BAB 2 STUDI PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu James E. Grunig dari University of Maryland dan Yi-Hui Huang dari National University Chengchi di Taiwan berpendapat, berdasarkan penelitian yang telah mereka lakukan terdahulu, bahwa beberapa atribut yang paling penting dari pembentukan hubungan yang harmonis adalah terciptanya kepercayaan, pengertian, kredibilitas, sikap, mutualitas kontrol atau menghindari konflik, dan akhirnya adalah pemeliharaan hubungan yang kondusif antara organisasi dan konstituen kunci.1 Pada penelitian lain yang dilakukan dua profesor, Robert M. Morgan dari University of Alabama dan Shelby D. Hunt dari Texas Tech University, dalam sebuah artikel di Juli 1994 Journal of Marketing, mengklaim bahwa penelitian yang mereka lakukan telah menunjukkan bahwa hubungan yang sukses membutuhkan "Komitmen dan kepercayaan”. Mereka berpendapat bahwa kedua variabel sangat penting untuk mengukur apakah hubungan relasi internal cenderung bertahan dalam jangka panjang.2 Hubungan antara peneliti sebelumnya dengan penelitian yang peneliti lakukan sekarang adalah pada dua penelitian sebelumnya juga meneliti tentang signifikansi relasi internal, sedangkan yang membedakan penelitian 1 http://search.proquest.com/docview/222390718/13E71137D3538CD1676/5?accountid=31532 [Diakses 10 Mei 2013] 2 Ibid. 9 10 sebelumnya dengan penelitian yang peneliti lakukan sekarang adalah pada penelitian ini peneliti melihat dampak yang dihasilkan melalui peran Public Relations internal dalam menciptakan signifikansi relasi internal karyawan melalui program Huddle Up yang dilaksanakan oleh PT. Pariwara. 2.2 Teori-teori Umum Teori umum merupakan teori yang digunakan untuk mendukung penelitian secara keseluruhan mengenai peran Public Relations dalam menciptakan signifikansi relasi internal perusahaan melalui program Huddle Up pada PT. Pariwara. Teori-teori dasar yang dipakai oleh peneliti yang berkaitan dengan penelitian adalah teori komunikasi, teori komunikasi organisasi dan Public Relations. 2.2.1 Komunikasi 2.2.1.1 Model Sirkuler Model sirkuler ditandai dengan adanya unsur feedback . Dengan demikian, proses komunikasi tidak berawal dari satu titik dan berakhir pada titik yang lain. Jadi, proses komunikasi sirkuler itu berbalik satu lingkaran penuh. Komunikasi yang efektif mempunyai ciri-ciri, yaitu dua arah (two ways). Model seperti ini menunjukkan adanya arus dari satu orang kepada orang lain atau dari kelompok kepada kelompok lainnya, melalui umpan feed back , kembali kepada orang semukla, membuat loop atau putaran penutup (Nurjaman, 2012: 40). 11 2.2.1.2 Proses Komunikasi Proses komunikasi adalah setiap langkah mulai dari saat menciptakaninformasi sampai dipahami oleh komunikan. Komunikasi adalah sebuah proses, sebuah kegiatan yang berlangsung kontinu. Joseph De Vito (1996) mengemukakan komunikasi adalah transaksi. Hal tersebut dimaksudkan bahwa komunikasi merupakan suatu proses, di mana komponen-komponen saling terkait. Bahwa para pelaku komunikasi beraksi dan bereaksi sebagai satu kesatuan dan keseluruhan. (Suprapto, 2011: 7). Dalam aplikasinya, langkah-langkah dalam proses komunikasi adalah sebagai berikut : IDE ENCODING PENGIRIMAN DECODING FEEDBACK Gambar 2.2.1.2 Proses Komunikasi Sumber : Suprapto, 2011 : 7 Sedangkan menurut Lasswell (Mulyana, 2005: 62) komunikasi adalah: “Who says what in which channel to whom with what effect ”. Terdapat lima unsur atau komponen di dalam komunikasi yaitu : 1. Who, yakni berkenaan dengan siapa yang mengatakan. (communicator) 12 2. Says What, yakni berkenaan dengan menyatakan apa. (message) 3. In Which Channel, yakni berkenaan dengan saluran apa. (channel) 4. To Whoam, yakni berkenaan dengan ditunjukan kepada siapa. (communicant/receiver) 5. With What Effect, yakni berkenaan degan pengaruh apa. (effect) Komunikasi adalah alat untuk mengatasi dan mengurangi ketidak jelasan (ambiguity) yang melekat dalam perusahaan. Komunikasi menurut perilaku dapat dibedakan menjadi tiga (Romli, 2011: 2-3), yaitu : 1. Komunikasi formal adalah komunikasi yang disetujui oleh organisasi itu sendiri dan sifatnya berorientasi kepentingan organisasi, misalnya berupa cara kerja di dalam organisasi, produktivitas, dan berbagai pekerjaan yang harus dilakukan dalam organisasi seperti memo, kebijakan, pernyataan, jumpa pers, dan surat-surat resmi. 2. Komunikasi informal adalah komunikasi yang disetujui secara sosial. Orientasinya bukan pada organisasi, tetapi lebih kepada anggotanya secara individual. 3. Komunikasi nonformal adalah komunikasi yang terjadi antara komunikasi yang besifat formal dan informal, yaitu komunikasi yang berhubungan dengan pelaksanaan tugas 13 pekerjaan organisasi atau perusahaan tersebut, misalnya rapat mengenai ulang tahun perusahaan. 2.2.1.3 Dimensi Komunikasi Dimensi-dimensi komunikasi dalam kehidupan organisasi dapat dibagi 1. menjadi : Komunikasi Internal (Romli, 2011: 6) Komunikasi internal organisasi adalah proses penyampaian pesan antara anggota-anggota organisasi yang terjadi untuk kepentingan organisasi, seperti komunikasi antara pimpinan dan bawahan, antara sesama bawahan, dan lain sebagainya. Komunikasi internal lazim dibedakan menjadi dua, yaitu : a. Komunikasi vertikal, yaitu komunikasi dari atas ke bawah (komunikasi dari pimpinan kepada bawahan) dan dari bawah ke atas (komunikasi dari bawahan kepada pimpinan). b. Komunikasi horizontal atau lateral, yaitu komunikasi antara sesama seperti dari karyawan kepada karyawan, manajer kepada manajer, dan lain sebagainya. 2. Komunikasi Eksternal (Romli, 2011: 7) Komunikasi eksternal organisasi adalah komunikasi antara pemimpin organisasi dengan khalayak di luar organisasi. a. Komunikasi komunikasi dari ini organisasi dilaksanakan kepada umumnya khalayak, bersifat informatif, yang dilakukan sedemikian rupa sehingga 14 khalayak merasa memiliki keterlibatan, setidaknya ada hubungan batin. Komunikasi ini dapat melalui berbagai bentuk, seperti: majalah organisasi, press release; artikel surat kabar atau majalah; pidato radio; film dokumenter; brosur; leaflet; poster; konfrensi pers. b. Komunikasi dari khalayak kepada organisasi. Komunikasi dari khalayak kepada organisasi merupakan umpan balik sebagai efek dari kegiatan dan komunikasi yang dilakukan oleh organisasi. Komunikasi organisasi. merupakan hal yang mengikat kesatuan Komunikasi membantu anggota-anggota organisasi mencapai tujuan mengimplementasikan individu dan juga organisasi, merespon dan perubahan mengkoordinasikan aktivitas organisasi, dan ikut organisasi, memainkan peran daam hampir semua tindakan organisasi yang relevan (Romli, 2011: 7). Keterkaitan teori komunikasi dengan penelitian ini adalah karena penelitian ini membahas bagaimana perusahaan melakukan komunikasi terarah melalui peran divisi Public Relations yang menjalankan fungsi Internal Public Relations dengan menciptakan sebuah program demi meningkatkan signifikansi relasi internal yang disebut dengan program Huddle Up. 15 2.2.2 Komunikasi Organisasi Istilah organisasi berasal dari bahasa Latin Organizare, yang secara leksikal berarti panduan dari bagian-bagian yang satu sama lainnya saling bergantung (Romli, 2011: 1). Rogers mendefinisikan organisasi sebagai suatu sistem yang mapan dari mereka yang bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama, melalui jenjang kepangkatan, dan pembagian tugas. Robert Bonnington (dalam Romli, 2011: 1), mendefinisikan organisasi sebagai sarana dimana manajemen mengkoordinasikan sumber bahan dan sumber daya manusia melalui pola struktur formal dari tugastugas dan wewenang. Menurut Wiryanto (2005) dalam buku “Komunikasi Organisasi Lengkap”, komunikasi organisasi adalah pengiriman dan penerimaan berbagai pesan organisasi di dalam kelompok formal maupun informal dari suatu organisasi (Romli, 2011: 2). Komunikasi organisasi (Organizational Communication) terjadi dalam suatu organisasi, bersifat formal dan juga informal, dan berlangsung dalam jaringan yang lebih besar dari pada komunikasi kelompok. Oleh karena itu, organisasi dapat diartikan sebagai kelompok dari kelompok-kelompok. Komunikasi organisasi seringkali melibatkan juga komunikasi diadik, komunikasi antarpribadi, dan ada kalanya juga komunikasi publik. Komunikasi formal adalah komunikasi menurut struktur organisasi, yakni komunikasi ke bawah, ke atas, dan komunikasi horizontal, sedangkan komunikasi informal tidak bergantung pada struktur organisasi (Mulyana, 2007: 83). 16 Menurut Goldhaber (Arni, 2007: 70) komunikasi organisasi memiliki makna yaitu : “Organizational communications is the process of creating and exchanging message within a network of independent relationship to cope with environment uncertainly” Artinya, komunikasi organisasi adalah proses saling menukar pesan dalam satu jaringan organisasi yang saling ketergantung satu sama lain untuk mengatasi lingkungan yang tidak pasti. Definisi di atas mengandung 7 konsep kunci komunikasi organisasi, yaitu (Arni. 2007: 70) : a. Proses, suatu oraganisasi adalah suatu sistem terbuka yang dinamis yang menciptakan dan saling menukar pesan diantara anggotanya. Karena gejala menciptakan dan menukar informasi ini berjalan terus menerus dan tidak ada hentihentinya maka dikatakan sebagai suatu proses. b. Pesan, adalah suatu susunan simbol yang penuh arti tentang orang, objek, kejadian yang dihasilkan oleh interaksi dengan orang lain. Untuk berkomunikasi seseorang harus sanggup menyusun suatu gambaran mental, memberi gambaran itu nama dan mengembangkan suatu perasaan terhadapnya. Komunikasi tersebut efektif kalau pesan yang dikirimkan itu diartikan sama dengan apa yang dimaksudkan oleh sang pengirim. 17 c. Jaringan organisasi, terdiri dari dari satu orang atau lebih yang tiap masing-masing menduduki posisi atau peranan tertentu dalam organisasi. pertukaran pesan dari orang-orang sesamanya ini terjadi melewati satu set jalan kecil yang dinamakan jaringan komunikasi. d. Keadaan saling ketergantungan antara satu bagian dengan bagian lainnya menjadi sifat dari suatu organisasi yang merupakan suatu sistem terbuka. e. Hubungan manusia dalam organisasi yang memfokuskan kepada tingkah laku komunikasi dari orang yang terlibat suatu hubungan perlu dipelajari. f. Lingkungan, adalah suatu totalitas secara fisik dan faktor sosial yang diperhitungkan dan pembuatan keputusan mengenai individu dalam suatu sistem. g. Ketidak pastian, adalah perbedaan informasi yang tersedia dengan informasi yang diharapkan. Ketidakpastian dalam organisasi juga disebabkan oleh terlalu banyaknya informasi yang diterima daripada yang sesungguhnya diperlukan untuk menghadapi lingkungan mereka. Salah satu urusan utama dari komunikasi organisasi adalah menentukan dengan tepat berapa banyaknya informasi yang diperlukan untuk mengurangi ketidakpastian tanpa informasi yang berlebihan. 18 Keterkaitan teori komunikasi organisasi dengan penelitian ini adalah karena program Huddle Up merupakan alat dari komunikasi organisasi yang dirumuskan oleh manajemen perusahaan. Hasil perumusan ini berbentuk sebuah program yang diterapkan kepada publik internal perusahaan secara langsung dengan harapan dapat menciptakan relasi internal perusahaan yang signifikan dan positif. 2.2.3 Public Relations Public Relations adalah fungsi manajemen yang mengidentifikasi, membangun, dan mempertahankan hubungan yang saling menguntungkan antara organisasi dengan berbagai publik yang menjadi penentu kesuksesan dan kegagalannya (Cutlip, et. al, 2000: 6). Menurut IPRA (International Public Relation Association) Humas adalah fungsi manajemen dari ciri yang terencana dan berkelanjutan melalui organisasi dan lembaga swasta atau publik untuk memperoleh pengertian, simpati, dan dukungan dari mereka yang terkait atau mungkin ada hubungannya dengan penelitian opini publik di antara merek. Public Relations membantu suatu organisasi dan publiknya untuk beradaptasi satu sama lain. Public Relations adalah upaya organisasi untuk meraih kerja sama dengan sekelompok orang. Public Relations membantu organisasi berinteraksi dan berkomunikasi secara aktif dengan publik utama mereka. (www.prsa.org) 19 Dalam buku “The Handbook Of Public Relations” (Ardianto, 2010: 13-14), kata-kata kunci yang perlu diingat untuk mendefenisikan Public Relations adalah : 1. Sengaja (deliberate). Kegiatan public relations adalah sesuatu yang disengaja, dirancang untuk mempengaruhi, mendapatkan pengertian, memberikan informasi dan memperolah umpan balik (reaksi dari mereka yang terkena dampat kegiatan). 2. Terencana (planned). Kegiatan public relations adalah suatu yang terorganisasi, solusi masalah diketahui dan logistik dipikirkan, dengan kegiatan yang memerlukan jangka waktu, kegiatan ini sistematis, membutuhkan riset dan analisis. 3. Kinerja (performance). Public relations yang efektif didasarkan pada kebijakan dan penampilan nyata dari seseorang atau sebuah organisasi. tidak ada public relations yang dapat menciptakan simpati serta dukungan jika organisasi yang bersangkutan merupakan pemilik usaha yang tidak tanggap terhadap kepentingan masyarakat. 4. Kepentingan publik (public interest). Dasar dari kegiatan public relations adalah melayani kepentingan publik dalam suatu masyarakat, bukan sekedar memperoleh keuntungan bagi organisasi, idealnya saling menguntungkan bagi organisasi dan masyarakat. Ini adalah benang yang menjalin kepentingan diri organisasi dengan kepentingan dan urusan masyarakat. 20 5. Komunikasi dua arah (two way communication). Kamus sering kali memberikan kesan bahwa public relations terdiri dari penyebaran materi melalui informasi. Namun, penting juga bahwa definisi itu termasuk umpan balik dari khalayak. Kemampuan mendengarkan adalah bagian dari keahlian komunikasi yang pokok. 6. Fungsi manajemen (management function). Public relations paling efektif apabila berfungsi menjadi bagian dari pengambilan keputusan oleh manajemen puncak. Public relations melibatkan konsultasi dan pengentasan masalah tingkat tinggi, tidak hanya mengeluarkan informasi setelah keputusan dibuat. Keterkaitan teori Public Relations dengan penelitian mengenai program Huddle Up ini karena terdapat keterikatan antara fungsi dari penerapan program tersebut terhadap fungsi nomor enam yang terangkum pada buku “The Handbook Of Public Relations” yaitu fungsi manajemen dimana manajemen puncak PT. Pariwara secara langsung terkait dengan aktifitas dari divisi Public Relations yang menjalankan fungsi Internal Public Relations di dalam publik internal perusahaan. 2.3 Teori-teori Khusus Teori khusus merupakan teori yang digunakan peneliti untuk mendukung teori-teori umum yang telah dijabarkan sebelumnya. Teori 21 khusus ini akan memperkuat penelitian ini mengenai peran Public Relations dalam menciptakan signifikansi relasi internal perusahaan melalui program Huddle Up PT. Pariwara. Teori khusus yang digunakan terkait dengan penelitian ini adalah teori peran Public Relations internal, media internal, publik internal, Employee Relations dan Human Relations. 2.3.1 Peran Public Relations internal Humas internal (internal public relations) itu sama pentingnya dengan humas eksternal. Jika uang yang menjadi ukurannya, maka humas internal mampu memberi kontribusi profitabilitas perusahaan sama besarnya dengan yang diberikan oleh oleh humas eksternal. Hubungan antara sesama pegawai pada suatu perusahaan (staff relations) atau sesama anggota di sebuah organisasi lebih berfokus pada aspek-aspek manusiawi, sehingga hal tersebut tidak sepenuhnya sama dengan hubungan-hubungan industri (industrial relations). (Jefkins, 1992: 172) Tingkat efektivitas dari humas internal sangat dipengaruhi oleh tiga hal pokok, yaitu (Jefkins, 1992: 172-173) : 1. Keterbukaan pihak manajemen 2. Kesadaran dan pengakuan pihak manajemen akan nilai dan arti penting komunikasi dengan para pegawai 3. Keberadaan seorang manajer komunikasi yang tidak hanya ahli dan berpengalaman, tetapi juga didukung oleh sumbersumber daya teknis yang modern. 22 Berdasarkan poin-poin dari Grunig dan Hunt, dalam pengelolaan sistem Public Relations suatu organisasi atau perusahaan, Praktisi Public Relations internal harus membentuk suatu comfort (keharmonisan) dengan berbagai unsur dalam organisasi atau perusahaan itu sendiri : (1) secara fungsi : the real job dari komponenkomponen suatu organisasi atau perusahaan; (2) secara terstruktur : hirarki organisasional individu dan posisi; (3) secara proses: pengambilan keputusan formal tentang peraturan dan prosedur yang terdapat dalam organisasi atau perusahaan; dan (4) secara umpan balik mekanisme evaluatif formal dan informal organisasi atau perusahaan. (Ardianto, 2010: 88) Public Relations internal menyelenggarakan komunikasi timbal balik antara organisasi atau lembaga dengan publiknya untuk menciptakan saling pengertian (public understanding) dan dukungan (public support) bagi terciptanya tujuan, kebijakan dan langkah serta tindakan lembaga atau organisasi itu. Semua itu ditunjukkan untuk mengembangkan pengertian dan kemauan baik (goodwill) publiknya serta untuk memperoleh opini publik yang menguntungkan atau untuk menciptakan kerjasama berdasarkan hubungan yang harmonis dengan publik. (Ardianto, 2010: 89). Ruang lingkup tugas Public Relations internal adalah (Ardianto, 2010: 89) : 23 1. membina sikap mental karyawan agar dalam diri mereka tumbuh ketaatan, kepatuhan, dan dedikasi terhadap lembaga atau perusahaan dimana mereka bekerja 2. Menumbuhkan semangat korp atau kelompok yang sehat dan dinamis 3. Mendorong tumbuhnya kesadaran lembaga atau perusahaan. Menuru Cutlip & Center proses Public Relations internal sepenuhnya mengacu kepada pendekatan manajerial. Peran ini terdiri dari (Abdurachman, 2001: 31) : 1. Fact Finding adalah mencari dan mengumpulkan fakta atau data sebelum melakukan tindakan. Misalnya Public Relations sebelum melakukan suatu kegiatan harus terlebih dahulu mengetahui, misalnya: apa yang diperlukan publik, siapa saja yang termasuk kedalam publik, bagaimana keadaan publik dipandang dari berbagai faktor. 2. Planning adalah berdasarkan fakta membuat rencana tentang apa yang harus dilakukan dalam menghadapi berbagai masalah itu. 3. Communicating adalah rencana yang disusun dengan baik sebagai hasil pemikiran yang matang berdasarkan fakta atau data tadi, kemudian dikomunikasikan atau dilakukan kegiatan operasional. 4. Evaluation adalah mengadakan evaluasi tentang suatu kegiatan, apakah tujuan sudah tercapai atau belum. Evaluasi 24 itu dapat dilakukan secara kontinyu. Hasil evaluasi ini menjadi dasar kegiatan Public Relations berikutnya. Public Relations internal memiliki fungsi dan tugas dalam membina hubungan komunikasi publik internal dengan ruang lingkup dimensi-dimensi komunikasi didalam komunikasi organisasi. Peranan tersebut menuntut seorang praktisi Public Relations internal untuk dapat menjadi komunikator dan mediator antara pihak perusahaan dan karyawan ataupun sebaliknya dari para karyawan kepada pihak perusahaan. Membina hubungan dalam hal ini adalah kemampuan mengorganisasikan atau kemampuan manajerial dalam mengelola program Public Relations internal. Kemampuan ini juga berarti mampu mengantisipasi masalah didalam organisasi atau perusahaan. (Ardianto, 2010: 160). Hubungan Public Relations internal dalam suatu perusahaan, terdiri dari: 1. Hubungan dengan pekerja atau karyawan (employee relations) pada umumnya beserta keluarga karyawan pada khususnya. 2. Hubungan dengan pihak jajaran pimpinan dalam manajemen perusahaan (management relations). 3. Hubungan dengan pemilik perusahaan atau pemegang saham (stockholders relations). Dengan demikian Public Relations internal berupaya melakukan hubungan komunikasi yang efektif yang dimulai dari 25 pihak atasan (pimpinan). Selain itu Public Relations internal juga menjadi corong informasi dari para karyawan kepada pihak perusahaan atau sebaliknya, mampu bertindak sebagai mediator dari perusahaan (pimpinan) terhadap para karyawannn, mampu mempertemukan atau menyampaika tujuan-tujuan dan keinginankeinginan dari pihak karyawan kepada perusahaan atau sebaliknya. Dalam penelitian ini peneliti akan membahas mengenai peran Public Relations dalam menciptakan relasi internal antar karyawan di dalam perusahaan PT. Pariwara melalui program Huddle Up, sehingga peneliti memerlukan teori Internal Public Relations untuk mengerti fungsi dan peran-peran Internal Public Relations secara mendalam. 2.3.2 Media Internal Tujuan dari media internal adalah peningkatan hubungan antara karyawan dengan pihak manajemen. Media internal harus memenuhi kebutuhan organisasi dan antara karyawan. Audiensi karyawan harus dapat melihat informasi dalam medium sebagai sesuatu yang bermanfaat dan bermakna bagi mereka. (Lattimore, et.al. 2010: 241-242). Sebuah medium internal dapat mencapai sasaran ini jika media memenuhi kebutuhan karyawan, mengatakan sesuatu yang ingin disampaikan atau dipikirkan karyawan, serta menarik dan mudah untuk dibaca. 26 2.3.2.1 Jenis Media Internal Untuk menjangkau khalayak tertentu dalam rangka mencapai tujuan-tujuan humas, adakalanya penggunaan media massa pers, radio, televisi tidak sesuai, apalagi jika khalayak tersebut hanya terdiri dari beberapa kelompok kecil saja. Berikut adalah jenis media dan teknik-teknik Public Relations internal (Jefkins, 1992: 173-178) : 1. Jurnal Internal Jurnal internal atau surat kabar perusahaan semata-mata bersifat internal (khusus untuk para staf dan pegawai) dan yang sampai batas tertentu bersifat eksternal (yang juga diarahkan kepada pihak luar tertentu). Publikasi atau terbitan didistribusikan hanya kepada para anggota atau pun khalayak pendukung dari suatu organisasi. 2. Papan Pengumuman Papan pengumuman standar dapat ditempatkan pada berbagai lokasi yang ramai atau yang sering disinggahi agar segenap pegawai dapat memperoleh informasi yang sama dalam waktu yang bersamaan pula. 3. Kaset Video dan CCTV Layar televisi, yang sudah menjadi bagian dari kehidupan kita sehari-hari, merupakan suatu media penyampaian pesan yang efektif, baik itu direkam terlebih dahulu maupun disiarkan secara langsung. 4. Stasiun Radio 27 Radio internal perusahaan berisikan berita-berita internal perusahaan, laporan dan komentar terhadap suatu peristiwa dalam rangka menciptakan program semenarik dan seramah mungkin untuk mengirimkan pesan yang mudah dikonsumsi oleh publik internal. 5. Jasa Penyampaian Berita dan Ide Lewat Telepon Buletin berita perusahaan dapat dikemas dalam bentuk kaset rekaman, dan setiap pegawai yang ingin menyimak isinya tinggal memutar nomor telepon unit humas dan langsung dapat “membaca” buletin tersebut. 6. Kotak Saran Dalam rangka memperoleh dan menampung berbagai masukan dari para pegawai, pihak manajemen dapat menempatkan sejumlah kotak saran di tempat-tempat tertentu di seluruh penjuru lokasi perusahaan. 7. Rangsangan Berbicara Teknik “pintu terbuka” merupakan metode untuk memperoleh umpan balik dari para anggota atau pegawainya secara langsung. Metode seperti ini biasanya memerlukan sedikit dorongan dan penjelasan. Setiap unsur pimpinan harus rajin menegaskan dan membuktikan kepada pegawainya bahwa pintu kantornya senantiasa terbuka untuk menampung aneka rupa masukan. 8. Siaran Umum (Public Address Broadcast) 28 Pihak manajemen dapat memanfaatkan sistem siaran umum yang terdiri dari sejumlah pengeras suara dan instalasi sentral untuk menyampaikan pesan-pesan kepada segenap pegawainya. 9. Obrolan Langsung Pembicaraan tatap muka secara pribadi dan langsung sejak dahulu sampai sekarang merupakan salah satu cara yang paling efektif untuk memperlihatkan sikap terbuka pihak manajemen. Kelebihan cara ini dibanding penyampaian pesan menggunakan media lainnya adalah si pegawai atau bawahan dapat mengajukan komentar, pernyataan dan menyatakan pendapat atau isi hatinya secara angsung. 10. Dewan dan Komite Pekerja Dewan dan komite kerja adalah salah satu media komunikasi yang dapat digunakan manajemen untuk menciptakan komunikasi dan interaksi antara manajemen dan pegawai. 11. Presentasi Video atau Slide Perangkat-perangkat audio visual dapat dipergunakan oleh manajemen untuk berbagai tujuan perusahaan untuk menyampaikan suatu pesan ataupun tujuan kepada pegawai. 12. Literatur Pengenalan Literatur pengenalan adalah berbagai macam naskah, materi atau buklet yang berisikan riwayat singkat perusahaan, berbagai kegiatan pokoknya, cara kerjanya, dan aneka hal penting lainnya yang harus diketahui oleh pegawai baru. 29 13. Konfrensi Staf dan Pertemuan Dinas Pertemuan-pertemuan dinas yang melibatkan para staf dan pegawai, baik itu yang diselenggarakan di markas besar maupun di kantor-kantor cabang, merupakan acara berkumpul yang bermanfaat untuk menggalang kebersamaan dan keakraban, sekaligus untuk menciptakan hubungan yang baik antara pihak manajemen dengan para pegawai. Dalam acaraacara tersebut, berlangsung suatu bentuk komunikasi yang paling efisien, yakni komunikasi tatap muka. 14. Kunjungan oleh Pihak Manajemen Merupakan cara yang ampuh utuk menggalang kedekatan dan hubungan baik antara manajemen puncak dan bawahannya. Metode ini ampuh bagi perusahaan yang memiliki cabang perusahaan tersebar. 15. Kunjungan Staf Pihak manajemen juga harus mengupayakan agar para stafnya tidak terisolasi dalam unit-unitnya sendiri sehingga mereka tidak tahu apa yang terjadi di unit-unit atau bagian lain. 16. Acara-acara Kekeluargaan Berbagai kegiatan dan acara tidak resmi sangat besar mafaatnya untuk merekatkan hubungan baik antara pihak manajemen dengan segenap pegawainnya. 17. Pameran dan Peragaan 30 Pameran dan peragaan yang diselenggarakan secara permanen bisa dimanfaatkan untuk mendemonstrasikan dan menjelaskan sejarah atau suatu kebijakan perusahaan 18. Klub-klub Sosial Klub sosial merupakan wadah komunikasi sosial yang digunakan manajemen dalam mempererat hubungan antara pihak manajemen dengan pegawainya. Dari teori media internal peneliti dapat mengerti dan memahami secara praktis bagaimana sebuah komunikasi dapat dijalankan juga dibentuk. Jika kita kaitkan dalam penelitian ini, kita dapat mengerti lebih dalam bagaimana seorang praktisi Public Relations menjalankan program menggunakan fungsi-fungsi seorang Internal Public Relations dengan menggunakan alat media internal. 2.3.3 Publik Internal Publik adalah sekelompok orang yang menaruh perhatian pada sesuatu hal yang sama, mempunyai minat dan kepentingan yang sama. Istilah publik merujuk pada kelompok individu, yang memiliki rasa solidaritas dan keterikatan terhadap kelompoknya, walaupun mungkin tidak memiliki struktur formal dan tidak berada dalam suatu tempat yang sama. Istilah publik ini dalam bahasa Indonesia diterjemahkan menjadi khalayak yang dituangkan dalam istilah bermakna majemuk. Hal ini untuk menekankan bahwa kegiatan humas tidak ditujukan 31 pada masyarakat umum yang seluas-luasnya, tetapi secara khusus didesain untuk khalayak terbatas atau pihak-pihak tertentu sesuai dengan tujuan kegiatan humas. Unsur tertentu sengaja dipilih dan ditekankan untuk mengefektifkan penerimaan pesan oleh masingmasing kelompok, baik ditekankan untuk kelompok publik internal ataupun publik eksternal. Internal publik yaitu publik yang berada di dalam organisasi atau perusahaan seperti supervisor, karyawan pelaksana, manajer, pemegan saham dan direksi perusahaan. (Ardianto, 2010: 15) Dalam diktat Public Relations, lembaga pendidikan Public Relations, interstudi school of Public Relations, terdapat tujuh macam publik yang dapat dibedakan dalam ruang lingkup masing-masing dan dilihat dari kepentingannya, dan yang termasuk kedalam publik internal adalah karyawan perusahaan, di sini akan terlihat banyak ragamnya ditinjau dari kedudukan, masalah-masalah status ekonomi, usia, dan karakteristik demografis lainnya. Melihat karakteristik karyawan, maka masalah informasi menjadi bidang spesialis tersendiri. (Ardianto, 2010: 17) Berikut adalah publik internal dan bentuk hubungan internal perusahaan (Hendrix dan Hayes, 2007: 17) : a. Publik internal dari perusahaan : 1. Publik Pegawai (employee public) 2. Publik Manajer (manager public) 32 3. Publik Pemegang Saham (stockholder public) 4. Publik Buruh (labour public) b. Bentuk hubungan dalam perusahaan : 1. Employee Relations (hubungan dengan para pekerja/para karyawan). 2. Stockholder Relations (hubungan dengan para pemegang saham) 3. Labour Relations (hubungan dengan pada buruh) 4. Manager Relations (hubungan dengan para manajer) Dengan mengerti penjabaran publik internal, peneliti dapat memahami ruang lingkup penelitian dan seberapa besar dampak yang dihasilkan dari berjalannya suatu program Internal Public Relations pada penelitian ini. 2.3.4 Employee Relations Employee Relations adalah sekelompok orang bekerja (karyawan/ pegawai) didalam suatu perusahaan. Hubungan kerja (employee relations) merupakan hubungan kerja sama antara semua pihak yang berada dalam proses produksi di suatu perusahaan. Komunikasi karyawan adalah suatu spesialisasi Public Relations yang berhubungan dengan “bagaimana para professional public relations di korporasi, perusahaan konsultan dan organisasi nirlaba membantu mewujudkan komunikasi yang efektif antara karyawan dan antara karyawan dengan manajemen puncak” (Lattimore, et.al. 2010: 234). 33 “Internal relations is the specialized part of public relations that builds and maintains a mutually beneficial relationship between managers and the amployees on whom an organization’s success depends” (Wilcox, et. al, 2012: 28). Hal tersebut memiliki pengertian bahwa hubungan internal adalah bagian khusus dari public relations yang membangun dan memelihara hubungan yang saling menguntungkan antara manajer dan karyawan yang mempengaruhi kesuksesan dari suatu organisasi. Employee Communications telah lama dianggap sebagai bagian dari fungsi Public Relations. Wright (1997) menyatakan bahwa Public Relations dapat memberikan kontribusi untuk keberhasilan komunikasi karyawan hanya ketika membantu organisasi membangun hubungan baik dengan karyawan (Rhee, 2004: 338). Pelaksanaan program Employee Relations (hubungan publik internal) yang tepat bagi suatu perusahaan merupakan sarana teknis atau suatu kegiatan metode komunikasi yang memiliki kekuatan mengelola sumber daya manusia demi pencapaian tujuan perusahaan. Kemudian pada akhirnya hal tersebut bermuara pada peningkatan produktivitas perusahaan, baik secara kualitas maupun kuantitas. Bentuk produk, barang atau pemberian jasa yang ditawarkan kepada publik sasarannya. 2.3.5 Human Relation Human Relations atau Hubungan antar manusia dapat mendasari terciptanya interaksi dan komunikasi yang harmonis dan 34 kondusif. Berikut ini adalah ciri hakiki dari Human Relation, yaitu (www.lusa.web.id/hubungan-antar-manusia-human-relation/) : 1. Proses rohaniah yang tertuju kepada “kebahagiaan” berdasarkan watak, sifat, perangai, kepribadian, sikap, dan tingkah laku. 2. Aspek kejiwaan yang terdapat pada diri manusia. Proses rohaniah dengan perasaan bahagia dapat berlangsung pada komunikasi antar personal. Karena sifatnya dialogis, maka masing-masing tahu, sadar, dan merasakan efeknya. Davis berpendapat “human relation at work” adalah interaksi seseorang dengan orang lain dalam situasi kerja dan dalam organisasi kekaryaan. Ditinjau dari kepemimpinannya, yang bertanggung jawab dalam suatu kelompok merupakan interaksi orang-orang menuju situasi kerja yang memotivasi untuk bekerjasama secara produktif, sehingga dicapai kepuasaan ekonomi, psikologi dan sosial. (www.lusa.web.id/hubungan-antar-manusia-human-relation/) Dalam penelitian ini, peneliti melihat secara langsung bahwa teori Human Relation memiliki peran penting dalam mempengaruhi kinerja karyawan perusahaan dalam melakukan aktivitas oprasional perusahaan. Dalam hal ini Public Relations internal PT. Pariwara memiliki tanggung jawab dan kewajiban moril dalam menjaga hubungan interaksi dan komunikasi antar karyawan didalam struktur perusahaan Pariwara, tidak hanya memandang individu-individu kerja 35 sebagai asesoris perkantoran atau tanggungan kerja saja, tetapi lebih daripada itu seorang praktisi Public Relations internal harus memandang karyawan perusahaan lebih personal dan lebih dalam secara emosional dan manusiawi. 2.4 Kerangka Teori Teori Umum 36 Teori Khusus 37 2.5 Kerangka Pemikiran PT. Pariwara Divisi Public Relations Peran Public Relations Dalam Menciptakan Signifikansi Relasi Internal Karyawan Strategi Internal Public Objek Penelitian : Publik internal PT. Pariwara Business Development Penerapan dilakukan oleh Public Relations PT. Pariwara Penerapan Program Huddle Up pada Publik Internal (Tujuan : Keberlangsungan perusahaan) Social Development (Tujuan : Teamwork) Signifikansi relasi internal perusahaan yang positif Karena program Huddle Up membawa dampak positif diberbagai aspek terhadap publik internal perusahaan Gambar 2.4 Kerangka Pemikiran