Fresh JUICE ! refresh your soul Fresh JUICE ! Fresh Juice adalah buku renungan harian berdasarkan penanggalan liturgi Katolik. Dibuat oleh para anggota DOJ Bali. (www.DOJCC.com). Terbit sebulan sekali di awal bulan. Untuk informasi berlangganan hubungi : Nathasa (0361 - 85 11223) Kritik dan saran : [email protected] Fresh JUICE ! Team Moderator: Rm. Hady Setiawan,Pr Pemimpin Umum : Yovie Setiawan Pemimpin Redaksi : Nathasa Editor : Nathasa, Yovie Penulis : Nathasa, Lulu, Adhi, Martina, Agatha, Fransiska, Hanz, Franky, Yovie, Diakon Vincent MGL, Ardhi, Jeff, Rina, Rm. Jopeph, MGL, Bro Wenz MGL, Sr. Benedicta, Fr. Mattheus, Fr David, Alin, Yudi Langganan & Marketing Iklan : Nathasa (0361- 85 11223) Distribusi : Anggota DOJ Bali Seluruh hasil Fresh Juice akan disumbangkan untuk pembangunan Rumah Retret di Bedugul Sumbangan dapat disalurkan ke : Bank BCA A/C No. 611 033 7785 An. Flora Ida W Harap sms / telpon 0361 - 8511223 untuk konfirmasi. Sapaan Redaksi Shalommm.... Selamat Tahun Baru 2012 !! Semoga di tahun yang baru ini kita semua juga mempunyai semangat yang baru, harapan yang baru dan akhirnya mendapatkan berkat yang baru. Kita bersyukur karena komunitas kita baru saja menerima anggota underway baru sebanyak 18 orang dan 2 anggota yang menjadi covenant yaitu Adhi dan Maia. Proficiat buat semuanya. Semoga kita selalu tetap komit melayani dan mengasihi Tuhan dan sesama saudara-saudari yang Tuhan tempatkan dalam komunitas ini. Ada kelebihan dan sudah pasti ada kekurangan dalam setiap anggota. Mari kita saling melengkapi dalam komunitas ini sehingga pada saatnya nanti kita sendiri akan selalu disempurnakan seperti Tuhan Yesus yang adalah sempurna. Akhirnya selamat membaca dan merenungkan kembali Fresh Juice ini. Semoga Fresh Juice ini bisa menjadi bahan refleksi dan bahan perenungan bagi kita semua selama di bukan Januari 2012 ini. Salam Fresh Juice Fresh JUICE ! managed by : Vol. 26/2012 www.DOJCC.com Yovie Setiawan Fresh JUICE ! 1 1 Januari 2012 : Menghormati Maria Bunda Kristus dan Bunda Gereja. Hari Raya SP Maria Bunda Allah, Hari Perdamaian Sedunia Bil 6:22-27, Mzm 67:2-3,5,6,8, Gal 4:4-7, Luk 2:16-21 Pada hari ini, di tahun yang baru, ada suatu permulaan yang baru. Apa yang akan terjadi selanjutnya? Apakah yang akan membawa manfaat dan kebahagiaan bagi kita? Inilah pertanyaan yang mungkin selalu muncul dalam hati kita di awal tahun. Jawabannya ada dalam benak Allah. Atas nama iman dan berkat Allah sebagai orang beriman kita siap menerima setiap peristiwa yang akan terjadi dalam tahun ini dengan sikap rendah hati dan syukur. Waktu dan hari yang menjadikan kita bagian dari masa depan yang akan kita bangun. Tapi dengan cara apa? Maria yang kita rayakan pestanya hari ini sebagai Bunda Ilahi, adalah model bagi kita. Perawan suci mengantar sang Penyelamat bagi dunia. Bersama kita naikkan pujian syukur pada Allah Bapa atas anugerah ini dan memohon dengan perantaraan doa Maria rahmat untuk menyambut dalam Yesus Penyelamat kita dalam hidup kita. Kitab Bilangan kembali mengantar kita pada format pemberian berkat yang sedianya diucapkan oleh para imam pada bangsa Israel untuk memperoleh kemurahan kasih Allah. S.Paulus menulis pada umat di Galatia membuka rancangan Allah yang menghendaki Putera-Nya lahir dari seorang perawan agar semua orang dapat menjadi anakanak Allah. Dengan rahmat penebusan setiap orang dipanggil untuk didamaikan dengan Allah dan dalam kebebasan dan kasih. Injil hari ini mengisahkan para gembala yang bergegas menuju Betlehem dan mempersembahkan hadiah bagi Bayi Ilahi. Segera setelah itu, penuh dengan sukacita mereka mewartakan pada semua orang kabar gembira kelahiran Yesus. Sementara Maria, seperti yang ditulis penginjil Lukas, menyimpan semua peristiwa ini dalam hatinya, merenungkan dan berdoa dalam keheningan batin. Hari ini adalah hari damai sedunia. Mari kita bersama memohon pada Allah anugerah kedamaian bagi seluruh umat manusia. Sr.Benedicta, OSB Jadwal DOJCC Januari 2012 Minggu 1 Jan Tugas Koor dan Gathering Christmas Celebration Minggu 8 Jan Tugas Tatib 9.30 pagi dan Gathering pk. 19.00 Rabu 11 Jan Rapat Pleno Pengurus pk. 18.30 Minggu 15 Jan Tugas Koor Misa 18.00 dan Gathering pk. 19.00 Selasa 17 Jan Pertemuan Worship Team pk. 19.00 Rabu 18 Jan Doa Taize dan Pertemuan Seksi Doa pk. 18.30 Minggu 22 Jan Gathering Libur Rabu 25 Jan Formation Teaching dan Sharing Group pk. 19.00 Sabtu 28 Jan Celebration Meal di Rumah Yovie pk. 19.00 dan Penerimaan Anggota baru Minggu 29 Jan Rapat Pengurus+Rm Vincent pk.12 / Gathering Libur Selasa 31 Jan Pertemuan WT pk. 19.00 2 Fresh JUICE ! Vol. 26/2012 2 Januari 2012 : Mewartakan YESUS Basilius Agung & Gregorius dari Nazianze 1Yoh 2:22-28, Mzm 98:1,2-3ab,3cd-4, Yoh 1:19-28 Yoh 1: 19-28 “Di tengah-tengah kamu berdiri Dia yang tidak kamu kenal, yaitu Dia yang datang kemudian dari padaku“ (Yoh 1:26-27). Dua bulan lebih saya menjalani hari-hari hidup saya sebagai diakon. Salah satu tugas utama seorang Diakon adalah mewartakan Injil dan berkhotbah. Saya mengingat kembali amanat Uskup pada hari tahbisan saya yaitu, “believe what you read, teach what you believe, practice what you teach.“ Seorang Diakon didaulat untuk percaya akan pesan Injil yang dibacakan pada setiap Ekaristi, kemudian ia dimandatkan untuk mengajarkan apa yang ia imani dan mempraktekkan apa yang telah ia ajarkan. Saya kira inilah pekerjaan Yohanes Pembaptis waktu ia berkhotbah di tepi sungai Yordan dan membaptis banyak orang. Yohanes Pembaptis adalah tokoh penting dalam sejarah kekristenan yang menyiapkan orang Yahudi akan kedatangan Yesus Kristus. Ia terkenal sebagai pengkhotbah ulung dan dikagumi banyak orang. Khotbah-khotbahnya menarik hati dan mendorong orang untuk dibaptis, dibersihkan di tepi Sungai Yordan. Tentu ia tidak hanya pintar menyusun kata-kata supaya enak di dengar, tetapi lebih lagi orang tergerak hatinya untuk bertobat ketika ia menghidupi apa yang ia khotbahkan dan percaya penuh bahwa apa yang ia wartakan adalah benar. Saya ingat kembali seorang frater MGL dari Srilanka bertutur bahwa keinginan untuk menjadi imam yang telah lama terkubur, tiba-tiba hidup lagi ketika ia mendengar khotbah salah seorang imam MGL di Melbourne. Ia tidak begitu ingat apa isi khotbah yang menghidupkan kembali panggilannya, tetapi ia terkesan dengan cara imam tersebut berkhotbah yang seolah tahu betul apa yang ia khotbahkan. Ia benar-benar yakin akan kebenaran iman yang ia wartakan. Tentu bukan hanya imam dan diakon saja yang dipanggil untuk mewartakan tentang Yesus Sang Messias, tetapi kita semua dipanggil untuk tugas yang sama yaitu mewartakan“Dia yang tidak kamu kenal“ (Yoh 1:26) dengan pikiran, perkataan dan perbuatan, baik atau tidak baik waktunya. Dengan rahmat baptisan atau tahbisan yang kita terima kita tidak perlu ragu-ragu untuk mewartakan kebenaran tentang Yesus yang belum dikenal banyak orang, sebab ketika kita senantiasa tinggal di dalam Kristus (1 Yoh 2:28) tidak ada hal yang mustahil. Diakon Wenz, MGL Vol. 26/2012 Fresh JUICE ! 3 3 Januari 2012 : Mengasihi Dalam Tindakan Nama Yesus Yang Tersuci, Fulgensius, Kuriakos Elias Chavara 1Yoh 2:29-3:6,Mzm 98:1,3cd-4,5-6, Yoh 1:29-34 Jikalau kamu tahu, bahwa Ia adalah benar, kamu harus tahu juga, bahwa setiap orang, yang berbuat kebenaran, lahir dari pada-Nya Bacaan hari ini berbicara tentang manusia yang diciptakan dan dilahirkan seturut dengan gambaranNya dan tentang kasih. 1 Yohanes 2: 29-3 mengatakan : setiap orang yang berbuat kebenaran, lahir dari padaNya, serupa denganNya dan betapa besar kasih yang dikaruniakan Allah pada kita sehingga kita disebut anak-anak Allah. Sering kali kita mengkotak-kotak kan kasih dengan persepsi kita masing-masing. Ada orang tua yang memenuhi semua kebutuhan anaknya secara materi tetapi tidak punya waktu untuk bersama anaknya mereka bilang: aku mengasihi anakku. Aku tidak punya waktu karena aku bekerja keras untuk memenuhi kebutuhan anakku. Yohanes 1:29:34 pada intinya mengatakan bahwa Yesus adalah anak Allah yang akan menghapus dosa dunia. Karena kasih dari Allah, Dia mengkaruniakan PuteraNya untuk kita. Kasih adalah kata yang simple. Banyak orang bisa dengan mudah mengatakan, aku mengasihi anakku, aku mengasihi saudaraku, aku mengasihi Allah. Tapi apakah benarbenar mengasihi ataukah hanya perkataan tanpa tindakan nyata. Ada seorang Ibu yang bekerja di sebuah perusahaan kue. Keluarganya hanya sebuah keluarga yang sederhana. Sebelum pulang dari pabriknya, dia selalu meminta kuekue sisa yang tidak bisa dijual. Dia kumpulkan dan dibawa pulang untuk dia bagikan kepada orang-orang yang kelaparan di sepanjang jalan yang dia lalui. Sungguh kasih yang nyata dalam tindakan . Ibu itu benar-benar berbuat kasih yang benar. Kasih yang lahir dari pada Nya. Mari kita berlomba lomba, menciptakan kasih yang benar dan nyata dalam tindakan. Alin 4 Fresh JUICE ! Vol. 26/2012 4 Januari 2012 : Marilah dan kamu akan melihatnya Angela dr Foligno, Elisabet Anna Bayley Seton 1Yoh 3:7-10, Mzm 98:1,7-8,9, Yoh 1:35-42 Yoh 1:35-42 “Marilah dan kamu akan melihatnya” (Yoh 1:39) Pergi naik gunung sangatlah menyenangkan karena kita bisa melihat pemandangan yang indah. Semakin tinggi, semakin jauh mata boleh memandang hijaunya pepohonan, indahnya lembah dan putihnya selimut kabut. Rasa takjub pun meliputi jiwa kita saat melihat matahari terbit atau terbenam dari puncak gunung. Di Injil Yohanes ini kita diajak untuk “melihat.” Melihat adalah sarana indera yang bisa memperkaya iman. Di Injil kemarin Yohanes pembaptis awalnya tidak mengenali Yesus karena kesederhanaanNya. Tetapi setelah melihat Roh Kudus turun atasNya, ia pun berkata, “Lihatlah Anak domba Allah!” (Yoh 1:29-34). Menanggapi permintaan Andreas dan temannya Yesus pun mengundang mereka untuk melihat. Kita boleh bertanya, “Apakah yang Andreas lihat sehingga ia bisa yakin bahwa Yesuslah sang Mesias? Bukankah rumah Yesus itu sangat sederhana. Apakah sebenarnya yang Andreas alami disana?” Mungkin kita merasa bosan dengan hal-hal yang kecil dan sederhana. “Ah, berdoa lagi, pergi misa lagi, mendengarkan kitab suci lagi... bosen ah!” Makan bersama, belajar, bahkan bermain bisa kehilangan artinya. Kita sepertinya menantikan pengalaman supernatural, baru bisa percaya. Kalau itu tak datang, lama kelamaan hidup pun tidak lagi bermakna. Kata lain dari melihat adalah menyaksikan yang dari kata dasar ‘saksi’. Melihat atau menyaksikan itu sifatnya pasif. Tetapi setelah Andreas menemukan Sang Mesias dirumahnya yang sederhana itu, ia tidak bisa berbuat selain aktif bersaksi pada saudaranya Simon yang kemudian dinamai Petrus itu. Apakah kita juga mau seperti Andreas yang mengikuti Yesus dan menerima undanganNya untuk lebih dalam lagi menemukan Dia di hal-hal yang sederhana? Ya Yesus, utuslah Roh KudusMu pada kami, sehingga kami bisa mendengar undanganMu untuk menemukanMu di kegiatan sehari-hari, di hal-hal yang sederhana. Biarlah mata hati kami kau buka sehingga pengalaman melihat atau menyaksikanMu, boleh meneguhkan iman kami supaya kami dimampukan juga seperti Andreas, untuk bersaksi bahwa Engkaulah Sang Juru Selamat yang dijanjikan Bapa di Surga. Amin. Frater David, MGL Vol. 26/2012 Fresh JUICE ! 5 5 Januari 2012 : Kenalilah Ia Sebagai Mesias bagimu ! 1Yoh 3:11-21, Mzm 100:1,2,3,4,5, Yoh 1:43-51 Carolus Houben ; Yohanes Neumann Yoh 1:48 Kata Natanael kepadaNya: “Bagaimana Engkau mengenal aku?” Jawab Yesus kepadaNya: sebelum Filipus memanggil engkau, Aku telah melihat engkau di bawah pohon ara.” Pada suatu hari, Tuhan berjanji akan mengunjungi rumah seorang ibu. Ibu itu sangat bangga dan gembira. Ia mempersiapkan segalanya agar pantas menyambut Tuhan. Setelah beres segalanya, ia duduk dan menunggu kedatangan Tuhan. Tiba-tiba terdengar suara ketukan pintu. Ternyata seorang pengemis berdiri di depan pintu. “Oh, jangan hari ini. Jangan menggangguku. Aku sedang menunggu Tuhan yang akan mengunjungiku!” Ia mengusir pengemis dan menutup pintu. Beberapa saat kemudian, terdengar ketukan pintu lagi. Ibu itu segera membuka pintu rumahnya. Tetapi siapa yang dijumpainya? Hanya seorang tua miskin yang minta bantuan. “Maaf, saya tidak bisa menolongmu hari ini. Saya sedang menunggu Tuhan!” sahut ibu itu sambil menutup pintu dengan keras. Baru saja tertutup, pintu sudah diketuk lagi. Sekali lagi, ibu itu membukakannya. Seorang pengemis yang berpakaian compang-camping dan tampak kelaparan meminta makan dan tempat untuk meletakkan tubuhnya yang lelah. “Oh, tidak bisa. Saya sedang menunggu Tuhan. Saya tidak bisa memberikan roti dan tempat kepadamu!” Pengemis itu pergi. Ibu itu menunggu Tuhan lagi. Berjam-jam lewat dan senja pun tiba. Belum juga ada tandatanda kehadiran Tuhan. Ibu tadi menjadi gelisah dan bertanya kepada dirinya sendiri, “Di manakah Tuhan yang berjanji akan mengunjungiku?” Akhirnya, ia tertidur dan bermimpi. Tuhan mendatanginya dan berkata, “Aku sudah mendatangimu tiga kali dan tiga kali pula Aku kau tolak!” Bacaan Injil hari ini mengisahkan Natanael yang terkejut bagaimana Yesus bisa mengenali dirinya. Sebagai anak – anak kesayangan-Nya kita pun terkadang masih bertanya – tanya, apakah benar ini dari Tuhan atau seperti kisah di atas, jangan-jangan orang ini dikirim oleh Tuhan untuk menemui aku. Jauh sebelum kita mengenalNya, Ia terlebih dahulu mengenal dan mengasihi kita anak-anakNya. Yesus pun bisa datang dengan berbagai cara dalam kehidupan kita. Bisa seperti seorang pengemis, orang yang kelaparan, dan lain sebagainya. Nah, apakah kita sudah siap menyambut Dia sebagai Tuhan dan juruselamat kita ? Iman yang percaya adalah salah satu kunci untuk menyambut kedatangan sang Mesias. Kita juga dituntut peka untuk menanggapi panggilan Tuhan melalui kejadian dan orang-orang di sekitar kita. Jangan sampai nanti Tuhan datang dan berkata, “bagaimana engkau tidak mengenal aku?” Nah, repot khan ntar jadinya !! Semoga kita bisa belajar dari kisah Ibu di atas, bahwa Tuhan telah jauh mengenal kita dan kebutuhan umatNya, dan Ia pun senantiasa datang kepada anak-anakNya setiap saat dalam wujud orang-orang yang lapar dan menderita. Jadi, buka hatimu untuk Dia dan kenalilah Ia sebagai Mesias – Putera Allah yang hidup !! MAIA 6 Fresh JUICE ! Vol. 26/2012 6 Januari 2012 : Hidup yang kekal Didakus Yosef dr Sadiz 1Yoh 5:5-13, Mzm 147:12-13,14-15,19-20, Mrk 1:7-11 1 Yoh 5: 11 Dan inilah kesaksian itu : Allah telah mengaruniakan hidup yang kekal kepada kita dan hidup itu ada didalam AnakNya. Ada sebuah sharing menarik diantara para guru di sebuah sekolah, tentang sebuah pertanyaan yang cukup menarik “ Mengapa diantara anak-anak yang semula tampak cerdas dan berbakat pada akhirnya kurang berhasil dalam hidupnya, sementara ba-nyak anak yang semula kelihatan biasa-biasa saja malah berhasil?” Tentu saja ada banyak yang mempengaruhi keberhasilan seseorang. Ukuran keberhasilan pun bermacam-macam : mulai dari besarnya penghasilan dan tingkat kesejahteraan ekonomi, latar belakang keluarga atau tingkat pengaruh sosial, prestasi kerja, kenaikan pangkat dsb. Keberhasilan dicapai karena orang bersungguh-sungguh, tekun dan setia dalam proses memperjuangkan apa yang baik. Sehingga bukannya tidak mungkin orang dengan kemampuan biasa-biasa saja bisa berhasil karena mempunyai kesungguhan, ketekunan dan kesetiaan dalam memperjuangkan hidupnya. Bacaan pada hari ini, dimana Allah telah mengaruniakan hidup yang kekal kepada kita dalam Tuhan Yesus, memberikan pengertian bagi saya bukan berarti kita sudah tinggal santai-santai saja mendapat jaminan masuk surga, jadi ketika ada masalah yang datang seakan-akan Tuhan tidak adil dan protes padaNya, “ Tuhan mengapa ini terjadi pada saya, padahal saya selalu melayaniMu, membaca firmanMu, berbuat baik dan beramal, mulai menghitung satu persatu segala bentuk kebaikan yang pernah kita buat. Jaminan hidup kekal yang telah Tuhan berikan memberikan pengertian pula bahwa, kita juga siap diproses dalam kehidupan, jika ada suatu permasalahan dihadapkan dalam hidup kita, berarti kita mendapatkan satu PR baru yang harus diselesaikan, bukan dihindari. Karena jika terus-menerus kita “menghindari” proses itu, mau tidak mau proses itu akan mengikuti kita untuk diselesaikan. Apapun bentuk permasalahan hadapi bukan dihindari. Hadapi dengan ketekunan dan kesetiaan, sampai semuanya selesai. Karena ini adalah bagian proses menuju kehidupan kekal menjadi “serupa” kalau terlalu sulit meniru atau mirip dengan Tuhan Yesus. Demikian halnya dengan ilustrasi anak-anak yang tampaknya cerdas vs anak-anak yang biasa-biasa saja, bukan jaminan dimasa depannya anak-anak yang cerdas pasti lebih berhasil hidupnya jika dibandingkan dengan yang bisa saja. Tidak cukup sampai disitu, masih membutuhkan kerja keras, usaha disiplin, ketekunan, kesetiaan untuk menjadi lebih baik memperjuangkan hidup. Berubah menjadi pribadi yang lebih baik dalam iman dan perbuatan memang membutuhkan kerja keras, tapi Tuhan telah memberikan penolong Roh Kudus yang akan menolong kita melaluinya. Dan hasilnya pun akan berguna bagi hidup kita sekarang dan nanti. Lulu Vol. 26/2012 Fresh JUICE ! 7 7 Januari 2012 : Maria Yang Selalu Menghibur Raimundus dr Penyafort, Lindalva 1Yoh 5:14-21, Mzm 149:1-2,3-4,5,6a,9b, Yoh 2:1-11 Yoh. 2:3-5 Ketika mereka kekurangan anggur, ibu Yesus berkata kepada-Nya: “Mereka kehabisan anggur.” Kata Yesus kepadanya: “Mau apakah engkau dari pada-Ku, ibu? Saat-Ku belum tiba.” Tetapi ibu Yesus berkata kepada pelayan-pelayan: “Apa yang dikatakan kepadamu, buatlah itu!” Hari Minggu yang baru lalu kita merayakan Hari Raya Santa Perawan Maria Bunda Allah. Dan juga setiap hari Sabtu kita diajak untuk mengarahkan hati dan devosi kita kepara Santa Maria Bunda Allah dan Bunda kita sekalian. Di dalam Injil hari ini kita di telah membaca dan mendengarkan kisah tentang perkawinan di Kana. Para penafsir Kitab Suci mengatakan bahwa yang mengadakan Pesta Perkawinan di Kana adalah keluarga dekat Maria, Bunda Yesus. Karena itu seperti yang telah kita dengarkan bahwa Maria Ibu Yesus, Yesus dan murid-muridNya juga berada di sana. Maria adalah saudari dari ibu mempelai wanita. Karena itu Maria dipercayakan di dalam mengurus pelayanan atau seksi konsumsi. Setelah melihat bahwa orang kehabisan anggur, Maria mulai cemas. Ia berlari kepada Yesus untuk meminta bantuannya. Maria percaya akan anakNya, Yesus, akan berbuat sesuatu. Namun Yesus mengatakan bahwa saatNya belum tiba. Dengan tidak berpikir panjang, Maria-pun menyuruh para pelayan untuk melakukan apa saja yang akan dikatakan Yesus. Maria Bundah Allah dan Bunda kita dipercayakan untuk mengurus semua keperluan pesta itu. Kepada kita juga, Allah telah mempercayakan Maria sebagai Bunda kita. Dia-lah tempat kita di mana kita dapat pergi untuk menyampaikan semua isi hati kita. Dialah tempat di mana kita bisa menyampakan wujud doa dan intensi kita. Dia akan sungguh mendengarkan kita kalau kita menyampaikan isi hati kita, apa yang kita perlukan dari Tuhan Allah. Dia akan bergitu dicemaskan jikalau kita merasa berkekuarangan. Dia akan merasa dicemaskan kalau kita sakit dan putus asa. Dia akan berbuat apa saja untuk membahagiakan kita. Dia akan pregi mendekati anakNya dan menyampaikan apa yang sungguh kita perlukan. Saudara-saudari yang baik, marilah kita selalu mendekatkan diri pada Maria Bunda Allah dan Bunda kita. Karena Dia-lah tempat di mana kita memperoleh pengasihan dan menghiburan yang datang dari Allah. Rm. Joseph, MGL 8 Fresh JUICE ! Vol. 26/2012 8 Januari 2012 : Pembaptisan Yesus di sungai Yordan Hari Raya Penampakan Tuhan, Hari Anak Misioner Sedunia Yes 60:1-6, Mzm 72:1-2,7-8,10-11,12-13, Ef 3:2-3a,5-6, Mat 2:1-12 “Lalu terdengarlah suara dari surga: “Engkaulah anak-Ku yang Kukasihi, kepada-Mulah Aku berkenan” (Mrk 1:11). Injil Markus hari ini mengisahkan dua peristiwa: Pewartaan S.Yohanes Pembaptis yang memberitakan tentang Yesus (Mrk 1:7-8) dan pembaptisan Yesus (Mrk 1:9-11). Yohanes Pembaptis adalah pelopor yang membuka jalan bagi Kristus. Pewartaannya diarahkan sepenuhnya untuk mewartakan serta mengantar umat pada kedatangan Yesus, yang ‘lebih besar’ dari padanya. Kisah pembaptisan Yesus sarat akan makna. Secara khusus mengungkap dimensi kemanusiaan Yesus. Ia berasal dari keluarga biasa, dari Nazaret dan solider dengan manusia pendosa. Ia membaur dengan mereka yang mengantri untuk menerima pembaptisan dari Yohanes Pembaptis untuk pertobatan untuk memperoleh pengampunan dosa. Ketika air membasahi kepala Yesus, Ia mengambil kerapuhan manusia dan menjadi sama dengan kita, kecuali dalam hal dosa. Pada saat yang sama menegaskan dimensi ilahi-Nya sebagai Mesias: “Engkaulah Putera-Ku yang Kukasihi. Pada-Nyalah Aku berkenan” (Mrk 1:11). Saat pembaptisan Yesus menerima secara resmi tugas perutusan-Nya, memulai karya pewartaan-Nya dan menerima kuasa Roh Kudus yang menjadi kekuatan-Nya dalam bermisi. Misi penyelamatan dari ‘hamba Allah yang menderita’ (bdk. Yes 42) dimulai dengan sikap ketaatan mutlak pada Bapa. Ia memikul dan menebus semua dosa manusia. Dengan ini pembaptisan Yesus mewartakan Paskah yang Ia jelang dan menyatakan “ya” yang terungkap dalam penderitaan-Nya. Pembaptisan-Nya yang pertama ini memperoleh kepenuhan maknanya pada “baptisan” kematian-Nya di salib. Baptisan ini harus Ia terima sebagaimana telah Ia wartakan sebelumnya: ”Aku harus menerima baptisan dan betapa susahnya hati-Ku sebelum hal itu terjadi (Luk 12:50)” untuk membawa kita semua dalam kerajaan-Nya. Berkat baptisan ini setiap kita diundang untuk menerima ikatan yang menyelamatkan dari Yesus yaitu baptisan Roh. Santu Yohanes rasul dalam bacaan kedua menyebutkan air yang bersama dengan darah melambangkan kedatangan Kristus. Dua elemen ini bersama dengan suara dari Roh Kudus memberi kesaksian bahwa Yesus adalah benar-benar Putera Allah, Mesias yang dinantikan. Nabi Yesaya pun berbicara tentang “Air” yang menyelamatkan. Tuhan mengundang semua yang haus untuk menghilangkan rasa hausnya dengan air yang mengalir dari lambung Kristus. Siapapun yang ingin memperoleh keselamatan harus datang pada-Nya karena Ia telah menyiapkan satu masa penuh rahmat bagi setiap pendosa. Mari kita menimba air yang memurnikan selama masih ada waktu. Sr. Benedicta, OSB Vol. 26/2012 Fresh JUICE ! 9 9 Januari 2012 : Dibaptis sebagai Anak Allah Pesta Pembaptisan Tuhan Yes 55:1-11 atau Kis 10:34-38, MT Yes 12:2-3,4bcd,5-6,Mrk 1:7-11 Mrk 1: 7-11 “Engkaulah Anak-Ku yang Kukasihi, kepada-Mulah Aku berkenan (Mrk 1:11).” Penggalan dari Injil Markus ini seringkali menjadi kutipan utama dalam Seminar Hidup Baru dalam Roh ketika kita diajak untuk merenungkan kembali tentang Kasih Allah kepada kita manusia. Melalui Sakramen Permandian, kita diklaim oleh Allah sendiri sebagai putera dan puteri yang dikasihi-Nya tanpa syarat. Karena itulah Sakramen Permandian kemudian dilihat sebagai salah satu sakramen inisiasi, karena dalam dan melalui rahmat permandian tersebut kita memperoleh identitas baru sebagai anak-anak Allah sendiri. Identitas baru yang membuat kita tahu siapa diri kita dan bagaimana kita menempatkan diri kita di tengah-tengah masyarakat. Hari ini kita memperingati Pesta Pembaptisan Tuhan. Saya kemudian merenung tentang dampak Pembaptisan untuk Yesus sendiri. Dalam keempat Injil, pembaptisan selalu menjadi titik awal Yesus memulai karya perutusan-Nya sebagai Messias. Pembaptisan seolah menjadi saat Yesus memperoleh kepercayaan diri bahwa diri-Nya adalah Putera Allah yang diutus ke dunia. Setelah dilahirkan di Bethlehem, mengungsi ke Mesir dan tertinggal di Bait Allah di Yerusalem, Yesus kemudian mendengar kisah tentang Yohanes, sepupunya, yang berkthotbah dan membaptis orang di tepi Sungai Yordan. Entah apa yang ada dalam benak Yesus ketika ia datang ke tepi Sungai Yordan, yang jelas setelah pembaptisan ia kemudian “diklaim“ Allah sebagai Putera-Nya yang terkasih, identitas baru yang kemudian menjadi batu loncatan ke arah perutusan-Nya mewartakan kedatangan Kerajaan Allah (Mrk 1:14). Bagi kita Pesta Pembaptisan Tuhan tidak sekedar mengenang pembaptisan yang dijalani Yesus lebih dari dua ribu tahun yang lalu, tetapi juga menjadi saat kita “merasakan“ apa yang Ia rasakan ketika dibaptis. Pembaptisan Tuhan agaknya menjadi saat-saat penting bagi kita untuk merasakan “diklaim“ sebagai Putera dan Puteri Allah sendiri. Perasaan yang demikian menjadi sangat krusial dalam perkembangan iman kita selanjutnya. Perasaan “dikhususkan“ sebagai anak-anak Allah hendaknya menjadi dorongan bagi tiap kita untuk siap sedia mewartakan pula, seperti Yesus, bahwa Kerajaan Allah sudah dekat (Mrk 1:14). Diakon Wenz, MGL 10 Fresh JUICE ! Vol. 26/2012 10 Januari 2012 : Bermohon dengan Iman Gregorius Nyssa, Gulielmus Bituricensis 1Sam 1:9-20, MT 1Sam 2:1,4-5,6-7,8abcd, Mrk 1:21b-28 “Pergilah dengan selamat, dan Allah Israel akan memberikan kepadamu apa yang engkau minta dari pada Nya” Bermohonlah dengan penuh iman, maka Tuhan akan mendengar dan mengabulkan apa yang engkau minta dari pada Nya. Itulah inti firman Tuhan pada hari ini. Seperti Hana yang berkeluk kesah di dalam bait Allah karena kesesakan dan kepahitan hatinya, maka Tuhan memberikan apa yang Hana inginkan. Dan juga injil yang berbicara mengenai Yesus yang sedang mengajar di Kapernaum. Saat ada seorang yang kerasukan roh jahat, Yesus menghardiknya, kataNya : “Diam, keluarlah dari padanya” Ada kesamaan dari dua firman Tuhan di atas, bahwa apapun yang kita mohon dengan iman, maka akan terjadi seturut dengan kehendakNya. Hana bermohon dengan penuh iman, maka Tuhan memberikan dia , Samuel. Dan Yesus menghardik roh jahat dengan penuh iman, maka keluarlah roh jahat itu. Banyak sekali keinginan – keinginan kita di dunia ini. Sering kita merasa bahwa Tuhan tidak mengabulkan permohonan kita. Tapi, apakah kita sudah meminta dengan penuh iman? Dengan sungguh-sungguh? Sering saya mengalami, apa yang saya mohon kepada Tuhan dengan sungguh-sungguh, akan Tuhan sediakan. Meskipun Tuhan sediakan melalui sebuah proses. Saat kita memohon sebuah kendaraan, Tuhan tidak akan serta merta memberikan berupa kendaraan yang jatuh dari langit. Dia akan menyediakannya melalui sebuah proses. Mungkin melalui pemberian sebuah pekerjaan terlebih dahulu atau hadiah, atau jalan lain. Percayalah.. bermohonlah.. dengan iman. Amin Alin Vol. 26/2012 Fresh JUICE ! 11 11 Januari 2012 : Sempurna Seperti Yesus 1Sam 3:1-10,19-20, Mzm 40:2,5,7-8a,8b-9,10, Mrk 1:29-39 Di era modern ini semerbak program pengembangan diri, time management, keseimbangan hidup, dll yg diminati makin banyak orang. Ada yang menawarkan keberhasilan dalam semenit, ada juga yang mustahil diterapkan. Banyak yang semata-mata dimotivasi dengan kesuksesan dan uang, tapi tidak sedikit pula yang mencari kedamaian jiwa dalam berkarya untuk sesama. Tampaknya tidak bisa hilang hasrat dasar di setiap manusia untuk selalu menyempurnakan hidupnya, supaya lebih banyak berbuah, pendek kata lebih berhasil. Yesus, yang walaupun adalah Tuhan - jugalah manusia sempurna. Di perikop ini Yesus memberikan contoh yang sangat jelas. Dia berdoa bersama di rumah ibadat, menyembuhkan banyak orang sakit dengan tanganNya sendiri, mengusir setan setan, kemudian berdoa pribadi pagi-pagi di esok harinya. Ketika banyak orang mencari Dia karena ketenaranNya, Ia malah pergi ke kota seberang karena Ia tahu tujuan hidupNya yaitu memberitakan kabar baik ke seluruh Israel (Mk. 1: 39). Alhasil, karya Yesus masih terus berbuah setelah lebih dari 2000 tahun karena Ia selalu mencari kehendak BapaNya. Dia tidak terbuai atau puas akan kesuksesan yang sementara melainkan terus berdoa dan berkarya. Apakah kita juga mau disempurnakan dan hidup seperti Yesus? Hidup seimbang antara kesibukan pelayanan pada sesama tetapi juga menjalin relasi pribadi dalam doa kepada Bapa. Tuhan Yesus, kami bersyukur dan memujiMu atas contoh hidup manusia sempurna yang sudah Engkau berikan. Engkaulah Jalan, Kebenaran dan Kehidupan. Biarkah hanya Engkau yang kami tiru. Kami mohon rahmat Roh KudusMu untuk memampukan kami memenuhi panggilan hidup, tidak lupa berdoa pada Bapa selagi melayani sesama, dan setia berkarya baik dalam kesuksesan maupun kegagalan. Amin. Frater David, MGL 12 Fresh JUICE ! Vol. 26/2012 12 Januari 2012 : Belajar Rendah Hati dari Yesus Bernardus dr Corleone, Aelredus 1 Sam 4:1-11 Mzm 44:10-11, 14:15, 24-25 Bernardus dari Korleone ; Aelredus Mrk 1:40-45 Mrk 1:44 “Ingatlah, jangan engkau memberitahukan apa-apa tentang hal ini kepada siapa pun, tetapi pergilah, perlihatkanlah dirimu kepada Imam dan persembahkanlah untuk pentahiranmu persembahan, yang diperintahkan oleh Musa, sebagai bukti bagi mereka.” Jika kita melihat sinetron di TV atau suatu event spektakuler di sekitar kita, pasti kita senang dan merasa gak sia-sia datang untuk melihat dan menyaksikannya. Pertama, bisa karena artis atau pengisi acaranya memang bagus dan berkualitas. Kedua, tata panggung dan pencahayaannya keren banget. Ketiga, acara yang dibawakan atau bahan yang di diskusikan cukup menarik dan tidak membosankan. Nach, ambil salah satu contoh aja nich !! Pasti sering lihat Opera van Java khan ?? Setiap hari Senin – Jumat, Dalang Parto beserta wayang-wayangnya menghibur penonton di tanah air dengan konsep cerita dan lawakan-lawakan yang membuat kita semakin tertawa terbahakbahak. Setelah lelah beraktivitas, malamnya pikiran kita disegarkan oleh tontonan humor segar dari OVJ. Ya lumayan lah bisa menghilangkan penat setelah lelah beraktivitas seharian. Apalagi kalau Sule dah keluar, pasti ada aja lawakan dia yang buat kita tertawa. Secara kasat mata, memang Dalang dan wayang-wayang OVJ-lach yang kita puji, karena keahlian mereka “mengocok” perut penonton yang melihatnya. Terlepas dari itu, kita juga mesti melihat bahwa di setiap acara OVJ pasti ada tema/lakon yang dibawakan. Setiap harinya pun lakon/cerita yang dibawakan juga berbeda. Team Kreatif inilah yang menyusun konsep cerita dan mengaktualisasikannya melalui peran-peran yang dibawakan oleh Sule dkk. Bayangkan saja apabila gak ada ide kreatif dari mereka, pasti OVJ gak akan bertahan lama. Dalam bacaan Injil hari ini, Yesus menyembuhkan seorang yang sakit kusta. Setelah menyembuhkan orang itu, Yesus berpesan agar orang itu tidak menceritakan apa yang telah diperbuat Yesus kepadanya. Yesus tidak ingin menyombongkan diriNya, melainkan ia menyuruh orang tersebut untuk memperlihatkan dirinya dan mempersembahkan pentahirannya di hadapan imam. Yesus ingin mengajarkan kepada kita untuk selalu rendah hati, ketika kita berhasil membantu menolong seseorang keluar dari masalah atau penderitaannya. Bukan semata-mata karena kehebatan kita, tapi ada kuasa dari Yesus yang memampukan kita untuk melakukan semua itu. Orang di sekeliling kita akan merasakan sendiri apa yang telah kita perbuat, apakah kita menjadi berkat dan terang atau menjadi batu sandungan bagi orang lain ?? Team Kreatif OVJ pun tidak pernah di ekspos karena keberhasilan mereka menemukan ideide baru setiap harinya. Mereka cukup puas apabila konsep cerita yang telah disusun dapat dimainkan dengan apik oleh wayang-wayang OVJ. Jadi, tidak usah merasa kecewa jika apa yang kita lakukan tidak dianggap dan mendapat pujian oleh orang lain. Jangan menyombongkan diri di hadapan mereka, melainkan tetap rendah hati dan bersikap sewajarnya. Mereka dapat merasakannya melalui setiap kebaikan dan perilaku kita setiap harinya, bukan dengan menonjolkan diri bahwa kita adalah yang terbaik dan bisa melakukan segalanya. Orang akan menghargai kita, apabila kita tetap humble dalam kehidupan kita sehari-hari. Belajarlah kepada Ia, yang lembut dan rendah hati !! KRIS Vol. 26/2012 Fresh JUICE ! 13 13 Januari 2012 : Iman Hilarius 1Sam 8:4-7,10-22a, Mzm 89:16-17,18-19, Mrk 2:1-12 Mrk.2:5 “Ketika Yesus melihat iman mereka, berkatalah Ia kepada orang lumpuh itu : Hai anak-Ku, Dosamu sudah diampuni….” Satu tahun lalu saya tidak sengaja datang ke sebuah rumah jompo di Surabaya, bahkan saya harus menginap disana. Karena mengikuti undangan acara novis susteran Karmel OCD. Saya di berikan satu kamar, dilantai satu berjejer dengan kamar oma-oma disana. Setelah mandi sore, saya keluar kamar dan melihat oma-oma duduk-duduk di dpn kamarnya masing-masing sambil melihat kearah taman depan. Ada oma yang aktif masih suka jalan-jalan, ada yang rada stress suka mencari keributan dgn temantemannya, bahkan ada yang sudah lumpuh, baik kaki dan tangannya lumpuh total sehingga hanya bisa tiduran saja. Seorang oma yg kakinya lumpuh tapi masih aktif menolong teman-temannya datang menghampiri saya. Beliau banyak bercerita tentang anaknya yang menitipkan dia di panti jompo karena kondisi kaki si oma ini yang lumpuh akibat jatuh dari lantai atas rumahnya. Bahkan terakhir dia bercerita saya sudah bahagia sekarang anak-anak saya sudah bahagia dan punya usaha yg maju dibanding waktu mereka masih kecil-kecil dulu, saya pontang panting mencari makan dan biaya sekolah karena suami saya sudah meninggal. Walaupun saat ini saya harus ditempatkan dipanti mungkin mereka punya alasan sendiri. Tetapi saya punya iman kepada Tuhan disini masih banyak yang bisa saya lakukan untuk teman-teman yg membutuhkan saya, karena suster disini sedikit jadi saya bisa Bantu menyuapi mereka saat makan dan saya bisa membantu memandikan mereka. Saat ini kebanyakan di lingkungan kita siapakah yang dimaksud orang lumpuh disini? Orang lumpuh itu adalah setiap hati di sekitar kita, saat kita berusaha mencari Tuhan halangan begitu banyak bahkan sangat sulit untuk berjalan dalam Dia, bahkan banyak cibiran-cibiran orang-orang yang hanya melihat kulit luar diri kita tanpa mau tahu perjuangan kita untuk selalu berjalan di Tuhan. Tetapi kita harus bangga mempunyai Allah yang hidup, tidak cepat menghakimi diri kita, tetapi selalu mengampuni setiap dosa-dosa kita. Kalau Tuhan seperti manusia yang cepat menghakimi mau bagaimana jadinya dunia ini. Saatnya kita seperti si lumpuh ini, berusaha dengan segala cara bahkan dengan iman si lumpuh percaya untuk bisa dekat langsung dengan Yesus dan mau disembuhkan oleh Yesus. Walaupun gesekan-gesekan selalu ada tetapi tetaplah focus kepada Tuhan. Banyak hal yang bisa kita lakukan untuk menyenangkan-Nya. Belajar untuk punya kerendahan hati selalu agar hidup kita selalu di selamatkan, dan selalu mendapat kebahagiaan dan kedamaian selalu daripada-Nya. Rina 14 Fresh JUICE ! Vol. 26/2012 14 Januari 2012 : Ikutlah Aku Petrus Donders, Odorikus dr Pordenone 1Sam 9:1-4,17-19, 10:1a, Mzm 21:2-3,4-5,6-7, Mrk 2:13-17 Mrk. 2:14 Kemudian ketika Ia berjalan lewat di situ, Ia melihat Lewi anak Alfeus duduk di rumah cukai lalu Ia berkata kepadanya: “Ikutlah Aku!” Maka berdirilah Lewi lalu mengikuti Dia. Ketika aku masih kecil, aku tertarik masuk seminari karena banyak alasan. Aku melihat anak-anak Seminari itu hebat bermain drama, bermain bola, hebat bermain musik dan bernyanyi. Aku berpikir bahwa kalau aku masuk seminari aku akan hebat seperti mereka itu. Namun demikian aku tidak begitu menyadari bahwa kalau aku masuk seminari, itu berarti aku hendak mengikuti Yesus. Setelah aku diyakinkan oleh orang tua dan Romo Paroki tentang mengikuti Yesus, aku-pun masuk seminari untuk merealisaikan niatku. Ceritera dan alasan mengikuti Yesus yang aku alami sungguh sangat berbeda dengan kisah yang telah kita dengarkan, kisah tentang seorang Lewi yang mengikuti Yesus. Di sana dikisahkan bahwa, ketika Yesus berjalan lewat di situ, Ia melihat Lewi anak Alfeus yang duduk di rumah cukai. Laly Yesus berkata kepadanya, “Ikutilah Aku!” Lewi-pun berdiri dan mengikuti Yesus. Kalau kita refleksikan mendalam, ternyata Lewi tidak mempunyai niat suatu tertentu sebelumnya. Dia tidak mempunya sasuatu untuk menhatakannya. Namun demikian setelah Yesus mengatakan “Ikutilah Aku,” dia-pun berjalan mengikuti Yesus. Dia menyadarinya bahwa dia akan meninggalkan segalanya, kalau memang ia ingin mengikuti Yesus. Dia tidak berpikir tentang keluarga, pekerjaan dan harta benda. Dia tidak berpikir tentang apa yagn akan terjadi dengan dirinya kalau dia mengikuti Yesus. Namun demikian Lewi mempunyai iman yang teguh. Dia menyerahkan seluruh dirinya kepada Tuhan dengan mengikuti Yesus. Karena dia percaya bahwa segala sesuatu yang dicemaskan akan berlipat ganda di dalam tangan Tuhan. Apakah anda kalian merasakan seperti itu? Panggilan untuk mengikuti Yesus bukan berarti setiap orang harus menjadi romo atau bruder atau suster. Tuhan memanggi kita dengan suatu misi yang berbeda-beda. Ada yang dipanggil untuk hidup berkeluarga, ada yang dipanggil untuk tidak menikah atau single, rohaniwan dan ada yang dipanggil untuk hidup biarawan/i. Marilah kita mengakui dengan penuh suka cita panggilan yang berahmat ini. Tuhan mempunyai rencana yang istimewa bagi kita sekalian. Janganlah memikirkan apapun yang akan terjadi atau orang-orang dekat kita. Marilah kita menjawabi panggilannya. Rm. Joseph, MGL Vol. 26/2012 Fresh JUICE ! 15 15 Januari 2012 : Apa yang kamu cari ? Arnoldus Janssen 1Sam 3:3b-10,19, Mzm 40:2,4ab,7-8a,8b-9,10, 1Kor 6:13c-15a,17-20, Yoh 1:35-42 Yesus berkata kepada mereka, “Apa yang kamu cari?” Jawab mereka: ”Rabbi, dimana Engkau tinggal?” (Yoh 1:38). Injil Yohanes hari ini menggaris bawahi suatu keistimewaan: kira-kira pukul 4 sore. Mengapa ditetapkan jam dimana kedua murid Yohanes Pembaptis bertemu Yesus dan tinggal bersama-Nya? Penetapan ini sangat mendasar dalam sejarah keselamatan, karena menandakan pertobatan Andreas dan Petrus, saudaranya. Sejak saat itu Simon disebut Petrus (wadas), yang diatasnya Kristus membangun Gereja-Nya. Dan dua bersaudara ini tinggal bersama Yesus di tempat kediaman-Nya, menghabiskan hari itu bersama-Nya. Inilah alasannya mengapa ditetapkan jam 4 sore. Waktu ini mengindikasikan pemisahan antara hidup mereka sebelum dan sesudah bertemu Yesus. “Anak Domba Allah”, demikian panggilan Yohanes Pembaptis pada Yesus, telah menarik perhatian kedua murid yang kemudian hanya dengan melihat dimana dan bagaimana Ia tinggal, mereka memutuskan untuk mengikuti-Nya. Mereka telah menemukan Putera Allah, yaitu Sang Sabda, Kebijaksanaan, yang menuntun mereka sebagai seorang raja. Karena itu Andreas berseru, “ Kami telah menemukan Mesias.” Seruan ini serupa dapat menjadi kesaksian dari setiap orang yang telah menemukan Sabda Allah dan tunduk pada kuasa Ilahi-Nya. Dari “Inilah Anak Domba Allah” hingga “Ini aku” yang diucapkan Samuel dalam bacaan pertama, yang menyatakan kesediaan kepada Tuhan untuk melaksanakan kehendakNya, adalah sebuah gaung yang bergema berulang kali dalam sejarah keselamatan, dimulai dari fiat yang diucapkan perawan Maria. Sikap kesediaan penuh ini mengarahkan manusia untuk memuliakan Allah bahkan dengan tubuhnya, seperti yang ditulis S. Paulus kepada umat di Korintus (bdk 1 Kor 6:19-20). Mengikuti Yesus bukanlah semata-mata memperoleh pengetahuan tentang Dia, tetapi lebih dari itu suatu pengalaman hidup. Dengan menjalani hidup bersama Dia kita temukan jawaban atas pencarian kita akan kasih Allah, akan makna, kebenaran dan damai. Sr. Benedicta, OSB 16 Fresh JUICE ! Vol. 26/2012 16 Januari 2012 : Mengganti popok bayi Berardus 1Sam 15:16-23, Mzm 50:8-9, 16bc-17,21,23, Mrk 2:18-22 Mrk 2: 18-22 “Anggur yang baru hendaknya disimpan dalam kantong yang baru pula (Mrk 2:22).” Apa hubungan antara hal menyimpan anggur dengan hal berpuasa. Seringkali kita mengaitkan anggur baru dengan Roh Kudus dan kantong baru sebagai manusia baru tempat kediaman Roh Kudus itu sendiri. Sedangkan berpuasa adalah upaya kita untuk membersihkan diri agar tubuh kita menjadi layak sebagai tempat kediaman Roh Kudus, Roh Allah, Roh pemberi hidup. Demikianlah teorinya. Bagi kita yang tinggal di Indonesia, mungkin perumpamaan ini sedikit jauh panggang dari api atau tidak mutlak dimengerti. Mengganti popok bayi, atau ”nappy change” mungkin lebih mudah dimengerti oleh kita semua. Mengganti popok menjadi kegiatan ritual pagi, siang dan malam. Entah popok itu kotor atau tidak, tiap orang tua ingin bayinya bersih, sehingga mereka menggantinya hampir tiap saat entah kotor atau tidak, popok bayi dipantau oleh orang tua mereka selama 24 jam. Tidak ada yang salah dengan mengganti popok, sebab ketika orang tua mengganti popok anak-anaknya, mereka melakukannya dengan penuh cinta dan kasih. Memang ada sedikit gerutu sana-sini ketika orang tua mengganti popok bayinya, tetapi mereka lakukan itu dari hati, penuh cinta dan perlindungan pada bayinya. Inilah sikap hati yang diperlukan ketika kita berpuasa. Inilah sikap hati yang kadang tidak dimiliki oleh orang Farisi yang dikritik Yesus lebih dari dua ribu tahun yang lalu. Berpuasa dan berpantang itu penting untuk membersihkan diri, bukan hanya tubuh luar kita, tetapi lebih dari itu, hati kita. Puasa harus dilakukan, bukan karena terpaksa atau sambil menggerutu, tetapi harus berangkat dari cinta kita terhadap Allah dan manusia. Memang kelihatannya puasa dan pantang lebih ditujukan untuk kesucian diri atau terkabulnya permohonan pribadi, tetapi akan menjadi lebih berhasil guna kalau puasa kita dibuat sebagai tindakan silih untuk kepentingan keselamatan orang lain juga. Contohnya, St Teresia dari Kanak-kanak Yesus yang pernah berdoa dan berpuasa untuk pertobatan seorang pembunuh sebelum ia dihukum mati yang akhirnya meminta sebuah salib sebelum ia dieksekusi. Di Melbourne, anak-anak muda dari kelompok Doa Kharismatik Indonesia melakukan puasa berantai setiap sebelum melaksanakan retreat atau malam penyegaran rohani. Di MGL kami berpuasa dan berpantang tiap hari Jumat, bukan untuk “pamer” tetapi untuk berbagai kepentingan bersama, mulai dari membangun rumah baru, menambah panggilan, bayar uang sekolah, untuk mobil yang sudah rusak-rusak, atau untuk keberhasilan misi lainnya, yang terpenting adalah, apakah kita melakukan puasa dengan iman, harap dan cinta? Kalau tidak demikian, mungkin Yesus sendiri akan datang lagi dan menegur kita, sama seperti Ia menegur kaum Farisi lebih dari dua ribu tahun yang lalu itu. Diakon Wenz, MGL Vol. 26/2012 Fresh JUICE ! 17 17 Januari 2012 : Apa Kata Dunia ?? Antonius 1Sam 16:1-13; Mazmur Mzm 89:20,21-22,27-28; Mrk 2:23-28 “Bukan yang dilihat manusia yang dilihat Allah; manusia melihat apa yang di depan mata, tetapi Tuhan melihat hati.” (1Samuel :7b) Beberapa ahli Sosiologi mengatakan bahwa kehidupan social kita bukanlah tempat yang baik untuk belajar kerendahan hati. Mengapa? Karena segala apa yang kita pakai, apa yang kita buat, harus disesuaikan dengan penilaian umum. Apalagi jika ia seorang public figure?! Wow! ‘Apa kata dunia, kalau seorang leader kelihatan di depan umum pakai kaos atau celana pendek?’ Walau sebetulnya sang leader itu pada dasarnya senang dengan pakaian santai, ia harus mengikuti kemauan orang. Selalu terlihat wah!. ‘Apa kata dunia, kalau si artis punya bapak petani?’ ‘Apa kata dunia, kalau keadaan keluarganya berantakan?’ Apa kata dunia, kalau si A kelemahannya seperti ini, si B menikah beda agama, dan sebagainya. Penilaian dengan ‘apa kata orang,’ bisa jadi parameter moral, tetapi terkadang membuat orang senang berpura-pura. Seperti kata mister Joger, ‘Mari kita tertawa, supaya orang mengira kita bahagia!” Orang merasa terintimidasi dengan kelemahan sendiri dan akhirnya suka menyembunyikan sesuatu di belakang layar. Orang jadi tidak PeDe, kalau tidak dibuat fly dengan miras dan atau bahkan dengan narkoba. Jadi kalau kita ingin hidup baik hanya supaya dilihat orang, pada akhirnya kita akan jatuh pada dosa kemunafikan. Tetapi kalau kita mau baik, buatlah segala sesuatu dengan apa adanya, sesuai kemampuanmu dan abaikan ‘apa kata dunia?!’ Ingatlah bahwa Tuhan melihat hatimu. Ketika apa yang Anda lakukan dengan tulus membuat orang terganggu dan Anda harus menanggung malu oleh kritikan-kritikan tajam, ingatlah bahwa Tuhan melihat hatimu. Ia menjaga hatimu. Seperti jawaban Yesus dalam Bacaan Injil hari ini, “Hari Sabat diadakan untuk manusia dan bukan manusia untuk hari Sabat. Jadi Anak Manusia adalah juga Tuhan atas hari Sabat.” (Markus 2:27-28). Dengan mengatakan bahwa Ia adalah Tuhan atas hari Sabat, Yesus meninggikan martabat manusia. Seorang manusia lebih berarti di mata Tuhan daripada seribu penilaian orang. Seperti Sabda Tuhan kepada nabi Samuel di atas dan sepenggal lagu rohani ini, “Hanya dekat, padaMu Bapa, jiwaku pun tenteram; Engkau menerimaku, dengan sepenuhnya; Walau dunia, melihat rupa, namun Kau memandangku, jauh kedalaman hatiku; Tuhan inilah yang kutahu, Kau menjaga hatiku, supaya kehidupan, mengalir senantiasa.” NaRitA 18 Fresh JUICE ! Vol. 26/2012 18 Januari 2012 : Tawar Hati Margareta dr Hongaria, Pembukaan Pekan Doa Sedunia untuk Persatuan Umat Kristiani 1Sam 17:32-33,37,40-51, Mzm 144:1,2,9-10, Mrk 3:1-6 Mrk 3:5b “ Ulurkanlah tanganmu! Dan ia mengulurkan tangannya, maka sembuhlah tangan itu.” Dengan cintaNya yg begitu besar kepada manusia Yesus menyembuhkan orang pada hari Sabat. Meskipun Dia tahu bahwa akan ada orang-orang yang mengamati dan akan mempersalahkanNya. Yesus tetap berpegang teguh pada pendiriannya, Dia lebih memilih menyelamatkan nyawa orang lain meskipun nyawanya sendiri menjadi ancaman. Sama halnya dengan Daud pada bacaan pertama 1 Sam 17:32 Berkatalah Daud kepada Saul: “Janganlah menjadi TAWAR HATI karena dia; hambamu ini akan pergi melawan orang Filistin itu.” Untuk refleksi saudara dan saya pada hari ini Tuhan ingin berbicara kepada kita yang sering kali tawar hati, sering kali kita tidak percaya lagi karena masalah atau karena doa kita yang belum dijawab. Pada cerita hari ini, orang sakit yang disembuhkan Yesus dan Daud benar-benar penuh semangat serta percaya kepada Tuhan dengan tidak tawar hati sehingga mujizat itu akan terjadi dan memberkati mereka. Tawar hati membuat kita menjauh dari Tuhan, maka setiap hari hati kita harus makan firmanNya dan berdoa. Agar berkat dan mujizat Tuhan akan datang kepada kita. Amsal 1:33 “Tetapi siapa mendengarkan Aku, ia akan tinggal dengan aman, terlindung daripada kedahsyatan malapetaka”. Yudi Vol. 26/2012 Fresh JUICE ! 19 19 Januari 2012 : Jesus, My Special Bodyguard 1Sam 18:6-9, 19:1-7, Mzm 56:2-3,9-10a,10bc-11,12-13, Mrk 3:7-12 Yakobus Sales ; Wilhelmus Saultemouche, Ignasius de Azevedo ; Yakobus Bonnaud Mrk 3:11 Bilamana roh-roh jahat melihat Dia, mereka jatuh tersungkur di hadapanNya dan berteriak: “Engkaulah Anak Allah.” Waktu SMA, aku pernah mengalami sendiri melihat teman yang kerasukan. Lumayan ngeri juga sich, tapi gak tahu kerasukan apa tuch teman aku. Maklum, sekolah-ku bekas peninggalan Belanda jadi sudah gak asing lagi kalau suasana di sana juga agak-agak mencekam gitu jika malam hari. Komplek sekolahku jadi satu dengan asrama putra, jadi selama kurang lebih 3 tahun ya hanya tempat-tempat itu saja yang kita lewati. Aku sich sempat khawatir juga, jangan –jangan nanti menimpa aku juga, pikirku waktu itu !! Soalnya temenku ini hampir setiap hari bertingkah laku aneh – bukan seperti dia yang sesungguhnya. Setiap dia mengalami kerasukan, ada temanku yang memiliki karunia tertentu – semacam sixth sense gitu lah istilah kerennya – yang datang dan menenangkannya. Cara itu merupakan penanggulangan pertama, andaikata masih belum sadar juga maka kami memanggil bruder atau pamong asrama untuk membantu teman kami tersebut. Kejadian lain aku alami waktu di Bali. Waktu kejadiannya juga belum lama. Kali ini aku benar – benar melihat langsung dengan “mata telanjang” teman satu pelayanan yang mengalami kerasukan. Aku yang membantunya pun, serasa terkuras semua tenaganya untuk memegang badan dia. Mulai cara bicara yang ngelantur, dan tubuh dia yang berontak terus membuat aku dan beberapa teman agak khawatir. Dalam kekuasaan roh jahat, ia berkata bahwa tidak takut akan Tuhan kita Yesus Kristus. Waktu itu sempat emosi juga, mendengar perkataannya. Akhirnya kami memanggil Romo, dan oleh Romo teman kami diberi air berkat dan minyak berkat. Dahsyat banget memang kuasa Yesus waktu itu. Ketika Romo datang, roh yang berada di dalam tubuh temanku itu berteriak-teriak, “panas,panas……..!!” Ibaratnya ia menantang Romo, apa sich yang bisa dilakukannya !! Tapi, sekali lagi kuasa Yesus melalui perantaraan Romo terbukti lebih dahsyat dari segala kuasa manapun di dunia. Temanku akhirnya perlahan mulai tersadar dan roh jahat itu pun keluar dari tubuhnya. Injil hari ini dengan jelas menegaskan bahwa Allah kita adalah Allah yang dahsyat. Bahkan Iblis dan roh-roh jahat lainnya tersungkur melihat kebesaran-Nya. Kita diajak untuk semakin percaya akan kebesaran dan kuasa-Nya. Jangan takut akan kekuasaan kegelapan, selagi kita masih percaya dan selalu dekat dengan Yesus, sang Panglima kita !! Yesus sang terang dunia akan datang mengalahkan segala kuasa kegelapan yang coba mengganggu anak-anak kesayangan-Nya. Jadi, semakin mengandalkan Dia dalam segala perkara dan jadikan Ia sebagai pengawal pribadimu !! Gak bakalan nyesel dach, malahan kamu akan semakin merasa aman berjalan bersama-Nya. MAIA 20 Fresh JUICE ! Vol. 26/2012 20 Januari 2012 : Agen Perubahan Fabianus, Sebastianus,Angelo Paoli, Cyprianus Michael Tansi, Johannes Pembaptis dr Triquerie 1Sam 24:3-21, Mzm 57:2,3-4,6,11, Mrk 3:13-19 Mrk 3:14-15 Ia menetapkan dua belas orang untuk menyertai Dia dan untuk diutus-Nya memberitakan Injil dan diberi-Nya kuasa untuk mengusir setan. Di sebuah Negara Eropa, ada seekor kelinci bernama Otto. Setiap hari Otto sibuk mengais-ngais tanah, mencari makan dengan kaki depannya. Saat pemiliknya menuang jagung, Otto ikut berebut jagung itu. Siang harinya Otto sering ditemukan sedang bertengger di atas pagar bersama teman-temannya. Dia ikut juga mengerami telur… Lho?? Nanti dulu...bukankah Otto seekor kelinci? Mengerami telur? Itu kan yang dilakukan ayam..hmmm…rupanya Otto adalah kelinci yang istimewa. Ia tinggal bersama ayam-ayam sejak kecil sehingga kelakuannya sama seperti ayam. Mungkin seumur hidupnya Otto tidak akan merasakan enaknya wortel… Betapa lingkungan sangat berpengaruh pada perilaku makhluk hidup. Manusia juga demikian. Oleh karena itu Yesus memanggil pada muridNya untuk meninggalkan keluarga mereka dan mengikuti Dia. Lingkungan yang lama ditinggalkan dan memasuki lingkungan baru, agar gaya hidup dan cara berpikir Yesus bisa lebih berpengaruh terhadap 12 rasul ini dibanding dengan gaya hidup mereka yang lama. Setelah mereka merasakan hidup bersama Yesus, mulai mengerti ajaranNya, mulai bisa dilepas, Yesus mengutus mereka memberitakan kabar baik dan mengusir setan. Bahkan beberapa dari murid-murid itu diberiNya nama. Padahal mereka sudah memiliki nama sendiri sebelumnya. Bandingkan dengan orang tua yang memberi nama anaknya. Berarti anak-anak itu ada dalam asuhannya, dalam perlindungan orang tuanya dan si orang tua memiliki harapan tertentu dengan pemberian nama tersebut. Yesus juga demikian. Bahkan lebih lagi. Pemberian nama tersebut tidak hanya mengandung harapan, tapi juga ada kuasanya. Yesus sudah menetapkan akan menjadi apa murid-muridNya itu. Ia mengenal mereka dengan baik sehingga nama yang diberikan sesuai dengan orangnya. Bagaimana dengan kita? Kita semua memiliki nama baptis. Biasanya orang memilih nama baptis tidak sembarangan. Ada harapan, cita-cita yang ingin dicapa dibaliknya. Mari sekarang kita merenung, apakah gaya hidup kita sudah sesuai dengan nama baptis kita? Bila belum, apakah kita masih berusaha menjadi kudus seperti mereka? Apakah dengan gaya hidup seperti santo santa yang kita teladani, kita sudah mempengaruhi lingkungan kita supaya menjadi lebih baik seperti Yesus mempengaruhi para muridNya? Bisakah kita mengubah orang-orang di lingkungan kita menjadi manusia sesungguhnya. Ibaratnya menjadi kelinci yang benar-benar kelinci bukan seperti kelinci yang meng-ayam …Bila belum, mari besok kita mulai..jangan tunda lagi. Siska Vol. 26/2012 Fresh JUICE ! 21 21 Januari 2012 : Orang ini memang aneh Agnes,Hari ke-4 Pekan Doa Sedunia 2Sam 1:1-4,11-12,19,23-27, Mzm 80:2-3,5-7, Mrk 3:20-21 Mrk. 3:21 Waktu kaum keluarga-Nya mendengar hal itu, mereka datang hendak mengambil Dia, sebab kata mereka Ia tidak waras lagi. Kalau Romonya bicara sedikit katanya Romonya pendiam. Kalau Romo bicara banyak, katanya Romo cerewet. Kalau Romo berbicara pelan supaya orang bisa mengerti, katanya Romo terlalu pelan dan lembut. Tetapi kalau Romonya bicara cepat sedikit, katanya telalu cepat. Kalau Romo tidak banyak teman, katanya tertutup dan tidak tahu bergaul. Kalau punya banyak teman katanya pergaulan Romo tidak akrab dan intim. Kalau Romo kelihatan pendek, katanya hih… Romo ini pendek sekali. Kalau Romonya tinggi, katanya wah… kakinya maunya dipotong karena terlalu tinggi. Aku kadang-kadang bingung, karena serba salah. Aku terkadang hanya tertawa saja di dalam hati dan berpikir, maunya bagaimana yah. Kalau memang Tuhan menciptakan saya pas-pasan… wah, pasti sangat menyenangkan. Tetapi apa boleh buat, “Nasi sudah menjadi bubur” dan tidak perlu disesalkan lagi. Mungkin anda pernah membaca satu kisah di dalam Injil Mateus 11:18-19. Di sana dikatakan bahwa ketika Yohanes datang, tidak makan dan tidak minum, lalu mereka berkata” Ia kerasukan setan. Kemudian Anak Manusia datang, Ia makan dan minum dan mereka berkata: “Lihatlah seorang pelahap dan peminum, sahabat pemungut cukai dan orang berdosa.” Orang ini memang aneh. Yesus-pun pasti bingung dan bertanya pada diri sendiri, “Bagaimana seharusnya saya perbuat?” Hari ini kita barusan membaca dan mendengarkan bacaan Injil apa yang dialami Yesus. Ketika Dia tidak memperoleh kesempatan untuk makan, orang mulai berkata, “Dia tidak waras lagi.” Yesus tidak dapat mengontrol diriNya lagi. Dia berada di luar kontrol. Karena itu mereka berusaha untuk menyadarkan Dia. Tuhan, Yesus adalah pusat dari segalanya. Dia-lah yang mempunyai kuasa untuk mengontrol dan memerintahkan segalanya. KuasaNya tidak dapat berubah, namun tetap selamanya. Yang harus diubah adalah pandangan kita untuk menaruh percaya padanya. Sama seperti Romo, dengan bukannya untuk mempertahankan diri, tetapi sering kita menginginkan agar orang bisa berpikir atau berbuat sesuatu seperti apa yang kita pikirkan atau lakukan. Kalau tidak demikian kita akan membuat sesuatu perspektif yang kurang baik. Rm. Joseph, MGL 22 Fresh JUICE ! Vol. 26/2012 22 Januari 2012 : Kerajaan Allah Sudah Dekat Yosepha Maria dr Beniganim,Hari ke-5 Pekan Doa Sedunia Yun 3:1-5,10, Mzm 25:4bc-5ab,6-7bc,8-9, 1Kor 7:29-31, Mrk 1:14-20 “Waktunya sudah genap dan kerajaan Allah telah dekat” (Mrk 1:15). Dua nelayan sedang menebarkan jala ketika Yesus datang mengubah hidup mereka. Simon Petrus dan Andreas menerima undangan Yesus untuk menjadi penjala manusia ”segera”, demikian tulis S.Markus penginjil. Setelah mereka, Yesus menjumpai dua bersaudara Yakobus dan Yohanes, memanggil mereka juga untuk mengikuti-Nya dan tanpa berlambat mereka meninggalkan jala dan memberi diri untuk melayani “segera”. Bagi kita perikop ini mau menegaskan bahwa keempat rasul menjawab panggilan Yesus, sang Mesias, tanpa menunggu atau menunda-nunda. Pula Yesus tidak menjanjikan ganjaran yang besar, bahkan sebaliknya mengajak mereka untuk bekerja; mereka tetap menjadi penjala, penjala manusia. Mereka diundang-Nya untuk berjalan bersama-Nya, berbagi keseharian! Perubahan cara hidup mereka berlanjut. S.Paulus kembali mengangkat tema pertobatan dan menggarisbawahi bagaimana dunia berlalu dengan cepatnya, hidup manusia meskipun panjang, tetaplah “bukan apa-apa” dibandingkan dengan keabadian. Nabi Yunus dalam kitabnyapun berbicara tentang pertobatan: Allah menarik kembali murka-Nya atas Niniwe karena penduduk kota itu menyadari perbuatan jahat yang telah mereka lakukan dan bertobat. Bagi kita sekalian diwartakan kabar gembira ini: Kristus telah datang ke tengah kita. Ia mengundang kita untuk menyambut-Nya dengan iman dan pertobatan. Hari ini kita merayakan hari doa sedunia bagi kesatuan umat Kristiani yang mengambil tema “Semua kita diubah oleh kemenangan Yesus Kristus Tuhan kita” (bdk. 1 Kor 15:51-58). Mari kita memohon pada Kristus yang mengundang kita pada pertobatan agar dengan pertolongan-Nya kita dapat bertekun dalam jalan menuju keselamatan. Bila pikiran dan perbuatan kita tidak sesuai dengan cara hidup anak-anak Allah, semoga Ia menganugerahkan rahmat-Nya untuk dibebaskan dari yang jahat agar dapat menyambut sang Sabda yang menyelamatkan yang berdiam dalam hati kita. Sr. Benedicta, OSB Vol. 26/2012 Fresh JUICE ! 23 23 Januari 2012 : Perumpamaan Sebuah Lidi 2 Sam 5:1-7,10, Mrk 3:22-30 Mrk 3:24-25 “Kalau suatu kerajaan terpecah - pecah, kerajaan itu tidak akan dapat bertahan, dan jika suatu rumah tangga terpecah - pecah, rumah tangga itu tidak dapat bertahan. Saya merenungkan hidup berkomunitas kita dalam gereja ibarat sebuah lidi. Sebuah lidi yang terbakar dapat dengan mudah dipadamkan hanya dengan dikibaskan. Jika beberapa buah lidi bergabung dan terbakar maka untuk memadamkannya kita harus meniupnya kuat-kuat. Jika lidi itu membentuk sebuah sapu lidi dan terbakar maka untuk memadamkannya perlu diguyur air. Untuk menyapu pun sebuah lidi sangat sulit digunakan, tetapi sapu lidi yang terdiri dari banyak lidi amat mudah digunakan untuk menyapu. Demikianlah kita dalam komunitas gereja, akan semakin tumbuh berkembang, saling menguatkan satu sama lain, bekerja sama dan saling menopang sehingga iman dan spirit kita amat sulit untuk dipadamkan. Juga saling mengerti dan toleransi pada karakter/pribadi tiap-tiap anggota dalam komunitas agar dapat berjalan dengan baik dan harmonis. Hari ini tepat perayaan tahun baru Imlek, pada hari ini setiap keluarga meluangkan waktu untuk berkumpul bersama, makan bersama dan saling berbagi untuk merayakan pergantian tahun baru. Semoga kita semua tetap bersatu seperti lidi, baik di kehidupan komunitas maupun dalam kehidupan keluarga. Selamat Tahun Baru Imlek! Kiong hie! Yudi 24 Fresh JUICE ! Vol. 26/2012 24 Januari 2012 : Mengenal dan melakukan kehendak Allah ‘Pesta St. Fransiskus dari Sales” 2Sam 6:12b-15. 17-19; Mzm 24:7,8, 9,10; Mrk 3:31-35 “Barangsiapa melakukan kehendak Allah, dialah saudara-Ku laki-laki, dialah saudaraKu perempuan, dialah ibu-Ku.” (Markus 3:35). Alangkah beruntungnya orang yang percaya kepada Allah dalam Yesus Kristus. Hanya dengan melakukan kehendak Allah, kita langsung dianggap saudara perempuan, dianggap saudara laki bahkan dianggap ibu oleh Yesus Kristus. Nah, bagaimana caranya memahami, mengikuti dan melakukan kehendak Allah, disitulah letak kesulitannya. Sebagai ciptaan tertinggi, Allah pun memberi kehendak bebas kepada manusia. Mau mengikuti kehendak Allah, atau mengikuti keinginan sendiri atau bahkan memilih mengikuti keinginan si Jahat. Namun demikian diisamping kehendak bebas, manusia juga diberikan budi pekerti yang baik termasuk di dalamnya pikiran yang cemerlang. Dengan ini dan bantuan Roh Kudus manusia bisa mengenal kehendak Allah dan mengikuti-Nya. Mulai dari Kitab Suci Perjanjian Lama sampai Perjanjian Baru, banyak Nabi dan Raja-raja serta orang-orang kudus yang telah memberi teladan bagaimana mereka berjuang untuk melakukan kehendak Allah. Abraham meninggalkan negerinya dan mencari tanah Kanaan. Musa meninggalkan istana untuk membawa umat Israel ke tanah terjanji dengan melewati marabahaya selama 40 tahun di padang Gurun, Bunda Maria menerima kehendak Allah untuk mengandung dan melahirkan Yesus Kristus pada usia belia dan tanpa persiapan seperti gadis yang lain, bahkan Yesus sendiri memberi teladan dengan mengikuti kehendak Allah meminum anggur pahit untuk menderita, wafat dan disalibkan demi pengampunan dosa manusia. Teladan ini diikuti para orang kudus, seperti Santo Fransiskus dari Sales yang pestanya kita rayakan hari ini. Lalu para Imam, biarawan-biarawati, para pekerja sosial, para orang tua, pelayan awam dan setiap orang, siapa saja. Satu hal yang kita lihat bahwa untuk melakukan kehendak Allah, dibutuhkan pengorbanan. Istilahnya ‘bayar harga dan pikul salib’. Orang harus bayar harga, saat melakukan kehendak Allah. Karena itu perlu kejelian dan kepekaan akan maksud Allah. Supaya peka, perlu sering bergaul dengan Allah yakni memiliki jam doa harian. Tidak perlu kuatir, karena Tuhan juga mengirim Penolong, yakni Roh Kudus, yang siap menerangi setiap kegelapan kita menjadi terang. Narita Vol. 26/2012 Fresh JUICE ! 25 25 Januari 2012 : Are You Moslem ? Pesta Bertobatnya St. Paulus, Rasul Kis 22:3-16 atau Kis 9:1-22, Mzm 117:1,2, Mrk 16:15-18 Markus 16:15 : Lalu Ia berkata kepada mereka:”Pergilah ke seluruh dunia, beritakan Injil kepada segala makhluk” Sejak SD, saya sudah aktif di Gereja. Mulai dari menjadi Putra Altar sewaktu SD-SMP, lanjut menjadi Lector saat SMP sampai tamat SMA. Tapi apa saya sudah merasa menjadi Murid dan pengikut Yesus ? Tidak. Saat itu, saya hanya terbawa arus. Kebetulan kakak saya aktif di Gereja, dan ia mendorong saya untuk juga aktif di Gereja. Sebagai anak paling kecil, dorongan kadang dianggap sebagai paksaan dan keharusan. Ketika lulus SMA dan pindah kuliah di Bali, saya merasa ‘bebas’. Tidak ada lagi yang mendorong saya untuk aktif di Gereja, masa masa kuliah membuat saya juga mulai malas ke Gereja. Dan ini berlanjut sampai saya lulus kuliah, bekerja di Jakarta dan memulai usaha sendiri di Bali. Dan toh.. hidup saya baik baik saja. Keadaan tiba tiba berubah ketika saya berkenalan dengan Ibu Anita 10 tahun kemudian. Awalnya Cuma beli komputer di toko Adil, lama lama jadi sering ngobrol, dan berujung menjadi ‘aktif kembali’ di gereja sebagai marketing majalah gereja “Warta FX”. Disini saya merasa ‘welcome’ dalam komunitas gereja FX Kuta. Peran saya di Warta FX membuat saya mengikuti acara World Youth Day tahun 2008 di Sydney. Jujur, saya sebenarnya hanya ingin ikut ‘hura-hura’ di Sydney dan punya agenda tersendiri di sana. Tapi acara ‘hura-hura’ yang saya kira itu membuat saya mengenal komunitas DOJCC. Anggota DOJCC di Sydney yang begitu welcome dan mempercayai anggota DOJCC Bali seperti saudara sendiri membuat saya terkesan. Disinilah saya mulai mencari tahu tentang DOJCC dan akhirnya aktif didalamnya. Tahun 2009 saya mulai bergabung dan membuat ‘komitmen’. Awalnya saya ragu, tapi ada dorongan yang keras untuk maju dan ber ‘komitmen’. Dorongan yang datang dari hati, bukan dari ‘perintah’ kakak atau siapapun, tidak seperti yang saya alami waktu kecil dulu. Setiap akhir Misa di gereja, romo selalu menutup misa dengan ayat dalam injil hari ini,”Misa sudah usai. Pulang dan wartakanlah” singkat katanya. Dulu saya merasa, perkataan “Mewartakan Injil” adalah dengan mengetuk pintu rumah orang lain, dan memaksa mereka menjadi Kristen. Tapi pengalaman hidup saya mengatakan mewartakan injil bisa dengan segala cara. Bu Anita mewartakan Injil kepada saya, dengan cara sederhana, mengobrol dan membuat saya menjadi aktif kembali di Gereja. Cara bicara yang santai dan bersahabat membuat saya terbuka. Anggota DOJCC Sydney mewartakan Injil kepada saya, dengan cara sederhana, mempercayai dan menyambut ‘tamu asing’ di rumah mereka dengan hangat. Dan saya tahu banyak yang mewartakan injil dengan sederhana. Dalam beberapa tahun terakhir ini, saya aktif dalam kegiatan social bersama sahabatsahabat penyandang cacat, saya mewartakan Injil dengan cara saya, berbagi ilmu dan kebahagiaan. Saya mewartakan Cinta Kasih. Dan kini saya berada di Tajikistan, berbagi keahlian saya dalam pengembangan usaha kecil kepada penduduk desa terpencil di Tajikistan, dengan agama yang berbeda, dengan seluruh jiwa dan perhatian saya. Saya pun mewartakan dengan cara saya. Di sini, saya selalu ditanya, “Are you Moslem?”. Mereka bertanya karena mereka tahu orang Indonesia mayoritas beragama Islam. Kadang ada rasa ragu dan ingin berkata “Ya”, tapi saya merasa seperti menyangkal apa yang saya percayai. Sekarang, setiap kali pertanyaan itu datang lagi, saya selalu menjawab,”No. I’m Catholic. I’m not moslem, but yes, most of Indonesian are Moslem”, dan mereka selalu membalas dengan tersenyum,”Yes. Catholic, Moslem and other religion go to the same direction. God!” Jeff – Tajikistan 26 Fresh JUICE ! Vol. 26/2012 26 Januari 2012 : Semakin peka mendengar suara-Nya 2 Tim 1:1-8/Tit 1:1-5 Timotius dan Titus Mzm 96:1-2a, 2b-3, 7-8a, 10 Mrk 4:21-25 Mrk 4:23 “Barangsiapa mempunyai telinga untuk mendengar, hendaklah ia mendengar !” Saya selalu takjub ketika melihat seorang buta berjalan dengan ditemani tongkat yang ada bunyi gemerincingnya. Di tengah panas terik, ia tetap dengan sabar berjalan menuju tempat tujuan. Ketika ada mobil di depannya, kadang saya amati “wah jangan-jangan ntar nabrak mobil atau masuk ke lubang got yang ada di hadapannya!!” Ada juga orang-orang yang bersedia menolong untuk menhindarkan orang itu dari lubang atau mobil di hadapannya. Tidak sedikit pula yang hanya bersikap cuek dan hanya memperhatikannya saja. Pada akhirnya, orang itu tetap bisa melewati halangan di depannya dengan lancar. Yang bikin saya gak habis pikir juga, bagaimana mereka bisa berangkat dan kembali ke tempat semula dengan benar, gak nyasar atau tersesat. Dengan kondisi badan yang tua renta dan rapuh, serta kondisi mata yang buta mereka masih bisa melakukan kegiatan yang bagi manusia normal itu tidak mungkin dilakukan. Modal mereka hanya ingatan yang kuat dan pendengaran dari telinga mereka ketika melewati dan menyusuri jalanan setiap hari. Salut sekali dengan perjuangan mereka !! Dalam bacaan Injil hari ini Yesus mengajak kita untuk semakin mendengarkan firmanNya. Bukan hanya mendengarkan saja, tetapi juga melakukan firmanNya dalam kehidupan kita sehari –hari. Seperti seorang buta tadi, ia senantiasa belajar peka untuk mendengar setiap bunyi di sekelilingnya, sehingga ketika ia berjalan ia hafal akan setiap tempat yang dilewatinya. Jika ia bersikap cuek, mungkin sampai beberapa bulan ia tidak akan lancar untuk berjalan dari satu tempat ke tempat yang lainnya. Dari orang yang buta tadi kita belajar untuk mendengar suara Tuhan melalui firmanNya setiap hari dalam kehidupan kita. Tuhan mengajak kita untuk semakin peka mendengarkanNya, sehingga firmanNya bisa selalu tinggal dalam kehidupan kita dan menuntun kita sesuai kehendakNya. Mari kita biasakan untuk mendengar suaraNya dalam kehidupan kita, agar kita bisa mengerti setiap rencanaNya bagi hidup kita. KRIS Vol. 26/2012 Fresh JUICE ! 27 27 Januari 2012 : Bertumbuh dan Berakar Angela Merici, Robertus, Alberikus & Stefanus 2Sam 11:1-4a,5-10a,13-17, Mzm 51:3-4,5-6a,6bc-7,10-11, Mrk 4:26-34 Mark 4: 26-27 Beginilah hal Kerajaan Allah itu seumpama orang yang menaburkan benih ditanah,lalu pada malam hari ia tidur dan pada siang hari ia bangun dan benih mengeluarkan tunas dan tunas itu makin tinggi, bagaimana terjadinya tidak diketahui orang lain. Bulan Desember 2011, saya mengambil libur panjang selama Natal dan Tahun baru. Kembali saya bertemu dengan para keponakan, tak terasa mereka tumbuh dengan sangat cepat. Jauh dari bayangan saya selama ini. Dulu mereka masih kecil-kecil, sempat saya berpikir, seandainya saya belikan hadiah baju Natal , pasti belum tentu cukup. Sewaktu saya sharing dengan kakak saya mereka bercerita tentang anaknya, dia bilang “ Ini lho dik, Arya maunya semuanya kaya papa, baju kaya papa, potong rambut kaya papa,beli tas kaya punya papa hehehe...sempat tersenyum malu si Arya ketika mamanya menceritakan tentang dia. Rupanya keponakan saya ini sangat mengagumi sosok papanya, apa saja yang dilakukan papanya, dari cara berpakaian berbicara menjadi perhatian dan teladan yang menarik bagi dirinya. Hal yang paling unik buat saya sewaktu dia bilang begini “Lihat papaku keren kan?? Makanya aku pingin seperti papaku, biar keren” Tersenyum saya melihat keberaniannya mengekspresikan dirinya. Sebagaimana orangtua menerapkan dan memberikan teladan yang baik bagi anakanaknya, yang dilakukan setiap hari melalui perbuatan dan perkataan, tanpa kita sadari saat itulah telah ditaburkan hal-hal baik itu positive atau negative yang akan direkam dalam ingatan anak. Hal ini akan bertumbuh dan tanpa kita sadari berpengaruhi bagi anak-anak dalam kehidupannya jika sudah dewasa nanti. Injil pada hari ini mengisahkan tentang Kerajaan Allah yang diumpamakan seperti menaburkan benih. Pada saat benih ditaburkan, bertunas, bertumbuh. Prosesnya tidak ada yang tahu, tanpa terasa sudah menjadi pohon yang tinggi. Seperti keponakan saya mengagumi sosok papanya dan ingin meniru apa saja yang dilakukan papanya, ingin tahu apa yang akan dilakukan papanya jika ada masalah mobil mainannya rusak, karena dia begitu percaya pada papanya akan memberikan jalan keluar baginya. Demikian pula saya pribadi juga kagum, sewaktu Allah menaburkan benih dalam hidup saya, bagaimana sosok Nya menjadi pribadi yang menarik bagi saya. Jadi ketika saya ada masalah saya lari ke papa saja karena akan memberikan pertolongan bagi saya. Meneladani Bapa Surgawi memang tidak mudah, karena Dia begitu sempurna. Bapa mengirimkan orang-orang disekitar kita baik orang tua, saudara, teman yang akan berperan dalam pertumbuhan benih ini. Melalui teladan secara nyata dalam iman dan perbuatan memberikan “pupuk” bagi pertumbuhannya. Ketika kita menengok kebelakang ternyata waktu berlalu begitu cepat dan benih yang ditabur sudah tumbuh menjadi pohon yang besar dan akar berakar besar dan kuat. Selamat menjalani proses bertumbuh dan berakar kuat didalam Dia. Tuhan memberkati Lulu 28 Fresh JUICE ! Vol. 26/2012 28 Januari 2012 : Yesus adalah Sang Damai Tomas Aquino 2Sam 12:1-7a,11-17,Mzm 51:12-13,14-15,16-17,Mrk 4:35-41 Mrk. 4:35 Pada hari itu, waktu hari sudah petang, Yesus berkata kepada mereka: “Marilah kita bertolak ke seberang.” Di dalam Tuhan ada ketentraman. Karena Tuhan itu adalah Damai itu sendiri. Ketika orang banyak berkumpul mendengarkan ajaran Yesus, mereka merasakan hanya suatu kedamaian yang penuh. Namun Yesus tidak membiarkan mereka terlena dengan saat yang tentram dan damai itu. Seperti yang kita dengarkan di dalam bacaan Ijnil hari ini, Yesus mengajak para rasulNya bertolak ke seberang. Dia mengajak mereka semua untuk bertolak ke dalam realitas hidup. Yesus membiarkan mereka untuk menghidupi suasana yang sebenarnya. Tanpa suatu keraguan merekapun berbuat seperti apa yang dikatakan Yesus. Setelah mereka bertolak beberapa jauh ke seberang, mengamuklah taufan yagn dasyat dan ombak pun menyembur masuk ke dalam perahu. Karena begitu memfokuskan perhatian mereka kepada taufan itu, mereka lupa bahwa Yesus berada bersama mereka. Dan Yesus-pun membiarkan mereka untuk berada di dalam keadaan seperti itu. Kemudian mereka sadar akan kehadiran Sang Damai itu. Namun hal yang membuat mereka lebih buruk adalah bahwa mereka mengalami Yesus yang sedang tidur di buritan di sebuah tilam. Mereka mulai takut dan cemas kalau-kalau mereka akan tenggelam. Lalu mereka membangunkan Yesus untuk meredahkan taufan itu. Ketakutan yang dialami para murid saat itu disebabkan karena kekurang-yakinan mereka akan Yesus Sang Damai yang selalu menolong. Mereka begitu terfokus pada amukan waktu dan jaman. Mereka begitu berkonsentrasi pada apa yang terjadi di dalam hidup mereka, terlebih amukan badai. Karena itu mereka mulai kehilangan pegangan hidup. Mereka merasakan bahwa mereka diserang oleh adanya kekuatan dan amukan di dalam hidup. Ketakutan dan kecemasan itu membius perasaan damai bersama Tuhan. Tetapi jikalau mereka betul-betul menaruh imannya kepada Yesus yang berada bersama mereka. Mereka tidak mungkin akan diterjang ketakutan dan kecemasan yang ngeri seperti itu. Sering kali kita merasakan Tuhan begitu jauh atau tertidur dan sepertinya Tuhan begitu jauh saat kita mengalami musibah. Mengapa demikian? Hal itu terjasdi karena kita hanya memusatkan perhatian kita kepada diri kita sendiri dan terlebih kepada musibah itu. Yesus selalu mengajak kita untuk menikmati hidup kita. Tetapi kita lupa bahwa Dia selalu berada bersama kita. Dengan itu jikalau kita dilanda sesuatu musibah atau kecelakaan kita merasa panik, cemas dan takut. Di saat itu pula barulah kita akan berlari kepada Yesus meminta pertolongan. Marilah kita selalu menaruh harapan pada Tuhan. Yakinlah bahwa Tuhan selalu ada di dalam diri dan hidup kita setiap hari. Dia selalu menagjak dan membiarkan diri kita untuk menjelajahi samudera kehidupan. Namun ingat bahwa Dia selalu berada di dalam perahu yang kita layari itu. Rm. Joseph, MGL Vol. 26/2012 Fresh JUICE ! 29 29 Januari 2012 : “Saya Lucy !!” Hari Minggu Biasa IV Ul 18:15-20, Mzm 95:1-2,6-7,8-9,1Kor 7:32-35, Mrk 1:21-28 Markus 1: 25 : Tetapi Yesus menghardiknya, kataNya: “Diam, keluarlah dari padanya!” Sore itu Retno sudah mulai tidak enak badan, tapi ia masih terus mengikuti acara perkemahan untuk penyandang keterbatasan. Perkemahan ini dibuat sebelum kursus singkat menuju dunia kerja diikutinya. Retno datang dari Kupang, “Ini pertama kali saya keluar Kupang dan naik pesawat terbang, pak!”. Sebagai orang ‘baru’ di Bali, masih banyak penyesuaian yang ia harus lakukan. Seusai makan malam, panitia camping melanjutkan acara, tiba tiba Retno terjatuh dan bangun kembali, dan mulai berkata kata aneh. “Saya di mana? Disini gelap sekali.” Matanya terbuka lebar. Semua menjadi panik. Saya pun menelefon dr.Nathasa. “Nat, ada anak yang maag nya kumat. Mesti dikasih apa?”. Nathasa menyarankan Retno diberi teh kental hangat sambil menunggu obatnya datang. Tapi keadaan semakin parah. Mata Retno menatap saya dengan nanar,”Siapa kamu?”. Panitia memutuskan untuk membawa Retno ke ruangan khusus, dan acara tetap dilanjutkan. Sebagai panitia yang beragama sama dengan Retno, saya ‘harus’ bersama dia. “Ini Pak Jeff. Retno, kamu baik baik saja? Tadi sudah makan kan? Obat nya juga sudah minum kan?” Tapi Retno kembali bertanya,” Retno? Siapa Retno? Saya Lucy !”. Saya pun mulai deg-deg-an. Aduh.. anak ini kesurupan! Dan ini pertama kali saya menghadapi orang kesurupan. Tempat perkemahan ini memang terkenal angker, dan beberapa minggu yang lalu, baru ada orang yang meninggal di sekitar itu. “Kamu Retno, dari Kupang”. “Retno? Saya Lucy. Lucy ! Disini gelap sekali. Saya mau keluar. Saya mau sekolah!” katanya setengah teriak. Saya pun mulai panik, dan kembali menelepon dr.Nathasa. “Nat !!! Kayaknya anaknya kesurupan nih.. Ngaku namanya Lucy.. duh.. mesti diapain? Kamu bicara sama dia di telefon ya? Kamu kan jago ngusir setan”. Nathasa juga panik, namun akhirnya mau berbicara di telefon dengan Retno (atau Lucy?). Baru berbicara 1 menit dengan Nathasa, tiba tiba Retno pun terjatuh lagi, dan mulai pingsan. “Nat!!! What did you do? Retno pingsan sekarang, kamu bacain doa apa? “Hah.. aku ngak baca doa apa apa.. Cuma tanya tanya tentang penyakitnya aja” Malam pun makin gelap. Retno mulai menangis,”Saya mau keluar. Disini gelap. Saya terperangkap dalam batu !” Entah kekuatan apa yang ada dalam diri saya, saya pun mulai menopangkan tangan saya ke kepala Retno dan mulai berdoa Bapa Kami dan Salam Maria, dan akhirnya saya hanya mengucap “Yesus Yesus Yesus Yesus” berulang ulang, sampai beberapa puluh menit. Jenny van Ondorp, relawan VSO dari Belanda pun panik dan bingung. Saya meminta Jenny untuk menopangkan tangannya ke badan Retno. “Please do any pray that you know,Jenny”. Jenny pun mengikuti perintah saya, walau saya tahu Jenny bukanlah orang yang religious. Tiba tiba Retno terbangun dan duduk, matanya kosong, dan kembali berkata”Saya mau keluar dari sini. Disini gelap. Saya sudah di dekat pintu. Kemana saya mesti pergi?” Saya pun bingung menjawabnya, tapi saya berkeyakinan doa-doa saya membuat roh jahat segera keluar. “Keluarlah dari Retno ! Yesus Yesus Yesus Yesus” ucap saya berulang ulang. Pak Latra, pimpinan organisasi penyandang cacat Yakkum pun ikut mendoakan dalam bahasa Bali. Tiba tiba, Retno menangis dan kembali pingsan. Hanya sesaat, ia bangun kembali , duduk terdiam dan mulai berkata,”Pak Jeff. Tadi saya kenapa?” AH !!!! Leganya saya dan semua panitia. Retno telah kembali ! Ini pertama kali nya saya mendoakan orang kesurupan dan ‘mengusir’ roh jahat. Saya yakin, bukan saya , atau Jenny atau Pak Latra yang mengusir roh jahat tersebut, tapi Yesus menggunakan tangan dan lidah kami untuk mengusirnya. Jeff – Tajikistan (lagi merinding saat nulis ini!) 30 Fresh JUICE ! Vol. 26/2012 30 Januari 2012 : Pengalaman akan Kasih Allah Yasinta Mareskoti, Bronislaus Markiewicz 2Sam 15:13-14,30, 16:5-13a, Mzm 3:2-3,4-5,6-7, Mrk 5:1-20 “Pulanglah ke rumahmu, kepada orang-orang sekampungmu, dan beritahukanlah kepada mereka segala sesuatu yang telah diperbuat oleh Tuhan atasmu dan bagaimana Ia telah mengasihi engkau (Mrk 5:19.” Ceriteranya begini. Yesus baru turun dari perahu lalu datang orang gila yang bertahuntahun tidak bisa disembuhkan mengganggu Dia dan murid-murid-Nya. Semua panik, karena orang gila ini tidak bisa dijinakkan, dirantai pun tidak bisa, dan lagi mereka mungkin tidak mengharapkan Yesus untuk menyembuhkan orang gila ini. Menyembuhkan orang gila mungkin tidak pernah masuk dalam rencana Yesus untuk mewartakan Kerajaan Allah di daerah orang Gerasa, di tempat asing. Sudah pasti mereka merencanakan, apa yang akan dibuat di Gerasa, tetapi di luar dugaan ada orang gila datang dan Yesus segera saja menyembuhkannya. Nah, yang terjadi kemudian, kembali di luar dugaan, Yesus dan murid-murid-Nya malah diusir dari Gerasa. Mereka bukannya senang dan berterima kasih, tetapi mereka malah ketakutan dan meminta Yesus meninggalkan kota mereka. Apa yang Yesus buat kemudian? Ia mengutus mantan orang gila itu kembali menjadi missionaris di tengah-tengah kotanya sendiri. Dalam satu kesempatan kuliah saya pernah ditanya oleh dosen saya, mengapa saya ingin menjadi seorang Missionaries of God’s Love? Apa tujuan saya menjadi seorang Missionaries of God’s Love? Saya sempat tergagap juga, karena saya tidak pernah berpikir seperti itu. Saya ingin menjadi imam titik habis, itu saja. Namun setelah kejadian kecil di ruang kuliah waktu itu, saya pun kemudian memikirkan kembali untuk apa saya ingin menjadi imam dalam di dalam MGL. Imamat bukan sekedar status sosial. Imamat adalah instrument yang dipakai untuk memberi diri kepada Gereja. Sebagai seoarang Missionaries of God’s Love, saya menyediakan diri untuk menjadi saluran cinta Allah kepada sesama. Saya diutus untuk memberitahu dunia segala sesuatu yang telah diperbuat Tuhan atasku, dan bagaimana Ia telah mengasihi aku (Mrk 5:19). Inilah tugasku sebagai imam, pulang ke rumah, kepada orang-orang sekampung dan memberitahukan kepada mereka bahwa aku telah mengalami sendiri cinta Allah yang menyekamatkan itu. Pengalaman pribadi akan kasih Allah menjadi yang terpenting. Pengalaman akan kasih Allah kadang bisa membuat orang seperti Yesus. Pengalaman kasih Allah, bisa membuat kita cepat tanggap terhadap kebutuhan orang lain untuk dikasihi dan dikasihani. Inilah misi tiap kita yang telah dibaptis dan mengalami kasih Allah. Baptisan seharusnya menjadi garis awal kita untuk mengalami Kasih Allah dalam hidup kita secara lebih intens. Pengalaman kita sendiri akan Kasih Allah menjadi dasar mutlak untuk tugas perutusan kita setiap hari. Pengalaman akan Kasih Allah membantu kita menjadi orang tua yang misioner, pastor dan suster yang misioner, OMK yang misioner, anak-anak yang misioner Legio Mariae yang misioner, bahkan KUB yang misioner, paroki yang misioner dan Disciples of Jesus yang misioner. Diakon Wenz, MGL Vol. 26/2012 Fresh JUICE ! 31 31 Januari 2012 : Santo Yohanes Bosco Yohanes Bosco 2Sam 18:9-10,14b,24-25a,30-19:3, Mzm 86:1-2,3-4,5-6, Mrk 5:21-43 Santo Yohannes Bosco (bahasa Italia: Giovanni Melchiorre Bosco, lahir 16 Agustus 1815 – meninggal 31 Januari 1888 pada umur 72 tahun) atau lebih akrab dipanggil Don Bosco adalah seorang pendidik dan pastur. Ia mendirikan Kongregasi istimewa untuk melayani kaum muda yang bernama Serikat Salesian. Nama tersebut diambil atas Santo Fransiskus dari Sales, supaya mereka meneladani kebaikan hati dan kelemahlembutannya. Kini Kongregasi ini tersebar diseluruh dunia dan mengelola berbagai lembaga pendidikan khususnya dibidang pertukangan. Pengalaman hidupnya membuat dia bertekad untuk menjadi bapak, sahabat dan guru bagi anak-anak yang diasuhnya. Ia kehilangan ayahnya, kehilangan Luigi Comollo sahabat karibnya dan kehilangan Don Calosso yang menjadi gurunya. Karena itu selain dijuliki sebagai ‘Bapak Kaum Muda’, Don Bosco juga dijuliki sebagai ‘Bapa, Guru dan Sahabat kaum muda’. Yohanes Bosco merupakan satu-satunya Orang Kudus (Santo) yang mempunyai hampir 20 orang pengikut berusia muda (kurang dari 20 tahun) yang diakui oleh gereja dan sedang menjalani proses untuk menjadi orang kudus. Tidak heran jika gereja pun mengangkatnya sebagai Pelindung Kaum Muda. Salah satu pengikut dari Don Bosco yang cukup terkenal adalah St. Dominic Savio yang merupakan Orang Kudus non-martir yang paling muda usianya ketika ia wafat. Dominic Savio wafat ketika berusia 14 tahun dan merupakan salah seorang murid yang mendapat pengajaran langsung dari Yohanes Bosco. Salah satu orang kudus lain yang menjadi pengikut dari Yohanes Bosco adalah Laura Carmen Vicuna yang lebih dikenal dengan Laura Vicuna yang juga wafat pada usia 13 tahun. Setelah ditahbiskan menjadi Imam pada usia 26 tahun, Don Bosco banyak berkarya di bidang pendidikan kaum muda terlantar di kotanya. Sejak masih muda, dia memang sering mengumpulkan anak-anak. Awal mula karya Don Bosco untuk anak terlantar terjadi ketika suatu pagi, dia sedang bersiap-siap merayakan Ekaristi, lalu datang seorang anak gelandangan. Don Bosco memberikan perhatian kepada anak tersebut sehingga dia merasa senang dan berjanji akan datang kembali. Beberapa hari kemudian, anak itu kembali membawa teman-teman gelandangan lain yang berpakaikan kumal, berwajah lesu, kelaparan, kurang sopan, dan kasar dalam bertutur kata. Don Bosco tetap menerima mereka dan sejak saat itu, ratusan anak muda berkumpul setiap hari di kapel dan pada malam hari mereka menuntut ilmu di sekolah yang dibuka khusus untuk mereka. Karena keletihan dengan kerjanya yang tak kunjung habis, Don Bosco meninggal pada tanggal 31 Januari 1888 di Turin. Dia diumumkan Venerabel oleh Paus Pius X pada 1907, diberkati oleh Paus Pius XI pada 1929, dan dikanonisasi oleh Pius XI pada 1 April 1934. 32 Fresh JUICE ! Vol. 26/2012