BAB IV KESIMPULAN Di tengah persaingan antara

advertisement
BAB IV
KESIMPULAN
Di tengah persaingan antara pasar modern dan pasar tardisional di
Kabupaten Sleman serta adanya bermacam himpitan penawaran modal yang
memberikan bunga yang besar, Koperasi Al-Mawaddah hadir untuk menjawab
persoalan tersebut. Ketika Koperasi Al-Mawaddah ini lahir pada bulan
Februari tahun 2014 atau tidak lebih dari satu setengah tahun dari sekarang,
Koperasi Al-Mawaddah memberikan nafas yang „segar‟. Walaupun baru
sebatas koperasi simpan pinjam, namun koperasi ini dirasa banyak sekali
manfaatnya oleh sebagian pedagang pasar sambilegi.
Untuk mengetahui jalannya Koperasi Al-Mawaddah ini maka alangkah
lebih baiknya jika mengetahui bentuk profil yang dimiliki oleh Koperasi AlMawaddah. Dimana kita selalu terjebak pada kesan tradisional yang
berkonotasi pada pendekatan adat. Sehingga ketika melihat suatu aktifitas
Koperasi Al-Mawaddah yang berada di wilayah lingkup pasar tradisonal maka
yang muncul adalah adanya pendekatan yang bersifat adat. Padahal jika
kembali pada pendapatnya Koentjaraningrat, Koperasi merupakan bagian dari
perkumpulan.
Dengan
tegas
Koentjaraningrat
mengatakan
bahwa
perkumpulan berbeda dengan kelompok. Walaupun keduanya sama-sama
bagian dari entitas masyarakat. Ada suatu haluan garis besar yang harus
disepakati bersama. Ada suatu asas guna yang menjadikan koperasi ini
bergerak
sesuai
dengan
alurnya.
Sehingga
perkumpulan
yang
termanifestasikan dalam bentuk Koperasi Al-Mawaddah ini bergerak sesuai
dengan beberapa tuntunan yang di sampaikan oleh Koentjaraningrat.
Keseharian pasar yang sudah mulai terpola ini menjadi suatu pola fikir di
antara pedagang pasar sambilegi. Dalam kesehariannya para pedagang selalu
di hadapkan dengan tawaran-tawaran „ramah‟ yang di tawarkan oleh pemberi
pinjaman modal. Tentunya selama itu menguntungkan maka pedagang dengan
pemikiran rasionalitasnya dapat menerima dengan bebas. Apakah mau
62
menerima atau apakah ingin di tolak. Mereka memilki pilihan disana. Selama
pilihan itu mudah bagi mereka maka tentunya mereka akan dengan senang hati
menerima tawaran ramah tersebut.
Koperasi Al-Mawaddah dalam hal ini memberikan suatu keramahan yang
lebih ramah dibandingkan dengan para pemberi pinjaman modal di pasar
sambilegi. Apalagi ketika Koperasi Al-Mawaddah ini menerima bantuan dana
sebesar seratus juta rupiah dari Disperindagkop. Maka semakin banyak juga
pedagang di pasar sambilegi ini tergiur dengan bantuan dana tersebut.
Hanya saja untuk mendapatkan bantuan yang mudah itu masih terbatas. Itu
disebabkan Koperasi Al-Mawaddah yang baru muncul ini, sosialisasinya
belum terlalu tersebar mengenai kelebihan yang dimilki koperasi. Alasan
lainnya juga adalah adanya upaya selektif dari pengurus. Pinjaman sebesar
seratus juta ini adalah hal pertama kali yang di alami oleh Koperasi AlMawaddah. Maka pengurus harus memilih anggota dengan selektif. Setelah
melalui proses seleksi maka muncullah nama lima puluh satu anggota tersebut.
Dimana menurut Bu Harun pemilihan nama-nama hingga terkumpul menjadi
lima puluh satu anggota ini berdasarkan hasil pemilihan oleh pengurus.
Dimana nama yang terpilih tersebut tidak terdapat jejak rekam yang buruk. Bu
Harun khawatir jika tidak adanya proses yang selektif ini maka nantinya
pembayaran pinjaman akan ada yang macet. Sehingga itu berdampak pada
semua anggota.
Setelah berjalan selama satu setengah tahun ini maka mulailah Koperasi
Al-Mawaddah ini tebar pesona. Berbagai macam kunjungan dari luar pasar
hingga ada dukungan dari pejabat daerah setempat membuat Koperasi AlMawaddah ini memiliki taringnya. Tidak sedikit beberapa anggota koperasi
yang juga ikut mendapatkan keuntungannya. Beberapa pelatihan yang
diadakan oleh Dinas Pasar, kunjungan dari luar pasar yang bisa saling bertukar
informasi, serta adanya suatu pelesiran ke luar daerah.
Namun sangat di sayangkan dari berbagai macam keuntungan yang di
dapatkan oleh anggota koperasi, tidak semua bisa menerimanya dengan baik.
63
Ada beberapa pedagang pasar yang tidak sepakat jika Koperasi Al-Mawaddah
ini terlalu sering untuk mengadakan perkumpulan. Bagi mereka cukuplah
Koperasi Al-Mawaddah ini memberikan kemudahan berupa modal. Bagi
mereka Koperasi Al-Mawaddah ini sudah lebih ramah dibandingkan dengan
macam-macam pemberi pinjaman modal yang selalu bertebaran di pasar
sambilegi. Upaya Bu Harun dan pengurus untuk pergi pelesiran ke Bali ini
menjadi suatu bumerang bagi Koperasi Al-Mawaddah. Padahal rencana untuk
pelesiran ke Bali ini adalah untuk bisa meyakinkan pihak Disperindagkop
untuk memberikan pinjaman yang lebih besar lagi pada Koperasi AlMawaddah.
Maka menurut hemat penulis, apabila keuntungan sosial yang di
dapatkan oleh anggota koperasi al-mawaddah lebih besar di bandingkan
dengan
keuntungan
ekonominya,
hal
tersebut
akan
mempengaruhi
keberlanjutan aktifitas anggota kopersi al-mawaddah. Dalam kurun waktu satu
setangah tahun ini saja sudah ada dua orang yang mengundurkan diri dari
keanggotaan koperasi al-mawaddah. Hal ini bisa menjadi suatu yang rawan
bagi keberlangsungan koperasi al-mawaddah. Sehingga tuntutan untuk
menyeimbangkan antara keuntungan sosial dan keuntungan ekonomi ini patut
dijadikan perhatian utama bagi pengurus dan anggota koperasi al-mawaddah.
di butuhkan suatu political will bagi aktor koperasi al-mawaddah untuk
menyeimbangkan antara keuntungan sosial dan keuntungan ekonomi di dalam
suatu aktifitas koperasi al-mawaddah.
64
Download