11 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Kerangka Teori Untuk mendukung

advertisement
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Kerangka Teori
Untuk mendukung penelitian ini, peneliti menggunakan beberapa teori sebagai
landasan berpikir. Beberapa teori yang digunakan oleh peneliti antara lain :
1.Teori sales promotion yang terdapat dalam promotion mix , teori ini digunakan
oleh peneliti untuk mengetahui pengertian, macam-macam sales promotion dan
tujuan sales promotion itu sendiri yang nantinya akan penulis gunakan sebagai
pedoman dalam melakukan penelitian ini.
2.Teori loyalitas pelanggan, dalam penelitian ini peneliti ingin mengetahui apakah
terdapat pengaruh yang signifikan dari penerapan sales promotion terhadap loyalitas
pelanggan.
2.2 Teori-Teori Dasar
2.2.1
Promotion Mix
Definisi menurut Basu Swastha (2008:349), yang dimaksud dengan promotion
mix adalah kombinasi strategi yang paling baik dari variabel-variabel periklanan,
personal selling, dan alat promosi yang lain, yang semuanya direncanakan untuk
mencapai tujuan program penjualan.
11
12
Menurut J.Paul Peter (2011: 111-112), there are five elements of promotional
mix, four of which are non personal forms of communication (advertising, sales
promotion, public relations and direct marketing), and one, personal selling which
is a
1)
personal form of communication.Let’s briefly examine each one.
Advertising is a paid form of nonpersonal communication about an
organization, its product, or its activities that is transmitted through a mass
medium to a target audience. The mass medium might be television, radio,
newspaper, internet, magazines, outdoor displays, car card or directories.
2) Sales Promotion is an activity or material that offers customers, sales personnel
or resellers a direct inducement for purchasing a product. This inducement, which
adds a value to or incentive for the product, might take the form of a coupon,
sweeptakes, refund or display.
3) Public relation is a nonpersonal form of communication that seeks to influence
the attitudes, feelings, and opinions of customers, noncustomers, stockholders,
suppliers, employees, and political bodies about the organization. A popular form
is publicity, which is non paid form of nonpersonal communication about the
organization and its product that is transmitted through a mass medium in the
form of
a
news
story.
Obviously,
marketers
seek positive
publicity.
4) Direct Marketing uses direct forms of communication with costumers. It can
take the form of direct mail, online marketing, catalogs, telemarketing, and direct
response advertising. Similiar to personal selling , it may consist of an interactive
dialog between the marketer and the costumer. Its objective is to generate orders,
13
visit to retail outlet, or request for the further information. Obviously, personal
selling is a form of direct marketing because it is a very personal form of
communication, we place it in its own category.
5) Personal selling is face- to- face communication with potential buyers to
inform them about and persuade them to buy an organization’s product. It will be
examined in detail in the next chapter.
Berdasarkan teori di atas, penulis menyimpulkan bahwa sales promotion adalah
sebuah aktivitas yang menawarkan konsumen, seorang tenaga penjualan atau reseller
sebuah pancingan atau sebuah stimulus yang menarik langsung untuk membeli sebuah
produk. Dari pengertian sales promotion tersebut , maka penulis menjadi tertarik untuk
meneliti sejauh mana sales promotion yang diterapkan oleh perusahan, tempat penulis
melakukan kerja praktek dapat menarik konsumen untuk melakukan pembelian produk
perusahaan dan mampu memberikan pengaruh yang signifikan atau tidak dalam
menciptakan loyalitas pelanggan.
2.2.2 Sales Promotion
• Mengacu pada pendapat J.Paul Peter (2011:112), sales promotion adalah
sebuah kegiatan atau materi yang menawarkan pelanggan , tenaga penjualan ,
dan reseller sebuah bujukan langsung untuk membeli produk. Pancingan atau
stimulus ini yang menambahkan nilai atau insentif untuk sebuah produk.,
mungkin dalam bentuk kupon , undian , pengembalian uang atau display produk.
14
• Menurut Kotler (2003 : 609), Sales promotion include tools for consumer
promotion (samples, coupons, prices off, premium, prizes, patronage rewards,
free trials, warranties, tie-in promotion, cross – promotions, point of purchase
displays and demonstrations) ; trade promotion (prices off, advertising and
display allowances and free goods) ; business and sales force promotion ( trade
shows and conventions, contest for sales reps and specialty advertising).
Bedasarkan kutipan di atas, maka penulis menyimpulkan bahwa alat-alat yang
digunakan dalam sales promotion itu dibedakan dalam 3 bentuk yaitu promosi yang
ditujukan kepada konsumen seperti kupon, sampel, hadiah dan lain sebagainya, promosi
perdagangan seperti discount, advertising, memberikan barang secara gratis dan juga
sales promotion yang lebih ditujukan kepada tenaga penjualan berupa pameran dagang,
kontes untuk tenaga penjualan.
Dalam penerapan sales promotion perusahaan menerapkan trade promotion yang
ditujukan kepada konsumen perusahaan yaitu para distributor, pedagang grosir dan juga
toko- toko pengecer , hal yang dilakukan perusahaan adalah dengan menerapkan sales
promotion berupa quantity discount yang membuat konsumen menggunakan produk
dalam jumlah yang lebih banyak serta dengan adanya sales promotion berupa leader
pricing yang digunakan perusahaan bertujuan untuk dapat mengambil konsumen dari
kompetitor perusahaan. Selain itu, pada saat penjualan suatu produk menurun, maka
perusahaan memiliki strategi dengan bundling produk sehingga dapat membantu para
15
distributor dan juga para toko grosir serta eceran lainnya dalam mendorong terjadinya
penjualan di musim yang sedang sepi.
•
Mengacu pada pendapat Kotler (2003 : 580), alat-alat dalam sales promotion
seperti kupon, kontes, bonus and sebagainya menawarkan tiga keuntungan
khusus :
a.komunikasi : sales promotion dapat menambah perhatian dan mengarahkan
konsumen kepada produk.
b.Insentif : sales promotion menggabungkan beberapa konsesi,pancingan dan
juga kontribusi yang dapat memberikan nilai lebih kepada konsumen.
c.Undangan : sales promotion termasuk sebuah undangan khusus yang bisa
mengikat konsumen untuk melakukan transaksi pembelian saat itu juga.
Perusahaan - perusahaan sering menggunakan alat-alat sales promotion untuk
membentuk sebuah respon yang lebih kuat dan lebih cepat dari konsumen. Sales
promotion dapat di gunakan sebagai efek jangka pendek seperti untuk
mendramatisir penawaran sebuah produk dan meningkatkan penjualan yang
sedang kendur.
Berdasarkan teori tersebut, penulis hanya akan membatasi pembahasan pada sejauh
mana sales promotion yang dilakukan perusahaan berhasil mencapai tujuan seperti yang
dikemukakan tersebut dan meneliti sales promotion yang diterapkan oleh perusahaan
memberikan pengaruh yang signifikan atau tidak terhadap loyalitas pelanggan.
16
Menurut Cahya Budiarta (2007 : 184), sasaran sales promotion adalah sebagai
berikut :
a. Untuk para konsumen , sasaran – sasaran termasuk mendorong penggunaan dan
pembelian dalam jumlah yang lebih besar oleh para pemakai , mencoba menarik
pemakai merk lain.
b. Untuk para pengecer , sasaran – sasaran termasuk mendorong mereka untuk
menyimpan dalam jumlah yang lebih besar , mendorong pembeli pada saaat
bukan musim pembelian , mendorong penyimpanan barang – barang yang
berhubungan satu sama lain , meniadakan promosi – promosi persaingan ,
membina kesetiaan para pengecer terhadap merek , mendapat kesempatan masuk
pada rangkaian pengecer baru.
c. Untuk armada penjualan , sasaran – sasaran termasuk mendorong atau member
dukungan kepada hasil-hasil produksi yang baru atau model baru , mendorong
lebih banyak calon atau bakal pembeli , mendorong penjualan pada waktu buka
musimnya.
Sasaran – sasaran sales promotion yang dilakukan perusahaan ditujukan
kepada para pengecer dan juga pada armada penjualan ( distributor dan pedagang
grosir) yang merupakan konsumen dari perusahaan. Beberapa penerapan sales
promotion dalam perusahaan di arahkan kepada para pengecer dan juga kepada
17
armada penjualan (distributor dan pedagang grosir) dengan tujuan-tujuan yang
seperti dikemukakan di atas.( point b dan c ).
2.2.3 Contoh-contoh sales promotion
Mengacu pada pendapat Donald F.Kuratko,Jeffrey S.Hornby(2009: 151-153), definisi
dari contoh-contoh sales promotion adalah sebagai berikut
1.Price Bundling
tipe dari kebijakan harga di mana konsumen memperoleh sejumlah barang atau
jasa bersama dengan produk yang mereka beli dengan harga spesial yang lebih
menguntungkan.
2 . Discount
pengurangan harga. Banyak usaha baru menemukan bahwa mereka dapat
mendorong penjualan yang menguntungkan dari penyimpangan strategi harga
tetap.
Penulis mengkategorikan menjadi 2 bentuk discount yang diterapkan oleh pihak
perusahaan yaitu:
•
Quantity Discount
menawarkan biaya yang lebih rendah per unitnya dikarenakan volume
pembelian juga meningkat.
18
•
Cash Discount
menawarkan pengurangan harga 3 sampai 5 persen pada pembelian jika
individu akan membayar dengan uang tunai atau cek.
3. Pricing Strategy
Mengacu pada pendapat Donald F.Kuratko,Jeffrey S.Hornby(2009:144), 3 faktor
utama yang dipertimbangkan ketika menentukan sebuah harga yaitu :
•
Cost of Goods
Selling Price = Purchase Price + Operating Expense+ Profit
•
Operating Expense
= biaya produksi, biaya tenaga kerja dan biaya distribusi
Selling price
= harga jual
Purchase price
= harga beli bahan baku
Profit
= keuntungan
Competitive price
Melihat harga dari komeptitor untuk menentukan sebuah harga sehingga dapat
bersaing dengan perusahaan lain yang sudah memiliki segmen pasar tersendiri.
19
•
Market demand
Meskipun permintaan telah diperiksa dalam beberapa rincian,namun kita juga
perlu
mempertimbangkan
keuntungan
vs
jumlah
volume.
Penelitian
mengungkapkan banyak penjual berusaha untuk mempertahankan harganya untuk
dapat mempertahankan mangsa pasar. Maksudnya adalah jika kita menjual
dengan harga terlalu rendah sehingga membuat banyak pembeli namun
keuntungan yang di dapat juga tidak maksimal. Selain itu jika membuat harga
yang tinggi maka juga membuat keuntungan yang di dapat setara dengan menjual
dengan harga yang rendah namun banyak yang membeli. Alangkah baiknya jika
kita menetapkan harga yang wajar yang bisa bersaing di pasaran dengan kualitas
produk yang kita tawarkan juga tidak kalah dengan kompetitor.
•
Pricing Strategy yang diterapkan perusahaan sendiri adalah sebagai berikut :
a. Leader
Pricing
mengacu
pada
pendapat
Donald
F.Kuratko,Jeffrey
S.Hornby(2009:150).
membuat harga yang lebih rendah dari sejumlah produk yang popular untuk
menarik konsumen dalam jumlah yang lebih besar. Tujuan dari strategi ini adalah
untuk membangun lalu lintas konsumen.(menjual di bawah harga pasaran dalam
usaha menghasilkan atau menambah keseluruhan penjualan untuk seluruh produk di
toko).
20
b. Price
Lining
mengacu
pada
pendapat
Donald
F.Kuratko,Jeffrey
S.Hornby(2009:150)
proses menawarkan merchandise dengan range harga yang berbeda.Beberapa
ahli menyebutnya harga yang fleksibel dan menghubungkannya pada keputusaan
untuk menerapkan harga yang sama kepada semua segment atau dibedakan
berdasarkan perbedaan konsumen atau wilayah konsumennya.
2.3 Teori-Teori Khusus
2.3.1 Loyalitas Pelanggan
Dalam pasar yang kompetitif, kepuasan pelanggan dipandang sebagai pembeda
kunci dan menjadi elemen dari strategi bisnis. Kepuasan pelanggan sendiri merupakan
konsep yang abstrak. Kepuasan pelanggan tergantung pada sejumlah hal baik psikologis
dan fisik variabel yang berkorelasi dengan perilaku seperti kembali lagi untuk membeli
dan merekomendasikannya. Dalam tahap untuk membeli dan merekomendasikannya
adalah sebuah tahap yang menunjukkan adanya loyalitas pelanggan.
2.3.2
•
Definisi loyalitas pelanggan
Menurut J.Griffin (2005 : 16) , loyalitas sendiri memiliki pengertian yaitu hasil
mencurahkan perhatian pada apa yang perlu dilakukan untuk mempertahankan
pelanggan dan terus-menerus melakukannya.
21
•
Menurut J.Griffin (2005 : 31), pelanggan adalah seseorang yang terbiasa untuk
membeli dari Anda.Kebiasaan ini terbentuk melalui pembelian dan interaksi
yang sering selama periode waktu tertentu.
•
Sehingga loyalitas pelanggan menurut J.Griffin (2005 : 16) adalah didasarkan
pada perilaku atau sering disebut pembelian non random yang diungkapkan dari
waktu ke waktu oleh beberapa unit pengambilan keputusan.
2.3.3
Menurut J.Griffin (2005 : 31), ciri-ciri dari pelanggan yang loyal
•
Melakukan pembelian berulang secara teratur.
•
Membeli antarlini produk dan jasa.
•
Mereferensikan kepada orang lain.
•
Menunjukkan kekebalan terhadap tarikan dari pesaing.
2.3.4
Tahap-tahap untuk menciptakan pelanggan yang loyal
Menurut J.Griffin (2005: 35) , tahapannya adalah sebagai berikut :
Tahap satu : suspect.Tersangka (suspect) adalah orang yang mungkin membeli
produk atau jasa Anda.
Tahap dua : prospek. Prospek adalah orang yang membutuhkan produk atau jasa
Anda. Meskipun prospek belum tentu membeli dari Anda namun
ia telah
22
mendengar tentang Anda, membaca tentang Anda atau ada seseorang yang
merekomendasikan Anda kepadanya.
Tahap ketiga : prospek yang diskualifikasi. Prospek yang diskualifikasi adalah
prospek yang telah cukup Anda pelajari untuk mengetahui bahwa mereka tidak
membutuhkan atau tidak memiliki kemampuan untuk membeli produk Anda
Tahap empat : pelanggan pertama kali. Pelanggan pertama kali adalah orang
yang telah membeli dari Anda satu kali.
Tahap lima : pelanggan berulang. Pelanggan berulang adalah orang-orang yeng
telah membeli produk Anda dua kali atau lebih.Pelanggan PT.Garmentindo
Hadimanjaya baru mencapai tahap ini (tahap 6 dan 7 belum di capai oleh
perusahaan) yaitu pelanggan sudah berulang membeli produk perusahaan, namun
keterikatannya rendah terhadap perusahaan sehingga mengakibatkan terjadinya
loyalitas yang lemah.
Tahap enam : klien. Klien membeli apa pun yang Anda jual dan dapat ia
gunakan.orang ini membeli secara teratur . Anda memiliki hubungan yang kuat
dan berlanjut, yang menjadikannya kebal terhadap tarikan pesaing.
Tahap tujuh : penganjur.Penganjur mendorong orang lain untuk membeli dari
Anda.
23
Menurut J.Griffin (2005:7-8) , pada strategi pangsa pasar, perusahaan sering
menggunakan berbagai perangkat pemasaran jangka pendek (kupon, promosi penjualan,
potongan harga, dan sebagainya) untuk mencoba merebut pelanggan dari pesaing.
Meskipun sering menciptakan peningkatan penjualan jangka pendek, dengan melakukan
tindakan-tindakan ini saja jarang menciptakan nilai yang bertahan lama bagi para
pelanggan, banyak diantaranya yang pada akhirnya mendatangi pesaing.Penelitian
menunjukkan bahwa perangkat pemasaran jangka pendek semacam itu dapat
meningkatkan
kepekaan harga dalam diri semua konsumen, di pasar semacam itu
pelanggan lebih merasa tertipu bila mereka tidak memiliki kupon, daripada mereka
merasa mendapat imbalan bila mereka memilikinya.
2.3.5
Loyalitas dan Siklus Pembelian
Menurut Griffin.J (2005: 18), loyalitas dan siklus pembelian bisa terlihat dalam
siklus berikut ini :
Kesadaran
membeli kembali
pembelian awal
evaluasi pasca pembelian
keputusan
pembelian berulang.
Penjelasan : Kesadaran konsumen bisa dilakukan perusahaan dengan menerapkan
berbagai macam sales promotion seperti yang sudah dilakukan perusahaan dan juga
dengan adanya pemasaran langsung yang dilakukan perusahaan dengan adanya
katalog,website dan juga sales person yang membawa sampel kepada konsumen akan
membuat konsumen sadar akan keberadaaan perusahaan dengan berbagai macam sales
24
promotion yang menarik yang ditawarkan oleh pihak perusahaan kepada konsumen ,
setelah itu barulah
terjadi pembelian awal yang dilakukan oleh konsumen karena
merasa tertarik dengan berbagai macam sales promotion tersebut, kemudian konsumen
akan melakukan evaluasi apakah ia merasa puas akan promosi, layanan, kualitas dan
harga yang ditawarkan oleh perusahaan sehingga membuat ia akhirnya memutuskan
untuk membeli kembali apabila ia merasa puas akan pembelian sebelumnya dan
akhirnya terjadilah pembelian kembali.Pada tahap pembelian kembali ini bisa di
namakan adanya loyalitas dari pelanggan.
2.3.6 Empat Jenis Loyalitas ( J.Griffin: 2005, p.22-23)
a.
Tanpa loyalitas, untuk beberapa alasan pelanggan tidak mengembangkan
loyalitas terhadap produk atau jasa tertentu.
b.
Loyalitas yang lemah yaitu keterikatan yang rendah digabung dengan
pembelian berulang yang tinggi menghasilkan loyalitas yang lemah.Pelanggan
ini membeli karena kebiasaan, “ karena kami selalu menggunakannya” atau “
karena sudah terbiasa”.
c.
Loyalitas tersembunyi yaitu tingkat preferensi yang relatif tinggi digabung
dengan tingkat pembelian berulang yang rendah menunjukkan loyalitas
tersembunyi.Bila pelanggan memiliki loyalitas tersembunyi, pengaruh situasi dan
bukan pengaruh sikap yang menentukan pembelian berulang.
25
d. Loyalitas premium yaitu jenis loyalitas yang paling dapat ditingkatkan , terjadi
bila ada tingkat keterikatan yang tinggi dan tingkat pembelian berulang yang
juga tinggi.Ini merupakam jenis loyalitas yang lebih disukai untuk semua
pekanggan di setiap perusahaan.Pada tingkat prefernsi paling tinggi tersebut,
orang bangga karena menemukan dan menggunakan produk tertentu dan senang
membagi pengetahuan mereka dengan rekan dan keluarga.
2.4 Kerangka Berpikir
Variabel X
Variabel Y
Sales Promotion
Loyalitas Pelanggan
2.2
•
2.3 •
•
Price Bundling
•
Discount
Melakukan pembelian berulang secara
teratur
Pricing strategy
•
Membeli antarlini produk dan jasa
•
Mereferensikan kepada orang lain
•
Menunjukkan kekebalan terhadap
tarikan dari pesaing
2.1 Gambar kerangka berpikir
Dalam kerangka pikir penelitian, terdapat 2 variabel yang akan diteliti yaitu variabel
X (sales promotion ) yang memiliki 3 dimensi yaitu price bundling, discount dan juga
pricing strategy. Sedangkan variabel Y ( loyalitas pelanggan) memiliki 4 dimensi yaitu
26
melakukan pembelian berulang secara teratur, membeli antarlini produk dan jasa,
mereferensikan kepada orang lain , dan menunjukkan kekebalan terhadap tarikan dari
pesaing.Variabel X merupakan variabel bebas yang memberikan pengaruh terhadap
variabel Y atau varibel terikat yaitu loyalitas pelanggan. Dalam kerangka berpikir,
penulis ingin menjelaskan bahwa sales promotion yang terdiri dari price bundling,
discount dan pricing strategy memberikan pengaruh terhadap loyalitas pelanggan yang
ditunjukkan melalui 4 dimensi loyalitas pelanggan itu sendiri. Kerangka berpikir
tersebut merupakan kerangka berpikir penulis dalam melakukan penelitian ini.
2.5 Aplikasi
2.5.1 Etika dalam penerapan sales promotion
Dalam
penerapan
sales
promotion
ternyata
memerlukan
etika
dalam
pengaplikasiannya. Karena menurut Terence A.Shimp (2003: 105), oleh alih bahasa
Revyani Sjahrial dan Dyah Anikasari, promosi penjualan yang berorientasi konsumen
( termasuk praktek-praktek seperti pemberian kupon, penawaran bonus, pengembalian ,
undian berhadiah dan kontes) dapat bersifat tidak etis ketika promotor penjualan
menawarkan sebuah penghargaan kepada konsumen tetapi tidak terealisasi.
Bedasarkan kutipan diatas, maka penulis menyimpulkan bahwa setiap sales
promotion yang dilakukan itu harus memiliki etika yaitu tidak ada unsur penipuan ketika
melakukan sales promotion. Misalnya saja apa yang di tawarkan atau di promosikan
kepada konsumen tersebut tidak sesuai dengan apa yang dijanjikan ketika konsumen
27
sudah membeli. Jadi pada dasarnya sales promotion yang diterapkan juga harus dapat
dipertanggungjawabkan kebenarannya.
2.5.2 Dampak aplikasi sales promotion dalam hasil penelitian sebelumnya
Dari hasil penelitian sebelumnya , Saida Malik (2012:248-249) mengatakan bahwa
konsep dari sales promotion hanya memberikan keuntungan yang bersifat sementara
saja dalam membangun merek antara lain :
a. Loyalitas merk
Ini adalah fakta dasar pemasaran yang memperoleh pelanggan baru jauh lebih
sulit bagi
perusahaan dibandingkan
dengan
mempertahankan konsumen
yang lama. Karena itu penekanan utama ditempatkan pada bidang loyalitas merek, yang
menjamin
bahwa
hadapan penawaran
konsumen berulang
kali membeli
yang kompetitif dimana
merek
penawaran
Anda,
itu sama
bahkan di
menariknya.
Kesetiaan merek diukur melalui berbagai dimensi dan skala yang dikembangkan oleh
peneliti yang berbeda. Quester dan Lim (2003) telah mengembangkan dua jenis utama
dari loyalitas merek:
1.perilaku loyalitas
2. sikap loyalitas
Dalam bentuk apapun, adanya loyalitas merek menjamin pembelian ulang produk
dengan pelanggan secara individual, sehingga menambah nilai loyalitas seumur hidup
28
dari konsumen dan pada akhirnya memiliki dampak positif terhadap keuntungan /
penambahan jumlah omset perusahaan.
b.Hubungan antara promosi yang berorientasi konsumen dan juga loyalitas merek
Dampak jangka panjang dari promosi penjualan dipelajari melalui mengukur
hubungan antara persepsi konsumen akan promosi penjualan dan loyalitas merk
konsumen . Promosi penjualan produk apapun meninggalkan dampak pada akuisisi
prilaku konsumen atau produk dimana konsumen tidak akan membeli menjadi bisa
membeli
produk
tersebut.(Alvarez
dan
Casielles:2005).
Penelitian
juga
mengungkapkan bahwa jenis produk dimana presentase konsumen yang loyal berjumlah
lebih banyak , cenderung dikarenakan adanya sales promotion yang memberikan
manfaat tambahan sehingga terciptanya loyalitas merek.
Penelitian sebelumnya telah membuktikan bahwa presentase konsumen yang
loyal berjumlah lebih banyak , cenderung dikarenakan adanya sales promotion yang
memberikan manfaat tambahan sehingga terciptanya loyalitas merek.Namun hal itu
diteliti oleh peneliti sebelumnya dengan mengukur persepsi konsumen dan loyalitas
merek itu sendiri, sedangkan penulis dalam hal ini hanya akan melakukan penelitian
mengenai sales promotion yang diterapkan oleh pihak perusahaan memberikan pengaruh
atau tidak terhadap loyalitas pelanggan.
29
Landasan teori yang terpaparkan dalam Bab II ini dianggap relevan terhadap
masalah yang akan penulis teliti yaitu mengenai pengaruh penerapan sales promotion
yang dilakukan oleh sebuah perusahaan terhadap loyalitas pelanggan karena ada teori
yang mengatakan bahwa sales promotion itu memberikan pengaruh terhadap loyalitas
pelanggan namun itu dilihat dari mempelajari persepsi konsumen terhadap sales
promotion (apabila konsumen merasa bahwa perusahaan memiliki Unique Selling
Preposition/ diferensiasi produk dimana produk itu hanya bisa di dapatkan jika
konsumen membeli kepada perusahaan, hal ini akan mengakibatkan keterikatan
konsumen menjadi tinggi kepada perusahaan dan ketika keterikatan konsumen tinggi
terhadap perusahaan maka kemungkinan besar preferensi membeli juga menjadi tinggi
sehingga akan terjadi yang namanya loyalitas merek) dan loyalitas merek itu sendiri
membuat konsumen menjadi loyal, namun ada juga yang mengatakan bahwa sales
promotion hanya memberikan manfaat jangka pendek terhadap penjualan produk
perusahaan, dari berbagai macam spekulasi tersebut, maka peneliti ingin meneliti sales
promotion yang diterapkan perusahaan Garmentindo, tempat menulis melakukan kerja
praktek mempunyai pengaruh yang signifikan atau tidak terhadap loyalitas
pelanggannya.
Download