BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keberlanjutan usaha suatu perusahaan dapat diketahui melalui analisis laporan keuangan yang dikeluarkan oleh perusahaan. Laporan keuangan dibuat dengan asumsi bahwa perusahaan akan berkelanjutan dan berkembang dalam menjalankan usahanya. Manajemen perusahaan dapat mencantumkan hal-hal yang memungkinkan terjadinya pengaruh terhadap keberlanjutan usaha perusahaan di masa datang dalam laporan keuangan. Auditor bertanggung jawab untuk memeriksa laporan keuangan yang dibuat oleh perusahaan kemudian disimpulkan dengan memberikan opini yang menjamin kebenaran dari laporan keuangan tersebut. Auditor mempertimbangkan kondisi perusahaan dengan menganalisis data-data yang tertera pada laporan keuangan untuk memberikan jaminan tertinggi berupa opini audit. Selain bertanggung jawab untuk memberikan opini audit, auditor juga diwajibkan untuk memberikan penilaian apakah perusahaan dapat mempertahankan keberlanjutan usaha (going concern) minimal untuk satu tahun sejak diterbitkannya laporan audit (SPAP seksi 341, 2001). Going concern merupakan salah satu aspek penting yang harus diperhatikan oleh auditor. Kegagalan dalam memprediksi keberlanjutan usaha perusahaan dinilai sebagai kegagalan audit. Auditor dituntut untuk memperhatikan secara kritis mengenai eksistensi dan kontinuitas perusahaan yang dapat diketahui 1 melalui analisis kondisi internal seperti keadaan keuangan dan kondisi eksternal seperti keadaan industri perusahaan. Opini audit going concern dapat diberikan oleh auditor jika auditor merasa tidak memiliki keyakinan bahwa perusahan dapat melangsungkan hidup dalam periode setahun ke depan. Namun, pengeluaran opini audit going concern harus dilakukan dengan kehati-hatian dan kecermatan oleh auditor. Auditor dituntut untuk mengevaluasi fakta-fakta yang ada berdasarkan prosedur audit yang telah direncanakan, kejadian-kejadian yang terjadi selama masa penyelesaian audit yang berhubungan dengan keberlanjutan usaha perusahaan, auditor juga dituntut untuk mempertimbangkan dan menganalisis rencana manajemen untuk memperbaiki kondisi perusahaan apakah akan berhasil atau tidak. Penerimaan opini audit opini going concern tidak disukai oleh manajemen perusahaan. Opini audit going concern memiliki kesan negatif yang memungkinkan perusahaan kehilangan kepercayaan dari investor dan pihak-pihak lain pengguna laporan keuangan serta dapat meningkatkan resiko litigasi perusahaan. Pemberian opini audit going concern diyakini dapat mempengaruhi penilaian stock market perusahaan (Carson, 2013). Blay et al. (2011) dalam Carson (2013) mengungkapkan bahwa opini audit going concern memberikan informasi penilaian tambahan yang lebih spesifik mengenai perusahaan dibandingkan dengan informasi yang telah tersedia di publik. Untuk itu menjadi penting untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang dapat menyebabkan suatu perusahaan mendapatkan opini audit going concern. Penelitian terdahulu pernah dilakukan untuk menguji faktor-faktor apa saja yang dapat berpengaruh terhadap penerimaan opini audit going concern. Faktor 2 internal seperti kualitas finansial perusahaan dikatakan dapat berpengaruh terhadap penerimaan opini audit going concern. Perusahaan yang mengalami masalah finansial (financial distress) diyakini lebih rentan menerima opini audit going concern (Zmijewski, 1984). Kerugian tahun lalu (prior loss) juga dapat berpengaruh terhadap penerimaan opini audit going concern (Boone et al. 2010). Faktor eksternal juga turut dipertimbangkan pengaruhnya dalam kencendrungan penerimaan opini audit going concern oleh perusahaan. Beberapa penelitian terdahulu pernah dilakukan untuk meneliti pengaruh faktor eksternal terhadap penerimaan opini audit going concern seperti kualitas audit, audit tenure, dan masalah litigasi. Penelitian ini mencoba meneliti faktor yang berpengaruh terhadap penerimaan opini audit going concern dengan mempertimbangkan sisi internal perusahaan maupun sisi eksternal dari perusahaan. Faktor internal yang diyakini dapat berpengaruh terhadap penerimaan opini audit going concern adalah financial distress dan prior loss. Sedangkan faktor eksternal yang diyakini dapat berpengaruh terhadap penerimaan opini audit going concern adalah kualitas audit. Terdapat berbagai cara untuk menilai kualitas finansial suatu perusahaan. Pada penelitian ini penulis menggunakan variabel financial distress yang dihitung menggunakan model Zmijewski. Model Zmijewski dianggap paling tepat dalam mengukur financial distress perusahaan karena model ini mencakup perhitungan profitabilitas, solvabilitas dan likuiditas perusahaan. Ketiga perhitungan tersebut merupakan perhitungan yang penting dalam menggambarkan kondisi keuangan perusahaan. Selain mengukur financial distress perusahaan, kerugian tahun lalu juga diperhitungkan untuk menilai kualitas keuangan perusahaan. Hal ini 3 dikarenakan perusahaan yang telah mengalami kerugian di tahun sebelumnya akan cenderung mengalami kerugian pada masa mendatang. Kerugian yang terus menerus dialami perusahaan ini diyakini dapat menjadi faktor penyebab kebangkrutan perusahaan sehingga tidak mampu untuk melanjutkan usahanya. Sedangkan faktor eksternal yang digunakan pada penelitian ini adalah variabel kualitas audit. Variabel kualitas diduga memiliki pengaruh terhadap penerimaan opini audit going concern. Kualitas audit pada penelilitian ini diproksikan dengan ukuran KAP. Proksi ukuran KAP digunakan karena kualitas audit tidak dapat diukur secara langsung. Semakin besar ukuran KAP diyakini akan menghasilkan kualitas audit yang semakin baik pula. Banyak penelitian terdahulu yang mencoba menghubungkan kualitas audit dengan ukuran KAP. Penelitian oleh DeAngelo membuktikan bahwa terdapat pengaruh ukuran KAP dengan kualitas audit. Penelitian DeAngelo membuktikan bahwa auditor Big 6 lebih memiliki kecenderungan untuk mengeluarkan opini audit going concern dibandingkan dengan auditor non Big 6. Namun, penelitian Mutchler (1997) mengatakan bahwa tidak ditemukan perbedaan yang signifikan antara auditor Big 6 dengan auditor non Big 6 dalam mengeluarkan opini audit going concern. Byrnes (2005) mengatakan bahwa perusahaan-perusahaan mulai melakukan pergantian auditor dari KAP Big 4 ke KAP Second-tier, yaitu KAP sangat besar yang tidak termasuk Big 4, karena mengharapkan service yang lebih baik serta biaya audit yang lebih murah. Pergantian auditor ini juga dikarenakan adanya banyak anggapan yang mengatakan bahwa kualitas audit yang dihasilkan oleh kedua kelompok KAP tersebut tidak berbeda. 4 Ukuran KAP yang lebih besar dinilai dapat memberikan jasa audit dengan kualitas yang lebih tinggi dibandingkan KAP dengan ukuran lebih kecil. Hal ini disebabkan karena KAP yang lebih besar memiliki reputasi yang lebih besar untuk dilindungi sehingga auditornya akan cenderung lebih kompeten dan independen dalam memeriksa laporan keuangan. Dopuch & Simunic (1980) menyatakan bahwa ukuran KAP menentukan banyaknya program pelatihan yang diberikan bagi auditor, metodologi audit yang lebih kuat dan terstandarisasi, serta lebih banyak kemungkinan untuk melakukan tinjauan ulang terhadap hasil auditnya. Dalam penelitian ini penulis akan meneliti mengenai faktor yang berpengaruh terhadap penerimaan opini audit going concern dengan studi perusahaan yang tergabung dalam kelompok industri manufaktur di Bursa Efek Indonesia pada periode waktu 2009-2012. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui apakah faktor-faktor yang dapat menyebabkan suatu perusahaan memperoleh opini audit going concern. Meskipun penelitian mengenai faktor yang berpengaruh terhadap opini audit going concern telah banyak dilakukan, namun hasil yang ada belum konklusif sehingga penelitian mengenai faktor yang berpengaruh terhadap opini audit going concern menarik untuk dilakukan penelitian lebih lanjut. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan penjelasan yang tertuang dalam latar belakang, dapat dilihat bahwa pemberian opini audit going concern merupakan suatu hal yang kompleks yang memerlukan banyak pertimbangan dalam pengambilan keputusan tersebut. Opini audit going concern yang dikeluarkan oleh auditor dapat menyebabkan 5 perusahaan kehilangan kepercayaan dari investor maupun supplier, sehingga dapat mempengaruhi pertumbuhan perusahan di masa datang. Kualitas audit dikatakan buruk ketika auditor tidak dapat memberikan early warning kepada perusahaan yang tidak dapat melanjutkan usahanya dalam waktu setahun setelah dikeluarkannya laporan keuangan, oleh karena itu auditor cenderung untuk memberikan opini audit going concern kepada perusahaan sampai rencana manajemen kedepan dianggap mampu untuk menyelesaikan permasalah yang memicu dikeluarkannya opini audit going concern. Maka dari itu, rumusan masalah dalam penelitian ini adalah untuk menjawab pertanyaan : 1. Apakah kualitas audit berpengaruh terhadap penerimaan opini audit going concern? 2. Apakah financial distress yang dialami perusahaan berpengaruh terhadap penerimaan opini audit going concern? 3. Apakah kerugian tahun lalu yang dialami perusahaan berpengaruh terhadap penerimaan opini audit going concern? 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian terkait dengan perumusan masalah diatas adalah sebagai berikut : 1. Menguji pengaruh kualitas audit terhadap penerimaan opini audit going concern. 2. Menguji pengaruh financial distress terhadap penerimaan opini audit going concern. 3. Menguji pengaruh prior loss terhadap penerimaan opini audit going concern. 6 1.4 Ruang Lingkup Penelitian Dalam melakukan penelitian ini, data yang akan digunakan adalah data semua perusahaan yang termasuk dalam industri manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Penelitian juga dibatasi rentang waktu yang akan diteliti yakni dari tahun 2009 sampai dengan tahun 2012. Pengumpulan data dalam penelitian menggunakan data sekunder yang diperoleh dari berbagai sumber, seperti Indonesia Stock Exchange (IDX), Indonesian Capital Market Directory (ICMD), PDBE P2EB FEB UGM dan JSX Watch. 1.5 Kegunaan Penelitian Penelitian mengenai analisis pengaruh kualitas auditor, financial distress dan prioloss terhadap opini audit going concern diharapkan dapat memberikan manfaat ke beberapa pihak, sebagai berikut: 1. Bagi manajemen perusahaan, menjadi bahan pertimbangan mengenai faktor-faktor apa saja yang dapat mempengaruhi pemberian opini audit going concern oleh auditor. 2. Bagi investor, membantu dalam proses pengambilan keputusan yang lebih berkualitas dengan mengukur kualitas informasi berdasarkan laporan audit. 3. Bagi akademisi dan peniliti, menambah wawasan terutama mengenai faktor-faktor yang dapat mempengaruhi pemberian opini audit going concern dan juga dapat dijadikan sebagai acuan atau referensi bagi penelitian selanjutnya. 7 1.6 Sistematika Penulisan Penelitian ini akan dilaporkan dengan menggunakan sistematika penulisan sebagai berikut: BAB 1 PENDAHULUAN Bab ini menguraikan serta menjelaskan latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan ruang lingkup penelitian, kegunaan penelitian, serta sistematika penulisan. BAB 2 LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESTIS Bab ini menguraikan tentang landasan teori dan penelitian terdahulu, kerangka pemikiran dan hipotesis. BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN Bab ini menguraikan populasi dan sampel, jenis dan sumber data, metode pengumpulan data, penjelasan, operasionalisasi dan pengukuran variabel, estimasi model yang digunakan serta teknik pengujian. BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Bab ini menguraikan deskripsi objek penelitian, analisis data dan interpretasi hasil penelitian. 8 BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN Bab ini menguraikan kesimpulan, keterbatasan penelitian dan saran-saran untuk penelitian selanjutnya, maupun bagi pihak-pihak terkait. 9