UNIVERSITAS INDONESIA AUDIT ATAS ASET TETAP PT SK LAPORAN MAGANG Betha Sonia Evlynna 1106135325 FAKULTAS EKONOMI PROGRAM STUDI EKSTENSI AKUNTANSI DEPOK JULI 2013 Audit atas ..., Betha Sonia Evlynna, FE UI, 2014 UNIVERSITAS INDONESIA AUDIT ATAS ASET TETAP PT SK LAPORAN MAGANG Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Betha Sonia Evlynna 1106135325 FAKULTAS EKONOMI PROGRAM STUDI EKSTENSI AKUNTANSI DEPOK JULI 2013 Audit atas ..., Betha Sonia Evlynna, FE UI, 2014 Audit atas ..., Betha Sonia Evlynna, FE UI, 2014 Audit atas ..., Betha Sonia Evlynna, FE UI, 2014 KATA PENGANTAR Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT karena atas rahmat dan izin-Nya, penulis dapat menyelesaikan laporan magang yang berjudul “AUDIT ATAS ASET TETAP PT SK”. Penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang mendukung dan selalu menyemangati penulis untuk dapat menyelesaikan laporan magang penulis: 1. Allah SWT, atas segala hal yang terjadi pada penulis baik sedih dan terutama senang. Penulis selalu panjatkan puji syukur ke hadirat-Nya, atas keberadaan-Nya, teguran-Nya, berkah-Nya, penulis pada akhirnya dapat menyelesaikan laporan ini. 2. Keluarga penulis yang selalu memberikan semangat dan motivasi untuk menyelesaikan studi penulis. 3. Seluruh Keluarga besar penulis yang selalu memotivasi penulis dengan terus bertanya “kapan lulus?”, Om, Tante, saudara dan keponakankeponakan, terima kasih banyak. 4. Bapak Firdaus Achmad Dunia S.E., dosen pembimbing yang telah bersedia membimbing penulis dalam pengarahan dan penyusunan laporan magang penulis. Terima kasih dan mohon maaf mengganggu bapak dalam aktivitasnya. 5. Ibu Sri Nurhayati, S.E, MM, S.A.S dan Ibu Eliza Fatima S.E., M.E., CPA selaku dosen penguji yang telah berbaik hati meluangkan waktunya untuk dapat menguji dan memberikan kritik dan saran atas laporan magang yang disajikan penulis. 6. Dosen dan staf pengajar di Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia yang telah mendidik dan membantu selama masa perkuliahan penulis. 7. Teman-teman yang selalu, selalu dan selalu mengingatkan penulis untuk mengerjakan laporan magang, yang selalu mendukung dan membantu dan iv Audit atas ..., Betha Sonia Evlynna, FE UI, 2014 menjadi telinga penulis, mendegar keluh kesah, kecerewetan penulis selama sebelum dan setelah periode magang penulis. Teman-teman D3 TSI 2007, Mega, Icha, Tian, Cendo, Mayang, Vani, dan lainnya. Terima kasih banyak ya semuanya untuk segala motivasi, perjuangan bersama dan saling membantu baik bentuk support, doa, dan solusi yang telah diberikan kepada penulis. Sungguh beruntung mengenal kalian semua. Semuanya tetap semangat ya mengejar cita-citanya masing-masing. Selalu adain reuni gak jelas ya 8. Untuk team audit IC yang memberikan pengalaman magang yang amat sangat menyenangkan bagi penulis. Periode magang selama 3 bulan yang penulis jalani jadi tidak terasa memberatkan sama sekali. Terima kasih bagi tim audit SK, Natalia dan Teguh dengan gaya ala-ala-nya, dan anak-anak audit lainnya, Koh Arrie, Koh Tommy, Mas Dedi, Kak Asih, Koh Bernard, Ferry, Kenny, Adit, TeguhW, Evan, Rocky, Steven “G”, terima kasih banyak ya semuanya. Semoga kita bertemu lagi di kesempatan mendatang dengan pengalaman yang lebih menyenangkan lagi 9. Terima kasih juga untuk seluruh anak-anak magang team IC, Timenk, Gebri, dan segambrengan anak-anak magang STAN yang semangat terus, terus semangat! 10. Terima kasih untuk semua teman PE FEUI 2010 dan 2011 yang tak dapat disebutkan satu-satu, perjuangan kita masih panjang. S.E.mangat ya semuanya! S.E.lamat ya Makara Abu-abu! 11. SJ Oppars, yang suaranya selalu ada 7 hari 24 jam menemani penulis pagi siang sore malam dari periode magang penulis dimulai hingga pengerjaan laporan ini. Terima kasih pompa semangatnya di awal Juni 2013 ini ya Oppars 12. Untuk semua anak-anak #TeamSJ dan #TeamKorea2014 dengan semangat nonton konsernya yang amat tinggi. v Audit atas ..., Betha Sonia Evlynna, FE UI, 2014 13. Untuk berbagai pihak yang terlibat dalam penulisan laporan magang ini yang tak dapat penulis sebutkan satu-persatu. Penulis menyadari bahwa penulisan laporan magang ini masih jauh sekali dari sempurna, oleh karena itu penulis sangat berterima kasih atas kritik dan saran yang diberikan. Akhirnya penulis berharap semoga karya ini dapat bermanfaat bagi para pembaca. Depok, Juli 2013 Betha Sonia Evlynna vi Audit atas ..., Betha Sonia Evlynna, FE UI, 2014 Audit atas ..., Betha Sonia Evlynna, FE UI, 2014 ABSTRAK Nama Program studi Judul : Betha Sonia Evlynna : Akuntansi : Audit Atas Aset Tetap PT SK Laporan Magang ini menjelaskan mengenai proses audit atas aset tetap. Proses audit ini merupakan bagian dari proses audit laporan keuangan atas PT SK. PT SK merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang pengolahan bahan karet yang produknya dijual ke berbagai negara. Dalam laporan ini dijelaskan kebijakan akuntansi yang digunakan PT SK, prosedur audit yang dijalankan serta analisis dari prosedur audit tersebut. Dari hasil audit yang dilaksanakan tidak tedapat temuan yang signifikan pada aset tetap PT SK. Secara keseluruhan kesimpulan yang diperoleh adalah laporan keuangan telah menyajikan secara wajar dalam semua hal yang material dan telah sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia. Kata kunci : Audit, Aset Tetap, Penyusutan, Akumulasi Penyusutan, Laporan Keuangan viii Audit atas ..., Betha Sonia Evlynna, FE UI, 2014 Universitas Indonesia ABSTRACT Name Study program Title : Betha Sonia Evlynna : Accounting : Audit of Fixed Assets PT SK This internship report describes the process of an audit of fixed assets. The audit process is part of the financial statement audit process PT SK. PT SK is a company engaged in the field of materials processing rubber products that sells their products to many countries. This report describe about the accounting policies that are used in PT SK, audit procedures executed as well as analysis of the audit procedures. There’s no audit findings that were significant in the fixed assets of PT SK. Overall conclusions obtained are the financial statements have been present fairly in all material respects and are in accordance with accounting principles generally accepted in Indonesia. Keyword: Audit, Fixed Assets, Depreciation, Accumulation Depreciation, Financial Report ix Audit atas ..., Betha Sonia Evlynna, FE UI, 2014 Universitas Indonesia DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL....................................................................................... i HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS ............................................ ii HALAMAN PENGESAHAN ......................................................................... iii KATA PENGANTAR .................................................................................... iv HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI TUGAS AKHIR ...................... vii ABSTRAK ...................................................................................................... viii ABSTRACT .................................................................................................... ix DAFTAR ISI ................................................................................................... x DAFTAR TABEL ........................................................................................... xiii DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xiv DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... xv 1. PENDAHULUAN ..................................................................................... 1 1.1 Latar Belakang Pelaksanaan Magang ................................................... 1 1.2 Tujuan Pelaksanaan Program Magang ................................................. 2 1.3 Tempat dan Waktu Pelaksanaan Magang ............................................. 2 1.4 Ruang Lingkup Program Magang ........................................................ 3 1.5 Ruang Lingkup Penulisan Laporan Magang ........................................ 3 1.5 Sistematika Penulisan Laporan Magang............................................... 4 2. LANDASAN TEORI................................................................................. 6 2.1 Aset Tetap ............................................................................................. 6 2.1.1 Definisi Aset Tetap ...................................................................... 6 2.1.2 Pengakuan Aset Tetap ................................................................. 8 2.1.2.1 Biaya Perolehan Aset Tetap ............................................ 8 2.1.2.1 Biaya Setelah Perolehan Awal Aset Tetap ...................... 11 2.1.3 Pengukuran Aset Tetap ................................................................ 12 2.1.4 Penyusutan Aset Tetap ................................................................ 13 x Audit atas ..., Betha Sonia Evlynna, FE UI, 2014 Universitas Indonesia 2.1.5 Penghentian Pengakuan ............................................................... 15 2.2 Audit ..................................................................................................... 15 2.2.1 Definisi Audit .............................................................................. 15 2.2.2 Jenis Audit ................................................................................... 17 2.2.3 Asersi Manajemen ....................................................................... 18 2.2.4 Tujuan Audit ................................................................................ 20 2.2.5 Bukti Audit .................................................................................. 23 2.3 Proses Audit Secara Umum .................................................................. 25 2.4 Prosedur Audit Atas Aset Tetap ........................................................... 27 3. PROFIL PERUSAHAAN ......................................................................... 37 3.1 Profil Perusahaan .................................................................................. 37 3.1.1 Gambaran Perusahaan ................................................................. 37 3.1.2 JasaYang Ditawarkan .................................................................. 39 3.2 Profil PT SK ......................................................................................... 41 3.2.1 Gambaran Umum PT SK ............................................................. 41 3.2.2 Visi dan Misi PT SK .................................................................... 41 3.2.3 Proses Bisnis PT SK .................................................................... 42 3.2.3 Pemegang Saham ......................................................................... 43 4. PEMBAHASAN DAN ANALISIS ........................................................... 44 4.1 Kebijakan Aset Tetap PT SK................................................................ 44 4.2 Audit Program Aset Tetap PT SK ........................................................ 47 4.3 Prosedur Audit Aset Tetap PT SK ........................................................ 49 4.3.1 Merencanakan dan merancang Pendekatan Audit ...................... 49 4.3.2 Prosedur Analitis dan Rincian Saldo .......................................... 52 4.3.3 Prosedur Audit Lainnya .............................................................. 61 4.3.3.1 Identifikasi Aset Tetap yang Dijaminkan ....................... 61 4.3.3.2 Identifikasi Asuransi atas Aset Tetap ............................. 61 4.3.3 Melengkapi Proses Audit dan Menerbitkan Laporan Audit ....... 61 xi Audit atas ..., Betha Sonia Evlynna, FE UI, 2014 Universitas Indonesia 4.4 Analisis Audit Aset Tetap PT SK ......................................................... 62 4.4.1 Analisis Kebijakan Aset Tetap PT SK ....................................... 62 4.4.2 Analisis Prosedur Audit Aset Tetap ........................................... 63 4.4.2.1 Analisis Secara Umum .................................................. 64 4.4.2.1 Analisis atas Prosedur Analitis dan Uji Rincian Saldo.. 65 5. KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................. 69 5.1 Kesimpulan ........................................................................................... 69 5.2 Saran ..................................................................................................... 79 5.2.1 Saran kepada PT SK .................................................................... 69 5.2.1 Saran kepada KAP Tanubrata...................................................... 69 5.2.1 Saran kepada Program Ekstensi FEUI......................................... 70 DAFTAR REFERENSI .................................................................................. 71 LAMPIRAN .................................................................................................... 72 xii Audit atas ..., Betha Sonia Evlynna, FE UI, 2014 Universitas Indonesia DAFTAR TABEL Tabel 3.1 Pemegang Saham PT SK ................................................................. 43 Tabel 4.1 Taksiran Masa Manfaat Aset Tetap PT SK .................................... 45 Tabel 4.2 Audit Program Aset Tetap ............................................................... 47 Tabel 4.3 Materialitas PT SK ........................................................................... 51 Tabel 4.4 Prosedur Analitis PT SK .................................................................. 53 Tabel 4.5 Hasil Pengujian terkait Tujuan ......................................................... 55 Tabel 4.6 Depresiasi PT SK ............................................................................. 58 xiii Audit atas ..., Betha Sonia Evlynna, FE UI, 2014 Universitas Indonesia DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1 4 Fase Audit ................................................................................. xiv Audit atas ..., Betha Sonia Evlynna, FE UI, 2014 25 Universitas Indonesia DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Lead Schedule Aset Tetap PT SK ................................................ 72 Lampiran 2 Mutasi Aset Tetap PT SK ............................................................. 73 Lampiran 3 Pengujian Penyusutan Aset Tetap PT SK .................................... 74 Lampiran 4 Tes Penambahan Aset Tetap PT SK ............................................. 75 Lampiran 5 Tes Penambahan Aset dalam Penyelesaian PT SK ...................... 76 xv Audit atas ..., Betha Sonia Evlynna, FE UI, 2014 Universitas Indonesia BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pelaksanaan Magang Akuntansi merupakan salah satu cabang ilmu yang dinamis. Ilmu Akuntansi berkembang seiring dengan perkembangan disiplin ilmu yang terkait. Akuntansi merupakan ilmu yang aplikatif serta menuntut banyak praktek yang tidak akan terpenuhi dengan hanya pembelajaran teoritis saja. Saat ini, dapat dilihat bahwa lapangan pekerjaan sudah tidak dapat lagi menampung banyaknya permintaan pekerjaan dari para pencari kerja, sehingga permintaan serta penawaran akan tenaga kerja sudah tidak lagi mencapai titik temu. Hal ini menyebabkan tingginya persaingan untuk memperebutkan berbagai peluang dan kesempatan lapangan pekerjaan. Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia menyadari hal itu dan merasakan adanya tuntutan untuk selalu menghasilkan kualitas pembelajaran bagi mahasiswa sebagai bekal untuk menghadapi tingginya tingkat persaingan yang terjadi. Salah satu bentuk peningkatan kualitas yang diberikan oleh Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, selain dengan pemberian kurikulum matakuliah yang bermutu, adalah dengan membuka kesempatan bagi mahasiswa untuk melaksanakan program magang. Program magang ini adalah juga sebagai salah satu pilihan yang diberikan sebagai prasyarat untuk meperoleh gelar Sarjana Program Ekstensi Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. 1 Audit atas ..., Betha Sonia Evlynna, FE UI, 2014 Universitas Indonesia 2 Atas latar belakang ini, Penulis memutuskan untuk mengambil kesempatan untuk melakukan program magang. Keputusan ini didasari akan keinginan untuk memperoleh pengalaman nyata sebagai bekal untuk menghadapi dunia kerja sebenarnya setelah menyelesaikan studi di Program Ekstensi Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. 1.2 Tujuan Pelaksanaan Program Magang Program magang adalah salah satu pilihan yang diberikan sebagai prasyarat kelulusan, selain penulisan skripsi, bagi mahasiswa tingkat akhir di Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Pelaksanaan program magang ini diharapkan dapat memberikan kesempatan bagi mahasiswa untuk mengaplikasikan teori yang diperoleh selama berada di ruang kuliah pada kehidupan kerja nyata. Dengan dilaksanakannya program magang pula, mahasiswa akan memperoleh pengalaman nyata dan dapat mengembangkan profesionalitas serta intrapersonal skill. Selama pelaksaan magang, mahasiswa dapat meningkatkan kemampuan untuk bekerjasama dalam tim, berlatih berkomunikasi dalam lingkungan kerja, serta mempelajari cara-cara yang tepat untuk mengatasi masalah yang timbul dalam lingkungan kerja selama program magang berlangsung. 1.3 Tempat dan Waktu Pelaksanaan Magang Penulis melakukan pelaksanaan magang di KAP Tanubrata Sutanto Fahmi & rekan (member firm of BDO International), yang berlokasi di Sudirman, Jakarta. Penulis menempati posisi sebagai junior auditor dan melaksanakan program magang selama 3 bulan yang dimulai dari Maret 2013 hingga Mei 2013. Audit atas ..., Betha Sonia Evlynna, FE UI, 2014 Universitas Indonesia 3 1.4 Ruang Lingkup Program Magang Selama pelaksanaan program magang, penulis ditempatkan di beberapa perusahaan. Periode pelaksanaan audit dimulai dari Maret 2013 hingga Mei 2013. Penulis mendapat kesempatan untuk membantu senior in-charge untuk melaksanakan prosedur audit yang dapat dirincikan sebagai berikut: Mengerjakan worksheet WBS, WPL, serta pengukuran tingkat materialitas dari PT SK. Mengerjakan working paper cash and cash equivalent, termasuk didalamnya kas kecil, kas daerah, bank, serta konfirmasi bank. Mengerjakan working paper fixed assets, yang terdiri atas aset tetap, tes depresiasi, akumulasi depresiasi, dan Construction In Process (CIP), vouching atas dokumen-dokumen pendukung penambahan fixed assets tahun berjalan, serta reklasifikasi CIP dan penambahan CIP. Mengerjakan working paper tax payable dan prepaid taxes yang terdiri atas PPN, PPh 21, PPh 22, PPh 23/26, PPh 4 ayat 2, PPh 15, serta PPh 25. Mengerjakan working paper Account Payables, Account Receivables, dan Sales, termasuk didalamnya konfirmasi, uji cut off, vouching atas dokumen-dokumen pendukung account payables dan receivables, serta pelaksanaan subsequent events. Membantu senior in-charge untuk mengerjakan Draft Laporan Auditor Independen. 1.5 Ruang Lingkup Penulisan Laporan Magang Ruang lingkup laporan magang ini adalah pembahasan mengenai audit atas Aset Tetap yang dilaksanakan penulis di PT SK. Laporan ini juga membahas rangkaian studi dan evaluasi terhadap pengendalian internal atas aset tetap, serta kesimpulan dari audit yang dilaksanakan. Audit atas ..., Betha Sonia Evlynna, FE UI, 2014 Universitas Indonesia 4 1.6 Sistematika Penulisan Laporan Magang Laporan ini terdiri atas 5 bab dan disertai dengan lampiran yang dibutuhkan. Lampiran disajikan di bagian akhir laporan. Berikut penjelasan singkat mengenai setiap bab: BAB 1 – PENDAHULUAN Bab ini menjelaskan mengenai dasar pelaksanaan program magang yang dilakukan penulis. Dasar pelaksanaan meliputi latar belakang, tujuan pelaksanaan, tempat dan waktu pelaksanaan, pelaksanaan kegiatan, ruang lingkup laporan, serta sistematika penulisan laporan magang. BAB 2 – LANDASAN TEORI Bab ini menjelaskan konsep dasar serta landasan-landasan yang berkaitan dengan pelaksanaan audit atas aset tetap. BAB 3 – PROFIL PERUSAHAAN Bab ini memberikan penjelasan singkat mengenai profil dari KAP Tanubrata Sutanto Fahmi & Rekan (member of firm of BDO International)) dan profil dari PT SK tempat penulis melaksanakan kegiatan magang. BAB 4 – PEMBAHASAN DAN ANALISIS Bab ini berisikan pembahasan dan analisis penulis terhadap audit atas aset tetap yang telah dilaksanakan di PT SK yang dilakukan tim audit pada periode Maret 2013 hingga Mei 2013. Pembahasan penulis pada bab ini berfokus pada analisis atas kesesuaian atas prosedur audit yang dilaksanakan dengan landasan teori. Audit atas ..., Betha Sonia Evlynna, FE UI, 2014 Universitas Indonesia 5 BAB 5 – KESIMPULAN DAN SARAN Bab ini berisikan kesimpulan dari seluruh analisis atas 4 tahap prosedur audit yang dilaksanakan penulis beserta tim audit selama program magang serta saran yang diberikan penulis terhadap perusahaan serta PT SK. Kesimpulan dan Saran yang diberikan penulis sebatas pengalaman penulis selama mengikuti pelaksanaan magang. Audit atas ..., Betha Sonia Evlynna, FE UI, 2014 Universitas Indonesia BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Aset Tetap 2.1.1 Definisi Aset Tetap Aset Tetap merupakan aset suatu perusahaan yang sifatnya tidak untuk dijual kembali dan digunakan untuk kegiatan perusahaan. Penggunaan aset tetap umumnya dalam jangka waktu yang lebih dari satu tahun. Aset Tetap biasanya terdiri atas Tanah, Bangunan (Kantor, Pabrik, Gudang), dan Peralatan (Mesin, Furnitur, Alat-alat). Terdapat beberapa definisi dari Aset Tetap, berikut definisi menurut para ahli: Kieso, Weygandt, dan Warfield (2011) mendefinisikan Aset Tetap sebagai aset berwujud yang dimiliki untuk digunakan dalam produksi atau penyediaan barang dan jasa, untuk penyewaan kepada orang lain, atau untuk tujuan administratif, aset tetap diharapkan untuk digunakan selama lebih dari satu periode. Karakteristik Aset Tetap menurut Kieso, Weygandt, dan Warfield, yaitu: "Digunakan dalam kegiatan operasi perusahaan" dan bukan untuk dijual kembali. Hanya aset yang digunakan dalam operasi bisnis normal diklasifikasikan sebagai aset tetap. Contoh, bangunan yang idle lebih tepat diklasifikasikan secara terpisah sebagai investasi. Hal ini dikarenakan, bangunan tersebut tidak digunakan dalam operasi bisnis perusahaan. Sebaliknya, pengembang lahan dapat membuat tanah diklasifikasikan sebagai persediaan. 6 Audit atas ..., Betha Sonia Evlynna, FE UI, 2014 Universitas Indonesia 7 Jangka waktu penggunaannya panjang dan biasanya disusutkan. Perusahaan mengalokasikan biaya investasi pada aset tetap untuk masa mendatang melalui biaya penyusutan periodik. Pengecualian adalah tanah, yang disusutkan hanya jika penurunan nilainya material terjadi, seperti hilangnya kesuburan tanah pertanian karena rotasi tanaman yang buruk, kekeringan, atau erosi tanah. Memiliki substansi fisik. Aset tetap memiliki bentuk fisik. Hal ini membedakan mereka dari aset tidak berwujud, seperti paten atau goodwill. Aset tetap juga berbeda dengan bahan baku karena tidak menjadi bagian dari produk yang dimiliki untuk dijual kembali. Warren et al., (2008) mendefinisikan Aset Tetap sebagai aset yang relatif permanen dan bersifat jangka panjang. Aset Tetap memiliki bentuk fisik (tangible), dimiliki dan digunakan dalam aktivitas perusahaan, dan penggunaannya untuk jangka panjang serta bukan untuk tujuan diperjualbelikan. Menurut PSAK 16 revisi 2011, Aset tetap adalah aset berwujud yang: (a) Dimiliki untuk digunakan dalam produksi atau penyediaan barang atau jasa untuk direntalkan kepada pihak lain, atau untuk tujuan administratif; dan (b) Diharapkan untuk digunakan selama lebih dari satu periode. Pada paragraf 8 PSAK 16 revisi 2011, dalam hal suku cadang dan peralatan pemeliharaan siap pakai, keduanya memenuhi kriteria aset tetap karena apabila perusahaan memperkirakan akan menggunakan aset tersebut selama lebih dari satu periode maka keduanya dapat dianggap sebagai aset tetap. Dijelaskan pula dalam PSAK 16 edisi revisi 2011 paragraf 10 bahwa harus dilakukan evaluasi berdasarkan prinsip pengakuan ini terhadap semua biaya perolehan aset tetap pada saat terjadinya. Audit atas ..., Betha Sonia Evlynna, FE UI, 2014 Universitas Indonesia 8 Biaya yang dimaksudkan antara lain adalah: - Biaya untuk memperoleh Aset Tetap - Biaya konstruksi atas Aset Tetap - Serta biaya-biaya lain terkait penambahan, penggantian dan perbaikan atas Aset Tetap 2.1.2 Pengakuan Aset Tetap 2.1.2.1 Biaya Perolehan Aset Tetap PSAK 16 revisi 2011 menyebutkan bahwa Biaya Perolehan Aset Tetap harus diakui sebagai aset, jika dan hanya jika: (a) kemungkinan besar entitas akan memperoleh manfaat ekonomik masa depan dari aset tersebut; dan (b) biaya perolehan aset dapat diukur secara andal. Dalam PSAK 16 revisi 2011 paragraf 11 dinyatakan bahwa aset tetap dapat diperoleh untuk alasan keamanan atau lingkungan. Hal ini dikarenakan, walaupun tidak langsung meningkatkan manfaat ekonomik masa depan, aset tetap tersebut mungkin diperlukan untuk memperoleh manfaat ekonomik masa depan dari aset terkait. Sesuai PSAK 16 revisi 2011 paragraf 16, terdapat beberapa komponen atas biaya perolehan aset tetap meliputi: (a) Harga perolehannya, termasuk bea impor dan pajak pembelian yang tidak boleh dikreditkan setelah dikurangi diskon pembelian dan potongan-potongan lain; (b) Biaya-biaya yang dapat diatribusikan secara langsung untuk membawa aset ke lokasi dan kondisi yang diinginkan agar aset siap digunakan sesuai dengan intensi manajemen; Audit atas ..., Betha Sonia Evlynna, FE UI, 2014 Universitas Indonesia 9 Contoh dari biaya yang dapat diatribusikan, yaitu: biaya imbalan kerja (seperti didefinisikan dalam PSAK 24 (revisi 2010): Imbalan Kerja) yang timbul secara langsung dari pembangunan atau akuisisi aset tetap; biaya penyiapan lahan untuk pabrik; biaya handling dan penyerahan awal; biaya perakitan dan instalasi; biaya pengujian aset apakah aset berfungsi dengan baik, setelah dikurangi hasil bersih penjualan produk yang dihasilkan sehubungan dengan pengujian tersebut (misalnya, contoh produk dihasilkan dari peralatan yang sedang diuji); dan komisi profesional. (c) Estimasi awal biaya pembongkaran dan pemindahan aset tetap dan restorasi lokasi aset. Kewajiban atas biaya tersebut timbul ketika aset tersebut diperoleh atau karena entitas menggunakan aset tersebut selama periode tertentu untuk tujuan selain untuk menghasilkan persediaan. Berikut merupakan biaya-biaya yang bukan merupakan biaya perolehan aset tetap: (a) biaya pembukaan fasilitas baru; (b) biaya pengenalan produk baru (termasuk biaya iklan dan aktivitas promosi); (c) biaya penyelenggaraan bisnis di lokasi baru atau kelompok pelanggan baru (termasuk biaya pelatihan staf); dan (d) administrasi dan biaya overhead umum lainnya. Berikut biaya terkait aset tetap menurut Kieso, Weygandt, dan Warfield (2011): Audit atas ..., Betha Sonia Evlynna, FE UI, 2014 Universitas Indonesia 10 Tanah Biaya atas tanah termasuk semua biaya untuk memperoleh tanah hingga siap untuk digunakan. Biaya-biaya tersebut biasanya meliputi: 1) Biaya pembelian; 2) Biaya penutupan, seperti hak atas tanah, biaya pengacara, dan biaya pencatatan; 3) Biaya perolehan atas tanah; seperti grading, pengisian, pengeringan, dan kliring; 4) Asumsi hak gadai, hipotik, atau sitaan di properti, dan 5) Prasarana tambahan yang memiliki masa manfaat yang tidak terbatas. Terdapat dua kondisi atas tanah. Apabila tanah dikuasai dan dimiliki perusahaan untuk tujuan spekulasi, maka tanah harus diklasifikasikan sebagai investasi. Namun jika tanah dimiliki untuk dijual kembali, maka dikategorikan sebagai persediaan. Bangunan Biaya atas bangunan termasuk semua biaya yang terkait langsung dengan perolehan atau konstruksi. Biaya-biaya tersebut biasanya meliputi: Bahan, tenaga kerja, dan biaya overhead yang terjadi selama konstruksi; dan Biaya profesional dan izin bangunan. Perusahaan mempertimbangkan semua biaya yang dikeluarkan, dari penggalian sampai selesai, sebagai bagian dari biaya bangunan. Bila terdapat bangunan tua yang ada di tempat suatu bangunan baru akan dibangun, maka terdapat biaya pembongkaran bangunan lama untuk digunakan dan lebih berhubungan dengan tanah daripada dengan gedung baru. Audit atas ..., Betha Sonia Evlynna, FE UI, 2014 Universitas Indonesia 11 Peralatan Biaya atas Peralatan termasuk semua biaya yang terjadi untuk memperoleh peralatan dan mempersiapkan untuk digunakan. Biaya-biaya tersebut biasanya meliputi: 1) Biaya pembelian, 2) Biaya pengiriman dan penanganan, 3) Asuransi pada peralatan pada saat pengiriman, 4) Biaya atas penyimpanan dan bea masuk, 5) Biaya perakitan dan biaya instalasi, dan 6) Biaya percobaan (trial errors). 2.1.2.2 Biaya Setelah Perolehan Awal Aset Tetap - Biaya penambahan aset tetap (addition) Penambahan aset tetap terjadi apabila terdapat pengeluaran yang menambah nilai suatu aset tetap tertentu. Pengeluaran tersebut kemudian di debit ke akun aset tetap yang bersangkutan, dan kemudian ikut disusutkan mengikuti masa manfaat dari penambahan tersebut. - Biaya pemeliharaan dan perbaikan Terdapat pengeluaran-pengeluaran yang dapat meningkatkan efisiensi dari operasi atau menambah kapasitas aset tetap. Pengeluaran ini didebit ke akun aset tetap terkait. - Biaya perbaikan luar biasa (Extraordinary repairs) Pengeluaran-pengeluaran yang termasuk ke dalam kategori biaya perbaikan luar biasa adalah biaya yang sifatnya menambah atau memperpanjang umur atau masa manfaat dari aset tetap (extraordinary repairs). Audit atas ..., Betha Sonia Evlynna, FE UI, 2014 Universitas Indonesia 12 2.1.3 Pengukuran Aset Tetap Menurut PSAK 16 revisi 2011, terdapat 2 model pengukuran aset tetap, yaitu: 1. Model Biaya Dalam model ini, setelah diakui sebagai aset, perusahaan kemudian mencatat nilai aset tetap sebesar biaya perolehan kemudian dikurangi akumulasi penyusutan dan akumulasi rugi penurunan nilai aset. 2. Model Revaluasi Setelah diakui sebagai aset, aset tetap yang nilai wajarnya dapat diukur secara andal harus dicatat pada jumlah revaluasi, yaitu nilai wajar pada tanggal revaluasi dikurangi akumulasi penyusutan dan akumulasi rugi penurunan nilai yang terjadi setelah tanggal revaluasi. Revaluasi harus dilakukan dengan keteraturan yang cukup reguler untuk memastikan bahwa jumlah tercatat tidak berbeda secara material dari jumlah yang ditentukan dengan menggunakan nilai wajar pada akhir periode pelaporan. Perusahaan memilih model pengukuran aset tetap sebagai kebijakan akuntansinya dan menerapkan kebijakan tersebut secara konsisten terhadap seluruh aset tetap dalam kelompok yang sama. Perusahaan tidak boleh menggunakan kedua model pengukuran tersebut untuk setiap kategori aset tetap perusahaan. Kieso, Weygandt, dan Warfield (2011) menyebutkan bahwa sebagian besar Perusahaan menilai Aset Tetap berdasarkan nilai historisnya (Historical Value). Alasan utamanya dari penilaian ini adalah karena: 1. Biaya historis menyatakan nilai yang sebenarnya. 2. Perusahaan mengakui keuntungan dan kerugian hanya ketika aset tersebut dijual. Audit atas ..., Betha Sonia Evlynna, FE UI, 2014 Universitas Indonesia 13 2.1.4 Penyusutan Aset Tetap PSAK 16 revisi 2011 mendefinisikan Penyusutan sebagai alokasi sistematis jumlah yang dapat disusutkan dari suatu aset selama umur manfaatnya. Setiap bagian dari aset tetap yang memiliki biaya perolehan cukup signifikan terhadap total biaya perolehan seluruh aset harus disusutkan secara terpisah. PSAK 16 revisi 2011 paragraf 63 menyebutkan berbagai metode penyusutan yang dapat digunakan untuk mengalokasikan jumlah yang disusutkan secara sistematis dari suatu aset selama umur manfaatnya. Metode tersebut antara lain: - Metode garis lurus (straight line method) Metode garis lurus menghasilkan pembebanan yang tetap selama umur manfaat aset jika nilai residunya tidak berubah. - Metode saldo menurun (diminishing balance method) Metode saldo menurun menghasilkan pembebanan yang menurun selama umur manfaat aset. - Metode jumlah unit (sum of the unit method) Metode jumlah unit menghasilkan pembebanan berdasarkan pada penggunaan atau output yang diharapkan dari suatu aset. Perusahaan memilih metode penyusutan aset yang akan diterapkan berdasarkan ekspektasi pola konsumsi manfaat ekonomik masa depan dari aset. Metode ini akan diterapkan secara konsisten dari periode ke periode kecuali ada perubahan dalam ekspektasi pola konsumsi manfaat ekonomik masa depan dari aset tersebut. Kieso, Weygant, dan Warfield (2011) mendefinisikan Penyusutan sebagai proses akuntansi mengalokasikan biaya aset berwujud sebagai beban dengan cara yang sistematis dan rasional untuk periode itu diharapkan dapat memberikan manfaat dari penggunaan aset. Audit atas ..., Betha Sonia Evlynna, FE UI, 2014 Universitas Indonesia 14 Perusahaan dapat menggunakan sejumlah metode penyusutan, sebagai berikut: 1. Metode aktivitas (Activity method) Metode aktivitas mengasumsikan penyusutan sebagai fungsi dari penggunaan atau produktivitas, bukan berlalunya waktu. 2. Metode garis lurus (Straight-line method) Metode garis lurus lebih menekankan pada penyusutan akan fungsi waktu daripada fungsi penggunaan. Perusahaan banyak menggunakan metode ini karena kesederhanaan dalam perhitungannya. 3. Metode saldo menurun biaya Penurunan (Decreasing-charge method) Metode ini menyajian perhitungan biaya penyusutan yang lebih tinggi di tahun-tahun sebelumnya dan biaya yang lebih rendah dalam periode kemudian. Karena metode ini memungkinkan untuk biaya awal tahun lebih tinggi dibandingkan dengan metode garis lurus, mereka sering disebut metode penyusutan dipercepat. (A) Sum-of-the-year's-digit Metode ini menghitung biaya penyusutan yang menurun sejalan dengan penurunan bilangan pengali berdasarkan jumlah tahun aset. (B) Declining-balance method Metode ini menghitung biaya penyusutan dengan perhitungan tingkat peyusutan dua kali dari tingkat penyusutan metode garis lurus. Namun, pada metode ini basis penyusutan tidak dikurangi dengan nilai residu. Audit atas ..., Betha Sonia Evlynna, FE UI, 2014 Universitas Indonesia 15 2.1.5 Penghentian Pengakuan Aset Tetap diberhentikan pengakuannya oleh perusahaan dalam kondisi: 1. Tidak ada manfaat ekonomi masa depan atas penggunaannya Kieso et al (2011) menyebutkan bahwa penghapusan terjadi bila masa manfaat aset tetap telah habis atau tidak ada lagi nilai sisa serta nilai pasar atas aset tetap tersebut. Penghapusan juga terjadi apabila aset tetap tersebut rusak dan tidak dapat memberi manfaat di masa depan. 2. Aset tetap dijual Dalam penjualan aset tetap biasanya terdapat beberapa kondisi, yaitu perusahaan memperoleh keuntungan dari penjualan, perusahaan memperoleh kerugian dari penjualan, dan bisa saja perusahaan tidak memperoleh keduanya. Bila terdapat selisih atas penjualan aset tetap perusahaan, maka selisih tersebut akan masuk ke dalam kategori pendapatan atau beban lain-lain perusahaan. 3. Terdapat penyewaan aset tetap melalui financial lease Terdapat 4 syarat yang harus dipenuhi dalam financial lease, yaitu adanya transfer kepemilikan, ada penawaran unutk membeli aset yang di lease, periode aset yang di lease lebih besar dari sebagian masa manfaat aset, dan jumlah present value of minimum lease payment merupakan sebagian besar dari nilai wajar dari aset. 2.2 Audit 2.2.1 Definisi Audit Arens et al (2009) mendefinisikan Audit sebagai proses pengumpulan serta evaluasi bukti mengenai informasi untuk menentukan dan melaporkan tingkat kesesuaian antara informasi dan kriteria yang telah ditetapkan. Audit harus dilakukan oleh seorang yang kompeten serta independen. Audit atas ..., Betha Sonia Evlynna, FE UI, 2014 Universitas Indonesia 16 Sedangkan Akuntansi adalah pencatatan, pengklasifikasian, dan peringkasan kejadian ekonomi secara logis untuk tujuan memberikan informasi keuangan untuk pengambilan keputusan. Untuk memberikan informasi yang relevan, akuntan harus memiliki pemahaman yang menyeluruh tentang prinsip-prinsip dan aturan yang memberikan dasar untuk menyiapkan informasi akuntansi. Di lain sisi, selain pemahaman akuntansi, auditor harus memiliki keahlian dalam pengumpulan dan interpretasi bukti audit atas informasi yang diperoleh. Ini adalah keahlian yang membedakan auditor dari akuntan. Auditor bertugas untuk menentukan prosedur audit yang tepat, memutuskan jumlah dan jenis item untuk pelaksanaan pengujian, mengumpulkan bukti terkait informasi-informasi yang diperoleh serta evaluasi atas hasil. Independensi menurut Arens, Elder dan Beasley (2009) berarti cara pandang yang tidak memihak di dalam pelaksanaan pengujian, evaluasi hasil pemeriksaan, dan penyusunan laporan audit. Auditor haruslah seorang yang independen dalam pelaksanaan auditnya. Dengan demikian, Laporan Audit yang dihasilkan dapat dipercaya tidak akan memihak pada salah satu pihak. Informasi yang diperoleh auditor harus tersedia dalam bentuk yang dapat diverifikasi. Hal ini dimaksudkan agar informasi dapat dibandingkan dengan standar (kriteria) serta dapat dievaluasi oleh auditor. Bukti (evidence) adalah setiap informasi yang digunakan auditor untuk menentukan apakah informasi yang diaudit dinyatakan sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan. Bukti-bukti digunakan sebagai pendukung dari proses audit yang telah dijalankan auditor. Hasil akhir dari proses audit adalah Laporan Auditor Independen. Laporan ini melaporkan hasil atas proses audit yang telah dilaksanakan oleh auditor berupa temuan-temuan, serta laporan atas kesesuaian standar (kriteria) auditor dengan informasi yang diperoleh. Audit atas ..., Betha Sonia Evlynna, FE UI, 2014 Universitas Indonesia 17 2.2.2 Jenis Audit Terdapat tiga jenis Audit menurut Arens, yaitu: 1. Audit Laporan Keuangan Audit atas Laporan Keuangan dilakukan untuk menentukan apakah laporan keuangan (informasi yang diverifikasi) dinyatakan sesuai dengan kriteria tertentu. Dalam menentukan apakah laporan keuangan disajikan secara wajar sesuai dengan standar akuntansi, auditor mengumpulkan bukti untuk menentukan apakah laporan mengandung kesalahan materi atau salah saji lainnya. 2. Audit Operasional Audit operasional mengevaluasi efisiensi dan efektivitas setiap bagian dari prosedur operasi organisasi dan metode. Pada penyelesaian audit operasional, manajemen biasanya mengharapkan rekomendasi untuk meningkatkan operasi. Dalam audit operasional, evaluasi yang dilakukan tidak terbatas hanya pada akuntansi. Evaluasi dapat pula dilakukan pada struktur organisasi, operasional komputer, metode produksi, pemasaran, dan area lainnya. Dalam suatu organisasi, auditor dapat mengevaluasi relevansi dan kecukupan informasi yang digunakan oleh manajemen dalam mengambil keputusan. Misalnya,dalam kejadian pembelian aset tetap baru. Dalam organisasi lainnya, auditor dapat mengevaluasi efisiensi arus informasi dalam penjualan pengolahan. Dalam hal ini, audit operasional lebih terlihat seperti konsultan manajemen. 3. Audit Kepatuhan Audit Kepatuhan dilakukan untuk menentukan apakah auditee (pihak yang diaudit) mengikuti prosedur tertentu, aturan, atau peraturan yang ditetapkan oleh beberapa otoritas yang lebih tinggi. Audit atas ..., Betha Sonia Evlynna, FE UI, 2014 Universitas Indonesia 18 2.2.3 Asersi Manajemen Asersi manajemen adalah pernyataan oleh manajemen tentang kelaskelas transaksi dan akun yang bersangkutan serta pengungkapannya dalam laporan keuangan. Asersi manajemen langsung berkaitan dengan kerangka pelaporan keuangan yang digunakan oleh perusahaan (biasanya US GAAP atau IFRS). Hal ini dikarenakan asersi merupakan bagian dari kriteria yang digunakan manajemen untuk merekam dan mengungkapkan informasi akuntansi dalam laporan keuangan. Auditor harus memahami Asersi untuk melakukan audit yang memadai. Asersi menurut Standar Profesional Akuntan Publik (SA seksi 326) terklasifikasikan sebagai berikut: a. Keberadaan atau keterjadian (existence or occurrence) Mengenai apakah aktiva atau utang entitas ada pada tanggal tertentu dan apakah transaksi yang dicatat telah terjadi selama periode tertentu. Contoh dari asersi ini, yaitu: Manajemen membuat asersi bahwa sediaan produk jadi yang tercantum dalam neraca adalah tersedia untuk dijual. Begitu pula, manajemen membuat asersi bahwa penjualan dalam laporan labarugi menunjukkan pertukaran barang atau jasa dengan kas atau aktiva bentuk lain (misalnya piutang) dengan pelanggan. b. Kelengkapan (completencess) Mengenai apakah semua transaksi dan akun yang seharusnya disajikan dalam laporan keuangan telah dicantumkan di dalamnya. Audit atas ..., Betha Sonia Evlynna, FE UI, 2014 Universitas Indonesia 19 Contoh dari asersi ini, yaitu: Manajemen membuat asersi bahwa seluruh pembelian barang dan jasa dicatat dan dicantumkan dalam laporan keuangan. Demikian pula, manajemen membuat asersi bahwa utang usaha di neraca telah mencakup semua kewajiban entitas. c. Hak dan kewajiban (right and obligation) Berhubungan dengan apakah aktiva merupakan hak entitas dan utang merupakan kewajiban perusahaan pada tanggal tertentu. Contoh dari asersi ini, yaitu: Manajemen membuat asersi bahwa jumlah sewa guna usaha (lease) yang dikapitalisasi di neraca mencerminkan nilai pemerolehan hak entitas atas kekayaan yang disewagunausahakan (leased) dan utang sewa guna usaha yang bersangkutan mencerminkan suatu kewajiban entitas. d. Penilaian (valuation) atau alokasi Berhubungan dengan apakah komponen-komponen aktiva, kewajiban, pendapatan dan biaya sudah dicantumkan dalam laporan keuangan pada jumlah yang semestinya. Contoh dari asersi ini, yaitu: Manajemen membuat asersi bahwa aktiva tetap dicatat berdasarkan harga pemerolehannya dan pemerolehan semacam itu secara sistematik dialokasikan ke dalam periode-periode akuntansi yang semestinya. Demikian pula, manajemen membuat asersi bahwa piutang usaha yang tercantum di neraca dinyatakan berdasarkan nilai bersih yang dapat direalisasikan. Audit atas ..., Betha Sonia Evlynna, FE UI, 2014 Universitas Indonesia 20 e. Penyajian dan pengungkapan (presentation and disclosure) Berhubungan dengan apakah komponen-komponen tertentu laporan keuangan diklasifikasikan, dijelaskan, dan diungkapkan semestinya. Contoh dari asersi ini, yaitu: Manajemen membuat asersi bahwa kewajiban-kewajiban yang diklasifikasikan sebagai utang jangka panjang di neraca tidak akan jatuh tempo dalam waktu satu tahun. Demikian pula, manajemen membuat asersi bahwa jumlah yang disajikan sebagai pos luar biasa dalam laporan laba rugi diklasifikasikan dan diungkapkan semestinya. 2.2.4 Tujuan Audit Arens et Al menyebutkan bahwa tidaklah praktis bagi auditor untuk meperoleh kepastian 100% tentang kebenaran setiap transaksi. Secara umum, auditor melakukan kombinasi kepastian dalam setiap kelas transaksi dan saldo akhir pada akun terkait. Untuk setiap kelas transaksi, beberapa tujuan audit harus dipenuhi agar auditor dapat memperoleh kesimpulan bahwa transaksi tersebut telah dicatat dengan tepat. Terdapat tiga tujuan audit, yaitu: 1. Tujuan Audit terkait Transaksi Tujuan audit ini identik dengan asersi manajemen untuk saldo akun. Terdapat enam tujuan terkait tujuan ini, yaitu: - Keterjadian (Occurrence) Tujuan ini untuk mengetahui apakah transaksi yang tercatat memang benar-benar terjadi. - Kelengkapan (Completeness) Tujuan ini untuk melihat apakah semua transaksi yang harus dimasukkan ke dalam jurnal adalah benar-benar telah dicatatkan. Audit atas ..., Betha Sonia Evlynna, FE UI, 2014 Universitas Indonesia 21 - Akurasi (Accuracy) Tujuan ini untuk melihat keakuratan suatu informasi atas transaksi akuntansi apakah benar telah dicatat dan dinyatakan pada jumlah yang benar. - Pencatatan ke buku besar (Posting and summarization) Tujuan ini untuk melihat apakah transaksi yang dicatatkan telah dimasukkkan dalam file induk dan diikhtisarkan dengan benar. - Klasifikasi (Classification) Tujuan ini untuk melihat apakah transaksi yang dicatat dalam jurnal telah terklasifikasikan secara tepat. - Waktu (Timing) Tujuan ini adalah untuk melihat penetapan waktu atas transaksi apakah telah dicatat pada tanggal yang benar. 2. Tujuan Audit terkait Saldo Tujuan audit ini identik dengan asersi manajemen untuk saldo akun. Terdapat delapan tujuan terkait tujuan ini, yaitu: - Keberadaan (Existence) Tujuan ini adalah untuk melihat apakah jumlah yang tercatat dalam laporan keuangan perusahaan memang benar ada. - Kelengkapan (Completeness) Tujuan ini adalah untuk melihat apakah jumlah yang tercatat dalam suatu akun memang telah benar-benar dicantumkan. - Akurasi (Accuracy) Tujuan ini adalah untuk melihat apakah jumlah yang tercatat telah dinyatakan dengan benar secara aritmatika. - Klasifikasi (Classification) Tujuan ini adalah untuk mengetahui apakah jumlah yang tercatat dalam daftar telah diklasifikasikan dengan benar. - Pisah Batas (Cut – Off) Tujuan ini adalah untuk menentukan apakah transaksi-transaksi telah dicatat dalam saldo akun tercatat pada periode yang tepat. Audit atas ..., Betha Sonia Evlynna, FE UI, 2014 Universitas Indonesia 22 - Keterkaitan Atas Perincian (Detail Tie-In) Tujuan ini adalah untuk memastikan bahwa rincian saldo akun pada file induk telah sesuai dengan total saldo akun, dan juga sesuai dengan total yang tercatat di buku besar. - Nilai Realisasi (Realizeable Value) Tujuan ini adalah untuk mengetahui apakah saldo akun yang tercatat adalah dalam jumlah yang diestimasi akan direalisasi. - Hak Dan Kewajiban (Rights and Obligations) Tujuan ini adalah untuk memastikan bahwa saldo aset, liabilitas, dan ekuitas perusahaan memang benar dimiliki oleh perusahaan dan utang yang tercantum memang merupakan kewajiban dari perusahaan. 3. Tujuan Audit terkait Penyajian dan Pengungkapan Tujuan audit ini identik dengan asersi manajemen untuk penyajian dan pengungkapan. Berikut tujuan audit terkait penyajian dan pengungkapan: - Keterjadian serta Hak dan Kewajiban (Occurrence and Rights and Obligations) Tujuan ini untuk mengetahui apakah kejadian benar-benar terjadi dan kejadian memang merupakan hak dan kewajiban klien. - Kelengkapan (Completeness) Tujuan ini untuk mengetahui apakah saldo yang tercatat telah seluruhnya benar-benar dicatat. - Penilaian dan Akurasi (Valuation and Accuracy) Tujuan ini untuk mengetahui apakah info yang disajikan klien telah diungkapkan secara wajar dan tercatat secara akurat. - Klasifikasi dan Dapat dipahami (Classification and Understandability) Tujuan ini untuk dapat mengklasifikasikan akun secara tepat, dan informasi yang tersaji diungkapkan secara jelas dan dapat dipahami oleh pengguna laporan keuangan. Audit atas ..., Betha Sonia Evlynna, FE UI, 2014 Universitas Indonesia 23 2.2.5 Bukti Audit Arens mendefinisikan Bukti (Evidence) sebagai setiap informasi yang digunakan oleh auditor untuk menentukan apakah informasi yang diaudit dinyatakan sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan. Macam-macam Informasi yang dikumpulkan mempengaruhi tingkat keyakinan auditor mengenai apakah laporan keuangan telah disajikan secara wajar. Macam-macam Bukti Audit Dalam menentukan prosedur audit yang akan digunakan, auditor dapat memilih dari delapan kategori bukti audit. Berikut macam-macam bukti audit: Physical Examination (Pemeriksaan fisik) Pemeriksaan fisik adalah inspeksi atau perhitungan oleh auditor atas aset yang berwujud (tangible). Jenis bukti ini paling sering dikaitkan dengan persediaan dan uang tunai, dan juga berlaku untuk verifikasi atas efek, wesel tagih, serta aset tetap. Bukti ini diperlukan untuk tujuan keberadaan dan kelengkapan. Confirmation (Konfirmasi) Jenis bukti Konfirmasi dilakukan auditor terhadap pihak ketiga yang memberikan verifikasi atas keakuratan informasi yang diminta oleh auditor. Tanggapan mungkin dalam bentuk elektronik atau kertas. Permintaan dibuat untuk klien, dan klien meminta pihak ketiga untuk merespon langsung kepada auditor. Documentation (Dokumentasi) Dokumentasi adalah pemeriksaan auditor atas dokumen klien dan catatan pedukung atas informasi yang, atau seharusnya, termasuk dalam laporan keuangan. Dokumen-dokumen yang diperiksa adalah catatan yang digunakan oleh klien untuk memberikan informasi atas transaksi bisnisnya secara teratur. Informasi yang disajikan tersedia dalam berbagai variasi, bisa dalam bentuk kertas, elektronik, dan lainnya. Karena setiap transaksi dalam organisasi klien biasanya Audit atas ..., Betha Sonia Evlynna, FE UI, 2014 Universitas Indonesia 24 didukung oleh setidaknya satu dokumen, maka informasi tersedia umumnya berjumlah besar. Analytical procedures (Prosedur analitis) Prosedur analitis menggunakan perbandingan dan keterkaitan untuk menilai apakah saldo atas suatu akun atau data lain yang ada tersaji secara wajar dibandingkan dengan ekspektasi auditor. Manfaat dari prosedur analitis yaitu: Memahami bisnis dan industri klien Menilai going concern klien Menilai kemungkinan terjadinya salah saji Mengurangi pengujian audit Sebagai contoh, auditor dapat membandingkan marjin kotor (gross margin) persentase pada tahun berjalan dengan tahun sebelumnya. Prosedur analitis digunakan secara luas dalam praktek, dan dibutuhkan selama perencanaan dan tahap penyelesaian pada semua audit. Inquiries of the client (Wawancara dengan klien) Inquiries of the client dilakukan untuk memperoleh informasi tertulis atau lisan dari klien untuk menanggapi pertanyaan dari auditor. Jenis bukti audit ini dianggap kurang kuat, karena adanya kemungkinan jawaban yang diberikan bias dan klien bukan pihak yang independen. Recalculation (Perhitungan ulang) Perhitungan ulang dilakukan dengan mengecek kembali contoh perhitungan yang dibuat oleh klien. Pengecekan kembali perhitungan klien terdiri dari pengujian akurasi aritmatika klien dan mencakup prosedur seperti perpanjangan faktur penjualan dan persediaan, memeriksa kembali perhitungan beban penyusutan, serta perhitungan kembali atas prepaid. Re-performance Jika Recalculation berfokus pada perhitungan artimatika, maka Reperformance melibatkan memeriksa prosedur lainnya. Sebagai Audit atas ..., Betha Sonia Evlynna, FE UI, 2014 Universitas Indonesia 25 contoh, auditor dapat membandingkan harga pada faktur ke daftar harga yang disetujui. Observasi Observasi adalah penggunaan indera (penglihatan, pendengaran, sentuhan, dan mencium) untuk menilai kegiatan klien. Auditor dapat melakukan observasi ke pabrik untuk mendapatkan kesan umum fasilitas klien, atau melihat kegiatan pihak yang melakukan tugastugas akuntansi untuk menentukan apakah orang yang diberi tanggung jawab kinerja adalah benar. Observasi tidak cukup kuat karena adanya risiko klien mengubah perilaku karena kehadiran auditor. Mereka dapat melakukan tanggung jawabnya sesuai dengan kebijakan perusahaan, tetapi melanjutkan kegiatan normal saat auditor telah selesai melakukan kegiatan observasi. Oleh karena itu, masih diperlukan bukti-bukti pendukung lainnya. 2.3 Proses Audit Secara Umum Terdapat empat fase Audit, yaitu: 1. Merencanakan dan merancang Pendekatan Audit Fase Perencanaan dan perancangan pendekatan audit dapat dipecah menjadi beberapa bagian. Terdapat tiga aspek kunci, yaitu: Audit atas ..., Betha Sonia Evlynna, FE UI, 2014 Universitas Indonesia 26 Memahami Bisnis dan Industri Klien Auditor harus memiliki pemahaman yang mendalam tentang bisnis klien dan lingkungan terkait, termasuk pengetahuan tentang strategi dan proses. Auditor harus mempelajari model bisnis klien, melakukan prosedur analitis dan membuat perbandingan dengan pesaing. Auditor juga harus memahami persyaratan akuntansi yang unik dari industri klien. Memahami Pengendalian Internal dan Menilai Risiko Pengendalian Auditor mengidentifikasi pengendalian internal dan mengevaluasi efektivitas klien, proses ini disebut Assessing Control Risk. Jika pengendalian internal dianggap efektif, Planned Assessed Control Risk dapat dikurangi dan jumlah bukti audit untuk dikumpulkan dapat secara signifikan dikurangi dari ketika kontrol internal tidak memadai. Menilai Risiko Salah Saji Material Auditor menggunakan pemahaman industri klien dan strategi bisnis, serta efektivitas pengendalian, untuk menilai risiko salah saji dalam Laporan Keuangan. Penilaian ini kemudian akan berdampak pada perencanaan, waktu, dan luas prosedur audit. 2. Melaksanakan Uji Pengendalian dan Uji Substantif Atas Transaksi Pada fase ini, auditor melakukan pengujian efektifitas pengendalian internal perusahaan. Dari pengujian tersebut, maka auditor dapat melihat apakah pengendalian internal perusahaan telah terlaksana secara baik atau tidak dan kemudian auditor dapat memutuskan apakah perlu dilakukan pengurangan penilaian atas risiko pengendalian atau tidak. Kemudian auditor juga melakukan pengujian substantif atas transaksi, yaitu dengan melakukan evaluasi atas pencatatan transaksi yang dilakukan klien dengan memverifikasi jumlah moneter transaksi tersebut. Misalnya dalam Penjualan, auditor mungkin menguji efektivitas pengendalian ini dengan memeriksa file transaksi penjualan Audit atas ..., Betha Sonia Evlynna, FE UI, 2014 Universitas Indonesia 27 untuk bukti bahwa harga jual satuan telah diverifikasi. Biasanya untuk efisiensi, auditor melakukan kedua pengujian ini pada waktu yang bersamaan. 3. Melaksanakan Prosedur Analitis dan Uji Rincian Saldo Terdapat dua kategori umum pada fase ini, yaitu: Analytical Procedures (Prosedur Analitis) Analytical Procedures menggunakan perbandingan dan hubungan untuk menilai apakah terdapat ketidakwajaran saldo akun atau data lainnya. Tests of Detail of Balances (Tes Rincian atas Saldo) Tests of Detail of Balances adalah prosedur bertujuan untuk menguji salah saji moneter dalam saldo dalam laporan keuangan. 4. Melengkapi Proses Audit dan Menerbitkan Laporan Audit Setelah semua prosedur untuk setiap tujuan audit dan untuk setiap akun laporan keuangan dan pengungkapan yang terkait diselesaikan, Auditor kemudian menggabungkan informasi yang diperoleh untuk mencapai kesimpulan secara keseluruhan mengenai apakah laporan keuangan telah disajikan secara wajar. Terdapat output berupa Laporan Audit yang memaparkan hasil audit yang dibutuhkan pihak-pihak yang berkepentingan. 2.4 Prosedur Audit Atas Aset Tetap Seperti yang telah didefinisikan pada awal bab, Aset Tetap merupakan aset perusahaan yang sifatnya tidak untuk dijual kembali dan digunakan untuk kegiatan perusahaan. Penggunaan aset tetap dalam pelaksanaan bisnis diekspektasikan memiliki umur ekonomis lebih dari satu tahun. Fokus audit dalam aset tetap biasanya adalah pada penambahan aset tetap serta penjualan yang terjadi atas aset tetap. Berkas-berkas terkait pada aset tetap yaitu seperti catatan terperinci atas setiap bagian peralatan dan jenis properti lainnya. Pencatatan dalam berkas-berkas tersebut biasanya memiliki infoormasi atas aset tetap yang Audit atas ..., Betha Sonia Evlynna, FE UI, 2014 Universitas Indonesia 28 dimiliki perusahaan seperti deskripsi aset, tanggal akuisisi, biaya perolehan, penyusutan tahun berjalan, dan akumulasi atas penyusutan. Pengendalian Internal atas Aset Tetap Pengendalian Internal aset tetap dinilai baik bila memenuhi aspek-aspek berikut ini: Adanya persetujuan atas pengeluaran aset tetap yang dilakukan oleh berbagai tingkat manajemen. Persetujuan tergantung pada jenis dan harga aset tetap yang terkait. Adanya kebijaksanaan keuangan atau akuntansi secara tertulis terkait kapitalisasi. Hal ini berguna untuk membedakan pengeluaran yang dikategorikan aset tetap dan pengeluaran yang dikategorikan bukan aset tetap. Adanya kebijaksanaan serta prosedur mengenai pengadaan, penjualan, pembesituaan, dan pemindahan aset tetap. Pelaksanaan kartu aset tetap dan perhitungan fisik aset tetap secara berkala. Asuransi aset tetap yang cukup dari bencana, dn kerugian atas kehilangan atau pencurian. Prosedur Analitis Seperti dalam semua bidang audit, jenis prosedur analitis tergantung pada sifat operasi klien. Berikut tabel yang menyajikan prosedur analitis atas Aset Tetap dan kemungkinan salah saji yang ada secara umum: Audit atas ..., Betha Sonia Evlynna, FE UI, 2014 Universitas Indonesia 29 Prosedur Analitis Bandingkan dibagi kotor beban dengan penyusutan Misstatement peralatan penyusutan tahun-tahun penyusutan. biaya dengan Kemungkinan Salah Saji dalam dan beban akumulasi sebelumnya. Bandingkan akumulasi penyusutan dibagi kotor dengan biaya dengan peralatan Misstatement dalam akumulasi penyusutan. tahun-tahun sebelumnya. Bandingkan saldo beban perbaikan dan pemeliharaan, biaya Ada pembebanan jumlah yang seharusnya dikapitalisasi. persediaan, biaya alat-alat kecil bulanan atau tahunan dengan tahun-tahun sebelumnya. Bandingkan biaya aset tetap yang Peralatan idle atau peralatan yang dibagi dengan beberapa ukuran dibuang (disposal) tapi belum produksi dihapusbukukan (write off). dengan tahun-tahun sebelumnya. Verifikasi Akuisisi Tahun Berjalan Auditor menggunakan tujuh dari delapan Tujuan Audit Terkait dengan Saldo sebagai kerangka acuan untuk tes rincian saldo, yaitu: existence, completeness, accuracy, classification, cut-off, detail tie-in, dan rights and obligations. Audit atas ..., Betha Sonia Evlynna, FE UI, 2014 Universitas Indonesia 30 Balance Related Audit Objective Common Test Detail Tie-In Akuisisi tahun berjalan dalam Footing skejul akuisisi. jadwal akuisisi sejalan dengan Trace akuisisi individu ke master data induk, dan jumlahnya file untuk mengecek jumlah dan sejalan dengan buku besar deskripsi atas aset tetap. Footing total keseluruhan dengan (general ledger). buku besar umum. Existence Akuisisi tahun berjalan telah Periksa faktur vendor dan receiving reports. tercatat. Memeriksa fisik aset. Completeness Akuisisi yang ada telah dicatat. Periksa faktur terkait vendor faktur perbaikan dan pemeliharaan untuk mengungkap item yang harus dicatat sebagai perlengkapan. Review surat perjanjian sewa. Accuracy Akuisisi yang tercatat pada Periksa faktur vendor. tahun berjalan adalah akurat. Cut-off Akuisisi tahun berjalan dicatat Review yang terjadi mendekati tanggal neraca. pada periode yang tepat. transaksi Rights and Obligations Klien memiliki hak untuk Periksa faktur vendor. akuisisi pada tahun berjalan. Audit atas ..., Betha Sonia Evlynna, FE UI, 2014 Universitas Indonesia 31 Auditor memulai verifikasi akuisisi tahun berjalan dengan memperoleh data aset tetap sepanjang tahun. Data atas setiap penambahan Aset Tetap dibuat secara terpisah, data tersebut mengandung informasi atas tanggal akuisisi, penjual, deskripsi, catatan atas perolehan aset tetap apakah baru atau bekas, masa manfaat aset untuk tujuan kalkulasi penyusutan, metode penyusutan, dan biaya lainnya. Tujuan utama atas pemeriksaan auditor adalah untuk melihat adanya penambahan atas Aset Tetap serta pengecekan atas faktur vendor. Pengujian lainnya merupakan bagian dari test of control dan substantive test of transaction diperlukan karena kompleksitas dari banyaknya transaksi peralatan dan materialitas. Luas pengujian yang dilakukan tergantung pada penilaian risiko pengendalian auditor untuk akuisisi dan materialitas penambahan. Auditor harus waspada akan kemungkinan adanya kegagalan klien dalam mengkategorikan biaya material dan instalasi sebagai bagian dari biaya perolehan aset. Auditor perlu mengetahui kebijakan kapitalisasi klien untuk menentukan apakah akuisisi diperlakukan secara konsisten dari tahun ke tahun. Auditor juga harus melakukan verifikasi atas transaksi untuk melihat bahwa pencatatan diklasifikasikan dengan benar. Klien mungkin saja melakukan kesalahan dalam mengkapitalisasi perbaikan, sewa, atau biaya lainnya. Klien juga dapat saja salah mengkategorikan transaksi yang harus dicatat sebagai aset dalam beban perbaikan dan pemeliharaan, biaya sewa, perlengkapan, alat-alat kecil, dan akun lainnya. Salah saji tersebut mungkin akibat dari kurangnya pemahaman standar akuntansi atau dari keinginan klien untuk menghindari pajak penghasilan. Auditor juga perlu memeriksa apakah klien memiliki hak untuk mencatat peralatan sebagai aset. Auditor sering melakukan pemeriksaan atas pembelian atau sewa kontrak untuk menentukan apakah pengkapitalisasian peralatan dilakukan secara tepat. Audit atas ..., Betha Sonia Evlynna, FE UI, 2014 Universitas Indonesia 32 Verifikasi Pelepasan Aset Tetap pada Tahun Berjalan Transaksi yang melibatkan penjualan peralatan seringkali mengalami salah saji ketika pengendalian internal perusahaan kekurangan metode formal untuk menginformasikan manajemen penjualan, tukar-tambah, pembatalan, atau pencurian mesin dicatat dan peralatan. Jika klien gagal untuk mencatat pelepasan, maka harga perolehan dari akun peralatan akan mengalami lebih saji tanpa batas waktu, dan nilai buku bersih akan dilebihlebihkan sampai aset disusutkan secara penuh. Tujuan utama dari verifikasi atas pelepasan aset tetap pada tahun berjalan adalah untuk memperoleh bukti yang cukup dan tepat bahwa semua pelepasan dicatat pada jumlah yang benar. Auditor melakukan verifikasi dengan memperoleh data klien atas pelepasan aset tetap. Data klien biasanya menginformasikan tanggal penjualan aset tetap, nama pembeli aset, harga jual, biaya asli, tanggal perolehan serta akumulasi penyusutan. Prosedur berikut sering digunakan untuk verifikasi pelepasan aset tetap: • Evaluasi kemungkinan aset yang baru diakuisisi menggantikan aset yang ada; • Analisis keuntungan dan kerugian dari penjualan aset dan pendapatan lain-lain untuk penerimaan dari penjualan aset; • Evaluasi atas modifikasi dan perubahan pabrik, produk, peralatan, pajak atas aset, atau cakupan asuransi untuk melihat kemungkinan penghapusan peralatan; • Membuat pertanyaan yang ditujukan pada personil manajemen dan karyawan bagian produksi tentang kemungkinan pelepasan aset. Saat aset tetap dilepaskan atau dihentikan pemakaiannya tanpa ditukar dengan aset pengganti, maka tingkat akurasi transaksi dapat diverifikasi dengan memeriksa faktur penjualan terkait dan file induk aset tetap. Auditor harus membandingkan biaya dan akumulasi penyusutan dalam file induk dengan pencatatan dalam buku besar dengan melakukan perhitungan ulang atas keuntungan atau kerugian atas pelepasan aset tetap yang dibandingkan Audit atas ..., Betha Sonia Evlynna, FE UI, 2014 Universitas Indonesia 33 dengan catatan akuntansi. Ketika pertukaran aset tetap terjadi, auditor harus memastikan bahwa aset baru dikapitalisasi dan aset yang digantikan dihapuskan dari pencatatan klien, dengan memperhitungkan nilai buku aset yang ditukar dan tambahan biaya untuk aset tetap pengganti. Verifikasi Saldo Akhir Akun Aset Auditor memiliki dua tujuan ketika mengaudit saldo akhir aset tetap, yaitu untuk menentukan bahwa semua aset tetap yang dicatat secara fisik ada pada tanggal neraca (existence) dan semua aset tetap yang dimiliki telah dicatat (completeness). Ketika merancang tes audit untuk memenuhi tujuan tersebut, auditor mempertimbangkan nature dari internal control atas aset tetap. Kontrol yang dinilai penting yaitu: Penggunaan file induk untuk aset tetap individual; Kontrol fisik yang memadai atas aset yang dapat berpindah (seperti komputer, peralatan, dan kendaraan); Peggunaan nomor identifikasi untuk masing-masing aset tetap; Perhitungan fisik secara berkala atas aset tetap serta rekonsiliasinya dengan akuntan perusahaan. Setelah menilai risiko kontrol untuk tujuan keberadaan (existence), auditor mempertimbangkan apakah perlu untuk melakukan verifikasi atas keberadaan setiap aset tetap yang ada dalam file induk perusahaan. Jika ada kemungkinan banyak jumlah aset tetap yang sudah tidak ada tapi tetap tercatat dalam file induk, auditor dapat memilih sampel dari file induk dan memeriksa fisik aset tetap perusahaan. Berdasarkan penilaian auditor atas risiko pengendalian untuk tujuan kelengkapan, auditor mungkin melakukan pemeriksaan secara fisik akan sampel dari aset tetap utama dan menelusurinya ke file induk. Dalam kasus Audit atas ..., Betha Sonia Evlynna, FE UI, 2014 Universitas Indonesia 34 yang jarang terjadi, auditor dapat memutuskanuntuk melakukan cek fisik aset tetap untuk memastikan kelengkapan dan catatan aset tetap lengkap. Auditor biasanya tidak perlu menguji keakuratan atau klasifikasi aset tetap yang tercatat pada periode sebelumnya karena diasumsikan telah diverifikasi dalam audit sebelumnya pada saat aset tetap diperoleh. Tetapi, auditor harus menyadari bahwa perusahaan terkadang memiliki aset tetap yang tidak lagi digunakan dalam operasi. Jika jumlahnya material, auditor harus mengevaluasi apakah mereka harus diturunkan ke nilai realisasi bersih (tujuan nilai realisasi) atau setidaknya diklasifikasikan secara terpisah dari aset tetap dan dicatat sebagai "aset tetap non-operasi". Selain melakukan prosedur untuk memperoleh bukti yang berkaitan dengan tujuan audit terkait dengan saldo aset tetap, auditor juga melakukan prosedur audit yang terkait dengan tujuan penyajian dan pengungkapan terkait aset tetap. Pertimbangan utama dalam melakukan verifikasi atas pengungkapan terkait aset tetap adalah kemungkinan adanya tuntutan hukum. Auditor dapat menggunakan beberapa metode, yaitu: • Melihat persyaratan perjanjian pinjaman atau kredit; • Mengirimkan konfirmasi pinjaman kepada bank dan lembaga pemberi pinjaman lainnya; • Diskusi dengan klien atau mengirim surat ke penasihat hukum. Penyajian dan pengungkapan aset tetap yang memadai dalam laporan keuangan harus dievaluasi secara hati-hati untuk memastikan bahwa standar akuntansi telah diikuti. Peralatan manufaktur mencakup biaya bruto dan biasanya harus dipisahkan nilainya dari aset tetap lainnya. Aset sewa guna usaha juga harus diungkapkan secara terpisah dan pihak yang memiliki aset tersebut harus dicantumkan dalam catatan tambahan (footnote disclosure). Auditor harus melakukan pengujian yang cukup untuk memverifikasi bahwa keseluruan tujuan penyajian dan pengungkapan telah terpenuhi. Audit atas ..., Betha Sonia Evlynna, FE UI, 2014 Universitas Indonesia 35 Verifikasi Beban Penyusutan Tujuan audit-terkait saldo yang paling penting bagi beban penyusutan adalah akurasi. Fokus utama dari verifikasi beban penyusutan adalah untuk mengetahui apakah perusahaan telah mengikuti kebijakan yang ditetapkan, dan konsisten menjalankannya dari tahun ke tahun. Auditor juga ingin mengetahui apakah perhitungan penyusutan yang dilaksanakan klien sudah benar atau tidak. Auditor harus memperoleh informasi terkait penyusutan aset tetap perusahaan, antara lain: 1. Umur ekonomis untuk akuisisi di masa sekarang 2. Metode penyusutan yang digunakan perusahaan 3. Estimasi nilai sisa 4. Kebijakan penyusutan aset selama tahun akuisisi dan penghentian Auditor dapat melakukan wawancara dengan klien untuk membandingkan informasi yang disediakan klien dengan permanent file yang dipegang auditor. Metode yang digunakan untuk melakukan pengujian yaitu dengan melakukan pengujian prosedur analitis atas kewajaran yang dibuat dengan mengalikan aset tetap yang kurang dipenyusutan dengan tingkat penyusutan untuk tahun tersebut. Dalam melakukan perhitungan, auditor harus memasukan penyesuaian serta penambahan yang terjadi selama tahun berjalan. Bila pengujian kewajaran tidak dapat dilaksanakan secara maksimal, maka dapat dilakukan pengujian perincian. Auditor dapat menghitung kembali beban penyusutan atas beberapa aset tertentu. Dengan melakukan perhitungan ulang dapat diketahui kesesuaian perhitungan klien dengan kebijakan yang ditetapkan. Audit atas ..., Betha Sonia Evlynna, FE UI, 2014 Universitas Indonesia 36 Verifikasi Saldo Akhir Akumulasi Depresiasi Akun Debit atas akumulasi diuji sebagai prosedur audit atas Aset Tetap. Terdapat dua tujuan atas verifikasi atas Saldo Akhir Akumulasi Depresiasi Aset Tetap, yaitu: 1. Akumulasi depresiasi yang dinyatakan dalam berkas utama aset sesuai dalam buku besar. 2. Akumulasi depresiasi dalam berkas utama adalah akurat. Tujuan ini diperoleh dengan melakukan pengujian penjumlahan akumulasi depresiasi dalam berkas utama aset. Jumlah tersebut kemudian dibandingkan dengan Total di Buku Besar. Audit atas ..., Betha Sonia Evlynna, FE UI, 2014 Universitas Indonesia BAB 3 PROFIL PERUSAHAAN 3.1. Profil Perusahaan 3.1.1 Gambaran Perusahaan BDO saat ini termasuk ke dalam Kantor Akuntan Publik terbesar kelima di dunia. Penyediaan layanan BDO dikoordinasikan oleh Brussels Worldwide Services BVBA yang didirikan di Belgia. Di Indonesia, KAP Tanubrata Sutanto Fahmi & Rekan (BDO Indonesia) adalah anggota BDO International yang juga melayani klien BDO Internasional yang melakukan bisnis di Indonesia sejak tahun 1992. KAP Tanubrata Sutanto, Fahmi & Rekan (BDO Indonesia) didirikan oleh Richard B Tanubrata pada tanggal 6 Desember 1979. Sebagai salah satu perusahaan akuntansi tertua di Indonesia, BDO Indonesia memiliki pemahaman yang mendalam dalam memberikan jasa akuntansi dan audit di Indonesia. BDO Indonesia sangat yakin bahwa membangun hubungan responsif dan bertanggung jawab dengan klien akan membantu pertumbuhan menjadi lebih cepat dan lebih kuat. BDO siap membantu dari awal untuk mencapai keberhasilan maksimal. BDO berkomitmen untuk membantu klien dan karyawannya untuk menjadi yang terunggul. Fokus BDO tidak hanya untuk meningkatkan jumlah klien dan karyawan, tetapi lebih pada uluran tangan kepada klien untuk meningkatkan kualitasnya menjadi lebih baik, yang didukung oleh para profesional yang berkualitas dan berdedikasi. Tujuan BDO terangkum dalam 3C (Community, Communication, dan Commitment) Tujuan ini berfungsi sebagai simbol kekuatan dan persatuan. 37 Audit atas ..., Betha Sonia Evlynna, FE UI, 2014 Universitas Indonesia 38 Karyawan BDO Indonesia lebih dari sekedar aset, mereka adalah sumber daya yang berharga. Itulah mengapa BDO selalu memperlakukan karyawan sebagai bagian dari keluarga besar bukan hanya sebagai seorang karyawan. BDO membebaskan dirinya dari "Conventional-Bureaucracy", suatu sistem hirarki yang kebanyakan organisasi adopsi di lingkungan kerjanya. BDO percaya bahwa untuk menjadi tim pemenang harus ada kerja sama yang terbangun, baik santun dan bekerja sebagai sebuah tim. Komitmen BDO adalah untuk melayani klien lebih baik dan tidak ada ruang untuk tawar-menawar dalam hal apapun. BDO memahami bahwa tiap pihak hanya dapat mencapai komitmen ini melalui kualitas orang. BDO merekrut individu-individu berbakat, termotivasi dan disiplin, dengan sikap yang baik dan tingkat tinggi integritas; ingin belajar serta berbagi pengetahuan dan pengalaman mereka sendiri. Selain kualifikasi akademik yang relevan dan pengalaman industri, orang-orang kita proaktif, dapat dipercaya, responsif dan berkomitmen. BDO berkomitmen untuk berinvestasi dalam karyawan perusahaannya, itulah sebabnya terdapat berbagai program pembangunan untuk mendukung dan mendorong pendidikan berkelanjutan professional tiap karyawan. BDO percaya bahwa dengan menambahkan adanya hubungan kekeluargaan dan tidak hanya menjadi penyedia layanan, BDO bisa menjadi mitra terpercaya, sementara pada saat yang sama, menjaga independensi dan objektivitas penting untuk hubungan yang sehat dan profesional. Layanan BDO tidak berhenti di batasan ruang lingkup dimana perusahaan terlibat, melainkan juga untuk profesional, menyoroti daerah lain yang bernilai tambah bagi bisnis klien. Audit atas ..., Betha Sonia Evlynna, FE UI, 2014 Universitas Indonesia 39 3.1.2 Jasa Yang Ditawarkan BDO Indonesia menawarkan pendekatan komprehensif untuk mengatasi masalah-masalah internal dan melayani kebutuhan klien. BDO memanfaatkan sumber daya dalam audit, akuntansi, pajak, konsultasi dan konsultasi layanan, untuk memberikan program pribadi dan fleksibel untuk memenuhi harapan tiap kliennya. Dengan jaringan internasional yang luas, BDO Indonesia mampu memberikan dukungan kohesif dan lengkap di seluruh area, budaya, anggaran keuangan dan posisi ekonomi. BDO menggabungkan visi global dengan penekanan lokal untuk memberikan layanan di berbagai industri. BDO memberikan jasa spesialis yang tersaji sebagai berikut: o Audit & Assurance Services Dengan perubahan yang cepat dalam dunia bisnis saat ini, perusahaan menghadapi risiko yang semakin kompleks. Sebagai bagian dari proses audit, BDO memiliki peran untuk membantu klien dalam proses bisnis dan risiko keuangan serta memberikan saran tentang bagaimana risiko tersebut dapat diatasi. Pendekatan audit berbasis risiko dikembangkan di bawah metodologi audit BDO yang difokuskan pada driver bisnis, risiko yang terkait dan dampak potensial terhadap laporan keuangan. Pemahaman yang mendalam atas standar akuntansi dan audit adalah suatu keharusan, dan harus juga membangun pengetahuan tim audit dengan standar akuntansi dan standar audit. BDO selalu meningkatkan pengetahuan karyawannya terhadap akuntansi internasional dan standar audit seperti IFRS, US GAAP, dan ISA. Melalui jaringan global, BDO dapat memanfaatkan keahlian dari mitra asing yang sangat penting untuk transaksi lintas-perbatasan dan pembentukan aliansi strategis. Perusahaan-perusahaan anggota BDO terhubung melalui akses internet melalui BDO e-connect, yang memungkinkan para pihak untuk berkomunikasi Audit atas ..., Betha Sonia Evlynna, FE UI, 2014 dan berbagi Universitas Indonesia 40 pengetahuan dan praktik terbaik dengan profesional yang berlokasi internasional. Di area ini, BDO melakukan berbagai layanan yang berkaitan dengan pelaporan laporan keuangan dan analisis serta penyajian informasi keuangan klien. Layanan utama BDO termasuk: - Auditing of Financial Statements for closely held businesses - Auditing of Financial Statements for publicly held entities including initial public offering and other fillings with the Stock Exchange - Attestation Examination, Review, and Agreed Upon Procedures such as: Examination of Financial Statements Prospective Proforma Financial Information Internal Control Structure on Financial Statements Compliance Attestation o Business and Tax & Advisory BDO telah diakui oleh para rekan professional yang sering mengundang staf BDO untuk berbicara di seminar pajak. Spesialis pajak BDO didukung oleh program komputer yang canggih dan sumber yang membantu memberikan klien layangan dengan tingkat tertinggi yang profesional. o Specialist Advisory Services, seperti: Business Advisory Accounting & Management Manual Business Plan & Financial Projection Financial & Tax Due diligence Corporate Finance & Valuation Restructuring, Recovery & Insolvency Enterprise Risk Management IT Advisory and Consulting Audit atas ..., Betha Sonia Evlynna, FE UI, 2014 Universitas Indonesia 41 3.2. Profil PT SK 3.2.1 Gambaran Umum PT SK PT SK adalah perusahaan pengolah karet di Indonesia, yang merupakan anak perusahaan KMN group. Lokasi kantor pusat PT SK adalah di daerah Kuningan, Jakarta Selatan. Pabrik pengolahan karet terpusat di daerah Tapanuli Selatan, Sumatera Utara. Kapasitas pabrik adalah sebesar 30.000 ton per tahun. Hasil produksi karet yaitu BOKar (Bahan Olah Karet) PT SK telah dipasarkan ke wilayah Asia. PT SK didirikan berdasarkan akta Notaris pada tanggal 27 April 1995 dan telah disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia pada tanggal 14 Juli 1995 Perusahaan telah menyesuaikan seluruh anggaran dasarnya sesuai dengan Undang-Undang No. 40 Tahun 2007 mengenai Perseroan Terbatas pada tanggal 23 September 2008, yang telah disahkan oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia pada tanggal 24 Desember 2008. Akta Perusahaan telah beberapa kali mengalami perubahan, perubahan terakhir pada tanggal 20 April 2011 mengenai perubahan susunan Dewan Komisaris dan Direksi. Perubahan tersebut telah memperoleh persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia berdasarkan Surat Keputusan pada tanggal 24 Mei 2011. Hingga Desember 2012, PT SK memiliki 513 karyawan. 3.2.2 Visi dan Misi PT SK Visi dari PT SK adalah menjadi penyedia solusi kebutuhan karet alam yang terbesar dan paling diminati (pelanggan dan pemasok) di dunia. Misi dari PT SK adalah untuk memberikan solusi untuk seluruh kebutuhan yang berkaitan dengan karet alam secara berkelanjutan dan berwawasan lingkungan serta mewujudkan kesejahteraan bersama Bangsa. Audit atas ..., Betha Sonia Evlynna, FE UI, 2014 Universitas Indonesia 42 3.2.3 Proses Bisnis PT SK PT SK merupakan pemasok Bahan Olah Karet (BOKar) bagi perusahaan luar negeri, seperti GT Radial, Yokohama Rubber Company, Hankook Tire dan lainnya. PT SK memperoleh persediaan bahan baku dari petani setempat di daerah Sumatera Utara. Bahan baku tersebut kemudian disimpan di tempat penyimpanan. Tempat penyimpanan persediaan bahan baku meliputi area yang luas, yang berada di sekitar area mesin produksi. Tempat penyimpanan bahan baku di pasangkan lampu karena proses produksinya berjalan 24 jam, yang dibagi menjadi 3 shift. Bahan baku terdiri dari jenis slab tebal, dan cup lump cetak. Tempat penyimpanan bahan baku berada di Gudang X. Bagian gudang bahan baku tidak menghitung lagi setiap bahan baku yang masuk, karena perhitungan sudah dilakukan di Gudang X. Pengolahan karet berbeda tergantung dari jenis BOKar yang ada. Slab terdiri atas dua jenis, tebal dan tipis. Slab diolah dengan mencampurkan lateks dengan lum mangkok kemudian dibekukan dengan asam format/semut didalam bak pembeku. Cup Lump Cetak adalah lateks kebun yang dibiarkan membeku secara alamiah dalam mangkuk, pada musim penghujan untuk mempercepat proses pembekuan lateks ditambahkan asam format/semut atau bahan lainnya. Semua barang jadi yang berupa karet yang sudah dicetak dalam bentuk kotak dan dikemas dengan plastik dengan berat masing-masing kotak 35 kg, dimasukkan dalam box yang muat 36 cetakan karet, sehingga total dalam box yang siap dikirim tersebut adalah 1.260 Kg dan 1.225 Kg. Audit atas ..., Betha Sonia Evlynna, FE UI, 2014 Universitas Indonesia 43 Kapasitas produksi PT SK adalah mencapai sekitar 1.000.000 kg per bulannya, yang terdiri atas: Blanket : 500.000kg BOKar : 125.000kg SIR-20 : 375.000kg Karet yang sudah berbentuk barang jadi, disebut SIR-20. Setelah karet SIR-20 siap untuk diangkut, pengiriman kemudian dilakukan menggunakan jasa angkutan laut. Dikarenakan penjualan yang terjadi dilakukan dominan ke luar negeri, maka terdapat pajak ekspor yang mempengaruhi aktivitas ekspor komoditi PT SK. Jumlah tenaga kerja yang besar juga mengakibatkan adanya regulasi mengenai tenaga kerja. 3.2.4 Pemegang Saham Berikut merupakan tabel yang menyajikan informasi mengenai komposisi pemegang saham dan persentase kepemilikan dari PT SK. Pemegang Saham PT KLM PT SDS Total Modal Saham 7.984.000 16.000 8.000.000 Persentase kepemilikan (%) 99,80 0,20 100,00 Audit atas ..., Betha Sonia Evlynna, FE UI, 2014 Total 7.984.000.000 16.000.000 8.000.000.000 Universitas Indonesia BAB 4 PEMBAHASAN DAN ANALISIS Audit yang dilakukan oleh tim audit adalah audit atas laporan keuangan yang bertujuan untuk menentukan apakah laporan keuangan yang tersaji oleh PT SK telah dinyatakan sesuai dengan kriteria yang ditetapkan dalam PSAK, dalam hal audit aset tetap yang dilakukan penulis adalah kriteria yang ditetapkan PSAK 16. Dalam menentukan apakah laporan keuangan disajikan secara wajar sesuai dengan standar akuntansi, tim audit melaksanakan prosedur audit dan mengumpulkan bukti untuk menentukan apakah laporan keuangan PT SK mengandung kesalahan material atau salah saji lainnya. Pertama, penulis akan menyajikan kebijakan PT SK terkait aset tetap yang digunakan pada tahun berjalan, lalu kemudian penulis akan menggambarkan prosedur audit yang dilaksanakan penulis dan kemudian analisis atas prosedur yang dilaksanakan. 4.1 Kebijakan Aset Tetap PT SK Aset tetap dinyatakan sebesar biaya perolehan, setelah dikurangi akumulasi penyusutan dan/ atau akumulasi penurunan nilai. Biaya-biaya setelah perolehan awal diakui sebagai bagian dari nilai tercatat aset tetap atau sebagai aset yang terpisah hanya apabila kemungkinan besar manfaat ekonomis sehubungan dengan aset tersebut di masa mendatang akan mengalir ke Perusahaan dan biayanya dapat diukur secara handal. Efektif pada tanggal 1 Januari 2012 terdapat perubahan kebijakan akuntansi pada PT SK dalam ISAK 25 mengenai Hak atas Tanah. ISAK 25 menjelaskan pengakuan tanah yang diklasifikasikan sebagai aset tetap, yang diperoleh melalui Hak Guna Usaha (HGU), Hak Guna Bangunan (HGB), dan Hak Pakai. Isu khusus yang diangkat di dalam interpretasi ini adalah: 44 Audit atas ..., Betha Sonia Evlynna, FE UI, 2014 Universitas Indonesia 45 (1) biaya perolehan tanah melalui Hak Guna Usaha (HGU), Hak Guna Bangunan (HGB), dan Hak Pakai yang diakui berdasarkan PSAK 16 (Revisi 2011), (2) biaya tanah yang tidak disusutkan kecuali terdapat bukti sebaliknya yang mengindikasikan adanya perpanjangan atau pembaruan hak atas tanah, (3) biaya awal untuk memperoleh hak legal atas tanah diakui sebagai bagian dari biaya akuisisi atas tanah, dan (4) biaya-biaya yang dapat dikelompokkan dengan perpanjangan atau pembaruan hak atas tanah diakui sebagai aset tak berwujud dan disusutkan selama masa manfaat hak legal atau umur manfaat ekonomis tanah, mana yang terlebih dahulu sesuai dengan PSAK 19 (Revisi 2010) mengenai Aset Tak Berwujud. Penyusutan terhadap aset tetap PT SK dihitung dengan menggunakan metode garis lurus (straight line method) berdasarkan taksiran masa manfaat ekonomis aset tetap, yaitu sebagai berikut: Jenis Aset Tetap Tanah Bangunan dan rumah Instalasi Mesin dan peralatan Kendaraan Inventaris kantor Tahun 20 8 8 – 10 4–8 4–8 Beban penyusutan aset tetap PT SK diaplikasikan atas 3 bagian, yaitu biaya produksi (Cost of Goods Sold), beban umum dan administrasi (General and Administration expense), serta beban penjualan (selling expenses). Beban produksi adalah beban yang terkait dengan produksi seperti beban penyusutan atas instalasi serta mesin dan peralatan. Beban umum dan administrasi serta beban penjualan meliputi beban penyusutan atas bangunan, kendaraan, dan inventaris kantor. Audit atas ..., Betha Sonia Evlynna, FE UI, 2014 Universitas Indonesia 46 Pengakuan atas penyusutan dilakukan dengan ketentuan jika akuisisi atas aset tetap terjadi sebelum tanggal 15, maka penyusutannya akan diakui pada bulan berjalan. Namun jika akuisisi terjadi setelah tanggal 15, maka pengakuan penyusutannya terjadi pada bulan berikutnya. Perubahan tingkat pemakaian dan perkembangan teknologi dapat mempengaruhi masa manfaat ekonomis dan nilai sisa aset, dan karenanya biaya penyusutan masa depan mungkin direvisi. Biaya pemeliharaan dan perbaikan lainnya atas aset tetap dibebankan ke laporan laba rugi komprehensif pada saat terjadinya, pemugaran dan penambahan dikapitalisasi ke akun aset tetap yang bersangkutan. Nilai residu dan masa manfaat ekonomis aset tetap ditinjau kembali dan disesuaikan, jika perlu, pada setiap tanggal laporan posisi keuangan. Kebijakan akuntansi atas nilai residu aset tetap pada PT SK adalah 0. Terdapat Aset Dalam Penyelesaian (Construction In Progress) yang meliputi bangunan dan prasarana lainnya. Nilai Construction In Progress dinyatakan berdasarkan: biaya pembangunan biaya pegawai langsung biaya tidak langsung dalam pembangunan tersebut biaya-biaya pinjaman yang digunakan untuk membiayai aset selama masa pembangunan Akumulasi biaya aset dalam penyelesaian akan direklasifikasi ke aset tetap yang bersangkutan dan kapitalisasi biaya pinjaman dihentikan pada saat pembangunan selesai dan aset tersebut siap dipergunakan. Aset tetap telah diasuransikan terhadap risiko kerugian atas kebakaran dan risiko kerugian lainnya. Sejak tahun 2011, seluruh aset tetap milik PT SK merupakan jaminan atas pinjaman terhadap Bank X. Audit atas ..., Betha Sonia Evlynna, FE UI, 2014 Universitas Indonesia 47 Aset tetap dihentikan pengakuannya pada saat dilepaskan atau saat tidak ada manfaat ekonomis masa depan yang diharapkan dari penggunaan atau pelepasannya. Laba atau rugi yang timbul dari penghentian pengakuan aset (dihitung sebagai perbedaan antara jumlah neto hasil pelepasan dan jumlah tercatat dari aset) dikreditkan atau dibebankan pada tahun berjalan. 4.2 Audit Program Aset Tetap PT SK Berikut tersaji audit program yang digunakan tim audit sebagai acuan dalam melakukan prosedur audit aset tetap PT SK pada periode berjalan: Audit Program Details Obtain list Fixed Assets from Meminta daftar aset tetap PT SK pada Client periode berjalan. Daftar tersebut diperoleh dari klien. Aset tetap PT SK terdiri atas: Test Beginning Balance - Tanah - Bangunan - Instalasi - Mesin dan peralatan - Kendaraan - Peralatan kantor Bandingkan saldo pada akhir periode audit sebelumnya dengan saldo awal periode berjalan. Make the movement of Fixed Pengujian dilakukan untuk kemudian Assets dibandingkan dengan saldo akhir yang tercatat pada laporan yang disajikan klien. Audit atas ..., Betha Sonia Evlynna, FE UI, 2014 Universitas Indonesia 48 Test Of Detail Addition and Pengujian Disposal (by sample) penghapusan atas penambahan aset tetap dan dengan melakukan: - Minta data penambahan dan pengurangan aset tetap pada periode berjalan Depreciation Analytical - Lakukan sample vouching - Cek otorisasi atas transaksi Cek kebijakan atas penyusutan aset tetap klien. Hal ini untuk memastikan metode penyusutan yang digunakan pada periode berjalan serta melihat ketentuan penentuan masa manfaat aset tetap. Recalculate depreciation expense Perhitungan kembali atas penyusutan aset tetap dilakukan untuk dicocokkan dengan saldo yang tersaji menurut perhitungan klien. Repair and Maintenance Analysis Pengujian atas membutuhkan perbaikan biaya yang yang besar, evaluasi kembali kebijakan akuntansi mengenai kapitalisasi. Compare Ending balance Melakukan perbandingan saldo antara per audit with balance per hasil perhitungan ulang auditor dengan ledger saldo yang tercatat pada buku besar klien. Impairment Analysis Lakukan analisa atas kemungkinan terjadinya penurunan nilai aset tetap. Audit atas ..., Betha Sonia Evlynna, FE UI, 2014 Universitas Indonesia 49 Fixed Assets Opname Observasi atas keberadaan aset tetap yang berada di kantor pusat dan daerah. 4.3 Prosedur Audit Aset Tetap PT SK 4.3.1 Merencanakan dan merancang Pendekatan Audit Memahami Bisnis dan Industri Klien PT SK telah diaudit pada tahun sebelumnya oleh auditor yang sama. Dengan melihat opini audit pada tahun yang lalu, sifat klien, tipe perusahaan dan jenis industri maka pada tahun berjalan telah disetujui untuk melakukan proses audit kembali atas PT SK. Untuk memahami industri PT SK, dilakukan wawancara dengan manajemen perusahaan. Wawancara dilakukan lebih untuk mengetahui ada atau tidaknya perubahan atas proses bisnis PT SK pada tahun berjalan dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Dari hasil wawancara diketahui bahwa terdapat peralihan penggunaan sistem akuntansi yang digunakan oleh PT SK. Perubahan sistem akuntansi ini terjadi pada tahun berjalan. Sebelumnya, PT SK menggunakan sistem akuntansi Foxpro. Namun, sejak Oktober 2012, penggunaan sistem beralih dari Foxpro ke sistem akuntansi SAP. Perubahan ini mempengaruhi proses pencatatan akuntansi klien yairu Chart of Account (COA) perusahaan mengalami perombakan secara keseluruhan. Terdapat alokasi atas akun-akun dari sistem lama ke sistem baru. Dimunculkan pula akun-akun baru untuk lebih merincikan akun yang memiliki nominal besar dan belum terperinci seperti Uang Muka BOKar. Audit atas ..., Betha Sonia Evlynna, FE UI, 2014 Universitas Indonesia 50 Memahami Pengendalian Internal dan Menilai Risiko Pengendalian Penulis tidak mengikuti prosedur ini, namun berdasarkan hasil diskusi dengan senior in-charge diketahui bahwa pengendalian internal klien secara keseluruhan adalah baik sehingga tidak memiliki isu yang signifikan. Namun karena adanya pergantian sistem akuntansi menyebabkan tim audit agak susah untuk membaca data yang berasal dari klien. Untuk mengatasi permasalahan ini, tim audit dan klien melakukan tanya jawab terkait alur pencatatan sistem akuntansi perusahaan yang baru. Pengendalian Internal berbanding terbalik dengan risiko pengendalian. Dengan pengendalian internal yang baik, maka pengumpulan bukti audit bisa diturunkan jumlahnya dan tingkat materialitas dapat ditingkatkan. Dan apabila pengendalian internal perusahaan dinilai kurang, maka berlaku hal yang sebaliknya. Menilai Risiko Salah Saji Material Materialitas adalah batas kesalahan atau tingkat salah saji pada informasi yang tersaji di laporan keuangan yang dapat mempengaruhi pengambilan keputusan. Untuk menilai tingkat materialitas, auditor harus terlebih dahulu memahami kliennya. Dalam audit yang penulis jalani, klien bukan merupakan perusahaan yang go public, dan pemegang saham perusahaan terdiri dari hanya beberapa saja. Hingga tahun berikutnya, belum ada rencana untuk menjadi perusahaan yang go public. Kondisikondisi tersebut mempengaruhi besaran penilaian tingkat materialitas yang akan digunakan oleh auditor. Tim audit mengukur tingkat materialitas berdasarkan tiga tolak ukur, yaitu Materiality Planned (MP), Performance Materiality (PM), dan Clearly Trivial (CT). MP diperoleh dengan basis persentase 0,75% dari total revenue, PM diperoleh daengan mengalikan besar MP dengan basisnya, yaitu 75%, sedangkan CT diperoleh dengan mengalikan basis sebesar 1% dengan MP. Audit atas ..., Betha Sonia Evlynna, FE UI, 2014 Universitas Indonesia 51 Sumber: Worksheet beban penyusutan PT SK - telah diolah kembali Selama proses audit berlangsung, ketiga tolak ukur ini membantu auditor untuk menilai kewajaran suatu akun bila terdapat perbedaan penyajian antara nilai suatu akun yang diberikan klien dengan hasil perhitungan auditor. Jika perbedaan masih berada dibawah CT, maka masih berada didalam batas kewajaran. Namun, jika perbedaan berada diatas CT tetapi masih dibawah PM, maka jumlah tersebut akan diakumulasi dan akan dibuat jurnal penyesuaiannya. Penentuan Jumlah Sampel dan Sampel yang Dipilih Berdasarkan kebijakan yang ditetapkan oleh Kantor Akuntan Publik, pengambilan sampel dalam prosedur audit yang dilaksanakan adalah sebesar 80% dari setiap Aset Tetap. Lead Schedule Tujuan dari pembuatan lead schedule adalah untuk melihat tujuan audit terkait kelengkapan, keberadaan, dan akurasi. Lead schedule terdiri atas: 1. Saldo per buku aset tetap pada tahun berjalan. 2. Saldo per buku akumulasi penyusutan tahun berjalan. 3. Saldo per angka audit atas aset tetap pada tahun berjalan. Audit atas ..., Betha Sonia Evlynna, FE UI, 2014 Universitas Indonesia 52 4. Saldo per angka audit atas akumulasi penyusutan pada tahun berjalan. 5. Saldo aset tetap pada tahun sebelumnya. 6. Saldo akumulasi penyusutan pada tahun sebelumnya. 7. Perbandingan kenaikan atau penurunan yang terjadi antara tahun berjalan dengan tahun sebelumnya. Perbandingan disajikan dalam bentuk nominal dan persentase. Test Beginning Balance Aset Tetap PT SK Tes dilakukan tim auditor untuk tujuan keterkaitan antara saldo akhir tahun sebelumnya dengan saldo awal tahun berjalan PT SK. Tes dilakukan dengan membandingkan saldo akhir tahun di laporan auditor tahun sebelumnya dengan angka per 1 Januari tahun berjalan berdasarkan data yang diperoleh dari klien. 4.3.2 Prosedur Analitis dan Uji Rincian Saldo Prosedur Analitis Prosedur Analitis dapat dilakukan dengan membandingkan data yang diperoleh dari klien dengan: 1. Data Industri 2. Data periode sebelumnya yang serupa 3. Hasil yang diharapkan yang ditentukan oleh klien 4. Hasil yang diharapkan yang ditentukan oleh auditor 5. Hasil yang diharapkan dengan menggunakan data non-keuangan Prosedur Analitis yang dilakukan tim audit adalah dengan membandingkan data yang diperoleh dari klien dengan data periode sebelumnya yang serupa. Audit atas ..., Betha Sonia Evlynna, FE UI, 2014 Universitas Indonesia 53 Pengujian ini dilakukan dengan membandingkan saldo akun pada tahun berjalan dengan tahun sebelumnya. Pengujian ini merupakan salah satu cara pengujian termudah. Langkah pengujian adalah dengan mencantumkan nilai dari laporan auditor tahun sebelumnya yang kemudian dibandingkan dengan saldo neraca tahun berjalan yang diperoleh dari klien. Dari prosedur analitis dapat dilihat jumlah kenaikan dan penurunan yang cukup signifikan. Prosedur ini membantu auditor untuk menganalisa kemungkinan penyebab terjadinya perubahan pada tiap akun perusahaan. Berikut tersaji tabel yang menggambarkan prosedur analitis yang dilakukan oleh tim audit: Sumber: Worksheet beban penyusutan PT SK - telah diolah kembali Dari tabel prosedur analitis yang dilakukan, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: Tidak terdapat penambahan aset tetap berupa tanah yang terjadi di tahun berjalan. Penurunan pada bangunan diakibatkan oleh penyusutan tahun berjalan saja, tidak terdapat pelepasan maupun penambahan aset tetap berupa bangunan pada tahun berjalan. Peningkatan Instalasi yang terjadi diakibatan dari adanya penambahan pembelian instalasi listrik. Audit atas ..., Betha Sonia Evlynna, FE UI, 2014 Universitas Indonesia 54 Peningkatan Mesin dan Peralatan diakibatkan oleh terjadinya pembelian untuk Peralatan Pabrik seperti tungku drier, trolley cake, genset, dan mesin pendukung lainnya di pabrik daerah pada tahun berjalan. Peningkatan Kendaraan diakibatkan adanya pembelian atas beberapa unit loader, forklift, serta truk colt untuk pengangkutan. Kenaikan Perkakas dan perabotan pada tahun berjalan disebabkan karena pembelian sejumlah unit komputer, kamera infrared dan printer. Terdapat peningkatan Construction In Progress yang sangat signifikan pada tahun berjalan. Penambahan CIP ini terutama terdiri atas bangunan dan mesin pabrik pada cabang daerah. Kenaikan akumulasi penyusutan terjadi karena pengakuan beban penyusutan aset tetap pada tahun berjalan. Uji Rincian Saldo Uji rincian saldo lebih difokuskan pada saldo yang tersaji di akhir periode berjalan pada buku besar. Pengujian ini merupakan salah satu pengujian terpenting yang dilakukan tim audit karena sebagian besar bukti audit yang dikumpulkan auditor berasal dari pihak yang independen. Verifikasi Penambahan Aset Tetap PT SK pada tahun berjalan Penambahan aset tetap merupakan suatu pergerakan aset yang terjadi dalam perusahaan. Penambahan aset tetap biasanya jumlahnya material dan harus dilakukan pengujian yang tepat untuk membuktikan ketepatan nilainya. Penambahan Aset Tetap PT SK pada tahun berjalan adalah sebesar 28,45% dibandingkan tahun sebelumya. Untuk memverifikasi penambahan aset tetap ini, auditor melakukan vouching pada Audit atas ..., Betha Sonia Evlynna, FE UI, 2014 Universitas Indonesia 55 penambahan aset tahun berjalan. Vouching dilakukan tidak pada seluruh penambahan aset tetap, melainkan berdasarkan jumlah sampel yang telah ditentukan sebelumnya. Balance Related Audit Objective Check Common Test list Detail Tie-In Akuisisi tahun berjalan dalam jadwal akuisisi sejalan Footing skejul akuisisi. V Trace akuisisi pada buku besar V untuk mengecek jumlah dan dengan data induk, dan jumlahnya sejalan deskripsi atas aset tetap. Footing dengan buku besar (general ledger). total keseluruhan dengan buku besar umum. V Existence Periksa Akuisisi tahun berjalan telah tercatat. buku besar dan V cocokan dengan data pada faktur pemasok, faktur pajak, dan bukti pendukung lainnya. Completeness Akuisisi yang telah dicatat. ada Periksa voucher transaksi V akuisisi aktiva tetap, telusuri jurnal umum, cocokkan nomor Audit atas ..., Betha Sonia Evlynna, FE UI, 2014 Universitas Indonesia 56 transaksi serta jumlah tercatat pada voucher transaksi dengan yang tercatat di jurnal umum Accuracy Akuisisi yang tercatat Periksa total yang tercatat di bukti pada tahun berjalan pengeluaran sesuaikan adalah akurat. kas dengan atau faktur V bank, dari pemasok dan yang tercatat pada buku besar. Cut-off Akuisisi tahun Review transaksi yang terjadi V berjalan dicatat pada mendekati tanggal neraca. periode yang tepat. Terdapat beberapa dokumen pendukung yang auditor perlukan untuk verifikasi penambahan aset tetap di PT SK. Dokumen pendukung yang dibutuhkan antara lain: 1. Voucher pengeluaran kas/bank 2. Kwitansi 3. Faktur pembelian 4. Bukti pembayaran 5. Faktur pajak Selain dokumen pendukung, auditor juga mengecek apakah terdapat otorisasi atas transaksi penambahan aset tetap yang diajukan. Otorisasi atas transaksi tersebut dilakukan oleh: 1. Bagian keuangan 2. Bagian akuntansi 3. Bagian pabrik Audit atas ..., Betha Sonia Evlynna, FE UI, 2014 Universitas Indonesia 57 Selain melakukan vouching, auditor juga melakukan observasi atas fisik aset tetap PT SK untuk memenuhi tujuan existence. Observasi dilakukan dengan melihat langsung kondisi aset tetap PT SK. Auditor kemudian melakukan tanya jawab dengan karyawan setempat untuk mengetahui penambahan aset tetap apa yang nilainya dikira cukup besar selama periode berjalan. Penulis tidak mengikuti kegiatan observasi ini karena kegiatan dilakukan di kantor daerah. Penulis hanya memperoleh gambaran atas kegiatan yang dilakukan selama observasi dilakukan. Verifikasi Pelepasan Aset Tetap PT SK pada tahun berjalan Pelepasan aset tetap pada PT SK dikarenakan masa manfaat aset tetap telah habis. Setelah melakukan wawancara dengan manajemen, diketahui bahwa tidak terdapat pelepasan aset tetap yang diakibatkan penjualan, baik ke pihak luar maupun internal, sebelum masa manfaatnya habis. Pengujian selanjutnya dilakukan auditor dengan mengecek daftar aset tetap PT SK berbentuk file digital. Dari daftar tersebut, dapat terlihat jumlah aset tetap yang dimiliki PT SK hingga tahun berjalan, masa manfaat, serta sisa masa manfaat. Verifikasi Beban Penyusutan Aset Tetap PT SK pada tahun berjalan Auditor melakukan verifikasi atas beban penyusutan dengan melakukan penghitungan ulang atas penyusutan tahun berjalan aset tetap. Tim audit memperoleh data penyusutan aset tetap perusahaan. Dari data tersebut, terlihat jumlah aset tetap, pengklasifikasiannya, tahun perolehan, masa manfaat, serta sisa masa manfaat hingga akhir tahun berjalan. Dari data diperoleh pula tabel perhitungan klien atas penyusutan setiap bulannya. Auditor kemudian melakukan perhitungan ulang atas penyusutan, Langkah pertama yang dilakukan adalah dengan Audit atas ..., Betha Sonia Evlynna, FE UI, 2014 Universitas Indonesia 58 membagi aset tetap berdasarkan kategorinya ke sheet yang berbeda. Auditor kemudian melakukan perhitungan atas masa manfaat yang tersisa. Setelah itu, dilakukan penghitungan carrying cost aset tetap. Carrying cost pada periode berjalan diperoleh dengan menjumlahkan nilai awal, penambahan serta pengurangan yang terjadi pada tahun tersebut. Nilai yang diperoleh kemudian dikurangi oleh Akumulasi Aset Tetap per Desember tahun sebelumnya. Hal ini dilakukan untuk mencari net book value per tahun sebelumnya. Klien mengubah metode penyusutan dari saldo menurun berganda ke metode garis lurus. Perubahan ini terjadi pada tahun sebelumnya, sehingga nilai perhitungan auditor sebagai dasar perhitungan penyusutan di tahun berjalan harus menggunakan dasar net book value pada tahun sebelumnya. Untuk memperoleh nilai penyusutan per bulan yang baru, net book value pada tahun sebelumnya dibagi dengan sisa masa manfaat yang telah dihitung oleh auditor. Saldo penyusutan hasil perhitungan auditor kemudian dibandingkan dengan saldo yang diperoleh dari klien. Sumber: Worksheet beban penyusutan PT SK - telah diolah kembali Sesuai dengan kebijakan PSAK terkait tanah, tanah yang dimiliki PT SK tidak disusutkan, kecuali terdapat bukti yang Audit atas ..., Betha Sonia Evlynna, FE UI, 2014 Universitas Indonesia 59 mengindikasikan adanya perpanjangan atau pembaruan hak atas tanah. Setelah melakukan tanya jawab dengan manajemen perusahaan, pada periode berjalan tidak ada penambahan atas tanah ataupun pembaruan hak tanah. Kondisi tanah pun masih layak digunakan PT SK untuk menjalankan operasi perusahaan. Penyusutan bangunan terjadi atas masa manfaat 20 tahun, Mesin dan peralatan disusutkan antar 8 sampai 10 tahun, begitu pula dengan kendaraan, yaitu 8 tahun. Informasi ini terangkum dalam data yang diberikan oleh PT SK. Dasar perhitungan penyusutan telah sesuai dengan kebijakan akuntansi perusahaan. Tidak terdapat perbedaan perhitungan antara auditor dengan PT SK sehingga diyakini penyajian nilai atas penyusutan bangunan telah wajar. Dari tabel diatas dapat terlihat bahwa tidak ditemukan perbedaan yang signifikan atas perbandingan hasil perhitungan auditor dan klien.Terdapat perbedaan perhitungan atas penyusutan instalasi dan inventaris kantor yang tersaji dengan hasil perhitungan auditor. Namun perbedaan tersebut tidaklah material sehingga auditor tidak mengajukan jurnal penyesuaian atas perbedaan perhitungan tersebut. Verifikasi penambahan Aset dalam Penyelesaian (Construction in Progress) Prosedur yang dilakukan tim audit untuk melakukan verifikasi atas Aset dalam penyelesaian (CIP) adalah dengan meminta rincian data atas penambahan yang terjadi selama tahun berjalan. Dokumendokumen pendukung atas pembelian penambahan material dites dengan mengambil sampel. Pada tahun berjalan ditemukan bahwa terdapat reklasifikasi atas CIP ke aset tetap, auditor kemudian meminta bukti pendukung berupa berita acara reklasifikasi. Berita acara tersebut memuat informasi mengenai aset yang di reklasifikasi, nominal, tanggal reklasifikasi, Audit atas ..., Betha Sonia Evlynna, FE UI, 2014 Universitas Indonesia 60 serta persetujuan dari pihak-pihak terkait. Dari berita acara tersebut, auditor melakukan penelusuran ke jurnal klien. Verifikasi Akumulasi Penyusutan Aset Tetap PT SK pada tahun berjalan Verifikasi atas akumulasi penyusutan pada PT SK dilakukan auditor bersamaan dengan saat verifikasi atas beban penyusutan PT SK. Perhitungan dilakukan dengan menjumlahkan beban penyusutan pada tahun berjalan dengan akumulasi penyusutan pada tahun sebelumnya yang nominalnya telah di tes pada saat awal audit. Hasil dari rekalkulasi ini menyajikan nilai yang wajar. Saldo akumulasi penyusutan PT SK telah sesuai dengan yang tersaji pada neraca PT SK. Verifikasi Saldo Akhir Akun Aset Tetap Prosedur ini dilakukan dengan data-data yang diperoleh dari hasil pengujian yang telah dilakukan sebelumnya. Dari hasil prosedur audit yang telah dilakukan sebelumnya diperoleh nilai akumulasi penyusutan tahun berjalan. Nilai Aset Tetap pada tahun berjalan kemudian dikurangi dengan akumulasi penyusutannya. Dengan demikian, auditor memperoleh perhitungan saldo akhir pada tahun berjalan. Berikut rangkuman prosedur yang dilakukan untuk verifikasi saldo akhir aset tetap: Memperoleh informasi kebijakan yang digunakan oleh perusahaan Memperoleh keyakinan atas saldo awal aset tetap Menghitung ulang pergerakan aset tetap pada tahun berjalan Melakukan penghitungan ulang atas penyusutan pada tahun berjalan Memperoleh nilai akhir akumulasi penyusutan tahun berjalan Audit atas ..., Betha Sonia Evlynna, FE UI, 2014 Universitas Indonesia 61 4.3.3 Prosedur Audit lainnya 4.3.3.1 Identifikasi Aset Tetap yang Dijaminkan Auditor melakukan diskusi dengan manajemen perusahaan dan meminta dokumen yang diperlukan. Dari hasil diskusi tersebut, diketahui bahwa keseluruhan aset tetap PT SK dijaminkan kepada pihak bank. Dokumen tersebut antara lain adalah surat perjanjian hukum serta dokumen pendukung lainnya. 4.3.3.2 Identifikasi Asuransi atas Aset Tetap Pada tahun berjalan, PT SK telah mengasuransikan aset tetapnya. Asuransi yang dimiliki PT SK mencakup perlindungan atas aset tetap yang material dan memiliki risiko kerugian atas kebakaran dan risiko kerugian lainnya. Manajemen berpendapat bahwa nilai pertanggungan cukup untuk menutupi kemungkinan kerugian atas risiko tersebut. Untuk melakukan pengujian atas asuransi yang terjadi, auditor meminta dokumen pendukung atas asuransi yang diajukan oleh PT SK. Bukti pendukung yang diperoleh oleh auditor yaitu berupa dokumen polis asuransi yang merincikan informasi nama pemilik polis, tipe asuransi, periode asuransi, lokasi risiko terjadi, serta jenis aset yang diasuransikan. 4.3.4 Melengkapi Proses Audit dan Menerbitkan Laporan Audit Tahap ini merupakan tahap dimana auditor mengumpulkan bukti tambahan mengenai temuan selama proses audit berlangsung. Bukti-bukti ini kemudian diakumulasikan dan menjadi bahan pertimbangan auditor dalam pengambilan keputusan mengenai kewajaran penyajian laporan keuangan PT SK. Penulis tidak mengikuti tahap ini secara keseluruhan dikarenakan penulis telah menyelesaikan periode magang sebelum proses audit selesai dan laporan audit diterbitkan. Audit atas ..., Betha Sonia Evlynna, FE UI, 2014 Universitas Indonesia 62 4.4 Analisis Audit Aset Tetap PT SK 4.4.1 Analisis Kebijakan Aset Tetap PT SK Kebijakan Aset Tetap PT SK telah mengikuti peraturan berdasarkan PSAK No. 16 Revisi 2011. Aset Tetap PT SK dinyatakan sebesar biaya perolehannya yang dikurangi oleh akumulasi penyusutannya. Penambahan aset tetap yang terjadi selama periode berjalan dikategorikan ke dalam biaya setelah perolehan awal. Penyusutan yang digunakan selama periode berjalan telah dilakukan sesuai dengan metode penyusutan yang tersaji dalam kebijakan perusahaan. Aset tetap setiap tahunnya direview oleh pihak manajemen untuk melihat masa manfaat, metode penyusutan yang digunakan, nilai residu, serta kemungkinan adanya penurunan nilai atas aset tetap. Mengenai pengakuan penyusutan, manajemen perusahaan telah menjalankan sesuai dengan kebijakan, yaitu jika aset tetap diakuisisi sebelum tanggal 15 pada suatu bulan, maka pengakuan penyusutan diakui pada bulan tersebut. Namun bila pengakuisisian terjadi setelah tanggal 15, maka penyusutan akan diakui pada bulan berikutnya. Penjalanan kebijakan penyusutan aset tetap perusahaan secara keseluruhan telah diterapkan secara wajar. Aset tetap yang dihentikan pengakuannyadiakibatkan tidak ada lagi manfaat ekonomi di masa depan. Tidak terdapat laba atau rugi yang timbul dari pelepasan aset tetap, karena aset tetap yang dilepaskan hanya diakibatkan masa manfaat aset tetap tersebut telah habis. Mengenai Pengungkapan atas Aset Tetap PT SK, pada laporan keuangan tahun berjalan tidak dapat penulis analisis karena penulis telah selesai menjalankan periode magang sebelum laporan auditor diterbitkan. Jika merujuk pada PSAK No 16 Revisi 2011, hal yang harus diungkapkan dalam laporan keuangan terkait aset tetap yaitu: Audit atas ..., Betha Sonia Evlynna, FE UI, 2014 Universitas Indonesia 63 dasar pengukuran yang digunakan metode penyusutan yang digunakan umur, manfaat, serta tarif penyusutan yang digunakan jumlah tercatat bruto dan akumulasi penyusutan rekonsiliasi jumlah tercatat di awal dan akhir periode, yang menyajikan informasi penambahan, klasifikasi aset, akuisisi melalui kombinasi bisnis, peningkatan atau penurunan akibat revaluasi, serta rugi penurunan nilai. Selain itu, dalam laporan keuangan juga harus diungkapkan informasi mengenai: keberadaan dan restriksi atas hak milik, dan aset tetap yang dijaminkan jumlah pengeluaran yang diakui dalam jumlah tercatat aset tetap dalam pembangunan jumlah komitmen kontraktual dalam perolehan aset tetap jumlah kompensasi dari pihak ketiga untuk aset tetap yang mengalami impairment, hilang atau dihentikan bila dimasukkan dalam laporan laba rugi, jika tidak diungkapkan secara terpisah pada pendapatan komprehesif lain Penulis tidak dapat pula menganalisis laporan keuangan pada tahun sebelumnya berdasarkan PSAK No 16 Revisi 2011 karena pada tahun sebelumnya PT SK masih menerapkan PSAK No 16 Revisi 2007. 4.4.2 Analisis Prosedur Audit Aset Tetap Secara keseluruhan, prosedur audit yang dilaksanakan telah mencakup semua prosedur audit secara teoritis. Namun ada beberapa hal yang penulis temukan selama proses audit, yang lebih mudah dipahami saat penulis Audit atas ..., Betha Sonia Evlynna, FE UI, 2014 Universitas Indonesia 64 mengerjakan sendiri prosedur audit aset tetap. Berikut tersaji analisis penulis atas tiap prosedur yang penulis jalani: 4.4.2.1 Analisis secara umum Dari keempat fase yang digambarkan Arens et al (2009) dan prosedur audit yang telah penulis alami, terdapat beberapa persamaan dan perbedaan. Pada fase pertama, baik teori yang digambarkan Arens et al (2009) maupun dalam prosedur yang penulis jalani, sama-sama menekankan untuk benar-benar memahami terlebih dahulu siklus bisnis dan indsutri dari klien. Pemahaman awal sebelum terjun melakukan prosedur audit sangat diperlukan untuk mempermudah tim audit melaksanakan seluruh prosedur audit pada tahap-tahap selanjutnya. Namun terdapat perbedaan dalam proses audit fase satu ini. Tim audit tidak menjalankan prosedur analitis awal atas PT SK. Menurut penulis, prosedur lebih dititik beratkan pada fase ketiga, yakni pengujian atas rincian saldo. Prosedur analitis dalam tahap perencanaan merupakan prosedur yang cukup penting, karena dari hasil analisa yang tergambarkan dapat membantu tim auditor dalam menentukan prosedur yang perlu dilakukan pada tahap selanjutnya. Hal ini mungkin dikarenakan Aset Tetap PT SK memiliki jumlah yang sangat signifikan, dan diperlukan tingkat kepastian yang tinggi akan saldo yang tersaji pada laporan keuangan sehingga prosedur audit lebih diberatkan pada fase tersebut. Mengenai pembuatan lead schedule dalam proses audit aset tetap, penulis tidak terlalu memahami secara jelas bila melihat pada teori yang digambarkan oleh Arens, lead schedule ternyata sangat membantu penulis untuk mengetahui secara cepat mengenai klasifikasi aset tetap apa saja yang dimiliki oleh PT SK. Lead schedule merupakan langkah awal auditor untuk melakukan prosedur audit. Informasi mengenai lead Audit atas ..., Betha Sonia Evlynna, FE UI, 2014 Universitas Indonesia 65 schedule ini tidak terlalu penulis pahami bila hanya merujuk pada teori Arens et al (2009) saja. Untuk fase selanjutkan akan dibahas lebih dalam pada sub-bab selanjutnya. 4.4.2.2 Analisis atas Prosedur Analitis dan Uji Rincian Saldo Analisis atas Prosedur Analitis Dari prosedur audit yang digambarkan Arens et al (2009), terdapat tiga prosedur analitis yang biasanya dilakukan oleh auditor. Prosedur analitis yang dilakukan dalam praktek yang dilakukan penulis adalah prosedur analitis dalam tahap pengujian. Pada fase ini prosedur yang dilakukan auditor adalah dengan membandingkan saldo aset tetap pada tahun berjalan dengan tahun sebelumnya. Hasil dari perbandingan ini dapat membantu auditor untuk melihat kenaikan dan penurunan yang terjadi dengan nilai yang cukup signifikan. Dari hasil perbandingkan, auditor juga dapat menganalisis penyebab terjadinya pergerakan atas aset tetap dan menilai apakah kenaikan dan penurunan yang terjadi adalah wajar. Analisis atas Uji Rincian Saldo Pengujian yang dilakukan dalam prosedur ini adalah prosedur yang utama. Hal ini dikarenakan, bukti-bukti pendukung atas transaksi yang terjadi selama periode berjalan, baik penambahan maupun pelepasan diperoleh dari prosedur ini. Berikut analisis terkait prosedur yang penulis lakukan: Analisis atas Verifikasi Penambahan Aset Tetap PT SK pada tahun berjalan Prosedur utama dalam tahap ini adalah melakukan vouching atas penambahan aset tetap tahun berjalan. Dalam tahap ini, penulis Audit atas ..., Betha Sonia Evlynna, FE UI, 2014 Universitas Indonesia 66 memiliki kesulitan dalam memperoleh bukti-bukti pendukung terkait prosedur audit yang dilakukan atas penambahan dan pelepasan aset tetap yang terjadi selama periode berjalan. Kesulitan ini diakibatkan minimnya data yang tersedia pada kantor pusat. Data seperti voucher pembelian, voucher pengeluaran kas/bank, kwitansi, faktur pajak, dan dokumen lainnya tersimpan di kantor cabang sehingga untuk melakukan vouching atas penambahan dan pengurangan aset tetap membutuhkan waktu yang lebih lama dari pada biasanya. Dokumen tersebut terlalu lambat dikirim ke kantor pusat dan juga tidak tersusun rapi. Hal ini menyebabkan auditor kesulitan untuk menemukan dokumen-dokumen yang dibutuhkan. Namun, pada akhir prosedur audit seluruh dokumen pendukung telah tersedia dan tidak terdapat transaksi penambahan yang tidak tercatat. Tidak ditemukan pula transaksi yang terjadi tanpa otorisasi dari pihak yang terkait. Seluruh transaksi penambahan aset tetap telah sesuai dengan tujuan audit terkait saldo dan telah tercatat sesuai dengan yang tersaji pada data aset tetap PT SK. Analisis atas Verifikasi Pelepasan Aset Tetap PT SK pada tahun berjalan Prosedur audit yang diterapkan tim auditor hanya sebatas mengetahui bahwa aset tersebut telah habis masa manfaatnya. Tidak dilakukan prosedur selanjutnya untuk mengetahui apa yang dilakukan perusahaan terhadap aset tetap tersebut. Seperti yang tercantum dalam Landasan teori pada bab 2, perusahaan dapat saja menjual aset tetap tersebut, ditukarkan, atau disewakan. Namun tim auditor telah memperoleh keyakinan bahwa tidak ada aset tetap yang disewakan melalui financial lease. Audit atas ..., Betha Sonia Evlynna, FE UI, 2014 Universitas Indonesia 67 Analisis atas Verifikasi Beban Penyusutan dan Akumulasi Penyusutan Aset Tetap PT SK pada tahun berjalan Hasil prosedur audit yang dilaksanakan pada tahap ini menyajikan nilai yang wajar. Walau terdapat perbedaan pernyataan antara nilai yang tersaji oleh klien dengan hasil perhitungan auditor, hal ini tidak melewati batas materialitas yang telah ditetapkan. Pengujian penyusutan dilakukan bersamaan dengan akumulasi penyusutan aset tetap. Penetapan waktu penyusutan yang dinyatakan dalam kertas kerja perhitungan klien telah dites dan tidak terdapat salah saji dalam perhitungannya. Analisis atas Verifikasi penambahan Aset dalam Penyelesaian (Construction in Progress) Terdapat kenaikan jumlah Aset dalam Penyelesaian yang cukup besar. Dari hasil verifikasi yang dilakukan tim audit disimpulkan bahwa kenaikan yang cukup signifikan ini dikarenakan PT SK sedang mengembangkan aktivitas operasi di daerah sehingga dilakukan pembangunan atas kantor, pabrik, dan gudang. Bukti pendukung atas informasi ini telah diperoleh dan telah menunjukkan informasi yang sesuai dengan pernyataan dari klien. Analisis atas Verifikasi Saldo Akhir Akun Aset Tetap Berdasarkan seluruh prosedur audit yang telah dilaksanakan auditor, saldo akhir aset tetap yang disajikan klien tidak memiliki temuan yang mengindikasikan adanya kesalahan penyajian. Perbedaan perhitungan nilai yang tersaji secara keseluruhan dianggap tidak material. Secara keseluruhan, nilai saldo akhir aset tetap PT SK menurut auditor telah disajikan sesuai dengan standar yang berlaku umum, yaitu SAK. Audit atas ..., Betha Sonia Evlynna, FE UI, 2014 Universitas Indonesia BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan PT SK merupakan perusahaan yang bergerak dibidang produksi Bahan Olah Karet (BOKar). PT SK merupakan perusahaan dalam tahap berkembang. Berdasarkan teori atas aset tetap, audit, dan pelaksanaan audit yang penulis alami pada PT SK, penulis dapat mengambil beberapa kesimpulan yang dituangkan sebagai berikut: Prosedur audit yang dilaksanakan tim pada PT SK secara umum telah sesuai dengan prosedur audit berdasarkan teori audit yang ada. Prosedur audit pun dilaksanakan mengikuti audit program yang telah dirancang. Kebijakan akuntansi yang dijalankan PT SK telah diterapkan sesuai dengan standar akuntansi yang berlaku. Metode perhitungan penyusutan yang dilakukan PT SK mengalami perubahan pada tahun sebelumnya dari double-declining method ke straight line method. Pada tahun berjalan PT SK telah mengikuti perubahan metode sesuai dengan yang diungkapkan. Perubahan ini mengakibatkan dasar perhitungan atas penyusutan pada tahun berjalan berubah. Selama menjalani prosedur audit atas aset tetap, tidak terdapat temuantemuan yang sifatnya signifikan. Nilai aset tetap telah tersaji dengan wajar untuk hal-hal yang sifatnya material. PT SK merupakan perusahaan yang masih dalam tahap berkembang sehingga masih memiliki kekurangan terutama dalam hal proses penelusuran data fisik. Sehingga pada tahap pengujian sampel aset tetap, tim audit agak kesusahan untuk memperoleh data-data terkait aset tetap yang merupakan unsur dari pengumpulan bukti audit oleh tim auditor. Namun hal ini dikarenakan ketidakrapian dan kurang pelatihan 68 Audit atas ..., Betha Sonia Evlynna, FE UI, 2014 Universitas Indonesia 69 atas staf PT SK. Pada akhir periode audit, seluruh data yang dibutuhkan telah terkumpul lengkap. 5.2 5.2.1 Saran Saran kepada PT KS Saran yang penulis dapat berikan ditinjau dari prosedur audit yang penulis alami, yaitu: Pengecekan fisik atas aset tetap PT KS dilaksanakan bersamaan dengan stock opname yang dilakukan auditor dan dilakukan tidak secara menyeluruh karena keterbatasan waktu. Menurut penulis, pengecekan fisik aset tetaplah merupakan suatu prosedur yang penting, oleh karena itu sebaiknya dilakukan secara berkala. Terkait pengumpulan data fisik, sebaiknya PT SK memberikan pelatihan kepada staf di kantor daerah. Hal ini dikarenakan keterlambatan dalam pengiriman data fisik disebabkan kelalaian staf daerah. 5.2.2 Saran kepada KAP Tanubrata Saran yang penulis terhadap KAP Tanubrata selaku tempat magang penulis, yaitu: Auditor sebaiknya melaksanakan pengujian atas asuransi aset tetap pada PT SK secara lebih terperinci. Sebaiknya dilakukan perhitungan atas asuransi tersebut untuk dapat melihat apakah asuransi tersebut telah mampu untuk meng-cover nilai aset tetap perusahaan. Sebelum melakukan audit lapangan (fieldwork), ada baiknya dilakukan pelatihan (training) kepada para staf magang sehingga pada saat mahasiswa mulai melakukan prosedur audit, tidak merasa kaget akan lingkungan kerja dan dapat beradaptasi dengan baik. Audit atas ..., Betha Sonia Evlynna, FE UI, 2014 Universitas Indonesia 70 Kerjasama tim yang penulis peroleh selama melakukan kegiatan magang sangatlah memompa semangat penulis dalam bekerja. Suasana kekeluargaan yang penulis rasakan menimbulkan timbalbalik yang positif antara kedua pihak, karyawan dengan peserta magang. Penulis mengharapkan agar suasana ini tetap dipertahankan. 5.2.3 Saran kepada Program Ekstensi Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia Pihak Universitas sebaiknya menjalin hubungan kerjasama dengan perusahaan untuk pelaksanaan program magang ini. Program magang merupakan salah satu alternatif yang ditawarkan kepada mahasiswa untuk memperoleh gelar Sarjana. Dengan terjalinnya hubungan kerjasama antara Universitas dengan Perusahaan akan mempermudah ketiga pihak; yakni Universitas, Mahasiswa, dan Perusahaan, untuk memenuhi kebutuhan masing-masing. Audit atas ..., Betha Sonia Evlynna, FE UI, 2014 Universitas Indonesia DAFTAR REFERENSI Arens Alvin A., Mark S. Beasley, Randal J. Elder, dan Amir Abadi Jusuf. (2011). Auditing and Assurance Services an Integrated Approach – an Indonesian Adaptation Dunia, Firdaus A. (2010). Pengantar Akuntansi Edisi 3. Aset Tetap dan Aset Tidak Berwujud. Ikatan Akuntan Indoensia. (2011). Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No 16 Revisi 2011: Aset Tetap. Jakarta: IAI Ikatan Akuntan Indonesia (2011). Interpretasi Standar Akuntansi No 25: Hak atas Tanah. Jakarta: IAI Keuangan Institut Akuntan Publik Indonesia (2011) Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP) SA Seksi 326: Bukti Audit. Jakarta: IAPI Kieso, Donald E., Jerry J. Weygandt, dan Terry D. Warfield (2011). Intermediate Accounting volume 1 IFRS edition. New Jersey: John Wiley & Sons, Inc. https://www.kmngroup.com/ptsk/information (website resmi PT SK, diakses pada tanggal 6 Mei 2013 pukul 14.00 WIB) http://www.antakowisena.com/artikel/pengolahan-bahan-olahan-karet-rakyatbokar.html (diakses pada tanggal 5 Juni 2013 pukul 16.30 WIB) Wawancara personal dengan Natalia Dewi (2013, Mei). 71 Audit atas ..., Betha Sonia Evlynna, FE UI, 2014 Universitas Indonesia Lampiran 1: Lead Schedule Aset Tetap PT SK PT SK LEAD SCHEDULE - FIXED ASSETS 31/12/2XX2 DESCRIPTION Reff Balance Per Book 31-Dec-x2 PAJE/PRJE/CAJE/CRJE Reff Dr Reff Cr Balance Per Audited 31-Dec-x2 Balance Per Audited 31-Dec-x1 Increase (Decrease) Amount % FIXED ASSETS ACQUSITION COST Tanah Bangunan dan Rumah Instalasi Mesin dan Peralatan Produksi Kendaraan dan Alat Angkut Inventaris Kantor dan Mess Aktiva dalam penyelesaian BANGUNAN DALAM PELAKSANAAN TOTAL ACQUISITION COST 300.000.000 13.200.000.000 3.200.000.000 18.000.000.000 5.000.000.000 550.000.000 300.000.000 13.200.000.000 3.200.000.000 18.000.000.000 5.000.000.000 550.000.000 300.000.000 13.000.000.000 2.000.000.000 11.000.000.000 3.000.000.000 400.000.000 200.000.000 1.200.000.000 7.000.000.000 2.000.000.000 150.000.000 0% 2% 60% 64% 67% 38% 14.500.000.000 14.500.000.000 6.000.000.000 8.500.000.000 142% 54.750.000.000 35.700.000.000 19.050.000.000 53% 4.500.000.000 2.000.000.000 7.600.000.000 2.700.000.000 350.000.000 3.800.000.000 1.800.000.000 6.600.000.000 2.300.000.000 300.000.000 700.000.000 200.000.000 1.000.000.000 400.000.000 50.000.000 #DIV/0! 18% 11% 15% 17% 17% 54.750.000.000 - - ACCUMULATED DEPRECIATION Tanah Bangunan dan Rumah Instalasi Mesin dan Peralatan Produksi Kendaraan dan Alat Angkut Inventaris Kantor dan Mess TOTAL ACCUMULATED DEPRECIATION 4.500.000.000 2.000.000.000 7.600.000.000 2.700.000.000 350.000.000 17.150.000.000 - - 17.150.000.000 14.800.000.000 2.350.000.000 16% 300.000.000 8.700.000.000 1.200.000.000 10.400.000.000 2.300.000.000 200.000.000 - - 300.000.000 8.700.000.000 1.200.000.000 10.400.000.000 2.300.000.000 200.000.000 300.000.000 9.200.000.000 200.000.000 4.400.000.000 700.000.000 100.000.000 (500.000.000) 1.000.000.000 6.000.000.000 1.600.000.000 100.000.000 0% -5% 500% 136% 229% 100% 37.600.000.000 - - 37.600.000.000 20.900.000.000 16.700.000.000 80% NET BOOK VALUE Tanah Bangunan dan Rumah Instalasi Mesin dan Peralatan Produksi Kendaraan dan Alat Angkut Inventaris Kantor dan Mess FIXED ASSETS 72 Audit atas ..., Betha Sonia Evlynna, FE UI, 2014 Universitas Indonesia Lampiran 2: Mutasi Aset Tetap PT SK PT SK FIXED ASSETS MUTATION 31/12/20X2 Descriptions Balance Per Audit 31-Dec-x1 Mutation Addition Balance Per Audit 31-Dec-x2 Disposal Acquisition Cost Tanah Bangunan dan Rumah Instalasi Mesin dan Peralatan Produksi Kendaraan dan Alat Angkut Inventaris Kantor dan Mess TOTAL ACQUISITION COST 300.000.000 13.000.000.000 2.000.000.000 11.000.000.000 3.000.000.000 400.000.000 200.000.000 1.200.000.000 7.000.000.000 2.000.000.000 150.000.000 300.000.000 13.200.000.000 3.200.000.000 18.000.000.000 5.000.000.000 550.000.000 29.700.000.000 10.550.000.000 3.800.000.000 1.800.000.000 6.600.000.000 2.300.000.000 300.000.000 700.000.000 200.000.000 1.000.000.000 400.000.000 50.000.000 14.800.000.000 2.350.000.000 - 17.150.000.000 300.000.000 9.200.000.000 200.000.000 4.400.000.000 700.000.000 100.000.000 (500.000.000) 1.000.000.000 6.000.000.000 1.600.000.000 100.000.000 - 300.000.000 8.700.000.000 1.200.000.000 10.400.000.000 2.300.000.000 200.000.000 14.900.000.000 8.200.000.000 - 23.100.000.000 - 40.250.000.000 Accumulated Depreciation Akum - Bangunan dan Rumah Akum - Instalasi Akum - Mesin dan Peralatan Produksi Akum - Kendaraan Akum - Inventaris Kantor dan Mess TOTAL ACCUMULATED DEPRECIATION 4.500.000.000 2.000.000.000 7.600.000.000 2.700.000.000 350.000.000 Net Book Value Tanah Bangunan dan Rumah Instalasi Mesin dan Peralatan Produksi Kendaraan dan Alat Angkut Inventaris Kantor dan Mess TOTAL NET BOOK VALUE 73 Audit atas ..., Betha Sonia Evlynna, FE UI, 2014 Universitas Indonesia Lampiran 3: Pengujian Penyusutan Aset Tetap PT SK Client : PT SK Period : 31-Dec-x2 Matter No : Vehicles Description - 1 unit Mobil Panther Pick Up - 1 unit Mobil Panther - 1unit Bobcat Skid SteerLoader - 1 unit Bobcat Forklift - 1 unit Bobcat SSL - 1 unit Bus Mitsubishi - Part Bobcat Forklift - 1 unit Mobil Panther - 1 unit mobil Isuzu - JBC Backhoe Loader - 1 unit colt Diesel / DUMC - 1 unit Toyota Camri NON OP) - 1 unit Komatsu Forklift Panther Loader - 1 unit Colt Diesel - Perbaikan forklif&Bobcat - Shaft Assy&Switch u/ Loader - Perbaikan Forklif FD 30 - Perbaikan Forklif 2 - 1 unit Forklif Diesel - Bobcat - 1 unit Forklif TOTAL Perolehan XXX6 XXX6 XXX6 XXX6 XXX7 XXX7 XXX7 XXX4 XXX5 XXX5 XXX5 XXX5 XXX6 XXX7 XXX7 XXX1 XXX1 XXX1 XXX1 XXX1 XXX1 XXX1 XXX1 Useful Life (Month) Useful Life (Month) Useful Life Remaining (Month) 96 96 96 96 96 96 96 96 96 96 96 96 96 96 96 96 96 96 96 96 96 96 96 96 96 96 96 96 96 96 92 84 82 81 77 63 60 57 12 7 7 7 6 4 2 1 0 0 0 0 0 0 0 4 12 14 15 19 33 36 39 84 89 89 89 90 92 94 95 Carrying Cost Beginning Addition Deduction Ending 31.800.000 66.566.500 51.546.000 42.294.000 57.505.000 176.600.000 16.193.357 150.300.000 154.800.000 613.410.000 183.500.000 384.000.000 159.700.500 173.000.000 39.419.500 367.150.000 93.179.300 21.200.000 72.986.500 14.050.000 301.316.448 284.270.000 290.031.000 - - 31.800.000 66.566.500 51.546.000 42.294.000 57.505.000 176.600.000 16.193.357 150.300.000 154.800.000 613.410.000 183.500.000 384.000.000 159.700.500 173.000.000 39.419.500 367.150.000 93.179.300 21.200.000 72.986.500 14.050.000 301.316.448 284.270.000 290.031.000 - 3.744.818.105 - - 3.744.818.105 74 NBV as of December 20x1 5.572.952 13.775.537 62.051.776 19.655.914 50.033.014 34.739.538 41.053.711 10.332.673 321.256.250 86.384.976 19.654.167 67.664.568 13.171.875 288.761.596 278.347.708 287.009.844 Depreciation per month Depreciation Accumulated Depreciation Accumulated at this year Depreciation as of Book Value as of at this year Depreciation (Last this year (amount) - per December 31 (This (month) year) book year) 1.393.238 1.147.961 4.432.270 1.310.394 2.633.317 1.052.713 1.140.381 264.940 3.824.479 970.618 220.833 760.276 146.354 3.138.713 2.961.146 3.021.156 28.418.790 Audit atas ..., Betha Sonia Evlynna, FE UI, 2014 1 1 1 1 1 1 1 4 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 Depreciation expense per Audit Diff 5.572.952 13.775.537 53.187.236 15.724.732 31.599.798 12.632.559 13.684.570 3.179.284 45.893.750 11.647.413 2.650.000 9.123.313 1.756.250 37.664.556 35.533.750 36.253.875 31.800.000 66.566.500 51.546.000 42.294.000 57.505.000 176.600.000 16.193.357 144.727.048 141.024.463 551.358.224 163.844.086 333.966.986 124.960.962 131.946.289 29.086.827 45.893.750 6.794.324 1.545.833 5.321.932 878.125 12.554.852 5.922.292 3.021.156 31.800.000 66.566.500 51.546.000 42.294.000 57.505.000 176.600.000 16.193.357 150.300.000 154.800.000 604.545.461 179.568.817 365.566.784 137.593.521 145.630.859 32.266.111 91.787.500 18.441.736 4.195.833 14.445.245 2.634.375 50.219.408 41.456.042 39.275.031 8.864.539 3.931.183 18.433.216 22.106.979 27.369.141 7.153.389 275.362.500 74.737.564 17.004.167 58.541.255 11.415.625 251.097.040 242.813.958 250.755.969 5.572.952 13.775.537 53.187.236 15.724.732 31.599.798 12.632.559 13.684.570 3.179.284 45.893.750 11.647.413 2.650.000 9.123.313 1.756.250 37.664.556 35.533.750 36.253.875 - 329.879.575 2.145.352.006 2.475.231.581 1.269.586.525 329.879.575 - Universitas Indonesia Lampiran 4: Tes Penambahan Aset Tetap PT SK PT SK TEST OF TRANSACTION FOR ADDITIONAL OF FIXED ASSETS 31-Dec-x2 No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 Description No. Asset No. Voucher Genset Tungku Drier Loader Flender Gear Box Komponen Mesin Pabrik Flender Siemens Gear Motor Bobcat Mits Colt L300M mesin grooving c/w panel 1 power pack hyd press 1 hydrolic pencabut troley Genset Cummins Loader Bongkar Tiang & Penarikan Kabel 1 air scrubber 1 mesin gerinda Kabel Skun & Kabel NYY mesin slicer c/w motor dan gear motor mesin slicer c/w motor dan gear motor 1 u belt conveyor batu bara Penggalian Penampungan Lumpur Limbah Electromotor Penambahan tungku drier Tungku Drier Troley Cake Troley Cake Troley Cake Troley Cake Troley Cake Troley Cake Date Amount Feb 2012 Jan 2012 Jan 2012 Juni 2012 Jan 2012 Apr 2012 1-Apr-12 1-Aug-12 Des 2012 Des 2012 Des 2012 Jan 2012 Mar 2012 Mar 2012 Des 2012 Des 2012 Feb 2012 Des 2012 Des 2012 Des 2012 1-Apr-12 Jan 2012 Jan 2012 Mar 2012 Des 2012 Des 2012 Des 2012 Des 2012 Des 2012 Des 2012 1.700.000.000 1.000.000.000 700.000.000 600.000.000 450.000.000 300.000.000 300.000.000 20.000.000 150.000.000 150.000.000 90.000.000 90.000.000 80.000.000 75.000.000 70.000.000 70.000.000 68.000.000 65.000.000 65.000.000 55.000.000 50.000.000 45.000.000 45.000.000 40.000.000 35.000.000 35.000.000 35.000.000 35.000.000 35.000.000 35.000.000 1 Supporting Documents 2 3 4 5 6 Approval a b c 6.488.000.000 SUPPORTING DOCUMENTS 1. Voucher Pengeluaran Kas/Bank 2. Kwitansi 3. Faktur Pembelian 4. Bukti pembayaran 5. Faktur pajak 6. Others APPROVAL Disetujui oleh: a. Finance Head Finance Kasir b. Accounting Head Accounting Posting c. Diajukan & Diterima Oleh 75 Audit atas ..., Betha Sonia Evlynna, FE UI, 2014 Universitas Indonesia Lampiran 5: Tes Penambahan Aset dalam Penyelesaian PT SK Client Period : PT SK : 31-Dec-x2 Matter : Additional Construction in Progress Audited Balance per December 31, 2011 : Debit Credit Mutasi : 04-Jan-12 10-Jan-12 12-Jan-12 30-Jan-12 31-Jan-12 13-Feb-12 23-Feb-12 27-Feb-12 29-Feb-12 05-Mar-12 20-Mar-12 21-Mar-12 29-Mar-12 04-Apr-12 18-Apr-12 02-May-12 31-May-12 15-Jun-12 30-Jun-12 03-Jul-12 18-Jul-12 30-Jul-12 31-Jul-12 07-Aug-12 16-Aug-12 18-Sep-12 28-Sep-12 17-Oct-12 29-Oct-12 30-Oct-12 31-Oct-12 12-Nov-12 20-Nov-12 01-Dec-12 24-Dec-12 Beginning 6.000.000.000 PEMB BAHAN BANGUNAN KGB PEMB. SEMEN U/ BANGUNAN GBJ BY.SERVICE SAP ALL IN ONE IMPLEMENTATION PEMB.PAKU & PLAT U/BANGUNAN KGB BARU BANGUNAN DALAM PELAKSANAAN PEMB. KABEL NYY,KABEL TIE DLL U/ GBJ BAR PEMB.BAHAN MATERIAL U/BANGUNAN GBJ BARU PEMB.KAYU DAMAR LAUT U/KGB BARU PEMB.SEMEN U/BANGUNAN GBJ PEMB.BAHAN MATERIAL U/GBJ BARU PEMB.KAYU DAMAR LAUT U/BANGUNAN KGB BARU PEMB.SEMEN U/BANGUNAN GBJ BARU PEMB.BOLA LAMPU,FITTING,KAP HIJAU U/GBJ PEMB.SEMEN U/BANGUNAN GBJ BARU PEMB.KAYU DAMAR LAUT U/BANGUNAN KGB PEMB.SEMEN U/BANGUNAN GBJJ BARU PEMB.BESI SIKU,BESI CNP,PLAT U/GBJ BARU PEMB.KAYU DAMAR LAUT U/KGB BARU PEMB.PAKU,PAPAN RESPLANG,PLAT STRIP PEMB.SEMEN U/GBJ BARU PEMB.PANEL LISTRIK PEMB.BESI SIKU,PLAT,BESI UNP,DLL U/GBJ B BANGUNAN DALAM PELAKSANAAN PEMB.KAYU DAMAR LAUT U/KGB BARU PEMB.KAYU BROTI U/KGB PEMB.KABEL NYY U/MILLING BARU PEMB.BATU GERINDA U/PROYEK MILLING PEMB.ATAP SENG,ATAP FIBER ,DLL U/GBJ BAR PEMB.CEETYP SHOCKET PEMB.PASIR & KERIKIL U/COR JALAN DEPAN G PEMB.BAK FIBER,KIEM KABEL U/ MILLING BANGUNAN DALAM PELAKSANAAN BANGUNAN DALAM PELAKSANAAN PEMB.SEMEN U/BANGUNAN GBJ BARU BANGUNAN DALAM PELAKSANAAN 300.000.000 25.000.000 40.000.000 5.000.000 17.700.000 50.000.000 47.100.000 20.000.000 70.000.000 4.000.000 17.700.000 5.500.000 230.000.000 200.000.000 15.000.000 75.000.000 192.800.000 25.000.000 40.000.000 100.000.000 35.000.000 1.300.000.000 20.000.000 140.300.000 450.000.000 5.000.000 1.500.000.000 500.000.000 50.000.000 65.000.000 1.174.900.000 1.200.000.000 120.000.000 500.000.000 40.000.000 - 8.540.000.000 40.000.000 Balance Audit per 31 Dec 20X2 Balance Book per 31 Dec 20X2 Diff %Diff 76 14.500.000.000 14.500.000.000 0,00% Audit atas ..., Betha Sonia Evlynna, FE UI, 2014 Universitas Indonesia