BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Prevalensi diabetes mellitus tipe 2 di Indonesia semakin survey meningkat dari RISKESDAS didiagnosis tahun tahun oleh ke 2013, dokter tahun. Berdasarkan prevalensi sebesar DM 1,5%, yang sedangkan prevalensi DM berdasarkan gejala adalah 2,1%. Menurut Wild et al. (2000), prevalensi DM di dunia mencapai 2,8% pada tahun 2000, dan akan mencapai 4,4% dari seluruh jumlah penduduk dunia pada tahun 2030. Diabetes Mellitus (DM) adalah keadaan dengan ciri khas hiperglikemia disebabkan ketidakmampuan tubuh untuk menggunakan glukosa darah sebagai sumber energi. Menurut ADA (2014), DM dapat dibagi menjadi beberapa jenis, antara lain DM tipe 1, DM tipe 2, DM tipe lainnya, dan diabetes gestational. DM tipe 1 terjadi akibat kerusakan sel beta pankreas, sehingga terjadi kekurangan insulin yang absolut dan membutuhkan suplai insulin dari luar tubuh, sedangkan DM tipe 2 disebabkan resistensi menjadi insulin defisiensi akibat insulin obesitas, relatif, yang dan berkembang berlanjut 1 2 menjadi defisiensi insulin tetap akibat ketidakmampuan sel beta pankreas untuk berpacu dengan resistensi terkena banyak komplikasi insulin yang semakin tinggi Penderita DM dapat apabila tidak ditindaklanjuti lebih jauh. Komplikasi DM terbagi menjadi tiga kelompok besar, antara lain komplikasi mikrovaskular, makrovaskular, dan lainnya. Komplikasi mikrovaskular terdiri dari penyakit mata (retinopati diabetik dan edema makular), penyakit saraf (neuropati sensorik, motorik dan otonom), dan nefropati. Sedangkan komplikasi makrovaskular terdiri dari penyakit jantung periferal, dan penyakit lainnya adalah (gastroparesis, koroner, serebrovaskular. komplikasi diare), penyakit arteri Komplikasi gastrointestinal genitourinaria (uropati, disfungsi seksual), ulkus diabetikum, infeksi (infeksi saluran kemih), katarak, glaukoma, penyakit periodontal, dan hilangnya pendengaran (Powers, 2012) Penderita makanan dengan diabetes banyak dianjurkan serat dan untuk mengonsumsi mengandung pati resisten. Kaczmarczyk et al. (2012) menyebutkan bahwa makanan berserat merupakan salah satu komponen kunci dalam perilaku makan sehat. Serat sendiri adalah suatu 3 kategori luas, meliputi polisakarida bukan pati, oligosakarida, lignin, dan analog polisakarida dengan manfaat kesehatan. Serat dibedakan jenisnya menurut kelarutan dalam air, fermentasi oleh mikroba di kolon, dan viskositas. Pati resisten pun termasuk ke dalam kategori serat. Pati resisten disebutkan memengaruhi fungsi organ pencernaan, flora mikrobial, kadar kolesterol darah, indeks glikemik secara positif, dan membantu dalam kontrol diabetes (Fuentes-Zaragoza et al., 2010). GLUT4 pentransfer merupakan glukosa salah satu (GLUT1-GLUT12, dari dan 13 protein HMIT) yang tersandi dalam genom manusia, mengkatalisasi transpor heksose melewati membran sel dengan mekanisme difusi fasilitatif ATP-independen. GLUT4 sangat sering diekspresikan di sel otot dan adiposit, dimana GLUT4 memiliki karakteristik unik, yaitu disposisi intraselular dalam keadaan inaktif, dan didistribusikan secara akut ke membran plasma jika ada respon terhadap insulin atau stimuli lain. GLUT4 memiliki peran untuk mengontrol intake glukosa ke dalam otot skelet setelah ingesti glukosa eksogen dan mengatur kadar glukosa darah agar tetap normal (5-6 mM) (Huang & Czech, 2007). 4 Translokasi GLUT4 dari intraselullar menuju permukaan sel, terutama di otot skelet merupakan efek primer dari insulin, terfosforilasi proses dimana setelah pemberian reseptor mengikat sinyal insulin insulin secara dan multipel yang akan memacu akan memicu vesikel berisi GLUT4 muncul ke permukaan. (Buse et al., 2012; ) Gembili, adalah suatu umbi dengan nama botani Dioscorea esculenta L., atau biasa disebut sudo, ubi aung, ubi hae, huwi butul, dan lain lain. Tanaman ini berbentuk umbi memanjat, yang dapat mencapai tinggi 3-5 m, dan daunnya berbentuk seperti ginjal, batangnya bulat, berbulu halus, dan berduri tersebar. Bunganya tersusun dalam bulir berwarna hijau kekuningan. Umbinya banyak, umbi bentuknya tipis, bulat mulus, dan sampai bulat berwarna panjang. coklat Kulit kekuningan. Daging umbinya berwarna putih sampai putih kekuningan (Sastrapraja, menjadi halus umbi/ketela 1997). dan Setelah rasanya lainnya. berdiameter 0,5 µm. dimasak, lebih tekstur manis Partikelnya dari secara umbi jenis umum Walau begitu, kandungan amilasenya cukup rendah (Onwueme, 1978). Gembili memiliki kadar 5 serat 2,29% dan kadar pati sebesar 42,16% dari total berat umbi (Richana & Sunarti, 2004). Eubacterium rectale adalah bakteri anaerob grampositive yang mendiami mulut dan kolon manusia, dimana bakteri ini merupakan salah satu bakteri penghasil SCFA (Short Chained Fatty Acid) terbesar di kolon, biasanya membentuk koloni dengan Roseburia spp.. Eubacterium rectale merupakan penghasil salah satu dari 3 SCFA yang dibutuhkan sebagai nutrisi oleh sel di kolon manusia, yaitu asam butirat, asam asetat dan asam propionat. (Duncan & Flint, 2008). I.2 Perumusan Masalah Dari yaitu uraian bagaimana Eubacterium di atas, manfaat rectale dapat dirumuskan konsumsi secara masalah, gembili bersamaan dan terhadap translokasi GLUT4 membran sel pada otot skelet tikus yang diinduksi diabetes. 6 I.3 Tujuan Penelitian Mengetahui pengaruh konsumsi umbi gembili dan Eubacterium rectale pada tikus yang diinduksi diabetes terhadap translokasi GLUT4 dari dalam sel otot skelet tikus ke membran sel. I.4 Manfaat Penelitian 1. Bagi peneliti Menambah pengetahuan mengenai objek penelitian dan hal-hal yang terjadi berkaitan dengan subjek selama penelitian. 2. Bagi masyarakat Mensosialisasikan manfaat tanaman umbi lokal gembili dan probiotik kepada penderita penyakit diabetes mellitus tipe 2 3. Bagi Universitas Gadjah Mada Memperkaya hasil penelitian dalam rangka mendukung misi UGM sebagai universitas berbasis riset penelitian lebih berskala internasional. 4. Bagi peneliti lain Dapat dijadikan acuan untuk lanjut mengenai tanaman lokal umbi dan bakteri 7 I.5 Keaslian Penelitian 1. Shih, et al. (2009), dengan judul penelitian “Momordica charantia extract on insulin resistence and the skeletal muscle GLUT4 protein in fructosefed rats”. Subjek penelitian adalah tikus SpragueDawley jantan dengan berat 200-250g diberi diet tinggi fruktosa 60% selama 8 minggu, lalu dibagi lagi menjadi 6 grup dan diberi pakan Momordica charantia (Pare) sebanyak 0,2 g dan 1,0 g per kgBB atau rosiglitazone 10 mg/kg selama 2 minggu dengan tetap diberi diet tinggi fruktosa. Efek Momordica charantia terhadap GLUT4 diukur dengan Western immunoblotting analysis menggunakan kelompok otot skelet tikus. ekstrak Penelitian pare dapat hiperleptinemia, ini menunjukkan meringankan bahwa hiperglikemia, hiperinsulinemia, hipertrigliseridemia yang diinduksi dan oleh diet tinggi fruktosa, juga meningkatkan ekpresi PPARγ, ekspresi mRNA penelitian dan terletak protein pada GLUT4. jenis Perbedaan suplemen, jenis tikus, dan metode pengukuran kadar GLUT4. 2. Park S.Y., penelitian utilization et al. ”Dangnyohwan and reduces (2007) dengan improves insulin judul glucose resistance by 8 increasing the adipocyte-specific GLUT4 expression in Otsuka Long-Evans Tokushima Fatty rats”. Subjek penelitian adalah tikus Otsuka Long-Evans Tokushima Fatty (OLETF) jantan and tikus Long–Evans Tokushima Otsuka (LETO) jantan non-diabetik sebagai kontrol yang kemudian perlakuan dibagi secara Dangnyohwan (DNH) acak atau pada grup kontrol. Grup perlakuan akan diberikan pakan yang dicampur DNH dengan dosis 3 g/kg/hari, sedangkan grup kontrol diberikan pakan dikonsumsi standar. diukur Jumlah setiap makanan hari. yang Pengukuran translokasi GLUT4 dilakukan dengan metode analisis ekspresi mRNA semikuantitatif dengan PCR, elektroforesis dan immunoblotting. Penelitian ini menunjukkan bahwa DNH meningkatkan ekpresi GLUT4, serta menurunkan glukosa pada hiperglikemia terganggu. jenis Perbedaan suplemen, jenis dan toleransi penelitian tikus, terletak dan metode dengan judul pengukuran GLUT4 3. Cheon, J.M., penelitian et ”Insulin al. sensitivity fermented Korean (Panax mediated ginseng) hallmarks in (2015) old-aged improvement Red by Ginseng insulin ob/ob of resistance mice”. Subjek 9 penelitian adalah tikus betina berumur 24 minggu dengan defisiensi leptin yang dibagi menjadi 3 grup. Semua grup diberikan pakan pellet steril. Grup I menerima air keran terfilter sebagai kontrol, sedangkan grup II dan III masing-masing menerima larutan fermented red ginseng (FRG) 0.5% dan 1% selama 16 minggu. Pengukuran yang dilakukan adalah pengukuran berat badan, kadar gula darah, dan kadar trigliserida serum. Pengukuran IR, LPL, GLUT1, GLUT4, PPARγ, dan PEPCK dilaksanakan dengan metode analisis ekspresi elektroforesis. terjadinya mRNA Penelitian penurunan berat dengan ini badan dan PCR dan menunjukkan kadar gula darah, serta peningkatan ekspresi IR, LPL, GLUT1, GLUT4, PPARγ, dan PEPCK. Kadar trigliserid serum tidak mengalami penurunan. Perbedaan penelitian terletak pada jenis suplemen, jenis tikus, jumlah target, dan metode pengukuran GLUT4 \