106 VII. SIMPULAN DAN SARAN 7.1. Simpulan 1. Ukuran kinerja perekonomian di Jawa Timur dapat dilihat dari perkembangan PDRB, inflasi dan pengangguran. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa yang mempengaruhi perkembangan ketiga variabel ekonomi tersebut adalah sebagai berikut: a. PDRB dipengaruhi secara nyata oleh PMDN riil, perubahan PMA riil, dummy Otda, tren waktu dan PDRB tahun sebelumnya. Perkembangan PMDN dipengaruhi oleh perubahan PDRB, rasio UMP riil per tenaga kerja dengan total upah, perubahan panjang jalan dan PMDN riil tahun sebelumnya. Sedangkan perkembangan PMA dipengaruhi oleh suku bunga riil, nilai tukar riil dan dummy Otda. b. Inflasi dipengaruhi secara nyata oleh PDRB dengan respon yang elastis baik dalam jangka pendek maupun panjang, tren waktu dan laju infasi tahun sebelumnya. Jadi ekspektasi inflasi turut berperan dalam mendorong peningkatan laju inflasi di Jawa Timur. c. Pengangguran dipengaruhi oleh PMDN riil dengan respon elastis dalam jangka pendek, tren waktu dan pengangguran tahun sebelumnya. 2. Berdasarkan hasil simulasi dapat diketahui bahwa peningkatan PMDN 15 persen mempunyai dampak positif terhadap PDRB dan negatif terhadap pengangguran yaitu sebesar 0.012 dan -0.053. Dampak yang lain, kenaikan PDRB tersebut mendorong naiknya inflasi sebesar 0.052 persen. Sedangkan 107 peningkatan PMA 15 persen akan menstimulasi peningkatan PDRB sebesar 0.441 persen yang mendorong naiknya inflasi sebesar 1.378 persen dan dapat menurunkan pengangguran sebesar 0.442 persen. 3. Dampak terbesar terhadap kinerja perekonomian Jawa Timur diperoleh dengan meningkatkan PMA sebesar 15 persen. Karena dengan kenaikan PMA tersebut dapat mendorong peningkatan PDRB dan mengurangi angka pengangguran yang relatif lebih tinggi daripada PMDN. 7.2. Saran 1. Berdasarkan hasil analisis ekonometrika, hasil simulasi alternatif kebijakan dan implikasi kebijakan dapat disarankan bahwa pengembangan investasi PMDN dan PMA perlu dilakukan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan mengurangi jumlah pengangguran di Jawa Timur. 2. Upaya-upaya yang perlu dilakukan dalam mengembangkan PMDN adalah menyediakan infrastruktur yang memadai khususnya panjang jalan dan menetapkan upah minimum provinsi secara hati-hati sehingga dapat melindungi kepentingan pekerja dan pengusaha. 3. Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk mendorong peningkatan PMA adalah meningkatkan efisiensi birokrasi dalam hal perijinan investasi sebagai akibat pelaksanaan otonomi daerah melalui pelaksanaan pelayanan satu atap dalam sehari (one day service) di seluruh wilayah di Jawa Timur. 4. Mengembangkan PMA yang bersifat padat karya (umumnya bergerak di bidang usaha perdagangan dan industri tekstil) untuk mengurangi jumlah pengangguran di Jawa Timur dengan cara menyediakan insentif lokasi. 108 5. Model yang disusun dalam penelitian ini masih dapat terus dikembangkan. Analisis yang dilakukan sifatnya masih makro regional dan agregat. Perbaikan dapat dilakukan untuk memperluas sifat penelitian menjadi makro nasional dan dalam bentuk disagregasi PMDN dan PMA yang lebih rinci berdasarkan sub sektornya yaitu sektor primer, sekunder dan tersier. Selain itu, hasil pendugaan parameter model kemungkinan akan semakin tajam apabila data investasi portofolio (pasar modal) dan investasi non fasilitas yang dinilai mempunyai pengaruh yang cukup besar terhadap perekonomian disertakan dalam penelitian.