PENGANTAR KESEHATAN REPRODUKSI DALAM PRESPEKTIF GENDER Oleh: Oleh: Suyatno,Ir., Suyatno,Ir ., M.Kes E-mail: [email protected] Blog: suyatno.blog.undip.ac.id Hp. 08122815730/02408122815730/024-76726733 Office: Faculty of Public Health, Diponegoro University, Semarang SEMUA ORANG INGIN BAHAGIA Seperti apa apa??? ??? Membina keluarga bahagia Penuh dengan cinta Hadirnya buah hati Faktanya: Faktanya: Banyak dijumpai Kehidupan seksual yg tidak menyenangkan Tidak ada keturunan (infertil) infertil) – Perempuan sering disalahkan – Kemadulan : Sekitar 40 persen disebabkan oleh pihak istri, istri, hanya 20 persen oleh suami. suami. Masalah Infertilitas: 1. 2. 3. Istri menjadi pihak pertama yang dipersalahkan dalam kasus infertilitas Istri didorong lebih dulu memeriksakan diri Pengetahuan suami tentang infertilitas kurang Infertilitas pada Pria: Bentuk dan gerakan sperma yang tidak sempurna Konsentrasi sperma rendah Tidak ada semen Varikosel (varicocele) Testis tidak turun Kekurangan hormon testosteron Kelainan genetik Infeksi Masalah seksual: disfungsi ereksi, ejakulasi prematur, disparunia. Ejakulasi balik (penderita diabetes, pembedahan di kemih, prostat atau uretra, dan pengaruh obatobat-obatan tertentu). Sumbatan di epididimis atau saluran ejakulasi Lubang kencing yang salah tempat (Hypo(Hypo-epispadia) Antibodi pembunuh sperma setelah pria menjalani vasektomi Cystic fibrosis Kanker Testis Infertilitas pada Perempuan: Tuba Falopi Tersumbat atau Rusak oleh infeksi klamidia. Endometriosis Kelainan Hormon lutein dan hormon perangsang folikel. Tumor Pituitari, membuat siklus menstruasi terhenti. Kelebihan Prolaktin (Hiperprolaktinemia), mengganggu ovulasi. Polycystic Ovary Syndrome (PCOS) ditandai banyaknya kista ovarium (tidak terjadi ovulasi) Menopause Prematur Tumor Rahim (Uterine Fibroids) Adesi, penyatuan dua permukaan organ yg normalnya saling terpisah Kelainan Kelenjar Tiroid, mengacaukan siklus menstruasi. Kelainan Anatomi Bawaan, tidak berkembangnya vagina atau rahim Merokok, menopause lebih awal Stres, mengganggu sistem reproduksi Terlalu Kurus atau Terlalu Gemuk, penderita anorexia dapat kehilangan fungsi reproduksinya dan PCOS sering pd wanita gemuk. Faktor Lingkungan, Herbisida, pestisida, limbah industri dan polusi Kesehatan Reproduksi Aspek Penting mencapai Kebahagiaan Keluarga Empat hal pokok dalam Kesh Reproduksi: • Kesehatan reproduksi dan seksual (reproductive and sexual health) • Penentuan dalam keputusan reproduksi (reproductive decision making) • Kesetaraan pria dan wanita (equality and equity for men and women) • Keamanan reproduksi dan seksual (sexual and reproductive security) Kesehatan Reproduksi: Reproduksi: Keadaan kesejahteraan: – Fisik – Mental – Sosial yang utuh – Dalam segala hal yang berhubungan dengan sistem reproduksi dan fungsifungsifungsi serta prosesproses-reproduksi. Dengan Kesehatan Reproduksi yang baik: Mempunyai kehidupan seks yang memuaskan Aman Memiliki kemampuan bereproduksi dan kebebasan melakukannya, bilamana, dan seringkah Ruang Lingkup Kesehatan Ibu dan Anak Keluarga Berencana Pencegahan Infeksi Menular Seksual termasuk HIV/AIDS Kesehatan Reproduksi Remaja Kesehatan Reproduksi Usia Lanjut Gender dan Kekerasan terhadap Perempuan Sumber: Kebijakan dan Strategi Nasional Kesehatan Reproduksi di Indonesia, Jakarta, 2005 1. Kesehatan Ibu dan Bayi Baru Lahir (Safe Motherhood) • Sikap dan perilaku keluarga yang cenderung mengutamakan lakilaki-laki • Perempuan/istri kurang mendapat asupan gizi yang baik • Tuntutan tetap bekerja • Ketidakmampuan perempuan dalam mengambil keputusan dalam kaitannya dengan kesehatan dirinya, menentukan kapan hamil, dimana akan melahirkan Kehamilan, persalinan dan pasca persalinan dianggap peristiwa biasa shg tidak perlu mendapat perhatian dr suami atau anggota keluarga Keguguran lebih banyak terjadi krn kehamilan yang tdk diinginkan dan dampaknya mempengaruhi kondisi perempuan dan keluarga pada umumnya Bayi dan anak dianggap tangungjawab istri/ibu shg suami tdk banyak berperan Taknik khitan perempuan yang tidak benar ANGKA KEMATIAN IBU MELAHIRKAN (AKI), TAHUN 1997-2007 350 334 307 300 250 228 200 150 100 50 0 TH.1997 TH.2003 2007 17 Sumber: Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) Permasalahan Kesehatan di Indonesia yang Membutuhkan Peran PT PT--Kesmas Sasaran Meningkatnya hidup (tahun) umur harapan Menurunnya angka kematian ibu melahirkan per 100.000 kelahiran hidup Menurunnya angka kematian bayi per 1.000 kelahiran hidup Menurunnya prevalensi kekurangan gizi (gizi kurang dan gizi buruk) pada anak balita (persen) Total Fertility Rate (TFR): Angka Kelahiran Total (per perempuan Ket : 1) Hasil SP tahun usia reproduksi ) 2010, BPS Status Awal (2008) 70,7 228 34 Pencapaia n Target Target 2014 70,91) 72,0 Perlu kerja keras 2) 118 tak akan tercapai 24 Perlu kerja keras on track 228 323) 18,4 17,9 2,6 2,4 4) 5) <15,0 2,1 2) SDKI tahun 2007, BPS (Hasil SP 2010 dan SDKI 2012 perhitungan belum selesai) 3) SDKI tahun 2007, BPS (Berdasarkan hasil sementara SDKI 2012 : 32/1.000 dan SP 2010: 26/1.000) 4) Riskesdas 2010, Kemenkes 5) SP tahun 2010, BPS (Hasil sementara SDKI 2012 : 2,6 ) Status tak akan tercapai Permasalahan Kesehatan di Indonesia terkait MDGs NO INDIKATOR STATUS AWAL (2009) CAPAIAN 2010 2011 2012 TARGET 2014 1 Umur harapan hidup (tahun) 70,7 70,9 71,1 71,1 72,0 2 Angka kematian ibu melahirkan per 100.000 kelahiran hidup 228 n.a n.a n.a 118 3 Persentase ibu bersalin yang ditolong oleh tenaga kesehatan terlatih (cakupan persalinanoleh tenaga kesehatan 84,3 84,8 86,38 88,64 90 4 Angka kematian bayi per 1.000 kelahiran hidup 34 34 34 32 5 Total Fertility Rate (TFR): Angka Kelahiran Total (per perempuan usia reproduksi ) 2,6 2,4 n.A 2,6 6 Persentase jangkauan akses sumber air bersih 47,7 44,19 7 Prevalensi kasus HIV (Persentase penduduk 15 tahun ke atas yang memiliki pengetahuan HIV dan AIDS) 8 Menurunnya kasus malaria (Annual Parasite Index- API) 1,85 1,96 1,75 1,69 1 9 Persentase penduduk yang memiliki jaminan kesehatan n.a 59,1 63,1 64,58 80,10 66,2 1) 4) 57,5 2) 42,76 n.a 3) 3) n.A 79,5 STATUS 24 2,1 68 3) 90 20 Ket : 1) SDKI, 2007; 2) Riskesdas, 2010; 3) SDKI, 2012; 4) Sensus Penduduk,2010 2. Keluarga Berencana 1. Kesertaan berber-KB dianggap urusan perempuan • 2. 3. Perempuan tidak mempunyai kekuatan untuk memutuskan metode kontrasepsi yang diinginkan Pengambilan Keputusan • 4. Kesertaan berber-KB 98% akseptor perempuan Partisipasi kaum lakilaki-laki dalam program KB sangat kecil dan kurang Efak samping, komplikasi lebih dirasakan perempuan 3. Kesehatan Reproduksi Remaja Survei Depkes tahun 1995/1996 pada remaja 13-19 tahun di Jawa Barat dan Bali didapatkan angka 7% dan 5% kehamilan pada remaja Dari 61% kehamilan yang tidak diinginkan pada remaja usia 1519 tahun, sebanyak 12 % dari mereka melakukan aborsi yang dilakukan di: a. dilakukan sendiri 70% b. dilakukan dukun 10% c. tenaga medis 7% Permasalahan kesehatan reproduksi Remaja perilaku berisiko kurangnya akses pelayanan kesehatan kurangnya informasi yang benar dan dapat dipertanggungjawabkan banyaknya akses pada informasi yang salah tanpa tapisan masalah IMS termasuk infeksi HIV/AIDS, tindak kekerasan seksual, seperti pemerkosaan, pelecehan seksual dan transaksi seks komersial, kehamilan dan persalinan usia muda yang berisiko kematian ibu dan bayi kehamilan yang tak dikehendaki, yang seringkali menjurus kepada aborsi yang tidak aman dan komplikasinya. no health care Unhappy Kehamilan dan kelahiran berisiko normal by treatment cesar Cegah free--sex free Pornografi a. Ketidakadilan dalam membagi tanggung jawab • Pergaulan yang terlalu bebas, remaja putri menjadi korban menanggung akibatnya • Kecenderungan menyalahkan pihak perempuan, sdg remaja puteranya terbebaskan permasalahan b. Ketidakadilan dalam aspek hukum • Tindakan Aborsi ilegal yang diancam oleh sanksi dan hukuman perempuan • LakiLaki-laki yang menyebabkan kehamilan tidak tersentuh hukum 4. Infeksi Menular Seksual 1. Perempuan selalu dijadikan objek intervensi pemberantasan IMS 2. Upaya mengurangi praktek prostitusi perempuan, penjaja seks selalu menjadi objek tudingan sumber penularan 3. 4. Dampak IMS lebih berat bagi kespro perempuan Istri sering dipersalahkan bila suami mengalami IMS 5. Kesehatan Reproduksi Usia Lanjut Jumlah Penduduk perempuan yang berusia 50 tahun dan memasuki usia menopause dan laki-laki yang telah memasuki usia andropause semakin meningkat Masalah kesehatan reproduksi pada usia menopause adalah terjadi penurunan atau hilangnya estrogen yang akan menyebabkan perempuan mengalami banyak keluhan dan gangguan Gangguan kesehatan pada masa menopause antara lain: – – – – nyeri tulang dan sendi, nyeri waktu sanggama, meningkatnya insiden penyakit jantung koroner, insiden keganasan dementia tipe Alzheimer, dll Gangguan kesehatan pada masa andropause yang berkaitan dengan penurunan fungsi hormon androgen dan testosteron adalah: – impotensi, – keluhan tulang dan sendi, – Pembesaran kelenjar ataupun kanker kelenjar prostat. 6. Gender dan Kekerasan terhadap Perempuan Data Perempuan Korban Kekerasan: Tahun 2004 14.020 kasus Tahun 2005 20.391 kasus Tahun 2006 22.517 kasus Tahun 2007 25.522 kasus Tahun 2008 54.425 kasus (KOMNAS Perempuan) TINDAK KEKERASAN TERHADAP PEREMPUAN MENURUT TEMPAT KEJADIAN (%) 80 70 71.2 64.1 60 50 40 30.2 30 24.4 20 4.8 10 2.2 0.9 2.1 0 Dirumah luar rumah Perkotaan Tempat Kerja Lainnya Pedesaan TEMPAT TERJADINYA KEKERASAN YANG TERBANYAK ADALAH DI RUMAH (PERDESAAN 64,1% DAN PERKOTAAN 71,2%) Sumber: KNPP bekerjasama dengan BPS, Susenas 2006 36 36 TINDAK KEKERASAN TERHADAP PEREMPUAN MENURUT PELAKU (%) 70 60 58.8 55.1 50.6 50 40 30 17.9 20 21 19.6 12.1 10 3.8 5.4 4.7 2.4 1.7 2 8 4.9 5.2 5 3.6 1.6 2.5 4.4 1.7 2.9 4.6 0.3 0 0.2 0 Suami Ort u/ mert ua Anak/ cucu Famili P erko taan Tetangga At asan/majikan P edesaan Rekan kerja Guru Lainnya To tal 65,1% PELAKU KEKERASAN ADALAH ”SUAMI” (PERDESAAN 50,4%, PERKOTAAN 58,8%) Sumber: KNPP bekerjasama dengan BPS, Susenas 2006 37 TINDAK KEKERASAN TERHADAP PEREMPUAN MENURUT JENIS KEKERASAN (%) 70 65.3 64.7 65.8 60 50 40 30 25.3 23.3 20.7 17.9 17.7 18 20 11.3 16.2 18.2 12.8 14.5 10.2 10 0 Penganiayaan Penghinaan Pelecehan Total Perkotaan Penelantaran Lainnya Pedesaan JENIS KEKERASAN YANG TERBANYAK DIALAMI PEREMPUAN ADALAH ”PENGHINAAN” (65,8%) DAN PENGANIAYAAN (25,3%) Sumber: KNPP bekerjasama dengan BPS, Susenas 2006 38 38 HAK-HAK KESEHATAN HAKREPRODUKSI Mencakup hak untuk memperoleh pelayanan kesehatan yang memadai sehingga memungkinkan para perempuan mengalami kehamilan dan proses melahirkan anak secara aman dan memberi kesempatan bagi para pasangan untuk memiliki bayi yang sehat Macam-macam Hak MacamKesehatan Reproduksi 1. 2. 3. 4. 5. 6. Hak mendapat informasi dan pendidikan kesehatan reproduksi Hak mendapat pelayanan dan perlindungan kesehatan reproduksi Hak kebebasan berfikir tentang pelayanan kesehatan reproduksi Hak untuk dilindungi dari kematian karena kehamilan Hak untuk menentukan jumlah anak dan jarak kelahiran anak Hak atas kebebasan dan keamanan berkaitan dengan kehidupan reproduksinya 7. 8. 9. 10. 11. 12. Han untuk bebas dari penganiayaan dan perilaku buruk termasuk perlindungan dari perkosaan, kekerasan, penyiksaan dan pelecehan seksual Hak mendapatkan manfaat kemajuan ilmu pengetahuan yang berkaitan dg kesehatan reproduksi Hak atas kerahasiaan pribadi berkaitan dengan pilihan atas pelayanan dan kehidupan reprodukai Han untuk membangun dan merencanakan keluarga Hak untuk bebas dari segala bentuk diskriminasi dalam kehidupan berkeluarga dan kehidupan reproduksi Hak atas kebebasan berkumpul dan berpartisipasi dalam politik yg berkaitan dengan kesehatan reproduksi Isu Gender dalam Kesehatan Reproduksi Hak-hak reproduksi HakKesehatan ibu dan anak/kesehatan pd umumnya Infeksi penyakit menular seksual Keluarga berencana Kekerasan thd perempuan terutama kekerasan seksual infertilitas Simpulan: Isu--isu Gender terkait Masalah Isu Kesehatan Reproduksi 1. Masalah kesehatan reproduksi dpt terjadi sepanjang siklus hidup manusia, masalah inses masa kanakkanak-kanak dirumah, pergaulan bebas masa remaja, kehamilan remaja, aborsi yang tidak aman, kurangnya informasi tentang kesehatan reproduksi masalah kesehatan reproduksi lainnya Status Perempuan di masy merupakan penyebab utama masalah kesehatan reproduksi yang dihadapi perempuan 2. Perempuan lebih rentan Dalam menghadapi risiko kesehatan reproduksi seperti kehamilan, melahirkan, aborsi yang tidak aman dan pemakaiannya alat kontrasepsi Struktur alat kontrasepsinya perempuan rentan secara sosial maupun biologis terhadap penularan IMS termasuk STD/HIV/AIDS 3. Masalah kesehatan reproduksi tidak terpisahkan dari hubungan lakilaki-laki perempuan. Namun keterlibatan motivasi partisipasi lakilaki-laki dalam kesehatan reproduksi dewasa ini masih sangat kurang 4. Laki Laki--laki juga mempunyai masalah kesehatan reproduksi, khususnya yang berkaitan dengan IMS, termasuk HIV/AIDS 5. Perempuan rentan terhadap kekerasan dalam rumah tangga 6. Kesehatan reproduksi lebih banyak dikaitkan dengan “Urusan perempuan” seperti bila menyebutkan akseptor KB, Aborsi, pemeriksaan kehamilan, kemandulan dan kematian ibu TERIMA KASIH