AUDIT ATAS ASET TETAP PT SK

advertisement
UNIVERSITAS INDONESIA
AUDIT ATAS ASET TETAP PT SK
LAPORAN MAGANG
Betha Sonia Evlynna
1106135325
FAKULTAS EKONOMI
PROGRAM STUDI EKSTENSI AKUNTANSI
DEPOK
JULI 2013
Audit atas ..., Betha Sonia Evlynna, FE UI, 2014
UNIVERSITAS INDONESIA
AUDIT ATAS ASET TETAP PT SK
LAPORAN MAGANG
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Ekonomi
Betha Sonia Evlynna
1106135325
FAKULTAS EKONOMI
PROGRAM STUDI EKSTENSI AKUNTANSI
DEPOK
JULI 2013
Audit atas ..., Betha Sonia Evlynna, FE UI, 2014
Audit atas ..., Betha Sonia Evlynna, FE UI, 2014
Audit atas ..., Betha Sonia Evlynna, FE UI, 2014
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT karena atas
rahmat dan izin-Nya, penulis dapat menyelesaikan laporan magang yang berjudul
“AUDIT ATAS ASET TETAP PT SK”. Penulis ingin menyampaikan ucapan
terima kasih kepada semua pihak yang mendukung dan selalu menyemangati
penulis untuk dapat menyelesaikan laporan magang penulis:
1. Allah SWT, atas segala hal yang terjadi pada penulis baik sedih dan
terutama senang. Penulis selalu panjatkan puji syukur ke hadirat-Nya, atas
keberadaan-Nya, teguran-Nya, berkah-Nya, penulis pada akhirnya dapat
menyelesaikan laporan ini.
2. Keluarga penulis yang selalu memberikan semangat dan motivasi untuk
menyelesaikan studi penulis.
3. Seluruh Keluarga besar penulis yang selalu memotivasi penulis dengan
terus bertanya “kapan lulus?”, Om, Tante, saudara dan keponakankeponakan, terima kasih banyak.
4. Bapak Firdaus Achmad Dunia S.E., dosen pembimbing yang telah bersedia
membimbing penulis dalam pengarahan dan penyusunan laporan magang
penulis. Terima kasih dan mohon maaf mengganggu bapak dalam
aktivitasnya.
5. Ibu Sri Nurhayati, S.E, MM, S.A.S dan Ibu Eliza Fatima S.E., M.E., CPA
selaku dosen penguji yang telah berbaik hati meluangkan waktunya untuk
dapat menguji dan memberikan kritik dan saran atas laporan magang yang
disajikan penulis.
6. Dosen dan staf pengajar di Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia yang
telah mendidik dan membantu selama masa perkuliahan penulis.
7. Teman-teman yang selalu, selalu dan selalu mengingatkan penulis untuk
mengerjakan laporan magang, yang selalu mendukung dan membantu dan
iv
Audit atas ..., Betha Sonia Evlynna, FE UI, 2014
menjadi telinga penulis, mendegar keluh kesah, kecerewetan penulis selama
sebelum dan setelah periode magang penulis. Teman-teman D3 TSI 2007,
Mega, Icha, Tian, Cendo, Mayang, Vani, dan lainnya. Terima kasih banyak
ya semuanya untuk segala motivasi, perjuangan bersama dan saling
membantu baik bentuk support, doa, dan solusi yang telah diberikan kepada
penulis. Sungguh beruntung mengenal kalian semua. Semuanya tetap
semangat ya mengejar cita-citanya masing-masing. Selalu adain reuni gak
jelas ya 
8. Untuk team audit IC yang memberikan pengalaman magang yang amat
sangat menyenangkan bagi penulis. Periode magang selama 3 bulan yang
penulis jalani jadi tidak terasa memberatkan sama sekali. Terima kasih bagi
tim audit SK, Natalia dan Teguh dengan gaya ala-ala-nya, dan anak-anak
audit lainnya, Koh Arrie, Koh Tommy, Mas Dedi, Kak Asih, Koh Bernard,
Ferry, Kenny, Adit, TeguhW, Evan, Rocky, Steven “G”, terima kasih
banyak ya semuanya. Semoga kita bertemu lagi di kesempatan mendatang
dengan pengalaman yang lebih menyenangkan lagi 
9. Terima kasih juga untuk seluruh anak-anak magang team IC, Timenk,
Gebri, dan segambrengan anak-anak magang STAN yang semangat terus,
terus semangat!
10. Terima kasih untuk semua teman PE FEUI 2010 dan 2011 yang tak dapat
disebutkan satu-satu, perjuangan kita masih panjang. S.E.mangat ya
semuanya! S.E.lamat ya Makara Abu-abu! 
11. SJ Oppars, yang suaranya selalu ada 7 hari 24 jam menemani penulis pagi
siang sore malam dari periode magang penulis dimulai hingga pengerjaan
laporan ini. Terima kasih pompa semangatnya di awal Juni 2013 ini ya
Oppars 
12. Untuk semua anak-anak #TeamSJ dan #TeamKorea2014 dengan semangat
nonton konsernya yang amat tinggi.
v
Audit atas ..., Betha Sonia Evlynna, FE UI, 2014
13. Untuk berbagai pihak yang terlibat dalam penulisan laporan magang ini
yang tak dapat penulis sebutkan satu-persatu.
Penulis menyadari bahwa penulisan laporan magang ini masih jauh sekali
dari sempurna, oleh karena itu penulis sangat berterima kasih atas kritik dan saran
yang diberikan. Akhirnya penulis berharap semoga karya ini dapat bermanfaat
bagi para pembaca.
Depok, Juli 2013
Betha Sonia Evlynna
vi
Audit atas ..., Betha Sonia Evlynna, FE UI, 2014
Audit atas ..., Betha Sonia Evlynna, FE UI, 2014
ABSTRAK
Nama
Program studi
Judul
: Betha Sonia Evlynna
: Akuntansi
: Audit Atas Aset Tetap PT SK
Laporan Magang ini menjelaskan mengenai proses audit atas aset tetap. Proses
audit ini merupakan bagian dari proses audit laporan keuangan atas PT SK. PT SK
merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang pengolahan bahan karet yang
produknya dijual ke berbagai negara. Dalam laporan ini dijelaskan kebijakan
akuntansi yang digunakan PT SK, prosedur audit yang dijalankan serta analisis
dari prosedur audit tersebut. Dari hasil audit yang dilaksanakan tidak tedapat
temuan yang signifikan pada aset tetap PT SK. Secara keseluruhan kesimpulan
yang diperoleh adalah laporan keuangan telah menyajikan secara wajar dalam
semua hal yang material dan telah sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku
umum di Indonesia.
Kata kunci :
Audit, Aset Tetap, Penyusutan, Akumulasi Penyusutan, Laporan Keuangan
viii
Audit atas ..., Betha Sonia Evlynna, FE UI, 2014
Universitas Indonesia
ABSTRACT
Name
Study program
Title
: Betha Sonia Evlynna
: Accounting
: Audit of Fixed Assets PT SK
This internship report describes the process of an audit of fixed assets. The audit
process is part of the financial statement audit process PT SK. PT SK is a
company engaged in the field of materials processing rubber products that sells
their products to many countries. This report describe about the accounting
policies that are used in PT SK, audit procedures executed as well as analysis of
the audit procedures. There’s no audit findings that were significant in the fixed
assets of PT SK. Overall conclusions obtained are the financial statements have
been present fairly in all material respects and are in accordance with accounting
principles generally accepted in Indonesia.
Keyword:
Audit, Fixed Assets, Depreciation, Accumulation Depreciation, Financial Report
ix
Audit atas ..., Betha Sonia Evlynna, FE UI, 2014
Universitas Indonesia
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.......................................................................................
i
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS ............................................
ii
HALAMAN PENGESAHAN .........................................................................
iii
KATA PENGANTAR ....................................................................................
iv
HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI TUGAS AKHIR ......................
vii
ABSTRAK ......................................................................................................
viii
ABSTRACT ....................................................................................................
ix
DAFTAR ISI ...................................................................................................
x
DAFTAR TABEL ...........................................................................................
xiii
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................
xiv
DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................
xv
1. PENDAHULUAN .....................................................................................
1
1.1 Latar Belakang Pelaksanaan Magang ...................................................
1
1.2 Tujuan Pelaksanaan Program Magang .................................................
2
1.3 Tempat dan Waktu Pelaksanaan Magang .............................................
2
1.4 Ruang Lingkup Program Magang ........................................................
3
1.5 Ruang Lingkup Penulisan Laporan Magang ........................................
3
1.5 Sistematika Penulisan Laporan Magang...............................................
4
2. LANDASAN TEORI.................................................................................
6
2.1 Aset Tetap .............................................................................................
6
2.1.1 Definisi Aset Tetap ......................................................................
6
2.1.2 Pengakuan Aset Tetap .................................................................
8
2.1.2.1 Biaya Perolehan Aset Tetap ............................................
8
2.1.2.1 Biaya Setelah Perolehan Awal Aset Tetap ......................
11
2.1.3 Pengukuran Aset Tetap ................................................................
12
2.1.4 Penyusutan Aset Tetap ................................................................
13
x
Audit atas ..., Betha Sonia Evlynna, FE UI, 2014
Universitas Indonesia
2.1.5 Penghentian Pengakuan ...............................................................
15
2.2 Audit .....................................................................................................
15
2.2.1 Definisi Audit ..............................................................................
15
2.2.2 Jenis Audit ...................................................................................
17
2.2.3 Asersi Manajemen .......................................................................
18
2.2.4 Tujuan Audit ................................................................................
20
2.2.5 Bukti Audit ..................................................................................
23
2.3 Proses Audit Secara Umum ..................................................................
25
2.4 Prosedur Audit Atas Aset Tetap ...........................................................
27
3. PROFIL PERUSAHAAN .........................................................................
37
3.1 Profil Perusahaan ..................................................................................
37
3.1.1 Gambaran Perusahaan .................................................................
37
3.1.2 JasaYang Ditawarkan ..................................................................
39
3.2 Profil PT SK .........................................................................................
41
3.2.1 Gambaran Umum PT SK .............................................................
41
3.2.2 Visi dan Misi PT SK ....................................................................
41
3.2.3 Proses Bisnis PT SK ....................................................................
42
3.2.3 Pemegang Saham .........................................................................
43
4. PEMBAHASAN DAN ANALISIS ...........................................................
44
4.1 Kebijakan Aset Tetap PT SK................................................................
44
4.2 Audit Program Aset Tetap PT SK ........................................................
47
4.3 Prosedur Audit Aset Tetap PT SK ........................................................
49
4.3.1 Merencanakan dan merancang Pendekatan Audit ......................
49
4.3.2 Prosedur Analitis dan Rincian Saldo ..........................................
52
4.3.3 Prosedur Audit Lainnya ..............................................................
61
4.3.3.1 Identifikasi Aset Tetap yang Dijaminkan .......................
61
4.3.3.2 Identifikasi Asuransi atas Aset Tetap .............................
61
4.3.3 Melengkapi Proses Audit dan Menerbitkan Laporan Audit .......
61
xi
Audit atas ..., Betha Sonia Evlynna, FE UI, 2014
Universitas Indonesia
4.4 Analisis Audit Aset Tetap PT SK .........................................................
62
4.4.1 Analisis Kebijakan Aset Tetap PT SK .......................................
62
4.4.2 Analisis Prosedur Audit Aset Tetap ...........................................
63
4.4.2.1 Analisis Secara Umum ..................................................
64
4.4.2.1 Analisis atas Prosedur Analitis dan Uji Rincian Saldo..
65
5. KESIMPULAN DAN SARAN .................................................................
69
5.1 Kesimpulan ...........................................................................................
69
5.2 Saran .....................................................................................................
79
5.2.1 Saran kepada PT SK ....................................................................
69
5.2.1 Saran kepada KAP Tanubrata......................................................
69
5.2.1 Saran kepada Program Ekstensi FEUI.........................................
70
DAFTAR REFERENSI ..................................................................................
71
LAMPIRAN ....................................................................................................
72
xii
Audit atas ..., Betha Sonia Evlynna, FE UI, 2014
Universitas Indonesia
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Pemegang Saham PT SK .................................................................
43
Tabel 4.1 Taksiran Masa Manfaat Aset Tetap PT SK ....................................
45
Tabel 4.2 Audit Program Aset Tetap ...............................................................
47
Tabel 4.3 Materialitas PT SK ...........................................................................
51
Tabel 4.4 Prosedur Analitis PT SK ..................................................................
53
Tabel 4.5 Hasil Pengujian terkait Tujuan .........................................................
55
Tabel 4.6 Depresiasi PT SK .............................................................................
58
xiii
Audit atas ..., Betha Sonia Evlynna, FE UI, 2014
Universitas Indonesia
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 4 Fase Audit .................................................................................
xiv
Audit atas ..., Betha Sonia Evlynna, FE UI, 2014
25
Universitas Indonesia
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Lead Schedule Aset Tetap PT SK ................................................
72
Lampiran 2 Mutasi Aset Tetap PT SK .............................................................
73
Lampiran 3 Pengujian Penyusutan Aset Tetap PT SK ....................................
74
Lampiran 4 Tes Penambahan Aset Tetap PT SK .............................................
75
Lampiran 5 Tes Penambahan Aset dalam Penyelesaian PT SK ......................
76
xv
Audit atas ..., Betha Sonia Evlynna, FE UI, 2014
Universitas Indonesia
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Pelaksanaan Magang
Akuntansi merupakan salah satu cabang ilmu yang dinamis. Ilmu
Akuntansi berkembang seiring dengan perkembangan disiplin ilmu yang
terkait. Akuntansi merupakan ilmu yang aplikatif serta menuntut banyak
praktek yang tidak akan terpenuhi dengan hanya pembelajaran teoritis saja.
Saat ini, dapat dilihat bahwa lapangan pekerjaan sudah tidak dapat lagi
menampung banyaknya permintaan pekerjaan dari para pencari kerja,
sehingga permintaan serta penawaran akan tenaga kerja sudah tidak lagi
mencapai titik temu. Hal ini menyebabkan tingginya persaingan untuk
memperebutkan berbagai peluang dan kesempatan lapangan pekerjaan.
Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia menyadari hal itu dan merasakan
adanya tuntutan untuk selalu menghasilkan kualitas pembelajaran bagi
mahasiswa sebagai bekal untuk menghadapi tingginya tingkat persaingan yang
terjadi.
Salah satu bentuk peningkatan kualitas yang diberikan oleh Fakultas
Ekonomi Universitas Indonesia, selain dengan pemberian kurikulum
matakuliah yang bermutu, adalah dengan membuka kesempatan bagi
mahasiswa untuk melaksanakan program magang. Program magang ini adalah
juga sebagai salah satu pilihan yang diberikan sebagai prasyarat untuk
meperoleh gelar Sarjana Program Ekstensi Fakultas Ekonomi Universitas
Indonesia.
1
Audit atas ..., Betha Sonia Evlynna, FE UI, 2014
Universitas Indonesia
2
Atas latar belakang ini, Penulis memutuskan untuk mengambil
kesempatan untuk melakukan program magang. Keputusan ini didasari akan
keinginan untuk memperoleh pengalaman nyata sebagai bekal untuk
menghadapi dunia kerja sebenarnya setelah menyelesaikan studi di Program
Ekstensi Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.
1.2 Tujuan Pelaksanaan Program Magang
Program magang adalah salah satu pilihan yang diberikan sebagai
prasyarat kelulusan, selain penulisan skripsi, bagi mahasiswa tingkat akhir di
Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.
Pelaksanaan program
magang ini diharapkan dapat memberikan
kesempatan bagi mahasiswa untuk mengaplikasikan teori yang diperoleh
selama berada di ruang kuliah pada kehidupan kerja nyata. Dengan
dilaksanakannya program magang pula, mahasiswa akan memperoleh
pengalaman
nyata
dan
dapat
mengembangkan
profesionalitas
serta
intrapersonal skill.
Selama pelaksaan magang, mahasiswa dapat meningkatkan kemampuan
untuk bekerjasama dalam tim, berlatih berkomunikasi dalam lingkungan
kerja, serta mempelajari cara-cara yang tepat untuk mengatasi masalah yang
timbul dalam lingkungan kerja selama program magang berlangsung.
1.3 Tempat dan Waktu Pelaksanaan Magang
Penulis melakukan pelaksanaan magang di
KAP Tanubrata Sutanto
Fahmi & rekan (member firm of BDO International), yang berlokasi di
Sudirman, Jakarta. Penulis menempati posisi sebagai junior auditor dan
melaksanakan program magang selama 3 bulan yang dimulai dari Maret 2013
hingga Mei 2013.
Audit atas ..., Betha Sonia Evlynna, FE UI, 2014
Universitas Indonesia
3
1.4 Ruang Lingkup Program Magang
Selama pelaksanaan program magang, penulis ditempatkan di beberapa
perusahaan. Periode pelaksanaan audit dimulai dari Maret 2013 hingga Mei
2013. Penulis mendapat kesempatan untuk membantu senior in-charge untuk
melaksanakan prosedur audit yang dapat dirincikan sebagai berikut:

Mengerjakan worksheet WBS, WPL, serta pengukuran tingkat
materialitas dari PT SK.

Mengerjakan working paper cash and cash equivalent, termasuk
didalamnya kas kecil, kas daerah, bank, serta konfirmasi bank.

Mengerjakan working paper fixed assets, yang terdiri atas aset tetap,
tes depresiasi, akumulasi depresiasi, dan Construction In Process
(CIP), vouching atas dokumen-dokumen pendukung penambahan fixed
assets tahun berjalan, serta reklasifikasi CIP dan penambahan CIP.

Mengerjakan working paper tax payable dan prepaid taxes yang terdiri
atas PPN, PPh 21, PPh 22, PPh 23/26, PPh 4 ayat 2, PPh 15, serta PPh
25.

Mengerjakan working paper Account Payables, Account Receivables,
dan Sales, termasuk didalamnya konfirmasi, uji cut off, vouching atas
dokumen-dokumen pendukung account payables dan receivables,
serta pelaksanaan subsequent events.

Membantu senior in-charge untuk mengerjakan Draft Laporan Auditor
Independen.
1.5 Ruang Lingkup Penulisan Laporan Magang
Ruang lingkup laporan magang ini adalah pembahasan mengenai audit
atas Aset Tetap yang dilaksanakan penulis di PT SK. Laporan ini juga
membahas rangkaian studi dan evaluasi terhadap pengendalian internal atas
aset tetap, serta kesimpulan dari audit yang dilaksanakan.
Audit atas ..., Betha Sonia Evlynna, FE UI, 2014
Universitas Indonesia
4
1.6 Sistematika Penulisan Laporan Magang
Laporan ini terdiri atas 5 bab dan disertai dengan lampiran yang
dibutuhkan. Lampiran disajikan di bagian akhir laporan. Berikut penjelasan
singkat mengenai setiap bab:
BAB 1 – PENDAHULUAN
Bab ini menjelaskan mengenai dasar pelaksanaan program magang yang
dilakukan penulis. Dasar pelaksanaan meliputi latar belakang, tujuan
pelaksanaan, tempat dan waktu pelaksanaan, pelaksanaan kegiatan, ruang
lingkup laporan, serta sistematika penulisan laporan magang.
BAB 2 – LANDASAN TEORI
Bab ini menjelaskan konsep dasar serta landasan-landasan yang berkaitan
dengan pelaksanaan audit atas aset tetap.
BAB 3 – PROFIL PERUSAHAAN
Bab ini memberikan penjelasan singkat mengenai profil dari KAP Tanubrata
Sutanto Fahmi & Rekan (member of firm of BDO International)) dan profil
dari PT SK tempat penulis melaksanakan kegiatan magang.
BAB 4 – PEMBAHASAN DAN ANALISIS
Bab ini berisikan pembahasan dan analisis penulis terhadap audit atas aset
tetap yang telah dilaksanakan di PT SK yang dilakukan tim audit pada periode
Maret 2013 hingga Mei 2013. Pembahasan penulis pada bab ini berfokus pada
analisis atas kesesuaian atas prosedur audit yang dilaksanakan dengan
landasan teori.
Audit atas ..., Betha Sonia Evlynna, FE UI, 2014
Universitas Indonesia
5
BAB 5 – KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini berisikan kesimpulan dari seluruh analisis atas 4 tahap prosedur audit
yang dilaksanakan penulis beserta tim audit selama program magang serta
saran yang diberikan penulis terhadap perusahaan serta PT SK. Kesimpulan
dan Saran yang diberikan penulis sebatas pengalaman penulis selama
mengikuti pelaksanaan magang.
Audit atas ..., Betha Sonia Evlynna, FE UI, 2014
Universitas Indonesia
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1
Aset Tetap
2.1.1 Definisi Aset Tetap
Aset Tetap merupakan aset suatu perusahaan yang sifatnya tidak
untuk dijual kembali dan digunakan untuk kegiatan perusahaan. Penggunaan
aset tetap umumnya dalam jangka waktu yang lebih dari satu tahun. Aset
Tetap biasanya terdiri atas Tanah, Bangunan (Kantor, Pabrik, Gudang), dan
Peralatan (Mesin, Furnitur, Alat-alat).
Terdapat beberapa definisi dari Aset Tetap, berikut definisi menurut para
ahli:
Kieso, Weygandt, dan Warfield (2011) mendefinisikan Aset Tetap
sebagai aset berwujud yang dimiliki untuk digunakan dalam produksi atau
penyediaan barang dan jasa, untuk penyewaan kepada orang lain, atau untuk
tujuan administratif, aset tetap diharapkan untuk digunakan selama lebih
dari satu periode.
Karakteristik Aset Tetap menurut Kieso, Weygandt, dan Warfield, yaitu:

"Digunakan dalam kegiatan operasi perusahaan" dan bukan untuk
dijual kembali.
Hanya aset
yang digunakan dalam operasi bisnis normal
diklasifikasikan sebagai aset tetap. Contoh, bangunan yang idle lebih
tepat diklasifikasikan secara terpisah sebagai investasi. Hal ini
dikarenakan, bangunan tersebut tidak digunakan dalam operasi
bisnis perusahaan. Sebaliknya, pengembang lahan dapat membuat
tanah diklasifikasikan sebagai persediaan.
6
Audit atas ..., Betha Sonia Evlynna, FE UI, 2014
Universitas Indonesia
7

Jangka waktu penggunaannya panjang dan biasanya disusutkan.
Perusahaan mengalokasikan biaya investasi pada aset tetap untuk
masa mendatang melalui biaya penyusutan periodik. Pengecualian
adalah tanah, yang disusutkan hanya jika penurunan nilainya
material terjadi, seperti hilangnya kesuburan tanah pertanian karena
rotasi tanaman yang buruk, kekeringan, atau erosi tanah.

Memiliki substansi fisik.
Aset tetap memiliki bentuk fisik. Hal ini membedakan mereka dari
aset tidak berwujud, seperti paten atau goodwill. Aset tetap juga
berbeda dengan bahan baku karena tidak menjadi bagian dari produk
yang dimiliki untuk dijual kembali.
Warren et al., (2008) mendefinisikan Aset Tetap sebagai aset yang
relatif permanen dan bersifat jangka panjang. Aset Tetap memiliki bentuk
fisik (tangible), dimiliki dan digunakan dalam aktivitas perusahaan, dan
penggunaannya
untuk
jangka
panjang
serta
bukan
untuk
tujuan
diperjualbelikan.
Menurut PSAK 16 revisi 2011, Aset tetap adalah aset berwujud yang:
(a)
Dimiliki untuk digunakan dalam produksi atau penyediaan barang
atau jasa untuk direntalkan kepada pihak lain, atau untuk tujuan
administratif; dan
(b)
Diharapkan untuk digunakan selama lebih dari satu periode.
Pada paragraf 8 PSAK 16 revisi 2011, dalam hal suku cadang dan
peralatan pemeliharaan siap pakai, keduanya memenuhi kriteria aset tetap
karena apabila perusahaan memperkirakan akan menggunakan aset tersebut
selama lebih dari satu periode maka keduanya dapat dianggap sebagai aset
tetap.
Dijelaskan pula dalam PSAK 16 edisi revisi 2011 paragraf 10 bahwa
harus dilakukan evaluasi berdasarkan prinsip pengakuan ini terhadap semua
biaya perolehan aset tetap pada saat terjadinya.
Audit atas ..., Betha Sonia Evlynna, FE UI, 2014
Universitas Indonesia
8
Biaya yang dimaksudkan antara lain adalah:
- Biaya untuk memperoleh Aset Tetap
- Biaya konstruksi atas Aset Tetap
- Serta biaya-biaya lain terkait penambahan, penggantian dan perbaikan atas
Aset Tetap
2.1.2 Pengakuan Aset Tetap
2.1.2.1 Biaya Perolehan Aset Tetap
PSAK 16 revisi 2011 menyebutkan bahwa Biaya Perolehan Aset Tetap
harus diakui sebagai aset, jika dan hanya jika:
(a) kemungkinan besar entitas akan memperoleh manfaat ekonomik
masa depan dari aset tersebut; dan
(b) biaya perolehan aset dapat diukur secara andal.
Dalam PSAK 16 revisi 2011 paragraf 11 dinyatakan bahwa aset
tetap dapat diperoleh untuk alasan keamanan atau lingkungan. Hal ini
dikarenakan, walaupun tidak langsung meningkatkan manfaat ekonomik
masa depan, aset tetap tersebut mungkin diperlukan untuk memperoleh
manfaat ekonomik masa depan dari aset terkait.
Sesuai PSAK 16 revisi 2011 paragraf 16, terdapat beberapa komponen atas
biaya perolehan aset tetap meliputi:
(a) Harga perolehannya, termasuk bea impor dan pajak pembelian
yang tidak boleh dikreditkan setelah dikurangi diskon pembelian
dan potongan-potongan lain;
(b) Biaya-biaya yang dapat diatribusikan secara langsung untuk
membawa aset ke lokasi dan kondisi yang diinginkan agar aset siap
digunakan sesuai dengan intensi manajemen;
Audit atas ..., Betha Sonia Evlynna, FE UI, 2014
Universitas Indonesia
9
Contoh dari biaya yang dapat diatribusikan, yaitu:

biaya imbalan kerja (seperti didefinisikan dalam PSAK 24
(revisi 2010): Imbalan Kerja) yang timbul secara langsung
dari pembangunan atau akuisisi aset tetap;

biaya penyiapan lahan untuk pabrik;

biaya handling dan penyerahan awal;

biaya perakitan dan instalasi;

biaya pengujian aset apakah aset berfungsi dengan baik,
setelah dikurangi hasil bersih penjualan produk yang
dihasilkan sehubungan dengan pengujian tersebut (misalnya,
contoh produk dihasilkan dari peralatan yang sedang diuji);
dan

komisi profesional.
(c) Estimasi awal biaya pembongkaran dan pemindahan aset tetap dan
restorasi lokasi aset. Kewajiban atas biaya tersebut timbul ketika
aset tersebut diperoleh atau karena entitas menggunakan aset
tersebut selama periode tertentu untuk tujuan selain untuk
menghasilkan persediaan.
Berikut merupakan biaya-biaya yang bukan merupakan biaya perolehan
aset tetap:
(a) biaya pembukaan fasilitas baru;
(b) biaya pengenalan produk baru (termasuk biaya iklan dan aktivitas
promosi);
(c) biaya penyelenggaraan bisnis di lokasi baru atau kelompok
pelanggan baru (termasuk biaya pelatihan staf); dan
(d) administrasi dan biaya overhead umum lainnya.
Berikut biaya terkait aset tetap menurut Kieso, Weygandt, dan Warfield
(2011):
Audit atas ..., Betha Sonia Evlynna, FE UI, 2014
Universitas Indonesia
10
Tanah
Biaya atas tanah termasuk semua biaya untuk memperoleh tanah hingga
siap untuk digunakan. Biaya-biaya tersebut biasanya meliputi:
1) Biaya pembelian;
2) Biaya penutupan, seperti hak atas tanah, biaya pengacara, dan biaya
pencatatan;
3) Biaya perolehan atas tanah; seperti grading, pengisian, pengeringan,
dan kliring;
4) Asumsi hak gadai, hipotik, atau sitaan di properti, dan
5) Prasarana tambahan yang memiliki masa manfaat yang tidak
terbatas.
Terdapat dua kondisi atas tanah. Apabila tanah dikuasai dan dimiliki
perusahaan untuk tujuan spekulasi, maka tanah harus diklasifikasikan
sebagai investasi. Namun jika tanah dimiliki untuk dijual kembali, maka
dikategorikan sebagai persediaan.
Bangunan
Biaya atas bangunan termasuk semua biaya yang terkait langsung
dengan perolehan atau konstruksi. Biaya-biaya tersebut biasanya meliputi:

Bahan, tenaga kerja, dan biaya overhead yang terjadi selama
konstruksi; dan

Biaya profesional dan izin bangunan.
Perusahaan mempertimbangkan semua biaya yang dikeluarkan, dari
penggalian sampai selesai, sebagai bagian dari biaya bangunan. Bila
terdapat bangunan tua yang ada di tempat suatu bangunan baru akan
dibangun, maka terdapat biaya pembongkaran bangunan lama
untuk
digunakan dan lebih berhubungan dengan tanah daripada dengan gedung
baru.
Audit atas ..., Betha Sonia Evlynna, FE UI, 2014
Universitas Indonesia
11
Peralatan
Biaya atas Peralatan termasuk semua biaya yang terjadi untuk
memperoleh peralatan dan mempersiapkan untuk digunakan. Biaya-biaya
tersebut biasanya meliputi:
1) Biaya pembelian,
2) Biaya pengiriman dan penanganan,
3) Asuransi pada peralatan pada saat pengiriman,
4) Biaya atas penyimpanan dan bea masuk,
5) Biaya perakitan dan biaya instalasi, dan
6) Biaya percobaan (trial errors).
2.1.2.2 Biaya Setelah Perolehan Awal Aset Tetap
- Biaya penambahan aset tetap (addition)
Penambahan aset tetap terjadi apabila terdapat pengeluaran yang
menambah nilai suatu aset tetap tertentu. Pengeluaran tersebut
kemudian di debit ke akun aset tetap yang bersangkutan, dan kemudian
ikut disusutkan mengikuti masa manfaat dari penambahan tersebut.
- Biaya pemeliharaan dan perbaikan
Terdapat pengeluaran-pengeluaran yang dapat meningkatkan efisiensi
dari operasi atau menambah kapasitas aset tetap. Pengeluaran ini didebit
ke akun aset tetap terkait.
- Biaya perbaikan luar biasa (Extraordinary repairs)
Pengeluaran-pengeluaran yang termasuk ke dalam kategori biaya
perbaikan luar biasa adalah biaya yang sifatnya menambah atau
memperpanjang umur atau masa manfaat dari aset tetap (extraordinary
repairs).
Audit atas ..., Betha Sonia Evlynna, FE UI, 2014
Universitas Indonesia
12
2.1.3 Pengukuran Aset Tetap
Menurut PSAK 16 revisi 2011, terdapat 2 model pengukuran aset tetap,
yaitu:
1. Model Biaya
Dalam model ini, setelah diakui sebagai aset, perusahaan kemudian
mencatat nilai aset tetap sebesar biaya perolehan kemudian dikurangi
akumulasi penyusutan dan akumulasi rugi penurunan nilai aset.
2. Model Revaluasi
Setelah diakui sebagai aset, aset tetap yang nilai wajarnya dapat diukur
secara andal harus dicatat pada jumlah revaluasi, yaitu nilai wajar pada
tanggal revaluasi dikurangi akumulasi penyusutan dan akumulasi rugi
penurunan nilai yang terjadi setelah tanggal revaluasi. Revaluasi harus
dilakukan dengan keteraturan yang cukup reguler untuk memastikan
bahwa jumlah tercatat tidak berbeda secara material dari jumlah yang
ditentukan dengan menggunakan nilai wajar pada akhir periode
pelaporan.
Perusahaan memilih model pengukuran aset tetap sebagai kebijakan
akuntansinya dan menerapkan kebijakan tersebut secara konsisten terhadap
seluruh aset tetap dalam kelompok yang sama. Perusahaan tidak boleh
menggunakan kedua model pengukuran tersebut untuk setiap kategori aset
tetap perusahaan.
Kieso, Weygandt, dan Warfield (2011) menyebutkan bahwa sebagian besar
Perusahaan menilai Aset Tetap berdasarkan nilai historisnya (Historical
Value). Alasan utamanya dari penilaian ini adalah karena:
1. Biaya historis menyatakan nilai yang sebenarnya.
2. Perusahaan mengakui keuntungan dan kerugian hanya ketika aset
tersebut dijual.
Audit atas ..., Betha Sonia Evlynna, FE UI, 2014
Universitas Indonesia
13
2.1.4 Penyusutan Aset Tetap
PSAK 16 revisi 2011 mendefinisikan Penyusutan sebagai alokasi
sistematis jumlah yang dapat disusutkan dari suatu aset selama umur
manfaatnya. Setiap bagian dari aset tetap yang memiliki biaya perolehan
cukup signifikan terhadap total biaya perolehan seluruh aset harus
disusutkan secara terpisah.
PSAK 16 revisi 2011 paragraf 63 menyebutkan berbagai metode
penyusutan yang dapat digunakan untuk mengalokasikan jumlah yang
disusutkan secara sistematis dari suatu aset selama umur manfaatnya.
Metode tersebut antara lain:
- Metode garis lurus (straight line method)
Metode garis lurus menghasilkan pembebanan yang tetap selama
umur manfaat aset jika nilai residunya tidak berubah.
- Metode saldo menurun (diminishing balance method)
Metode saldo menurun menghasilkan pembebanan yang menurun
selama umur manfaat aset.
- Metode jumlah unit (sum of the unit method)
Metode jumlah unit menghasilkan pembebanan berdasarkan pada
penggunaan atau output yang diharapkan dari suatu aset.
Perusahaan memilih metode penyusutan aset yang akan diterapkan
berdasarkan ekspektasi pola konsumsi manfaat ekonomik masa depan dari
aset. Metode ini akan diterapkan secara konsisten dari periode ke periode
kecuali ada perubahan dalam ekspektasi pola konsumsi manfaat ekonomik
masa depan dari aset tersebut.
Kieso, Weygant, dan Warfield (2011) mendefinisikan Penyusutan
sebagai proses akuntansi mengalokasikan biaya aset berwujud sebagai
beban dengan cara yang sistematis dan rasional untuk periode itu diharapkan
dapat memberikan manfaat dari penggunaan aset.
Audit atas ..., Betha Sonia Evlynna, FE UI, 2014
Universitas Indonesia
14
Perusahaan dapat menggunakan sejumlah metode penyusutan, sebagai
berikut:
1. Metode aktivitas (Activity method)
Metode aktivitas mengasumsikan penyusutan sebagai fungsi dari
penggunaan atau produktivitas, bukan berlalunya waktu.
2. Metode garis lurus (Straight-line method)
Metode garis lurus lebih menekankan pada penyusutan akan fungsi
waktu daripada fungsi penggunaan. Perusahaan banyak menggunakan
metode ini karena kesederhanaan dalam perhitungannya.
3. Metode saldo menurun biaya Penurunan (Decreasing-charge method)
Metode ini menyajian perhitungan biaya penyusutan yang lebih tinggi di
tahun-tahun sebelumnya dan biaya yang lebih rendah dalam periode
kemudian.
Karena metode ini memungkinkan untuk biaya awal tahun lebih tinggi
dibandingkan dengan metode garis lurus, mereka sering disebut metode
penyusutan dipercepat.
(A) Sum-of-the-year's-digit
Metode ini menghitung biaya penyusutan yang menurun sejalan
dengan penurunan bilangan pengali berdasarkan jumlah tahun
aset.
(B) Declining-balance method
Metode ini menghitung biaya penyusutan dengan perhitungan
tingkat peyusutan dua kali dari tingkat penyusutan metode garis
lurus. Namun, pada metode ini basis penyusutan tidak dikurangi
dengan nilai residu.
Audit atas ..., Betha Sonia Evlynna, FE UI, 2014
Universitas Indonesia
15
2.1.5 Penghentian Pengakuan
Aset Tetap diberhentikan pengakuannya oleh perusahaan dalam kondisi:
1. Tidak ada manfaat ekonomi masa depan atas penggunaannya
Kieso et al (2011) menyebutkan bahwa penghapusan terjadi bila
masa manfaat aset tetap telah habis atau tidak ada lagi nilai sisa serta
nilai pasar atas aset tetap tersebut. Penghapusan juga terjadi apabila
aset tetap tersebut rusak dan tidak dapat memberi manfaat di masa
depan.
2. Aset tetap dijual
Dalam penjualan aset tetap biasanya terdapat beberapa kondisi, yaitu
perusahaan memperoleh keuntungan dari penjualan, perusahaan
memperoleh kerugian dari penjualan, dan bisa saja perusahaan tidak
memperoleh keduanya.
Bila terdapat selisih atas penjualan aset tetap perusahaan, maka
selisih tersebut akan masuk ke dalam kategori pendapatan atau beban
lain-lain perusahaan.
3. Terdapat penyewaan aset tetap melalui financial lease
Terdapat 4 syarat yang harus dipenuhi dalam financial lease, yaitu
adanya transfer kepemilikan, ada penawaran unutk membeli aset
yang di lease, periode aset yang di lease lebih besar dari sebagian
masa manfaat aset, dan jumlah present value of minimum lease
payment merupakan sebagian besar dari nilai wajar dari aset.
2.2 Audit
2.2.1 Definisi Audit
Arens et al (2009) mendefinisikan Audit sebagai proses pengumpulan
serta evaluasi bukti mengenai informasi untuk menentukan dan melaporkan
tingkat kesesuaian antara informasi dan kriteria yang telah ditetapkan. Audit
harus dilakukan oleh seorang yang kompeten serta independen.
Audit atas ..., Betha Sonia Evlynna, FE UI, 2014
Universitas Indonesia
16
Sedangkan Akuntansi adalah pencatatan, pengklasifikasian, dan
peringkasan kejadian ekonomi secara logis untuk tujuan memberikan
informasi keuangan untuk pengambilan keputusan. Untuk memberikan
informasi yang relevan, akuntan harus memiliki pemahaman yang
menyeluruh tentang prinsip-prinsip dan aturan yang memberikan dasar
untuk menyiapkan informasi akuntansi.
Di lain sisi, selain pemahaman akuntansi, auditor harus memiliki
keahlian dalam pengumpulan dan interpretasi bukti audit atas informasi
yang diperoleh. Ini adalah keahlian yang membedakan auditor dari akuntan.
Auditor bertugas untuk menentukan prosedur audit yang tepat, memutuskan
jumlah dan jenis item untuk pelaksanaan pengujian, mengumpulkan bukti
terkait informasi-informasi yang diperoleh serta evaluasi atas hasil.
Independensi menurut Arens, Elder dan Beasley (2009) berarti cara
pandang yang tidak memihak di dalam pelaksanaan pengujian, evaluasi
hasil pemeriksaan, dan penyusunan laporan audit. Auditor haruslah seorang
yang independen dalam pelaksanaan auditnya. Dengan demikian, Laporan
Audit yang dihasilkan dapat dipercaya tidak akan memihak pada salah satu
pihak.
Informasi yang diperoleh auditor harus tersedia dalam bentuk yang
dapat diverifikasi. Hal ini dimaksudkan agar informasi dapat dibandingkan
dengan standar (kriteria) serta dapat dievaluasi oleh auditor.
Bukti (evidence) adalah setiap informasi yang digunakan auditor
untuk menentukan apakah informasi yang diaudit dinyatakan sesuai dengan
kriteria yang telah ditetapkan. Bukti-bukti digunakan sebagai pendukung
dari proses audit yang telah dijalankan auditor.
Hasil akhir dari proses audit adalah Laporan Auditor Independen.
Laporan ini melaporkan hasil atas proses audit yang telah dilaksanakan oleh
auditor berupa temuan-temuan, serta laporan atas kesesuaian standar
(kriteria) auditor dengan informasi yang diperoleh.
Audit atas ..., Betha Sonia Evlynna, FE UI, 2014
Universitas Indonesia
17
2.2.2 Jenis Audit
Terdapat tiga jenis Audit menurut Arens, yaitu:
1. Audit Laporan Keuangan
Audit atas Laporan Keuangan dilakukan untuk menentukan apakah
laporan keuangan (informasi yang diverifikasi) dinyatakan sesuai
dengan kriteria tertentu. Dalam menentukan apakah laporan keuangan
disajikan secara wajar sesuai dengan standar akuntansi, auditor
mengumpulkan bukti untuk menentukan apakah laporan mengandung
kesalahan materi atau salah saji lainnya.
2. Audit Operasional
Audit operasional mengevaluasi efisiensi dan efektivitas setiap bagian
dari prosedur operasi organisasi dan metode. Pada penyelesaian audit
operasional, manajemen biasanya mengharapkan rekomendasi untuk
meningkatkan operasi. Dalam audit operasional, evaluasi yang dilakukan
tidak terbatas hanya pada akuntansi. Evaluasi dapat pula dilakukan pada
struktur organisasi, operasional komputer, metode produksi, pemasaran,
dan area lainnya.
Dalam suatu organisasi, auditor dapat mengevaluasi relevansi dan
kecukupan
informasi
yang
digunakan
oleh
manajemen
dalam
mengambil keputusan. Misalnya,dalam kejadian pembelian aset tetap
baru. Dalam organisasi lainnya, auditor dapat mengevaluasi efisiensi
arus informasi dalam penjualan pengolahan. Dalam hal ini, audit
operasional lebih terlihat seperti konsultan manajemen.
3. Audit Kepatuhan
Audit Kepatuhan dilakukan untuk menentukan apakah auditee (pihak
yang diaudit) mengikuti prosedur tertentu, aturan, atau peraturan yang
ditetapkan oleh beberapa otoritas yang lebih tinggi.
Audit atas ..., Betha Sonia Evlynna, FE UI, 2014
Universitas Indonesia
18
2.2.3 Asersi Manajemen
Asersi manajemen adalah pernyataan oleh manajemen tentang kelaskelas transaksi dan akun yang bersangkutan serta pengungkapannya dalam
laporan keuangan.
Asersi manajemen langsung berkaitan dengan kerangka pelaporan
keuangan yang digunakan oleh perusahaan (biasanya US GAAP atau IFRS).
Hal ini dikarenakan asersi merupakan bagian dari kriteria yang digunakan
manajemen untuk merekam dan mengungkapkan informasi akuntansi dalam
laporan keuangan. Auditor harus memahami Asersi untuk melakukan audit
yang memadai.
Asersi menurut Standar Profesional Akuntan Publik (SA seksi 326)
terklasifikasikan sebagai berikut:
a.
Keberadaan atau keterjadian (existence or occurrence)
Mengenai apakah aktiva atau utang entitas ada pada tanggal tertentu
dan apakah transaksi yang dicatat telah terjadi selama periode
tertentu.
Contoh dari asersi ini, yaitu:
Manajemen membuat asersi bahwa sediaan produk jadi yang
tercantum dalam neraca adalah tersedia untuk dijual. Begitu pula,
manajemen membuat asersi bahwa penjualan dalam laporan labarugi menunjukkan pertukaran barang atau jasa dengan kas atau
aktiva bentuk lain (misalnya piutang) dengan pelanggan.
b.
Kelengkapan (completencess)
Mengenai apakah semua transaksi dan akun yang seharusnya
disajikan dalam laporan keuangan telah dicantumkan di dalamnya.
Audit atas ..., Betha Sonia Evlynna, FE UI, 2014
Universitas Indonesia
19
Contoh dari asersi ini, yaitu:
Manajemen membuat asersi bahwa seluruh pembelian barang dan
jasa dicatat dan dicantumkan dalam laporan keuangan. Demikian
pula, manajemen membuat asersi bahwa utang usaha di neraca telah
mencakup semua kewajiban entitas.
c.
Hak dan kewajiban (right and obligation)
Berhubungan dengan apakah aktiva merupakan hak entitas dan utang
merupakan kewajiban perusahaan pada tanggal tertentu.
Contoh dari asersi ini, yaitu:
Manajemen membuat asersi bahwa jumlah sewa guna usaha (lease)
yang dikapitalisasi di neraca mencerminkan nilai pemerolehan hak
entitas atas kekayaan yang disewagunausahakan (leased) dan utang
sewa guna usaha yang bersangkutan mencerminkan suatu kewajiban
entitas.
d.
Penilaian (valuation) atau alokasi
Berhubungan
dengan
apakah
komponen-komponen
aktiva,
kewajiban, pendapatan dan biaya sudah dicantumkan dalam laporan
keuangan pada jumlah yang semestinya.
Contoh dari asersi ini, yaitu:
Manajemen membuat asersi bahwa aktiva tetap dicatat berdasarkan
harga pemerolehannya dan pemerolehan semacam itu secara
sistematik dialokasikan ke dalam periode-periode akuntansi yang
semestinya. Demikian pula, manajemen membuat asersi bahwa
piutang usaha yang tercantum di neraca dinyatakan berdasarkan nilai
bersih yang dapat direalisasikan.
Audit atas ..., Betha Sonia Evlynna, FE UI, 2014
Universitas Indonesia
20
e.
Penyajian dan pengungkapan (presentation and disclosure)
Berhubungan dengan apakah komponen-komponen tertentu laporan
keuangan diklasifikasikan, dijelaskan, dan diungkapkan semestinya.
Contoh dari asersi ini, yaitu:
Manajemen membuat asersi bahwa kewajiban-kewajiban yang
diklasifikasikan sebagai utang jangka panjang di neraca tidak akan
jatuh tempo dalam waktu satu tahun. Demikian pula, manajemen
membuat asersi bahwa jumlah yang disajikan sebagai pos luar biasa
dalam
laporan
laba
rugi
diklasifikasikan
dan
diungkapkan
semestinya.
2.2.4 Tujuan Audit
Arens et Al menyebutkan bahwa tidaklah praktis bagi auditor untuk
meperoleh kepastian 100% tentang kebenaran setiap transaksi. Secara
umum, auditor melakukan kombinasi kepastian dalam setiap kelas transaksi
dan saldo akhir pada akun terkait. Untuk setiap kelas transaksi, beberapa
tujuan audit harus dipenuhi agar auditor dapat memperoleh kesimpulan
bahwa transaksi tersebut telah dicatat dengan tepat.
Terdapat tiga tujuan audit, yaitu:
1. Tujuan Audit terkait Transaksi
Tujuan audit ini identik dengan asersi manajemen untuk saldo akun.
Terdapat enam tujuan terkait tujuan ini, yaitu:
- Keterjadian (Occurrence)
Tujuan ini untuk mengetahui apakah transaksi yang tercatat
memang benar-benar terjadi.
- Kelengkapan (Completeness)
Tujuan ini untuk melihat apakah semua transaksi yang harus
dimasukkan ke dalam jurnal adalah benar-benar telah dicatatkan.
Audit atas ..., Betha Sonia Evlynna, FE UI, 2014
Universitas Indonesia
21
- Akurasi (Accuracy)
Tujuan ini untuk melihat keakuratan suatu informasi atas transaksi
akuntansi apakah benar telah dicatat dan dinyatakan pada jumlah
yang benar.
- Pencatatan ke buku besar (Posting and summarization)
Tujuan ini untuk melihat apakah transaksi yang dicatatkan telah
dimasukkkan dalam file induk dan diikhtisarkan dengan benar.
- Klasifikasi (Classification)
Tujuan ini untuk melihat apakah transaksi yang dicatat dalam
jurnal telah terklasifikasikan secara tepat.
- Waktu (Timing)
Tujuan ini adalah untuk melihat penetapan waktu atas transaksi
apakah telah dicatat pada tanggal yang benar.
2. Tujuan Audit terkait Saldo
Tujuan audit ini identik dengan asersi manajemen untuk saldo akun.
Terdapat delapan tujuan terkait tujuan ini, yaitu:
-
Keberadaan (Existence)
Tujuan ini adalah untuk melihat apakah jumlah yang tercatat dalam
laporan keuangan perusahaan memang benar ada.
-
Kelengkapan (Completeness)
Tujuan ini adalah untuk melihat apakah jumlah yang tercatat dalam
suatu akun memang telah benar-benar dicantumkan.
-
Akurasi (Accuracy)
Tujuan ini adalah untuk melihat apakah jumlah yang tercatat telah
dinyatakan dengan benar secara aritmatika.
-
Klasifikasi (Classification)
Tujuan ini adalah untuk mengetahui apakah jumlah yang tercatat
dalam daftar telah diklasifikasikan dengan benar.
-
Pisah Batas (Cut – Off)
Tujuan ini adalah untuk menentukan apakah transaksi-transaksi
telah dicatat dalam saldo akun tercatat pada periode yang tepat.
Audit atas ..., Betha Sonia Evlynna, FE UI, 2014
Universitas Indonesia
22
-
Keterkaitan Atas Perincian (Detail Tie-In)
Tujuan ini adalah untuk memastikan bahwa rincian saldo akun
pada file induk telah sesuai dengan total saldo akun, dan juga
sesuai dengan total yang tercatat di buku besar.
-
Nilai Realisasi (Realizeable Value)
Tujuan ini adalah untuk mengetahui apakah saldo akun yang
tercatat adalah dalam jumlah yang diestimasi akan direalisasi.
-
Hak Dan Kewajiban (Rights and Obligations)
Tujuan ini adalah untuk memastikan bahwa saldo aset, liabilitas,
dan ekuitas perusahaan memang benar dimiliki oleh perusahaan
dan utang yang tercantum memang merupakan kewajiban dari
perusahaan.
3. Tujuan Audit terkait Penyajian dan Pengungkapan
Tujuan audit ini identik dengan asersi manajemen untuk penyajian dan
pengungkapan.
Berikut
tujuan
audit
terkait
penyajian
dan
pengungkapan:
-
Keterjadian serta Hak dan Kewajiban (Occurrence and Rights and
Obligations)
Tujuan ini untuk mengetahui apakah kejadian benar-benar terjadi
dan kejadian memang merupakan hak dan kewajiban klien.
-
Kelengkapan (Completeness)
Tujuan ini untuk mengetahui apakah saldo yang tercatat telah
seluruhnya benar-benar dicatat.
-
Penilaian dan Akurasi (Valuation and Accuracy)
Tujuan ini untuk mengetahui apakah info yang disajikan klien telah
diungkapkan secara wajar dan tercatat secara akurat.
-
Klasifikasi
dan
Dapat
dipahami
(Classification
and
Understandability)
Tujuan ini untuk dapat mengklasifikasikan akun secara tepat, dan
informasi yang tersaji diungkapkan secara jelas dan dapat dipahami
oleh pengguna laporan keuangan.
Audit atas ..., Betha Sonia Evlynna, FE UI, 2014
Universitas Indonesia
23
2.2.5 Bukti Audit
Arens mendefinisikan Bukti (Evidence) sebagai setiap informasi yang
digunakan oleh auditor untuk menentukan apakah informasi yang diaudit
dinyatakan sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan. Macam-macam
Informasi yang dikumpulkan mempengaruhi tingkat keyakinan auditor
mengenai apakah laporan keuangan telah disajikan secara wajar.
Macam-macam Bukti Audit
Dalam menentukan prosedur audit yang akan digunakan, auditor dapat
memilih dari delapan kategori bukti audit. Berikut macam-macam bukti
audit:
 Physical Examination (Pemeriksaan fisik)
Pemeriksaan fisik adalah inspeksi atau perhitungan oleh auditor atas
aset yang berwujud (tangible). Jenis bukti ini paling sering dikaitkan
dengan persediaan dan uang tunai, dan juga berlaku untuk verifikasi
atas efek, wesel tagih, serta aset tetap. Bukti ini diperlukan untuk
tujuan keberadaan dan kelengkapan.
 Confirmation (Konfirmasi)
Jenis bukti Konfirmasi dilakukan auditor terhadap pihak ketiga yang
memberikan verifikasi atas keakuratan informasi yang diminta oleh
auditor. Tanggapan mungkin dalam bentuk elektronik atau kertas.
Permintaan dibuat untuk klien, dan klien meminta pihak ketiga untuk
merespon langsung kepada auditor.
 Documentation (Dokumentasi)
Dokumentasi adalah pemeriksaan auditor atas dokumen klien dan
catatan pedukung atas informasi yang, atau seharusnya, termasuk
dalam laporan keuangan. Dokumen-dokumen yang diperiksa adalah
catatan yang digunakan oleh klien untuk memberikan informasi atas
transaksi bisnisnya secara teratur. Informasi yang disajikan tersedia
dalam berbagai variasi, bisa dalam bentuk kertas, elektronik, dan
lainnya. Karena setiap transaksi dalam organisasi klien biasanya
Audit atas ..., Betha Sonia Evlynna, FE UI, 2014
Universitas Indonesia
24
didukung oleh setidaknya satu dokumen, maka informasi tersedia
umumnya berjumlah besar.
 Analytical procedures (Prosedur analitis)
Prosedur analitis menggunakan perbandingan dan keterkaitan untuk
menilai apakah saldo atas suatu akun atau data lain yang ada tersaji
secara wajar dibandingkan dengan ekspektasi auditor.
Manfaat dari prosedur analitis yaitu:

Memahami bisnis dan industri klien

Menilai going concern klien

Menilai kemungkinan terjadinya salah saji

Mengurangi pengujian audit
Sebagai contoh, auditor dapat membandingkan marjin kotor (gross
margin) persentase pada tahun berjalan dengan tahun sebelumnya.
Prosedur analitis digunakan secara luas dalam praktek, dan
dibutuhkan selama perencanaan dan tahap penyelesaian pada semua
audit.
 Inquiries of the client (Wawancara dengan klien)
Inquiries of the client dilakukan untuk memperoleh informasi tertulis
atau lisan dari klien untuk menanggapi pertanyaan dari auditor. Jenis
bukti audit ini dianggap kurang kuat, karena adanya kemungkinan
jawaban yang diberikan bias dan klien bukan pihak yang
independen.
 Recalculation (Perhitungan ulang)
Perhitungan ulang dilakukan dengan mengecek kembali contoh
perhitungan yang dibuat oleh klien. Pengecekan kembali perhitungan
klien terdiri dari pengujian akurasi aritmatika klien dan mencakup
prosedur seperti perpanjangan faktur penjualan dan persediaan,
memeriksa kembali perhitungan beban penyusutan, serta perhitungan
kembali atas prepaid.
 Re-performance
Jika Recalculation berfokus pada perhitungan artimatika, maka Reperformance melibatkan memeriksa prosedur lainnya. Sebagai
Audit atas ..., Betha Sonia Evlynna, FE UI, 2014
Universitas Indonesia
25
contoh, auditor dapat membandingkan harga pada faktur ke daftar
harga yang disetujui.
 Observasi
Observasi adalah penggunaan indera (penglihatan, pendengaran,
sentuhan, dan mencium) untuk menilai kegiatan klien. Auditor dapat
melakukan observasi ke pabrik untuk mendapatkan kesan umum
fasilitas klien, atau melihat kegiatan pihak yang melakukan tugastugas akuntansi untuk menentukan apakah orang yang diberi
tanggung jawab kinerja adalah benar.
Observasi tidak cukup kuat karena adanya risiko klien mengubah
perilaku karena kehadiran auditor. Mereka dapat melakukan
tanggung jawabnya sesuai dengan kebijakan perusahaan, tetapi
melanjutkan kegiatan normal saat auditor telah selesai melakukan
kegiatan observasi. Oleh karena itu, masih diperlukan bukti-bukti
pendukung lainnya.
2.3
Proses Audit Secara Umum
Terdapat empat fase Audit, yaitu:
1. Merencanakan dan merancang Pendekatan Audit
Fase Perencanaan dan perancangan pendekatan audit dapat dipecah
menjadi beberapa bagian. Terdapat tiga aspek kunci, yaitu:
Audit atas ..., Betha Sonia Evlynna, FE UI, 2014
Universitas Indonesia
26
 Memahami Bisnis dan Industri Klien
Auditor harus memiliki pemahaman yang mendalam tentang
bisnis klien dan lingkungan terkait, termasuk pengetahuan tentang
strategi dan proses. Auditor harus mempelajari model bisnis klien,
melakukan prosedur analitis dan membuat perbandingan dengan
pesaing. Auditor juga harus memahami persyaratan akuntansi
yang unik dari industri klien.
 Memahami
Pengendalian
Internal
dan
Menilai
Risiko
Pengendalian
Auditor mengidentifikasi pengendalian internal dan mengevaluasi
efektivitas klien, proses ini disebut Assessing Control Risk. Jika
pengendalian internal dianggap efektif, Planned Assessed Control
Risk dapat dikurangi dan jumlah bukti audit untuk dikumpulkan
dapat secara signifikan dikurangi dari ketika kontrol internal tidak
memadai.
 Menilai Risiko Salah Saji Material
Auditor menggunakan pemahaman industri klien dan strategi
bisnis, serta efektivitas pengendalian, untuk menilai risiko salah
saji dalam Laporan Keuangan. Penilaian ini kemudian akan
berdampak pada perencanaan, waktu, dan luas prosedur audit.
2. Melaksanakan Uji Pengendalian dan Uji Substantif Atas Transaksi
Pada fase ini, auditor melakukan pengujian efektifitas pengendalian
internal perusahaan. Dari pengujian tersebut, maka auditor dapat melihat
apakah pengendalian internal perusahaan telah terlaksana secara baik
atau tidak dan kemudian auditor dapat memutuskan apakah perlu
dilakukan pengurangan penilaian atas risiko pengendalian atau tidak.
Kemudian auditor juga melakukan pengujian substantif atas transaksi,
yaitu dengan melakukan evaluasi atas pencatatan transaksi yang
dilakukan klien dengan memverifikasi jumlah moneter transaksi
tersebut. Misalnya dalam Penjualan, auditor mungkin menguji
efektivitas pengendalian ini dengan memeriksa file transaksi penjualan
Audit atas ..., Betha Sonia Evlynna, FE UI, 2014
Universitas Indonesia
27
untuk bukti bahwa harga jual satuan telah diverifikasi. Biasanya untuk
efisiensi, auditor melakukan kedua pengujian ini pada waktu yang
bersamaan.
3. Melaksanakan Prosedur Analitis dan Uji Rincian Saldo
Terdapat dua kategori umum pada fase ini, yaitu:
 Analytical Procedures (Prosedur Analitis)
Analytical Procedures menggunakan perbandingan dan hubungan
untuk menilai apakah terdapat ketidakwajaran saldo akun atau data
lainnya.
 Tests of Detail of Balances (Tes Rincian atas Saldo)
Tests of Detail of Balances adalah prosedur bertujuan untuk menguji
salah saji moneter dalam saldo dalam laporan keuangan.
4. Melengkapi Proses Audit dan Menerbitkan Laporan Audit
Setelah semua prosedur untuk setiap tujuan audit dan untuk setiap akun
laporan keuangan dan pengungkapan yang terkait diselesaikan, Auditor
kemudian menggabungkan informasi yang diperoleh untuk mencapai
kesimpulan secara keseluruhan mengenai apakah laporan keuangan telah
disajikan secara wajar. Terdapat output berupa Laporan Audit yang
memaparkan
hasil
audit
yang
dibutuhkan
pihak-pihak
yang
berkepentingan.
2.4
Prosedur Audit Atas Aset Tetap
Seperti yang telah didefinisikan pada awal bab, Aset Tetap merupakan
aset perusahaan yang sifatnya tidak untuk dijual kembali dan digunakan
untuk kegiatan perusahaan. Penggunaan aset tetap dalam pelaksanaan bisnis
diekspektasikan memiliki umur ekonomis lebih dari satu tahun. Fokus audit
dalam aset tetap biasanya adalah pada penambahan aset tetap serta
penjualan yang terjadi atas aset tetap.
Berkas-berkas terkait pada aset tetap yaitu seperti catatan terperinci
atas setiap bagian peralatan dan jenis properti lainnya. Pencatatan dalam
berkas-berkas tersebut biasanya memiliki infoormasi atas aset tetap yang
Audit atas ..., Betha Sonia Evlynna, FE UI, 2014
Universitas Indonesia
28
dimiliki perusahaan seperti deskripsi aset, tanggal akuisisi, biaya perolehan,
penyusutan tahun berjalan, dan akumulasi atas penyusutan.
Pengendalian Internal atas Aset Tetap
Pengendalian Internal aset tetap dinilai baik bila memenuhi aspek-aspek
berikut ini:

Adanya persetujuan atas pengeluaran aset tetap yang dilakukan
oleh berbagai tingkat manajemen. Persetujuan tergantung pada
jenis dan harga aset tetap yang terkait.

Adanya kebijaksanaan keuangan atau akuntansi secara tertulis
terkait
kapitalisasi.
Hal
ini
berguna
untuk
membedakan
pengeluaran yang dikategorikan aset tetap dan pengeluaran yang
dikategorikan bukan aset tetap.

Adanya kebijaksanaan serta prosedur mengenai pengadaan,
penjualan, pembesituaan, dan pemindahan aset tetap.

Pelaksanaan kartu aset tetap dan perhitungan fisik aset tetap secara
berkala.

Asuransi aset tetap yang cukup dari bencana, dn kerugian atas
kehilangan atau pencurian.
Prosedur Analitis
Seperti dalam semua bidang audit, jenis prosedur analitis tergantung
pada sifat operasi klien. Berikut tabel yang menyajikan prosedur analitis
atas Aset Tetap dan kemungkinan salah saji yang ada secara umum:
Audit atas ..., Betha Sonia Evlynna, FE UI, 2014
Universitas Indonesia
29
Prosedur Analitis
 Bandingkan
dibagi
kotor
beban
dengan
penyusutan
Misstatement
peralatan
penyusutan
tahun-tahun
penyusutan.
biaya
dengan
Kemungkinan Salah Saji
dalam
dan
beban
akumulasi
sebelumnya.
 Bandingkan akumulasi penyusutan
dibagi
kotor
dengan
biaya
dengan
peralatan
Misstatement dalam akumulasi
penyusutan.
tahun-tahun
sebelumnya.
 Bandingkan saldo beban perbaikan
dan
pemeliharaan,
biaya
Ada pembebanan jumlah yang
seharusnya dikapitalisasi.
persediaan, biaya alat-alat kecil
bulanan
atau
tahunan
dengan
tahun-tahun sebelumnya.
 Bandingkan biaya aset tetap yang
Peralatan idle atau peralatan yang
dibagi dengan beberapa ukuran
dibuang (disposal) tapi belum
produksi
dihapusbukukan (write off).
dengan
tahun-tahun
sebelumnya.
Verifikasi Akuisisi Tahun Berjalan
Auditor menggunakan tujuh dari delapan Tujuan Audit Terkait dengan
Saldo sebagai kerangka acuan untuk tes rincian saldo, yaitu: existence,
completeness, accuracy, classification, cut-off, detail tie-in, dan rights and
obligations.
Audit atas ..., Betha Sonia Evlynna, FE UI, 2014
Universitas Indonesia
30
Balance Related Audit Objective

Common Test
Detail Tie-In
Akuisisi tahun berjalan dalam
 Footing skejul akuisisi.
jadwal akuisisi sejalan dengan
 Trace akuisisi individu ke master
data induk, dan jumlahnya
file untuk mengecek jumlah dan
sejalan dengan buku besar
deskripsi atas aset tetap.
 Footing total keseluruhan dengan
(general ledger).
buku besar umum.

Existence
Akuisisi tahun berjalan telah
 Periksa
faktur
vendor
dan
receiving reports.
tercatat.
 Memeriksa fisik aset.

Completeness
Akuisisi yang ada telah dicatat.
 Periksa
faktur
terkait
vendor
faktur
perbaikan
dan
pemeliharaan untuk mengungkap
item yang harus dicatat sebagai
perlengkapan.
 Review surat perjanjian sewa.

Accuracy
Akuisisi yang tercatat pada Periksa faktur vendor.
tahun berjalan adalah akurat.

Cut-off
Akuisisi tahun berjalan dicatat Review
yang
terjadi
mendekati tanggal neraca.
pada periode yang tepat.

transaksi
Rights and Obligations
Klien
memiliki
hak
untuk Periksa faktur vendor.
akuisisi pada tahun berjalan.
Audit atas ..., Betha Sonia Evlynna, FE UI, 2014
Universitas Indonesia
31
Auditor
memulai
verifikasi
akuisisi
tahun
berjalan
dengan
memperoleh data aset tetap sepanjang tahun. Data atas setiap penambahan
Aset Tetap dibuat secara terpisah, data tersebut mengandung informasi atas
tanggal akuisisi, penjual, deskripsi, catatan atas perolehan aset tetap apakah
baru atau bekas, masa manfaat aset untuk tujuan kalkulasi penyusutan,
metode penyusutan, dan biaya lainnya.
Tujuan utama atas pemeriksaan auditor adalah untuk melihat adanya
penambahan atas Aset Tetap serta pengecekan atas faktur vendor. Pengujian
lainnya merupakan bagian dari test of control dan substantive test of
transaction diperlukan karena kompleksitas dari banyaknya transaksi
peralatan dan materialitas. Luas pengujian yang dilakukan tergantung pada
penilaian risiko pengendalian auditor untuk akuisisi dan materialitas
penambahan.
Auditor harus waspada akan kemungkinan adanya kegagalan klien
dalam mengkategorikan biaya material dan instalasi sebagai bagian dari
biaya perolehan aset. Auditor perlu mengetahui kebijakan kapitalisasi klien
untuk menentukan apakah akuisisi diperlakukan secara konsisten dari tahun
ke tahun.
Auditor juga harus melakukan verifikasi atas transaksi untuk melihat
bahwa pencatatan diklasifikasikan dengan benar. Klien mungkin saja
melakukan kesalahan dalam mengkapitalisasi perbaikan, sewa, atau biaya
lainnya. Klien juga dapat saja salah mengkategorikan transaksi yang harus
dicatat sebagai aset dalam beban perbaikan dan pemeliharaan, biaya sewa,
perlengkapan, alat-alat kecil, dan akun lainnya. Salah saji tersebut mungkin
akibat dari kurangnya pemahaman standar akuntansi atau dari keinginan
klien untuk menghindari pajak penghasilan.
Auditor juga perlu memeriksa apakah klien memiliki hak untuk
mencatat peralatan sebagai aset. Auditor sering melakukan pemeriksaan atas
pembelian atau sewa kontrak untuk menentukan apakah pengkapitalisasian
peralatan dilakukan secara tepat.
Audit atas ..., Betha Sonia Evlynna, FE UI, 2014
Universitas Indonesia
32
Verifikasi Pelepasan Aset Tetap pada Tahun Berjalan
Transaksi yang melibatkan penjualan peralatan seringkali mengalami
salah saji ketika pengendalian internal perusahaan kekurangan metode
formal untuk menginformasikan manajemen penjualan, tukar-tambah,
pembatalan, atau pencurian mesin dicatat dan peralatan. Jika klien gagal
untuk mencatat pelepasan, maka harga perolehan dari akun peralatan akan
mengalami lebih saji tanpa batas waktu, dan nilai buku bersih akan dilebihlebihkan sampai aset disusutkan secara penuh.
Tujuan utama dari verifikasi atas pelepasan aset tetap pada tahun
berjalan adalah untuk memperoleh bukti yang cukup dan tepat bahwa semua
pelepasan dicatat pada jumlah yang benar. Auditor melakukan verifikasi
dengan memperoleh data klien atas pelepasan aset tetap. Data klien biasanya
menginformasikan tanggal penjualan aset tetap, nama pembeli aset, harga
jual, biaya asli, tanggal perolehan serta akumulasi penyusutan.
Prosedur berikut sering digunakan untuk verifikasi pelepasan aset tetap:
• Evaluasi kemungkinan aset yang baru diakuisisi menggantikan aset
yang ada;
• Analisis keuntungan dan kerugian dari penjualan aset dan pendapatan
lain-lain untuk penerimaan dari penjualan aset;
• Evaluasi atas modifikasi dan perubahan pabrik, produk, peralatan, pajak
atas aset, atau cakupan asuransi untuk melihat kemungkinan
penghapusan peralatan;
• Membuat pertanyaan yang ditujukan pada personil manajemen dan
karyawan bagian produksi tentang kemungkinan pelepasan aset.
Saat aset tetap dilepaskan atau dihentikan pemakaiannya tanpa ditukar
dengan aset pengganti, maka tingkat akurasi transaksi dapat diverifikasi
dengan memeriksa faktur penjualan terkait dan file induk aset tetap. Auditor
harus membandingkan biaya dan akumulasi penyusutan dalam file induk
dengan pencatatan dalam buku besar dengan melakukan perhitungan ulang
atas keuntungan atau kerugian atas pelepasan aset tetap yang dibandingkan
Audit atas ..., Betha Sonia Evlynna, FE UI, 2014
Universitas Indonesia
33
dengan catatan akuntansi. Ketika pertukaran aset tetap terjadi, auditor harus
memastikan bahwa aset baru dikapitalisasi dan aset yang digantikan
dihapuskan dari pencatatan klien, dengan memperhitungkan nilai buku aset
yang ditukar dan tambahan biaya untuk aset tetap pengganti.
Verifikasi Saldo Akhir Akun Aset
Auditor memiliki dua tujuan ketika mengaudit saldo akhir aset tetap,
yaitu untuk menentukan bahwa semua aset tetap yang dicatat secara fisik
ada pada tanggal neraca (existence) dan semua aset tetap yang dimiliki telah
dicatat (completeness).
Ketika merancang tes audit untuk memenuhi tujuan tersebut, auditor
mempertimbangkan nature dari internal control atas aset tetap. Kontrol
yang dinilai penting yaitu:
 Penggunaan file induk untuk aset tetap individual;
 Kontrol fisik yang memadai atas aset yang dapat berpindah (seperti
komputer, peralatan, dan kendaraan);
 Peggunaan nomor identifikasi untuk masing-masing aset tetap;
 Perhitungan fisik secara berkala atas aset tetap serta rekonsiliasinya
dengan akuntan perusahaan.
Setelah menilai risiko kontrol untuk tujuan keberadaan (existence),
auditor mempertimbangkan apakah perlu untuk melakukan verifikasi atas
keberadaan setiap aset tetap yang ada dalam file induk perusahaan. Jika ada
kemungkinan banyak jumlah aset tetap yang sudah tidak ada tapi tetap
tercatat dalam file induk, auditor dapat memilih sampel dari file induk dan
memeriksa fisik aset tetap perusahaan.
Berdasarkan penilaian auditor atas risiko pengendalian untuk tujuan
kelengkapan, auditor mungkin melakukan pemeriksaan secara fisik akan
sampel dari aset tetap utama dan menelusurinya ke file induk. Dalam kasus
Audit atas ..., Betha Sonia Evlynna, FE UI, 2014
Universitas Indonesia
34
yang jarang terjadi, auditor dapat memutuskanuntuk melakukan cek fisik
aset tetap untuk memastikan kelengkapan dan catatan aset tetap lengkap.
Auditor biasanya tidak perlu menguji keakuratan atau klasifikasi aset
tetap yang tercatat pada periode sebelumnya karena diasumsikan telah
diverifikasi dalam audit sebelumnya pada saat aset tetap diperoleh. Tetapi,
auditor harus menyadari bahwa perusahaan terkadang memiliki aset tetap
yang tidak lagi digunakan dalam operasi. Jika jumlahnya material, auditor
harus mengevaluasi apakah mereka harus diturunkan ke nilai realisasi bersih
(tujuan nilai realisasi) atau setidaknya diklasifikasikan secara terpisah dari
aset tetap dan dicatat sebagai "aset tetap non-operasi".
Selain melakukan prosedur untuk memperoleh bukti yang berkaitan
dengan tujuan audit terkait dengan saldo aset tetap, auditor juga melakukan
prosedur audit yang terkait dengan tujuan penyajian dan pengungkapan
terkait aset tetap. Pertimbangan utama dalam melakukan verifikasi atas
pengungkapan terkait aset tetap adalah kemungkinan adanya tuntutan
hukum. Auditor dapat menggunakan beberapa metode, yaitu:
• Melihat persyaratan perjanjian pinjaman atau kredit;
• Mengirimkan konfirmasi pinjaman kepada bank dan lembaga pemberi
pinjaman lainnya;
• Diskusi dengan klien atau mengirim surat ke penasihat hukum.
Penyajian dan pengungkapan aset tetap yang memadai dalam laporan
keuangan harus dievaluasi secara hati-hati untuk memastikan bahwa standar
akuntansi telah diikuti. Peralatan manufaktur mencakup biaya bruto dan
biasanya harus dipisahkan nilainya dari aset tetap lainnya. Aset sewa guna
usaha juga harus diungkapkan secara terpisah dan pihak yang memiliki aset
tersebut harus dicantumkan dalam catatan tambahan (footnote disclosure).
Auditor harus melakukan pengujian yang cukup untuk memverifikasi bahwa
keseluruan tujuan penyajian dan pengungkapan telah terpenuhi.
Audit atas ..., Betha Sonia Evlynna, FE UI, 2014
Universitas Indonesia
35
Verifikasi Beban Penyusutan
Tujuan audit-terkait saldo yang paling penting bagi beban penyusutan
adalah akurasi. Fokus utama dari verifikasi beban penyusutan adalah untuk
mengetahui apakah perusahaan telah mengikuti kebijakan yang ditetapkan,
dan konsisten menjalankannya dari tahun ke tahun. Auditor juga ingin
mengetahui apakah perhitungan penyusutan yang dilaksanakan klien sudah
benar atau tidak.
Auditor harus memperoleh informasi terkait penyusutan aset tetap
perusahaan, antara lain:
1. Umur ekonomis untuk akuisisi di masa sekarang
2. Metode penyusutan yang digunakan perusahaan
3. Estimasi nilai sisa
4. Kebijakan penyusutan aset selama tahun akuisisi dan penghentian
Auditor
dapat
melakukan
wawancara
dengan
klien
untuk
membandingkan informasi yang disediakan klien dengan permanent file
yang dipegang auditor. Metode yang digunakan untuk melakukan pengujian
yaitu dengan melakukan pengujian prosedur analitis atas kewajaran yang
dibuat dengan mengalikan aset tetap yang kurang dipenyusutan dengan
tingkat penyusutan untuk tahun tersebut. Dalam melakukan perhitungan,
auditor harus memasukan penyesuaian serta penambahan yang terjadi
selama tahun berjalan.
Bila pengujian kewajaran tidak dapat dilaksanakan secara maksimal,
maka dapat dilakukan pengujian perincian. Auditor dapat menghitung
kembali beban penyusutan atas beberapa aset tertentu. Dengan melakukan
perhitungan ulang dapat diketahui kesesuaian perhitungan klien dengan
kebijakan yang ditetapkan.
Audit atas ..., Betha Sonia Evlynna, FE UI, 2014
Universitas Indonesia
36
Verifikasi Saldo Akhir Akumulasi Depresiasi
Akun Debit atas akumulasi diuji sebagai prosedur audit atas Aset
Tetap. Terdapat dua tujuan atas verifikasi atas Saldo Akhir Akumulasi
Depresiasi Aset Tetap, yaitu:
1.
Akumulasi depresiasi yang dinyatakan dalam berkas utama aset
sesuai dalam buku besar.
2.
Akumulasi depresiasi dalam berkas utama adalah akurat.
Tujuan ini diperoleh dengan melakukan pengujian penjumlahan
akumulasi depresiasi dalam berkas utama aset. Jumlah tersebut kemudian
dibandingkan dengan Total di Buku Besar.
Audit atas ..., Betha Sonia Evlynna, FE UI, 2014
Universitas Indonesia
BAB 3
PROFIL PERUSAHAAN
3.1. Profil Perusahaan
3.1.1 Gambaran Perusahaan
BDO saat ini termasuk ke dalam Kantor Akuntan Publik terbesar
kelima di dunia. Penyediaan layanan BDO dikoordinasikan oleh Brussels
Worldwide Services BVBA yang didirikan di Belgia. Di Indonesia, KAP
Tanubrata Sutanto Fahmi & Rekan (BDO Indonesia) adalah anggota BDO
International yang juga melayani klien BDO Internasional yang melakukan
bisnis di Indonesia sejak tahun 1992.
KAP Tanubrata Sutanto, Fahmi & Rekan (BDO Indonesia) didirikan
oleh Richard B Tanubrata pada tanggal 6 Desember 1979. Sebagai salah
satu perusahaan akuntansi tertua di Indonesia, BDO Indonesia memiliki
pemahaman yang mendalam dalam memberikan jasa akuntansi dan audit di
Indonesia.
BDO Indonesia sangat yakin bahwa membangun hubungan responsif
dan bertanggung jawab dengan klien akan membantu pertumbuhan menjadi
lebih cepat dan lebih kuat. BDO siap membantu dari awal untuk mencapai
keberhasilan maksimal.
BDO berkomitmen untuk membantu klien dan karyawannya untuk
menjadi yang terunggul. Fokus BDO tidak hanya untuk meningkatkan
jumlah klien dan karyawan, tetapi lebih pada uluran tangan kepada klien
untuk meningkatkan kualitasnya menjadi lebih baik, yang didukung oleh
para profesional yang berkualitas dan berdedikasi.
Tujuan BDO terangkum dalam 3C (Community, Communication, dan
Commitment) Tujuan ini berfungsi sebagai simbol kekuatan dan persatuan.
37
Audit atas ..., Betha Sonia Evlynna, FE UI, 2014
Universitas Indonesia
38
Karyawan BDO Indonesia lebih dari sekedar aset, mereka adalah sumber
daya yang berharga. Itulah mengapa BDO selalu memperlakukan karyawan
sebagai bagian dari keluarga besar bukan hanya sebagai seorang karyawan.
BDO membebaskan dirinya dari "Conventional-Bureaucracy", suatu sistem
hirarki yang kebanyakan organisasi adopsi di lingkungan kerjanya.
BDO percaya bahwa untuk menjadi tim pemenang harus ada kerja sama
yang terbangun, baik santun dan bekerja sebagai sebuah tim.
Komitmen BDO adalah untuk melayani klien lebih baik dan tidak ada
ruang untuk tawar-menawar dalam hal apapun. BDO memahami bahwa tiap
pihak hanya dapat mencapai komitmen ini melalui kualitas orang.
BDO merekrut individu-individu berbakat, termotivasi dan disiplin,
dengan sikap yang baik dan tingkat tinggi integritas; ingin belajar serta
berbagi pengetahuan dan pengalaman mereka sendiri. Selain kualifikasi
akademik yang relevan dan pengalaman industri, orang-orang kita proaktif,
dapat dipercaya, responsif dan berkomitmen.
BDO
berkomitmen
untuk
berinvestasi
dalam
karyawan
perusahaannya, itulah sebabnya terdapat berbagai program pembangunan
untuk mendukung dan mendorong pendidikan berkelanjutan professional
tiap karyawan.
BDO percaya bahwa dengan menambahkan adanya hubungan
kekeluargaan dan tidak hanya menjadi penyedia layanan, BDO bisa menjadi
mitra terpercaya, sementara pada saat yang sama, menjaga independensi dan
objektivitas penting untuk hubungan yang sehat dan profesional. Layanan
BDO tidak berhenti di batasan ruang lingkup dimana perusahaan terlibat,
melainkan juga untuk profesional, menyoroti daerah lain yang bernilai
tambah bagi bisnis klien.
Audit atas ..., Betha Sonia Evlynna, FE UI, 2014
Universitas Indonesia
39
3.1.2 Jasa Yang Ditawarkan
BDO Indonesia menawarkan pendekatan komprehensif untuk
mengatasi masalah-masalah internal dan melayani kebutuhan klien. BDO
memanfaatkan sumber daya dalam audit, akuntansi, pajak, konsultasi dan
konsultasi layanan, untuk memberikan program pribadi dan fleksibel untuk
memenuhi harapan tiap kliennya.
Dengan jaringan internasional yang luas, BDO Indonesia mampu
memberikan dukungan kohesif dan lengkap di seluruh area, budaya,
anggaran keuangan dan posisi ekonomi. BDO menggabungkan visi global
dengan penekanan lokal untuk memberikan layanan di berbagai industri.
BDO memberikan jasa spesialis yang tersaji sebagai berikut:
o Audit & Assurance Services
Dengan perubahan yang cepat dalam dunia bisnis saat ini, perusahaan
menghadapi risiko yang semakin kompleks. Sebagai bagian dari proses
audit, BDO memiliki peran untuk membantu klien dalam proses bisnis
dan risiko keuangan serta memberikan saran tentang bagaimana risiko
tersebut dapat diatasi. Pendekatan audit berbasis risiko dikembangkan
di bawah metodologi audit BDO yang difokuskan pada driver bisnis,
risiko yang terkait dan dampak potensial terhadap laporan keuangan.
Pemahaman yang mendalam atas standar akuntansi dan audit adalah
suatu keharusan, dan harus juga membangun pengetahuan tim audit
dengan standar akuntansi dan standar audit. BDO selalu meningkatkan
pengetahuan karyawannya terhadap akuntansi internasional dan standar
audit seperti IFRS, US GAAP, dan ISA.
Melalui jaringan global, BDO dapat memanfaatkan keahlian dari mitra
asing yang sangat penting untuk transaksi lintas-perbatasan dan
pembentukan aliansi strategis. Perusahaan-perusahaan anggota BDO
terhubung melalui akses internet melalui BDO e-connect, yang
memungkinkan
para
pihak
untuk
berkomunikasi
Audit atas ..., Betha Sonia Evlynna, FE UI, 2014
dan
berbagi
Universitas Indonesia
40
pengetahuan dan praktik terbaik dengan profesional yang berlokasi
internasional.
Di area ini, BDO melakukan berbagai layanan yang berkaitan dengan
pelaporan laporan keuangan dan analisis serta penyajian informasi
keuangan klien. Layanan utama BDO termasuk:
-
Auditing of Financial Statements for closely held businesses
-
Auditing of Financial Statements for publicly held entities including
initial public offering and other fillings with the Stock Exchange
-
Attestation
Examination,
Review,
and
Agreed
Upon
Procedures such as:

Examination of Financial Statements Prospective

Proforma Financial Information

Internal Control Structure on Financial Statements

Compliance Attestation
o Business and Tax & Advisory
BDO telah diakui oleh para rekan professional yang sering mengundang
staf BDO untuk berbicara di seminar pajak. Spesialis pajak BDO
didukung oleh program komputer yang canggih dan sumber yang
membantu memberikan klien layangan dengan tingkat tertinggi yang
profesional.
o Specialist Advisory Services, seperti:

Business Advisory

Accounting & Management Manual

Business Plan & Financial Projection

Financial & Tax Due diligence

Corporate Finance & Valuation

Restructuring, Recovery & Insolvency

Enterprise Risk Management

IT Advisory and Consulting
Audit atas ..., Betha Sonia Evlynna, FE UI, 2014
Universitas Indonesia
41
3.2. Profil PT SK
3.2.1 Gambaran Umum PT SK
PT SK adalah perusahaan pengolah karet di Indonesia, yang
merupakan anak perusahaan KMN group. Lokasi kantor pusat PT SK adalah
di daerah Kuningan, Jakarta Selatan. Pabrik pengolahan karet terpusat di
daerah Tapanuli Selatan, Sumatera Utara. Kapasitas pabrik adalah sebesar
30.000 ton per tahun. Hasil produksi karet yaitu BOKar (Bahan Olah Karet)
PT SK telah dipasarkan ke wilayah Asia.
PT SK didirikan berdasarkan akta Notaris pada tanggal 27 April 1995
dan telah disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia pada
tanggal 14 Juli 1995 Perusahaan telah menyesuaikan seluruh anggaran
dasarnya sesuai dengan Undang-Undang No. 40 Tahun 2007 mengenai
Perseroan Terbatas pada tanggal 23 September 2008, yang telah disahkan
oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia pada
tanggal 24 Desember 2008.
Akta Perusahaan telah beberapa kali mengalami perubahan, perubahan
terakhir pada tanggal 20 April 2011 mengenai perubahan susunan Dewan
Komisaris dan Direksi. Perubahan tersebut telah memperoleh persetujuan
dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia
berdasarkan Surat Keputusan pada tanggal 24 Mei 2011. Hingga Desember
2012, PT SK memiliki 513 karyawan.
3.2.2 Visi dan Misi PT SK
Visi dari PT SK adalah menjadi penyedia solusi kebutuhan karet alam
yang terbesar dan paling diminati (pelanggan dan pemasok) di dunia.
Misi dari PT SK adalah untuk memberikan solusi untuk seluruh
kebutuhan yang berkaitan dengan karet alam secara berkelanjutan dan
berwawasan lingkungan serta mewujudkan kesejahteraan bersama Bangsa.
Audit atas ..., Betha Sonia Evlynna, FE UI, 2014
Universitas Indonesia
42
3.2.3 Proses Bisnis PT SK
PT SK merupakan pemasok Bahan Olah Karet (BOKar) bagi
perusahaan luar negeri, seperti GT Radial, Yokohama Rubber Company,
Hankook Tire dan lainnya.
PT SK memperoleh persediaan bahan baku dari petani setempat di
daerah Sumatera Utara. Bahan baku tersebut kemudian disimpan di tempat
penyimpanan. Tempat penyimpanan persediaan bahan baku meliputi area
yang luas, yang berada di sekitar area mesin produksi. Tempat penyimpanan
bahan baku di pasangkan lampu karena proses produksinya berjalan 24 jam,
yang dibagi menjadi 3 shift.
Bahan baku terdiri dari jenis slab tebal, dan cup lump cetak. Tempat
penyimpanan bahan baku berada di Gudang X. Bagian gudang bahan baku
tidak menghitung lagi setiap bahan baku yang masuk, karena perhitungan
sudah dilakukan di Gudang X.
Pengolahan karet berbeda tergantung dari jenis BOKar yang ada. Slab
terdiri atas dua jenis, tebal dan tipis. Slab diolah dengan mencampurkan
lateks
dengan
lum
mangkok
kemudian
dibekukan
dengan
asam
format/semut didalam bak pembeku. Cup Lump Cetak adalah lateks kebun
yang dibiarkan membeku secara alamiah dalam mangkuk, pada musim
penghujan untuk mempercepat proses pembekuan lateks ditambahkan asam
format/semut atau bahan lainnya.
Semua barang jadi yang berupa karet yang sudah dicetak dalam
bentuk kotak dan dikemas dengan plastik dengan berat masing-masing
kotak 35 kg, dimasukkan dalam box yang muat 36 cetakan karet, sehingga
total dalam box yang siap dikirim tersebut adalah 1.260 Kg dan 1.225 Kg.
Audit atas ..., Betha Sonia Evlynna, FE UI, 2014
Universitas Indonesia
43
Kapasitas produksi PT SK adalah mencapai sekitar 1.000.000 kg per
bulannya, yang terdiri atas:

Blanket
: 500.000kg

BOKar
: 125.000kg

SIR-20
: 375.000kg
Karet yang sudah berbentuk barang jadi, disebut SIR-20. Setelah karet
SIR-20 siap untuk diangkut, pengiriman kemudian dilakukan menggunakan
jasa angkutan laut.
Dikarenakan penjualan yang terjadi dilakukan dominan ke luar negeri,
maka terdapat pajak ekspor yang mempengaruhi aktivitas ekspor komoditi
PT SK. Jumlah tenaga kerja yang besar juga mengakibatkan adanya regulasi
mengenai tenaga kerja.
3.2.4 Pemegang Saham
Berikut merupakan tabel yang menyajikan informasi mengenai
komposisi pemegang saham dan persentase kepemilikan dari PT SK.
Pemegang Saham
PT KLM
PT SDS
Total
Modal Saham
7.984.000
16.000
8.000.000
Persentase
kepemilikan (%)
99,80
0,20
100,00
Audit atas ..., Betha Sonia Evlynna, FE UI, 2014
Total
7.984.000.000
16.000.000
8.000.000.000
Universitas Indonesia
BAB 4
PEMBAHASAN DAN ANALISIS
Audit yang dilakukan oleh tim audit adalah audit atas laporan keuangan
yang bertujuan untuk menentukan apakah laporan keuangan yang tersaji oleh PT
SK telah dinyatakan sesuai dengan kriteria yang ditetapkan dalam PSAK, dalam
hal audit aset tetap yang dilakukan penulis adalah kriteria yang ditetapkan PSAK
16.
Dalam menentukan apakah laporan keuangan disajikan secara wajar sesuai
dengan standar akuntansi, tim audit melaksanakan prosedur audit dan
mengumpulkan bukti untuk menentukan apakah laporan keuangan PT SK
mengandung kesalahan material atau salah saji lainnya. Pertama, penulis akan
menyajikan kebijakan PT SK terkait aset tetap yang digunakan pada tahun
berjalan, lalu kemudian penulis akan menggambarkan prosedur audit yang
dilaksanakan penulis dan kemudian analisis atas prosedur yang dilaksanakan.
4.1
Kebijakan Aset Tetap PT SK
Aset tetap dinyatakan sebesar biaya perolehan, setelah dikurangi
akumulasi penyusutan dan/ atau akumulasi penurunan nilai. Biaya-biaya
setelah perolehan awal diakui sebagai bagian dari nilai tercatat aset tetap
atau sebagai aset yang terpisah hanya apabila kemungkinan besar manfaat
ekonomis sehubungan dengan aset tersebut di masa mendatang akan
mengalir ke Perusahaan dan biayanya dapat diukur secara handal.
Efektif pada tanggal 1 Januari 2012 terdapat perubahan kebijakan
akuntansi pada PT SK dalam ISAK 25 mengenai Hak atas Tanah. ISAK 25
menjelaskan pengakuan tanah yang diklasifikasikan sebagai aset tetap, yang
diperoleh melalui Hak Guna Usaha (HGU), Hak Guna Bangunan (HGB),
dan Hak Pakai. Isu khusus yang diangkat di dalam interpretasi ini adalah:
44
Audit atas ..., Betha Sonia Evlynna, FE UI, 2014
Universitas Indonesia
45
(1) biaya perolehan tanah melalui Hak Guna Usaha (HGU), Hak Guna
Bangunan (HGB), dan Hak Pakai yang diakui berdasarkan PSAK 16
(Revisi 2011),
(2) biaya tanah yang tidak disusutkan kecuali terdapat bukti sebaliknya
yang mengindikasikan adanya perpanjangan atau pembaruan hak
atas tanah,
(3) biaya awal untuk memperoleh hak legal atas tanah diakui sebagai
bagian dari biaya akuisisi atas tanah, dan
(4) biaya-biaya yang dapat dikelompokkan dengan perpanjangan atau
pembaruan hak atas tanah diakui sebagai aset tak berwujud dan
disusutkan selama masa manfaat hak legal atau umur manfaat
ekonomis tanah, mana yang terlebih dahulu sesuai dengan PSAK 19
(Revisi 2010) mengenai Aset Tak Berwujud.
Penyusutan terhadap aset tetap PT SK dihitung dengan menggunakan
metode garis lurus (straight line method) berdasarkan taksiran masa manfaat
ekonomis aset tetap, yaitu sebagai berikut:
Jenis Aset Tetap
Tanah
Bangunan dan rumah
Instalasi
Mesin dan peralatan
Kendaraan
Inventaris kantor
Tahun
20
8
8 – 10
4–8
4–8
Beban penyusutan aset tetap PT SK diaplikasikan atas 3 bagian, yaitu
biaya produksi (Cost of Goods Sold), beban umum dan administrasi
(General and Administration expense), serta beban penjualan (selling
expenses). Beban produksi adalah beban yang terkait dengan produksi
seperti beban penyusutan atas instalasi serta mesin dan peralatan. Beban
umum dan administrasi serta beban penjualan meliputi beban penyusutan
atas bangunan, kendaraan, dan inventaris kantor.
Audit atas ..., Betha Sonia Evlynna, FE UI, 2014
Universitas Indonesia
46
Pengakuan atas penyusutan dilakukan dengan ketentuan jika akuisisi
atas aset tetap terjadi sebelum tanggal 15, maka penyusutannya akan diakui
pada bulan berjalan. Namun jika akuisisi terjadi setelah tanggal 15, maka
pengakuan penyusutannya terjadi pada bulan berikutnya. Perubahan tingkat
pemakaian dan perkembangan teknologi dapat mempengaruhi masa manfaat
ekonomis dan nilai sisa aset, dan karenanya biaya penyusutan masa depan
mungkin direvisi.
Biaya pemeliharaan dan perbaikan lainnya atas aset tetap dibebankan
ke laporan laba rugi komprehensif pada saat terjadinya, pemugaran dan
penambahan dikapitalisasi ke akun aset tetap yang bersangkutan. Nilai
residu dan masa manfaat ekonomis aset tetap ditinjau kembali dan
disesuaikan, jika perlu, pada setiap tanggal laporan posisi keuangan.
Kebijakan akuntansi atas nilai residu aset tetap pada PT SK adalah 0.
Terdapat Aset Dalam Penyelesaian (Construction In Progress) yang
meliputi bangunan dan prasarana lainnya. Nilai Construction In Progress
dinyatakan berdasarkan:
 biaya pembangunan
 biaya pegawai langsung
 biaya tidak langsung dalam pembangunan tersebut
 biaya-biaya pinjaman yang digunakan untuk membiayai aset selama
masa pembangunan
Akumulasi biaya aset dalam penyelesaian akan direklasifikasi ke aset
tetap yang bersangkutan dan kapitalisasi biaya pinjaman dihentikan pada
saat pembangunan selesai dan aset tersebut siap dipergunakan.
Aset tetap telah diasuransikan terhadap risiko kerugian atas kebakaran
dan risiko kerugian lainnya. Sejak tahun 2011, seluruh aset tetap milik PT
SK merupakan jaminan atas pinjaman terhadap Bank X.
Audit atas ..., Betha Sonia Evlynna, FE UI, 2014
Universitas Indonesia
47
Aset tetap dihentikan pengakuannya pada saat dilepaskan atau saat
tidak ada manfaat ekonomis masa depan yang diharapkan dari penggunaan
atau pelepasannya. Laba atau rugi yang timbul dari penghentian pengakuan
aset (dihitung sebagai perbedaan antara jumlah neto hasil pelepasan dan
jumlah tercatat dari aset) dikreditkan atau dibebankan pada tahun berjalan.
4.2
Audit Program Aset Tetap PT SK
Berikut tersaji audit program yang digunakan tim audit sebagai acuan
dalam melakukan prosedur audit aset tetap PT SK pada periode berjalan:
Audit Program
Details
Obtain list Fixed Assets from
Meminta daftar aset tetap PT SK pada
Client
periode
berjalan.
Daftar
tersebut
diperoleh dari klien. Aset tetap PT SK
terdiri atas:
Test Beginning Balance
-
Tanah
-
Bangunan
-
Instalasi
-
Mesin dan peralatan
-
Kendaraan
-
Peralatan kantor
Bandingkan saldo pada akhir periode
audit sebelumnya dengan saldo awal
periode berjalan.
Make the movement of Fixed
Pengujian dilakukan untuk kemudian
Assets
dibandingkan dengan saldo akhir yang
tercatat pada laporan yang disajikan
klien.
Audit atas ..., Betha Sonia Evlynna, FE UI, 2014
Universitas Indonesia
48
Test Of Detail Addition and
Pengujian
Disposal (by sample)
penghapusan
atas
penambahan
aset
tetap
dan
dengan
melakukan:
-
Minta data penambahan dan
pengurangan aset tetap pada
periode berjalan
Depreciation Analytical
-
Lakukan sample vouching
-
Cek otorisasi atas transaksi
Cek kebijakan atas penyusutan aset
tetap klien. Hal ini untuk memastikan
metode penyusutan yang digunakan
pada periode berjalan serta melihat
ketentuan penentuan masa manfaat aset
tetap.
Recalculate
depreciation
expense
Perhitungan kembali atas penyusutan
aset tetap dilakukan untuk dicocokkan
dengan saldo yang tersaji menurut
perhitungan klien.
Repair
and
Maintenance
Analysis
Pengujian
atas
membutuhkan
perbaikan
biaya
yang
yang
besar,
evaluasi kembali kebijakan akuntansi
mengenai kapitalisasi.
Compare
Ending
balance
Melakukan perbandingan saldo antara
per audit with balance per
hasil perhitungan ulang auditor dengan
ledger
saldo yang tercatat pada buku besar
klien.
Impairment Analysis
Lakukan analisa atas kemungkinan
terjadinya penurunan nilai aset tetap.
Audit atas ..., Betha Sonia Evlynna, FE UI, 2014
Universitas Indonesia
49
Fixed Assets Opname
Observasi atas keberadaan aset tetap
yang berada di kantor pusat dan daerah.
4.3
Prosedur Audit Aset Tetap PT SK
4.3.1 Merencanakan dan merancang Pendekatan Audit
Memahami Bisnis dan Industri Klien
PT SK telah diaudit pada tahun sebelumnya oleh auditor yang sama.
Dengan melihat opini audit pada tahun yang lalu, sifat klien, tipe perusahaan
dan jenis industri maka pada tahun berjalan telah disetujui untuk melakukan
proses audit kembali atas PT SK.
Untuk memahami industri PT SK, dilakukan wawancara dengan
manajemen perusahaan. Wawancara dilakukan lebih untuk mengetahui ada
atau tidaknya perubahan atas proses bisnis PT SK pada tahun berjalan
dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
Dari hasil wawancara diketahui bahwa terdapat peralihan penggunaan
sistem akuntansi yang digunakan oleh PT SK. Perubahan sistem akuntansi
ini terjadi pada tahun berjalan. Sebelumnya, PT SK menggunakan sistem
akuntansi Foxpro. Namun, sejak Oktober 2012, penggunaan sistem beralih
dari Foxpro ke sistem akuntansi SAP.
Perubahan ini mempengaruhi proses pencatatan akuntansi klien yairu
Chart of Account (COA) perusahaan mengalami perombakan secara
keseluruhan. Terdapat alokasi atas akun-akun dari sistem lama ke sistem
baru. Dimunculkan pula akun-akun baru untuk lebih merincikan akun yang
memiliki nominal besar dan belum terperinci seperti Uang Muka BOKar.
Audit atas ..., Betha Sonia Evlynna, FE UI, 2014
Universitas Indonesia
50
Memahami Pengendalian Internal dan Menilai Risiko Pengendalian
Penulis tidak mengikuti prosedur ini, namun berdasarkan hasil diskusi
dengan senior in-charge diketahui bahwa pengendalian internal klien secara
keseluruhan adalah baik sehingga tidak memiliki isu yang signifikan.
Namun karena adanya pergantian sistem akuntansi menyebabkan tim audit
agak susah untuk membaca data yang berasal dari klien. Untuk mengatasi
permasalahan ini, tim audit dan klien melakukan tanya jawab terkait alur
pencatatan sistem akuntansi perusahaan yang baru.
Pengendalian Internal berbanding terbalik dengan risiko pengendalian.
Dengan pengendalian internal yang baik, maka pengumpulan bukti audit
bisa diturunkan jumlahnya dan tingkat materialitas dapat ditingkatkan. Dan
apabila pengendalian internal perusahaan dinilai kurang, maka berlaku hal
yang sebaliknya.
Menilai Risiko Salah Saji Material
Materialitas adalah batas kesalahan atau tingkat salah saji pada
informasi yang tersaji di laporan keuangan yang dapat mempengaruhi
pengambilan keputusan. Untuk menilai tingkat materialitas, auditor harus
terlebih dahulu memahami kliennya. Dalam audit yang penulis jalani, klien
bukan merupakan perusahaan yang go public, dan pemegang saham
perusahaan terdiri dari hanya beberapa saja. Hingga tahun berikutnya,
belum ada rencana untuk menjadi perusahaan yang go public. Kondisikondisi tersebut mempengaruhi besaran penilaian tingkat materialitas yang
akan digunakan oleh auditor.
Tim audit mengukur tingkat materialitas berdasarkan tiga tolak ukur,
yaitu Materiality Planned (MP), Performance Materiality (PM), dan
Clearly Trivial (CT). MP diperoleh dengan basis persentase 0,75% dari total
revenue, PM diperoleh daengan mengalikan besar MP dengan basisnya,
yaitu 75%, sedangkan CT diperoleh dengan mengalikan basis sebesar 1%
dengan MP.
Audit atas ..., Betha Sonia Evlynna, FE UI, 2014
Universitas Indonesia
51
Sumber: Worksheet beban penyusutan PT SK - telah diolah kembali
Selama proses audit berlangsung, ketiga tolak ukur ini membantu
auditor untuk menilai kewajaran suatu akun bila terdapat perbedaan
penyajian antara nilai suatu akun yang diberikan klien dengan hasil
perhitungan auditor. Jika perbedaan masih berada dibawah CT, maka masih
berada didalam batas kewajaran. Namun, jika perbedaan berada diatas CT
tetapi masih dibawah PM, maka jumlah tersebut akan diakumulasi dan akan
dibuat jurnal penyesuaiannya.
Penentuan Jumlah Sampel dan Sampel yang Dipilih
Berdasarkan kebijakan yang ditetapkan oleh Kantor Akuntan Publik,
pengambilan sampel dalam prosedur audit yang dilaksanakan adalah sebesar
80% dari setiap Aset Tetap.
Lead Schedule
Tujuan dari pembuatan lead schedule adalah untuk melihat tujuan
audit terkait kelengkapan, keberadaan, dan akurasi. Lead schedule terdiri
atas:
1.
Saldo per buku aset tetap pada tahun berjalan.
2.
Saldo per buku akumulasi penyusutan tahun berjalan.
3.
Saldo per angka audit atas aset tetap pada tahun berjalan.
Audit atas ..., Betha Sonia Evlynna, FE UI, 2014
Universitas Indonesia
52
4.
Saldo per angka audit atas akumulasi penyusutan pada tahun
berjalan.
5.
Saldo aset tetap pada tahun sebelumnya.
6.
Saldo akumulasi penyusutan pada tahun sebelumnya.
7.
Perbandingan kenaikan atau penurunan yang terjadi antara tahun
berjalan dengan tahun sebelumnya. Perbandingan disajikan dalam
bentuk nominal dan persentase.
Test Beginning Balance Aset Tetap PT SK
Tes dilakukan tim auditor untuk tujuan keterkaitan antara saldo akhir
tahun sebelumnya dengan saldo awal tahun berjalan PT SK. Tes dilakukan
dengan membandingkan saldo akhir tahun di laporan auditor tahun
sebelumnya dengan angka per 1 Januari tahun berjalan berdasarkan data
yang diperoleh dari klien.
4.3.2 Prosedur Analitis dan Uji Rincian Saldo
Prosedur Analitis
Prosedur Analitis dapat dilakukan dengan membandingkan data yang
diperoleh dari klien dengan:
1.
Data Industri
2.
Data periode sebelumnya yang serupa
3.
Hasil yang diharapkan yang ditentukan oleh klien
4.
Hasil yang diharapkan yang ditentukan oleh auditor
5.
Hasil yang diharapkan dengan menggunakan data non-keuangan
Prosedur Analitis
yang dilakukan tim audit adalah dengan
membandingkan data yang diperoleh dari klien dengan data periode
sebelumnya yang serupa.
Audit atas ..., Betha Sonia Evlynna, FE UI, 2014
Universitas Indonesia
53
Pengujian ini dilakukan dengan membandingkan saldo akun pada
tahun berjalan dengan tahun sebelumnya. Pengujian ini merupakan salah
satu cara pengujian termudah. Langkah pengujian adalah dengan
mencantumkan nilai dari laporan auditor tahun sebelumnya yang kemudian
dibandingkan dengan saldo neraca tahun berjalan yang diperoleh dari klien.
Dari prosedur analitis dapat dilihat jumlah kenaikan dan penurunan
yang cukup signifikan. Prosedur ini membantu auditor untuk menganalisa
kemungkinan penyebab terjadinya perubahan pada tiap akun perusahaan.
Berikut tersaji tabel yang menggambarkan prosedur analitis yang dilakukan
oleh tim audit:
Sumber: Worksheet beban penyusutan PT SK - telah diolah kembali
Dari tabel prosedur analitis yang dilakukan, dapat ditarik kesimpulan
sebagai berikut:
 Tidak terdapat penambahan aset tetap berupa tanah yang terjadi di
tahun berjalan.
 Penurunan pada bangunan diakibatkan oleh penyusutan tahun
berjalan saja, tidak terdapat pelepasan maupun penambahan aset
tetap berupa bangunan pada tahun berjalan.
 Peningkatan
Instalasi
yang
terjadi
diakibatan
dari
adanya
penambahan pembelian instalasi listrik.
Audit atas ..., Betha Sonia Evlynna, FE UI, 2014
Universitas Indonesia
54
 Peningkatan Mesin dan Peralatan diakibatkan oleh terjadinya
pembelian untuk Peralatan Pabrik seperti tungku drier, trolley cake,
genset, dan mesin pendukung lainnya di pabrik daerah pada tahun
berjalan.
 Peningkatan Kendaraan diakibatkan adanya pembelian atas beberapa
unit loader, forklift, serta truk colt untuk pengangkutan.
 Kenaikan Perkakas dan perabotan pada tahun berjalan disebabkan
karena pembelian sejumlah unit komputer, kamera infrared dan
printer.
 Terdapat peningkatan Construction In Progress yang sangat
signifikan pada tahun berjalan. Penambahan CIP ini terutama terdiri
atas bangunan dan mesin pabrik pada cabang daerah.
 Kenaikan akumulasi penyusutan terjadi karena pengakuan beban
penyusutan aset tetap pada tahun berjalan.
Uji Rincian Saldo
Uji rincian saldo lebih difokuskan pada saldo yang tersaji di akhir
periode berjalan pada buku besar. Pengujian ini merupakan salah satu
pengujian terpenting yang dilakukan tim audit karena sebagian besar bukti
audit yang dikumpulkan auditor berasal dari pihak yang independen.

Verifikasi Penambahan Aset Tetap PT SK pada tahun berjalan
Penambahan aset tetap merupakan suatu pergerakan aset yang
terjadi dalam perusahaan. Penambahan aset tetap biasanya jumlahnya
material
dan
harus
dilakukan
pengujian
yang
tepat
untuk
membuktikan ketepatan nilainya.
Penambahan Aset Tetap PT SK pada tahun berjalan adalah
sebesar 28,45% dibandingkan tahun sebelumya. Untuk memverifikasi
penambahan aset tetap ini, auditor melakukan vouching pada
Audit atas ..., Betha Sonia Evlynna, FE UI, 2014
Universitas Indonesia
55
penambahan aset tahun berjalan. Vouching dilakukan tidak pada
seluruh penambahan aset tetap, melainkan berdasarkan jumlah sampel
yang telah ditentukan sebelumnya.
Balance Related Audit
Objective

Check
Common Test
list
Detail Tie-In
Akuisisi tahun
berjalan dalam jadwal
akuisisi sejalan
 Footing skejul akuisisi.
V
 Trace akuisisi pada buku besar
V
untuk mengecek jumlah dan
dengan data induk,
dan jumlahnya sejalan
deskripsi atas aset tetap.
 Footing
dengan buku besar
(general ledger).
total
keseluruhan
dengan buku besar umum.
V

Existence
 Periksa
Akuisisi tahun
berjalan telah tercatat.
buku
besar
dan
V
cocokan dengan data pada
faktur pemasok, faktur pajak,
dan bukti pendukung lainnya.

Completeness
Akuisisi
yang
telah dicatat.
ada
 Periksa
voucher
transaksi
V
akuisisi aktiva tetap, telusuri
jurnal umum, cocokkan nomor
Audit atas ..., Betha Sonia Evlynna, FE UI, 2014
Universitas Indonesia
56
transaksi serta jumlah tercatat
pada voucher transaksi dengan
yang tercatat di jurnal umum

Accuracy
Akuisisi yang tercatat Periksa total yang tercatat di bukti
pada tahun berjalan pengeluaran
sesuaikan
adalah akurat.
kas
dengan
atau
faktur
V
bank,
dari
pemasok dan yang tercatat pada
buku besar.

Cut-off
Akuisisi
tahun Review transaksi yang terjadi
V
berjalan dicatat pada mendekati tanggal neraca.
periode yang tepat.
Terdapat beberapa dokumen pendukung yang auditor perlukan
untuk verifikasi penambahan aset tetap di PT SK. Dokumen
pendukung yang dibutuhkan antara lain:
1.
Voucher pengeluaran kas/bank
2.
Kwitansi
3.
Faktur pembelian
4.
Bukti pembayaran
5.
Faktur pajak
Selain dokumen pendukung, auditor juga mengecek apakah
terdapat otorisasi atas transaksi penambahan aset tetap yang diajukan.
Otorisasi atas transaksi tersebut dilakukan oleh:
1.
Bagian keuangan
2.
Bagian akuntansi
3.
Bagian pabrik
Audit atas ..., Betha Sonia Evlynna, FE UI, 2014
Universitas Indonesia
57
Selain melakukan vouching, auditor juga melakukan observasi
atas fisik aset tetap PT SK untuk memenuhi tujuan existence.
Observasi dilakukan dengan melihat langsung kondisi aset tetap PT
SK. Auditor kemudian melakukan tanya jawab dengan karyawan
setempat untuk mengetahui penambahan aset tetap apa yang nilainya
dikira cukup besar selama periode berjalan. Penulis tidak mengikuti
kegiatan observasi ini karena kegiatan dilakukan di kantor daerah.
Penulis hanya memperoleh gambaran atas kegiatan yang dilakukan
selama observasi dilakukan.

Verifikasi Pelepasan Aset Tetap PT SK pada tahun berjalan
Pelepasan aset tetap pada PT SK dikarenakan masa manfaat aset
tetap telah habis. Setelah melakukan wawancara dengan manajemen,
diketahui bahwa tidak terdapat pelepasan aset tetap yang diakibatkan
penjualan, baik ke pihak luar maupun internal, sebelum masa
manfaatnya habis.
Pengujian selanjutnya dilakukan auditor dengan mengecek
daftar aset tetap PT SK berbentuk file digital. Dari daftar tersebut,
dapat terlihat jumlah aset tetap yang dimiliki PT SK hingga tahun
berjalan, masa manfaat, serta sisa masa manfaat.

Verifikasi Beban Penyusutan Aset Tetap PT SK pada tahun berjalan
Auditor melakukan verifikasi atas beban penyusutan dengan
melakukan penghitungan ulang atas penyusutan tahun berjalan aset
tetap. Tim audit memperoleh data penyusutan aset tetap perusahaan.
Dari data tersebut, terlihat jumlah aset tetap, pengklasifikasiannya,
tahun perolehan, masa manfaat, serta sisa masa manfaat hingga akhir
tahun berjalan. Dari data diperoleh pula tabel perhitungan klien atas
penyusutan setiap bulannya.
Auditor
kemudian
melakukan
perhitungan
ulang
atas
penyusutan, Langkah pertama yang dilakukan adalah dengan
Audit atas ..., Betha Sonia Evlynna, FE UI, 2014
Universitas Indonesia
58
membagi aset tetap berdasarkan kategorinya ke sheet yang berbeda.
Auditor kemudian melakukan perhitungan atas masa manfaat yang
tersisa.
Setelah itu, dilakukan penghitungan carrying cost aset tetap.
Carrying cost pada periode berjalan diperoleh dengan menjumlahkan
nilai awal, penambahan serta pengurangan yang terjadi pada tahun
tersebut. Nilai yang diperoleh kemudian dikurangi oleh Akumulasi
Aset Tetap per Desember tahun sebelumnya. Hal ini dilakukan untuk
mencari net book value per tahun sebelumnya. Klien mengubah
metode penyusutan dari saldo menurun berganda ke metode garis
lurus. Perubahan ini terjadi pada tahun sebelumnya, sehingga nilai
perhitungan auditor sebagai dasar perhitungan penyusutan di tahun
berjalan harus menggunakan dasar net book value pada tahun
sebelumnya.
Untuk memperoleh nilai penyusutan per bulan yang baru, net
book value pada tahun sebelumnya dibagi dengan sisa masa manfaat
yang telah dihitung oleh auditor. Saldo penyusutan hasil perhitungan
auditor kemudian dibandingkan dengan saldo yang diperoleh dari
klien.
Sumber: Worksheet beban penyusutan PT SK - telah diolah kembali
Sesuai dengan kebijakan PSAK terkait tanah, tanah yang
dimiliki PT SK tidak disusutkan, kecuali terdapat bukti yang
Audit atas ..., Betha Sonia Evlynna, FE UI, 2014
Universitas Indonesia
59
mengindikasikan adanya perpanjangan atau pembaruan hak atas tanah.
Setelah melakukan tanya jawab dengan manajemen perusahaan, pada
periode berjalan tidak ada penambahan atas tanah ataupun pembaruan
hak tanah. Kondisi tanah pun masih layak digunakan PT SK untuk
menjalankan operasi perusahaan.
Penyusutan
bangunan terjadi atas masa manfaat 20 tahun,
Mesin dan peralatan disusutkan antar 8 sampai 10 tahun, begitu pula
dengan kendaraan, yaitu 8 tahun. Informasi ini terangkum dalam data
yang diberikan oleh PT SK. Dasar perhitungan penyusutan telah
sesuai dengan kebijakan akuntansi perusahaan. Tidak terdapat
perbedaan perhitungan antara auditor dengan PT SK sehingga diyakini
penyajian nilai atas penyusutan bangunan telah wajar.
Dari tabel diatas dapat terlihat bahwa tidak ditemukan
perbedaan yang signifikan atas perbandingan hasil perhitungan auditor
dan klien.Terdapat perbedaan perhitungan atas penyusutan instalasi
dan inventaris kantor yang tersaji dengan hasil perhitungan auditor.
Namun perbedaan tersebut tidaklah material sehingga auditor tidak
mengajukan jurnal penyesuaian atas perbedaan perhitungan tersebut.

Verifikasi penambahan Aset dalam Penyelesaian (Construction in
Progress)
Prosedur yang dilakukan tim audit untuk melakukan verifikasi
atas Aset dalam penyelesaian (CIP) adalah dengan meminta rincian
data atas penambahan yang terjadi selama tahun berjalan. Dokumendokumen pendukung atas pembelian penambahan material dites
dengan mengambil sampel.
Pada tahun berjalan ditemukan bahwa terdapat reklasifikasi atas
CIP ke aset tetap, auditor kemudian meminta bukti pendukung berupa
berita acara reklasifikasi. Berita acara tersebut memuat informasi
mengenai aset yang di reklasifikasi, nominal, tanggal reklasifikasi,
Audit atas ..., Betha Sonia Evlynna, FE UI, 2014
Universitas Indonesia
60
serta persetujuan dari pihak-pihak terkait. Dari berita acara tersebut,
auditor melakukan penelusuran ke jurnal klien.

Verifikasi Akumulasi Penyusutan Aset Tetap PT SK pada tahun
berjalan
Verifikasi atas akumulasi penyusutan pada PT SK dilakukan
auditor bersamaan dengan saat verifikasi atas beban penyusutan PT
SK. Perhitungan dilakukan dengan menjumlahkan beban penyusutan
pada tahun berjalan dengan akumulasi penyusutan pada tahun
sebelumnya yang nominalnya telah di tes pada saat awal audit. Hasil
dari rekalkulasi ini menyajikan nilai yang wajar. Saldo akumulasi
penyusutan PT SK telah sesuai dengan yang tersaji pada neraca PT
SK.

Verifikasi Saldo Akhir Akun Aset Tetap
Prosedur ini dilakukan dengan data-data yang diperoleh dari hasil
pengujian yang telah dilakukan sebelumnya. Dari hasil prosedur audit
yang telah dilakukan sebelumnya diperoleh nilai akumulasi penyusutan
tahun berjalan. Nilai Aset Tetap pada tahun berjalan kemudian
dikurangi dengan akumulasi penyusutannya. Dengan demikian, auditor
memperoleh perhitungan saldo akhir pada tahun berjalan. Berikut
rangkuman prosedur yang dilakukan untuk verifikasi saldo akhir aset
tetap:
 Memperoleh informasi kebijakan yang digunakan oleh
perusahaan
 Memperoleh keyakinan atas saldo awal aset tetap
 Menghitung ulang pergerakan aset tetap pada tahun berjalan
 Melakukan penghitungan ulang atas penyusutan pada tahun
berjalan
 Memperoleh nilai akhir akumulasi penyusutan tahun berjalan
Audit atas ..., Betha Sonia Evlynna, FE UI, 2014
Universitas Indonesia
61
4.3.3 Prosedur Audit lainnya
4.3.3.1 Identifikasi Aset Tetap yang Dijaminkan
Auditor melakukan diskusi dengan manajemen perusahaan dan
meminta dokumen yang diperlukan. Dari hasil diskusi tersebut, diketahui
bahwa keseluruhan aset tetap PT SK dijaminkan kepada pihak bank.
Dokumen tersebut antara lain adalah surat perjanjian hukum serta
dokumen pendukung lainnya.
4.3.3.2 Identifikasi Asuransi atas Aset Tetap
Pada tahun berjalan, PT SK telah mengasuransikan aset tetapnya.
Asuransi yang dimiliki PT SK mencakup perlindungan atas aset tetap
yang material dan memiliki risiko kerugian atas kebakaran dan risiko
kerugian lainnya. Manajemen berpendapat bahwa nilai pertanggungan
cukup untuk menutupi kemungkinan kerugian atas risiko tersebut.
Untuk melakukan pengujian atas asuransi yang terjadi, auditor
meminta dokumen pendukung atas asuransi yang diajukan oleh PT SK.
Bukti pendukung yang diperoleh oleh auditor yaitu berupa dokumen polis
asuransi yang merincikan informasi nama pemilik polis, tipe asuransi,
periode asuransi, lokasi risiko terjadi, serta jenis aset yang diasuransikan.
4.3.4 Melengkapi Proses Audit dan Menerbitkan Laporan Audit
Tahap ini merupakan tahap dimana auditor mengumpulkan bukti
tambahan mengenai temuan selama proses audit berlangsung. Bukti-bukti
ini kemudian diakumulasikan dan menjadi bahan pertimbangan auditor
dalam pengambilan keputusan mengenai kewajaran penyajian laporan
keuangan PT SK.
Penulis tidak mengikuti tahap ini secara keseluruhan dikarenakan
penulis telah menyelesaikan periode magang sebelum proses audit selesai
dan laporan audit diterbitkan.
Audit atas ..., Betha Sonia Evlynna, FE UI, 2014
Universitas Indonesia
62
4.4 Analisis Audit Aset Tetap PT SK
4.4.1 Analisis Kebijakan Aset Tetap PT SK
Kebijakan Aset Tetap PT SK telah mengikuti peraturan berdasarkan
PSAK No. 16 Revisi 2011. Aset Tetap PT SK dinyatakan sebesar biaya
perolehannya yang dikurangi oleh akumulasi penyusutannya. Penambahan
aset tetap yang terjadi selama periode berjalan dikategorikan ke dalam biaya
setelah perolehan awal.
Penyusutan yang digunakan selama periode berjalan telah dilakukan
sesuai dengan metode penyusutan yang tersaji dalam kebijakan perusahaan.
Aset tetap setiap tahunnya direview oleh pihak manajemen untuk melihat
masa manfaat, metode penyusutan yang digunakan, nilai residu, serta
kemungkinan adanya penurunan nilai atas aset tetap.
Mengenai pengakuan penyusutan, manajemen perusahaan telah
menjalankan sesuai dengan kebijakan, yaitu jika aset tetap diakuisisi
sebelum tanggal 15 pada suatu bulan, maka pengakuan penyusutan diakui
pada bulan tersebut. Namun bila pengakuisisian terjadi setelah tanggal 15,
maka penyusutan akan diakui pada bulan berikutnya. Penjalanan kebijakan
penyusutan aset tetap perusahaan secara keseluruhan telah diterapkan secara
wajar.
Aset tetap yang dihentikan pengakuannyadiakibatkan tidak ada lagi
manfaat ekonomi di masa depan. Tidak terdapat laba atau rugi yang timbul
dari pelepasan aset tetap, karena aset tetap yang dilepaskan hanya
diakibatkan masa manfaat aset tetap tersebut telah habis.
Mengenai Pengungkapan atas Aset Tetap PT SK, pada laporan
keuangan tahun berjalan tidak dapat penulis analisis karena penulis telah
selesai menjalankan periode magang sebelum laporan auditor diterbitkan.
Jika merujuk pada PSAK No 16 Revisi 2011, hal yang harus diungkapkan
dalam laporan keuangan terkait aset tetap yaitu:
Audit atas ..., Betha Sonia Evlynna, FE UI, 2014
Universitas Indonesia
63

dasar pengukuran yang digunakan

metode penyusutan yang digunakan

umur, manfaat, serta tarif penyusutan yang digunakan

jumlah tercatat bruto dan akumulasi penyusutan

rekonsiliasi jumlah tercatat di awal dan akhir periode, yang
menyajikan informasi penambahan, klasifikasi aset, akuisisi
melalui kombinasi bisnis, peningkatan atau penurunan akibat
revaluasi, serta rugi penurunan nilai.
Selain itu, dalam laporan keuangan juga harus diungkapkan informasi
mengenai:

keberadaan dan restriksi atas hak milik, dan aset tetap yang
dijaminkan

jumlah pengeluaran yang diakui dalam jumlah tercatat aset tetap
dalam pembangunan

jumlah komitmen kontraktual dalam perolehan aset tetap

jumlah kompensasi dari pihak ketiga untuk aset tetap yang
mengalami impairment, hilang atau dihentikan bila dimasukkan
dalam laporan laba rugi, jika tidak diungkapkan secara terpisah
pada pendapatan komprehesif lain
Penulis tidak dapat pula menganalisis laporan keuangan pada tahun
sebelumnya berdasarkan PSAK No 16 Revisi 2011 karena pada tahun
sebelumnya PT SK masih menerapkan PSAK No 16 Revisi 2007.
4.4.2 Analisis Prosedur Audit Aset Tetap
Secara keseluruhan, prosedur audit yang dilaksanakan telah mencakup
semua prosedur audit secara teoritis. Namun ada beberapa hal yang penulis
temukan selama proses audit, yang lebih mudah dipahami saat penulis
Audit atas ..., Betha Sonia Evlynna, FE UI, 2014
Universitas Indonesia
64
mengerjakan sendiri prosedur audit aset tetap. Berikut tersaji analisis
penulis atas tiap prosedur yang penulis jalani:
4.4.2.1 Analisis secara umum
Dari keempat fase yang digambarkan Arens et al (2009) dan
prosedur audit yang telah penulis alami, terdapat beberapa persamaan dan
perbedaan. Pada fase pertama, baik teori yang digambarkan Arens et al
(2009) maupun dalam prosedur yang penulis jalani, sama-sama
menekankan untuk benar-benar memahami terlebih dahulu siklus bisnis
dan indsutri dari klien. Pemahaman awal sebelum terjun melakukan
prosedur audit sangat diperlukan untuk mempermudah tim audit
melaksanakan seluruh prosedur audit pada tahap-tahap selanjutnya.
Namun terdapat perbedaan dalam proses audit fase satu ini. Tim
audit tidak menjalankan prosedur analitis awal atas PT SK. Menurut
penulis, prosedur lebih dititik beratkan pada fase ketiga, yakni pengujian
atas rincian saldo.
Prosedur analitis dalam tahap perencanaan merupakan prosedur
yang cukup penting, karena dari hasil analisa yang tergambarkan dapat
membantu tim auditor dalam menentukan prosedur yang perlu dilakukan
pada tahap selanjutnya. Hal ini mungkin dikarenakan Aset Tetap PT SK
memiliki jumlah yang sangat signifikan, dan diperlukan tingkat kepastian
yang tinggi akan saldo yang tersaji pada laporan keuangan sehingga
prosedur audit lebih diberatkan pada fase tersebut.
Mengenai pembuatan lead schedule dalam proses audit aset tetap,
penulis tidak terlalu memahami secara jelas bila melihat pada teori yang
digambarkan oleh Arens, lead schedule ternyata sangat membantu penulis
untuk mengetahui secara cepat mengenai klasifikasi aset tetap apa saja
yang dimiliki oleh PT SK. Lead schedule merupakan langkah awal
auditor untuk melakukan prosedur audit. Informasi mengenai lead
Audit atas ..., Betha Sonia Evlynna, FE UI, 2014
Universitas Indonesia
65
schedule ini tidak terlalu penulis pahami bila hanya merujuk pada teori
Arens et al (2009) saja.
Untuk fase selanjutkan akan dibahas lebih dalam pada sub-bab
selanjutnya.
4.4.2.2 Analisis atas Prosedur Analitis dan Uji Rincian Saldo
Analisis atas Prosedur Analitis
Dari prosedur audit yang digambarkan Arens et al (2009), terdapat
tiga prosedur analitis yang biasanya dilakukan oleh auditor. Prosedur
analitis yang dilakukan dalam praktek yang dilakukan penulis adalah
prosedur analitis dalam tahap pengujian.
Pada fase ini prosedur yang dilakukan auditor adalah dengan
membandingkan saldo aset tetap pada tahun berjalan dengan tahun
sebelumnya. Hasil dari perbandingan ini dapat membantu auditor untuk
melihat kenaikan dan penurunan yang terjadi dengan nilai yang cukup
signifikan. Dari hasil perbandingkan, auditor juga dapat menganalisis
penyebab terjadinya pergerakan atas aset tetap dan menilai apakah
kenaikan dan penurunan yang terjadi adalah wajar.
Analisis atas Uji Rincian Saldo
Pengujian yang dilakukan dalam prosedur ini adalah prosedur yang
utama. Hal ini dikarenakan, bukti-bukti pendukung atas transaksi yang
terjadi selama periode berjalan, baik penambahan maupun pelepasan
diperoleh dari prosedur ini. Berikut analisis terkait prosedur yang penulis
lakukan:
 Analisis atas Verifikasi Penambahan Aset Tetap PT SK pada tahun
berjalan
Prosedur utama dalam tahap ini adalah melakukan vouching atas
penambahan aset tetap tahun berjalan. Dalam tahap ini, penulis
Audit atas ..., Betha Sonia Evlynna, FE UI, 2014
Universitas Indonesia
66
memiliki kesulitan dalam memperoleh bukti-bukti pendukung terkait
prosedur audit yang dilakukan atas penambahan dan pelepasan aset
tetap yang terjadi selama periode berjalan. Kesulitan ini diakibatkan
minimnya data yang tersedia pada kantor pusat.
Data seperti voucher pembelian, voucher pengeluaran kas/bank,
kwitansi, faktur pajak, dan dokumen lainnya tersimpan di kantor
cabang sehingga untuk melakukan vouching atas penambahan dan
pengurangan aset tetap membutuhkan waktu yang lebih lama dari
pada biasanya. Dokumen tersebut terlalu lambat dikirim ke kantor
pusat dan juga tidak tersusun rapi. Hal ini menyebabkan auditor
kesulitan untuk menemukan dokumen-dokumen yang dibutuhkan.
Namun, pada akhir prosedur audit seluruh dokumen pendukung telah
tersedia dan tidak terdapat transaksi penambahan yang tidak tercatat.
Tidak ditemukan pula transaksi yang terjadi tanpa otorisasi dari pihak
yang terkait. Seluruh transaksi penambahan aset tetap telah sesuai
dengan tujuan audit terkait saldo dan telah tercatat sesuai dengan
yang tersaji pada data aset tetap PT SK.

Analisis atas Verifikasi Pelepasan Aset Tetap PT SK pada tahun
berjalan
Prosedur audit yang diterapkan tim auditor hanya sebatas mengetahui
bahwa aset tersebut telah habis masa manfaatnya. Tidak dilakukan
prosedur
selanjutnya
untuk
mengetahui
apa
yang
dilakukan
perusahaan terhadap aset tetap tersebut.
Seperti yang tercantum dalam Landasan teori pada bab 2, perusahaan
dapat saja menjual aset tetap tersebut, ditukarkan, atau disewakan.
Namun tim auditor telah memperoleh keyakinan bahwa tidak ada aset
tetap yang disewakan melalui financial lease.
Audit atas ..., Betha Sonia Evlynna, FE UI, 2014
Universitas Indonesia
67

Analisis atas Verifikasi Beban Penyusutan dan Akumulasi Penyusutan
Aset Tetap PT SK pada tahun berjalan
Hasil prosedur audit yang dilaksanakan pada tahap ini menyajikan
nilai yang wajar. Walau terdapat perbedaan pernyataan antara nilai
yang tersaji oleh klien dengan hasil perhitungan auditor, hal ini tidak
melewati batas materialitas yang telah ditetapkan. Pengujian
penyusutan dilakukan bersamaan dengan akumulasi penyusutan aset
tetap. Penetapan waktu penyusutan yang dinyatakan dalam kertas
kerja perhitungan klien telah dites dan tidak terdapat salah saji dalam
perhitungannya.

Analisis atas Verifikasi penambahan Aset dalam Penyelesaian
(Construction in Progress)
Terdapat kenaikan jumlah Aset dalam Penyelesaian yang cukup besar.
Dari hasil verifikasi yang dilakukan tim audit disimpulkan bahwa
kenaikan yang cukup signifikan ini dikarenakan PT SK sedang
mengembangkan aktivitas operasi di daerah sehingga dilakukan
pembangunan atas kantor, pabrik, dan gudang. Bukti pendukung atas
informasi ini telah diperoleh dan telah menunjukkan informasi yang
sesuai dengan pernyataan dari klien.

Analisis atas Verifikasi Saldo Akhir Akun Aset Tetap
Berdasarkan seluruh prosedur audit yang telah dilaksanakan auditor,
saldo akhir aset tetap yang disajikan klien tidak memiliki temuan yang
mengindikasikan adanya kesalahan penyajian. Perbedaan perhitungan
nilai yang tersaji secara keseluruhan dianggap tidak material. Secara
keseluruhan, nilai saldo akhir aset tetap PT SK menurut auditor telah
disajikan sesuai dengan standar yang berlaku umum, yaitu SAK.
Audit atas ..., Betha Sonia Evlynna, FE UI, 2014
Universitas Indonesia
BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1
Kesimpulan
PT SK merupakan perusahaan yang bergerak dibidang produksi
Bahan Olah Karet (BOKar). PT SK merupakan perusahaan dalam tahap
berkembang. Berdasarkan teori atas aset tetap, audit, dan pelaksanaan audit
yang penulis alami pada PT SK, penulis dapat mengambil beberapa
kesimpulan yang dituangkan sebagai berikut:

Prosedur audit yang dilaksanakan tim pada PT SK secara umum telah
sesuai dengan prosedur audit berdasarkan teori audit yang ada. Prosedur
audit pun dilaksanakan mengikuti audit program yang telah dirancang.

Kebijakan akuntansi yang dijalankan PT SK telah diterapkan sesuai
dengan standar akuntansi yang berlaku. Metode perhitungan penyusutan
yang dilakukan PT SK mengalami perubahan pada tahun sebelumnya
dari double-declining method ke straight line method. Pada tahun
berjalan PT SK telah mengikuti perubahan metode sesuai dengan yang
diungkapkan. Perubahan ini mengakibatkan dasar perhitungan atas
penyusutan pada tahun berjalan berubah.

Selama menjalani prosedur audit atas aset tetap, tidak terdapat temuantemuan yang sifatnya signifikan. Nilai aset tetap telah tersaji dengan
wajar untuk hal-hal yang sifatnya material.

PT SK merupakan perusahaan yang masih dalam tahap berkembang
sehingga masih memiliki kekurangan terutama dalam hal proses
penelusuran data fisik. Sehingga pada tahap pengujian sampel aset
tetap, tim audit agak kesusahan untuk memperoleh data-data terkait aset
tetap yang merupakan unsur dari pengumpulan bukti audit oleh tim
auditor. Namun hal ini dikarenakan ketidakrapian dan kurang pelatihan
68
Audit atas ..., Betha Sonia Evlynna, FE UI, 2014
Universitas Indonesia
69
atas staf PT SK. Pada akhir periode audit, seluruh data yang dibutuhkan
telah terkumpul lengkap.
5.2
5.2.1
Saran
Saran kepada PT KS
Saran yang penulis dapat berikan ditinjau dari prosedur audit yang penulis
alami, yaitu:

Pengecekan fisik atas aset tetap PT KS dilaksanakan bersamaan
dengan stock opname yang dilakukan auditor dan dilakukan tidak
secara menyeluruh karena keterbatasan waktu. Menurut penulis,
pengecekan fisik aset tetaplah merupakan suatu prosedur yang
penting, oleh karena itu sebaiknya dilakukan secara berkala.

Terkait pengumpulan data fisik, sebaiknya PT SK memberikan
pelatihan kepada staf di kantor daerah. Hal ini dikarenakan
keterlambatan dalam pengiriman data fisik disebabkan kelalaian
staf daerah.
5.2.2
Saran kepada KAP Tanubrata
Saran yang penulis terhadap KAP Tanubrata selaku tempat magang
penulis, yaitu:

Auditor sebaiknya melaksanakan pengujian atas asuransi aset tetap
pada PT SK secara lebih terperinci. Sebaiknya dilakukan
perhitungan atas asuransi tersebut untuk dapat melihat apakah
asuransi tersebut telah mampu untuk meng-cover nilai aset tetap
perusahaan.

Sebelum melakukan audit lapangan (fieldwork), ada baiknya
dilakukan pelatihan (training) kepada para staf magang sehingga
pada saat mahasiswa mulai melakukan prosedur audit, tidak
merasa kaget akan lingkungan kerja dan dapat beradaptasi dengan
baik.
Audit atas ..., Betha Sonia Evlynna, FE UI, 2014
Universitas Indonesia
70

Kerjasama tim yang penulis peroleh selama melakukan kegiatan
magang sangatlah memompa semangat penulis dalam bekerja.
Suasana kekeluargaan yang penulis rasakan menimbulkan timbalbalik yang positif antara kedua pihak, karyawan dengan peserta
magang.
Penulis
mengharapkan
agar
suasana
ini
tetap
dipertahankan.
5.2.3 Saran kepada Program Ekstensi Fakultas Ekonomi Universitas
Indonesia
Pihak Universitas sebaiknya menjalin hubungan kerjasama dengan
perusahaan untuk pelaksanaan program magang ini. Program magang
merupakan salah satu alternatif yang ditawarkan kepada mahasiswa untuk
memperoleh gelar Sarjana. Dengan terjalinnya hubungan kerjasama antara
Universitas dengan Perusahaan akan mempermudah ketiga pihak; yakni
Universitas, Mahasiswa, dan Perusahaan, untuk memenuhi kebutuhan
masing-masing.
Audit atas ..., Betha Sonia Evlynna, FE UI, 2014
Universitas Indonesia
DAFTAR REFERENSI
Arens Alvin A., Mark S. Beasley, Randal J. Elder, dan Amir Abadi Jusuf. (2011).
Auditing and Assurance Services an Integrated Approach – an Indonesian
Adaptation
Dunia, Firdaus A. (2010). Pengantar Akuntansi Edisi 3. Aset Tetap dan Aset
Tidak Berwujud.
Ikatan Akuntan Indoensia. (2011). Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan
No 16 Revisi 2011: Aset Tetap. Jakarta: IAI
Ikatan Akuntan Indonesia (2011). Interpretasi Standar Akuntansi
No 25: Hak atas Tanah. Jakarta: IAI
Keuangan
Institut Akuntan Publik Indonesia (2011) Standar Profesional Akuntan Publik
(SPAP) SA Seksi 326: Bukti Audit. Jakarta: IAPI
Kieso, Donald E., Jerry J. Weygandt, dan Terry D. Warfield (2011). Intermediate
Accounting volume 1 IFRS edition. New Jersey: John Wiley & Sons, Inc.
https://www.kmngroup.com/ptsk/information (website resmi PT SK, diakses pada
tanggal 6 Mei 2013 pukul 14.00 WIB)
http://www.antakowisena.com/artikel/pengolahan-bahan-olahan-karet-rakyatbokar.html (diakses pada tanggal 5 Juni 2013 pukul 16.30 WIB)
Wawancara personal dengan Natalia Dewi (2013, Mei).
71
Audit atas ..., Betha Sonia Evlynna, FE UI, 2014
Universitas Indonesia
Lampiran 1: Lead Schedule Aset Tetap PT SK
PT SK
LEAD SCHEDULE - FIXED ASSETS
31/12/2XX2
DESCRIPTION
Reff
Balance
Per Book
31-Dec-x2
PAJE/PRJE/CAJE/CRJE
Reff
Dr
Reff
Cr
Balance
Per Audited
31-Dec-x2
Balance
Per Audited
31-Dec-x1
Increase
(Decrease)
Amount
%
FIXED ASSETS
ACQUSITION COST
Tanah
Bangunan dan Rumah
Instalasi
Mesin dan Peralatan Produksi
Kendaraan dan Alat Angkut
Inventaris Kantor dan Mess
Aktiva dalam penyelesaian
BANGUNAN DALAM PELAKSANAAN
TOTAL ACQUISITION COST
300.000.000
13.200.000.000
3.200.000.000
18.000.000.000
5.000.000.000
550.000.000
300.000.000
13.200.000.000
3.200.000.000
18.000.000.000
5.000.000.000
550.000.000
300.000.000
13.000.000.000
2.000.000.000
11.000.000.000
3.000.000.000
400.000.000
200.000.000
1.200.000.000
7.000.000.000
2.000.000.000
150.000.000
0%
2%
60%
64%
67%
38%
14.500.000.000
14.500.000.000
6.000.000.000
8.500.000.000
142%
54.750.000.000
35.700.000.000
19.050.000.000
53%
4.500.000.000
2.000.000.000
7.600.000.000
2.700.000.000
350.000.000
3.800.000.000
1.800.000.000
6.600.000.000
2.300.000.000
300.000.000
700.000.000
200.000.000
1.000.000.000
400.000.000
50.000.000
#DIV/0!
18%
11%
15%
17%
17%
54.750.000.000
-
-
ACCUMULATED DEPRECIATION
Tanah
Bangunan dan Rumah
Instalasi
Mesin dan Peralatan Produksi
Kendaraan dan Alat Angkut
Inventaris Kantor dan Mess
TOTAL ACCUMULATED DEPRECIATION
4.500.000.000
2.000.000.000
7.600.000.000
2.700.000.000
350.000.000
17.150.000.000
-
-
17.150.000.000
14.800.000.000
2.350.000.000
16%
300.000.000
8.700.000.000
1.200.000.000
10.400.000.000
2.300.000.000
200.000.000
-
-
300.000.000
8.700.000.000
1.200.000.000
10.400.000.000
2.300.000.000
200.000.000
300.000.000
9.200.000.000
200.000.000
4.400.000.000
700.000.000
100.000.000
(500.000.000)
1.000.000.000
6.000.000.000
1.600.000.000
100.000.000
0%
-5%
500%
136%
229%
100%
37.600.000.000
-
-
37.600.000.000
20.900.000.000
16.700.000.000
80%
NET BOOK VALUE
Tanah
Bangunan dan Rumah
Instalasi
Mesin dan Peralatan Produksi
Kendaraan dan Alat Angkut
Inventaris Kantor dan Mess
FIXED ASSETS
72
Audit atas ..., Betha Sonia Evlynna, FE UI, 2014
Universitas Indonesia
Lampiran 2: Mutasi Aset Tetap PT SK
PT SK
FIXED ASSETS MUTATION
31/12/20X2
Descriptions
Balance Per Audit
31-Dec-x1
Mutation
Addition
Balance Per Audit
31-Dec-x2
Disposal
Acquisition Cost
Tanah
Bangunan dan Rumah
Instalasi
Mesin dan Peralatan Produksi
Kendaraan dan Alat Angkut
Inventaris Kantor dan Mess
TOTAL ACQUISITION COST
300.000.000
13.000.000.000
2.000.000.000
11.000.000.000
3.000.000.000
400.000.000
200.000.000
1.200.000.000
7.000.000.000
2.000.000.000
150.000.000
300.000.000
13.200.000.000
3.200.000.000
18.000.000.000
5.000.000.000
550.000.000
29.700.000.000
10.550.000.000
3.800.000.000
1.800.000.000
6.600.000.000
2.300.000.000
300.000.000
700.000.000
200.000.000
1.000.000.000
400.000.000
50.000.000
14.800.000.000
2.350.000.000
-
17.150.000.000
300.000.000
9.200.000.000
200.000.000
4.400.000.000
700.000.000
100.000.000
(500.000.000)
1.000.000.000
6.000.000.000
1.600.000.000
100.000.000
-
300.000.000
8.700.000.000
1.200.000.000
10.400.000.000
2.300.000.000
200.000.000
14.900.000.000
8.200.000.000
-
23.100.000.000
-
40.250.000.000
Accumulated Depreciation
Akum - Bangunan dan Rumah
Akum - Instalasi
Akum - Mesin dan Peralatan Produksi
Akum - Kendaraan
Akum - Inventaris Kantor dan Mess
TOTAL ACCUMULATED DEPRECIATION
4.500.000.000
2.000.000.000
7.600.000.000
2.700.000.000
350.000.000
Net Book Value
Tanah
Bangunan dan Rumah
Instalasi
Mesin dan Peralatan Produksi
Kendaraan dan Alat Angkut
Inventaris Kantor dan Mess
TOTAL NET BOOK VALUE
73
Audit atas ..., Betha Sonia Evlynna, FE UI, 2014
Universitas Indonesia
Lampiran 3: Pengujian Penyusutan Aset Tetap PT SK
Client : PT SK
Period : 31-Dec-x2
Matter
No
:
Vehicles
Description
- 1 unit Mobil Panther Pick Up
- 1 unit Mobil Panther
- 1unit Bobcat Skid SteerLoader
- 1 unit Bobcat Forklift
- 1 unit Bobcat SSL
- 1 unit Bus Mitsubishi
- Part Bobcat Forklift
- 1 unit Mobil Panther
- 1 unit mobil Isuzu
- JBC Backhoe Loader
- 1 unit colt Diesel / DUMC
- 1 unit Toyota Camri NON OP)
- 1 unit Komatsu Forklift
Panther
Loader
- 1 unit Colt Diesel
- Perbaikan forklif&Bobcat
- Shaft Assy&Switch u/ Loader
- Perbaikan Forklif FD 30
- Perbaikan Forklif 2
- 1 unit Forklif Diesel
- Bobcat
- 1 unit Forklif
TOTAL
Perolehan
XXX6
XXX6
XXX6
XXX6
XXX7
XXX7
XXX7
XXX4
XXX5
XXX5
XXX5
XXX5
XXX6
XXX7
XXX7
XXX1
XXX1
XXX1
XXX1
XXX1
XXX1
XXX1
XXX1
Useful Life
(Month)
Useful Life
(Month)
Useful Life
Remaining
(Month)
96
96
96
96
96
96
96
96
96
96
96
96
96
96
96
96
96
96
96
96
96
96
96
96
96
96
96
96
96
96
92
84
82
81
77
63
60
57
12
7
7
7
6
4
2
1
0
0
0
0
0
0
0
4
12
14
15
19
33
36
39
84
89
89
89
90
92
94
95
Carrying Cost
Beginning
Addition Deduction
Ending
31.800.000
66.566.500
51.546.000
42.294.000
57.505.000
176.600.000
16.193.357
150.300.000
154.800.000
613.410.000
183.500.000
384.000.000
159.700.500
173.000.000
39.419.500
367.150.000
93.179.300
21.200.000
72.986.500
14.050.000
301.316.448
284.270.000
290.031.000
-
-
31.800.000
66.566.500
51.546.000
42.294.000
57.505.000
176.600.000
16.193.357
150.300.000
154.800.000
613.410.000
183.500.000
384.000.000
159.700.500
173.000.000
39.419.500
367.150.000
93.179.300
21.200.000
72.986.500
14.050.000
301.316.448
284.270.000
290.031.000
-
3.744.818.105
-
-
3.744.818.105
74
NBV as of
December
20x1
5.572.952
13.775.537
62.051.776
19.655.914
50.033.014
34.739.538
41.053.711
10.332.673
321.256.250
86.384.976
19.654.167
67.664.568
13.171.875
288.761.596
278.347.708
287.009.844
Depreciation
per month
Depreciation
Accumulated
Depreciation
Accumulated
at this year
Depreciation as of Book Value as of
at this year
Depreciation (Last
this year
(amount) - per
December 31 (This
(month)
year)
book
year)
1.393.238
1.147.961
4.432.270
1.310.394
2.633.317
1.052.713
1.140.381
264.940
3.824.479
970.618
220.833
760.276
146.354
3.138.713
2.961.146
3.021.156
28.418.790
Audit atas ..., Betha Sonia Evlynna, FE UI, 2014
1
1
1
1
1
1
1
4
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
Depreciation
expense per Audit
Diff
5.572.952
13.775.537
53.187.236
15.724.732
31.599.798
12.632.559
13.684.570
3.179.284
45.893.750
11.647.413
2.650.000
9.123.313
1.756.250
37.664.556
35.533.750
36.253.875
31.800.000
66.566.500
51.546.000
42.294.000
57.505.000
176.600.000
16.193.357
144.727.048
141.024.463
551.358.224
163.844.086
333.966.986
124.960.962
131.946.289
29.086.827
45.893.750
6.794.324
1.545.833
5.321.932
878.125
12.554.852
5.922.292
3.021.156
31.800.000
66.566.500
51.546.000
42.294.000
57.505.000
176.600.000
16.193.357
150.300.000
154.800.000
604.545.461
179.568.817
365.566.784
137.593.521
145.630.859
32.266.111
91.787.500
18.441.736
4.195.833
14.445.245
2.634.375
50.219.408
41.456.042
39.275.031
8.864.539
3.931.183
18.433.216
22.106.979
27.369.141
7.153.389
275.362.500
74.737.564
17.004.167
58.541.255
11.415.625
251.097.040
242.813.958
250.755.969
5.572.952
13.775.537
53.187.236
15.724.732
31.599.798
12.632.559
13.684.570
3.179.284
45.893.750
11.647.413
2.650.000
9.123.313
1.756.250
37.664.556
35.533.750
36.253.875
-
329.879.575
2.145.352.006
2.475.231.581
1.269.586.525
329.879.575
-
Universitas Indonesia
Lampiran 4: Tes Penambahan Aset Tetap PT SK
PT SK
TEST OF TRANSACTION FOR ADDITIONAL OF FIXED ASSETS
31-Dec-x2
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
Description
No. Asset
No. Voucher
Genset
Tungku Drier
Loader
Flender Gear Box
Komponen Mesin Pabrik
Flender Siemens Gear Motor
Bobcat
Mits Colt L300M
mesin grooving c/w panel
1 power pack hyd press
1 hydrolic pencabut troley
Genset Cummins
Loader
Bongkar Tiang & Penarikan Kabel
1 air scrubber
1 mesin gerinda
Kabel Skun & Kabel NYY
mesin slicer c/w motor dan gear motor
mesin slicer c/w motor dan gear motor
1 u belt conveyor batu bara
Penggalian Penampungan Lumpur Limbah
Electromotor
Penambahan tungku drier
Tungku Drier
Troley Cake
Troley Cake
Troley Cake
Troley Cake
Troley Cake
Troley Cake
Date
Amount
Feb 2012
Jan 2012
Jan 2012
Juni 2012
Jan 2012
Apr 2012
1-Apr-12
1-Aug-12
Des 2012
Des 2012
Des 2012
Jan 2012
Mar 2012
Mar 2012
Des 2012
Des 2012
Feb 2012
Des 2012
Des 2012
Des 2012
1-Apr-12
Jan 2012
Jan 2012
Mar 2012
Des 2012
Des 2012
Des 2012
Des 2012
Des 2012
Des 2012
1.700.000.000
1.000.000.000
700.000.000
600.000.000
450.000.000
300.000.000
300.000.000
20.000.000
150.000.000
150.000.000
90.000.000
90.000.000
80.000.000
75.000.000
70.000.000
70.000.000
68.000.000
65.000.000
65.000.000
55.000.000
50.000.000
45.000.000
45.000.000
40.000.000
35.000.000
35.000.000
35.000.000
35.000.000
35.000.000
35.000.000
1
Supporting Documents
2 3 4 5 6
Approval
a b c
6.488.000.000
SUPPORTING DOCUMENTS
1. Voucher Pengeluaran Kas/Bank
2. Kwitansi
3. Faktur Pembelian
4. Bukti pembayaran
5. Faktur pajak
6. Others
APPROVAL
Disetujui oleh:
a. Finance Head
Finance Kasir
b. Accounting Head
Accounting Posting
c. Diajukan & Diterima Oleh
75
Audit atas ..., Betha Sonia Evlynna, FE UI, 2014
Universitas Indonesia
Lampiran 5: Tes Penambahan Aset dalam Penyelesaian PT SK
Client
Period
: PT SK
: 31-Dec-x2
Matter
:
Additional Construction in Progress
Audited Balance per December 31, 2011 :
Debit
Credit
Mutasi :
04-Jan-12
10-Jan-12
12-Jan-12
30-Jan-12
31-Jan-12
13-Feb-12
23-Feb-12
27-Feb-12
29-Feb-12
05-Mar-12
20-Mar-12
21-Mar-12
29-Mar-12
04-Apr-12
18-Apr-12
02-May-12
31-May-12
15-Jun-12
30-Jun-12
03-Jul-12
18-Jul-12
30-Jul-12
31-Jul-12
07-Aug-12
16-Aug-12
18-Sep-12
28-Sep-12
17-Oct-12
29-Oct-12
30-Oct-12
31-Oct-12
12-Nov-12
20-Nov-12
01-Dec-12
24-Dec-12
Beginning
6.000.000.000
PEMB BAHAN BANGUNAN KGB
PEMB. SEMEN U/ BANGUNAN GBJ
BY.SERVICE SAP ALL IN ONE IMPLEMENTATION
PEMB.PAKU & PLAT U/BANGUNAN KGB BARU
BANGUNAN DALAM PELAKSANAAN
PEMB. KABEL NYY,KABEL TIE DLL U/ GBJ BAR
PEMB.BAHAN MATERIAL U/BANGUNAN GBJ BARU
PEMB.KAYU DAMAR LAUT U/KGB BARU
PEMB.SEMEN U/BANGUNAN GBJ
PEMB.BAHAN MATERIAL U/GBJ BARU
PEMB.KAYU DAMAR LAUT U/BANGUNAN KGB BARU
PEMB.SEMEN U/BANGUNAN GBJ BARU
PEMB.BOLA LAMPU,FITTING,KAP HIJAU U/GBJ
PEMB.SEMEN U/BANGUNAN GBJ BARU
PEMB.KAYU DAMAR LAUT U/BANGUNAN KGB
PEMB.SEMEN U/BANGUNAN GBJJ BARU
PEMB.BESI SIKU,BESI CNP,PLAT U/GBJ BARU
PEMB.KAYU DAMAR LAUT U/KGB BARU
PEMB.PAKU,PAPAN RESPLANG,PLAT STRIP
PEMB.SEMEN U/GBJ BARU
PEMB.PANEL LISTRIK
PEMB.BESI SIKU,PLAT,BESI UNP,DLL U/GBJ B
BANGUNAN DALAM PELAKSANAAN
PEMB.KAYU DAMAR LAUT U/KGB BARU
PEMB.KAYU BROTI U/KGB
PEMB.KABEL NYY U/MILLING BARU
PEMB.BATU GERINDA U/PROYEK MILLING
PEMB.ATAP SENG,ATAP FIBER ,DLL U/GBJ BAR
PEMB.CEETYP SHOCKET
PEMB.PASIR & KERIKIL U/COR JALAN DEPAN G
PEMB.BAK FIBER,KIEM KABEL U/ MILLING
BANGUNAN DALAM PELAKSANAAN
BANGUNAN DALAM PELAKSANAAN
PEMB.SEMEN U/BANGUNAN GBJ BARU
BANGUNAN DALAM PELAKSANAAN
300.000.000
25.000.000
40.000.000
5.000.000
17.700.000
50.000.000
47.100.000
20.000.000
70.000.000
4.000.000
17.700.000
5.500.000
230.000.000
200.000.000
15.000.000
75.000.000
192.800.000
25.000.000
40.000.000
100.000.000
35.000.000
1.300.000.000
20.000.000
140.300.000
450.000.000
5.000.000
1.500.000.000
500.000.000
50.000.000
65.000.000
1.174.900.000
1.200.000.000
120.000.000
500.000.000
40.000.000
-
8.540.000.000
40.000.000
Balance Audit per 31 Dec 20X2
Balance Book per 31 Dec 20X2
Diff
%Diff
76
14.500.000.000
14.500.000.000
0,00%
Audit atas ..., Betha Sonia Evlynna, FE UI, 2014
Universitas Indonesia
Download