam kesehariannya masyarakat mengkonsumsi produk-produk yang
dihasilkan oleh perusahaan industri makanan dan minuman. Untuk dapat
bersaing dan tetap bertahan, perusahaan dihadapkan pada suatu persaingan
yang mengharuskan perusahaan untuk lebih unggul dari pesaing-pesaingnya.
Salah satu sektor pendukung untuk kelangsungan suatu industri adalah
tersedianya dana. Perusahaan tidak hanya dituntut untuk menghasilkan produk
yang bermutu dan memuaskan konsumen, tetapi juga harus mampu mengelola
15
keuangannya dengan baik. Setiap perusahaan harus bagus dalam keuangan. Ini
berarti bahwa setiap perusahaan harus membuat keputusan investasi yang baik
dan keputusan pendanaan yang baik pula. Keputusan investasi dan pendanaan
yang unggul bisa membawa perusahaan-perusahaan ini selangkah lebih maju
dari para pesaing mereka.
Mengambil keputusan pendanaan dan investasi yang baik adalah tugas
utama manajer keuangan. Tugas pertama manajer keuangan adalah mengambil
keputusan investasi. Keputusan investasi dimulai dengan identifikasi peluang
investasi, yang sering disebut dengan proyek investasi modal. Jika nilai suatu
proyek lebih besar dari nilai investasi yang diperlukan, maka proyek ini
menarik secara financial. Tanggung jawab kedua manajer keuangan adalah
menentukan keputusan pendanaan. Keputusan pendanaan dilakukan manajer
dengan menggalang dana yang dibutuhkan perusahaan untuk membiayai
investasi dan operasinya(Brealey dkk, 2008: 4-6). Manajer keuangan
berkepentingan dengan penentuan jumlah aktiva yang layak dari investasi
pada berbagai aktiva dan pemilihan sumber-sumber dana untuk membelanjai
aktiva tersebut.
Pada umumnya setiap perusahaan seharusnya dapat memperlihatkan
kebijakan dan keputusan yang akan diambil terutama dalam hal yang
berkaitan dengan masalah keuangan. Keuangan memang peranan yang sangat
penting dalam segala kegiatan operasional perusahaan, keuangan diibaratkan
“urat nadi” perusahaan. Manajemen keuangan merupakan manajemen
terhadap fungsi-fungsi keuangan. Fungsi-fungsi keuangan tersebut meliputi
16
bagaimana memperoleh dana (raising fund) dan bagaimana menggunakan
dana tersebut (allocation of fund).
Modal adalah salah satu faktor terpenting untuk mengoperasikan
perusahaan. Perusahaan memerlukan dana atau modal yang digunakan untuk
membiayai kegiatan operasional dan investasi jangka panjang. Sedangkan
struktur modal merupakan sumber pembiayaan perusahaan yang bersifat
permanent yang terdiri dari hutang jangka panjang (modal asing) dan modal
sendiri.
Permasalahan modal merupakan salah satu yang sangat penting mengingat
perusahaan akan dapat berjalan dan berkembang dengan baik apabila
didukung dengan dana yang cukup sesuai kebutuhan yang diperlukan. Secara
umum sebuah perusahaan dapat memenuhi kebutuhan dananya dari sumber
intern maupun sumber ekstern. Sumber dana intern yaitu sumber dana yang
dibentuk atau dihasilkan sendiri di dalam perusahaan,misalnya cadangan
penyusutan, keuntungan tidak dibagi atau laba ditahan dan lain-lain.
Sedangkan sumber dana ekstern adalah sumber dana yang berasal dari luar
perusahaan dimana pemenuhannya berasal dari luar perusahaan ( Bambang
Riyanto dalam Ahmad Rodoni dan Maratush Sholihah, 2006 : 22).
17
Perusahaan yang baik dalam bidang permodalan adalah apabila sebagian
besar modal yang digunakan untuk investasi maupun operasional (modal
kerja) berasal dari dana internal. Namun dengan keterbatasan sumber dana
internal yang dimiliki, maka perusahaan dalam melakukan ekspansi untuk
lebih berkembang harus mencari alternatif pendanaan yang berasal dari dana
eksternal.
Pemenuhan dana dari sumber internal yaitu dengan mengusahakan
penarikan modal melalui penjualan saham atau laba ditahan yang tidak dibagi
dan digunakan kembali sebagai modal. Perusahaan dengan tingkat
pengembalian yang tinggi atas investasi menggunakan hutang yang relatif
kecil. Tingkat pengembalian yang tinggi memungkinkan untuk membiayai
sebagian besar kebutuhan pendanaan dengan dana yang dihasilkan secara
internal (Brigham dan Houston, 2001:40).
Pemenuhan dana dari sumber eksternal yaitu dengan meminjam dana dari
pihak kreditur seperti bank,lembaga keuangan bukan bank, atau perusahaan
menawarkan obligasi untuk ditawarkan kepada masyarakat. Pemenuhan dana
dari sumber eksternal ini akan menimbulkan beban yang tetap dan besarnya
penggunaan sumber dana eksternal akan menentukan leverage keuangan
perusahaan.
18
Penggunaan modal asing (sumber dana eksternal) yang berbeda-beda di
antara industri maupun diantara perusahaan mencerminkan adanya faktorfaktor yang mempengaruhi keputusan leverage keuangan baik yang bersifat
historis, managerial, atau faktor lainnya (Weston dan Copeland, 1997:23).
Teori struktur modal membahas menegenai apakah pemebelanjaan dengan
menggunakan sumber dana yang berbeda-beda
akan ada pengaruhnya
terhadap nilai perusahaan (Ahmad Rodoni dan Maratush Sholihah, 2006:22).
Perimbangan yang optimal antara modal asing dan modal sendiri akan
mencerminkan struktur modal yang optimal. Struktur modal yang optimal
struktur modal yang dapat meminimalkan biaya modal rata-rata atau
memaksimalkan nilai perusahaan. Struktur modal yang optimal juga dapat
diartikan suatu struktur modal yang biaya majinal riil hutang (marginal real
cost of debt) sama dengan biaya marjinal riil modal sendiri (marginal real cost
of equity). Namun, dalam kenyataan sulit bagi perusahaan untuk menentukan
suatu struktur modal yang terbaik dalam suatu komposisi pembelanjaan yang
tepat. Lebih mudah apabila perusahaan mencoba menaksir dalam suatu “range
berapa tingkat leverage yang tepat bagi perusahaan”(Elyana Noor Adriyanti,
2007:6).
19
Melakukan analisis struktur modal suatu perusahaan sangat penting,
karena dengan adanya analisis dapat diketahui stabilitas financial dan jaminan
akan kelangsungan hidup perusahaan serta memberikan gambaran kekuatan
dan kelemahan modal/kemampuan pendanaan perusahaan. Analisis struktur
modal juga dimaksudkan untuk menyajikan indikator-indikator yang penting
dari keadaan keuangan yang ada pada perusahaan yang bersangkutan sebagai
alat untuk pengambilan keputusan manajemen perusahaan agar mencapai
tujuan yang diharapkan.
Dalam melakukan keputusan manajemen yang berkaitan dengan
pendanaan, perusahaan dituntut untuk mempertimbangkan dan menganalisis
kombinasi sumber – sumber dana ekonomis guna membelanjai kegiatan
usahanya. Menurut Brigham dan Houston (2006:42-43), faktor – faktor yang
mempengaruhi struktur modal antara lain: stabilitas penjualan atau ukuran
perusahaan,
struktur
aktiva,
leverage
operasi,
tingkat
pertumbuhan,
profitabilitas, pajak, pengendalian, sikap manajemen, sikap pemberi pinjaman
dan lembaga pemberi peringkat, keadaan pasar modal, kondisi internal
perusahaan dan fleksibilitas keuangan.
Pada penelitian Ooi dalam Sienly dan Bram (2008:72) yang meneliti
tentang faktor-faktor yang mempengaruhi struktur modal pada 83 perusahaan
property di Inggris, menunjukkan bahwa struktur aktiva berpengaruh positif
dan signifikan terhadap struktur modal. Sedangkan, profitabilitas tidak
berpengaruh secara signifikan terhadap struktur modal.
20
Selanjutnya, berbeda dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh
Nasrudin (2004) dalam Sienly dan Bram (2008:72) yang meneliti mengenai
pengaruh struktur aktiva, ukuran perusahaan, pertumbuhan penjualan,
profitabilitas, risiko dan kesempatan investasi terhadap struktur modal pada 11
emiten farmasi di Bursa Efek Jakarta, mengemukakan bahwa struktur aktiva
tidak berpengaruh signifikan terhadap struktur modal yang diproksi dengan
rasio total utang, rasio total utang lancar, rasio utang jangka panjang.
Profitabilitas memiliki pengaruh negatif secara signifikan terhadap rasio utang
lancar dan total utang namun tidak signifikan terhadap rasio utang jangka
panjang.
Penelitian tersebut juga didukung oleh penelitian Sienly dan Bram (2008)
meneliti pengaruh struktur aktiva, ukuran perusahaan, likuiditas, dan
profitabilitas terhadap struktur modal emiten sektor ritel. Menyimpulkan
bahwa struktur aktiva tidak berpengaruh terhadap struktur modal.
Dengan mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi struktur modal,
dapat membantu perusahaan makanan dan minuman dalam menentukan
bagaimana seharusnya pemenuhan dana harus dilakukan sehiungga tujuan
perusahaan dapat tercapai. Penelitian ini merujuk pada penelitian M. Sienly
Veronica dan Bram Hadianto dalam Jurnal Ilmiah Akuntansi Vol.7 no.1 Mei
2008 yaitu pengaruh struktur aktiva, ukuran perusahaan, likuiditas, dan
profitabilitas terhadap struktur modal pada sektor ritel. Penelitian sebelumnya
berbeda dengan penelitian yang penulis lakukan. Untuk lebih jelasnya akan
diuraikan sebagai berikut:
21
Yang membedakan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah:
1) Pada objek penelitian.
Pada penelitian ini penulis mengambil objek penelitian pada
perusahaan industri makanan dan minuman yang go public dengan
laporan keuangannya yang terdaftar dan berakhir pada 31 Desember,
sedangkan penelitian mengambil objek penelitian pada industri ritel.
2) Perbedaan Variabel Penelitian
Pada penelitian ini hanya menggunakan tiga variabel yaitu struktur
aktiva, ukuran perusahaan, dan profitabilitas sebagai variabel
dependen. Sedangkan struktur modal sebagai variabel independen.
3) Perbedaan Periode Penelitian
Pada penelitian ini mengambil sampel dari tahun 2007-2009 pada
perusahaan industri makanan dan minuman, sedangkan penelitian
sebelumnya mengambil sampel tahun 2003-2005 pada industri ritel.
Berdasarkan pemikiran tersebut, penulis ingin mengetahui lebih lanjut
mengenai berapa besar pengaruh ukuran perusahaan, struktur aktiva, dan
profitabilitas terhadap struktur modal. Maka penulis tertarik dengan
melakukan penelitian tentang “ Analisis Pengaruh Ukuran Perusahaan,
Struktur Aktiva, dan Profitabilitas Terhadap Struktur Modal Pada
Perusahaan Industri Makanan dan Minuman Yang Terdaftar Di
Bursa Efek Jakarta”.
22
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis dapat merumuskan masalah
sebagai berikut :
1. Apakah terdapat pengaruh yang signifikan dari variabel ukuran
perusahaan, struktur aktiva dan proftabilitas terhadap struktur modal baik
secara simultan maupun parsial?
2. Variabel manakah yang paling dominan mempengaruhi struktur modal?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan penelitian ini adalah:
a. Menganalisis pengaruh ukuran perusahaan, struktur aktiva dan
profitabilitas terhadap struktur modal baik secara simultan maupun
parsial.
b. Menganalisis variabel yang paling dominan mempengaruhi struktur
modal.
2. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini adalah :
a. Bagi Penulis
Hasil penelitian ini diharapkan agar penulis dapat menerapan teori
yang diterima selama perkuliahan, selainnya dapat menambah ilmu
pengetahuan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi struktur modal.
b. Bagi perusahaan yang diteliti
23
Hasil penelitian ini dapat digunakan oleh perusahaan sebagai
bahan pertimbangan dan sumbangan informasi yng dapat membantu
manajemen
dalam
memberikan
keputusan
tentang
sumber
pembelanjaan mana yang akan digunakan dalam membiayai investasi
yang akan dilakukan oleh perusahaan.
c. Bagi Pembaca
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memperkaya khasanah ilmu
manajemen
keuangan,
khususnya
tentang
factor-faktor
yang
mempengaruhi struktur modal serta dapat memberikan sumbangan
pikiran bagi penelitian lain yang ingin membahas tentang penelitian ini
lebih lanjut.
24
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Manajemen Keuangan
1. Pengertian Manajemen Keuangan
Mengelola keuangan dengan baik merupakan isyarat penentuan
keberhasilan untuk mencapai sasarannya, memecahkan masalah yang ada
pada perusahaan yang tidak kalah pentingnya adalah mengelola keuangan
secara baik, agar perusahaan bias bersaing dengan perusahaan lainnya.
Manajemen keuangan adalah keseluruhan tugas yang dilakukan oleh
manajer keuangan untuk merencanakan, memperoleh, dan menggunakan
dana secara efisien dan efektif. Menurut James C. Van Horne (1997:2):
“Segala aktivitas berhubungan dengan perolehan, pendapatan, dan
pengelolaan aktiva dengan beberapa tujuan menyeluruh. Oleh karena itu
fungsi pembuatan keputusan dari manajemen keuangan dapat dibagi
menjadi tiga utama, yaitu keputusan investasi, pendanaan, dan manjemen
aktiva”.
2. Tanggung Jawab Manajemen Keuangan
Menurut Manajemen James C. Van Horne (1997:4), perusahaan
bertanggung jawab atas keluar masuknya laporan keuangan yang ada pada
perusahaan dan bertanggung jawab dalam memperoleh dana yang sesuai
dengan kebutuhannya, baik mengenai jangka waktu, persyaratan maupun
biayanya. Dana tersebut akan diperoleh dari bank ataupun sumber lainnya.
25
Manajer keuangan mempunyai tanggung jawab menyangkut beberapa
aspek diantaranya :
1. Peranan dan peramalan kebutuhan dana.
2. Keputusan investasi dan pembiayaan serta hal yang berkaitan
dengannya.
3. Bekerjasama dengan manajer lain di perusahaan, agar perusahaan
dapat beroperasi seefisien mungkin.
B. Pengertian Modal
Teknologi yang semakin berkembang dan semakin jauh spesialisasi dalam
perusahaan serta banyaknya perusahaan-perusahaan yang mulai membenahi
dan menguatkan pondasinya, maka faktor modal mempunyai arti yang lebih
menonjol. Sebenarnya masalah modal dalam perusahaan merupakan persoalan
yang tidak akan pernah berakhir. Hal ini mengingat karena masalah modal itu
mengandung banyak aspek penilaian.
Menurut Munawir dalam Reni (2008:11), pengertian modal adalah hak
yang dimiliki oleh perusahaan yang terdapat pada sisi kanan neraca
perusahaan yaitu pada pos modal saham dan laba ditahan. Sedangkan modal
modal terdiri dari modal asing dan modal sendiri. Pertimbangan antara modal
asing dan modal sendiri disebut struktur keuangan, sedangkan antara
pertimbangan modal asing dan modal sendiri yang bersifat jangka panjang
akan membentuk struktur modal.
26
Pengertian modal menurut Bambang Riyanto (2001:17), adalah sebagai
hasil produksi yang digunakan untuk memproduksi lebih lanjut. Dalam
perkembangannya, kemudian pengertian modal mulai bersifat “non physical
oriented” yaitu pengertian modal ditekankan pada nilai daya beli, atau
kekuasaan memakai atau menggunakan hal-hal yang terkandung dalam
barang-barang modal. Pengertian modal menurut beberapa ahli , antara lain:
1. A. Amonn, J. Von komorzynky, yang memandang modal sebagai kuasa
untuk memanfaatkan atas barang-barang modal yang belum digunakan.
2. Menurut Meiji, modal adalah sebagai kolektivitas dari barang-barang
modal yang terdapat dalam neraca sebelah debet, sedangkan yang
dimaksud dengan sebagian barang-barang modal adalah semua barangbarang yang ada di rumah tangga perusahaan yang berfungsi sebagai
faktor produksi untuk membentuk suatu pendapatan atau penghasilan.
3. Menurut Polak, modal adalah sebagai kuasa untuk menggunakan barangbarang modal. Dengan demikian modal dapat diartikan semua barangbarang yang ada di perusahaan yang belum digunakan, yaitu yang terdapat
di neraca sebelah debet.
4. Menurut Bekker, modal adalah baik barang-barang yang konkret yang ada
dirumah tangga perusahaan yang terdapat di neraca sebelah debet, maupun
berupa daya beli atau nilai tukar dari barang itu terdapat disebelah kredit.
27
Berdasarkan beberapa pendapat tersebut, maka dapat ditarik kesimpulan
bahwa modal dapat berupa barang atau benda, maupun uang yang dapat
dipergunakan dalam suatu badan usaha untuk mencapai keuntungan. Jadi
untuk melakukan suatu usaha guna mencapai keuntungan diperlukan suatu
modal untuk membiayai investasi maupun kegiatan operasional. Modal
tersebut tidak hanya berupa uang tetapi juga dapat berupa benda atau barangbarang yang dapat digunakan dalam suatu usaha. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa modal itu terdiri dari modal fisik misalnya pabrik, mesinmesin, peralatan, persediaan, dan modal keuangan misalnya uang, saham,
obligasi, dan sebagainya.
C. Jenis-jenis Modal
Menurut Bambang Riyanto (2001:19) untuk mengetahui letak atau posisi
modal fisik dan modal keuangan tersebut, dapat dilihat melalui neraca
perusahaan atau organisasi. Di dalam neraca dapat dilihat tentang dua
gambaran modal, yaitu modal dari sisi debet yang menggambarkan modal dari
sisi bentuknya atau bisa disebut modal aktif dan dilain pihak menurut sumber
dan asalnya (sebelah kiri) yang disebut modal pasif. Untuk lebih jelasnya
dapat dilihat pada pembagian modal di bawah ini:
28
1. Modal Aktif
Berdasarkan cara dan lamanya perputaran, modal aktif dapat
dibedakan antara aktiva lancar dan aktiva tetap. Aktiva lancar adalah
aktiva yang habis dalam satu kali perputaran proses produksi (umumnya
kurang dari satu tahun), dan dapat diuangkan dalam waktu yang relatif
pendek. Sedangkan yang dimaksud dengan aktiva tetap adalah aktiva yang
digunakan dalam operasi perusahaan dan tidak dimaksudkan untuk dijual
dalam rangka kegiatan normal perusahaan (proses produksi) dan
mempunyai masa manfaat lebih dari satu tahun.
2. Modal Pasif
Modal pasif dapat dibedakan atas modal asing dan modal sendiri.
Modal sendiri adalah yang berasal dari pemegang saham atau modal yang
berasal dari perusahaan itu sendiri, misalnya cadangan dan laba. Modal
sendiri terdiri atas modal saham, laba ditahan dan surplus pembayaran
saham. Sedangkan yang dimaksud dengan modal asing adalah modal
yang berasal dari kreditur. Modal asing terdiri atas modal asing jangka
panjang dan modal asing jangka pendek, atau bisa juga disebut sebagai
hutang jangka panjang dan hutang jangka pendek. Modal asing merupakan
kewajiban perusahaan yang harus dilunasi pada waktu jatuh temponya dan
membebani perusahaan dengan tingkat bunga tertentu.
Perimbangan antara modal sendiri dengan modal asing inilah yang
akan menentukan struktur modal dari suatu perusahaan.
29
D. Pengertian Struktur Modal
Keputusan untuk memilih sumber pembiayaan merupakan keputusan
bidang keuangan yang paling penting bagi perusahaan. Rasio hutang jangka
panjang
terhadap
modal
sendiri
(long-term
debt
to
equity
ratio)
menggambarkan struktur modal perusahaan dan rasio hutang terhadap modal
ini akan menentukan besarnya leverage keuangan yang digunakan perusahaan.
Struktur modal adalah pembiayaan permanen yang terdiri dari hutang jangka
panjang, saham preferen dan modal pemegang saham (Weston dan Copeland,
1997: 19-22). Struktur modal adalah perbandingan antara sumber jangka
panjang yang bersifat pinjaman dan modal sendiri (Suad Husnan, 2000: 275).
Dari pengertian di atas struktur modal dapat dikelompokkan dalam dua
jenis, yaitu: hutang dan ekuitas (modal sendiri). Hutang mempunyai
kelebihan, antara lain:
1. Bunga mengurangi pajak sehingga biaya hutang rendah.
2. Kreditur memperoleh return terbatas sehingga pemegang saham tidak
perlu berbagi keuntungan ketika kondisi bisnis berkembang.
3. Kreditur tidak memiliki hak suara sehingga pemegang saham dapat
mengendalikan perusahaan dengan penyertaan dana yang kecil.
Meskipun demikian hutang juga mempunyai kelemahan, yaitu:
1. Hutang biasanya berjangka waktu tertentu untuk dilunasi tepat waktu.
2. Rasio hutang yang tinggi akan meningkatkan risiko yang selanjutnya akan
meningkatkan biaya modal.
30
3. Bila perusahaan dalam kondisi sulit dan labanya tidak dapat memenuhi
beban bunga, maka tidak tertutup kemungkinan dilakukan tindakan
likuidasi.
Struktur modal yang efisien dapat menekan biaya modal (cost of capital),
yang dapat meningkatkan nilai perusahaan. Pemilihan alternatif penambahan
modal yang berasal dari hutang pada umumnya didasarkan pada pertimbangan
murah, dikatakan murah karena biaya bunga yang harus ditanggung lebih kecil
dari laba yang diperoleh dari pemanfaatan hutang tersebut.
Struktur modal merupakan kombinasi atau bauran segenap pos yang
masuk dalam sisi kanan neraca sumber modal perusahaan. Pengertian struktur
modal dibedakan dengan struktur keuangan, dimana struktur modal
merupakan bagian pembelanjaan permanen yang mencerminkan antara hutang
jangka panjang dengan modal sendiri, sedangkan struktur keuangan
mencerminkan perimbangan antara seluruh hutang (baik jangka panjang
maupun jangka pendek) dengan modal sendiri (Weston dan Brigham,
1994:87). Dengan demikian struktur keuangan menggambarkan bagaimana
harta atau aktiva perusahaan dibiayai, yaitu dengan memperhatikan
keseluruhan sisi kanan neraca yang meliputi hutang jangka pendek, hutang
jangka panjang, dan modal sendiri (saham dan laba ditahan). Sedangkan yang
disebut struktur modal hanya mencakup pembiayaan yang bersifat permanen
saja yaitu hutang jangka panjang dan modal sendiri. Sedangkan hutang jangka
pendek tidak termasuk dalam struktur modal, tetapi masuk dalam struktur
keuangan yang terdiri dari modal kerja (working capital) dan struktur modal.
31
Menurut Bambang Riyanto (2001:23), berkaitan dengan struktur
keuangan
yang berhubungan dengan asset perusahaan dapat digunakan
pedoman struktur keuangan yang konservatif
baik yang vertikal maupun
horizontal. Pedoman struktur keuangan konservatif yang vertikal menetapkan
besarnya modal asing tidak boleh melebihi besarnya jumlah modal sendiri.
Koefisien hutang, yaitu angka perbandingan antara jumlah modal asing
dengan modal sendiri tidak boleh melebihi 1:1. Adapun pedoman struktur
keuangan yang horizontal menetapkan bahwa keseluruhan aktiva dan
persediaan bersih harus sepenuhnya dibelanjai dengan modal sendiri yaitu
modal yang tetap tertanam dalam perusahaan.
Dari pengertian-pengertian yang sudah dipaparkan, dapat ditarik
kesimpulan tentang struktur modal yaitu perbandingan atau perimbangan
antara hutang jangka dan modal sendiri atau disebut long-term debt to equity
ratio.
E. Komponen Struktur Modal
Struktur modal suatu perusahaan secara umum terdiri atas beberapa
komponen, yaitu:
32
1. Sumber Modal Sendiri
Sumber modal sendiri dapat berasal dari dalam perusahaan maupun
dari luar perusahaan. Sumber dari dalam (internal financing) berasal dari
hasil operasi perusahaan yang berbentuk laba ditahan dan penyusutan,
sedangkan sumber dari luar (eksternal financing) dapat dalam bentuk
saham biasa atau saham preferen (Suad Husnan, 2000:275-276). Modal
sendiri dalam perusahaan yang berbentuk perseroan dapat dibagi menjadi:
a. Modal Saham
Saham adalah bukti kepemilikan di dalam suatu perusahaan.
Adapun bentuk-bentuk saham yang dari luar (external financing)
adalah:
1) Saham Biasa (Common Stock)
Saham biasa merupakan bentuk kepemilikan tanpa hak
istimewa. Artinya bahwa pemilik akan memperoleh pembagian
keuntungan (dalam bentuk deviden) jika perusahaan memperoleh
laba. Pemegang saham biasa akan mendapat deviden pada akhir
tahun pembukuan bila perusahaan mendapat keuntungan.
33
2) Saham Preferen (Prefered Stock)
Saham ini merupakan bentuk kepemilikan dengan hak
istimewa. Artinya saham preferen memiliki prioritas daripada
saham biasa berkenaan dengan laba dan klaim atas aktiva dalam
likuidasi. Dividen saham preferen hanya dibayar jika operasi
perusahaan memperoleh laba yang cukup, tetapi dividen yang
dibayarkan tidak dapat dipotongkan sebagai beban dalam
perhitungan pajak. Saham preferen juga tidak mempunyai masa
jatuh tempo (Weston dan Copeland,1997:497).
3) Laba Ditahan
Laba ditahan adalah akumulasi laba sesudah pajak yang
dikumpulkan sejak perusahaan didirikan dan tidak dibagikan kepada
pemiliknya (Sutojo, et.all, 2004:185).
Komponen modal sendiri ini merupakan modal dalam perusahaan
yang dipertaruhkan untuk segala risiko, baik risiko usaha maupun risiko
kerugian-kerugian lainnya. Modal sendiri ini tidak memerlukan adanya
jaminan atau keharusan untuk pembayaran kembali untuk setiap keadaan
maupun tidak adanya kepastian tentang jangka waktu pembayaran
kembali modal yang disetor. Oleh karena itu, tiap-tiap perusahaan harus
mempunyai jumlah minimum modal sendiri yang diperlukan untuk
menjamin kelangsungan hidup perusahaan.
34
Modal sendiri yang bersifat permanent akan tetap tertanam dalam
perusahaan dan dapat diperhitungkan pada setiap saat untuk memelihara
kelangsungan
hidup
serta
melndungi
perusahaan
dari
risiko
kebangkrutan. Modal sendiri merupakan sumber dana perusahaan yang
paling tepat untuk diinvestasikan pada aktiva tetap yang bersifat
permanent dan pada investasi-investasi yang
menghadapi risiko
kerugian/kegagalan yang relatif besar. Karena suatu kerugian/kegagalan
dari investasi tersebut dengan alasan apapun merupakan tindakan
membahayakan bagi kelangsungan hidup perusahaan.
2. Sumber Modal Asing/Hutang Jangka Panjang
Modal asing atau hutang jangka panjang adalah hutang yang jangka
waktu pengembaliannya lebih dari satu tahun (satu periode), umumnya
lebih dari sepuluh tahun. Hutang jangka panjang ini pada umumnya
digunakan untuk membelanjai perluasan perusahaan (ekspansi) atau
modernisasi dari perusahaan, karena kebutuhan modal untuk keperluan
tersebut meliputi jumlah yang besar.
Hutang jangka panjang dapat didefinisikan sebagai kewajiban
keuangan yang jangka waktu pembayarannya (jatuh temponya) masih
panjang atau lebih dari satu tahun sejak tanggal neraca (Munawir.S,
2002:19).
Komponen hutang jangka panjang ini terdiri dari:
35
a. Hutang Hipotik (Mortgage)
Hutang hipotik adalah bentuk hutang jangka panjang yang dijamin
dengan aktiva tidak bergerak (tanah dan bangunan), dalam jangka
waktu dan cara pembayaran tertentu (Weston dan Copeland,1997:469).
Sedangkan menurut Suad Husnan (2000:287), hipotik merupakan
bentuk hutang jangka panjang dengan agunan aktiva tidak bergerak
(tanah dan bangunan).
b. Obligasi (Bond)
Obligasi adalah sertifikat yang menunjukkan pengakuan bahwa
perusahaan meminjam uang dan menyetujui untuk membayarnya
kembali dalam jangka waktu tertentu. Pelunasan atau pembayaran
kembali pinjaman obligasi dapat diambil dari penyusutan aktiva tetap
yang dibelanjai dengan pinjaman obligasi tersebut dan dari
keuntungan. Obligasi juga dapat diartikan sebagai surat tanda utang,
dan umumnya tidak dijaminkan dengan aktiva tertentu (Suad Husnan,
2000:282).
c. Kredit investasi
Kredit investasi adalah jenis pendanaan yang disediakan oleh
perbankan
dan
banyak
dimanfaatkan
oleh
perusahaan
untuk
membiayai investasinya.
36
Modal asing atau hutang jangka panjang merupakan sumber dana bagi
perusahaan yang harus dibayar kembali dalam jangka waktu tertentu.
Semakin lama jangka waktu dan semakin ringannya syarat-syarat
pembayaran kembali hutang tersebut akan mempermudah perusahaan
untuk menggunakan sumber dana yang berasal dari modal asing (hutang
jangka panjang) tersebut.
Meskipun demikian, hutang tetap harus dibayar kembali pada waktu
yang sudah ditetapkan tanpa memperhatikan kondisi keuangan perusahaan
pada saat itu dan harus sudah disertai dengan bunga yang sudah
diperhitungkan sebelumnya. Dengan demikian, seandainya perusahaan
tidak mampu membayar kembali hutang dan bunganya, maka kreditur
dapat memaksa perusahaan dengan menjual asset yang dijadikan
jaminannya.
Besaran jumlah hutang jangka akan berpengaruh terhadap baik
buruknya struktur modal. Struktur modal yang kurang sehat ditandai oleh
terlalu besarnya jumlah pinjaman dari pihak ketiga untuk mendanai
kegiatan bisnis (Sutojo, et.all, 2004:323). Struktur modal dinyatakan
dengan perbandingan hutang jangka panjang dengan modal sendiri atau
debt to equity ratio yang direncanakan untuk mendanai investasi. Debt to
equity ratio yang paling ideal adalah 50 : 50 atau sekitar 50%, artinya
perusahaan atau kreditur masing-masing mendanai 50% jumlah dana yang
dibutuhkan sekaligus menanggung risiko investasi dengan proporsi yang
sama (Sutojo, et.all, 2004:211).
37
F. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Struktur Modal
Faktor utama yang mempengaruhi keputusan struktur modal menurut
Brigham dan Houston (2006:7) adalah:
1. Risiko bisnis, atau risiko yang inheren dengan operasi risiko jika
perusahaan tidak mempergunakan hutang. Semakin tinggi risiko bisnis
perusahaan, maka semakin rendah rasio hutang optimalnya.
2. Posisi perpajakan perusahaan. Salah satu alasan utama menggunakan
utang adalah bunganya yang dapat menjadi pengurang pajak, yang
selanjutnya akan mengurangi biaya utang efektif.
3. Fleksibilitas keuangan, atau kemampuan untuk memperoleh modal dengan
persyaratan yang wajar dalam kondisi yang buruk. Baik potensi kebutuhan
dana di masa depan maupun konsekuensi dari kekurangan dana akan
mempengaruhi sasaran struktur modal. Semakin tinggi kemungkinan
kebutuhan modal di masa mendatang, dan semakin buruk konsekuensi dari
kekurangan dana, maka neraca perusahaan harus semakin kuat.
4. Konservatisme atau keagresifan manajemen. Beberapa manajer lebih
agresif dari yang lainnya, sehingga beberapa perusahaan cenderung
menggunakan utang sebagai usaha untuk mendorong keuntungan.
Faktor – faktor yang mempunyai pengaruh terhadap struktur modal
perusahaan menurut Brigham dan Houston (2006:42-43) adalah :
1. Stabilitas Penjualan. Jika penjualan relatif stabil, perusahaan dapat secara
aman menggunakan hutang lebih banyak dan berani menanggung beban
38
tetap
yang lebih
tinggi
dibandingkan
dengan
perusahaan
yang
penjualannya tidak stabil.
2. Struktur Aktiva. Apabila aktiva perusahaan cocok digunakan untuk
dijadikan agunan kredit perusahaan tersebut cenderung menggunakan
banyak hutang.
3. Leverage operasi. Jika hal–hal lain tetap sama, perusahaan dengan
leverage operasi yang lebih kecil cenderung lebih mampu untuk
memperbesar leverage keuangan karena ia akan mempunyai resiko bisnis
yang lebih kecil.
4. Tingkat Pertumbuhan. Perusahaan–perusahaan yang mempunyai tingkat
pertumbuhan lebih cepat, akan membutuhkan dana dari sumber ekstern
yang lebih besar.
5. Profitabilitas. Perusahaan dengan tingkat pengembalian yang tinggi atas
investasi, menggunakan hutang yang relatif kecil. Laba ditahannya yang
tinggi sudah memadai membiayai sebagian besar kebutuhan pendanaan.
6. Pajak. Bunga merupakan biaya yang dapat mengurangi pajak perusahaan,
sedangkan deviden tidak. Oleh karena itu, semakin tinggi tingkat pajak
perusahaan, semakin besar keuntungan dari penggunaan pajak, semakin
besar daya tarik penggunaan hutang.
7. Pengendalian.
Pertimbangan
pengendalian
dapat
mengarah
pada
penggunaan dari utang maupun ekuitas, karena jenis modal yang
melindungi manajemen akan bervariasi dari situasi satu ke situasi lain.
39
8. Sikap manajemen. Beberapa manajemen cenderung lebih konservatif
daripada yang lainnya, dan akibatnya menggunakan lebih sedikit hutang
daripada rata-rata perusahaan di dalam industri mereka, sedangkan
manajemen yang agresif menggunakan lebih banyak utang di dalam
pencarian akan laba yang lebih tinggi.
9. Sikap
Pemberi
Pinjaman
dan
agen
pemberi
peringkat.
Tanpa
memperhatikan analisis para manajer atas faktor–faktor leverage yang
tepat bagi perusahaan mereka, sikap pemberi pinjaman dan perusahaan
penilai peringkat seringkali mempengaruhi keputusan struktur keuangan.
10. Kondisi Pasar. Keadaan pasar modal sering mengalami perubahan dalam
menjual sekuritas harus menyesuaikan dengan kondisi pasar modal
tersebut.
11. Kondisi Internal Perusahaan. Apabila perusahaan memperoleh keuntungan
yang rendah sehingga tidak menarik bagi investor, maka perusahaan lebih
menyukai pembelanjaan dengan hutang daripada mengeluarkan saham.
12. Fleksibilitas Keuangan. Seorang manajer pendanaan yang pintar adalah
selalu dapat menyediakan modal yang diperlukan untuk mendukung
operasi.
Faktor-faktor yang mempengaruhi struktur modal menurut Agus sartono
(2001:248) adalah :
1. Tingkat penjualan, perusahaan dengan penjualan relative stabil berarti
memiliki aliran kas yang stabil pula, maka dapat menggunakan hutang
lebih besar daripada perusahaan dengan penjualan tidak stabil.
40
2. Struktur asset (aktiva), perusahaan yang memiliki struktur asset tetap
dalam jumlah besar dapat menggunakanhutang dalam jumlah besar akan
lebih mudah mendapatkan akses tetap dapat digunakan sebagai jaminan
atau kolateral hutang perusahaan.
3. Tingkat pertumbuhan perusahaan, semakin cepat pertumbuhan perusahaan
maka semakin besar kebutuhan dana untuk pembiayaan ekspansi.
4. Profitabilitas, profitabilitas periode sebelumnya merupakan faktor penting
dalam menentukan struktur modal.
5. Variabilitas laba dan perlindungan pajak, variable ini sangat erat kaitannya
dengan stabilitas penjualan.
6. Skala perusahaan, perusahaan besar yang sudah well-establish akan lebih
mudah memperoleh modal di pasar modal dibanding dengan perusahaan
kecil.
7. Kondisi intern perusahaan dan ekonomi makro, perusahaan perlu
mengamati saat yang tepat untuk memjual saham dan obligasi.
41
G. Ukuran Perusahaan
Menurut Brigham dan Houston (2001:117-119), ukuran perusahaan adalah
rata-rata total penjualan bersih untuk tahun yang bersangkutan sampai
beberapa tahun kemudian. Sedangkan menurut Sienly dan Bram (2008: 75),
ukuran perusahaan adalah nilai penjualan bersih perusahaan selama satu tahun
tertentu. Karena nilai penjualan bersih perusahaan cukup besar, maka dalam
pengukurannya dikonversikan dalam logaritma natural. Dalam hal ini
penjualan lebih besar daripada biaya variabel dan biaya tetap, maka akan
diperoleh jumlah pendapatan sebelum pajak. Sebaliknya, jika penjualan lebih
kecil daripada biaya variabel dan biaya tetap maka perusahaan akan menderita
kerugian.
Keadaan yang dikehendaki oleh perusahaan adalah memperoleh
keuntungan dari laba bersih sesudah pajak karena akan menambah modal
sendiri. Laba dari operasi ini dapat diperoleh jika jumlah penjualan lebih besar
daripada jumlah biaya variabel dan biaya tetap. Agar laba bersih yang
diperoleh sesuai dengan yang dikehendaki, maka perusahaan harus melakukan
perencanaan penjualan dan pengendalian yang tepat. Hal ini dilakukan agar
perusahaan dapat melaksanakan strategi usahanya (dalam hal ini aspek
finansial) dengan efektif dan efisien. Dalam aspek finansial, penjualan dapat
dilihat dari sisi perencanaan dan direfleksikan dalam bentuk target yang
diukur dalam satuan rupiah.
42
Perusahaan yang berada pada pertumbuhan penjualan yang tinggi
membutuhkan dukungan sumber daya modal yang semakin besar. Sebaliknya,
perusahaan dengan tingkat pertumbuhan penjualan rendah kebutuhan terhadap
sumber daya modal juga semakin kecil. Konsep tingkat pertumbuhan
penjualan tersebut memiliki hubungan yang positif, tetapi implikasi tersebut
memberikan efek yang berbeda terhadap struktur modal, yaitu dalam
penentuan jenis modal yang akan digunakan.
Apabila perusahaan dihadapkan pada kebutuhan sumber modal yang
semakin meningkat akibat pertumbuhan penjualan, dan modal dari sumber
intern (modal sendiri) sudah tidak mencukupi, maka perusahaan harus
memenuhi kebutuhan modalnya dari sumber ekstern. Sumber dana ekstern ini
diperoleh dengan menggalang dana dari kreditur (hutang) maupun dengan
menerbitkan saham baru.
Perusahaan dengan ukuran (penjualan) yang lebih besar memiliki akses
yang lebih besar untuk mendapat
sumber modalnya, sehingga untuk
memperoleh pinjaman dari pihak krediturpun akan lebih mudah. Hal ini
dikarenakan perusahaan dengan ukuran yang besar memiliki probabilitas lebih
besar untuk memenangkan persaingan atau bertahan dalam industri. Pada sisi
lain, perusahaan dengan skala lebih kecil lebih fleksibel dalam menghadapi
ketidakpastian, karena perusahaan dengan skala kecil lebih cepat bereaksi
terhadap perubahan yang mendadak.
43
Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa besar kecilnya ukuran
perusahaan akan berpengaruh terhadap struktur modal. Hal ini didasarkan
pada kenyataan bahwa semakin besar suatu perusahaan semakin besar tingkat
pertumbuhan penjualannya sehingga perusahaan tersebut akan lebih berani
mengeluarkan saham baru dan menggunakan jumlah pinjaman (hutang) yang
semakin besar pula. Dari penelitian yang dilakukan oleh para ahli yang
menyatakan bahwa ukuran perusahaan mempunyai pengaruh yang positif dan
signifikan, yang berarti kenaikan ukuran perusahaan akan diikuti dengan
kenaikan struktur modal adalah penelitian yang dilakukan Saidi dan Boateng
dalam M. Sienly Veronica Wijaya dan Bram Hadianto (2008: 72-73).
H. Struktur Aktiva
Struktur aktiva adalah penentuan berapa besarnya alokasi untuk masingmasing komponen aktiva, baik dalam aktiva lancar maupun aktiva tetap
(Syamsudin,2001:9). Struktur aktiva adalah susunan penyajian aktiva dalam
rasio terentu dari laporan keuangan yang nampak pada neraca sebelah debet.
Struktur aktiva dapat dipandang dari aspek operasional yang pada
dasarnya menggolongkan aktiva dalam perbandingan tertentu untuk keperluan
operasi utama perusahaan. Struktur aktiva dapat dipandang dari dua sisi yaitu
yang harus tersedia untuk beroperasi perusahaan selama periode akuntansi
berlangsung serta aktiva yang harus disediakan untuk operasional perusahaan
secara permanent.
44
Aktiva yang harus disediakan untuk operasi selama periode akuntansi
berlangsung adalah golongan aktiva lancar. Sedangkan aktiva yang harus
disediakan untuk operasional perusahaaan permanent adalah golongan aktiva
tetap.
Menurut Munawir. S (2002: 14) aktiva lancar adalah uang kas dan aktiva
lainnya yang dapat diharapkan untuk dicairkan atau ditukarkan menjadi uang
tunai, dijual atau dikonsumsi dalam periode berikutnya, paling lama satu tahun
atau dalam perputaran kegiatan perusahaan yang normal. Sedangkan aktiva
tetap adalah kekayaan yang dimiliki perusahaan yang fisiknya nampak
(konkret). Syarat lain untuk dapat diklasifikasikan sebagai aktiva tetap selain
aktiva itu dimiliki perusahaan, juga harus digunakan dalam operasi yang
bersifat permanent (aktiva tersebut mempunyai umur kegunaan jangka
panjang atautidak akan habis dipakai dalamsatu periode kegiatan perusahaan).
Struktur aktiva diketahui dengan membandingkan total aktiva tetap dan
total aktiva yang dimiliki perusahaan. Total aktiva tetap diketahui dengan
menjumlahkan rekening-rekening aktiva tetap berwujud perusahaan seperti
tanah, gedung, mesin, peralatan, kendaraan dan aktiva tetap berwujud lainnya
kemudian dikurangi akumulasi penyusutan aktiva tetap.
Total aktiva adalah jumlah dari keseluruhan kekayaan perusahaan yang
terdiri dari aktiva tetap, aktiva lancar, dan aktiva lain-laim yamg nilainya
seimbang dengan total kewajiban dan ekuitas (Margaretha, 2003:108).Total
aktiva dalam penelitian ini diketahui dengan menjumlahkan aktiva lancar dan
aktiva tidak lancar perusahaan.
45
Aktiva lancar seperti yang telah diuraikan sebelumnya adalah uang kas
dan aktiva lain yang diharapkan dapat dicairkan menjadi uang tunai dalam
periode berikutnya (paling lama satu tahun). Sedangkan aktiva tidak lancar
adalah aktiva yang mempunyqai umur kegunaan yang relatif permanent atau
jangka panjang(mempunyai umur ekonomis lebih dari satu tahun atau tidak
akan
habis
dalam
satu
kali
perputaran
operasi
perusahaan)
(Munawir,2002:16).
Formulasi dari struktur aktiva adalah sebagai berikut:
Aktiva Tetap
Struktur aktiva :
Total Aktiva
Perusahaan yang mempunyai aktiva tetap jangka panjang, maka
perusahaan tersebut akan menggunakan pembiayaan hutang hipotik jangka
panjang, dengan harapan aktiva tersebut dapat digunakan untuk menutup
hutangnya. Sebalikya perusahaan yang sebagian besar aktiva yang dimilikinya
berupa piutang dan persediaan barang yang nilainya sangat tergantung pada
kelanggengan tingkat profitabilitas (penjualan) masing-masing perusahaan,
sebaiknya dibiayai dengan pembiayaan (hutang) jangka pendek (Weston dan
Copeland, 1997:363).
46
Menurut Riyanto (2001 : 298), kebanyakan perusahaan industri di mana
sebagian besar daripada modalnya tertanam dalam altiva tetap (fixed asset),
akan mengutamakan pemenuhan modalnya dari modal yang permanent, yaitu
modal sendiri, sedang hutang sifatnya sebagai pelengkap. Hal ini dapat
dihubungkan dengan adanya struktur financial konservatif yang horizontal
yang menyatakan bahwa besarnya modal sendiri hendaknya paling sedikit
dapat menutup jumlah aktiva tetap plus aktiva lain yag bersifat permanent.
Sedangkan perusahaan yang sebagian besar dari aktivanya terdiri atas aktiva
lancar akan mengutamakan kebutuhan dananya dengan utang jangka pendek.
I. Profitabilitas
Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan untuk memperoleh laba
dalam hubungannya dengan penjualan, total aktiva, maupun modal sendiri
(Agus Sartono, 1997:130).
Profitabilitas suatu perusahaan menunjukkan perbandingan antara laba
dengan aktiva atau modal yang menghasilkan laba tersebut. Dengan kata lain
profitabilitas adalah kemampuan perusahaan unutuk menghasilkan laba
selama periode tertentu (Riyanto, 2001:35).
Profitabilitas merupakan evaluasi pendapatan perusahaan dalam kaitannya
dengan peningkatan tingkat penjualan tertentu, tingkat aktiva tertentu,
investasi dari pemilik perusahaan atau nilai saham (Gitman, 2006: 65).
47
Berdasarkan pengertian-pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa
profitabilitas adalah kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba, dengan
membandingkan antara laba dengan aktiva atau modal yang menghasilkan
laba tersebut.
Cara untuk menilai profitabilitas suatu perusahaan bermacam-macam,
dapat berupa perbandingan antara laba yang berasal adari opersi usaha, laba
bersih sebelum pajak dengan total aktiva, laba bersih sesudah pajak dengan
modal sendiri. Meskipun terdapat bermacam-macam penilaian profitabilitas
suatu perusahaan, namun rasio yang pada umumnya digunakan oleh para
pemakai laporan keuangan adalah profitabilitas ekonomi dan profitabilitas
modal sendiri (Riyanto,2001:36).
Profitabilitas ekonomi adalah perbandingan antara laba usaha dengan
modal sendiri dan modal asing yang dipergunakan untuk menghasilkan laba
tersebut dan dinyatakan dalam persen. Modal yang diperhitungkan dalam
menghitung profitabilitas ekonomi hanyaklah modal yang bekerja di dalam
perusahaan (operating capital/asset) dengan demikian maka modal yang
ditanamkan dalamperusahaan lain atau modal yang digunakan dalam efek
(kecuali
perusahaan-perusahaan
kredit)
tidak
diperhitungkan
dalam
menghitung profitabilitas ekonomi. Demikian pula laba yang diperhitungkan
untuk menghitung prifitabilitas ekonomi hanyalah laba yang berasal dari
operasi perusahaan (laba usaha/operating profit). Oleh karena itu, laba yang
diperoleh diluar perusahaan atau efek (deviden, kupon) tidak diperhitungkan
dalam profitabilitas ekonomi (Riyanto,2001:36).
48
Formulasi dari profitabilitas ekonomi adalah :
EBIT
Profitabilitas ekonomi :
Total Aktiva
Bagi suatu perusahaan, disamping laba tingkat profitabilitas merupakan
masalah penting, sebab laba yang besar saja belum merupakan ukuran bahwa
perusahan tersebut telah dapat bekerja secara efisien. Efisiensi baru dapat
diketahui dengan membandingkan profitabilitas yang diperoleh dengan modal
yang digunakan.
Berkaitan dengan hal tersebut, untuk mengetahui pengaruh profitabilitas
terhadap struktur modal perusahaan perlu dikaji mengenai Pecking Order
Theory. Disebut pecking order karena teori ini menjelaskan mengapa
perusahaan akan menentukan hierarki sumber dana yang paling disukai.
Myers dan Majluf dalam Suad Husnan (2000:324 - 325) menyatakan secara
ringkas teori tersebut antara lain:
1. Perusahaan lebih menyukai pendanaan dari hasil operasi perusahaan.
2. Perusahaan mencoba menyesuaikan rasio pembagian deviden yang
ditargetkan, dengan berusaha menghindari perubahan deviden secara
drastis.
49
3. Kebijakan deviden yang relative segan untuk diubah, disertai dengan
fluktuasi profitabilitas dan kesempatan investasi yang tidak bias diduga,
mengakibatkan bahwa dana hasil operasi kadang-kadang melebihi
kebutuhan dana untuk investasi,meskipun pada kesempatan yang lain,
mungkin kurang. Apabila dana hasil operasi kurang dari kebutuhan
investasi (capital expenditure), maka perusahaan akan mengurangi saldo
kas atau menjual sekuritas yang dimiliki.
4. Apabila pendanaan dari luar (external financing) diperlukan, maka
perusahaan akan menenrbitkan sekuritas yang paling aman terlebih dahulu,
dimulai dengan penerbitan obligasi, kemudian diikuti oleh sekuritas yang
sebagian besar kebutuhan pendanaan dengan dana yang dihasilkan secara
internal.
Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan, bahwa profitabilitas
mempunyai pengaruh terhadap struktur modal dengan didasarkan bahwa
perusahaan yang mempunyai profitabilitas yang tinggi akan mengurangi
ketergantungannya pada pihak luar, karena tingkat keuntungan yang tinggi
memeungkinkan perusahan untuk memperoleh sebagian besar pendanaannya
dari laba ditahan. Hal ini akan berpengaruh terhadap penentuan komposisi
struktur modal.
50
J. Kajian Literatur Terdahulu
Penelitian yang dilakukan Tinjung Desy Nursanti (2004), yang meneliti
tentang pengaruh penggunaan bank loans terhadap struktur modal perusahaan.
Struktur modal perusahaan dalam penelitian ini diproksi dengan leverage
perusahaan.
Hasil
penelitian
Tinjung
Desy
Nursanti
menyebutkan
profitabilitas tidak signifikan mempengaruhi leverage pada tingkat α = 5%,
sedangkan ukuran perusahaan secara signifikan berpengaruh positif terhadap
leverage perusahaan pada tingkat α = 5%.
Menurut hasil penelitian Bayu Prima tentang pengaruh struktur aktiva dan
profitabilitas terhadap struktur modal pada industri konsumsi pada tahun 2005,
menunjukkan bahwa secara parsial struktur aktiva berpengaruh positif dan
signifikan terhadap struktur modal, artinya setiap kenaikan struktur aktiva
akan diikuti dengan kenaikan struktur modal. Sedangkan profitabilitas secara
parsial tidak berpengaruh pada struktur modal.
Hasil penelitian Ahmad Rodoni dan Maratush Sholihah (2006) yang
melakukan pengujian empiris pada struktur modal dengan Pecking Order
theory, dan Signaling theory, menunjukkan bahwa Profitabilitas berpengaruh
positif terhadap struktur modal baik secara parsial maupun simultan
mempunyai pengaruh yang signifikan pada α = 5% terhadap struktur modal.
51
Pada penelitian yang dilakukan oleh M. Sienly Wijaya dan Bram
Susanto(2008) tentang pengaruh struktur aktiva,ukuran perusahaan, likuiditas
dan profitabilitas pada perusahaan ritel di BEI, menunjukkan bahwa struktur
aktiva tidak berpengaruh pada struktur modal, likuiditas berpengaruh negatif
pada struktur modal, dan profitabilitas berpengaruh positif pada struktur
modal.
Penelitian yang dilakukan oleh Glenn Meyers tentang struktur modal pada
perusahaan
asuransi
menyatakan
bahwa
perusahaan
asuransi
harus
mendapatkan keuntungan agar dapat menanggung kewajibannya (hutang),
karena para investor hanya tertarik pada hasil pengembalian yang tinggi(return
atas klaim) yang telah mereka bayarkan.
K. Kerangka Berpikir
Setiap badan usaha memerlukan dana untuk melakukan kegiatan usaha
dan untuk menjamin keberlanjutan usahanya. Pemenuhan kebutuhan tersebut
dapat berasal dari sumber dana internal dan eksternal. Setiap keputusan
perusahaan dalam menentukan darimana kebutuhan dana modalnya dipenuhi
akan berpengaruh pada komposisi struktur modal perusahaan. Struktur modal
menunjukkan komposisi perbandingan antara sumber dana dari modal asing
dengan modal sendiri yang digunakan oleh perusahaan dalam membiayai
investasinya.
52
Keputusan mengenai komposisi struktur modal
persahaan harus
berdasarkan aturan struktur financial konservatif vertical yang memberikan
batas imbangan yang harus dipertahankan oleh suatu perusahaan mengenai
besarnya modal asing dan modal sendiri. Aturan finansial tersebut menetapkan
bahwa besarnya modal asing dalam keadaan bagaimanapun tidak boleh
melebihi besarnya modal sendiri (Bambang Riyanto, 2001:23). Dalam hal
penetapan komposisi struktur modal, perusahaan perlu mempertimbangkan
factor-faktor yang mempengaruhinya, factor-faktor tersebut diantaranya
struktur aktiva dan profitabilitas.
Bertitik tolak uraian tesebut,dapat dikatakan bahwa struktur aktiva
berpengaruh terhadap struktur modal, karena apabila jumlah aktiva tetap tidak
dapat dtutup dengan jumlah modal sendiri perusahaan, maka dana yang
digunakan untuk menutup aktiva tersebut berasal dari modal asing (hutang).
Hal tersebut akan meningkatkan struktur modal perusahaan.
Brigham dan Houston (2001:40) menyatakan bahwa perusahaan dengan.
tingkat pengembalian yang tinggi atas investasi menggunakan hutang yang
relatif kecil. Tingkat pengembalian yang tinggi memungkinkan untuk
membiayai sebagian besar kebutuhan pendanaan dengan dana yang dihasilkan
secara internal.
53
Perusahaan dengan tingkat keuntungan yang tiggi menggunakan utang
yang relative kecil, karena tigkat keuntungan yang tinggi memngkinkan
mereka untuk menggunakan sumber pendanaan dari sumber intern perusahaan
yaitu laba ditahan. Sebaliknya, perusahaan dengan tingkat pengembalian yang
kecil akan lebih banyak menggunakan modal asing dalam memenuhi
kebutuhan dananya. Dengan demikian, tingkat profitabilitas mempengaruhi
struktur modal, semakin tinggi tigkat profitabilitas suatau persahaan maka
semakin renda pula perusahaa menggunakan hutang sebagai sumber
pendanaannya, penggunaan hutang yang rendah akan menurunkan struktur
modal perusahaan.
Dengan mengetahui bagaimana faktor-faktor yang mempengaruhi
struktur modal, diharapkan dapat membantu perusahaan dalam menentukan
bagaimana seharusnya pemenuhan dana dilakukan sehingga tujuan perusahaan
dapat tercapai. Berdasarkan uraian diatas, maka dapat dibuat suatu kerangka
berpikir pengaruh struktur aktiva dan profitabilitas terhadap struktur modal
adalah sebagai berikut:
54
Bursa Efek Jakarta
Perusahaan Industri Makanan
dan Minuman
Variabel Independen:
:
Variabel Dependen:
1) Ukuran perusahaan
2) Struktur Aktiva
3) Profitabilitas
Struktur Modal
Metode Regresi Linier Berganda
Normalitas
Uji F Simultan
Multikolinieritas
Autokorelasi
Uji T Parsial
Heterokeditisitas
Koefisien
Determinasi
Interpretasi
Kerangka Pemikiran Industri Makanan dan Minuman Tahun 2007-2009
55
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian dilakukan untuk membuktikan pengaruh ukuran perusahaan,
struktur aktiva dan profitabilitas terhadap struktur modal pada perusahaan
industri makanan dan minuman di Bursa Efek Indonesia tahun 2007-2009.
B. Metode Penentuan Sampel
1.
Populasi
Populasi merupakan keseluruhan anggota dari suatu objek yang
menjadi perhatian. Populasi penelitian ini adalah perusahaan industri
makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
2. Sampel
Sampel dari penelitian adalah seluruh perusahaan makanan dan
minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dengan teknik
purposive sampling kriterianya sebagai berikut :
a. Perusahaan yang bergerak disektor industri makanan dan minuman
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dari tahun 2007 hingga 2009.
b. Setiap perusahaan memiliki data statistik dan laporan keuangan yang
diungkapkan ke publik dari tahun 2007 hingga 2009, untuk
memperlancar proses perhitungan data dalam penelitian ini.
Berdasarkan kriteria tersebut, didapat 18 perusahaan makanan dan
minuman yang menjadi sampel dalam penelitian ini.
56
NO
PERUSAHAAN
KODE PERUSAHAAN
1
PT Ades Alfindo
ADES
2
PT Aqua Golden Mississipi
AQUA
3
PT Cahaya Kalbar
CEKA
4
PT Delta Djakarta
DLTA
5
PT Fast Food Indonesia
FAST
6
PT Indofood Sukses Makmur
INDF
7
PT Mayora Indah
MYOR
8
PT Sekar Laut
SKLT
9
PT Sierad Produce
SIPD
10
PT Sinar Mas Agro Resources and Technology
SMAR
11
PT Tunas Baru Lampung
TBLA
12
PT. Tiga Pilar Sejahtera
AISA
13
PT Sari Husada
SHDA
14
PT Siantar Top
STTP
15
PT Pionerindo Gourmet International
PSPT
16
PT Ultra jaya Milk Industri
ULTJ
17
PT Multi Bintang Indonesia
MLBI
18
PT Davomas Abadi
DAVO
Tabel 3.1
Daftar Perusahaan Industri Makanan dan Minuman yang laporan
keuangannya tercatat di Bursa Efek Indonesia tahun 2007-2009
57
C. Metodologi Pengumpulan Data
Dalam rangka memperoleh data yang diperlukan pada penelitian ini,
penulis menggunakan data dari beberapa sumber, yaitu:
1. Metode dokumentasi, untuk memperoleh data mengenai laporan
keuangan pada perusahaan yang tergabung dalam industri makanan dan
minuman di Bursa Efek Indonesia tahun 2007 hingga 2009 dengan
mengakses data dari www.idx.com
2. Pengumpulan Kepustakaan, yaitu dengan meneliti buku-buku yang
berhubungan dengan manajemen keuangan dan buku ekonomi lainnya.
D. Metode Analisis
1. Model Analisis Regresi Berganda
Jika pengaruh variabel-variabel independent terhadap variabel
dependent signifikan maka dibuat model persamaan regresi linier berganda
agar dapat menjelaskan tigkat pengarh signifikan tersebut antar variablevariabel independent dengan variabel dependentnya (Rodoni,2005:65).
Untuk dapat menganalisis pengaruh variabel independent (X1,X2,X3),
terhadap variabel dependent (Y), maka teknik analisis yang digunakan
adalah model analisis linier berganda, dirumuskan sebagai berikut:
Y = a + b1X1 + b2X2 +b3X3+ e
Keterangan variabel pada rumus diatas, sebagai berikut:
Y = variabel dependen, yaitu struktur modal
X1 = variabel independen berupa ukuran perusahaan
58
X2 = variabel independen berupa struktur aktiva
X3 = variabel independen berupa profitabilitas
a = konstanta
b = koefisien korelasi
e = standar error
2. Uji Asumsi Klasik Regresi Berganda
a. Uji Normalitas Data
Uji ini bertujuan menguji apakah sebuah model regresi masingmasing variabelnya berdistribusi normal atau tidak. Model regresi
yang baik terungkap dengan data berdistribusi normal atau yang
mendekati normal. Untuk mengetahui apakah model regresi tersebut
mengalami masalah normalitas atau tidak dapat dideteksi dengan
melihat penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal dari grafik. Dasar
pengambilan keputusan dalam uji normalitas data adalah:
1) Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah
garis diagonal, maka model regresi diasumsikan normal.
2) Jika data menyebar jauh dari garis diagonal atau tidak mengikuti
arah garis diagonal, maka model regresi tidak memenuhu asumsi
klasik.
59
b. Multicolinearity
Uji multikolinieritas digunakan untuk menunjukkan adanya
hubungan linier antara variabel-variabel bebas dalam model regresi.
Jika variabel bebas berkorelasi sempurna maka dapat disebut dengan
multikolinieritas sempurna.
Cara mendeteksi ada tidaknya multikolinieritas di dalam model
regresi adalah sebagai berikut:
(1) Menganalisis matrik korelasi variabel-variabel bebas. Jika antar
variabel bebas ada korelasi yang cukup tinggi (umumnya diatas
90%) maka hal ini dapat diindikasikan adanya multikolinieritas.
(2) Dilihat dari nilai tolerance dan varian inflation factor (VIF). Model
regresi bebas dari masalah multikolinieritas jika nilai VIF < 10 dan
nilai tolerance > 0.10.
c. Heterokedatisitas
Heterokedasitas menunjukkan bahwa variasi (varians) variabel tidak
sama untuk semua pengamatan. Pada heterokedasitas, kesalahan yang
terjadi tidak random, tetapi menunjukkan hubungan yang sistematis
sesuai dengan besarnya satu atau lebih variabel.
Heterokedasitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model
regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual dan satu pengamatan
lain, jika varians residual dan satu pengamatan ke pengamatan lainnya
tetap maka disebut homokedatisitas dan jika berbeda disebut
heterokedastisitas.
60
Model regresi yang baik adalah yang homokedatisitas atau tidak
terjadi heterokedatisitas, untuk mengetahui ada atau tidak terjadi
heterokedatisitas ada beberapa cara:
1) Melihat grafik plot antara prediksi variabel terikat (ZPRED) dengan
residualnya (SRESID). Deteksi ada tidaknya heterokedatisitas dapat
dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik
Scatterplot antara SRESID dan ZPRED dimana sumbu Y adalah Y
yang telah diprediksi dan sumbu X adalah residual (Y prediksi- Y
sesungguhnya).
2) Dasar analisis, jika ada pola tertentu seperti titik-titik yang
membentuk pola yang teratur (bergelombang, melebar atau
menyempit), maka mengindikasikan telah terjadi heteroketisitas. Jika
tidak ada pola yang jelas, titik-titik menyebar diatas dan dibawah
angka nol pada sumbu Y, maka tidak terjadi heterokedasitas.
(Ahmad Rodoni, 2005:88)
d. Autokorelasi
Satu diantara penyimpangan pada regresi berganda adalah
autokorelasi. Autokorelasi adalah kolerasi atau hubungan yang terjadi
diantara anggotanyadari serangkaian pengamatan yang tersusun dalam
kurun waktu. Pengujian yang dilakukan untuk mengetahui autokorelasi
adalah dengan uji Durbin-Weston (dikembangkan oleh Durbin dan G.
Weston tahun 1951) dengan ketentuan sebagai berikut:
61
Dw
Kesimpulan
Kurang dari 1,08
Ada autokorelasi
1,08 s.d 1,66
Tanpa kesimpulan
1,66 s.d 2,34
Tidak ada autokorelasi
2,34 s.d 2,92
Tanpa kesimpulan
Lebih dari 2,92
Ada korelasi
Sumber : Algifari (2000: 89)
3. Uji Hipotesis
a. Uji Signifikan Simultan (F)
Uji F dilakukan untuk melihat kemaknaan dari model regresi. Hasil
dari uji F dapat dilihat dari hasil output SPSS release 15.00. Bila F
hitung lebih besar dari F tabel (F hitung > F tabel) serta tingkat
signifikannya (p-value) lebih kecil dari 5% (α: 5% = 0,05), maka hal
ini menunjukkan Ho ditolak dan H1 diterima. Berarti bahwa variabel
independen secara simultan mempunyai pengaruh signifikan terhadap
variabel dependen.
Kriteria pengujian:
p-value > α
tidak signifikan
p-value < α
signifikan
Fhitung > F tabel
Ho ditolak,H1 diterima
Fhitung < F tabel
Ho diterima,H1 ditolak
62
b. Uji Signifikan Parsial (t)
Uji t dilakukan untuk menganalisis pengaruh variabel independen
terhadap variabel dependen secara parsial atau individual. Hasil dari
uji t dapat dilihat dari hasil output SPSS release 15.00. Bila Thitung
lebih besar dari Ttabel (t-hitung > t- tabel) serta tingkat signifikannya (pvalue) lebih kecil dari 5% (α: 5% = 0,05), maka hal ini menunjukkan
Ho ditolak dan H1. Hal ini berarti ada pengaruh signifikan antara
variabel independen secara parsial. Rumus uji T (Husein Umar,
2004:134) adalah:
r.√n-2
Thitung =
√1-r2
Dimana:
T = koefisien Thitung
r = koefisien resgresi
n = jumlah variabel
Kriteria pengujian:
p-value > α
tidak signifikan
p-value < α
signifikan
Thitung > Ttabel
Ho ditolak, H1 diterima
Thitung < Ttabel
Ho diterima, H1 ditolak
63
c. Uji Koefisien Determinasi (R2)
Uji koefisien determinasi (R2) ditujukan untuk melihat seberapa
besar
kemampuan
variabel
independen
(struktur
aktiva
dan
profitabilitas) menjelaskan variabel dependen (struktur modal) yang
dilihat melalui adjusted R2, karena variabel independennya lebih dari 1.
4. Hipotesis
Hipotesis adalah jawaban suatu teori sementara yang sebenarnya masih
memerlukan pengujian. Hipotesis dapat diartikan sebagai jawaban yang
bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian.
Penyusunan hipotesis dalam penelitian ini dirumuskan, variabel-variabel
yang mempengaruhi struktur modal terdiri dari:
a. Ukuran Perusahaan
b. Struktur Aktiva
c. Profitabilitas
Variabel-variabel tersebut merupakan variabel-variabel independen
yang secara simultan dapat mempengaruhi struktur modal sebagai variabel
dependen pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta signifikan.
Sehingga hipotesis yang diajukan:
a. Hipotesis secara Simultan atau bersama-sama
Ho : b1, b2, b3 = 0
secara bersama-sama tidak terdapat pengaruh
yang signifikan dari semua variabel yaitu
ukuran
perusahaan,
struktur
aktiva
dan
profitabilitas terhadap struktur modal.
64
H1 : b1, b2, b3 ≠ 0
secara bersama-sama terdapat pengaruh yang
signifikan dari semua variabel yaitu ukuran
perusahaan, struktur aktiva dan profitabilitas
terhadap struktur modal.
b. Hipotesis secara Parsial atau individual
Ho : b1, b2, b3 = 0
secara individual tidak terdapat pengaruh yang
signifikan dari masing-masing variabel yaitu
ukuran
perusahaan,
struktur
aktiva
dan
profitabilitas terhadap struktur modal.
H1 : b1, b2, b3 ≠ 0
secara individual terdapat pengaruh yang
signifikan dari masing-masing variabel yaitu
ukuran
perusahaan,
struktur
aktiva
dan
profitabilitas terhadap struktur modal.
E. Operasi Variabel Penelitian
1. Variabel Terikat
Variabel terikat dalam penelitian ini adalah struktur modal (Y).
Struktur modal diukur
dengan membandingkan antar utang jangka
panjang dengan modal sendiri.
Utang Jangka Panjang
Struktur Modal =
Modal Sendiri
65
2. Variabel Bebas
a. Ukuran Perusahaan (X1)
Ukuran perusahaan dalam penelitian ini ditunjukkan dengan besarnya
total penjualan bersih selama satu tahun pada perusahaan makanan dan
minuman yang terdaftar di BEJ tahun 2007-2009, karena hasil
penjualan
seperti
yang
nampak
di
dalam
laporan
laba/rugi
menunjukkan aktifitas yang dinamis yang fundamental bagi setiap
perusahaan dagang dan manufaktur pada umumnya. Total penjualan
mencerminkan pula besarnya aktifitas perusahaan, kadang-kadang
dalam industri merupakan motivator yang kuat sebagai dasar
pertimbangan dan sasaran yang ditetapkan untuk total penjualannya
(Elyanna Noor Adriyanti, 2007:46).
b. Struktur Aktiva (X2)
Struktur aktiva yaitu penentuan seberapa besar jumlah alokasi untuk
masing-masing komponen aktiva, baik aktiva tetap maupun aktiva
lancar.
Total Aktiva Tetap
Struktur Aktiva =
Total Aktiva
66
c. Profitabilitas (X3)
Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan memperoleh laba
dalam hubungannya dengan penjualan, total aktiva, maupun modal
sendiri. Pengukuran prifitabilitas dalam penelitian ini menggunakan
profitabilitas ekonomi atau Return on Assets(ROA).
EBIT
Profitabilitas Ekonomi =
Total Aktiva
67
BAB IV
PENEMUAN DAN PEMBAHASAN
A. Sekilas Gambaran Umum Objek penelitian
1. Sejarah Bursa Efek
Pada zaman penjajahan Belanda, Bursa Efek pertama kali didirikan di
Indonesia pada tahun 1912. Bursa efek yang pertama didirikan oleh 13
perusahaan efek (sekuritas) Belanda dan berlokasi di Batavia (Jakarta).
Kemudian dalam perkembangannya, pada tahun 1925 didirikan dua bursa
efek lain, yaitu di kota Semarang dan Surabaya. Karena meletusnya perang
dunia ke-2 pada tahun 1939, maka pada awal tahun 1940 bursa efek
ditutup, sehingga secara otomatis pasar modal menjadi vakum, tidak ada
lagi perkembangannya.
Setelah Indonesia merdeka pada tanggal 17 Agustus 1945, sejarah
pasar modal Indonesia memasuki alam kemerdekaannya yang tentunya
akan memberikan angin segar bagi perkembangan pasar modal dengan
dimensi dan situasi yang berbeda. Pemerintah orde lama membentuk suatu
badan yang disebut PPUE (Perserikatan Perdagangan Uang dan Efekefek). Salah satu tugas badan ini adalah melakukan berbagai kajian tentang
kemungkinan didirikannya bursa efek pasca kemerdekaan. Berbagai kajian
yang dilakukan tentunya menyangkut faktor ekonomi makro maupun
mikro, karena pasar modal sangat erat kaitannya dengan faktor ekonomi
suatu negara.
68
Pada tahun 1652, PPUE membuka bursa efek di Jakarta yang
diharapkan menjadi indikator penunjang perekonomian. Namun karena
inflasi dan resesi ekonomi yang berlangsung di Indonesia pada waktu itu,
maka pada tahun 1958 kegiatan bursa efek dihentikan.
2. Instrumen Pasar Modal
Instrument pasarmodal pada prinsipnya adalah semua surat berharga
(efek) yang umumnya diperjual belikan melalui pasar modal. Efek adalah
surat pengakuan hutang, surat berharga komersial, saham, obligasi,
sekuritas kredit, tanda bukti hutang, rights, warrants, opsi atau setiap
derivatve dari efek atau setiap instrument yang ditetapkan oleh Bapepam
sebagai efek. Sifat efek yang diperdagangkan di pasar modal (Bursa Efek)
biasanya berjangka waktu panjang. Instrument yang paling umum
diperjual belikan melalui Bursa Efek di Indonesia saat ini adalah saham,
obligasi dan rights.
a. Saham
Saham adalah surat bukti atau tanda kepemilikan modal pada suatu
perseroan terbatas dalam transaksi jual beli di Bursa Efek. Saham atau
disebut
Share
merupakan
instrument
yang
paling
dominan
diperdagangkan. Saham tersebut dapat diterbitkan dengan cara atas
nama atau atas unjuk. Saham dapat dibedakan antara saham biasa
(common stock) dan saham preferen (preferred stock). Menurut Suad
Husnan (2000:276) perbedaan kedua saham itu antara lain adalah
sebagai berikut:
69
*Saham Biasa (Common Stock):
1) Dividen dibayarkan sepanjang perusahaan memperoleh laba.
2) Memiliki hak suara (one share one vote).
3) Hak memperoleh pembagian kekayaan perusahaan apabila
bangkrut dilakukan setelah semua kewajiban perusahaan dilunasi.
*Saham Preferren (Preferred Stock)
1) Memiliki hak paling dahulu memperoleh deviden.
2) Tidak memiliki hak suara.
3) Dapat
mempengaruhi
manajemen
perusahaan
terapat
mempengaruhi manajemen perusahaan terutama dalam pencalonan
pengurus.
4) Memiliki hak pembayaran maksimum sebesar nilai nominal saham
lebih dahulu setelah kreditor apabila perusahaan dilikuidasi.
5) Kemungkinan dapat memperoleh tambahan dari pembagian laba
perusahaan di samping penghasilan yang diterima secara.
b. Obligasi
Obligasi atau bonds adalah bukti hutang dari emiten yang dijamin
oleh penanggung yang mengandung janji pembayaran bunga atau janji
lainnya serta pelunasan pokok pinjaman yang dilakukan pada tanggal
jatuh tempo. Obligasi pada prinsipnya merupakan instrument pasar
modal yang berjangka waktu panjang yaitu 3 s/d 30 tahun. Namun
demikian dilihat dari jangka waktu pendek yaitu antara 3-5 tahun,
70
berjangka waktu menengah 5-15 tahun, dan berjangka waktu panjang
15-30 tahun.
c. Rights
Rights adalah hak yang diberikan kepada pemegang saham lama
untuk membeli tambahan saham baru yang diterbitkan oleh suatu
perusahaan. Penerbitan rights di pasar modal Indonesia juga disebut
penawaran efek terbatas dengan hak membeli lebih dahulu. Biasanya
perusahaan menetapkan bahwa setiap pemegang saham lama diberi
hak untuk memberi sejumlah saham baru dengan suatu perbandingan
yang ditentukan.
3. Gambaran Umum Industri Makanan dan Minuman
Krisis ekonomi yang melanda Indonesia sejak pertengahan 1997
sempat memporak-porandakan dunia usaha di
Indonesia. Industri
makanan dan minuman merupakan salah satu industri yang dapat terus
eksis bertahan disaat Indonesia mengalami krisis ekonomi. Sementara
industri lain masih kena dampak industri ekonomi, industri makanan dan
minuman sudah mulai bangkit kembali dari krisis. Hal ini dikarenakan,
industri makanan dan minuman adalah salah satu jenis industri yang paling
dibutuhkan oleh masyarakat. Alasannya adalah bahwa orang perlu makan
dan minum untuk mempertahankan hidupnya.
Setelah bisa lepas dari krisis ekonomi, industri makanan dan minuman
berkembang pesat seperti terlihat dari banyaknya produk makanan dan
minuman yang muncul di pasaran. Iklan di berbagai media massa terutama
71
televisi menunjukkan bahwa hampir seetiap pesan muncul produk
makanan dan minuman bariap pesan muncul produk makanan dan
minuman baru, mulai dari makanan kecil (snack), mie instan dan minuman
kemasan hingga berbagai olahan produk lainnya. Antusiasisme produsen
menawarkan produk mempunyai alasan utama yaitu, pasar besar yang
mampu menyerap konsumen untuk membeli produk yang ditawarkan
sehingga
dapat
meningkatkan
penjualan
yang
berimbas
pada
meningkatnya profit perusahaan. Bila perusahaan memperoleh profit yang
besar, perusahaan akan memperoleh tambahan modal untuk melakukan
ekspansi usahanya. Dengan jumlah penduduk lebih dari 210 juta jiwa,
Indonesia merupakan pasar yang paling besar bagi produ terutama
makanan dan minuman.
Industri makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta
adalah sebagai berikut:
1. PT. Ades Alfindo (ADES)
2. PT. Tiga Pilar Sejahtera (AISA)
3. PT. Aqua Golden Missisipi (AQUA)
4. PT. Cahaya Kalbar (CEKA)
5. PT. Davomas Abadi (DAVO)
6. PT. Delta Djakarta (DLTA)
7. PT. Indofood Sukses Makmur (INDF)
8. PT. Multi Bintang Indonesia (MLBI)
9. PT. Mayora Indah (MYOR)
72
10. PT. Sari Husada (SHDA)
11. PT. Sekar Laut (SKLT)
12. PT. Sinar Mas Agro Resources and Technology (SMAR)
13. PT. Siantar Top (STTP)
14. PT. Tunas Baru Lampung (TBLA)
15. PT. Ultrajaya Milk Industry & Trading Company (ULTJ)
16. PT. Fast Food Indonesia (FAST)
17. PT. Sierad Produce (SIPD)
18. PT. Pionerindo Gourmet International (PSPT)
B. Analisa dan Pembahasan
1. Analisa Deskriptif
Pengolahan
data
dilakukan
secara
elektronik
mempergunakan
Microsoft Excel 2007 dan SPSS 15.0 for Windows untuk mempercepat
perolehan data hasil yang dapat menjelaskan variabel-variabel yang
diteliti. Tabel deskriptif menunjukkan semua variabel yang digunakan
dalam model analisis regresi linier berganda, yaitu ukuran perusahaan,
struktur aktiva dan profitabilitas sebagai variabel bebas dan struktur modal
sebagai variabel terikat. Penjelasan lebih lengkap masing-masing variabel
adalah:
73
a. Struktur Modal
Struktur modal adalah perbandingan antara hutang jangka panjang
dengan modal sendiri. Semakin besar struktur modal perusahaan
menunjukkan bahwa semakin besar hutang jangka panjang yang
dimiliki perusahaan. Dalam periode tahunan, rata-rata struktur modal
perusahaan makanan dan minuman mengalami fluktuasi. Hal ini dapat
dilihat dari gambar 4.1 berikut ini:
Sumber : Financial Report tahun 2007 - 2009, data diolah
Gambar 4.1
Struktur Modal
Perusahaan Industri Makanan dan Minuman
Tahun 2007-2009
Berdasarkan hasil perhitungan struktur modal masing-masing
perusahaan industri makanan dan minuman pada gambar 4.1 rata-rata
mengalami turun naik dari tahun 2007-2009, pada tahun 2007 struktur
74
modal PT. Davomas Abadi, Tbk menenpati posisi struktur modal
tertinggi yaitu sebesar 10,042. Hal ini terjadi karena DAVO
mempunyai kewajiban jangka panjang yang relatif lebih besar
dibandingkan dengan modal yang dimiliki sendiri. Pada tahun 2008
nilai struktur modal tertinggi ditempati oleh PT. Sierad Produce, Tbk
yaitu sebesar 26,815. Tingginya struktur modal SIPD disebabkan
bertambahnya kewajiban jangka panjang pada pihak ketiga sebagai
akibat dari kerugian yang dialami oleh SIPD. Kerugian yang dialami
SIPD diakibatkan karena menurunnya produksi SIPD sebagai imbas
dari virus flu burung sehingga banyak ternak yang mati, selain itu
kerugian juga disebabkan karena selisih kurs sebagai akibat dari
rendahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar. Hal ini dapat diartikan
tingkat ekuitas dan kewajiban jangka panjang mengalami fluktuasi dari
tahun ke tahun dalam periode penelitian ini.
Pada tahun 2007 nilai rata-rata struktur modal sebesar 1,213. Nilai
struktur modal perusahaan yang diatas rata-rata dimiliki oleh PT.
Davomas Abadi sebesar 10,042, PT. Indofood sebesar 1,602, PT. Sinar
Mas sebesar 4,26, dan PT. Pionerindo sebesar 1,271 . Sedangkan 14
perusahaan lain berada dibawah rata-rata.
Nilai rata-rata struktur modal tahun 2008 adalah sebesar 2,192.
Nilai struktur modal diatas rata-rata dimiliki oleh SIPD sebesar 26,815,
SMAR sebesar 2,412 dan PSPT sebesar 4,878. Sedangkan nilai
75
struktur modal 14 perusahaan makanan dan minuman yang lain berada
di bawah rata-rata.
Struktur modal pada tahun 2009 memiliki nilai rata-rata sebesar
1,354. Nilai rata-rata struktur modal yang berada diatas rata-rata
dimiliki oleh AISA sebesar 2,86; SIPD sebesar 12,624 dan PSPT
sebesar 2,516. Sedangkan 15 perusahaan yang lain berada dibawah
rata-rata.
Kenaikan struktur modal diakibatkan bertambahnya kewajiban
jangka panjang pada perusahaan industri makanan dan minuman.
Sedangkan penurunan struktur modal disebabkan oleh kewajiban
jangka panjang pada perusahaan industri makanan dan minuman yang
diteliti rata-rata mengalami penurunan.
Rata-rata struktur modal keseluruhan perusahaan makanan dan
minuman yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta adalah sebesar
158,644%, menunjukkan bahwa perusahaan dalam memenuhi
kebutuhan dananya lebih banyak menggunakan modal sendiri.
Namun, jika dilihat dari masing-masing perusahaan makanan dan
minuman ada 6 perusahaan yang memiliki struktur modal di bawah
50%.
b. Ukuran Perusahaan
Ukuran perusahaan ditunjukkan dengan total penjualan bersih,
karena hasil penjualan seperti yang nampak di dalam laporan laba rugi
menunjukkan
aktivitas
yang
dinamis
dan
fundamental
bagi
76
perusahaan. Total penjualan mencerminkan pula besarnya aktivitas
perusahaan, kadang-kadang posisi dalam industri merupakan motivator
yang kuat sebagai dasar pertimbangan dan sasaran yang ditetapkan
untuk total penjualan
Sumber : Financial Report tahun 2007 - 2009, data diolah
Gambar 4.2
Ukuran Perusahaan
Perusahaan Industri Makanan dan Minuman
Tahun 2007-2009
Pada gambar 4.2 dapat dilihat pada perusahaan makanan dan
minuman yang diteliti pada periode 2007-2009 dapat dilihat bahwa
rata-rata penjualan bersih selama tiga tahun mengalami kenaikan yang
stabil. Rata-rata ukuran perusahaan terendah tahun 2007 sebesar Rp.
1.209.259,899 trilyun, sedangkan rata-rata tahun 2008 sebesar Rp.
1.393.697,667 trilyun. Meningkatnya ukuran perusahaan dikarenakan
peningkatan penjualan pada perusahaan makanan dan minuman. Hal
ini disebabkan karena meningkatnya konsumsi dari masyarakat
77
terhadap makanan dan minuman, sehingga mendorong perusahaan
untuk terus mengadakan peningkatan kualitas dan kuantitas produk
dan berusaha membuat produk-produk baru guna memenuhi
kebutuhan pasar.
Nilai ukuran perusahaan di atas rata-rata dari tahun ke tahun hanya
dimiliki PT. Indofood Sukses Makmur (INDF) yaitu, tahun 2007
sebesar Rp. 12.702.240 trilyun, tahun 2008 Rp. 14.644.598 trilyun dan
pada tahun 2009 Rp. 16.466.285 trilyun. Perusahaan yang mengalami
fluktuasi penjualan antara lain; CEKA pada tahun 2007 sebesar
Rp.169.800 milyar turun menjadi Rp. 149.108 milyar pada tahun 2008,
tetapi tahun 2009 naik kembali menjadi Rp. 172.968 milyar; DLTA
pada tahun 2008 memiliki ukuran perusahaan sebesar Rp. 306.073
milyar turun menjadi Rp. 277.673 milyar pada tahun 2009; SKLT
turun menjadi Rp. 158.330 pada tahun 2009; ULTJ dari Rp. 478.794
pada tahun 2008 menjadi Rp. 408.794 tahun 2009; TBLA dan MLBI
juga mengalami hal yang sama, pada tahun 2009 masing-masing
mengalami penurunan ukuran perusahaan sabagai dampak dari
turunnya penjualan bersih. Sedangkan 13 perusahaan lain semua
mengalami peningkatan ukuran perusahaan (penjualan bersih).
c. Struktur Aktiva
Struktur aktiva atau struktur kekayaan perusahaan dapat diketahui
dengan membandingkan antara total aktiva tetap dengan total aktiva.
Struktur aktiva adalah penentuan berapa besar alokasi untuk masing-
78
masing komposisi aktiva, baik dalam aktiva lancar maupun dalam
aktiva tetap (Syamsuddin, 2001:9).
Struktur aktiva juga dapat diartikan sebagai penyajian aktiva dalam
rasio tertentu dari laporan keuangan yang nampak pada neraca sebelah
debet. Komposisi aktiva yang dimiliki oleh setiap perusahaan berbedabeda menurut jenisnya. Semakin besar struktur aktiva, semakin besar
pula aktiva tetap yang digunakan oleh perusahaan dalam menjalankan
operasinya. Struktur aktiva perusahaan makanan dan minuman dari
tahun 2007-2009 mengalami fluktuasi, seperti yang nampak pada
gambar 4.3 di bawah ini.
Sumber : Financial Report tahun 2007-2009, data diolah
Gambar 4.3
Struktur Aktiva
Perusahaan Industri Makanan dan Minuman
Tahun 2007-2009
79
Dilihat dari hasil perhitungan struktur aktiva masing-masing
perusahaan industri makanan dan minuman pada gambar 4.3 rata-rata
mengalami naik turun dari tahun 2007 hingga 2009. Pada tahun 2007
nilai rata-rata struktur aktiva adalah sebesar 0,465 nilai struktur aktiva
yang berada di atas rata-rata dimiliki oleh AQUA sebesar 0,546,
ADES sebesar 0,87, MYOR sebesar 0,566, CEKA sebesar 0,597,
DAVO sebesar 0,604, ULTJ sebesar 0,581, TBLA sebesar 0,644,
STTP sebesar 0,508 dan MLBI sebesar 0,688; sedangkan 9 perusahaan
lain yang diteliti mempunyai nilai struktur aktiva di bawah rata-rata.
Nilai rata-rata struktur aktiva tahun 2008 adalah sebesar 0,497, dari
nilai rata-rata tersebut yang berada diatas rata-rata dimiliki oleh
AQUA, ADES, MYOR, CEKA, DAVO, ULTJ, STTP, TBLA dan
MLBI. Sedangkan yang berada dibawah rata-rata dimiliki oleh AISA,
SIDI, DLTA, SKLT, INDF, FAST, SMAR, SHDA, dan PSPT.
Pada tahun 2009 nilai rata-rata struktur aktiva sebesar 0,487 dari
nilai rata-rata tersebut yang berada diatas rata-rata tertinggi dimiliki
oleh AQUA sebesar 0,621, ADES sebesar 0,596, CEKA sebesar 0,603,
DAVO sebesar 0,840, SMAR sebesar 0,548, ULTJ sebesar 0,744,
TBLA sebesar 0,708 dan MLBI sebesar 0,520. Sedangkan nilai
struktur aktiva 10 perusahaan yang lain berada di bawah rata-rata.
d. Profitabilitas
Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan untuk memperoleh
laba dengan seluruh jumlah modal yang bekerja didalamnya.
80
Profitabilitas dapat diketahui dengan cara membandingkan antara laba
usaha (EBIT) dengan total aktiva.
Sumber : Financial Report tahun 2007-2009, data diolah
Gambar 4.4
Profitabilitas
Industri Makanan dan Minuman
Tahun 2007-2009
Hasil perhitungan Profitabilitas masing-masing
perusahaan
industri makanan dan minuman pada rata-rata mengalami naik turun
dari tahun 2007-2009 hal ini dikarenakan laba usaha dari hasil
penjualan terhadap total aktiva dari tahun ketengalami naik turun dari
tahun ke tahun dalam periode penelitian ini. Pada tahun 2007
profitabilitas tertinggi dimiliki oleh PT. Sekar Laut, Tbk sebesar 0,894,
tetapi pada tahun 2008 tingkat profitabilitas SKLT menurun drastis
81
menjadi – 0,606. Turunnya tingkat profitabilitas (ditunjukkan dengan
nilai
negatif)
SKLT
disebabkan
karena
pertumbuhan
laba
operasionalnya lebih kecil dibandingkan dengan pertumbuhan
aktivanya yang mengalami kenaikan setiap tahunnya.
Nilai rata-rata profitabilitas tahun 2008 sebesar 0,097 profitabilitas
tertinggi dimiliki oleh PT. Tiga Pilar Sejahtera, Tbk sebesar 0,403 dan
profitabilitas terendah dimiliki oleh PT. Sekar Laut sebesar – 0,606.
Nilai rata-rata profitabilitas tahun 2009 sebesar 0,132 profitabilitas
tertinggi dimiliki PT. Sekar Laut sebesar 0,348 dan terendah dimiliki
oleh PT. Ultra Jaya sebesar 0,023.
2. Hasil Uji Asumsi Klasik
a. Uji Normalitas Data
Uji normalitas data bertujuan untuk menguji apakah suatu model
regresi linier dari variable terikat dan variable bebas atau keduaduanya mempunyai distribusi normal atau tidak. Model regresi yang
baik adalah distribusi data normal atau mendekati nol.
Uji normalitas data dengan menggunakan pengolahan SPSS 15.00
menghasilkan grafik sebagai berikut:
82
Gambar 4.5
Normal plot Y (Struktur modal)
Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual
Dependent Variable: Struktur.Modal
Expected Cum Prob
1.0
0.8
0.6
0.4
0.2
0.0
0.0
0.2
0.4
0.6
0.8
1.0
Observed Cum Prob
Sumber : Financial Report tahun 2007-2009, data diolah
Berdasarkan gambar 4.5 diatas, dapat dilihat bahwa titik-titik yang
menyebar di sekitar garis diagonal dan penyebaran titik-titik data
searah dengan garis diagonal menandakan bahwa model asumsi regresi
memenuhi asumsi normalitas dan model regresi layak dipakai untuk
menganalisis pengaruh variabel-variabel bebas (ukuran perusahaan,
struktur aktiva dan profitabilitas) terhadap variabel terikat (struktur
modal).
83
b. Uji Multikolinieritas
Uji multikolinieritas diperlukan untuk mengetahui ada tidaknya
variabel independen yang memiliki kemiripan dengan variabel
independen lain dalam suatu model. Kemiripan antar variabel
independen dalam suatu model akan menyebabkan terjadinya korelasi
yang sangat kuat antara suatu variabel independen dengan variabel
independen yang lain.
Tabel 4.1
Hasil Uji Multikolinieritas
Coefficients(a)
Unstandardized
Standardized
Coefficients
Coefficients
Model
B
1
(Constant)
Ukuran.Perusahaan
Struktur.Aktiva
Profitabilitas
Std. Error
2.535
1.522
-.093
.108
-1.219
-.625
Collinearity
t
Sig.
Beta
Statistics
Tolerance
1.666
.102
.119
.861
.394
.733
.237
1.613
.101
.916
.497
2.682
.038
a Dependent Variable: Struktur.Modal
Sumber : Out Put SPSS 15.00, Financial Report tahun 2007-2009 data diolah.
Berdasarkan tabel 4.1 diatas, dari hasil uji Variance Inflation
Factor (VIF) pada hasil output SPSS tabel coefficients, masing-masing
variabel independen memiliki VIF tidak lebih dari 10 dan nilai
Tolerance tidak kurang dari 0,1. Maka dapat dinyatakan model regresi
linier berganda tidak terdapat multikolinieritas antara variabel
dependen dengan variabel independen yang lain sehingga dapat
digunakan dalam penelitian.
84
VIF
.978
1.023
.923
1.084
.932
1.073
c. Uji Heterokedastisitas
Uji heterokedatisitas bertujuan untuk menguji terjadinya perbedaan
variance residual suatu periode pengamatan ke periode pengamatan
yang lain.
Gambar 4.6
Hasil Uji Heterokedatisitas data Y
Scatterplot
Regression Studentized Residual
Dependent Variable: Struktur.Modal
4
2
0
-2
-2
-1
0
1
2
3
4
Regression Standardized Predicted Value
Sumber : Out Put SPSS 15.00, Financial Report tahun 2007-2009 data diolah
Pada gambar 4.6 diatas, scartterplot adalah hasil pengujian
heterokedatisitas, dimana titik-titik data menyebar di atas dan di bawah
atau disekitar angka 0 pada sumbu x, serta di sebelah kanan maupun di
sebelah kiri angka 0 pada sumbu y. Penyebaran titik-titik tidak
membentuk pola yang sistematis, hal tersebut mengidentifikasikan
bahwa tidak terjadi heterokedatisitas atau tidak ada perbedaan variance
pada model regresi linier berganda sehingga model tersebut layak
dipakai dalam penelitian.
85
d. Uji Autokorelasi
Tabel 4.2
Uji Autokorelasi Durbin Watson
Model Summary(b)
Model
1
R
.625(a)
R Square
.427
Adjusted R
Square
.321
Std. Error of
the Estimate
.92102
Durbin-Watson
2.179
a Predictors: (Constant), Profitabilitas, Ukuran.Perusahaan, Struktur.Aktiva
b Dependent Variable: Struktur.Modal
Sumber : Financial Report Tahun 2007-2009, data diolah
Tabel 4.3
Kesimpulan Hasil Uji Autokorelasi
Dw
Kesimpulan
Kurang dari 1,08
Ada autokorelasi
1,08 s.d 1,66
Tanpa kesimpulan
1,66 s.d 2,34
Tidak ada autokorelasi
2,34 s.d 2,92
Tanpa kesimpulan
Lebih dari 2,92
Ada korelasi
Sumber : Algifari (2000: 89)
Tabel 4. 2 menunjukkan hasil uji autokorelasi menggunakan uji
Durbin Watson model summary dari output SPSS release 15.00
diperoleh DW sebesar 2,179, angka tersebut terletak pada interval 1,66
s.d 2,34 (tabel 4.3) sehingga tidak terjadi masalah autokorelasi,
sehingga model tersebut layak dipakai dalam model penelitian.
86
3. Uji Regresi Linier Berganda
Pengujian persyaratan analisis dan asumsi klasik dasar regresi yang
telah dilaksanakan sebelumnya memberikan hasil bahwa variabel-variabel
yang terlibat didalamnya memenuhi kualifikasi persyaratan dan asumsi
klasik tersebut, penelitian dilanjutkan dengan melakukan pengujian
signifikan model dan interpretasi model regresi.
a. Statistik Deskriptif
Tabel 4.4
Statistik Deskriptif
N
Minimum
Maximum
Mean
Std. Deviation
Struktur.Modal
54
-.75
4.88
.6259
.92396
Ukuran.Perusahaan
54
11.38
16.70
13.2028
1.18536
Struktur.Aktiva
54
.21
.93
.5053
.17959
Profitabilitas
54
-.61
.40
.1065
.14301
Valid N (listwise)
54
Sumber : Financial Report tahun 2007-2009, data diolah
Hasil uji statistik deskriptif menunjukkan bahwa:
1) Rata-rata nilai Ukuran Perusahaan adalah 13.203 nilai maximum
16.70 dan nilai minimum 11.38 dengan standar deviasi sebesar
1.185
2) Rata-rata nilai Struktur Aktiva adalah 0.505 nilai maximum sebesar
0.93 dan nilai minimum sebesar 0.21 dengan standar deviasi
sebesar 0.180
87
3) Rata-rata nilai Profitabilitas adalah 0.107 nilai maximum sebesar
0.40 dan nilai minimum sebesar - (0.61) dengan standar deviasi
0.143
4) Rata-rata nilai Struktur Modal adalah 0.626 nilai maximum sebesar
4.88 dan nilai minimum – (0.75) dengan standar deviasi 0.924
b. Persamaan Regresi Linier Berganda
Tabel 4.5
Hasil Regresi Berganda
Coefficients(a)
Unstandardized
Coefficients
Model
B
1
(Constant)
Ukuran.Perusahaan
Struktur.Aktiva
Profitabilitas
Standardized
Coefficients
Std. Error
2.535
1.522
T
Sig.
Beta
1.666
.102
-.093
.108
.119
.861
.394
-1.219
.733
.237
1.613
.101
-.625
.916
.497
2.682
.038
a Dependent Variable: Struktur.Modal
Berdasarkan hasil analisis regresi berganda pada tabel 4.8 diperoleh
persamaan regresi sebagai berikut:
Y = 2,535 – 0,093X1 – 1,219X2 – 0,625X3 + e
Interpretasi dari persamaan regresi linier berganda tersebut adalah
sebagai berikut:
1) Jika diasumsikan nilai dari variabel X1 (ukuran perusahaan),
variabel X2 (struktur aktiva), dan variabel X3 (profitabilitas) adalah
konstan atau sama dengan nol, maka nilai variabel Y (struktur
modal) adalah sebesar 2,535.
88
2) Variabel Ukuran Perusahaan (X1) mempunyai pengaruh yang
negatif terhadap Struktur Modal (Y) dengan koefisien regresi
sebesar 0,093, yang artinya jika terjadi peningkatan variabel
Ukuran Perusahaan (X1) sebesar 1 satuan maka Struktur Modal (Y)
akan berkurang sebesar 0,093. Dengan catatan bahwa variabel lain
tetap (konstan).
3) Pada variabel Struktur Aktiva (X2) mempunyai yang negatif
terhadap Struktur Modal (Y) dengan koefisien regresi 1,219 yang
artinya jika terjadi peningkatan variabel Struktur Aktiva sebesar 1
maka akan menurunkan Struktur Modal sebesar 1,219. Dengan
catatan bahwa variabel lain tetap (konstan).
4) Variabel Profitabilitas (X3) mempunyai pengaruh yang negatif
terhadap Struktur Modal (Y) dengan koefisien regresi 0,625 artinya
jika terjadi peningkatan Profitabilitas sebesar 1 satuan maka akan
menurunkan Sruktur Modal (Y) sebesar 0,625. Dengan catatan
bahwa variabel lain tetap (konstan).
c. Uji t-hitung (uji Parsial)
T-test ini bertujuan untuk mengetahui besarnya pengaruh masingmasing variabel independen secara individual (parsial) terhadap
variabel dependen. Hasil uji parsial ini dapat dilihat pada tabel
Coefficients(a). Nilai dari uji t hitung dapat dilihat dari p-value lebih
kecil dari level of significant yang ditentukan, atau t hitung (pada
89
kolom t) lebih besar dari t-tabel (dihitung dari 2-tailed α = 5% df-k,k
adalah jumlah variabel independen . df = 54 – 3 = 51). Maka didapat ttabel sebesar 2,01.
Tabel 4.6
Hasil Uji t-test
Pengaruh Ukuran Perusahaan, Struktur Aktiva dan Profitabilitas
Terhadap Struktur Modal
Coefficients(a)
Unstandardized
Coefficients
Model
1
(Constant)
Ukuran.Perusahaan
Struktur.Aktiva
Profitabilitas
Standardized
Coefficients
t
Sig.
B
2.535
Std. Error
1.522
Beta
1.666
.102
-.093
.108
.119
.861
.394
-1.219
.733
.237
1.613
.101
-.625
.916
.497
2.682
.038
a Dependent Variable: Struktur.Modal
Hasil uji T-hitung pada tabel Coefficients di atas untuk mengetahui
pengaruh variabel independen secara parsial terhadap variabel
dependen, hasilnya diketahui sebagai berikut :
1) Pengaruh variabel Ukuran Perusahaan (X1) terhadap Struktur
Modal (Y),
Variabel ukuran perusahaan memiliki nilai p-value 0.394 > 0.05
artinya tidak signifikan, sedangkan T-hitung 0.861 < T-tabel 2.01
artinya tidak signifikan. Hal ini berarti H1 ditolak dan Ho diterima.
Artinya ukuran perusahaan secara parsial tidak berpengaruh
terhadap struktur modal. Tidak signifikannya ukuran perusahaan
karena semakin tingginya biaya informasi tidak simetris para
manajer perusahaan karena organisasi perusahaan yang semakin
90
kompleks sehingga sulit mendapatkan pendanaan eksternal
perusahaan
Hal ini tidak sesuai dengan landasan teori, perusahaan dengan
ukuran (penjualan) yang lebih besar memiliki akses yang lebih
besar untuk mendapat
sumber modalnya, sehingga untuk
memperoleh pinjaman dari pihak krediturpun akan lebih mudah
semakin besar ukuran suatu perusahaan. Hal ini memperkuat
penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh M. Sienly Veronica
Wijaya dan Bram Hadianto dalam Jurnal Ilmiah Akuntansi Vol.7
no.1 Mei 2008 yang menyatakan bahwa Ukuran Perusahaan tidak
memiliki pengaruh pada Struktur Modal.
2) Pengaruh variabel Struktur Aktiva (X2) terhadap Struktur Modal
(Y),
Variabel struktur aktiva memiliki p-value > α yaitu 0.101 > 0.05
artinya tidak signifikan, sedangkan T-hitung 1.613 < T-tabel 2.01
artinya tidak signifikan. Tidak signifikan disini berarti H0 diterima
dan H1 ditolak. Artinya struktur aktiva secara parsial tidak
berpengaruh terhadap struktur modal. Tidak signifikannya struktur
aktiva disebabkan oleh proporsi aktiva tetap yang kecil dalam asset
yang dimiliki perusahaan, sehingga ada tidaknya variabel ini tidak
mempengaruhi keputusan menentukan struktur modal.
Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan landasan teori, total aktiva
adalah jumlah dari keseluruhan kekayaan perusahaan yang terdiri
91
dari aktiva tetap, aktiva lancar, dan aktiva lain-laim yamg nilainya
seimbang dengan total kewajiban dan ekuitas (Farah Margaretha,
2003:108). Total aktiva dalam penelitian ini diketahui dengan
menjumlahkan aktiva lancar dan aktiva tidak lancar perusahaan.
Hasil penelitian ini juga tidak sesuai dengan penelitian yang
dilakukan oleh Bayu Prima pada penelitian di industri konsumsi
pada tahun 2005, menunjukkan bahwa secara parsial struktur
aktiva berpengaruh positif dan signifikan terhadap struktur modal
3) Pengaruh variabel Profitabilitas (X) terhadap Struktur Modal (Y),
Variabel profitabilitas memiliki p-value 0.038 < 0.05 artinya
signifikan, sedangkan T-hitung 2.682 > T-tabel 2.01 artinya
signifikan. Hal ini berarti H1 diterima dan Ho ditolak. Artinya
profitabilitas secara parsial berpengaruh terhadap struktur modal.
Hasil penelitian ini sesuai dengan landasan teori “pecking order
theory” yang dapat disimpulkan, bahwa profitabilitas mempunyai
pengaruh terhadap struktur modal dengan didasarkan bahwa
perusahaan yang mempunyai profitabilitas yang tinggi akan
mengurangi ketergantungannya pada pihak luar, karena tingkat
keuntungan
yang
tinggi
memeungkinkan
perusahan
untuk
memperoleh sebagian besar pendanaannya dari laba ditahan. Hal
ini akan berpengaruh terhadap penentuan komposisi struktur
modal.
92
Dari hasil uji regresi tersebut, juga dapat diketahui bahwa variable
profitabilitas adalah variabel yang paling berpengaruh terhadap
struktur modal. Hal ini dapat dilihat dari Standardized Coefficients
sebesar 0,497.
d. Uji F-test
Uji simultan dengan F-test ini bertujuan untuk mengetahui
pengaruh bersama-sama variabel independen terhadap variabel
dependen. Hasil F-test ini pada output SPSS dapat dilihat pada tabel
ANOVA. Hasil F-test menunjukkan variabel independen secara
bersama-sama berpengaruh terhadap variabel dependen jika p-value
(pada kolom sig.) lebih kecil dari level of signifikan yang ditentukan,
atau F-hitung > F-tabel.
Tabel 4.7
Hasil uji F-hitung
ANOVA(b)
Model
1
Sum of
Squares
Regression
df
Mean Square
2.832
3
.944
Residual
42.414
50
.848
Total
45.246
53
F
Sig.
2.813
.035(a)
a Predictors: (Constant), Profitabilitas, Ukuran.Perusahaan, Struktur.Aktiva
b Dependent Variable: Struktur.Modal
Hasil analisis uji F-hitung pada tabel 4.7 di atas, menunjukkan pvalue 0.035 < 0.05, artinya signifikan. Selain itu, dengan
membandingkan F-hitung dengan F-tabel dengan taraf kesalahan 5%
dan degree of freedom (df) 1 = 3 (4-1) dan (df) 2 = 50 (54-4) maka
93
diperoleh F-tabel sebesar 2.79. Nilai F-hitung sebesar 2.813 > F-tabel
2,79, artinya signifikan. Signifikan disini berarti H1 diterima dan Ho
ditolak. Artinya ukuran perusahaan, struktur aktiva dan profitabilitas
secara bersama-sama berpengaruh terhadap struktur modal.
Hasil penelitian ini memperkuat penelitian sebelumnya oleh M.
Sienly Veronica Wijaya dan Bram Hadianto dalam Jurnal Ilmiah
Akuntansi Vol.7 no.1 Mei 2008 “Pengaruh Struktur Aktiva, Ukuran
Perusahaan, Likuiditas dan Profitabilitas terhadap Struktur Modal”.
Hasil penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa Ukuran Perusahaan
dan Struktur Aktiva tidak berpengaruh terhadap Struktur Modal,
Likuiditas berpengaruh negatif terhadap Struktur Modal dan
Profitabilitas berpengaruh positif terhadap Struktur Modal.
e. Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien determinasi (R2) bertujuan untuk mengetahui seberapa
besar kemampuan variabel independen (ukuran perusahaan, struktur
aktiva, dan profitabilitas) menjelaskan variabel dependen (struktur
modal).
Tabel 4.8
Koefisien Determinasi (R2)
Model Summary(b)
Model
1
R
R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of
the Estimate
Durbin-Watson
.625(a)
.427
.321
.92102
a Predictors: (Constant), Profitabilitas, Ukuran.Perusahaan, Struktur.Aktiva
b Dependent Variable: Struktur.Modal
2.179
94
Output SPSS tersebut memiliki nilai koefisien determinasi yang
sudah disesuaikan (Adjusted R Square) sebesar 0.321. Artinya 32,1%
variabel dependen struktur modal dijelaskan oleh ukuran perusahaan,
struktur aktiva dan profitabilitas, dan sisanya 67,9% dijelaskan
variabel lain di luar variabel yang digunakan dalam variabel ini, antara
lain: leverage operasi, stabilitas penjualan, tingkat pertumbuhan, pajak,
sikap manajemen, kondisi pasar dan fleksibilitas keuangan.
Menurut Sugiyono dalam Meidi Chandra (2009:131), jika R
semakin mendekati angka 1, maka hal ini menunjukkan adanya
hubungan yang sangat kuat. Dari hasil penelitian ini diketahui nilai
R=0.625 menunjukkan hubungan ukuran perusahaan (X1), struktur
aktiva (X2), profitabilitas (X3) dan struktur modal (Y) mempunyai
hubungan yang kuat. Korelasi yang positif menunjukkan menunjukkan
bahwa hubungan antara Ukuran Perusahaan, Struktur Aktiva,
Profitabilitas dengan Struktur Modal searah.
4. Interpretasi
Berdasarkan hasil penelitian tersebut pada uji T (parsial) diketahui
bahwa variabel Ukuran Perusahaan (X1) secara parsial tidak berpengaruh
terhadap struktur modal (Y), hal ini ditunjukkan dengan nilai p-value > α
yaitu 0.394 > 0.05 dan T-hitung < T-tabel, yaitu 0.861 < T-tabel 2.01
artinya tidak signifikan. Ukuran perusahaan juga mempunyai pengaruh
yang negatif terhadap struktur modal (ditunjukkan dengan koefisien
95
regresi yang negatif), berarti kenaikan ukuran perusahaan akan diikuti
dengan penurunan struktur modal.
Hal ini tidak sesuai dengan landasan teori, perusahaan dengan ukuran
(penjualan) yang lebih besar memiliki akses yang lebih besar untuk
mendapat sumber modalnya, sehingga untuk memperoleh pinjaman dari
pihak krediturpun akan lebih mudah semakin besar ukuran suatu
perusahaan. Hal ini memperkuat penelitian sebelumnya yang dilakukan
oleh M. Sienly Veronica Wijaya dan Bram Hadianto dalam Jurnal Ilmiah
Akuntansi Vol.7 no.1 Mei 2008 yang menyatakan bahwa Ukuran
Perusahaan tidak memiliki pengaruh pada Struktur Modal.
Pada variabel Struktur Aktiva (X2), hasil uji parsial menunjukkan pvalue > α yaitu 0.101 > 0.05 artinya tidak signifikan, sedangkan T-hitung
1.613 < T-tabel 2.01 artinya tidak signifikan. Struktur aktiva berpengaruh
negatif terhadap struktur modal (ditunjukkan dengan koefisien regresi
yang negatif) artinya semakin kecil struktur aktiva yang dimiliki
perusahaan, semakin kecil aktiva tetap yang dijadikan jaminan hutang oleh
perusahaan.
Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan landasan teori, total aktiva
adalah jumlah dari keseluruhan kekayaan perusahaan yang terdiri dari
aktiva tetap, aktiva lancar, dan aktiva lain-lain yamg nilainya seimbang
dengan total kewajiban dan ekuitas (Margaretha,2003:108). Total aktiva
dalam penelitian ini diketahui dengan menjumlahkan aktiva lancar dan
aktiva tidak lancar perusahaan.
96
Hasil penelitian ini juga tidak sesuai dengan penelitian yang dilakukan
oleh Bayu Prima pada penelitian di industri konsumsi pada tahun 2005,
menunjukkan bahwa secara parsial struktur aktiva berpengaruh positif dan
signifikan terhadap struktur modal.
Hasil uji Profitabilitas (X3) secara parsial berpengaruh terhadap
Struktur Modal (Y) hal ini ditunjukkan dengan p-value 0.038 < 0.05
artinya signifikan, sedangkan T-hitung 2.682 > T-tabel 2.01 artinya
signifikan. Tetapi dari hasil uji regresi menunjukkan tanda negatif artinya
semakin besar keuntungan perusahaan yang dapat ditanamkan kembali ke
dalam perusahaan untuk menambah modal sendiri akan menurunkan
struktur modalnya. Hasil penelitian ini sesuai dengan landasan teori
“pecking order theory” yang dapat disimpulkan, bahwa profitabilitas
mempunyai pengaruh terhadap struktur modal dengan didasarkan bahwa
perusahaan yang mempunyai profitabilitas yang tinggi akan mengurangi
ketergantungannya pada pihak luar, karena tingkat keuntungan yang tinggi
memeungkinkan
perusahan
untuk
memperoleh
sebagian
besar
pendanaannya dari laba ditahan. Hal ini akan berpengaruh terhadap
penentuan komposisi struktur modal.
Pada hasil uji F (simultan) diketahui bahwa Ukuran Perusahaan (X1),
Struktur Aktiva (X2) dan Profitabilitas (X3) secara bersama-sama
berpengaruh terhadap Struktur Modal (Y). Hal ini ditunjukkan dengan
nilai p-value 0.035 < 0.05, artinya signifikan, F-hitung > F-tabel yaitu
2.813 > 2,79, artinya signifikan.
97
Hasil penelitian ini memperkuat penelitian sebelumnya oleh M. Sienly
Veronica Wijaya dan Bram Hadianto dalam Jurnal Ilmiah Akuntansi Vol.7
no.1 Mei 2008 “Pengaruh Struktur Aktiva, Ukuran Perusahaan, Likuiditas
dan Profitabilitas terhadap Struktur Modal”. Hasil penelitian sebelumnya
menunjukkan bahwa Ukuran Perusahaan dan Struktur Aktiva tidak
berpengaruh terhadap Struktur Modal, Likuiditas berpengaruh negatif
terhadap Struktur Modal dan Profitabilitas berpengaruh positif terhadap
Struktur Modal.
98
BAB V
KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. Kesimpulan
Dari hasil uraian tentang pengaruh Ukuran Perusahaan, Struktur Aktiva
dan Profitabilitas terhadap Struktur modal pada perusahaan makanan dan
minuman, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara simultan ukuran
perusahaan, struktur modal dan profitabilitas berpengaruh secara
signifikan terhadap struktur modal.
2. Dari Koefisien Determinasi (R2) diperoleh hasil 0.321 hal ini berarti
mampu menjelaskan ukuran perusahaan, struktur aktiva dan profitabilitas
berpengaruh terhadap struktur modal sebesar 32,1% sedangkan sisanya
sebesar 67,9% dijelaskan variabel lain di luar variabel yang digunakan
dalam variabel ini.
3. Hasil uji regresi juga ditemukan bahwa variable profitabilitas adalah
variable yang paling dominan mempengaruhi struktur modal.
B. Implikasi
1. Bagi Peneliti
Peneliti
harus
berhati-hati
dalam
merumuskan
pengaruh
ukuran
perusahaan, struktur aktiva dan profitabilitas terhadap struktur modal, dan
peneliti seharusnya menggunakan contoh yang akurat yang berkaitan
99
dengan teori-teori yang dijelaskan, agar pembaca bisa memahami apa yang
disampaikan dalam penelitian ini.
2. Bagi Perusahaan
Hubungan yang tidak signifikan antara ukuran perusahaan terhadap
struktur modal dan hubungan yang signifikan antara struktur aktiva dan
profitabilitas terhadap struktur modal dapat menjadi bahan pertimbangan
bagi suatu perusahaan dalam usaha mencapai dan mengembangkan
bisnisnya.
Perusahaan harus memperhatikan dan menentukan besarnya pinjaman
(kewajiban) jangka panjang dan modal sendiri agar struktur modal
perusahaan bisa mencapai optimal.
Pihak perusahaan seharusnya mengetahui bahwa aktiva tetap sebagai
jaminan hutang memegang peranan penting untuk memperoleh kredit.
Perusahaan yang mempunyai aktiva tetap jangka panjang lebih besar,
maka perusahaan tersebut akan banyak menggunakan hutang hipotik
jangka panjang, dengan harpan aktiva tersebut dapat digunakan untuk
menutup tagihannya.
Perusahaan
harus
memperhatikan
faktor-faktor
lain
yang
bisa
mempengaruhi penjualan sehingga dapat meningkatkan profitabilitas
perusahaan.
100
3. Bagi Akademis
Dapat mengembangkan penelitian selanjutnya mengenai variabel –
variabel lain yang berpengaruh terhadap struktur modal selain variabel –
variabel yang digunakan dalam penelitian ini.
C. Saran
1. Untuk memperoleh hasil yang lebih baik dari pada penelitian ini,
sebaiknya menambah atau mengganti variabel-variabel independen yang
tidak signifikan dengan variabel independen lainnya.
2. Hasil penenlitian tersebut kemungkinan dihasilkan dari keterbatasanketerbatasan yang dijumpai selama melakukan penelitian, seperti data
yang digunakan dari laporan keuangan perusahaan industri makanan dan
minuman selama tiga tahun. Untuk itu disarankan pada peneliti
selanjutnya dapat mencari data yang lebih lengkap dan akurat dengan
periode penelitian yang lebih lama dari pada penelitian ini.
3. Peneliti selanjutnya disarankan tidak hanya menggunakan metode analisis
linier berganda dalam mengestimasi pengaruh variabel-variabel yang
diteliti tetapi dapat menggunakan metode yang lain.
4. Peneliti lain lain yang berminat terhadap permasalahan struktur modal
dapat mengembangkan penelitian ini dengan menambah variabel lain dan
menggunakan sampel yang lebih banyak pada sektor lain yang berbeda
dari penelitian ini.
101
DAFTAR PUSTAKA
Agung, Bhuono. “Strategi Jitu Memilih Metode Statistik Penelitian dengan
SPSS”, CV. Andi Offset, Yogyakarta, 2005.
Algifari. “Analisis Regresi Teori, Kasus dan Solusi”. BPFE, Yogyakarta, 2000.
Andriyanti, Elyana, Noor,”Pengaruh Struktur Aktiva, Ukuran Perusahaan dan
Operating Leverage Terhadap Struktur Modal: Studi Kasus Perusahaan
Makanan dan Minuman Bursa Efek Jakarta ”. FE UNNES, Semarang,
2007.
Bayu Prima. “ Pengaruh Struktur Aktiva dan Prifitabilitas terhadap Struktur
Modal pada Industri Makanan dan Minuman di Bursa Efek Jakarta tahun
2005”, Skripsi Manajemen, FE Universitas Negeri Semarang, Semarang,
2005.
Brealey, Myers, Marcus. “Dasar-dasar Manajemen Keuangan Perusahaan Jilid
I”, Erlangga, Jakarta, 2008.
Brigham dan Houston. “ Manajemen Keuangan”. Erlangga, Jakarta, 2001.
Brigham dan Houston. “Manajemen Keuangan Buku II ”. Erlangga, Jakarta, 2006.
Candra, Meidy. “Analisis Pengaruh Citra Merk, Kualitas Produk dan Efektifitas
Periklanan Terhadap Keputusan Pembelian Air Minum Dalam Kemasan
Aqua”, Skripsi Manajemen, FE UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2009.
Farah Margaretha dan Andhini Asmariani,” Faktor-faktor Agency Theory yang
Mempengaruhi Hutang”, Media Riset, Bisnis dan Manajemen Vol.9 No.1,
2009.
Gitman, Lawrence J, “Principle of Management Finance Twelve Edition”, The
Addison Wesley, 2006.
Husnan, Suad, “Dasar-dasar Manajemen
Perusahaan)”, Liberty, Yogyakarta, 2000.
Keuangan
(Pembelanjaan
James C. Van Horne dan John M. Wachowics,Jr., “Prinsip-prinsip Manajemen
Keuangan”. Edisi 9, Salemba Empat, 1997.
Nursanti, Tinjung, Desi, “Pengaruh Penggunaan Bank Loans Terhadap Struktur
Modal Perusahaan”, Etikonomi, Vol.3 Desember 2004
102
M. Sienly Veronica Wijaya,Bram Hadianto, “Pengaruh Struktur Aktiva,
Likuiditas dan Profitabilitas terhadap Struktur Modal Emiten Sektor Ritel
di Bursa Efek Indonesia”, Jurnal Ilmiah Akuntansi Vol.7 No.1 Mei
2008:71-84.
Margaretha, Farah.”Tinjauan Persepsi Manajemen Terhadap Modal Perusahaan
Go Public”. Media Riset Bisnis dan Manajemen No. 3. Hal. 98-115,
Universitas Trisakti, Jakarta, 2003.
Meyers, Glenn. “An Analysis of The capital Structure of An Insurance company”.
www. journal of capital structure.com.
Munawir, S.” Analisis laporan Keuangan”. Edisi 4. Liberty, Yogyakarta, 2002.
Reni. “Pengaruh Perubahan Struktur Modal Terhadap Kinerja Keuangan Pada
Perusahaan Industri Konsumsi yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta”,
Skripsi Manajemen, F.E UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta, 2007.
Riyanto, Bambang. “Dasar-dasar
Yogyakarta, 1997.
Pembelanjaan
Perusahaan”.
BPFE,
Riyanto, Bambang. “Dasar – dasar Pembelanjaan Perusahaan” . BPFE,
Yogyakarta, 2001.
Rodoni, Ahmad. “Analisis Teknikal dan Fundamental Pada Pasar Modal
(Disertai Hasil Penelitian) “. Penerbit Center for Social Economic Studies
(CSES) press, Jakarta, 2005.
Rodoni, Ahmad dan Maratush Sholihah.”Pengujian Empiris Balance Theory,
Pecking Order Theory dan Signaling Theory Pada Struktur Modal
Perusahaan Di Indonesia”. Etikonomi, Vol. 5 No. 1 April 2006, 21-33.
Sartono, Agus.”Manajemen Keuangan dan Aplikasi”. BPFE, Yogyakarta,1997.
Sartono, Agus.”Manajemen Keuangan dan Aplikasi”. BPFE, Yogyakarta, 2001.
Sutojo, Siswanto, dan Fritz, Kleinsteuber.”Manajemen Keuangan Bagi Eksekutif
Non-Eksekutif Keuangan”.PT. Damar Mulia Pustaka, Jakarta, 2004.
Syamsuddin, Lukman.”Manajemen Keuangan Perusahaan Konsep Aplikasi
Dalam Perencanaan, Pengawasan dan Pengambilan Keputusan “. PT.
Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2001.
Umar, Husein. 2004. ”Metode Penelitian Untuk Skripsi dan Tesis Bisnis”. Jakarta
103
Weston, J.F dan Brigham. “Dasar – Dasar Manajemen Keuangan “. Erlangga,
Jakarta, 1994.
Weston, J.F dan Copeland. “Dasar – dasar Manajemen Keuangan Jilid II”.
Erlangga, Jakarta, 1997.
www.idx.com
104
LAMPIRAN 1
Tabel 4.1
Struktur Modal
Perusahaan Makanan dan Minuman
Tahun 2007-2009
Tahun
Nama Perusahaan
Rata-rata
2007
2008
2009
AQUA
0.088
0.108
0.199
0.131667
ADES
0.184
0.686
0.675
0.515
AISA
0.11
0.17
2.86
1.046667
MYOR
1.003
0.89
0.627
0.84
CEKA
0.066
0.093
0.057
0.072
SIPD
0.979
26.815
12.624
13.47267
DLTA
0.321
0.074
0.065
0.153333
SKLT
0.047
0.04
0.772
0.286333
DAVO
10.042
0.64
0.587
3.756333
INDF
1.602
0.731
0.921
1.084667
FAST
0.358
0.182
0.165
0.235
SMAR
4.26
2.412
0.758
SHDA
0.025
0.018
0.026
0.023
ULTJ
0.222
0.628
0.601
0.483667
STTP
0.11
0.114
0.117
0.113667
PSPT
1.271
4.878
2.516
2.888333
TBLA
1.071
0.932
0.727
0.91
MLBI
0.077
0.055
0.069
0.067
1.213111
2.192556
1.353667
1.586444
Rata-rata
2.476667
Tertinggi
26.815
Terendah
0.018
Sumber : Financial Report tahun 2007-2009, data diolah
105
. Tabel 4.2
Ukuran Perusahaan
Perusahaan Makanan dan Minuman
Tahun 2007-2009
Tahun
Nama Perusahaan
Rata-rata
2007
2008
2009
AQUA
550584
793652
1021899
788711.6667
ADES
108997
123206
148456
126886.3333
AISA
71068
87533
133145
97248.66667
MYOR
684558
833977
998557
839030.6667
CEKA
169800
149108
172968
163958.6667
SIPD
1073702
1307868
1315702
1232424
DLTA
259053
306073
277637
280921
SKLT
173670
175277
158330
169092.3333
DAVO
460595
507823
800501
589639.6667
INDF
12702240
14644598
16466285
14604374.33
FAST
422670
593904
715230
577268
SMAR
2413379
2294285
3078926
2595530
SHDA
606242
932942
1021851
853678.3333
ULTJ
323527
478794
408794
403705
STTP
434448
518463
627774
526895
PSPT
137219
154134
160930
150761
TBLA
666676
615000
626650
636108.6667
MLBI
508250
569921
542394
540188.3333
1209259.889
1393697.667
1593112.722
1398690.093
Rata-rata
Tertinggi
16466285
Terendah
71068
Sumber : Financial Report tahun 2007-2009, data diolah
106
Tabel 4.3
Struktur Aktiva
Perusahaan Industri Makanan dan Minuman
Tahun 2007-2009
Tahun
Nama Perusahaan
Rata-rata
2007
2008
2009
AQUA
0.546
0.563
0.621
0.576667
ADES
0.87
0.833
0.596
0.766333
AISA
0.339
0.402
0.214
0.318333
MYOR
0.566
0.527
0.485
0.526
CEKA
0.597
0.648
0.603
0.616
SIPD
0.222
0.282
0.405
0.303
DLTA
0.431
0.464
0.41
0.435
SKLT
0.387
0.37
0.404
0.387
DAVO
0.604
0.745
0.84
0.729667
INDF
0.415
0.418
0.371
0.401333
FAST
0.234
0.261
0.268
0.254333
SMAR
0.369
0.465
0.548
0.460667
SHDA
0.232
0.317
0.297
0.282
ULTJ
0.581
0.568
0.744
0.631
STTP
0.508
0.583
0.477
0.522667
PSPT
0.238
0.256
0.249
TBLA
0.644
0.738
0.708
0.696667
MLBI
0.588
0.502
0.52
0.536667
0.465056
0.496778
0.486667
0.482833
Rata-rata
0.247667
Tertinggi
0.87
Terendah
0.214
Sumber : Financial Report tahun 2007-2009, data diolah
107
Tabel 4.4
Profitabilitas
Perusahaan Industri Makanan dan Minuman
Tahun 2007-2009
Tahun
Nama Perusahaan
Rata-rata
2007
2008
2009
AQUA
0.163
0.137
0.178
0.159333
ADES
0.456
0.06
0.038
0.184667
AISA
0.539
0.403
0.058
0.333333
MYOR
-0.023
0.034
0.126
0.045667
CEKA
0.063
0.047
0.045
0.051667
SIPD
-0.37
0.026
0.111
-0.07767
DLTA
0.131
0.189
0.165
0.161667
SKLT
0.894
-0.606
0.348
0.212
DAVO
-0.25
0.005
0.057
-0.06267
INDF
0.089
0.098
0.093
0.093333
FAST
0.178
0.167
0.211
0.185333
SMAR
0.138
0.148
0.088
SHDA
0.347
0.398
0.27
0.338333
ULTJ
0.049
0.028
0.023
0.033333
STTP
0.145
0.081
0.092
0.106
PSPT
-0.072
0.189
0.157
0.091333
TBLA
-0.04
0.018
0.061
0.013
MLBI
0.309
0.315
0.26
0.294667
0.152556
0.0965
0.132278
0.127111
Rata-rata
0.124667
Tertinggi
0.894
Terendah
- 0.606
Sumber : Financial Report tahun 2007-2009, data diolah
108
LAMPIRAN. 2
Model Summary(b)
Model
1
R
.625(a)
R Square
.427
Adjusted R
Square
.321
Std. Error of
the Estimate
.92102
Durbin-Watson
2.179
a Predictors: (Constant), Profitabilitas, Ukuran.Perusahaan, Struktur.Aktiva
b Dependent Variable: Struktur.Modal
ANOVA(b)
Model
1
Sum of
Squares
Regression
df
Mean Square
2.832
3
.944
Residual
42.414
50
.848
Total
45.246
53
F
Sig.
2.813
.035(a)
a Predictors: (Constant), Profitabilitas, Ukuran.Perusahaan, Struktur.Aktiva
b Dependent Variable: Struktur.Modal
Coefficients(a)
Unstandardized
Coefficients
Model
1
(Constant)
Ukuran.Perusahaan
Struktur.Aktiva
Profitabilitas
Standardized
Coefficients
t
Sig.
B
2.535
Std. Error
1.522
Beta
1.666
.102
-.093
.108
.119
.861
.394
-1.219
.733
.237
1.613
.101
-.625
.916
.497
2.682
.038
a Dependent Variable: Struktur.Modal
109
Download