Proceeding Sriwijaya Economic and Busimess Conference 2015 PENGARUH FAKTOR SOSIAL, BUDAYA, PRIBADI TERHADAP PENENTU KEPUTUSAN PEMBELIAN PEMPEK DI KOTA PALEMBANG Nofiawaty, Yulia Hamdaini Putri Fakultas Ekonomi Jurusan Manajemen Universitas Sriwijaya Abstrak Palembang terkenal dengan kuliner khasnya pempek (mpek-mpek) yaitu hasil olahan ikan dan sagu, yang disajikan dengan saus berwarna coklat yang disebut cuka atau cuko (bahasa Palembang). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor mana di antara faktor sosial, budaya, dan pribadi yang dominan berpengaruh terhadap penentu keputusan pembelian pempek di Kota Palembang. Populasi penelitian ini adalah masyarakat umum kota Palembang sebagai konsumen makanan pempek, jumlah sampel yang diambil sebanyak 100 responden. Data diuji secara validitas dan reliabilitas sebelum dilakukan analisa selanjutnya. Teknik analisa data menggunakan analisa tabulasi silang dan regresi linier berganda. Hasil penelitian menunjukkan Faktor Budaya mempengaruhi sebesar 0,339 terhadap penentu keputusan pembelian. Mengingat pempek merupakan makanan khas kota Palembang dan sudah menjadi tradisi masyarakat pada umumnya mengkonsumsi makanan tersebut, maka faktor budaya menjadi penentu keputusan untuk membeli pempek. Faktor Budaya merupakan faktor yang dominan berpengaruh terhadap penentu keputusan pembelian. Kata Kunci : Faktor sosial, budaya, pribadi dan penentu keputusan pembelian I. PENDAHULUAN Palembang terkenal dengan kuliner khasnya pempek (mpek-mpek) yaitu hasil olahan ikan dan sagu, yang disajikan dengan saus berwarna coklat yang disebut cuka atau cuko (bahasa Palembang). Meskipun berbagai kedai modern dan internasional seperti Pizza, KFC, Sakabento dan lain-lain menggempur kota Palembang, namun kedaikedai pempek tetap menjadi bisnis icon kuliner di Palembang, Sumatera Selatan. Pempek sepertinya sudah menjadi makanan favorit dan menjadi incaran wisatawan yang berkunjung ke kota Palembang Dalam dunia pemasaran kita mengenal beberapa karakteristik yang mempengaruhi perilaku konsumen.Pembelian konsumen sangat dipengaruhi oleh karakteristik budaya, sosial, pribadi, dan psikologis .Budaya merupakan nilai yang sudah ada dalam masyarakat, makan pempek sepertinya sudah menjadi budaya di Kota Palembang. Setiap orang selalu hidup berdampingan dengan yang lain. Memutuskan suatu hal tidak terlepas dari pengaruh sosial seperti kelompok kecil, keluarga, serta peran dan status sosial konsumen. Faktor pribadi merupakan pribadi yang dimiliki oleh suatu individu. Konsumen dalam memutuskan pembelian produk tidak terlepas dari faktor pribadi. II. STUDI PUSTAKA 2.1. Perilaku Konsumen Perilaku konsumen adalah mempelajari cara individu, kelompok, dan organisasi memilih, membeli, memakai, serta memanfaatkan barang, jasa, gagasan atau pengalaman dalam rangka memuaskan kebutuhan dan hasratnya (Kotler & Armstrong, 2013). Perilaku konsumen adalah proses dan aktivitas ketika seseorang berhubungan denganpencarian, pemilihan, pembelian, penggunaan, serta pengevaluasian produk dan jasa demi memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen. 86 Call for Papers Seminar Nasional dan Hasil-Hasil Penelitian ISBN 979-587-563 Proceeding Sriwijaya Economic and Busimess Conference 2015 Perilaku konsumen merupakan hal-hal yang mendasari konsumen untuk membuat keputusan pembelian. Untuk barang berharga jual rendah (low-involvement) proses pengambilan keputusan dilakukan dengan mudah, sedangkan untuk barang berharga jual tinggi (high-involvement) proses pengambilan keputusan dilakukan dengan pertimbangan yang matang. 2.2. Faktor-Faktor Perilaku Konsumen Konsumen membuat banyak keputusan pembelian setiap hari. Kebanyakan perusahaan besar meneliti keputusan pembelian secara rinci untuk mengetahui tentang keputusan pembelian dari konsumen tersebut. Pemasar dapat mempelajari suatu perilaku pembelian dengan menganalisis faktor-faktor perilaku konsumen yang diantaranya adalah: Faktor Budaya Faktor budaya merupakan karakter yang penting dari suatu sosial yang membedakannya dari kelompok kultur lainnya (Lamb, 2001:202). Menurut Purimahua (2005 :545), faktor budaya adalah kebiasan suatu masyarakat dalam menanggapi sesuatu yang dianggap memiliki nilai dan kebiasaan, yang bisa dimulai dari mereka menerima informasi, posisi sosial mereka dalam masyarakat, dan pengetahuan mereka tentang apa yang mereka rasakan. Budaya adalah sekelompok nilai-nilai sosial yang diterima masyarakat secara menyeluruh dan tersebar kepada anggota-anggotanya melalui bahasa dan simbolsimbol. Setiap budaya terdiri dari sub-sub budaya yang lebih kecil yang menyediakan identifikasi dan sosialisasi yang lebih spesifik bagi anggota-anggotanya. Subbudaya meliputi kebangsaan, agama, ras dan daerah geografis (Anoraga,2000:227). Faktor budaya merupakan sekelompok nilai-nilai sosial yang diterima masyarakat secara menyeluruh dan tersebar kepada anggota-anggotanya melalui bahasa dan simbol-simbol (Anoraga, 2007:227). Faktor budaya memberikan pengaruh paling luas dan mendalam pada tingkah laku konsumen. Pemasaran harus mengetahui peran yang dimainkan oleh budaya budaya, subbudaya, dan kelas sosial. Budaya mengacu pada gagasan, simbolsimbol yang memiliki makna untuk berkomunikasi, nilai, melakukan 19 penafsiran dan evaluasi sebagai anggota masyarakat. Budaya dapat dilihat dari kepercayaan, pandangan dan kebiasaan konsumen terhadap suatu produk. Semakin tinggi kepercayaan terhadap produk, maka semakin tinggi keputusan konsumen untuk melakukan pembelian. Hasil penelitian Nuryadi (2014) dan Millatina, dkk (2013) menunjukkan bahwa budaya berpengaruh keputusan pembelian. Faktor Sosial Perilaku konsumen dipengaruhi oleh faktor-faktor sosial, seperti kelompok kecil, kelurga, serta peran dan status sosial konsumen. Faktor sosial memiliki beberapa kelas sosial yang terdiri dari kelas sosial atas, menengah, kelas pekerja, dan kelas bawah. a. Kelas Sosial Menengah 1) Menengah Atas Menengah Atas (12%) yakni professional, pelaku bisnis independen, dan manajer perusahaan yang tidak memiliki status keluarga atau kekayaan yang luar biasa. Mareka mementingkan pendidikan, bergabung dengan kegiatan sosial dan sangat memikirkan kepentingan umum, dan menginginkan “hal yang lebih baik dalam hidup”. 2) Kelas Menengah Kelas Menengah yakni pekerja kerah putih dan kerah biru dengan upah rata-rata yang tinggal di “pinggiran kota”. Mareka membeli produk-produk popular untuk Call for Papers Seminar Nasional dan Hasil-Hasil Penelitian ISBN 979-587-563 87 Proceeding Sriwijaya Economic and Busimess Conference 2015 b. c. mengikuti mode. Kehidupan yang lebih baik berarti memiliki rumah yang indah di lingkungan yang nyaman dengan fasilitas sekolah yang baik. Kelompok Kelompok adalah dua atau lebih orang yang berinteraksi untuk mencapai tujuan pribadi atau tujuan bersama. 1) Kelompok Keanggotaan Kelompok yang mempunyai pengaruh langsung dan tempat di mana seseorang menjadi anggotanya. 2) Kelompok Referensi Kelompok yang bertindak sebagai titik perbandingan atau titik referensi langsung (berhadapan) atau tidak langsung dalam membentuk sikap atau perilaku seseorang. Keluarga Keluarga adalah organisasi pembelian konsumen yang paling penting dalam masyarakat, dan telah diteliti secara ekstensif. Pemasaran harus mengetahui peran yang dimainkan kelas sosial. Konsumen dalam bertindak dipengaruhi oleh anggota keluarga, teman, atau pun kelompok lainnya. Hasil penelitian Rifai (2014) dan Millatina, dkk (2013) menunjukkan bahwa sosial berpengaruh keputusan pembelian. Faktor Pribadi Keputusan pembeli juga dipengaruhi oleh karakteristik pribadi seperti usia, tahap siklus hidup pembeli, pekerjaan, situasi ekonomi serta kepribadian dan konsep diri.(Kotler, 169-172 :2008) a. Usia dan Tahap Siklus Hidup Tahap siklus hidup keluarga tradisional meliputi bujangan muda dan pasangan menikah dengan anak-anak. RBC Royal mengidentifikasikan lima segmen tahap kehidupan yaitu : >18 tahun tahun : segmen pemuda, 18-35 Tahun; segmen mulai dewasa; 35-50 tahun : segmen pembangun; 50-60 tahun : segmen akumulator; lansia diatas 60 tahun b. Pekerjaan Pekerjaan seseorang mempengaruhi keputusan pembelian. Pekerja kerah biru cenderung memilih makanan tradisional, pekerja kerah putih memilih makanan modern. c. Situasi Ekonomi Situasi ekonomi seseorang akan mempengaruhi pilihan produk. Pemasar barangbarang yang sensitif terhadap pendapatan mengamati gejala pendapatan pribadi, tabungan dan suku bunga d. Gaya Hidup Orang yang berasal dari sub budaya, kelas sosial dan pekerjaan yang sama mungkin mempunyai gaya hidup yang cukup berbeda. Gaya hidup adalah pola hidup seseorang yang diekspresikan dalam keadaan psikografisnya. Gaya hidup melibatkan aktifitas, pendapat dan minat e. Kepribadian dan Konsep Diri Kepribadian adalah karakteristik psikologis unik seseorang yang menghasilkan tanggapantanggapan yang relatif konsisten dan menetap terhadap lingkungannya”. Sedangkan “konsep diri adalah bahwa apa yang dimiliki seseorang memberi kontribusi dan mencerminkan identitas mereka. Keputusan Pembelian Keputusan pembelian konsumen adalah membeli merek yang paling disukai, tetapi dua faktor bisa berada antara niat pembelian dan keputusan pembelian. 88 Call for Papers Seminar Nasional dan Hasil-Hasil Penelitian ISBN 979-587-563 Proceeding Sriwijaya Economic and Busimess Conference 2015 a. Pengambilan Keputusan Konsumen Pengambilan Keputusan Konsumen dalam pembelian barang/jasa digolongkan dalam dua golongan, yaitu: 1) Pengambilan keputusan yang memerlukan keterlibatan konsumen yang tinggi, misalnya: membeli mobil, membeli parfum, dsb. 2) Pengambilan keputusan yang memerlukan keterlibatan konsumen yang rendah, misalnya: membeli sabun mandi, membeli coca-cola, dan barangbarang kebutuhan pokok sehari-hari lainnya. b. Pihak yang Berperan Dalam Pengambilan Keputusan Konsumen Pengambilan keputusan pembelian seingkali melibatkan lebih dari satu orang mengemukakan bahwa ada 5 pihak yang berperan dalam pengambilan keputusan pembelian, yaitu: (1) Intiator, yaitu individu yang mempunyai inisiatif pembelian barang, yang mempunyai kebutuhan/keinginan tetapi tidak mempunyai kewenangan untuk melakukannya sendiri. (2) Influencer, yaitu individu yang mempengaruhi keputusan untuk membeli baik secara sengaja atau tidak sengaja. (3) Decider, yaitu individu yang memutuskan apakah akan membeli atau tidak apa yang akan dibeli, bagaimana membelinya, kapan dan di mana membelinya. (4) Buyer, yaitu individu yang melakukan transaksi pembelian sesungguhnya. (5) User, yaitu individu yang mempergunakan produk atau jasa yang dibeli. c. Tahap Pengambilan Keputusan Konsumen Kotler (2011) mengemukakan ada 5 tahap dalam proses pengambilan keputusan pembelian konsumen, yaitu: 1) Pengenalan masalah atau kebutuhan. Kebutuhan itu dapat digerakkan oleh rangsangan dari dalam pembeli atau dari luar. Dengan menghimpun informasi dari sejumlah konsumen para pemasaran dapat mengenal rangasangan yang lebih sering terjadi untuk membangkitkan minat dalam jenis produk tertentu. 2) Pencarian informasi. Biasanya pencarian informasi meningkat tatkala konsumen mulai bergerak dari keputusan situasi pemecahan masalah yang terbatas ke pemecahan masalah yang lebih luas. Yang menjadi pusat perhatian pemasar adalah sumber-sumber informasi pokok yang akan diperhatikan konsumen dan pengaruh relatif dari setiap informasi itu terhadap rangakaian keputusan membeli. Sumber-sumber informasi konsumen terbagi menjadi empat kelompok, yaitu: a) Sumber pribadi (keluarga, teman, tetangga, kenalan) b) Sumber niaga (periklanan, petugas penjualan, penjual, bungkus dan pameran) c) Sumber umum (media masa, organisasi konsumen) d) Sumber pengalaman (pernah menangani, menguji produk) 3) Penilaian alternatif. Beberapa faktor yang menjadi pertimbangan konsumen untuk memilih satu alternatif dari banyak alternatif yang tersedia, adalah: a) Sifat-sifat produk (kinerjanya) b) Kepercayaan merek c) Fungsi kemanfaatan untuk setiap ciri d) Prosedur pemilihan merek e) Faktor-faktor tersebut harus mendapat perhatian para pemasar 4) Keputusan membeli. Keputusan membeli ini melibatkan 5 subkeputusan, yaitu keputusan tentang merek, keputusan dari siapa membeli, keputusan tentang jumlah, keputusan waktu membeli, dan keputusan cara pembayarannya. Call for Papers Seminar Nasional dan Hasil-Hasil Penelitian ISBN 979-587-563 89 Proceeding Sriwijaya Economic and Busimess Conference 2015 5) Perilaku Pasca Pembelian. Keputusan atau ketidakpuasan pembeli produk akan mempengaruhi perilaku berikutnya. Bila konsumen puas maka ada peluang konsumen akan membeli lagi dan mereka pada umumnya akan bercerita pada orang lain. Ini merupakan iklan yang paling efektif dan murah. Sebaliknya bila tidak puas atau kecewa akan mengakibatkan mereka tidak mau membeli lagi dan cerita negatif kepada orang lain. 2.3. Penelitian Terdahulu Berikut ini daftar penelitian terdahulu : No 1. Judul Rif’an, Muh Arif (2014) Analisis faktor budaya, faktor sosial, faktor pribadi dan faktor psikologi konsumen terhadap keputusan pembelian busana muslim di Toko Kisa’ Kaliwungu Kendal. Undergraduate (S1) thesis, IAIN Walisongo. Variabel X1 = budaya X2 = faktor sosial X3= faktor pribadi X4 = faktor psikologi 2. Militana dkk (2013) analisis pengaruh faktor kebudayaan, faktor sosial, faktor pribadi dan psikologi konsumen terhadap keputusan makanan cepat saji KFC walikota medan X1 = budaya X2 = faktor sosial X3= faktor pribadi X4 = faktor psikologi 3. Rahmat Mochtar (2012) Pengaruh faktor budaya, faktor sosial, faktor pribadi dan faktor psikologi konsumen terhadap keputusan pembelian motor matic yamaha (Studi Kasus pada PT .Tunas Kencana Deta Bekasi X1 = budaya X2 = faktor sosial X3= faktor pribadi X4 = faktor psikologi 4 Ainun Jariah (2012) Analisis FaktorFaktor Pribadi Yang Mempengaruhi Keputusan Pembelian Sepeda Motor Yamaha Di Lumajang X1 = umur dan tahap siklus hidup X2 = Perkerjaan X3 =situasi ekonomi X3 = Gaya hidup X4 = konsep diri dan kepribadian Hasil Nilai F hitung sebesar 10,421 dan signifikan pada 0,000 < dari α = 0.05 yang berarti variabel independen faktor budaya, faktor sosial, faktor pribadi dan faktor psikologi secara bersama-sama atau simultan mempengaruhi keputusan pembelian busana muslim di toko kisa’ diterima faktor budaya, faktor sosial, faktor pribadi dan faktor psikologi secara bersama-sama atau simultan mempengaruhi keputusan pembelian faktor budaya, faktor sosial, faktor pribadi dan faktor psikologi secara bersama-sama atau simultan mempengaruhi keputusan pembelian variabel situasi ekonomi mempunyai pengaruh positif Adapun hal yang membedakan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah : 1. Penelitian ini hanya menggunakan 3 faktor yaitu Sosial, Budaya dan Pribadi 2. Penelitian ini fokus pada makanan tradisional yaitu pempek, bukan kedai/tempat menjual 90 Call for Papers Seminar Nasional dan Hasil-Hasil Penelitian ISBN 979-587-563 Proceeding Sriwijaya Economic and Busimess Conference 2015 2.4. Kerangka Konseptual Faktor sosial (x1) Y = Penentu keputusan pembelian Faktor budaya (x2) Faktor pribadi (x3) Gambar 1. Kerangka Konseptual III. METODE PENELITIAN Populasi pada penelitian ini adalah masyarakat umum kota Palembang sebagai konsumen makanan pempek, jumlah sampel yang diambil adalah sebanyak 100 individu yang diambil secara acak. Teknik pengambilan sampling yang digunakan adalah non probability sampling, adalah adalah teknik sampling yang memberi peluang atau kesempatan tidak sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel. Metode dalam pengumpulan data adalah menggunakan metode survey, yaitu peneliti menemui langsung responden untuk mengisi pertanyaan yang telah dirumuskan dikuesioner.Dalam penelitian ini daftar pertanyaan diajukan kepada konsumen pempek dengan menggunakan skala likert. Skala ini menggunakan 5 kategori. Data diuji secara validitas dan reliabilitas sebelum dilakukan analisa selanjutnya. Teknik analisa data menggunakan analisa tabulasi silang dan regresi linier berganda. IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Frekuensi Usia Responden Menurut Jenis Kelamin Karakteristik responden berdasarkan usia responden dan jenis kelamin diketahui sebagai berikut : Tabel 1 Tabulasi Silang Usia Responden dengan Jenis Kelamin Usia Responden 20-25 tahun 26-30 tahun 31-35 tahun 36-40 tahun 41-45 tahun 46 tahun ke atas Total Jenis Kelamin Laki-laki Perempuan 29 40 4 3 5 15 1 1 1 0 0 1 40 60 Total 69 7 20 2 1 1 100 Sumber : data primer diolah (2015) Call for Papers Seminar Nasional dan Hasil-Hasil Penelitian ISBN 979-587-563 91 Proceeding Sriwijaya Economic and Busimess Conference 2015 Dari tabel di atas diketahui responden yang mengkonsumsi pempek berjenis kelamin laki berusia 20-25 tahun sebanyak 29 responden (29%), 26-30 tahun sebanyak 4 responden (4%), 31-35 tahun sebanyak 5 responden (5%), 36-40 tahun sebanyak 1 responden (13,3%), dan 41-45 tahun sebanyak 1 responden (1%). Sedangkan diketahui responden yang mengkonsumsi pempek berjenis kelamin perempuan berusia 20-25 tahun sebanyak 40 responden (40%), 26-30 tahun sebanyak 3 responden (3%), 31-35 tahun sebanyak 15 responden (15%), 36-40 tahun sebanyak 1 responden (1%), dan >46 tahun sebanyak 1 responden (1%). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa responden yang berjenis kelamin laki-laki dan perempuan berusia 20-25 tahun paling banyak mengkonsumsi pempek. Analisa Regresi Linier Berganda Pengaruh Budaya, Faktor Sosial, dan Faktor Pribadi Terhadap Penentu Keputusan Pembelian Pempek secara Simultan dan Parsial Analisia regresi adalah analisia yang mencari seberapa besar pengaruh suatu variabel yang satu terhadap variabel yang lainnya serta mengetahui variabel mana yang dominan mempengaruhi. Dalam penelitian ini dilihat faktor sosial, faktor budaya dan faktor pribadi terhadap penentu keputusan pembelian pempek. hasil penelitian adalah sebagai berikut : Tabel 2 Ringkasan Model Estimasi Run 1 Tables Anova Analysis F Value 19,081 Sign. 0,000 Tolerance VIF 0,876 0,907 0,782 1,142 1,103 1,278 Sumber : diolah dari data primer (2015) Coefficient Constant Faktor Sosial Faktor Budaya Faktor pribadi Beta 3,801 0,303 0,339 0,002 0,000 0,000 0,994 Sumber : diolah dari data primer (2015) Dari tabel uji F atau uji Anova di atas, di dapat dengan tingkat lebih kecil dari 0,05. Artinya model regresi yang didapat dari diterapkan/digunakan pada populasi. Berdasarkan tabel coefficient diatas, diperoleh nilai konstanta koefisien regresi variabel bebas secara berturut-turut 0,303, 0,339, demikian persamaan regresinya adalah sebagai berikut : signifikan 0,000 sampel dapat 3,081 dan nilai 0,002. Dengan Y = 3,801 + 0,303X1+0,339X2+0,002X3 Keterangan : Y = penentu keputusan pembelian X1 = faktor sosial X2 = faktor budaya X3 = faktor pribadi Pembahasan Kuliner Pempek merupakan makanan khas kota palembang dan sudah menjadi budaya masyarakat Palembang secara khusus dan masyarakat melayu pada umumnya menyukai makanan tersebut. Bahkan makanan pempek sudah diperdagangkan di berbagai Provinsi. Hal ini menandakan bahwa calon pembeli bukan saja dari kalangan masyarakat Palembang, tetapi sudah konsumsi masyarakat luas. 92 Call for Papers Seminar Nasional dan Hasil-Hasil Penelitian ISBN 979-587-563 Proceeding Sriwijaya Economic and Busimess Conference 2015 Kuliner pempek juga tidak saja dikonsumsi usia tertentu, akan tetapi dikonsumi berbagai lapisan umur serta berbagai lapisan masyarakat tanpa memandang kedudukan sosial dan jabatan. Namun berbeda jika penjualan pempek di lokasi atau toko tertentu, maka calon pembeli mulai terbatas yang artinya tidak semua toko pempek dapat dijangkau oleh masyarakat kalangan bawah bahkan kalangan menegah. Masyarakat (responden 54%) membeli pempek dengan alasan sering dikonsumsi, hal ini berarti sudah menjadi kebiasaan sehari-hari mengkonsumsi pempek. 22% responden mengatakan memperhatikan kualitas pempek dalam keputusan pembelian, misalnya dari segi bahan ikan dan proses pembuatannya, sehingga harga bukanlah hal penting dalam pertimbangan membeli pempek. Masyarakat lebih menyukai makanan khas khususnya pempek ketimbang makanan modern. Meskipun makanan modern bukan berarti mereka tidak suka, makanan khas lebih dipilih karena cita rasa (lebih terasa enak dan cocok dilidah). Sekitar 10 % responden mengatakan makanan modern justru terasa aneh dilidah ketika di konsumsi. Dalam memilih tempat pembelian pempek, 71% responden pernah melakukan pembelian pempek di Pempek Candy, 63% responden pernah melakukan pembelian pempek di Pempek Vico, 49% responden pernah melakukan pembelian pempek di Pempek Wawa, 37% responden pernah melakukan pembelian pempek di Pempek Selamat, 16% responden pernah melakukan pembelian pempek di Pempek Ek Dempo. 35% responden memilih Pempek Candy merupakan pilihan utama dalam keputusan membeli pempek di kota Palembang, 32% responden memilih Pempek Vico sebagai merek utama , sisanya menyebutkan merek-merek lain. Hal ini berarti tingkat persaingan bisnis pempek tinggi karena menjamurnya berbagai macam merek pempek di kota Palembang. Pada penelitian ini, hasil analisa data didapat bahwa faktor penentu keputusan pembelian pempek adalah faktor budaya dan faktor sosial. Sedangkan untuk faktor pribadi tidak berpengaruh secara signifikan. Hal ini tidak sejalan dengan hasil penelitian Rif’an (2014), Militana dkk (2013), dan Rahmat Mochtar (2012). Jika dilihat dari faktor budaya, kuliner pempek merupakan suatu tradisi turun-temurun dalam suatu keluarga. Berdasarkan data responden terdiri dari data usia yang sebagian besar responden berusia diantara 20-35 yan total mencapai 89%, jenis kelamin perempuan yang mencapai 60%, tingkat pendidikan mayoritas SMA dan Perguruan tinggi, dengan profesi pegawai dan mahasiswa telah menentukan bahwa keputusan membeli pempek cenderung dipengaruhi oleh faktor budaya dan sosial. Hasil analisa data ada pengaruh faktor sosial, faktor budaya dan faktor pribadi secara bersama-sama terhadap penentu keputusan pembelian pempek. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Rif’an (2012), Militana dkk (2013), dan Rahmat Mochtar (2012). Faktor budaya sebesar 0,339 merupakan faktor yang dominan berpengaruh terhadap penentu keputusan pembelian pempek. Dari regresi linier berganda didapat nilai konstanta sebesar 3,801. Artinya masih banyak variabel di luar yang perlu diteliti mempengaruhi keputusan pembelian konsumen, diharapkan ada penelitian lanjutnya. Dari hasil wawancara dari responden didapat masukan yaitu beberapa variabel yang perlu diteliti. Variabel yang perlu diteliti untuk penelitian selanjutnya adalah cita rasa. V. KESIMPULAN DAN SARAN a. Kesimpulan Berdasarkan pada hasil analisa data diketahui bahwa keputusan pembelian pempek oleh dipengaruhi oleh: (1) Faktor Sosial mempengaruhi sebesar 0,302 terhadap penentu keputusan pembelian pempek. Di samping budaya, faktor sosial juga menjadi penentu keputusan masyarakat untuk membeli pempek. (2) Faktor Budaya mempengaruhi sebesar 0,339 terhadap penentu keputusan pembelian pempek. Mengingat pempek merupakan makanan khas kota Call for Papers Seminar Nasional dan Hasil-Hasil Penelitian ISBN 979-587-563 93 Proceeding Sriwijaya Economic and Busimess Conference 2015 (3) (4) Palembang dan sudah menjadi tradisi masyarakat melayu pada umumnya mengkonsumsi makanan tersebut, maka faktor budaya menjadi penentu keputusan untuk membeli pempek. Faktor Budaya merupakan faktor yang dominan berpengaruh terhadap penentu keputusan pembelian pempek. Faktor Pribadi hanya mempengaruhi 0,02 terhadap penentu keputusan pembelian pempek. Faktor ini mengindikasikan bahwa pada kasus ini faktor usia, profesi pekerjaan dan penghasilan tidak mempengaruhi seseorang untuk memutuskan membeli produk pempek. Ada pengaruh faktor budaya, faktor sosial dan faktor pribadi secara bersamasama terhadap penentu keputusan pembelian pempek b. Saran Dalam penelitian ini tentu terdapat banyak kekurangan dan keterbatasan, maka saran penelitian adalah: (1) Faktor Sosial. Masyarakat perlu mengenalkan pempek kepada pihak lain yang berasal dari luar daerah palembang (2) Faktor Budaya. Pengenalan budaya makan pempek perlu dipublikasikan untuk acara penting manca negara (jamuan) sehingga lebih banyak dikenal oleh wisatawan asing. (3) Disamping itu membuat kemasan yang menarik yang mengandung unsur budaya palemang (4) Instrumen penelitian tidak terbatas pada ketiga variabel tersebut, tetapi juga faktor cita rasa, lokasi dan lainnya. (5) Penelitian melibatkan sampel yang lebih besar berdasarkan pada wilayahwilayah tertentu. VI. DAFTAR PUSTAKA Assauri, Sofjan. 2007. Manajemen Pemasaran. PT.Raja Grafindo Persada : Jakarta Philip Kotler dan Gary Armstrong .2008. Prinsip-Prinsip Pemasaran. Erlangga : Jakarta Lamb, Hair dan McDaniel. 2001. Pemasaran. Buku 1. Edisi Pertama. Salemba Empat. Jakarta. Purimahua. 2005. “Faktor-Faktor yang Berpengaruh terhadap Perilaku Mahasiswa dalam Memilih Jurusan Ekonomi Pembangunan pada Fakultas Ambon”. Jurnal Keuangan dan Perbankan. Th. IX. No. 2. Mei. Hal. 541 – 551.Ekonomi Universitas Kristen Maluku d Ambon. Anoraga, Pandji, 2000. Manajemen Bisnis. Rineka Cipta. Jakarta. Rahmat Mochtar .2012. Pengaruh faktor budaya, faktor sosial, faktor pribadi dan faktor psikologi konsumen terhadap keputusan pembelian motor matic yamaha (Studi Kasus pada PT .Tunas Kencana Deta Bekasi). Universitas Gunadarma Militana dkk .2013. analisis pengaruh faktor kebudayaan, faktor sosial, faktor pribadi dan psikologi konsumen terhadap keputusan makanan cepat saji KFC walikota medan. Manajemen FE USU Hadi, Sutrisno. 1997. Metodologi Research, Untuk Penulisan Paper, Skripsi, Thesis, Disertasi. Yogyakarta : Andi Offiset. Jariah, Ainun . 2012. Analisis Faktor-Faktor Pribadi Yang Mempengaruhi Keputusan Pembelian Sepeda Motor Yamaha Di Lumajang Jurnal WIGA Vol 2 No. 2 September 2012 ISSN NO 2088-094 94 Call for Papers Seminar Nasional dan Hasil-Hasil Penelitian ISBN 979-587-563