BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Tingkat Suku Bunga 2.1.1 Pengertian Suku Bunga Menurut Kasmir (2004:133), suku bunga merupakan harga yang harus dibanyarkan kepada nasabah (yang memiliki simpanan) dan harga yang harus dibayar oleh nasabah kepada bank (nasabah yang memperoleh pinjaman). Suku Bunga menurut www.bi.go.id/bankindonesia2 (situs Bank Indonesia) adalah sejumlah imbalan yang diberikan oleh bank kepada nasabah atas dana yang disimpan di bank, yang dihitung sebesar presentase tertentu dari pokok simpanan dan jangka waktu simpanan yang diberikan bank kepada debiturnya. Menurut Sadono Sukirno (2006 : 103), suku bunga adalah persentasi pendapatan yang diterima oleh para penabung dari tabungan uang yang disisihkannya. Menurut Boediono (1988:75) tingkat bunga adalah harga dari penggunaan uang untuk jangka waktu tertentu. Pengertian tingkat bunga sebagai “Harga” ini bisa juga dinyatakan sebagai harga yang harus dibayar apabila ‘pertukaran” antara satu Rupiah sekarang dengan satu Rupiah nanti. 10 Menurut Jose Rizal (2008:41), bunga merupakan sejumlah uang yang harus dibayarkan oleh pihak satu atas penggunaan dana milik pihak lain selama periode tertentu. Menurut Boediono (1988:78) dalam kegiatan perbankan seharihari ada 2 (dua) macam bunga yang diberikan kepada nasabah, yaitu : 1. Bunga Simpanan, adalah bunga yang diberikan sebagai rangsangan di bank. Contohnya jasa giro, bunga tabungan, dan bunga deposito. 2. Bunga Pinjaman, adalah bunga yang diberikan kepada para peminjam / harga yang harus dibayar oleh nasabah peminjam kepada bank. Contohnya bunga kredit. Menurut Syamsu Iskandar (2008:84), penarikan bunga dapat dilakukan dengan cara bermacam-macam, sesuai dengan yang diperjanjikan sewaktu pembukaan rekening, yaitu : 1. Dapat ditarik tunai setiap bulan 2. Dapat ditarik setelah setelah deposito jatuh tempo 3. Dapat di tambahkan ke nominal deposito setelah jatuh tempo jangka waktunya. 4. Dapat di pindahbukukan ke rekening atau rekening giro. 5. Dapat dipindah ke rekening pemilih di bank lain. 2.1.2 Pengertian Deposito Berjangka Pengertian deposito menurut Undang-undang No 7 Tahun 1992 Tentang Perbankan, Sebagaimana diubah Dengan Undang-Undang No 10 Tahun 1998, deposito adalah simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan pada waktu tertentu berdasarkan perjanjian nasabah penyimpan dengan bank. 11 Menurut Syamsu Iskandar (2008:83), deposito merupakan simpanan dari masyarakat atau perusahaan yang pencairannya dapat dilakukan setelah jangka waktu yang telah disetujui bersama. Menurut Lukman Dendawijaya (2000:57) deposito merupakan simpanan pihak ketiga pada bank yang penarikannya hanya dapat dilakukan dalam jangka waktu tertentu berdasarkan perjanjian. Menurut Syamsu Iskandar (2008:86-87) Deposito dibagi menjadi 3 (tiga) macam, yaitu : 1. Deposito berjangka (time deposit) Deposito berjangka merupakan simpanan yang penarikannya hanya dilakukan pada waktu tertentu menurut perjanjian antara penyimpan dengan bank. Deposito berjangka memiliki ciri-ciri pokok, yaitu : jangka waktu penarikannya tetap. Oleh karena itu sering disebut fixed deposit. Umumnya memiliki jangka waktu jatuh tempo 1 bulan, 3 bulan, 6 bulan, 12 bulan, dan 24 bulan. Deposito berjangka hanya dapat diuangkan pada saat jatuh temponya oleh pihak yang namanya tercantum dalam bilyet deposito. Oleh karena itu, deposito merupakan simpanan atas nama. 2. Sertifikat Deposito (certificate deposito) Sertifikat deposito merupakan salah satu pengembangan dari produk deposito oleh pihak perbankan, sama halnya seperti deposito berjangka, sertifikat deposito juga diterbitkan dalam jangka waktu 1 bulan, 3 bulan, 6 bulan, 9 bulan atau 1 tahun bahkan lebih dan juga memiliki nomor seri yang berurutan seperti deposito. Sertifikat deposito memiliki ciri : 12 a. Pembayaran bunga, dimana bunga sertifikat deposito dapat diambil dimuka. b. Sertifikat deposito diterbitkan atas unjuk, dengan sendirinya dapat dipejual- belikan atau dipindahtangankan apabila jangka waktunya belum berakhir. c. Nilai nominal tercetak dalam jumlah bulat d. Nama pemilik tidak tercantum. 3. Deposit On Call (DOC) Produk deposito lainnya yang masih jarang diketahui oleh masyarakat adalah deposit on call, hal ini disebabkan karena jangka waktu yang disimpan relatif cukup pendek, yaitu minimal selama 7 hari dan paling lama satu bulan, disamping itu DOC biasanya ditentukan dalam jumlah yang besar. Penerbitan DOC biasanya dilakukan oleh perusahaan-perusahaan atau antar bank yang memiliki kelebihan dana namun dalam jangka waktu yang pendek. Pada dasarnya bunga deposito dapat dihitung dengan rumus sebagi berikut : Nominal x Tingkat Bunga x Jangka waktu Bunga per bulan = 100 x 12 Sumber : Syamsul Iskandar (2008:84) 2.2. Kurs Mata Uang 2.2.1 Pengertian Valas Valuta asing (disingkat valas) atau foreigh exchange (forex) atau foreign currency merupakan salah satu alat atau benda ekonomi yang 13 berpengaruh atas kebutuhan pokok kehidupan manusia modern dan global pada saat ini, baik secara perorangan maupun berkelompok. Sebagai uang, valas mempunyai fungsi yang sama, yaitu sebagai alat pembayaran, tukar menukar, kesatuan hitung, penyimpanan dan pengukuran kekayaan. Menurut Hamdy Hady (2001:61), Valuta Asing (valas) atau foreign exchange (forex) atau foreign currency diartikan sebagai mata uang asing dan alat pembayaran lainnya yang digunakan untuk melakukan atau membiayai transaksi ekonomi keuangan internasional dan yang mempunyai catatan kurs resmi pada bank sentral. Menurut Mia Laksmiwati (2007 : 41), valas (forex = foreign exchange) adalah mata uang asing dan alat pembayaran lainnya yang digunakan atau membiayai transaksi ekonomi keuangan internasional dan yang mempunyai kurs resmi pada bank sentral. Menurut Lia Amalia (2007:78), pengertian valas (valuta asing) adalah niali valuta asing (valas) atau perbandingan nilai uang atau valuta asing dengan nilai uang valuta negara yang bersangkutan 2.2.2 Pengertian Kurs Menurut Seno Sumowo (2006:7) nilai tukar mata uang suatu negara terhadap negara lain menunjukkan kinerja suatu Negara dalam lingkup perekonomian internasional. Menguatnya atau menurunnya nialai mata uang suatu Negara akan dipengaruhi oleh faktor fundamental maupun non fundamental. Pada umumnya nilai mata uang suatu negara di dunia internasional atau dikonversikan dengan mata 14 uang United State Dollar (USD). Apabila nilai mata rupiah mengalami penurunan terhadap bisnis suatu perusahaan. Sebagai contoh apabila nilai mata rupiah mengalami penurunan terhadap Dollar, akan berpengaruh terhadap kewajiban-kewajiban perusahaan dalam bentuk dollar, naiknya harga bahan baku apabila berasal dari impor. Berdasarkan penegertian kurs tersebut, akan berpengaruh negatif terhadap bisnis suatu perusahaan dimana perusahaan mungkin akan dihadapkan pada kesulitan-kesulitan keuanagn dimasa datang, sebagi akibat dari perubahan kurs mata uang. Secara ringkas dapat dikatakan bahwa gejolak dari pasar uang akan berpengaruh terhadap pasar modal, sehingga dengan sendirinya akan mempengaruhi fluktuasi harga saham suatau perusahaan. Naik turunnya atau gejolak di pasar uang akan menjadikan pertimbangan yang cukup penting bagi investor untuk menentukan pilihannya dalam berinvestasi. Menurut Sri Harjadi (2006:325), nilai tukar atau Kurs (exchange rate) antara dua negara adalah tingkat harga yang disepakati oleh penduduk kedua negara untuk saling melakukan perdagangan. Menurut Boediono (2001:45), nilai tukar atau kurs adalah Angka perbandingan antara nilai satu mata uang dengan mata uang lainnya. Menurut Faisal (2000 : 20), kurs (exchange rate) adalah harga satu mata uang (yang diekspresikan) terhadap mata uang lain. Menurut Jose Rizal (2008:24), kurs (exchange rate) adalah jumlah mata uang tertentu yang dapat ditukar terhadap satu unit mata uang lain. 15 Sedangkan menurut Sentanoe Kertonegoro (2000:213), yang dimaksud dengan kurs valas adalah jumlah dari suatu mata uang yang dapat dipertukarkan perunit mata uang lainnya. Contahnya : kurs antara Dollar dengan Rupiah. Dengan kata lain, kurs (nilai tukar) adalah perbandingan nilai atau harga antara uang suatu negara dengan negara lain. Kurs memiliki 2 (dua) peranan penting yaitu : 1. Menurunnya permintaan valuta asing kepada currency kita. 2. Meningkatkan penawaran currency kita kepada luar negeri. 2.2.3 Sistem Kurs Valas Menurut Nopirin (1999:147-148), terdapat dua sistem kurs terdiri dari, yaitu : (1) Sistem kurs yang berubah-ubah, Di dalam pasar bebas perubahan kurs tergantung pada faktor yang mempengaruhi permintaan dan penawaran valuta asing, (2) Sistem kurs yang stabil, Sistem kurs bebas seperti disebutkan diatas sering menimbulkan adanya tindakan spekulasi sebagai akibat ketidaktentuan didalam kurs valuta asing. Oleh karena itu banyak negara yang kemudian menjalankan suatu kebijaksanaan untuk menstabilkan kurs. Pada dasarnya kurs stabil dapat timbul secara: (a) aktif, yakni pemerintah menyediakan dana untuk tujuan stabilisasi kurs, (b) pasif, yakni didalam suatu negara yang menggunakan sistem standar emas. Menurut Boediono (2001:99-101), terdapat dua sistem kurs, yaitu : (1) Kurs Tetap, suatau sistem dimana pemerintah menetapkan 16 tingkat kurs mata uang negara tersebut dengan mata uang-mata uang negara lain, dan berusaha untuk mempertahankannya dengan berbagai kebijakan. (2) Kurs Mengambang, dimana bila kurs satu mata uang lain dibiarkan untuk ditentukan secara bebas oleh tarik-menarik kekuatan pasar. Sedangkan menurut Lia Amalia (2007:82-83), terdapat dua sistem kurs, yaitu terdiri dari : (1) Sistem kurs yang berubah-ubah, terjadi perubahan kurs valas tergantung dari beberapa faktor yang mempengaruhi permintaan dan penawaran valas, antara lain harga, tingka bunga, pendapatan, inflasi, transaksi impor maupun ekspor. (2) Sistem kurs yang stabil, umumnya sistem kurs ini dilakukan oleh pemerintah dalam rangka menstabilkan kurs, pada umumnya kurs yang stabil ini timbul secara aktif dan pasif. Secara aktif maksudnya pemerintah menyediakan dana untuk tujuan stabilitas kurs (stabilization funds), sedangkan Pasif maksudnya dalam suatu negara yang menggunakan sistem standar emas. Suatu negara menggunakan standar emas, apabila: (a) nilai mata uangnya dijamin oleh nilai seberat emas tertentu, (b) setiap orang diijikan membuat serta melebur uang emas, (c) pemerintah sanggup membeli atau menjual emas dalam jumlah tidak terbatas pada harga tertentu yang telah ditetapkan oleh pemerintah. 2.2.4 Jenis Kurs Menurut N. Gregory Mankiw (2006:128), jenis kurs dibedakan menjadi : 17 1. Kurs Nominal (Nominal exchange rate) Adalah harga relatif dari mata uang dua Negara, sebagi contoh jika kurs antara dollar AS dan Rp Indonesia adalah Rp 10,000 per dollar, maka anda bisa menukarkan 1 dollar untuk Rp 10,000 di pasar uang, dan sebaliknya. Ketika orang-orang mengacu pada “kurs” di antara kedua negara, mereka biasanya mengartikan sebagai kurs Nominal. Rumus Kurs Nominal : ε = ℮ x (P*/P) Dimana : e = kurs nominal ε = kurs riil (P*/P) = rasio tingkat harga Sumber : N. Gregory Mankiw (2006:135) 2. Kurs Riil (Real exchange rate) Adalah harga relatife dari barang-barang diantara dua Negara, kurs riilmenyatakan tingkat dimana kita bisa memperdagangkan barang-barang dari suatu negara untuk barang-barang dari negara lain, kurs Riill kadang disebut Terms of trade. Kurs Riil di antara dua negara dihitung dari kurs nominal dan tingkat harga di kedua negara. Jika kurs riil tinggi, barangbarang luar negri relatif lebih murah, dan barang-barang domestik relatif lebih mahal. Dan sebaliknya. Rumus Kurs Riil : 18 ε = e x (P*/P) Dimana : ε = kurs riil e = kurs nominal (P*/P) = rasio tingkat harga Sumber : N. Gregory Mankiw (2006:130) 2.2.5 Cara-cara pengendalian Kurs Valas. Menurut Lia amalia (2007:81), cara-cara untuk mengendalikan kurs dibagi menjadi 3 (tiga) sistem, antara lain : 1. Sistem standar emas, dalam system standar emas bergerak diantara titik-titik emas (titik ekspor dan impor). 2. Sistem peningkatan valuta asing, pemerintah mempunyai cadangan valuta asing lalu ikut beroperasi dalam pasar uang. 3. Sistem kurs yang dikendalikan, pemerintah dapat menentukan dan merubah kurs valutanya terhadap valuta asing menurut keperluan yang ditargetkan. 2.2.6 Faktor-faktor yang mempengaruhi Kurs valas Menurut Hamdy Hady (2001:103) dalam beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kurs valas adalah sebagai berikut : 1. Supply dan Demand Foreigh Currency 2. Posisi Balance of Payment (BOP) 3. Tingkat inflasi 19 4. Tingkat bunga 5. Tingkat pendapatan. 6. Pengawasan pemerintah 7. Ekspektasi dan spekulasi atau isu atau rumor. Sedangkan menurut Sadono Sukirno (2006:402-403), perubahan dalam permintaan dan penawaran suatu valuta, yang selanjutnya menyebabkan perubahan dalam kurs valuta, disebabkan oleh banyak faktor antara lain : 1. Perubahan dalam citra rasa 2. Perubahan harga barang ekspor dan impor 3. Kenaikan harga umum (inflasi) 4. Perubahan suku bunga dan tingkat pengembalian investasi 5. Petumbuhan ekonomi. 2.3 Indeks Harga Saham 2.3.1 Pengertian Indeks Harga Saham. Menurut Tjiptono Darmadji dan Hendy M. Fakhruddin (2006:167), indeks harga saham merupakan suatu indikator yang menunjukkan pergerakan harga saham. Indeks berfungsi sebagai indikator tren pasar, artinya pergerakan indeks menggambarkan kondisi pasar pada saat pasar sedang aktif atau lesu. Menurut Pandji Anoraga dan piji pakarti (2006:100), indeks harga saham adalah suatu angka yang digunakan untuk membandingkan suatu peristiwa dibandingkan dengan suatu peristiwa lainnya. 20 Dalam pengukuran indeks harga saham kita memerlukan juga dua macam waktu, yaitu waktu dasar dan waktu yang berlaku. Waktu dasar akan dipakai sebagai dasar perbandingan, sedangkan waktu berjalan merupakan waktu di mana kegiatan akan dibandingkan dengan waktu dasar. Menurut Pandji Anoraga dan piji pakarti (2006:101), Penentuan indeks harga saham, bisa dibedakan menjadi 2 (dua), yaitu : a. Indeks Harga Saham Gabungan Menurut Pandji Anoraga dan piji pakarti (2006:101), Indeks Harga saham Gabungan merupakan angka yang menunjukkan pergerakan harga saham secara umum yang tercatat di burda efek. Indeks ini dapat digunakan sebagai acuan tentang perkembangan kegiatan dipasar modal. Menurut Tjiptono Darmadji dan Hendy M. Fakhruddin (2006,168) IHSG (composite stock price index) adalah indeks yang mencerminkan pergerakan seluruh saham yang terdapat di bursa. sebagai contoh, jika dikatakan bahwa IHSG di BEJ berada pada level 420, maka indeks tersebut menggambarkan atau mewakili pergeRakan harga seluruh saham yang berada di BEJ, yaitu sekitar 330-an saham. Sedangkan Menurut Peraturan BEJ No. II dalam R. Pandjaitan (2001 : 3), Indeks Harga Saham Gabungan adalah angka yang menunjukkan perkembangan harga seluruh saham yang tercatat di bursa pada suatu saat tertentu. 21 Dari pengertian diatas dapat disimpulakn, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) merupakan pergerakan harga saham secara umum yang tercatat di Bursa Efek. Indeks inilah yang di gunakan dan dipakai sebagi acuan tentang perkembangan kegiatan di pasar modal. IHSG ini bisa untuk menilai situasi pasar secara umum atau mengukur apakah harga saham mengalami kenaikan atau penurunan. Indeks harga saham ini melibatkan seluruh harga saham yang tercatat di bursa. b. Indeks Harga Saham Individu Menurut Pandji Anoraga dan piji pakarti (2006:101), indeks Harga Saham Individu hanya menunjukkan perubahan dari suatau harga saham suatu perusahaan. Indeks ini tidak bisa untuk mengukur harga dari suatu saham perusahaan tertentu apakah mengalami perubahan, kenaikan, atau penurunan. Atau bisa dikatakan bahawa Indeks Harga Saham Individu, merupakan suatu nilai yang mempunyai fungsi untuk mengukur kinerja kerja suatu saham tertentu terhadap harga dasarnya. Indeks saham individu sangat penting, Khususnya bagi calon investor dalam penentuan jenis saham yang akan dibelinya. 2.3.2 Faktor – faktor yang mempengaruhi IHSG. Banyak teori yang mengungkapkan bahwa pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan dipengaruhi oleh beberapa faktor. Seperti factor yang berasal dari luar negeri (Ekternal) dan faktor yang berasal dari dalam negeri (Internal). Faktor yang berasal dari luar negeri 22 tersebut bisa datang dari indeks bursa asing Negara lain (Dow Jones, Hang Seng), trend pergerakan harga minyak luar negeri, trend harga emas luar negeri dan adanya sentimen pasar luar negeri. Sedangkan faktor yang berasal dari dalam negeri bisa datang dari nilai tukar mata uang Negara tersebut terhadap Negara lain, tingkat suku bunga dan inflasi yang terjadi di Negara tersebut. Pada umumnya bursa yang memiliki pengaruh yang kuat terhadap kinerja bursa efek lainnya adalah bursa efek yang tergolong maju seperti bursa Amerika, Jepang, Inggris dan sebagainya. 23