Daily Fresh Juice

advertisement
Fresh JUICE ! refresh your soul
Fresh JUICE !
Fresh Juice adalah buku renungan
harian berdasarkan penanggalan
liturgi Katolik. Dibuat oleh para anggota DOJ Bali. (www.DOJCC.com).
Terbit sebulan sekali di awal bulan.
Untuk informasi berlangganan hubungi : Nathasa (0361 - 85 11223)
Kritik dan saran : [email protected]
Fresh JUICE ! Team
Moderator: Rm. Hady Setiawan,Pr
Pemimpin Umum : Yovie Setiawan
Pemimpin Redaksi : Nathasa
Editor : Nathasa, Yovie
Penulis : Nathasa, Lulu, Adhi,
Martina,
Agatha,
Fransiska,
Hanz, Franky, Yovie, Diakon Vincent MGL, Ardhi, Jeff, Rina,
Rm. Jopeph, MGL, Bro Wenz
MGL, Sr. Benedicta, Fr. Mattheus,
Fr David, Alin, Yudi
Langganan & Marketing Iklan :
Nathasa (0361- 85 11223)
Distribusi : Anggota DOJ Bali
Seluruh hasil Fresh Juice akan
disumbangkan untuk pembangunan Rumah Retret di Bedugul
Sumbangan dapat disalurkan ke :
Bank BCA
A/C No. 611 033 7785
An. Flora Ida W
Harap sms / telpon
0361 - 8511223 untuk konfirmasi.
Sapaan Redaksi
Shalommm....
Selamat Tahun Baru 2012 !!
Semoga di tahun yang baru ini kita
semua juga mempunyai semangat yang
baru, harapan yang baru dan akhirnya
mendapatkan berkat yang baru.
Kita bersyukur karena komunitas kita baru
saja menerima anggota underway baru
sebanyak 18 orang dan 2 anggota yang
menjadi covenant yaitu Adhi dan Maia.
Proficiat buat semuanya.
Semoga kita selalu tetap komit melayani
dan mengasihi Tuhan dan sesama saudara-saudari yang Tuhan tempatkan dalam
komunitas ini.
Ada kelebihan dan sudah pasti ada
kekurangan dalam setiap anggota. Mari
kita saling melengkapi dalam komunitas ini sehingga pada saatnya nanti kita
sendiri akan selalu disempurnakan seperti
Tuhan Yesus yang adalah sempurna.
Akhirnya selamat membaca dan merenungkan kembali Fresh Juice ini. Semoga
Fresh Juice ini bisa menjadi bahan refleksi
dan bahan perenungan bagi kita semua
selama di bukan Januari 2012 ini.
Salam Fresh Juice
Fresh JUICE !
managed by :
Vol. 26/2012
www.DOJCC.com
Yovie Setiawan
Fresh JUICE ! 1
1 Januari 2012 : Menghormati Maria Bunda Kristus dan Bunda Gereja.
Hari Raya SP Maria Bunda Allah, Hari Perdamaian Sedunia
Bil 6:22-27, Mzm 67:2-3,5,6,8, Gal 4:4-7, Luk 2:16-21
Pada hari ini, di tahun yang baru, ada suatu permulaan yang baru. Apa yang akan terjadi selanjutnya? Apakah yang akan membawa manfaat dan kebahagiaan bagi kita?
Inilah pertanyaan yang mungkin selalu muncul dalam hati kita di awal tahun. Jawabannya ada dalam benak Allah. Atas nama iman dan berkat Allah sebagai orang beriman
kita siap menerima setiap peristiwa yang akan terjadi dalam tahun ini dengan sikap
rendah hati dan syukur. Waktu dan hari yang menjadikan kita bagian dari masa depan
yang akan kita bangun. Tapi dengan cara apa?
Maria yang kita rayakan pestanya hari ini sebagai Bunda Ilahi, adalah model bagi kita.
Perawan suci mengantar sang Penyelamat bagi dunia. Bersama kita naikkan pujian
syukur pada Allah Bapa atas anugerah ini dan memohon dengan perantaraan doa
Maria rahmat untuk menyambut dalam Yesus Penyelamat kita dalam hidup kita.
Kitab Bilangan kembali mengantar kita pada format pemberian berkat yang sedianya
diucapkan oleh para imam pada bangsa Israel untuk memperoleh kemurahan kasih
Allah. S.Paulus menulis pada umat di Galatia membuka rancangan Allah yang menghendaki Putera-Nya lahir dari seorang perawan agar semua orang dapat menjadi anakanak Allah. Dengan rahmat penebusan setiap orang dipanggil untuk didamaikan dengan Allah dan dalam kebebasan dan kasih.
Injil hari ini mengisahkan para gembala yang bergegas menuju Betlehem dan mempersembahkan hadiah bagi Bayi Ilahi. Segera setelah itu, penuh dengan sukacita mereka mewartakan pada semua orang kabar gembira kelahiran Yesus. Sementara Maria,
seperti yang ditulis penginjil Lukas, menyimpan semua peristiwa ini dalam hatinya, merenungkan dan berdoa dalam keheningan batin. Hari ini adalah hari damai sedunia. Mari
kita bersama memohon pada Allah anugerah kedamaian bagi seluruh umat manusia.
Sr.Benedicta, OSB
Jadwal DOJCC Januari 2012
Minggu 1 Jan Tugas Koor dan Gathering Christmas Celebration
Minggu 8 Jan Tugas Tatib 9.30 pagi dan Gathering pk. 19.00
Rabu 11 Jan Rapat Pleno Pengurus pk. 18.30
Minggu 15 Jan Tugas Koor Misa 18.00 dan Gathering pk. 19.00
Selasa 17 Jan Pertemuan Worship Team pk. 19.00
Rabu 18 Jan Doa Taize dan Pertemuan Seksi Doa pk. 18.30
Minggu 22 Jan Gathering Libur
Rabu
25 Jan Formation Teaching dan Sharing Group pk. 19.00
Sabtu 28 Jan Celebration Meal di Rumah Yovie pk. 19.00
dan Penerimaan Anggota baru
Minggu 29 Jan Rapat Pengurus+Rm Vincent pk.12 / Gathering Libur
Selasa 31 Jan Pertemuan WT pk. 19.00
2
Fresh JUICE !
Vol. 26/2012
2 Januari 2012 : Mewartakan YESUS
Basilius Agung & Gregorius dari Nazianze
1Yoh 2:22-28, Mzm 98:1,2-3ab,3cd-4, Yoh 1:19-28
Yoh 1: 19-28
“Di tengah-tengah kamu berdiri Dia yang tidak kamu kenal, yaitu Dia yang datang kemudian dari padaku“ (Yoh 1:26-27).
Dua bulan lebih saya menjalani hari-hari hidup saya sebagai diakon. Salah satu tugas utama seorang Diakon adalah mewartakan Injil dan berkhotbah. Saya mengingat
kembali amanat Uskup pada hari tahbisan saya yaitu, “believe what you read, teach
what you believe, practice what you teach.“ Seorang Diakon didaulat untuk percaya
akan pesan Injil yang dibacakan pada setiap Ekaristi, kemudian ia dimandatkan untuk
mengajarkan apa yang ia imani dan mempraktekkan apa yang telah ia ajarkan. Saya
kira inilah pekerjaan Yohanes Pembaptis waktu ia berkhotbah di tepi sungai Yordan dan
membaptis banyak orang.
Yohanes Pembaptis adalah tokoh penting dalam sejarah kekristenan yang menyiapkan
orang Yahudi akan kedatangan Yesus Kristus. Ia terkenal sebagai pengkhotbah ulung
dan dikagumi banyak orang. Khotbah-khotbahnya menarik hati dan mendorong orang
untuk dibaptis, dibersihkan di tepi Sungai Yordan. Tentu ia tidak hanya pintar menyusun
kata-kata supaya enak di dengar, tetapi lebih lagi orang tergerak hatinya untuk bertobat ketika ia menghidupi apa yang ia khotbahkan dan percaya penuh bahwa apa
yang ia wartakan adalah benar.
Saya ingat kembali seorang frater MGL dari Srilanka bertutur bahwa keinginan untuk
menjadi imam yang telah lama terkubur, tiba-tiba hidup lagi ketika ia mendengar khotbah salah seorang imam MGL di Melbourne. Ia tidak begitu ingat apa isi khotbah yang
menghidupkan kembali panggilannya, tetapi ia terkesan dengan cara imam tersebut
berkhotbah yang seolah tahu betul apa yang ia khotbahkan. Ia benar-benar yakin
akan kebenaran iman yang ia wartakan.
Tentu bukan hanya imam dan diakon saja yang dipanggil untuk mewartakan tentang Yesus Sang Messias, tetapi kita semua dipanggil untuk tugas yang sama yaitu
mewartakan“Dia yang tidak kamu kenal“ (Yoh 1:26) dengan pikiran, perkataan dan perbuatan, baik atau tidak baik waktunya. Dengan rahmat baptisan atau tahbisan yang
kita terima kita tidak perlu ragu-ragu untuk mewartakan kebenaran tentang Yesus yang
belum dikenal banyak orang, sebab ketika kita senantiasa tinggal di dalam Kristus (1
Yoh 2:28) tidak ada hal yang mustahil.
Diakon Wenz, MGL
Vol. 26/2012
Fresh JUICE ! 3
3 Januari 2012 : Mengasihi Dalam Tindakan
Nama Yesus Yang Tersuci, Fulgensius, Kuriakos Elias Chavara
1Yoh 2:29-3:6,Mzm 98:1,3cd-4,5-6, Yoh 1:29-34 Jikalau kamu tahu, bahwa Ia adalah
benar, kamu harus tahu juga, bahwa setiap orang, yang berbuat kebenaran, lahir dari
pada-Nya
Bacaan hari ini berbicara tentang manusia yang diciptakan dan dilahirkan seturut dengan gambaranNya dan tentang kasih.
1 Yohanes 2: 29-3 mengatakan : setiap orang yang berbuat kebenaran, lahir dari
padaNya, serupa denganNya dan betapa besar kasih yang dikaruniakan Allah pada
kita sehingga kita disebut anak-anak Allah.
Sering kali kita mengkotak-kotak kan kasih dengan persepsi kita masing-masing. Ada
orang tua yang memenuhi semua kebutuhan anaknya secara materi tetapi tidak punya waktu untuk bersama anaknya mereka bilang: aku mengasihi anakku. Aku tidak
punya waktu karena aku bekerja keras untuk memenuhi kebutuhan anakku.
Yohanes 1:29:34 pada intinya mengatakan bahwa Yesus adalah anak Allah yang akan
menghapus dosa dunia. Karena kasih dari Allah, Dia mengkaruniakan PuteraNya untuk
kita.
Kasih adalah kata yang simple. Banyak orang bisa dengan mudah mengatakan, aku
mengasihi anakku, aku mengasihi saudaraku, aku mengasihi Allah. Tapi apakah benarbenar mengasihi ataukah hanya perkataan tanpa tindakan nyata.
Ada seorang Ibu yang bekerja di sebuah perusahaan kue. Keluarganya hanya sebuah
keluarga yang sederhana. Sebelum pulang dari pabriknya, dia selalu meminta kuekue sisa yang tidak bisa dijual. Dia kumpulkan dan dibawa pulang untuk dia bagikan
kepada orang-orang yang kelaparan di sepanjang jalan yang dia lalui. Sungguh kasih
yang nyata dalam tindakan .
Ibu itu benar-benar berbuat kasih yang benar.
Kasih yang lahir dari pada Nya.
Mari kita berlomba lomba, menciptakan kasih yang benar dan nyata dalam tindakan.
Alin
4
Fresh JUICE !
Vol. 26/2012
4 Januari 2012 : Marilah dan kamu akan melihatnya
Angela dr Foligno, Elisabet Anna Bayley Seton
1Yoh 3:7-10, Mzm 98:1,7-8,9, Yoh 1:35-42
Yoh 1:35-42
“Marilah dan kamu akan melihatnya” (Yoh 1:39)
Pergi naik gunung sangatlah menyenangkan karena kita bisa melihat pemandangan
yang indah. Semakin tinggi, semakin jauh mata boleh memandang hijaunya pepohonan, indahnya lembah dan putihnya selimut kabut. Rasa takjub pun meliputi jiwa kita
saat melihat matahari terbit atau terbenam dari puncak gunung.
Di Injil Yohanes ini kita diajak untuk “melihat.” Melihat adalah sarana indera yang bisa
memperkaya iman. Di Injil kemarin Yohanes pembaptis awalnya tidak mengenali Yesus karena kesederhanaanNya. Tetapi setelah melihat Roh Kudus turun atasNya, ia pun
berkata, “Lihatlah Anak domba Allah!” (Yoh 1:29-34). Menanggapi permintaan Andreas
dan temannya Yesus pun mengundang mereka untuk melihat. Kita boleh bertanya,
“Apakah yang Andreas lihat sehingga ia bisa yakin bahwa Yesuslah sang Mesias? Bukankah rumah Yesus itu sangat sederhana. Apakah sebenarnya yang Andreas alami
disana?”
Mungkin kita merasa bosan dengan hal-hal yang kecil dan sederhana. “Ah, berdoa
lagi, pergi misa lagi, mendengarkan kitab suci lagi... bosen ah!” Makan bersama, belajar, bahkan bermain bisa kehilangan artinya. Kita sepertinya menantikan pengalaman
supernatural, baru bisa percaya. Kalau itu tak datang, lama kelamaan hidup pun tidak
lagi bermakna.
Kata lain dari melihat adalah menyaksikan yang dari kata dasar ‘saksi’. Melihat atau
menyaksikan itu sifatnya pasif. Tetapi setelah Andreas menemukan Sang Mesias dirumahnya yang sederhana itu, ia tidak bisa berbuat selain aktif bersaksi pada saudaranya Simon yang kemudian dinamai Petrus itu. Apakah kita juga mau seperti Andreas
yang mengikuti Yesus dan menerima undanganNya untuk lebih dalam lagi menemukan
Dia di hal-hal yang sederhana?
Ya Yesus, utuslah Roh KudusMu pada kami, sehingga kami bisa mendengar undanganMu untuk menemukanMu di kegiatan sehari-hari, di hal-hal yang sederhana. Biarlah
mata hati kami kau buka sehingga pengalaman melihat atau menyaksikanMu, boleh
meneguhkan iman kami supaya kami dimampukan juga seperti Andreas, untuk bersaksi bahwa Engkaulah Sang Juru Selamat yang dijanjikan Bapa di Surga. Amin.
Frater David, MGL
Vol. 26/2012
Fresh JUICE ! 5
5 Januari 2012 : Kenalilah Ia Sebagai Mesias bagimu !
1Yoh 3:11-21, Mzm 100:1,2,3,4,5, Yoh 1:43-51
Carolus Houben ; Yohanes Neumann
Yoh 1:48 Kata Natanael kepadaNya: “Bagaimana Engkau mengenal aku?” Jawab Yesus
kepadaNya: sebelum Filipus memanggil engkau, Aku telah melihat engkau di bawah pohon
ara.”
Pada suatu hari, Tuhan berjanji akan mengunjungi rumah seorang ibu. Ibu itu sangat bangga dan gembira. Ia mempersiapkan segalanya agar pantas menyambut Tuhan. Setelah
beres segalanya, ia duduk dan menunggu kedatangan Tuhan.
Tiba-tiba terdengar suara ketukan pintu. Ternyata seorang pengemis berdiri di depan pintu.
“Oh, jangan hari ini. Jangan menggangguku. Aku sedang menunggu Tuhan yang akan
mengunjungiku!” Ia mengusir pengemis dan menutup pintu.
Beberapa saat kemudian, terdengar ketukan pintu lagi. Ibu itu segera membuka pintu
rumahnya. Tetapi siapa yang dijumpainya? Hanya seorang tua miskin yang minta bantuan.
“Maaf, saya tidak bisa menolongmu hari ini. Saya sedang menunggu Tuhan!” sahut ibu itu
sambil menutup pintu dengan keras.
Baru saja tertutup, pintu sudah diketuk lagi. Sekali lagi, ibu itu membukakannya. Seorang
pengemis yang berpakaian compang-camping dan tampak kelaparan meminta makan
dan tempat untuk meletakkan tubuhnya yang lelah. “Oh, tidak bisa. Saya sedang menunggu Tuhan. Saya tidak bisa memberikan roti dan tempat kepadamu!” Pengemis itu pergi. Ibu
itu menunggu Tuhan lagi. Berjam-jam lewat dan senja pun tiba. Belum juga ada tandatanda kehadiran Tuhan.
Ibu tadi menjadi gelisah dan bertanya kepada dirinya sendiri, “Di manakah Tuhan yang
berjanji akan mengunjungiku?”
Akhirnya, ia tertidur dan bermimpi. Tuhan mendatanginya dan berkata, “Aku sudah mendatangimu tiga kali dan tiga kali pula Aku kau tolak!”
Bacaan Injil hari ini mengisahkan Natanael yang terkejut bagaimana Yesus bisa mengenali
dirinya. Sebagai anak – anak kesayangan-Nya kita pun terkadang masih bertanya – tanya,
apakah benar ini dari Tuhan atau seperti kisah di atas, jangan-jangan orang ini dikirim oleh
Tuhan untuk menemui aku. Jauh sebelum kita mengenalNya, Ia terlebih dahulu mengenal
dan mengasihi kita anak-anakNya. Yesus pun bisa datang dengan berbagai cara dalam
kehidupan kita. Bisa seperti seorang pengemis, orang yang kelaparan, dan lain sebagainya.
Nah, apakah kita sudah siap menyambut Dia sebagai Tuhan dan juruselamat kita ? Iman
yang percaya adalah salah satu kunci untuk menyambut kedatangan sang Mesias. Kita
juga dituntut peka untuk menanggapi panggilan Tuhan melalui kejadian dan orang-orang
di sekitar kita. Jangan sampai nanti Tuhan datang dan berkata, “bagaimana engkau tidak
mengenal aku?” Nah, repot khan ntar jadinya !!
Semoga kita bisa belajar dari kisah Ibu di atas, bahwa Tuhan telah jauh mengenal kita dan
kebutuhan umatNya, dan Ia pun senantiasa datang kepada anak-anakNya setiap saat
dalam wujud orang-orang yang lapar dan menderita. Jadi, buka hatimu untuk Dia dan
kenalilah Ia sebagai Mesias – Putera Allah yang hidup !!
MAIA
6
Fresh JUICE !
Vol. 26/2012
6 Januari 2012 : Hidup yang kekal
Didakus Yosef dr Sadiz
1Yoh 5:5-13, Mzm 147:12-13,14-15,19-20, Mrk 1:7-11 1 Yoh 5: 11
Dan inilah kesaksian itu : Allah telah mengaruniakan hidup yang kekal kepada kita dan
hidup itu ada didalam AnakNya.
Ada sebuah sharing menarik diantara para guru di sebuah sekolah, tentang sebuah
pertanyaan yang cukup menarik “ Mengapa diantara anak-anak yang semula tampak cerdas dan berbakat pada akhirnya kurang berhasil dalam hidupnya, sementara
ba-nyak anak yang semula kelihatan biasa-biasa saja malah berhasil?” Tentu saja ada
banyak yang mempengaruhi keberhasilan seseorang. Ukuran keberhasilan pun bermacam-macam : mulai dari besarnya penghasilan dan tingkat kesejahteraan ekonomi,
latar belakang keluarga atau tingkat pengaruh sosial, prestasi kerja, kenaikan pangkat
dsb.
Keberhasilan dicapai karena orang bersungguh-sungguh, tekun dan setia dalam proses
memperjuangkan apa yang baik. Sehingga bukannya tidak mungkin orang dengan
kemampuan biasa-biasa saja bisa berhasil karena mempunyai kesungguhan, ketekunan dan kesetiaan dalam memperjuangkan hidupnya.
Bacaan pada hari ini, dimana Allah telah mengaruniakan hidup yang kekal kepada
kita dalam Tuhan Yesus, memberikan pengertian bagi saya bukan berarti kita sudah
tinggal santai-santai saja mendapat jaminan masuk surga, jadi ketika ada masalah
yang datang seakan-akan Tuhan tidak adil dan protes padaNya, “ Tuhan mengapa
ini terjadi pada saya, padahal saya selalu melayaniMu, membaca firmanMu, berbuat
baik dan beramal, mulai menghitung satu persatu segala bentuk kebaikan yang pernah kita buat.
Jaminan hidup kekal yang telah Tuhan berikan memberikan pengertian pula bahwa,
kita juga siap diproses dalam kehidupan, jika ada suatu permasalahan dihadapkan
dalam hidup kita, berarti kita mendapatkan satu PR baru yang harus diselesaikan, bukan dihindari. Karena jika terus-menerus kita “menghindari” proses itu, mau tidak mau
proses itu akan mengikuti kita untuk diselesaikan. Apapun bentuk permasalahan hadapi
bukan dihindari. Hadapi dengan ketekunan dan kesetiaan, sampai semuanya selesai.
Karena ini adalah bagian proses menuju kehidupan kekal menjadi “serupa” kalau terlalu sulit meniru atau mirip dengan Tuhan Yesus.
Demikian halnya dengan ilustrasi anak-anak yang tampaknya cerdas vs anak-anak
yang biasa-biasa saja, bukan jaminan dimasa depannya anak-anak yang cerdas pasti
lebih berhasil hidupnya jika dibandingkan dengan yang bisa saja. Tidak cukup sampai
disitu, masih membutuhkan kerja keras, usaha disiplin, ketekunan, kesetiaan untuk menjadi lebih baik memperjuangkan hidup.
Berubah menjadi pribadi yang lebih baik dalam iman dan perbuatan memang membutuhkan kerja keras, tapi Tuhan telah memberikan penolong Roh Kudus yang akan
menolong kita melaluinya. Dan hasilnya pun akan berguna bagi hidup kita sekarang
dan nanti.
Lulu
Vol. 26/2012
Fresh JUICE ! 7
7 Januari 2012 : Maria Yang Selalu Menghibur
Raimundus dr Penyafort, Lindalva
1Yoh 5:14-21, Mzm 149:1-2,3-4,5,6a,9b, Yoh 2:1-11
Yoh. 2:3-5 Ketika mereka kekurangan anggur, ibu Yesus berkata kepada-Nya: “Mereka
kehabisan anggur.” Kata Yesus kepadanya: “Mau apakah engkau dari pada-Ku, ibu?
Saat-Ku belum tiba.” Tetapi ibu Yesus berkata kepada pelayan-pelayan: “Apa yang dikatakan kepadamu, buatlah itu!”
Hari Minggu yang baru lalu kita merayakan Hari Raya Santa Perawan Maria
Bunda Allah. Dan juga setiap hari Sabtu kita diajak untuk mengarahkan hati dan devosi
kita kepara Santa Maria Bunda Allah dan Bunda kita sekalian. Di dalam Injil hari ini kita
di telah membaca dan mendengarkan kisah tentang perkawinan di Kana.
Para penafsir Kitab Suci mengatakan bahwa yang mengadakan Pesta Perkawinan di Kana adalah keluarga dekat Maria, Bunda Yesus. Karena itu seperti yang telah
kita dengarkan bahwa Maria Ibu Yesus, Yesus dan murid-muridNya juga berada di
sana. Maria adalah saudari dari ibu mempelai wanita. Karena itu Maria dipercayakan
di dalam mengurus pelayanan atau seksi konsumsi. Setelah melihat bahwa orang kehabisan anggur, Maria mulai cemas. Ia berlari kepada Yesus untuk meminta bantuannya.
Maria percaya akan anakNya, Yesus, akan berbuat sesuatu. Namun Yesus mengatakan
bahwa saatNya belum tiba. Dengan tidak berpikir panjang, Maria-pun menyuruh para
pelayan untuk melakukan apa saja yang akan dikatakan Yesus.
Maria Bundah Allah dan Bunda kita dipercayakan untuk mengurus semua
keperluan pesta itu. Kepada kita juga, Allah telah mempercayakan Maria sebagai
Bunda kita. Dia-lah tempat kita di mana kita dapat pergi untuk menyampaikan semua
isi hati kita. Dialah tempat di mana kita bisa menyampakan wujud doa dan intensi
kita. Dia akan sungguh mendengarkan kita kalau kita menyampaikan isi hati kita, apa
yang kita perlukan dari Tuhan Allah. Dia akan bergitu dicemaskan jikalau kita merasa
berkekuarangan. Dia akan merasa dicemaskan kalau kita sakit dan putus asa. Dia akan
berbuat apa saja untuk membahagiakan kita. Dia akan pregi mendekati anakNya dan
menyampaikan apa yang sungguh kita perlukan.
Saudara-saudari yang baik, marilah kita selalu mendekatkan diri pada Maria
Bunda Allah dan Bunda kita. Karena Dia-lah tempat di mana kita memperoleh pengasihan dan menghiburan yang datang dari Allah.
Rm. Joseph, MGL
8
Fresh JUICE !
Vol. 26/2012
8 Januari 2012 : Pembaptisan Yesus di sungai Yordan
Hari Raya Penampakan Tuhan, Hari Anak Misioner Sedunia
Yes 60:1-6, Mzm 72:1-2,7-8,10-11,12-13, Ef 3:2-3a,5-6, Mat 2:1-12
“Lalu terdengarlah suara dari surga: “Engkaulah anak-Ku yang Kukasihi, kepada-Mulah
Aku berkenan” (Mrk 1:11).
Injil Markus hari ini mengisahkan dua peristiwa: Pewartaan S.Yohanes Pembaptis yang
memberitakan tentang Yesus (Mrk 1:7-8) dan pembaptisan Yesus (Mrk 1:9-11). Yohanes
Pembaptis adalah pelopor yang membuka jalan bagi Kristus. Pewartaannya diarahkan
sepenuhnya untuk mewartakan serta mengantar umat pada kedatangan Yesus, yang
‘lebih besar’ dari padanya. Kisah pembaptisan Yesus sarat akan makna. Secara khusus
mengungkap dimensi kemanusiaan Yesus. Ia berasal dari keluarga biasa, dari Nazaret
dan solider dengan manusia pendosa. Ia membaur dengan mereka yang mengantri
untuk menerima pembaptisan dari Yohanes Pembaptis untuk pertobatan untuk memperoleh pengampunan dosa. Ketika air membasahi kepala Yesus, Ia mengambil kerapuhan manusia dan menjadi sama dengan kita, kecuali dalam hal dosa. Pada saat
yang sama menegaskan dimensi ilahi-Nya sebagai Mesias: “Engkaulah Putera-Ku yang
Kukasihi. Pada-Nyalah Aku berkenan” (Mrk 1:11).
Saat pembaptisan Yesus menerima secara resmi tugas perutusan-Nya, memulai karya
pewartaan-Nya dan menerima kuasa Roh Kudus yang menjadi kekuatan-Nya dalam
bermisi. Misi penyelamatan dari ‘hamba Allah yang menderita’ (bdk. Yes 42) dimulai
dengan sikap ketaatan mutlak pada Bapa. Ia memikul dan menebus semua dosa
manusia. Dengan ini pembaptisan Yesus mewartakan Paskah yang Ia jelang dan menyatakan “ya” yang terungkap dalam penderitaan-Nya. Pembaptisan-Nya yang pertama ini memperoleh kepenuhan maknanya pada “baptisan” kematian-Nya di salib.
Baptisan ini harus Ia terima sebagaimana telah Ia wartakan sebelumnya: ”Aku harus
menerima baptisan dan betapa susahnya hati-Ku sebelum hal itu terjadi (Luk 12:50)” untuk membawa kita semua dalam kerajaan-Nya. Berkat baptisan ini setiap kita diundang
untuk menerima ikatan yang menyelamatkan dari Yesus yaitu baptisan Roh.
Santu Yohanes rasul dalam bacaan kedua menyebutkan air yang bersama dengan
darah melambangkan kedatangan Kristus. Dua elemen ini bersama dengan suara dari
Roh Kudus memberi kesaksian bahwa Yesus adalah benar-benar Putera Allah, Mesias
yang dinantikan. Nabi Yesaya pun berbicara tentang “Air” yang menyelamatkan. Tuhan
mengundang semua yang haus untuk menghilangkan rasa hausnya dengan air yang
mengalir dari lambung Kristus. Siapapun yang ingin memperoleh keselamatan harus
datang pada-Nya karena Ia telah menyiapkan satu masa penuh rahmat bagi setiap
pendosa. Mari kita menimba air yang memurnikan selama masih ada waktu.
Sr. Benedicta, OSB
Vol. 26/2012
Fresh JUICE ! 9
9 Januari 2012 : Dibaptis sebagai Anak Allah
Pesta Pembaptisan Tuhan
Yes 55:1-11 atau Kis 10:34-38, MT Yes 12:2-3,4bcd,5-6,Mrk 1:7-11 Mrk 1: 7-11
“Engkaulah Anak-Ku yang Kukasihi, kepada-Mulah Aku berkenan (Mrk 1:11).”
Penggalan dari Injil Markus ini seringkali menjadi kutipan utama dalam Seminar Hidup Baru dalam Roh ketika kita diajak untuk merenungkan kembali tentang Kasih Allah kepada kita manusia. Melalui Sakramen Permandian, kita diklaim oleh Allah sendiri
sebagai putera dan puteri yang dikasihi-Nya tanpa syarat. Karena itulah Sakramen Permandian kemudian dilihat sebagai salah satu sakramen inisiasi, karena dalam dan melalui rahmat permandian tersebut kita memperoleh identitas baru sebagai anak-anak
Allah sendiri. Identitas baru yang membuat kita tahu siapa diri kita dan bagaimana kita
menempatkan diri kita di tengah-tengah masyarakat.
Hari ini kita memperingati Pesta Pembaptisan Tuhan. Saya kemudian merenung tentang
dampak Pembaptisan untuk Yesus sendiri. Dalam keempat Injil, pembaptisan selalu
menjadi titik awal Yesus memulai karya perutusan-Nya sebagai Messias. Pembaptisan
seolah menjadi saat Yesus memperoleh kepercayaan diri bahwa diri-Nya adalah Putera
Allah yang diutus ke dunia. Setelah dilahirkan di Bethlehem, mengungsi ke Mesir dan
tertinggal di Bait Allah di Yerusalem, Yesus kemudian mendengar kisah tentang Yohanes,
sepupunya, yang berkthotbah dan membaptis orang di tepi Sungai Yordan. Entah apa
yang ada dalam benak Yesus ketika ia datang ke tepi Sungai Yordan, yang jelas setelah
pembaptisan ia kemudian “diklaim“ Allah sebagai Putera-Nya yang terkasih, identitas
baru yang kemudian menjadi batu loncatan ke arah perutusan-Nya mewartakan kedatangan Kerajaan Allah (Mrk 1:14).
Bagi kita Pesta Pembaptisan Tuhan tidak sekedar mengenang pembaptisan yang dijalani Yesus lebih dari dua ribu tahun yang lalu, tetapi juga menjadi saat kita “merasakan“ apa yang Ia rasakan ketika dibaptis. Pembaptisan Tuhan agaknya menjadi
saat-saat penting bagi kita untuk merasakan “diklaim“ sebagai Putera dan Puteri Allah
sendiri. Perasaan yang demikian menjadi sangat krusial dalam perkembangan iman
kita selanjutnya. Perasaan “dikhususkan“ sebagai anak-anak Allah hendaknya menjadi
dorongan bagi tiap kita untuk siap sedia mewartakan pula, seperti Yesus, bahwa Kerajaan Allah sudah dekat (Mrk 1:14).
Diakon Wenz, MGL
10
Fresh JUICE !
Vol. 26/2012
10 Januari 2012 : Bermohon dengan Iman
Gregorius Nyssa, Gulielmus Bituricensis
1Sam 1:9-20, MT 1Sam 2:1,4-5,6-7,8abcd, Mrk 1:21b-28
“Pergilah dengan selamat, dan Allah Israel akan memberikan kepadamu apa
yang engkau minta dari pada Nya”
Bermohonlah dengan penuh iman, maka Tuhan akan mendengar dan mengabulkan apa yang engkau minta dari pada Nya.
Itulah inti firman Tuhan pada hari ini. Seperti Hana yang berkeluk kesah di
dalam bait Allah karena kesesakan dan kepahitan hatinya, maka Tuhan memberikan apa yang Hana inginkan.
Dan juga injil yang berbicara mengenai Yesus yang sedang mengajar di Kapernaum. Saat ada seorang yang kerasukan roh jahat, Yesus menghardiknya, kataNya : “Diam, keluarlah dari padanya”
Ada kesamaan dari dua firman Tuhan di atas, bahwa apapun yang kita mohon
dengan iman, maka akan terjadi seturut dengan kehendakNya. Hana bermohon dengan penuh iman, maka Tuhan memberikan dia , Samuel. Dan Yesus
menghardik roh jahat dengan penuh iman, maka keluarlah roh jahat itu.
Banyak sekali keinginan – keinginan kita di dunia ini. Sering kita merasa bahwa
Tuhan tidak mengabulkan permohonan kita. Tapi, apakah kita sudah meminta
dengan penuh iman? Dengan sungguh-sungguh?
Sering saya mengalami, apa yang saya mohon kepada Tuhan dengan
sungguh-sungguh, akan Tuhan sediakan. Meskipun Tuhan sediakan melalui sebuah proses. Saat kita memohon sebuah kendaraan, Tuhan tidak akan serta
merta memberikan berupa kendaraan yang jatuh dari langit. Dia akan menyediakannya melalui sebuah proses. Mungkin melalui pemberian sebuah pekerjaan terlebih dahulu atau hadiah, atau jalan lain.
Percayalah..
bermohonlah..
dengan iman.
Amin
Alin
Vol. 26/2012
Fresh JUICE ! 11
11 Januari 2012 : Sempurna Seperti Yesus
1Sam 3:1-10,19-20, Mzm 40:2,5,7-8a,8b-9,10, Mrk 1:29-39
Di era modern ini semerbak program pengembangan diri, time management, keseimbangan hidup, dll yg diminati makin banyak orang. Ada yang menawarkan keberhasilan dalam semenit, ada juga yang mustahil diterapkan. Banyak yang semata-mata
dimotivasi dengan kesuksesan dan uang, tapi tidak sedikit pula yang mencari kedamaian jiwa dalam berkarya untuk sesama. Tampaknya tidak bisa hilang hasrat dasar
di setiap manusia untuk selalu menyempurnakan hidupnya, supaya lebih banyak berbuah, pendek kata lebih berhasil.
Yesus, yang walaupun adalah Tuhan - jugalah manusia sempurna. Di perikop ini Yesus memberikan contoh yang sangat jelas. Dia berdoa bersama di rumah ibadat,
menyembuhkan banyak orang sakit dengan tanganNya sendiri, mengusir setan setan,
kemudian berdoa pribadi pagi-pagi di esok harinya. Ketika banyak orang mencari Dia
karena ketenaranNya, Ia malah pergi ke kota seberang karena Ia tahu tujuan hidupNya
yaitu memberitakan kabar baik ke seluruh Israel (Mk. 1: 39).
Alhasil, karya Yesus masih terus berbuah setelah lebih dari 2000 tahun karena Ia selalu
mencari kehendak BapaNya. Dia tidak terbuai atau puas akan kesuksesan yang sementara melainkan terus berdoa dan berkarya. Apakah kita juga mau disempurnakan
dan hidup seperti Yesus? Hidup seimbang antara kesibukan pelayanan pada sesama
tetapi juga menjalin relasi pribadi dalam doa kepada Bapa.
Tuhan Yesus, kami bersyukur dan memujiMu atas contoh hidup manusia sempurna yang
sudah Engkau berikan. Engkaulah Jalan, Kebenaran dan Kehidupan. Biarkah hanya
Engkau yang kami tiru. Kami mohon rahmat Roh KudusMu untuk memampukan kami
memenuhi panggilan hidup, tidak lupa berdoa pada Bapa selagi melayani sesama,
dan setia berkarya baik dalam kesuksesan maupun kegagalan.
Amin.
Frater David, MGL
12
Fresh JUICE !
Vol. 26/2012
12 Januari 2012 : Belajar Rendah Hati dari Yesus
Bernardus dr Corleone, Aelredus
1 Sam 4:1-11 Mzm 44:10-11, 14:15, 24-25
Bernardus dari Korleone ; Aelredus
Mrk 1:40-45
Mrk 1:44 “Ingatlah, jangan engkau memberitahukan apa-apa tentang hal ini kepada siapa
pun, tetapi pergilah, perlihatkanlah dirimu kepada Imam dan persembahkanlah untuk pentahiranmu persembahan, yang diperintahkan oleh Musa, sebagai bukti bagi mereka.”
Jika kita melihat sinetron di TV atau suatu event spektakuler di sekitar kita, pasti kita senang
dan merasa gak sia-sia datang untuk melihat dan menyaksikannya. Pertama, bisa karena
artis atau pengisi acaranya memang bagus dan berkualitas. Kedua, tata panggung dan
pencahayaannya keren banget. Ketiga, acara yang dibawakan atau bahan yang di diskusikan cukup menarik dan tidak membosankan.
Nach, ambil salah satu contoh aja nich !! Pasti sering lihat Opera van Java khan ?? Setiap hari
Senin – Jumat, Dalang Parto beserta wayang-wayangnya menghibur penonton di tanah air
dengan konsep cerita dan lawakan-lawakan yang membuat kita semakin tertawa terbahakbahak. Setelah lelah beraktivitas, malamnya pikiran kita disegarkan oleh tontonan humor
segar dari OVJ. Ya lumayan lah bisa menghilangkan penat setelah lelah beraktivitas seharian. Apalagi kalau Sule dah keluar, pasti ada aja lawakan dia yang buat kita tertawa. Secara
kasat mata, memang Dalang dan wayang-wayang OVJ-lach yang kita puji, karena keahlian
mereka “mengocok” perut penonton yang melihatnya.
Terlepas dari itu, kita juga mesti melihat bahwa di setiap acara OVJ pasti ada tema/lakon
yang dibawakan. Setiap harinya pun lakon/cerita yang dibawakan juga berbeda. Team Kreatif inilah yang menyusun konsep cerita dan mengaktualisasikannya melalui peran-peran
yang dibawakan oleh Sule dkk. Bayangkan saja apabila gak ada ide kreatif dari mereka,
pasti OVJ gak akan bertahan lama.
Dalam bacaan Injil hari ini, Yesus menyembuhkan seorang yang sakit kusta. Setelah menyembuhkan orang itu, Yesus berpesan agar orang itu tidak menceritakan apa yang telah
diperbuat Yesus kepadanya. Yesus tidak ingin menyombongkan diriNya, melainkan ia menyuruh orang tersebut untuk memperlihatkan dirinya dan mempersembahkan pentahirannya
di hadapan imam. Yesus ingin mengajarkan kepada kita untuk selalu rendah hati, ketika kita
berhasil membantu menolong seseorang keluar dari masalah atau penderitaannya. Bukan
semata-mata karena kehebatan kita, tapi ada kuasa dari Yesus yang memampukan kita
untuk melakukan semua itu. Orang di sekeliling kita akan merasakan sendiri apa yang telah
kita perbuat, apakah kita menjadi berkat dan terang atau menjadi batu sandungan bagi
orang lain ??
Team Kreatif OVJ pun tidak pernah di ekspos karena keberhasilan mereka menemukan ideide baru setiap harinya. Mereka cukup puas apabila konsep cerita yang telah disusun dapat
dimainkan dengan apik oleh wayang-wayang OVJ. Jadi, tidak usah merasa kecewa jika
apa yang kita lakukan tidak dianggap dan mendapat pujian oleh orang lain. Jangan menyombongkan diri di hadapan mereka, melainkan tetap rendah hati dan bersikap sewajarnya. Mereka dapat merasakannya melalui setiap kebaikan dan perilaku kita setiap harinya,
bukan dengan menonjolkan diri bahwa kita adalah yang terbaik dan bisa melakukan segalanya. Orang akan menghargai kita, apabila kita tetap humble dalam kehidupan kita
sehari-hari. Belajarlah kepada Ia, yang lembut dan rendah hati !!
KRIS
Vol. 26/2012
Fresh JUICE ! 13
13 Januari 2012 : Iman
Hilarius
1Sam 8:4-7,10-22a, Mzm 89:16-17,18-19, Mrk 2:1-12
Mrk.2:5 “Ketika Yesus melihat iman mereka, berkatalah Ia kepada orang lumpuh itu : Hai
anak-Ku, Dosamu sudah diampuni….”
Satu tahun lalu saya tidak sengaja datang ke sebuah rumah jompo di Surabaya, bahkan saya harus menginap disana. Karena mengikuti undangan acara novis susteran
Karmel OCD. Saya di berikan satu kamar, dilantai satu berjejer dengan kamar oma-oma
disana. Setelah mandi sore, saya keluar kamar dan melihat oma-oma duduk-duduk di
dpn kamarnya masing-masing sambil melihat kearah taman depan. Ada oma yang
aktif masih suka jalan-jalan, ada yang rada stress suka mencari keributan dgn temantemannya, bahkan ada yang sudah lumpuh, baik kaki dan tangannya lumpuh total
sehingga hanya bisa tiduran saja. Seorang oma yg kakinya lumpuh tapi masih aktif
menolong teman-temannya datang menghampiri saya.
Beliau banyak bercerita tentang anaknya yang menitipkan dia di panti jompo karena
kondisi kaki si oma ini yang lumpuh akibat jatuh dari lantai atas rumahnya. Bahkan terakhir dia bercerita saya sudah bahagia sekarang anak-anak saya sudah bahagia dan
punya usaha yg maju dibanding waktu mereka masih kecil-kecil dulu, saya pontang
panting mencari makan dan biaya sekolah karena suami saya sudah meninggal. Walaupun saat ini saya harus ditempatkan dipanti mungkin mereka punya alasan sendiri.
Tetapi saya punya iman kepada Tuhan disini masih banyak yang bisa saya lakukan
untuk teman-teman yg membutuhkan saya, karena suster disini sedikit jadi saya bisa
Bantu menyuapi mereka saat makan dan saya bisa membantu memandikan mereka.
Saat ini kebanyakan di lingkungan kita siapakah yang dimaksud orang lumpuh disini?
Orang lumpuh itu adalah setiap hati di sekitar kita, saat kita berusaha mencari Tuhan
halangan begitu banyak bahkan sangat sulit untuk berjalan dalam Dia, bahkan banyak cibiran-cibiran orang-orang yang hanya melihat kulit luar diri kita tanpa mau tahu
perjuangan kita untuk selalu berjalan di Tuhan.
Tetapi kita harus bangga mempunyai Allah yang hidup, tidak cepat menghakimi diri
kita, tetapi selalu mengampuni setiap dosa-dosa kita. Kalau Tuhan seperti manusia
yang cepat menghakimi mau bagaimana jadinya dunia ini.
Saatnya kita seperti si lumpuh ini, berusaha dengan segala cara bahkan dengan iman
si lumpuh percaya untuk bisa dekat langsung dengan Yesus dan mau disembuhkan
oleh Yesus. Walaupun gesekan-gesekan selalu ada tetapi tetaplah focus kepada Tuhan. Banyak hal yang bisa kita lakukan untuk menyenangkan-Nya. Belajar untuk punya
kerendahan hati selalu agar hidup kita selalu di selamatkan, dan selalu mendapat kebahagiaan dan kedamaian selalu daripada-Nya.
Rina
14
Fresh JUICE !
Vol. 26/2012
14 Januari 2012 : Ikutlah Aku
Petrus Donders, Odorikus dr Pordenone
1Sam 9:1-4,17-19, 10:1a, Mzm 21:2-3,4-5,6-7, Mrk 2:13-17
Mrk. 2:14 Kemudian ketika Ia berjalan lewat di situ, Ia melihat Lewi anak Alfeus duduk di
rumah cukai lalu Ia berkata kepadanya: “Ikutlah Aku!” Maka berdirilah Lewi lalu mengikuti Dia.
Ketika aku masih kecil, aku tertarik masuk seminari karena banyak alasan. Aku melihat
anak-anak Seminari itu hebat bermain drama, bermain bola, hebat bermain musik dan
bernyanyi. Aku berpikir bahwa kalau aku masuk seminari aku akan hebat seperti mereka
itu. Namun demikian aku tidak begitu menyadari bahwa kalau aku masuk seminari, itu
berarti aku hendak mengikuti Yesus. Setelah aku diyakinkan oleh orang tua dan Romo
Paroki tentang mengikuti Yesus, aku-pun masuk seminari untuk merealisaikan niatku.
Ceritera dan alasan mengikuti Yesus yang aku alami sungguh sangat berbeda dengan
kisah yang telah kita dengarkan, kisah tentang seorang Lewi yang mengikuti Yesus. Di
sana dikisahkan bahwa, ketika Yesus berjalan lewat di situ, Ia melihat Lewi anak Alfeus
yang duduk di rumah cukai. Laly Yesus berkata kepadanya, “Ikutilah Aku!” Lewi-pun
berdiri dan mengikuti Yesus.
Kalau kita refleksikan mendalam, ternyata Lewi tidak mempunyai niat suatu tertentu
sebelumnya. Dia tidak mempunya sasuatu untuk menhatakannya. Namun demikian
setelah Yesus mengatakan “Ikutilah Aku,” dia-pun berjalan mengikuti Yesus. Dia menyadarinya bahwa dia akan meninggalkan segalanya, kalau memang ia ingin mengikuti Yesus. Dia tidak berpikir tentang keluarga, pekerjaan dan harta benda. Dia tidak
berpikir tentang apa yagn akan terjadi dengan dirinya kalau dia mengikuti Yesus. Namun demikian Lewi mempunyai iman yang teguh. Dia menyerahkan seluruh dirinya kepada Tuhan dengan mengikuti Yesus. Karena dia percaya bahwa segala sesuatu yang
dicemaskan akan berlipat ganda di dalam tangan Tuhan.
Apakah anda kalian merasakan seperti itu? Panggilan untuk mengikuti Yesus bukan berarti setiap orang harus menjadi romo atau bruder atau suster. Tuhan memanggi kita
dengan suatu misi yang berbeda-beda. Ada yang dipanggil untuk hidup berkeluarga,
ada yang dipanggil untuk tidak menikah atau single, rohaniwan dan ada yang dipanggil untuk hidup biarawan/i. Marilah kita mengakui dengan penuh suka cita panggilan
yang berahmat ini. Tuhan mempunyai rencana yang istimewa bagi kita sekalian. Janganlah memikirkan apapun yang akan terjadi atau orang-orang dekat kita. Marilah
kita menjawabi panggilannya.
Rm. Joseph, MGL
Vol. 26/2012
Fresh JUICE ! 15
15 Januari 2012 : Apa yang kamu cari ?
Arnoldus Janssen
1Sam 3:3b-10,19, Mzm 40:2,4ab,7-8a,8b-9,10, 1Kor 6:13c-15a,17-20, Yoh 1:35-42
Yesus berkata kepada mereka, “Apa yang kamu cari?” Jawab mereka: ”Rabbi, dimana
Engkau tinggal?” (Yoh 1:38).
Injil Yohanes hari ini menggaris bawahi suatu keistimewaan: kira-kira pukul 4 sore.
Mengapa ditetapkan jam dimana kedua murid Yohanes Pembaptis bertemu Yesus dan
tinggal bersama-Nya? Penetapan ini sangat mendasar dalam sejarah keselamatan,
karena menandakan pertobatan Andreas dan Petrus, saudaranya. Sejak saat itu Simon disebut Petrus (wadas), yang diatasnya Kristus membangun Gereja-Nya. Dan dua
bersaudara ini tinggal bersama Yesus di tempat kediaman-Nya, menghabiskan hari itu
bersama-Nya. Inilah alasannya mengapa ditetapkan jam 4 sore. Waktu ini mengindikasikan pemisahan antara hidup mereka sebelum dan sesudah bertemu Yesus. “Anak
Domba Allah”, demikian panggilan Yohanes Pembaptis pada Yesus, telah menarik perhatian kedua murid yang kemudian hanya dengan melihat dimana dan bagaimana
Ia tinggal, mereka memutuskan untuk mengikuti-Nya. Mereka telah menemukan Putera
Allah, yaitu Sang Sabda, Kebijaksanaan, yang menuntun mereka sebagai seorang raja.
Karena itu Andreas berseru, “ Kami telah menemukan Mesias.” Seruan ini serupa dapat
menjadi kesaksian dari setiap orang yang telah menemukan Sabda Allah dan tunduk
pada kuasa Ilahi-Nya.
Dari “Inilah Anak Domba Allah” hingga “Ini aku” yang diucapkan Samuel dalam bacaan
pertama, yang menyatakan kesediaan kepada Tuhan untuk melaksanakan kehendakNya, adalah sebuah gaung yang bergema berulang kali dalam sejarah keselamatan,
dimulai dari fiat yang diucapkan perawan Maria. Sikap kesediaan penuh ini mengarahkan manusia untuk memuliakan Allah bahkan dengan tubuhnya, seperti yang ditulis S.
Paulus kepada umat di Korintus (bdk 1 Kor 6:19-20).
Mengikuti Yesus bukanlah semata-mata memperoleh pengetahuan tentang Dia, tetapi
lebih dari itu suatu pengalaman hidup. Dengan menjalani hidup bersama Dia kita temukan jawaban atas pencarian kita akan kasih Allah, akan makna, kebenaran dan damai.
Sr. Benedicta, OSB
16
Fresh JUICE !
Vol. 26/2012
16 Januari 2012 : Mengganti popok bayi
Berardus
1Sam 15:16-23, Mzm 50:8-9, 16bc-17,21,23, Mrk 2:18-22
Mrk 2: 18-22
“Anggur yang baru hendaknya disimpan dalam kantong yang baru pula (Mrk 2:22).”
Apa hubungan antara hal menyimpan anggur dengan hal berpuasa. Seringkali kita
mengaitkan anggur baru dengan Roh Kudus dan kantong baru sebagai manusia baru
tempat kediaman Roh Kudus itu sendiri. Sedangkan berpuasa adalah upaya kita untuk
membersihkan diri agar tubuh kita menjadi layak sebagai tempat kediaman Roh Kudus,
Roh Allah, Roh pemberi hidup. Demikianlah teorinya.
Bagi kita yang tinggal di Indonesia, mungkin perumpamaan ini sedikit jauh panggang
dari api atau tidak mutlak dimengerti. Mengganti popok bayi, atau ”nappy change”
mungkin lebih mudah dimengerti oleh kita semua. Mengganti popok menjadi kegiatan
ritual pagi, siang dan malam. Entah popok itu kotor atau tidak, tiap orang tua ingin bayinya bersih, sehingga mereka menggantinya hampir tiap saat entah kotor atau tidak,
popok bayi dipantau oleh orang tua mereka selama 24 jam. Tidak ada yang salah
dengan mengganti popok, sebab ketika orang tua mengganti popok anak-anaknya,
mereka melakukannya dengan penuh cinta dan kasih. Memang ada sedikit gerutu
sana-sini ketika orang tua mengganti popok bayinya, tetapi mereka lakukan itu dari
hati, penuh cinta dan perlindungan pada bayinya. Inilah sikap hati yang diperlukan
ketika kita berpuasa. Inilah sikap hati yang kadang tidak dimiliki oleh orang Farisi yang
dikritik Yesus lebih dari dua ribu tahun yang lalu.
Berpuasa dan berpantang itu penting untuk membersihkan diri, bukan hanya tubuh luar
kita, tetapi lebih dari itu, hati kita. Puasa harus dilakukan, bukan karena terpaksa atau
sambil menggerutu, tetapi harus berangkat dari cinta kita terhadap Allah dan manusia. Memang kelihatannya puasa dan pantang lebih ditujukan untuk kesucian diri atau
terkabulnya permohonan pribadi, tetapi akan menjadi lebih berhasil guna kalau puasa
kita dibuat sebagai tindakan silih untuk kepentingan keselamatan orang lain juga. Contohnya, St Teresia dari Kanak-kanak Yesus yang pernah berdoa dan berpuasa untuk pertobatan seorang pembunuh sebelum ia dihukum mati yang akhirnya meminta sebuah
salib sebelum ia dieksekusi. Di Melbourne, anak-anak muda dari kelompok Doa Kharismatik Indonesia melakukan puasa berantai setiap sebelum melaksanakan retreat atau
malam penyegaran rohani. Di MGL kami berpuasa dan berpantang tiap hari Jumat,
bukan untuk “pamer” tetapi untuk berbagai kepentingan bersama, mulai dari membangun rumah baru, menambah panggilan, bayar uang sekolah, untuk mobil yang sudah
rusak-rusak, atau untuk keberhasilan misi lainnya, yang terpenting adalah, apakah kita
melakukan puasa dengan iman, harap dan cinta? Kalau tidak demikian, mungkin Yesus
sendiri akan datang lagi dan menegur kita, sama seperti Ia menegur kaum Farisi lebih
dari dua ribu tahun yang lalu itu.
Diakon Wenz, MGL
Vol. 26/2012
Fresh JUICE ! 17
17 Januari 2012 : Apa Kata Dunia ??
Antonius
1Sam 16:1-13; Mazmur Mzm 89:20,21-22,27-28; Mrk 2:23-28
“Bukan yang dilihat manusia yang dilihat Allah; manusia melihat apa yang di depan
mata, tetapi Tuhan melihat hati.” (1Samuel :7b)
Beberapa ahli Sosiologi mengatakan bahwa kehidupan social kita bukanlah tempat
yang baik untuk belajar kerendahan hati. Mengapa? Karena segala apa yang kita
pakai, apa yang kita buat, harus disesuaikan dengan penilaian umum. Apalagi jika ia
seorang public figure?! Wow! ‘Apa kata dunia, kalau seorang leader kelihatan di depan umum pakai kaos atau celana pendek?’ Walau sebetulnya sang leader itu pada
dasarnya senang dengan pakaian santai, ia harus mengikuti kemauan orang. Selalu
terlihat wah!. ‘Apa kata dunia, kalau si artis punya bapak petani?’ ‘Apa kata dunia, kalau
keadaan keluarganya berantakan?’ Apa kata dunia, kalau si A kelemahannya seperti
ini, si B menikah beda agama, dan sebagainya.
Penilaian dengan ‘apa kata orang,’ bisa jadi parameter moral, tetapi terkadang membuat orang senang berpura-pura. Seperti kata mister Joger, ‘Mari kita tertawa, supaya
orang mengira kita bahagia!” Orang merasa terintimidasi dengan kelemahan sendiri
dan akhirnya suka menyembunyikan sesuatu di belakang layar. Orang jadi tidak PeDe,
kalau tidak dibuat fly dengan miras dan atau bahkan dengan narkoba.
Jadi kalau kita ingin hidup baik hanya supaya dilihat orang, pada akhirnya kita akan
jatuh pada dosa kemunafikan. Tetapi kalau kita mau baik, buatlah segala sesuatu dengan apa adanya, sesuai kemampuanmu dan abaikan ‘apa kata dunia?!’ Ingatlah
bahwa Tuhan melihat hatimu. Ketika apa yang Anda lakukan dengan tulus membuat
orang terganggu dan Anda harus menanggung malu oleh kritikan-kritikan tajam, ingatlah bahwa Tuhan melihat hatimu. Ia menjaga hatimu. Seperti jawaban Yesus dalam
Bacaan Injil hari ini, “Hari Sabat diadakan untuk manusia dan bukan manusia untuk hari
Sabat. Jadi Anak Manusia adalah juga Tuhan atas hari Sabat.” (Markus 2:27-28).
Dengan mengatakan bahwa Ia adalah Tuhan atas hari Sabat, Yesus meninggikan martabat manusia. Seorang manusia lebih berarti di mata Tuhan daripada seribu penilaian
orang. Seperti Sabda Tuhan kepada nabi Samuel di atas dan sepenggal lagu rohani
ini, “Hanya dekat, padaMu Bapa, jiwaku pun tenteram; Engkau menerimaku, dengan
sepenuhnya; Walau dunia, melihat rupa, namun Kau memandangku, jauh kedalaman
hatiku; Tuhan inilah yang kutahu, Kau menjaga hatiku, supaya kehidupan, mengalir
senantiasa.”
NaRitA
18
Fresh JUICE !
Vol. 26/2012
18 Januari 2012 : Tawar Hati
Margareta dr Hongaria,
Pembukaan Pekan Doa Sedunia untuk Persatuan Umat Kristiani
1Sam 17:32-33,37,40-51, Mzm 144:1,2,9-10, Mrk 3:1-6
Mrk 3:5b “ Ulurkanlah tanganmu! Dan ia mengulurkan tangannya, maka sembuhlah tangan itu.”
Dengan cintaNya yg begitu besar kepada manusia Yesus menyembuhkan
orang pada hari Sabat. Meskipun Dia tahu bahwa akan ada orang-orang
yang mengamati dan akan mempersalahkanNya. Yesus tetap berpegang teguh pada pendiriannya, Dia lebih memilih menyelamatkan nyawa orang lain
meskipun nyawanya sendiri menjadi ancaman.
Sama halnya dengan Daud pada bacaan pertama 1 Sam 17:32 Berkatalah
Daud kepada Saul: “Janganlah menjadi TAWAR HATI karena dia; hambamu ini
akan pergi melawan orang Filistin itu.”
Untuk refleksi saudara dan saya pada hari ini Tuhan ingin berbicara kepada
kita yang sering kali tawar hati, sering kali kita tidak percaya lagi karena masalah atau karena doa kita yang belum dijawab. Pada cerita hari ini, orang
sakit yang disembuhkan Yesus dan Daud benar-benar penuh semangat serta
percaya kepada Tuhan dengan tidak tawar hati sehingga mujizat itu akan terjadi dan memberkati mereka.
Tawar hati membuat kita menjauh dari Tuhan, maka setiap hari hati kita harus
makan firmanNya dan berdoa. Agar berkat dan mujizat Tuhan akan datang
kepada kita. Amsal 1:33 “Tetapi siapa mendengarkan Aku, ia akan tinggal dengan aman, terlindung daripada kedahsyatan malapetaka”.
Yudi
Vol. 26/2012
Fresh JUICE ! 19
19 Januari 2012 : Jesus, My Special Bodyguard
1Sam 18:6-9, 19:1-7, Mzm 56:2-3,9-10a,10bc-11,12-13, Mrk 3:7-12
Yakobus Sales ; Wilhelmus Saultemouche, Ignasius de Azevedo ; Yakobus Bonnaud
Mrk 3:11 Bilamana roh-roh jahat melihat Dia, mereka jatuh tersungkur di hadapanNya
dan berteriak: “Engkaulah Anak Allah.”
Waktu SMA, aku pernah mengalami sendiri melihat teman yang kerasukan. Lumayan
ngeri juga sich, tapi gak tahu kerasukan apa tuch teman aku. Maklum, sekolah-ku bekas
peninggalan Belanda jadi sudah gak asing lagi kalau suasana di sana juga agak-agak
mencekam gitu jika malam hari. Komplek sekolahku jadi satu dengan asrama putra,
jadi selama kurang lebih 3 tahun ya hanya tempat-tempat itu saja yang kita lewati.
Aku sich sempat khawatir juga, jangan –jangan nanti menimpa aku juga, pikirku waktu
itu !! Soalnya temenku ini hampir setiap hari bertingkah laku aneh – bukan seperti dia
yang sesungguhnya. Setiap dia mengalami kerasukan, ada temanku yang memiliki karunia tertentu – semacam sixth sense gitu lah istilah kerennya – yang datang dan menenangkannya. Cara itu merupakan penanggulangan pertama, andaikata masih belum sadar juga maka kami memanggil bruder atau pamong asrama untuk membantu
teman kami tersebut.
Kejadian lain aku alami waktu di Bali. Waktu kejadiannya juga belum lama. Kali ini aku
benar – benar melihat langsung dengan “mata telanjang” teman satu pelayanan yang
mengalami kerasukan. Aku yang membantunya pun, serasa terkuras semua tenaganya
untuk memegang badan dia. Mulai cara bicara yang ngelantur, dan tubuh dia yang
berontak terus membuat aku dan beberapa teman agak khawatir.
Dalam kekuasaan roh jahat, ia berkata bahwa tidak takut akan Tuhan kita Yesus Kristus. Waktu itu sempat emosi juga, mendengar perkataannya. Akhirnya kami memanggil
Romo, dan oleh Romo teman kami diberi air berkat dan minyak berkat. Dahsyat banget
memang kuasa Yesus waktu itu. Ketika Romo datang, roh yang berada di dalam tubuh
temanku itu berteriak-teriak, “panas,panas……..!!” Ibaratnya ia menantang Romo, apa
sich yang bisa dilakukannya !! Tapi, sekali lagi kuasa Yesus melalui perantaraan Romo
terbukti lebih dahsyat dari segala kuasa manapun di dunia. Temanku akhirnya perlahan
mulai tersadar dan roh jahat itu pun keluar dari tubuhnya.
Injil hari ini dengan jelas menegaskan bahwa Allah kita adalah Allah yang dahsyat.
Bahkan Iblis dan roh-roh jahat lainnya tersungkur melihat kebesaran-Nya. Kita diajak
untuk semakin percaya akan kebesaran dan kuasa-Nya. Jangan takut akan kekuasaan
kegelapan, selagi kita masih percaya dan selalu dekat dengan Yesus, sang Panglima
kita !! Yesus sang terang dunia akan datang mengalahkan segala kuasa kegelapan
yang coba mengganggu anak-anak kesayangan-Nya. Jadi, semakin mengandalkan
Dia dalam segala perkara dan jadikan Ia sebagai pengawal pribadimu !! Gak bakalan
nyesel dach, malahan kamu akan semakin merasa aman berjalan bersama-Nya.
MAIA
20
Fresh JUICE !
Vol. 26/2012
20 Januari 2012 : Agen Perubahan
Fabianus, Sebastianus,Angelo Paoli, Cyprianus Michael Tansi,
Johannes Pembaptis dr Triquerie
1Sam 24:3-21, Mzm 57:2,3-4,6,11, Mrk 3:13-19 Mrk 3:14-15
Ia menetapkan dua belas orang untuk menyertai Dia dan untuk diutus-Nya memberitakan Injil dan diberi-Nya kuasa untuk mengusir setan.
Di sebuah Negara Eropa, ada seekor kelinci bernama Otto. Setiap hari Otto sibuk mengais-ngais tanah, mencari makan dengan kaki depannya. Saat pemiliknya menuang jagung, Otto ikut berebut jagung itu. Siang harinya Otto sering ditemukan sedang
bertengger di atas pagar bersama teman-temannya. Dia ikut juga mengerami telur…
Lho?? Nanti dulu...bukankah Otto seekor kelinci? Mengerami telur? Itu kan yang dilakukan ayam..hmmm…rupanya Otto adalah kelinci yang istimewa. Ia tinggal bersama
ayam-ayam sejak kecil sehingga kelakuannya sama seperti ayam. Mungkin seumur
hidupnya Otto tidak akan merasakan enaknya wortel…
Betapa lingkungan sangat berpengaruh pada perilaku makhluk hidup. Manusia juga
demikian. Oleh karena itu Yesus memanggil pada muridNya untuk meninggalkan keluarga mereka dan mengikuti Dia. Lingkungan yang lama ditinggalkan dan memasuki
lingkungan baru, agar gaya hidup dan cara berpikir Yesus bisa lebih berpengaruh terhadap 12 rasul ini dibanding dengan gaya hidup mereka yang lama. Setelah mereka
merasakan hidup bersama Yesus, mulai mengerti ajaranNya, mulai bisa dilepas, Yesus
mengutus mereka memberitakan kabar baik dan mengusir setan.
Bahkan beberapa dari murid-murid itu diberiNya nama. Padahal mereka sudah memiliki nama sendiri sebelumnya. Bandingkan dengan orang tua yang memberi nama
anaknya. Berarti anak-anak itu ada dalam asuhannya, dalam perlindungan orang tuanya dan si orang tua memiliki harapan tertentu dengan pemberian nama tersebut.
Yesus juga demikian. Bahkan lebih lagi. Pemberian nama tersebut tidak hanya mengandung harapan, tapi juga ada kuasanya. Yesus sudah menetapkan akan menjadi apa
murid-muridNya itu. Ia mengenal mereka dengan baik sehingga nama yang diberikan
sesuai dengan orangnya.
Bagaimana dengan kita? Kita semua memiliki nama baptis. Biasanya orang memilih
nama baptis tidak sembarangan. Ada harapan, cita-cita yang ingin dicapa dibaliknya. Mari sekarang kita merenung, apakah gaya hidup kita sudah sesuai dengan
nama baptis kita? Bila belum, apakah kita masih berusaha menjadi kudus seperti mereka? Apakah dengan gaya hidup seperti santo santa yang kita teladani, kita sudah
mempengaruhi lingkungan kita supaya menjadi lebih baik seperti Yesus mempengaruhi
para muridNya? Bisakah kita mengubah orang-orang di lingkungan kita menjadi manusia sesungguhnya. Ibaratnya menjadi kelinci yang benar-benar kelinci bukan seperti
kelinci yang meng-ayam …Bila belum, mari besok kita mulai..jangan tunda lagi.
Siska
Vol. 26/2012
Fresh JUICE ! 21
21 Januari 2012 : Orang ini memang aneh
Agnes,Hari ke-4 Pekan Doa Sedunia
2Sam 1:1-4,11-12,19,23-27, Mzm 80:2-3,5-7, Mrk 3:20-21 Mrk. 3:21 Waktu kaum keluarga-Nya mendengar hal itu, mereka datang hendak mengambil Dia, sebab kata
mereka Ia tidak waras lagi.
Kalau Romonya bicara sedikit katanya Romonya pendiam. Kalau Romo bicara banyak, katanya Romo cerewet. Kalau Romo berbicara pelan supaya orang bisa mengerti,
katanya Romo terlalu pelan dan lembut. Tetapi kalau Romonya bicara cepat sedikit,
katanya telalu cepat. Kalau Romo tidak banyak teman, katanya tertutup dan tidak tahu
bergaul. Kalau punya banyak teman katanya pergaulan Romo tidak akrab dan intim.
Kalau Romo kelihatan pendek, katanya hih… Romo ini pendek sekali. Kalau Romonya
tinggi, katanya wah… kakinya maunya dipotong karena terlalu tinggi.
Aku kadang-kadang bingung, karena serba salah. Aku terkadang hanya tertawa saja di
dalam hati dan berpikir, maunya bagaimana yah. Kalau memang Tuhan menciptakan
saya pas-pasan… wah, pasti sangat menyenangkan. Tetapi apa boleh buat, “Nasi sudah menjadi bubur” dan tidak perlu disesalkan lagi.
Mungkin anda pernah membaca satu kisah di dalam Injil Mateus 11:18-19. Di sana dikatakan bahwa ketika Yohanes datang, tidak makan dan tidak minum, lalu mereka berkata” Ia kerasukan setan. Kemudian Anak Manusia datang, Ia makan dan minum dan
mereka berkata: “Lihatlah seorang pelahap dan peminum, sahabat pemungut cukai
dan orang berdosa.” Orang ini memang aneh. Yesus-pun pasti bingung dan bertanya
pada diri sendiri, “Bagaimana seharusnya saya perbuat?”
Hari ini kita barusan membaca dan mendengarkan bacaan Injil apa yang dialami Yesus. Ketika Dia tidak memperoleh kesempatan untuk makan, orang mulai berkata, “Dia
tidak waras lagi.” Yesus tidak dapat mengontrol diriNya lagi. Dia berada di luar kontrol.
Karena itu mereka berusaha untuk menyadarkan Dia.
Tuhan, Yesus adalah pusat dari segalanya. Dia-lah yang mempunyai kuasa untuk
mengontrol dan memerintahkan segalanya. KuasaNya tidak dapat berubah, namun
tetap selamanya. Yang harus diubah adalah pandangan kita untuk menaruh percaya
padanya. Sama seperti Romo, dengan bukannya untuk mempertahankan diri, tetapi
sering kita menginginkan agar orang bisa berpikir atau berbuat sesuatu seperti apa
yang kita pikirkan atau lakukan. Kalau tidak demikian kita akan membuat sesuatu perspektif yang kurang baik.
Rm. Joseph, MGL
22
Fresh JUICE !
Vol. 26/2012
22 Januari 2012 : Kerajaan Allah Sudah Dekat
Yosepha Maria dr Beniganim,Hari ke-5 Pekan Doa Sedunia
Yun 3:1-5,10, Mzm 25:4bc-5ab,6-7bc,8-9, 1Kor 7:29-31, Mrk 1:14-20
“Waktunya sudah genap dan kerajaan Allah telah dekat” (Mrk 1:15).
Dua nelayan sedang menebarkan jala ketika Yesus datang mengubah hidup mereka.
Simon Petrus dan Andreas menerima undangan Yesus untuk menjadi penjala manusia ”segera”, demikian tulis S.Markus penginjil. Setelah mereka, Yesus menjumpai dua
bersaudara Yakobus dan Yohanes, memanggil mereka juga untuk mengikuti-Nya dan
tanpa berlambat mereka meninggalkan jala dan memberi diri untuk melayani “segera”.
Bagi kita perikop ini mau menegaskan bahwa keempat rasul menjawab panggilan Yesus, sang Mesias, tanpa menunggu atau menunda-nunda. Pula Yesus tidak menjanjikan ganjaran yang besar, bahkan sebaliknya mengajak mereka untuk bekerja; mereka
tetap menjadi penjala, penjala manusia. Mereka diundang-Nya untuk berjalan bersama-Nya, berbagi keseharian! Perubahan cara hidup mereka berlanjut.
S.Paulus kembali mengangkat tema pertobatan dan menggarisbawahi bagaimana
dunia berlalu dengan cepatnya, hidup manusia meskipun panjang, tetaplah “bukan
apa-apa” dibandingkan dengan keabadian. Nabi Yunus dalam kitabnyapun berbicara
tentang pertobatan: Allah menarik kembali murka-Nya atas Niniwe karena penduduk
kota itu menyadari perbuatan jahat yang telah mereka lakukan dan bertobat.
Bagi kita sekalian diwartakan kabar gembira ini: Kristus telah datang ke tengah kita.
Ia mengundang kita untuk menyambut-Nya dengan iman dan pertobatan. Hari ini
kita merayakan hari doa sedunia bagi kesatuan umat Kristiani yang mengambil tema
“Semua kita diubah oleh kemenangan Yesus Kristus Tuhan kita” (bdk. 1 Kor 15:51-58).
Mari kita memohon pada Kristus yang mengundang kita pada pertobatan agar dengan
pertolongan-Nya kita dapat bertekun dalam jalan menuju keselamatan. Bila pikiran dan
perbuatan kita tidak sesuai dengan cara hidup anak-anak Allah, semoga Ia menganugerahkan rahmat-Nya untuk dibebaskan dari yang jahat agar dapat menyambut
sang Sabda yang menyelamatkan yang berdiam dalam hati kita.
Sr. Benedicta, OSB
Vol. 26/2012
Fresh JUICE ! 23
23 Januari 2012 : Perumpamaan Sebuah Lidi
2 Sam 5:1-7,10, Mrk 3:22-30
Mrk 3:24-25 “Kalau suatu kerajaan terpecah - pecah, kerajaan itu tidak akan
dapat bertahan, dan jika suatu rumah tangga terpecah - pecah, rumah tangga itu tidak dapat bertahan.
Saya merenungkan hidup berkomunitas kita dalam gereja ibarat sebuah lidi.
Sebuah lidi yang terbakar dapat dengan mudah dipadamkan hanya dengan
dikibaskan. Jika beberapa buah lidi bergabung dan terbakar maka untuk memadamkannya kita harus meniupnya kuat-kuat. Jika lidi itu membentuk sebuah
sapu lidi dan terbakar maka untuk memadamkannya perlu diguyur air. Untuk
menyapu pun sebuah lidi sangat sulit digunakan, tetapi sapu lidi yang terdiri
dari banyak lidi amat mudah digunakan untuk menyapu.
Demikianlah kita dalam komunitas gereja, akan semakin tumbuh berkembang,
saling menguatkan satu sama lain, bekerja sama dan saling menopang sehingga iman dan spirit kita amat sulit untuk dipadamkan. Juga saling mengerti
dan toleransi pada karakter/pribadi tiap-tiap anggota dalam komunitas agar
dapat berjalan dengan baik dan harmonis.
Hari ini tepat perayaan tahun baru Imlek, pada hari ini setiap keluarga meluangkan waktu untuk berkumpul bersama, makan bersama dan saling berbagi
untuk merayakan pergantian tahun baru. Semoga kita semua tetap bersatu
seperti lidi, baik di kehidupan komunitas maupun dalam kehidupan keluarga.
Selamat Tahun Baru Imlek!
Kiong hie!
Yudi
24
Fresh JUICE !
Vol. 26/2012
24 Januari 2012 : Mengenal dan melakukan kehendak Allah
‘Pesta St. Fransiskus dari Sales”
2Sam 6:12b-15. 17-19; Mzm 24:7,8, 9,10; Mrk 3:31-35
“Barangsiapa melakukan kehendak Allah, dialah saudara-Ku laki-laki, dialah saudaraKu perempuan, dialah ibu-Ku.” (Markus 3:35).
Alangkah beruntungnya orang yang percaya kepada Allah dalam Yesus Kristus. Hanya
dengan melakukan kehendak Allah, kita langsung dianggap saudara perempuan, dianggap saudara laki bahkan dianggap ibu oleh Yesus Kristus.
Nah, bagaimana caranya memahami, mengikuti dan melakukan kehendak Allah, disitulah letak kesulitannya. Sebagai ciptaan tertinggi, Allah pun memberi kehendak bebas
kepada manusia. Mau mengikuti kehendak Allah, atau mengikuti keinginan sendiri atau
bahkan memilih mengikuti keinginan si Jahat. Namun demikian diisamping kehendak
bebas, manusia juga diberikan budi pekerti yang baik termasuk di dalamnya pikiran
yang cemerlang. Dengan ini dan bantuan Roh Kudus manusia bisa mengenal kehendak Allah dan mengikuti-Nya.
Mulai dari Kitab Suci Perjanjian Lama sampai Perjanjian Baru, banyak Nabi dan Raja-raja serta orang-orang kudus yang telah memberi teladan bagaimana mereka berjuang
untuk melakukan kehendak Allah. Abraham meninggalkan negerinya dan mencari tanah Kanaan. Musa meninggalkan istana untuk membawa umat Israel ke tanah terjanji
dengan melewati marabahaya selama 40 tahun di padang Gurun, Bunda Maria menerima kehendak Allah untuk mengandung dan melahirkan Yesus Kristus pada usia belia dan tanpa persiapan seperti gadis yang lain, bahkan Yesus sendiri memberi teladan
dengan mengikuti kehendak Allah meminum anggur pahit untuk menderita, wafat dan
disalibkan demi pengampunan dosa manusia. Teladan ini diikuti para orang kudus,
seperti Santo Fransiskus dari Sales yang pestanya kita rayakan hari ini. Lalu para Imam,
biarawan-biarawati, para pekerja sosial, para orang tua, pelayan awam dan setiap
orang, siapa saja.
Satu hal yang kita lihat bahwa untuk melakukan kehendak Allah, dibutuhkan pengorbanan. Istilahnya ‘bayar harga dan pikul salib’. Orang harus bayar harga, saat melakukan kehendak Allah. Karena itu perlu kejelian dan kepekaan akan maksud Allah. Supaya peka, perlu sering bergaul dengan Allah yakni memiliki jam doa harian. Tidak perlu
kuatir, karena Tuhan juga mengirim Penolong, yakni Roh Kudus, yang siap menerangi
setiap kegelapan kita menjadi terang.
Narita
Vol. 26/2012
Fresh JUICE ! 25
25 Januari 2012 : Are You Moslem ?
Pesta Bertobatnya St. Paulus, Rasul Kis 22:3-16 atau Kis 9:1-22, Mzm 117:1,2, Mrk 16:15-18
Markus 16:15 : Lalu Ia berkata kepada mereka:”Pergilah ke seluruh dunia, beritakan Injil kepada segala makhluk”
Sejak SD, saya sudah aktif di Gereja. Mulai dari menjadi Putra Altar sewaktu SD-SMP, lanjut
menjadi Lector saat SMP sampai tamat SMA. Tapi apa saya sudah merasa menjadi Murid
dan pengikut Yesus ? Tidak. Saat itu, saya hanya terbawa arus. Kebetulan kakak saya aktif
di Gereja, dan ia mendorong saya untuk juga aktif di Gereja. Sebagai anak paling kecil,
dorongan kadang dianggap sebagai paksaan dan keharusan. Ketika lulus SMA dan pindah
kuliah di Bali, saya merasa ‘bebas’. Tidak ada lagi yang mendorong saya untuk aktif di Gereja, masa masa kuliah membuat saya juga mulai malas ke Gereja. Dan ini berlanjut sampai
saya lulus kuliah, bekerja di Jakarta dan memulai usaha sendiri di Bali. Dan toh.. hidup saya
baik baik saja.
Keadaan tiba tiba berubah ketika saya berkenalan dengan Ibu Anita 10 tahun kemudian.
Awalnya Cuma beli komputer di toko Adil, lama lama jadi sering ngobrol, dan berujung
menjadi ‘aktif kembali’ di gereja sebagai marketing majalah gereja “Warta FX”. Disini saya
merasa ‘welcome’ dalam komunitas gereja FX Kuta. Peran saya di Warta FX membuat saya
mengikuti acara World Youth Day tahun 2008 di Sydney. Jujur, saya sebenarnya hanya ingin
ikut ‘hura-hura’ di Sydney dan punya agenda tersendiri di sana. Tapi acara ‘hura-hura’ yang
saya kira itu membuat saya mengenal komunitas DOJCC. Anggota DOJCC di Sydney yang
begitu welcome dan mempercayai anggota DOJCC Bali seperti saudara sendiri membuat
saya terkesan. Disinilah saya mulai mencari tahu tentang DOJCC dan akhirnya aktif didalamnya. Tahun 2009 saya mulai bergabung dan membuat ‘komitmen’. Awalnya saya ragu, tapi
ada dorongan yang keras untuk maju dan ber ‘komitmen’. Dorongan yang datang dari hati,
bukan dari ‘perintah’ kakak atau siapapun, tidak seperti yang saya alami waktu kecil dulu.
Setiap akhir Misa di gereja, romo selalu menutup misa dengan ayat dalam injil hari ini,”Misa
sudah usai. Pulang dan wartakanlah” singkat katanya. Dulu saya merasa, perkataan “Mewartakan Injil” adalah dengan mengetuk pintu rumah orang lain, dan memaksa mereka
menjadi Kristen. Tapi pengalaman hidup saya mengatakan mewartakan injil bisa dengan
segala cara. Bu Anita mewartakan Injil kepada saya, dengan cara sederhana, mengobrol
dan membuat saya menjadi aktif kembali di Gereja. Cara bicara yang santai dan bersahabat membuat saya terbuka. Anggota DOJCC Sydney mewartakan Injil kepada saya, dengan
cara sederhana, mempercayai dan menyambut ‘tamu asing’ di rumah mereka dengan hangat. Dan saya tahu banyak yang mewartakan injil dengan sederhana.
Dalam beberapa tahun terakhir ini, saya aktif dalam kegiatan social bersama sahabatsahabat penyandang cacat, saya mewartakan Injil dengan cara saya, berbagi ilmu dan
kebahagiaan. Saya mewartakan Cinta Kasih. Dan kini saya berada di Tajikistan, berbagi
keahlian saya dalam pengembangan usaha kecil kepada penduduk desa terpencil di Tajikistan, dengan agama yang berbeda, dengan seluruh jiwa dan perhatian saya. Saya pun
mewartakan dengan cara saya.
Di sini, saya selalu ditanya, “Are you Moslem?”. Mereka bertanya karena mereka tahu orang
Indonesia mayoritas beragama Islam. Kadang ada rasa ragu dan ingin berkata “Ya”, tapi
saya merasa seperti menyangkal apa yang saya percayai. Sekarang, setiap kali pertanyaan
itu datang lagi, saya selalu menjawab,”No. I’m Catholic. I’m not moslem, but yes, most of
Indonesian are Moslem”, dan mereka selalu membalas dengan tersenyum,”Yes. Catholic,
Moslem and other religion go to the same direction. God!”
Jeff – Tajikistan
26
Fresh JUICE !
Vol. 26/2012
26 Januari 2012 : Semakin peka mendengar suara-Nya
2 Tim 1:1-8/Tit 1:1-5
Timotius dan Titus
Mzm 96:1-2a, 2b-3, 7-8a, 10
Mrk 4:21-25
Mrk 4:23 “Barangsiapa mempunyai telinga untuk mendengar, hendaklah ia mendengar !”
Saya selalu takjub ketika melihat seorang buta berjalan dengan ditemani tongkat yang
ada bunyi gemerincingnya. Di tengah panas terik, ia tetap dengan sabar berjalan
menuju tempat tujuan. Ketika ada mobil di depannya, kadang saya amati “wah jangan-jangan ntar nabrak mobil atau masuk ke lubang got yang ada di hadapannya!!”
Ada juga orang-orang yang bersedia menolong untuk menhindarkan orang itu dari
lubang atau mobil di hadapannya. Tidak sedikit pula yang hanya bersikap cuek dan
hanya memperhatikannya saja. Pada akhirnya, orang itu tetap bisa melewati halangan
di depannya dengan lancar.
Yang bikin saya gak habis pikir juga, bagaimana mereka bisa berangkat dan kembali
ke tempat semula dengan benar, gak nyasar atau tersesat. Dengan kondisi badan
yang tua renta dan rapuh, serta kondisi mata yang buta mereka masih bisa melakukan
kegiatan yang bagi manusia normal itu tidak mungkin dilakukan. Modal mereka hanya
ingatan yang kuat dan pendengaran dari telinga mereka ketika melewati dan menyusuri jalanan setiap hari. Salut sekali dengan perjuangan mereka !!
Dalam bacaan Injil hari ini Yesus mengajak kita untuk semakin mendengarkan firmanNya. Bukan hanya mendengarkan saja, tetapi juga melakukan firmanNya dalam kehidupan kita sehari –hari. Seperti seorang buta tadi, ia senantiasa belajar peka untuk
mendengar setiap bunyi di sekelilingnya, sehingga ketika ia berjalan ia hafal akan setiap tempat yang dilewatinya. Jika ia bersikap cuek, mungkin sampai beberapa bulan
ia tidak akan lancar untuk berjalan dari satu tempat ke tempat yang lainnya.
Dari orang yang buta tadi kita belajar untuk mendengar suara Tuhan melalui firmanNya
setiap hari dalam kehidupan kita. Tuhan mengajak kita untuk semakin peka mendengarkanNya, sehingga firmanNya bisa selalu tinggal dalam kehidupan kita dan menuntun kita sesuai kehendakNya.
Mari kita biasakan untuk mendengar suaraNya dalam kehidupan kita, agar kita bisa
mengerti setiap rencanaNya bagi hidup kita.
KRIS
Vol. 26/2012
Fresh JUICE ! 27
27 Januari 2012 : Bertumbuh dan Berakar
Angela Merici, Robertus, Alberikus & Stefanus
2Sam 11:1-4a,5-10a,13-17, Mzm 51:3-4,5-6a,6bc-7,10-11, Mrk 4:26-34
Mark 4: 26-27
Beginilah hal Kerajaan Allah itu seumpama orang yang menaburkan benih ditanah,lalu
pada malam hari ia tidur dan pada siang hari ia bangun dan benih mengeluarkan tunas dan tunas itu makin tinggi, bagaimana terjadinya tidak diketahui orang lain.
Bulan Desember 2011, saya mengambil libur panjang selama Natal dan Tahun baru.
Kembali saya bertemu dengan para keponakan, tak terasa mereka tumbuh dengan
sangat cepat. Jauh dari bayangan saya selama ini. Dulu mereka masih kecil-kecil, sempat saya berpikir, seandainya saya belikan hadiah baju Natal , pasti belum tentu cukup.
Sewaktu saya sharing dengan kakak saya mereka bercerita tentang anaknya, dia bilang “ Ini lho dik, Arya maunya semuanya kaya papa, baju kaya papa, potong rambut
kaya papa,beli tas kaya punya papa hehehe...sempat tersenyum malu si Arya ketika
mamanya menceritakan tentang dia. Rupanya keponakan saya ini sangat mengagumi
sosok papanya, apa saja yang dilakukan papanya, dari cara berpakaian berbicara
menjadi perhatian dan teladan yang menarik bagi dirinya. Hal yang paling unik buat
saya sewaktu dia bilang begini “Lihat papaku keren kan?? Makanya aku pingin seperti
papaku, biar keren” Tersenyum saya melihat keberaniannya mengekspresikan dirinya.
Sebagaimana orangtua menerapkan dan memberikan teladan yang baik bagi anakanaknya, yang dilakukan setiap hari melalui perbuatan dan perkataan, tanpa kita
sadari saat itulah telah ditaburkan hal-hal baik itu positive atau negative yang akan direkam dalam ingatan anak. Hal ini akan bertumbuh dan tanpa kita sadari berpengaruhi
bagi anak-anak dalam kehidupannya jika sudah dewasa nanti.
Injil pada hari ini mengisahkan tentang Kerajaan Allah yang diumpamakan seperti menaburkan benih. Pada saat benih ditaburkan, bertunas, bertumbuh. Prosesnya tidak ada
yang tahu, tanpa terasa sudah menjadi pohon yang tinggi. Seperti keponakan saya
mengagumi sosok papanya dan ingin meniru apa saja yang dilakukan papanya, ingin
tahu apa yang akan dilakukan papanya jika ada masalah mobil mainannya rusak,
karena dia begitu percaya pada papanya akan memberikan jalan keluar baginya.
Demikian pula saya pribadi juga kagum, sewaktu Allah menaburkan benih dalam hidup
saya, bagaimana sosok Nya menjadi pribadi yang menarik bagi saya. Jadi ketika saya
ada masalah saya lari ke papa saja karena akan memberikan pertolongan bagi saya.
Meneladani Bapa Surgawi memang tidak mudah, karena Dia begitu sempurna. Bapa
mengirimkan orang-orang disekitar kita baik orang tua, saudara, teman yang akan berperan dalam pertumbuhan benih ini. Melalui teladan secara nyata dalam iman dan
perbuatan memberikan “pupuk” bagi pertumbuhannya. Ketika kita menengok kebelakang ternyata waktu berlalu begitu cepat dan benih yang ditabur sudah tumbuh menjadi pohon yang besar dan akar berakar besar dan kuat.
Selamat menjalani proses bertumbuh dan berakar kuat didalam Dia.
Tuhan memberkati
Lulu
28
Fresh JUICE !
Vol. 26/2012
28 Januari 2012 : Yesus adalah Sang Damai
Tomas Aquino
2Sam 12:1-7a,11-17,Mzm 51:12-13,14-15,16-17,Mrk 4:35-41 Mrk. 4:35 Pada hari itu, waktu
hari sudah petang, Yesus berkata kepada mereka: “Marilah kita bertolak ke seberang.”
Di dalam Tuhan ada ketentraman. Karena Tuhan itu adalah Damai itu sendiri. Ketika orang
banyak berkumpul mendengarkan ajaran Yesus, mereka merasakan hanya suatu kedamaian yang penuh. Namun Yesus tidak membiarkan mereka terlena dengan saat yang
tentram dan damai itu. Seperti yang kita dengarkan di dalam bacaan Ijnil hari ini, Yesus
mengajak para rasulNya bertolak ke seberang. Dia mengajak mereka semua untuk bertolak ke dalam realitas hidup. Yesus membiarkan mereka untuk menghidupi suasana yang
sebenarnya. Tanpa suatu keraguan merekapun berbuat seperti apa yang dikatakan Yesus.
Setelah mereka bertolak beberapa jauh ke seberang, mengamuklah taufan yagn dasyat
dan ombak pun menyembur masuk ke dalam perahu. Karena begitu memfokuskan perhatian mereka kepada taufan itu, mereka lupa bahwa Yesus berada bersama mereka.
Dan Yesus-pun membiarkan mereka untuk berada di dalam keadaan seperti itu. Kemudian
mereka sadar akan kehadiran Sang Damai itu. Namun hal yang membuat mereka lebih
buruk adalah bahwa mereka mengalami Yesus yang sedang tidur di buritan di sebuah
tilam. Mereka mulai takut dan cemas kalau-kalau mereka akan tenggelam. Lalu mereka
membangunkan Yesus untuk meredahkan taufan itu.
Ketakutan yang dialami para murid saat itu disebabkan karena kekurang-yakinan mereka akan Yesus Sang Damai yang selalu menolong. Mereka begitu terfokus pada amukan
waktu dan jaman. Mereka begitu berkonsentrasi pada apa yang terjadi di dalam hidup
mereka, terlebih amukan badai. Karena itu mereka mulai kehilangan pegangan hidup.
Mereka merasakan bahwa mereka diserang oleh adanya kekuatan dan amukan di dalam
hidup. Ketakutan dan kecemasan itu membius perasaan damai bersama Tuhan. Tetapi jikalau mereka betul-betul menaruh imannya kepada Yesus yang berada bersama mereka.
Mereka tidak mungkin akan diterjang ketakutan dan kecemasan yang ngeri seperti itu.
Sering kali kita merasakan Tuhan begitu jauh atau tertidur dan sepertinya Tuhan begitu jauh
saat kita mengalami musibah. Mengapa demikian? Hal itu terjasdi karena kita hanya memusatkan perhatian kita kepada diri kita sendiri dan terlebih kepada musibah itu. Yesus
selalu mengajak kita untuk menikmati hidup kita. Tetapi kita lupa bahwa Dia selalu berada
bersama kita. Dengan itu jikalau kita dilanda sesuatu musibah atau kecelakaan kita merasa
panik, cemas dan takut. Di saat itu pula barulah kita akan berlari kepada Yesus meminta
pertolongan.
Marilah kita selalu menaruh harapan pada Tuhan. Yakinlah bahwa Tuhan selalu
ada di dalam diri dan hidup kita setiap hari. Dia selalu menagjak dan membiarkan diri kita
untuk menjelajahi samudera kehidupan. Namun ingat bahwa Dia selalu berada di dalam
perahu yang kita layari itu.
Rm. Joseph, MGL
Vol. 26/2012
Fresh JUICE ! 29
29 Januari 2012 : “Saya Lucy !!”
Hari Minggu Biasa IV Ul 18:15-20, Mzm 95:1-2,6-7,8-9,1Kor 7:32-35, Mrk 1:21-28
Markus 1: 25 : Tetapi Yesus menghardiknya, kataNya: “Diam, keluarlah dari padanya!”
Sore itu Retno sudah mulai tidak enak badan, tapi ia masih terus mengikuti acara perkemahan untuk penyandang keterbatasan. Perkemahan ini dibuat sebelum kursus singkat menuju dunia kerja diikutinya. Retno datang dari Kupang, “Ini pertama kali saya keluar Kupang
dan naik pesawat terbang, pak!”. Sebagai orang ‘baru’ di Bali, masih banyak penyesuaian
yang ia harus lakukan.
Seusai makan malam, panitia camping melanjutkan acara, tiba tiba Retno terjatuh dan
bangun kembali, dan mulai berkata kata aneh. “Saya di mana? Disini gelap sekali.”
Matanya terbuka lebar. Semua menjadi panik. Saya pun menelefon dr.Nathasa. “Nat, ada
anak yang maag nya kumat. Mesti dikasih apa?”. Nathasa menyarankan Retno diberi teh
kental hangat sambil menunggu obatnya datang. Tapi keadaan semakin parah. Mata
Retno menatap saya dengan nanar,”Siapa kamu?”. Panitia memutuskan untuk membawa
Retno ke ruangan khusus, dan acara tetap dilanjutkan. Sebagai panitia yang beragama
sama dengan Retno, saya ‘harus’ bersama dia. “Ini Pak Jeff. Retno, kamu baik baik saja?
Tadi sudah makan kan? Obat nya juga sudah minum kan?” Tapi Retno kembali bertanya,”
Retno? Siapa Retno? Saya Lucy !”. Saya pun mulai deg-deg-an. Aduh.. anak ini kesurupan!
Dan ini pertama kali saya menghadapi orang kesurupan. Tempat perkemahan ini memang
terkenal angker, dan beberapa minggu yang lalu, baru ada orang yang meninggal di sekitar itu. “Kamu Retno, dari Kupang”. “Retno? Saya Lucy. Lucy ! Disini gelap sekali. Saya mau
keluar. Saya mau sekolah!” katanya setengah teriak. Saya pun mulai panik, dan kembali
menelepon dr.Nathasa. “Nat !!! Kayaknya anaknya kesurupan nih.. Ngaku namanya Lucy..
duh.. mesti diapain? Kamu bicara sama dia di telefon ya? Kamu kan jago ngusir setan”.
Nathasa juga panik, namun akhirnya mau berbicara di telefon dengan Retno (atau Lucy?).
Baru berbicara 1 menit dengan Nathasa, tiba tiba Retno pun terjatuh lagi, dan mulai pingsan. “Nat!!! What did you do? Retno pingsan sekarang, kamu bacain doa apa? “Hah.. aku
ngak baca doa apa apa.. Cuma tanya tanya tentang penyakitnya aja”
Malam pun makin gelap. Retno mulai menangis,”Saya mau keluar. Disini gelap. Saya terperangkap dalam batu !” Entah kekuatan apa yang ada dalam diri saya, saya pun mulai
menopangkan tangan saya ke kepala Retno dan mulai berdoa Bapa Kami dan Salam Maria, dan akhirnya saya hanya mengucap “Yesus Yesus Yesus Yesus” berulang ulang, sampai
beberapa puluh menit.
Jenny van Ondorp, relawan VSO dari Belanda pun panik dan bingung. Saya meminta Jenny
untuk menopangkan tangannya ke badan Retno. “Please do any pray that you know,Jenny”.
Jenny pun mengikuti perintah saya, walau saya tahu Jenny bukanlah orang yang religious.
Tiba tiba Retno terbangun dan duduk, matanya kosong, dan kembali berkata”Saya mau
keluar dari sini. Disini gelap. Saya sudah di dekat pintu. Kemana saya mesti pergi?” Saya
pun bingung menjawabnya, tapi saya berkeyakinan doa-doa saya membuat roh jahat
segera keluar. “Keluarlah dari Retno ! Yesus Yesus Yesus Yesus” ucap saya berulang ulang.
Pak Latra, pimpinan organisasi penyandang cacat Yakkum pun ikut mendoakan dalam
bahasa Bali. Tiba tiba, Retno menangis dan kembali pingsan. Hanya sesaat, ia bangun
kembali , duduk terdiam dan mulai berkata,”Pak Jeff. Tadi saya kenapa?” AH !!!! Leganya
saya dan semua panitia. Retno telah kembali !
Ini pertama kali nya saya mendoakan orang kesurupan dan ‘mengusir’ roh jahat. Saya
yakin, bukan saya , atau Jenny atau Pak Latra yang mengusir roh jahat tersebut, tapi Yesus
menggunakan tangan dan lidah kami untuk mengusirnya.
Jeff – Tajikistan (lagi merinding saat nulis ini!)
30
Fresh JUICE !
Vol. 26/2012
30 Januari 2012 : Pengalaman akan Kasih Allah
Yasinta Mareskoti, Bronislaus Markiewicz
2Sam 15:13-14,30, 16:5-13a, Mzm 3:2-3,4-5,6-7, Mrk 5:1-20
“Pulanglah ke rumahmu, kepada orang-orang sekampungmu, dan beritahukanlah kepada mereka segala sesuatu yang telah diperbuat oleh Tuhan atasmu dan bagaimana
Ia telah mengasihi engkau (Mrk 5:19.”
Ceriteranya begini. Yesus baru turun dari perahu lalu datang orang gila yang bertahuntahun tidak bisa disembuhkan mengganggu Dia dan murid-murid-Nya. Semua panik,
karena orang gila ini tidak bisa dijinakkan, dirantai pun tidak bisa, dan lagi mereka
mungkin tidak mengharapkan Yesus untuk menyembuhkan orang gila ini. Menyembuhkan orang gila mungkin tidak pernah masuk dalam rencana Yesus untuk mewartakan Kerajaan Allah di daerah orang Gerasa, di tempat asing. Sudah pasti mereka
merencanakan, apa yang akan dibuat di Gerasa, tetapi di luar dugaan ada orang
gila datang dan Yesus segera saja menyembuhkannya. Nah, yang terjadi kemudian,
kembali di luar dugaan, Yesus dan murid-murid-Nya malah diusir dari Gerasa. Mereka
bukannya senang dan berterima kasih, tetapi mereka malah ketakutan dan meminta
Yesus meninggalkan kota mereka. Apa yang Yesus buat kemudian? Ia mengutus mantan
orang gila itu kembali menjadi missionaris di tengah-tengah kotanya sendiri.
Dalam satu kesempatan kuliah saya pernah ditanya oleh dosen saya, mengapa saya
ingin menjadi seorang Missionaries of God’s Love? Apa tujuan saya menjadi seorang
Missionaries of God’s Love? Saya sempat tergagap juga, karena saya tidak pernah berpikir seperti itu. Saya ingin menjadi imam titik habis, itu saja. Namun setelah kejadian
kecil di ruang kuliah waktu itu, saya pun kemudian memikirkan kembali untuk apa saya
ingin menjadi imam dalam di dalam MGL. Imamat bukan sekedar status sosial. Imamat
adalah instrument yang dipakai untuk memberi diri kepada Gereja. Sebagai seoarang
Missionaries of God’s Love, saya menyediakan diri untuk menjadi saluran cinta Allah
kepada sesama. Saya diutus untuk memberitahu dunia segala sesuatu yang telah diperbuat Tuhan atasku, dan bagaimana Ia telah mengasihi aku (Mrk 5:19). Inilah tugasku
sebagai imam, pulang ke rumah, kepada orang-orang sekampung dan memberitahukan kepada mereka bahwa aku telah mengalami sendiri cinta Allah yang menyekamatkan itu.
Pengalaman pribadi akan kasih Allah menjadi yang terpenting. Pengalaman akan kasih
Allah kadang bisa membuat orang seperti Yesus. Pengalaman kasih Allah, bisa membuat kita cepat tanggap terhadap kebutuhan orang lain untuk dikasihi dan dikasihani.
Inilah misi tiap kita yang telah dibaptis dan mengalami kasih Allah. Baptisan seharusnya
menjadi garis awal kita untuk mengalami Kasih Allah dalam hidup kita secara lebih
intens. Pengalaman kita sendiri akan Kasih Allah menjadi dasar mutlak untuk tugas perutusan kita setiap hari. Pengalaman akan Kasih Allah membantu kita menjadi orang tua
yang misioner, pastor dan suster yang misioner, OMK yang misioner, anak-anak yang
misioner Legio Mariae yang misioner, bahkan KUB yang misioner, paroki yang misioner
dan Disciples of Jesus yang misioner.
Diakon Wenz, MGL
Vol. 26/2012
Fresh JUICE ! 31
31 Januari 2012 : Santo Yohanes Bosco
Yohanes Bosco
2Sam 18:9-10,14b,24-25a,30-19:3, Mzm 86:1-2,3-4,5-6, Mrk
5:21-43
Santo Yohannes Bosco (bahasa Italia: Giovanni Melchiorre Bosco, lahir 16 Agustus 1815 – meninggal 31 Januari 1888 pada
umur 72 tahun) atau lebih akrab dipanggil Don Bosco adalah
seorang pendidik dan pastur. Ia mendirikan Kongregasi istimewa untuk melayani kaum muda yang bernama Serikat Salesian.
Nama tersebut diambil atas Santo Fransiskus dari Sales, supaya
mereka meneladani kebaikan hati dan kelemahlembutannya.
Kini Kongregasi ini tersebar diseluruh dunia dan mengelola berbagai lembaga pendidikan khususnya dibidang pertukangan.
Pengalaman hidupnya membuat dia bertekad untuk menjadi bapak, sahabat dan guru
bagi anak-anak yang diasuhnya. Ia kehilangan ayahnya, kehilangan Luigi Comollo sahabat karibnya dan kehilangan Don Calosso yang menjadi gurunya. Karena itu selain
dijuliki sebagai ‘Bapak Kaum Muda’, Don Bosco juga dijuliki sebagai ‘Bapa, Guru dan
Sahabat kaum muda’.
Yohanes Bosco merupakan satu-satunya Orang Kudus (Santo) yang mempunyai hampir
20 orang pengikut berusia muda (kurang dari 20 tahun) yang diakui oleh gereja dan
sedang menjalani proses untuk menjadi orang kudus. Tidak heran jika gereja pun mengangkatnya sebagai Pelindung Kaum Muda.
Salah satu pengikut dari Don Bosco yang cukup terkenal adalah St. Dominic Savio yang
merupakan Orang Kudus non-martir yang paling muda usianya ketika ia wafat. Dominic Savio wafat ketika berusia 14 tahun dan merupakan salah seorang murid yang
mendapat pengajaran langsung dari Yohanes Bosco. Salah satu orang kudus lain yang
menjadi pengikut dari Yohanes Bosco adalah Laura Carmen Vicuna yang lebih dikenal
dengan Laura Vicuna yang juga wafat pada usia 13 tahun.
Setelah ditahbiskan menjadi Imam pada usia 26 tahun, Don Bosco banyak berkarya di
bidang pendidikan kaum muda terlantar di kotanya. Sejak masih muda, dia memang
sering mengumpulkan anak-anak. Awal mula karya Don Bosco untuk anak terlantar terjadi ketika suatu pagi, dia sedang bersiap-siap merayakan Ekaristi, lalu datang seorang
anak gelandangan. Don Bosco memberikan perhatian kepada anak tersebut sehingga
dia merasa senang dan berjanji akan datang kembali. Beberapa hari kemudian, anak
itu kembali membawa teman-teman gelandangan lain yang berpakaikan kumal, berwajah lesu, kelaparan, kurang sopan, dan kasar dalam bertutur kata. Don Bosco tetap
menerima mereka dan sejak saat itu, ratusan anak muda berkumpul setiap hari di kapel dan pada malam hari mereka menuntut ilmu di sekolah yang dibuka khusus untuk
mereka.
Karena keletihan dengan kerjanya yang tak kunjung habis, Don Bosco meninggal pada
tanggal 31 Januari 1888 di Turin. Dia diumumkan Venerabel oleh Paus Pius X pada 1907,
diberkati oleh Paus Pius XI pada 1929, dan dikanonisasi oleh Pius XI pada 1 April 1934.
32
Fresh JUICE !
Vol. 26/2012
Download