PENGARUH PENGAWASAN FUNGSIONAL TERHADAP

advertisement
PENGARUH PENGAWASAN FUNGSIONAL
TERHADAP EFEKTIVITAS PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH
(Sensus Pada Dinas Pemerintah Kota Tasikmalaya)
Oleh :
Delis Lisdiani
093403106
Dibawah bimbingan :
Dr. Dedi Kusmayadi, SE., M.Si., Ak., CA.
Rani Rahman, S.E., M.Ak
ABSTRACT
The research objectived were to know how the monitoring of functional at Government
Dinas Tasikamalaya City, how the effectiveness of regional financial at Government
Dinas Tasikamalaya City and how the influence of monitoring of functional on
effectiveness of regional financial at Government Dinas Tasikamalaya City. The method
used in this research is descriptive method of verification with quantitative approach.
The study population consists of 44 people. The analysis tool used is simple linear
regression. These research indicate that the monitoring of functional at Government
Dinas Tasikamalaya City is very good, the effectiveness of regional financial at
Government Dinas Tasikamalaya City is very good and The monitoring of functional
significantly influence on effectiveness of regional financial at Government Dinas
Tasikamalaya City.
Key words: monitoring of functional; effectiveness of regional financial
ABSTRAK
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana pengawasan fungsional
pada Dinas Pemerintah Kota Tasikmalaya, bagaimana efektivitas pengelolaan keuangan
daerah pada Dinas Pemerintah Kota Tasikmalaya dan bagaimana pengaruh pengawasan
fungsional terhadap efektivitas pengelolaan keuangan daerah pada Dinas Pemerintah
Kota Tasikmalaya. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
deskriptif analisis dengan pendekatan sensus. Populasi penelitian terdiri dari 44 orang.
Alat analisis yang digunakan adalah uji regresi liner sederhana. Hasil penelitian ini
menunjukan pengawasan fungsional pada Dinas Pemerintah Kota Tasikmalaya kriteria
sangat baik, efektivitas pengelolaan keuangan daerah pada Dinas Pemerintah Kota
Tasikmalaya kriteria sangat baik dan pengawasan fungsional berpengaruh signifikan
terhadap efektivitas pengelolaan keuangan daerah pada Dinas Pemerintah Kota
Tasikmalaya.
Kata kunci: pengawasan fungsional; efektivitas pengelolaan keuangan daerah
1. Latar Belakang
Reformasi pengelolaan Keuangan Daerah di era otonomi daerah ditandai dengan
lahirnya paket Kebijakan Keuangan Negara yakni : UU No. 17 Tahun 2003 tentang
Keuangan Negara,UU No.1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara dan PP No. 24
Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP). Nuansa pembaharuan dari
tiga kebijakan tersebut melandasi bangunan kebijakan dalam tataran teknis yakni : PP
No. 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah dan Permendagri No. 13
Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah .
Implementasi sejumlah perangkat perundang-undangan di bidang pemerintahan
daerah belum bisa dijadikan acuan utama dalam mewujudkan good public governance,
khususnya di bidang pengelolaan keuangan daerah dan pelayanan publik, tetapi masih
membutuhkan pengkajian yang lebih mendalam, khususnya menyangkut pengawasan,
pemahaman mengenai sistem akuntansi keuangan daerah serta manajemen atau
pengelolaan keuangan daerah dalam kaitannya dengan pelayanan publik. Dalam hal ini,
unit satuan kerja dipandang memiliki peranan utama dalam operasional roda
pemerintahan di daerah, karena unit satuan kerja merupakan pusat-pusat
pertanggungjawaban pemerintah daerah dan relatif lebih banyak melaksanakan tugas
operasional pemerintahan dan lebih banyak mengkonsumsi sumber daya, yang tentunya
harus diperuntukkan dan dipertanggungjawabkan pada kepentingan publik ( PP nomor
38 dan 41 Tahun 2007).
Pengawasan pada hakekatnya merupakan fungsi yang melekat pada seorang
leader atau top manajemen dalam setiap organisasi, sejalan dengan fungsi-fungsi dasar
manajemen lainnya yaitu perencanaan dan pelaksanaan. Demikian halnya dalam
organisasi pemerintah, fungsi pengawasan merupakan tugas dan tanggung jawab
seorang kepala pemerintahan, seperti di lingkup pemerintah provinsi merupakan tugas
dan tanggung jawab gubernur sedangkan di pemerintah kabupaten dan kota merupakan
tugas dan tanggung jawab bupati dan walikota. Namun karena katerbatasan kemampuan
seseorang, mengikuti prinsip-prinsip organisasi, maka tugas dan tanggung jawab
pimpinan tersebut diserahkan kepada pembantunya yang mengikuti alur distribution of
power sebagaimana yang diajarkan dalam teori-teori organisasi modern.
Seiring dengan semakin kuatnya tuntutan dorongan arus reformasi ditambah lagi
dengan semakin kritisnya masyarakat dewasa ini, maka rumusan pengawasan yang
sederhana itu tidaklah cukup dan masyarakat mengharapkan lebih dari sekedar
memperbaiki atau mengoreksi kesalahan untuk perbaikan dimasa datang, melainkan
terhadap kesalahan, kekeliruan apalagi penyelewengan yang telah terjadi tidak hanya
sekedar dikoreksi dan diperbaiki akan tetapi harus diminta pertanggungjawaban kepada
yang bersalah. Kesalahan harus ditebus dengan sanksi/hukuman, dan bila memenuhi
unsur tindak pidana harus diproses oleh aparat penegak hukum, sehingga membuat efek
jera bagi pelaku dan orang lain berpikir seribu kali untuk melakukan hal yang sama,
sehingga praktek Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN) menjadi berkurang dan
akhirnya hilang.
Pengawasan fungsional adalah pengawasan yang dilakukan oleh aparat
pengawasan secara fungsional. Pengawasan fungsional pada pemerintah daerah
dilakukan oleh Badan Pengawas Daerah (Bawasda) atau yang lebih dikenal dengan
Inspektorat yang melakukan pengawasan terhadap jalannya pemerintahan daerah, pada
Inspektorat khususnya mengenai pengawasan fungsioanal pelaksanaan pengelolaan
keuangan daerah agar dapat memenuhi tujuan efektivitas pengelolaan keuangan yang
dapat dipertanggungjawabkan.
Pemerintah Kota Tasikmalaya sendiri memiliki beberapa Dinas-dinas yang
merupakan organisasi yang mempunyai program kerja yang langsung berhadapan
dengan publik. Jadi dibutuhkan pengawasan fungsional yang jelas dari organisasi
tersebut untuk mencapai tujuan organisasi yang benar dengan Pengelolaan Keuangan
Daerah yang efektif.
Berdasarkan hasil pemeriksaan atas LKPD Kota Tasikmalaya TA 2013, BPK
masih menemukan sejumlah permasalahan yang memerlukan perhatian dan komitmen
penyelesaian dari seluruh elemen DPRD dan Pemerintah Kota Tasikmalaya. Terdapat
tiga permasalahan yang menjadi Pengecualian dalam LHP LKPD Kota Tasikmalaya TA
2013 yaitu Aset Tetap, Persediaan, dan Investasi Non Permanen Dana Bergulir. Selain
itu penyajian Aset Tetap pada Dinas Pendidikan dan RSUD belum didukung hasil
inventarisasi serta tindak lanjut hasil pemeriksaan belum seluruhnya diselesaikan,
penatausahaan pada enam organisasi perangkat daerah (OPD) kurang tertib. Sedangkan
pada akun Investasi Non Permanen Dana Bergulir, penyajian akun di Neraca per 31
Desember 2013 senilai Rp 13,39 miliar belum mencerminkan nilai bersih yang dapat
direalisasikan (www.jabar.tribunnews.com).
Pada pemerintah daerah terdapat aparat pengawasan fungsional intern
pemerintah kabupaten atau kota yang membantu pimpinan pemerintah dalam
melakukan pengawasan apakah kegiatan yang dilakukan oleh aparatnya sesuai dengan
visi, misi, tujuan, sasaran dan program yang ditentukan. Pengawasan fungsional dapat
dilakukan melalui pemeriksaan, pengujian, penilaian dan pengusutan berbagai aspek
penyelenggaraan pemerintah (PP No. 20 Tahun 2001). Untuk melaksanakan fungsifungsi tersebut aparat pengawasan fungsional dapat menggunakan berbagai tipe audit
pemerintahan.
Aparat pengawasan fungsional intern pemerintah terdiri dari Badan Pengawas
Keuangan dan Pembangunan (BPKP), Inspektorat Jenderal, Unit Pengawasan LPND,
dan Inspektorat Wilayah. Peran aparat pengawasan fungsional pemerintah benar-benar
dapat mendukung dan mendorong proses terwujudnya good governance dalam
pelaksanaan pemerintah dan pembangunan. Terdapat tiga aspek utama yang mendukung
terciptanya kepemerintahan yang baik (good governance), yaitu pengawasan,
pengendalian, dan pemeriksaan. Selain BPK salah satu instansi yang melakukan audit
atau pemeriksaan terhadap pemerintah daerah adalah Inspektorat Daerah. Inspektorat
daerah mempunyai tugas menyelenggarakan kegiatan pengawasan umum pemerintah
daerah dan tugas lain yang diberikan kepala daerah.
Berdasarkan fenomena yang diuraikan di atas, maka penulis tertarik untuk
melakukan penelitian dengan judul : “Pengaruh Pengawasan Fungsional terhadap
Efektivitas Pengelolaan Keuangan Daerah” (Sensus Pada Dinas Pemerintah Kota
Tasikmalaya).
2. Identisifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang penulis menetapkan beberapa identifikasi masalah
sebagai acuan dalam penyusunan bab-bab selanjutnya. Identifikasi masalah tersebut
adalah sebagai berikut :
1. Bagaimana Pengawasan Fungsional pada Dinas Pemerintah Kota Tasikmalaya.
2. Bagaimana Efektivitas Pengelolaan Keuangan Daerah Pada Dinas Pemerintah
Kota Tasikmalaya.
3. Bagaimana Pengaruh Pengawasan Fungsional terhadap Efektivitas Pengelolaan
Keuangan Daerah Pada Dinas Pemerintah Kota Tasikmalaya.
3. Tinjauan Pustaka
A. Pengawasan Fungsional
Menurut Sonny Sumarsono, (2010:253) pengertian pengawasan fungsional
adalah pengawasan yang dilakukan oleh aparat pengawasan fungsional baik yang
berasal dari lingkungan internal pemerintah maupun yang berasal dari lingkungan
eksternal pemerintah”.
Menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2001
Tentang Pembinaan Dan Pengawasan Atas Penyelenggaran Pemerintah Daerah
pengawasan fungsional adalah Pengawasan yang dilakukan oleh Lembaga / Unit /
Badan yang mempunyai tugas dan fungsi dalam melakukan pengawasan melalui
pemeriksaan, pengkajian, pengusutan dan penilaian.
Menurut Ihyaul Ulum (2005;137) pengawasan fungsional adalah :
“Pengawasan yang dilakukan oleh aparat/ unit atau organisasi yang ditugaskan
untuk melakukan pengawasan dalam batas – batas lingkungan kewenangan yang
ditentukan.”
Dari semua pengertian diatas dapat diambil kesimpulan bahwa pengawasan
fungsional adalah pengawasan yang dilakukan oleh lembaga atau aparat dan memiliki
tugas untuk melakukan pemeriksaan, pengujian, penilaian, monitoring, dan evaluasi
B. Efektivitas Pengelolaan Keuangan Daerah
Pengertian efektivitas menurut Mardiasmo (2002:134) mengemukakan bahwa :
“Efektivitas adalah Ukuran berhasil tidaknya suatu organisasi mencapai
tujuannya, apabila suatu organisasi tersebut telah mencapai tujuannya dikatakan
telah berjalan dengan efektif”.
Selain itu dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 13 Tahun 2006 disebutkan
bahwa efektivitas adalah :
“Pencapaian hasil program dengan target yang telah ditetapkan, yaitu dengan
cara membandingkan keluaran dengan hasil.”
Secara sederhana efektivitas merupakan perbandingan antara output dengan
outcome. Output merupakan hasil yang dicapai dari suatu program, aktivitas dan
kebijakan. Sedangkan outcome adalah dampak yang ditimbulkan dari suatu aktivitas
tertentu.
Pengertian pengelolaan keuangan daerah terdapat dalam peraturan Mendagri
yang tertuang dalam Kepmendagri No. 13 Tahun 2006 bab 1 Pasal 1 ayat 8 tentang
pedoman pengelolaan keuangan daerah adalah : “Pengelolaan keuangan daerah pada
hakekatnya adalah keseluruhan kegiatan yang meliputi perencanaan, penatausahaan,
pelaporan, pertanggungjawaban, dan pengawasan keuangan daerah”.
Menurut Sonny Sumarsono (2010:51) pengertian keuangan daerah adalah
sebagai berikut:
“Semua hak dan kewajiban dalam rangka penyelenggaraan pemerintah daerah
yang dapat dinilai dengan uang termasuk didalamnya segala bentuk kekayaan
yang berhubungan dengan hak dan kewajiban daerah tersebut “.
Menurut Soleh Chabib dan Rochmansjah Heru (2010:9) “Pengelolaan keuangan
daerah adalah pengelolaan semua hak dan kewajiban daerah dalam rangka
penyelenggaraan pemerintahan daerah yang dapat dinilai dengan uang termasuk
didalamnya segala bentuk kekayaan lain yang berhubungan dengan hak dan kewajiban
daerah tersebut dalam kerangka APBD”..
Berdasarkan penyataan diatas dapat disimpulkan bahwa pengelolaan keuangan
daerah perlu mendapatkan perhatian lebih, baik dari penyusunan sampai dengan
pengawasannya.
4. Hipotesis
Berdasarkan kerangka pemikiran maka penulis mencoba merumuskan hipotesis
yang merupakan kesimpulan sementara dari penelitian sebagai berikut : “Pengawasan
Fungsional berpengaruh terhadap Efektivitas Pengelolaan Keuangan Daerah.”
5. Objek Penelitian
Objek dalam penelitian ini adalah variabel pengawasan fungsional dan
efektivitas pengelolaan keuangan daerah. Adapun yang menjadi subjek penelitian atau
unit analisis adalah Dinas Pemerintah Kota Tasikmalaya.
6. Metode Penelitian
Dalam menjalankan suatu penelitian, untuk mencapai suatu tujuan ilmiah tidak
terlepas dari penggunaan metode, karena metode merupakan cara utama yang
dipergunakan untuk mencapai suatu tujuan. Metode yang dipergunakan dalam
penelitian ini adalah metode deskriptif analisis dengan pendekatan sebsus
(Mohammad.Nazir, 2005:56)..
7. Operasionalisasi Variabel
Adapun berikut tabel penjabaran dari ketiga variabel tersebut diatas beserta
indikator-indikatornya :
Tabel 1
Operasionalisasi Variabel
Variabel
Pengawasan
Fungsional
(X)
Efektivitas
Pengelolaan
keuangan
daerah
(Y)
Definisi Variabel
Pengawasan Fungsional adalah pengawasan
yang dilakukan oleh Lembaga / Unit / Badan
yang mempunyai tugas dan fungsi dalam
melakukan pengawasan melalui pemeriksaan,
pengkajian, pengusutan dan penilaian.
(Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
Nomor 20 tahun 2001 Tentang Pembinaan
Dan Pengawasan Atas Penyelenggaran
Pemerintah Daerah)
Efektivitas adalah pencapaian hasil program
dengan target yang telah ditetapkan yaitu
dengan cara membandingkan keluaran dan
hasil.
(Permendagri No. 13 Tahun 2016 Tentang
Pendoman Pengelolaan Keuangan Daerah)
Pengelolaan
Keuangan
Daerah
adalah
pengelolaan semua hak dan kewajiban daerah
dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan
daerah yang dapat dinilai dengan uang termasuk
didalamnya segala bentuk kekayaan lain yang
berhubungan dengan hak dan kewajiban daerah
tersebut dalam kerangka APBD.
(Chabib dan Rohcmansjah 2010:9)
Indikator
1. Persiapan
Pemeriksaan
2. Pelaporan
Pemeriksaan
3. Penyusunan
Hasil
Pemeriksaan
Ukuran
Skor
Skala
Interval
Skor
Interval
Skor
Interval
1. Akuntabilitas
Skor
Interval
2. Transparansi
Skor
Interval
3. Pengendalian
Skor
Interval
8. Model atau Paradigma Penelitian
Paradigma penelitian merupakan pola pikir yang menunjukkan hubungan antara
variabel yang akan diteliti yang sekaligus menghubungkan jenis dan jumlah rumusan
yang perlu dijawab melalui penelitian, teori yang digunakan untuk merumuskan
hipotesis, jenis dan jumlah hipotesis, dan teknik analisis statistik yang akan digunakan.
Dalam hal ini, sesuai dengan judul penelitian “Pengaruh Pengawasan Fungsional
Terhadap Efektivitas Pengelolaan Keuangan Daerah. Maka model atau paradigma
penelitian dapat dilihat pada gambar berikut:
X
Y
ε
Gambar 1
Paradigma Penelitian
Keterangan :
X = Pengawasan Fungsional
Y = Efektivitas Pengelolaan Keuangan Daerah
Ε = Faktor lain yang tidak diteliti tetapi berpengaruh terhadap Efektivitas Pengelolaan
Keuangan Daerah
9. Hasil Penelitian Dan Pembahasaan
a. Pelaksanaan Pengawasan fungsional Pada Dinas Pemerintah Kota
Tasikmalaya
Berdasarkan tanggapan responden mengenai Pengawasan fungsional Pada Dinas
Pemerintah Kota Tasikmalaya atas jumlah skor yang diperoleh sebesar 1.680 hal ini
termasuk kepada kategori sangat baik. Dari beberapa kriteria yang diajukan, ternyata
yang memiliki skor yang paling tinggi yaitu dalam penyusunan laporan pemeriksaan,
harus dibuat oleh secara tertulis dan disampaikan kepada pejabat yang berwenang sesuai
dengan peraturan perundang-undangan dengan jumlah skor sebesar 192, sedangkan
yang memiliki skor yang paling kecil yaitu setiap rencana yang telah disusun dalam
pelaksanaan pemeriksaan melakukan pemeriksaan secara terperinci dengan jumlah skor
sebesar 181
b. Pelaksanaan Efektivitas Pengelolaan Keuangan Daerah Dinas Pemerintah
Kota Tasikmalaya
Berdasarkan tanggapan responden mengenai Efektivitas Pengelolaan Keuangan
Daerah Pada Dinas Pemerintah Kota Tasikmalaya atas jumlah skor yang diperoleh
sebesar 1.677 hal ini termasuk kepada kategori sangat baik. Dari beberapa kriteria yang
diajukan, ternyata yang memiliki skor yang paling tinggi yaitu menfasilitasi yang
menampung pertanyaan-pertanyaan masyarakat tentang pengelolaan keuangan daerah
dengan jumlah skor sebesar 193, sedangkan yang memiliki skor yang paling kecil yaitu
mempublikasikan laporan keuangan kepada masyarakat melalui media masa dengan
jumlah skor sebesar 180
c. Pengaruh Pengawasan Fungsional Terhadap Efektivitas Pengelolaan
Keuangan Daerah Dinas Pemerintah Kota Tasikmalaya
Untuk menghitung besarnya pengaruh Pengawasan Fungsional terhadap
Efektivitas Pengelolaan Keuangan Daerah pada Dinas Pemerintah Kota Tasikmalaya
menggunakan analisis data yang meliputi analisis regresi linear sederhana, analisis
koefisien korelasi, koefisien determinasi dan uji hipotesis dengan menggunakan SPSS
V.16., dimana berdasarkan hasil pengolahan data pada Dinas Pemerintah Kota
Tasikmalaya:
a. Uji Regresi Linear Sederhana
Untuk mengetahui besarnya pengaruh pengawasan fungsional (variabel
independen) terhadap efektivitas pengelolaan keuangan daerah (variabel dependen),
maka digunakan alat regresi linear sederhana sebagai berikut :
Y = a + b(x)
Hasil perhitungan regresi linear sederhana dengan menggunakan program SPSS
16.0 diperoleh bahwa :
a = 5,736
b = 0,847
Maka persamaan regresi adalah
Y = 5,736+ 0,847 (X)
Nilai konstan (a) sebesar 5,736menunjukkan tingkat perolehan efektivitas
pengelolaan keuangan daerah yang dicapai yaitu sebesar 5,736 pada saat pengawasan
fungsional (0). Sedangkan untuk nilai b sebesar 0,847 menunjukkan setiap peningkatan
pengawasan fungsional sebesar 1 akan berakibat peningkatan sebesar 0,847 pada
efektivitas pengelolaan keuangan daerah yang dicapai. Hal ini dikarenakan dengan
adanya peningkatan pengawasan fungsional maka pemerintah dapat menjaga dan
meningkatkan efektivitas pengelolaan keuangan daerah.
b. Analisis Koefisien Korelasi
Berdasarkan hasil perhitungan SPSS (hasil perhitungan terlampir, tabel model
summary,) diperoleh nilai r sebesar 0,795. Nilai tersebut dapat diinterpretasikan bahwa
Pengawasan Fungsional terhadap Efektivitas Pengelolaan Keuangan Daerah memiliki
hubungan yang positif searah, dengan derajat keeratan termasuk dalam katagori kuat
karena berada diantara 0,60 – 0,79. hal ini berarti jika Pengawasan Fungsional
mengalami penurunan maka akan diikuti dengan penurunannya Efektivitas Pengelolaan
Keuangan Daerah, sebaliknya juga jika Pengawasan Fungsional meningkat maka
Efektivitas Pengelolaan Keuangan Daerah pun akan penurunan.
c. Analisis Koefisien Determinasi
Untuk mengetahui berapa besarnya pengaruh Pengawasan Fungsional terhadap
Efektivitas Pengelolaan Keuangan Daerah maka rumus yang digunakan adalah :
Kd= (0,795)2 x 100% = 63,2%
Nilai koefisien determinasi di atas menunjukan bahwa Pengawasan Fungsional
berpengaruh terhadap Efektivitas Pengelolaan Keuangan Daerah sebesar 63,2%, sisanya
sebesar 26,8% merupakan pengaruh faktor lain misalnya yaitu pengawasan melekat,
kinerja pegawai dan lain-lain.
d. Pengujian hipotesis
Untuk menguji hipotesis Pengawasan Fungsional terhadap Efektivitas
Pengelolaan Keuangan Daerah dilakukan uji t. dari hasil analisis diperoleh (hasil
perhitungan terlampir, tabel coefficient,) t hitung sebesar 8,495 dan dari t tabel dengan dk =
5 pada tingkat keyakinan 95% α = 0.05 diperoleh t tabel sebesar 2,018. Dengan demikian
dapat disimpulkan bahwa t hitung (8,495) > t tabel (2,018) atau dengan melihat tingkat
signifikan pada kolom sig diperoleh 0,000, nilai tersebut kurang dari nilai α (0.05).
Dengan demikian, hipotesis nol (Ho) ditolak atau Ha (hipotesis alternatif) diterima.
Dengan diterimanya Ha bahwa Pengawasan Fungsional berpengaruh terhadap
Efektivitas Pengelolaan Keuangan Daerah
10. Simpulan Dan Saran
a. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, maka dapat disimpulkan beberapa
hal sebagai berikut:
1. Pengawasan fungsional Pada Dinas Pemerintah Kota Tasikmalaya termasuk kepada
kategori sangat baik. Dari beberapa kriteria yang diajukan, ternyata yang memiliki
skor yang paling tinggi yaitu dalam penyusunan laporan pemeriksaan, harus dibuat
oleh secara tertulis dan disampaikan kepada pejabat yang berwenang sesuai dengan
peraturan perundang-undangan, sedangkan yang memiliki skor yang paling kecil
yaitu setiap rencana yang telah disusun dalam pelaksanaan pemeriksaan melakukan
pemeriksaan secara terperinci.
2. Efektivitas Pengelolaan Keuangan Daerah Pada Dinas Pemerintah Kota
Tasikmalaya termasuk kepada kategori sangat baik. Dari beberapa kriteria yang
diajukan, ternyata yang memiliki skor yang paling tinggi yaitu menfasilitasi yang
menampung pertanyaan-pertanyaan masyarakat tentang pengelolaan keuangan
daerah, sedangkan yang memiliki skor yang paling kecil yaitu mempublikasikan
laporan keuangan kepada masyarakat melalui media masa.
3. Pengawasan Fungsional berpengaruh terhadap Efektivitas Pengelolaan Keuangan
Daerah Pada Dinas Pemerintah Kota Tasikmalaya. Hal ini menunjukan apabila
pengawasan fungsional dilakukan dengan baik, maka efevektivitas pengelolaan
keuangan daerah pada Dinas Pemerintah Kota Tasikmalaya dapat terlaksana dengan
baik dan pengaruh faktor lain yang tidak diteliti seperti misalnya pengawasan
meleket dan kinerja pegawai dan lain-lain
b. Saran
Dari simpulan tersebut ada beberapa saran yang penulis ajukan yang dapat
dijadikan acuan sesuai dengan hasil penelitian, diantaranya yaitu:
1. Sebaiknya bank menjaga kestabilan CAR untuk mengantisipasi risiko akibat
Pemerintah Daerah Kota Tasikmalaya harus lebih meningkatkan pengawasan dalam
rangka mengawal jalannya roda pemerintahan dan pengelolaan keuangan daerah
agar pengalokasian dan penggunaanya lebih efisien dan terarah melalui bimbingan
tehnik untuk auditor dan pelatihan-pelatihan lain yang dapat meningkatkan kualitas
auditor khususnya pengawasan fungsional pada Pemerintah Daerah Kota
Tasikmalaya.
2. Berhasil dikonfirmasi adanya Pengawasan Fungsional berpengaruh terhadap
Efektivitas Pengelolaan Keuangan Daerah Pada Dinas Pemerintah Kota
Tasikmalaya serta adanya hubungan positif antara Pengawasan Fungsional dengan
Efektivitas Pengelolaan Keuangan Daerah Pada Dinas Pemerintah Kota
Tasikmalaya maka sebaiknya Pemerintah Kota Tasikmalaya memperhatikan faktor
pengawasan fungsional, harus ditingkatkan lagi sehingga efektivitas pengelolaan
keuangan daerah tercapai sesuai tujuan yang telah ditetapkan. Hendaknya penelitian
selanjutnya memperdalam faktor-faktor lainnya yang mempengaruhi Efektivitas
Pengelolaan Keuangan Daerah seperti misalnya pengawasan melekat, kinerja
pegawai dan lain-lai.
11. Daftar Pustaka
Abdul Halim dan Theresia. 2007. Manajemen Keuangan Daerah Pengelolaan
Keuangan Daerah Edisi kedua. Yogyakarta : UPP STIM YKPN.
Ade mulyadi. 2009. Pengaruh Pengawasan Fungsional Terhadap Efekivitas
Pengelolaan Keuangan Daerah Studi pada Pemerintah Kota Bandung. Jurnal
Universitas Komputer Indonesia
Cici Rahayu. 2011. Pengaruh Audit Kinerja Sektor Publik dan Pengawasan Fungsional
Terhadap Akuntabilitas Publik Pada Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) di
Pemerintah Kota Cimahi. Jurnal Universitas Komputer Indonesia
Dina Handayani. 2009. Peranan Pengawasan Fungsional Terhadap Efektivitas
Pengelolaan Keuangan Daerah di Pemerintah Daerah Kabupaten Padeglang.
Jurnal Universitas Widiayatama
Dina Mardiana. 2011. Pengaruh Kinerja Pegawai dan Pengawasan Fungsional
Terhadap Efekivitas Pengelolaan Keuangan Daerah di Inspektorat Kota
Bandung. Jurnal Universitas Komputer Indonesia
Ihyaul ulum. 2009. Audit Sektor Publik. Jakarta : PT. Bumi Aksara
Keputusan Presiden No. 74 tahun 2001 tentang tata cara pengawasan penyelenggaraan
pemerintahan daerah
Mardiasmo. 2002. Akuntansi Sektor Publik. Edisi Pertama. Yogyakarta : Andi
Moh. Nazir. 2005. Metode Penelitian. Bogor : Ghalia Indonesia
Mohammad Gema Wiradimulya. 2013. Peranan pelaksanaan pengawasan fungsional
dalam mendukung pengelolaan keuangan daerah yang efektif Pada Inspektorat
Kota Tasikmalaya. Jurnal Universitas Siliwangi
Nurhanifah. 2014. Pengaruh Kinerja Pegawai, Pengawasan Melekat dan Pengawasan
Fungsional terhadap Efektivitas Pengelolaan Keuangan Daerah (Studi Empiris
Pada SKPD Provinsi Riau). Jurnal Universitas Riau
Peraturan Daerah Kota Tasikmalaya Nomor 6 tahun 2013 tentang Pembentukan
Organisasi Perangkat Daerah
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan
Keuangan Daerah
Peraturan Pemerintah No. 105 Tahun 2000 tentang Pengelolaan Dan
Pertanggungjawaban Keuangan Daerah
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2001 Tentang Pembinaan
Dan Pengawasan Atas Penyelengaran Daerah
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan
Keuangan Daerah
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 38 dan 41 Tahun 2007 Tentang
Organisasi Perangkat Daerah
Peraturan Walikota Tasikmalaya Nomor 35 Tahun 2008 tentang Tugas Pokok, Fungsi
dan Rincian Tugas Unit Inspektorat
Peraturan Walikota Tasikmalaya Nomo 20 Tahun 2009 Tentang Pengawasan Intern Di
Lingkungan Pemerintah Kota Tasikmalaya
Rahmawati Sitti. 2014. Pengaruh Pengawasan Fungsional Inspektorat Terhadap
Efektivitas Pengelolaan Keuangan Daerah Kabupaten Pohuwato. Jurnal
Universitas Negri Gorontalo
Rosnawati Amasi. 2013. pengaruh pengawasan fungsional terhadap akuntabilitas
pengelolaan keuangan daerah pada pemerintah Kota Gorontalo. Jurnal
Universitas Negeri Gorontalo
Rudi Harto. 2012. Pengaruh pengawasan melekat dan Pengawasan Fungsional
terhadap Efektivitas Pengelolaan Keuangan Daerah Survei Organisasi
Perangkat Daerah Kota Tasikmalaya. Jurnal Universitas Siliwangi
Sinta Suhanda Wati. 2010. Analisis Atas Pengawasan Fungsional Yang pengaruhnya
terhadap Efektivitas Pelaksanaan Pengelolaan Keuangan Daearah Pada
Inspektorat Kota Bandung. Jurnal Universitas Komputer Indonesia
Soleh Chabib dan Rochmansjah Heru . 2009 . Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah
. Bandung : Fokus Media
Sonny Sumarsono, 2010. Manajemen Keuangan Pemerintah. Yogyakarta : Graha ilmu
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan
R&D). Bandung : CV. Alfabeta
Syofian Siregar. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif Dilengkapi Perbandingan
Perhitungan Manual & SPSS. Jakarta: Kencana Prenada Media Group
Undang-Undang Nomor 28 tahun 1998 tentang Penyelenggaraan Pemerintahan yang
bersih dan bebas Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN)
Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 Tentang Keuangan Daerah
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah
Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 Tentang Perimbangan Keuangan Pusat dan
Daerah
Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2005 Tentang Standar Akuntansi Pemerintahan
Undang-Undang Nomor 58 Tahun 2005 Tentang Pengelolaan Keuangan Daerah
Www.tasikmalayakota.com
Www.jabar.tribunnews.com
Download