BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Personal hygiene Personal

advertisement
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.
Personal hygiene
Personal hygiene berasal dari bahasa Yunani yang secara harfiah berarti
kebersihan perseorangan. Menurut Perry dan Potter (2005), personal hygiene adalah
suatu tindakan untuk memelihara kebersihan dan kesehatan seseorang untuk
kesejahteraan fisik dan psikis. Perawatan diri yang kurang adalah kondisi dimana
seseorang tidak mampu melakukan perawatan kebersihan untuk dirinya. Berbagai
penyakit infeksi dan menular pada manusia disebabkan oleh tingkat kebersihan diri
yang kurang.
Pemeliharaan kebersihan diri berarti tindakan memelihara kebersihan dan
kesehatan diri seseorang untuk kesejahteraan fisik dan psikisnya. Seseorang
dikatakan memiliki personal hygiene yang baik apabila yang bersangkutan dapat
menjaga kebersihan tubuhnya yang meliputi kebersihan kulit, kuku, rambut, mulut
dan gigi, pakaian, mata, hidung, dan telinga serta kebersihan genitalia (Badri, 2008).
2.1.1
Macam-macam Personal hygiene
Macam-macam personal hygiene yang dibahas dalam penelitian ini adalah
kebersihan kulit, rambut dan kulit kepala, kuku dan tangan, kaki, serta genitalia.
a.
Kebersihan kulit
Kulit sebagai lapisan terluar yang membungkus tubuh harus diperhatikan
kebersihannya. Selain berpengaruh kepada penampilan seseorang, kebersihan kulit
juga berpengaruh kepada kesehatan kulit seseorang. Berbagai penyakit kulit sering
terjadi dikarenakan personal hygiene yang kurang diperhatikan (Rangkuti, 2012).
6
Universitas Sumatera Utara
7
Penyakit kulit bermula dari kebiasaan mandi yang kurang bersih, pakaian dan
handuk yang jarang dicuci serta alas tidur yang tidak bersih. Menurut
Webhealthcentre (2006) dalam Frenki (2011), aktivitas mandi yang dapat mencegah
individu dari penyakit kulit adalah:
1. Mandi satu sampai dua kali sehari, khususnya di daerah tropis.
2. Bagi yang terlibat dalam kegiatan olahraga atau pekerjaan lain yang
mengeluarkan banyak keringat dianjurkan untuk segera mandi setelah selesai
kegiatan tersebut.
3. Gunakan sabun yang lembut. Sabun antiseptik tidak dianjurkan untuk mandi
sehari-hari.
4. Bersihkan anus dan genitalia dengan baik karena pada kondisi tidak bersih,
sekresi normal dari anus dan genitalia akan menyebabkan iritasi dan infeksi.
5. Tidak memakai sabun dan handuk yang sama dengan orang lain.
b.
Kebersihan rambut dan kulit kepala
Kasus gangguan kesehatan rambut sangat sering ditemukan, misalnya
ketombe dan kulit kepala yang gatal. Biasanya seseorang yang berketombe sering
menggaruk kulit kepala sehingga tangan ikut menjadi tidak higienis. Upaya menjaga
kebersihan rambut dan kulit kepala diantaranya adalah keramas dengan memakai
sampo minimal 2 kali dalam seminggu, menjaga kelembaban rambut, dan
menghindari pinjam-meminjam sisir (Badri, 2008).
c.
Kebersihan tangan, kaki dan kuku
Menurut Irianto (2007), tangan dapat menjadi perantara penularan kuman.
Mencuci tangan penting dilakukan sebelum dan setelah menjamah makanan, setelah
Universitas Sumatera Utara
8
buang air kecil dan besar, dan setelah menyentuh benda-benda yang kotor. Mencuci
tangan dengan memakai sabun lebih efektif untuk menghilangkan kotoran yang
menempel di tangan.
Mencuci kaki setelah beraktivitas dari luar baik untuk mencegah penyakit
seperti Schistomiasis. Mencuci kaki perlu dilakukan setelah pulang dari bepergian
dan sebelum tidur, agar kamar tetap bersih dan bebas dari sumber penyakit. Selain
itu, kuku pada jari-jari tangan dan kaki harus dipotong pendek sehingga kotoran
tidak tertinggal di balik kuku (Nurjannah, 2012).
d.
Kebersihan genitalia
Pengetahuan yang kurang mengenai kebersihan genitalia menjadi penyebab
terjadinya infeksi pada alat reproduksi dan daerah di sekitarnya. Daerah genitalia
merupakan tempat yang lembab dan kurang sinar matahari. Diantara cara untuk
menghindari gangguan kesehatan kulit pada genitalia dan area di sekitarnya adalah
dengan (Frenki, 2011):
1. Cebok dengan mengalirkan air dari arah yang benar, yakni dari depan ke
belakang dan bukan sebaliknya. Pada cara cebok yang salah, perempuan
lebih mudah terkena infeksi karena kuman dari belakang (dubur) dapat
masuk ke dalam genitalia.
2. Mengenakan celana dalam keadaan kering serta sering mengganti celana
dalam. Hal ini dikarenakan pada kulit kelamin yang lembab dan basah,
keasaman akan meningkat dan memudahkan pertumbuhan jamur.
Universitas Sumatera Utara
9
2.1.2
Faktor – Faktor yang Memengaruhi Personal Hygiene
Menurut Perry dan Potter (2005), sikap seseorang dalam melakukan personal
hygiene dipengaruhi oleh faktor-faktor sebagai berikut:
a.
Citra tubuh (Body image)
Gambaran seseorang terhadap bagaimana berpenampilan semestinya sangat
berpengaruh pada kesadaran untuk menjaga kebersihan dirinya.
b.
Praktik sosial.
Interaksi sosial seseorang selama hidupnya dapat meningkatkan personal
hygiene. Selama masa kanak-kanak, anak mendapatkan praktik hygiene dari orang
tua seperti menggosok gigi sebelum tidur. Hal ini akan menjadi kebiasaan yang
berlanjut hingga dewasa.
c.
Status sosio-ekonomi
Perbedaan status sosial dan tingkat kemapanan ekonomi akan menjadikan
tingkat personal hygiene setiap orang berbeda. Pada individu dengan ekonomi yang
mampu akan ada kesadaran untuk mandi minimal dua kali sehari karena fasilitas air
bersih yang tersedia dalam jumlah yang cukup.
d.
Pengetahuan
Pengetahuan mengenai personal hygiene berpengaruh terhadap kesadaran
seseorang untuk menjaga kebersihan diri. Seseorang yang tahu mekanisme penularan
penyakit panu pada kulit tentu tidak akan memakai baju yang sama selama berharihari tanpa dicuci.
Universitas Sumatera Utara
10
e.
Budaya
Aturan adat isitiadat dapat mempengaruhi seseorang untuk tidak menjaga
kebersihan diri selama beberapa waktu tertentu. Di daerah-daerah di Indonesia masih
banyak larangan mencuci rambut (bersampo) dan memotong kuku pada wanita
selama haid.
f.
Kebiasaan individu
Banyak orang yang tidak menjaga kebersihan diri dikarenakan tidak biasa
melakukannya. Bagi seseorang yang belum membiasakan menggosok gigi sebelum
tidur maka dia akan jarang atau bahkan tidak melakukannya.
g.
kondisi fisik/psikis
Ketika mengalami sakit biasanya individu susah menjaga personal hygiene,
seperti kesulitan mandi, dan membersihkan rumah. Hal tersebut juga bisa terjadi
kepada seseorang dengan gangguan psikis seperti stress.
2.2
Kulit
Kulit merupakan lapisan terluar yang membungkus tubuh manusia. Kulit
terletak di bagian luar tubuh, dengan luas kurang lebih 1,5 m 2 dan beratnya sekitar
15% berat badan. Kulit manusia mempunyai fungsi penting untuk melindungi organ
dalam dari berbagai pengaruh luar, baik terhadap faktor fisika, kimiawi, maupun
infeksi. Kulit menjadi sawar terhadap dehidrasi atau cairan dari luar, mengatur suhu
tubuh melalui keringat dan efek vasolidator/ vasokonstriksi pembuluh darah kulit.
Adanya ion hidrogen di lapisan permukaan kulit menjadi pelindung terhadap infeksi
(Andrianto & Tie, 1989).
Universitas Sumatera Utara
11
Kulit sangat kompleks, elastis dan sensitif, bervariasi pada keadaan iklim,
umur, seks, ras dan juga bergantung pada lokasi tubuh. Warna kulit juga berbedabeda, dari kulit yang berwarna terang (fair skin), pirang dan hitam, warna merah
muda pada telapak tangan dan kaki bayi, serta warna hitam kecoklatan pada genitalia
orang dewasa (Rangkuti, 2012).
2.2.1
Anatomi Kulit
Kulit merupakan struktur fibrosa elastik yang rumit, dan berhubungan
langsung dengan organ dalam melalui jaringan ikat di dermis yang kaya pembuluh
darah, pembuluh limfe, dan serat (Andrianto & Tie, 1989). Rata-rata tebal kulit
adalah 1-2 mm. Paling tebal adalah 6 mm yaitu ada di telapak tangan dan kaki dan
yang paling tipis ada di penis.
Kulit dibagi menjadi epidermis, dermis atau korium, dan subkutis atau
hipodermis. Lapisan kulit mulai dari yang terluar adalah sebagai berikut (Andrianto
& Tie, 1989):
a. Epidermis
Lapisan epidermis merupakan epitel berlapis gepeng. Lapisan epidermis
dibagi menjadi (dalam urutan dari permukaan ke dalam) yaitu stratum korneum,
stratum lusidium, stratum granulosum, stratum spinosum, dan stratum basale.
b. Dermis
Dermis (korium, derma atau kutis vera) merupakan lapisan fibrosa padat dan
elastis di bawah epidermis. Dalam jaringan ini terdapat pembuluh darah, pembuluh
limfe, struktur kelenjar, folikel rambut, otot, jaringan lemak dan saraf bersama organ
akhir indera kulit.
Universitas Sumatera Utara
12
c. Subkutis
Jaringan subkutis (hipoderma) terdiri dari jaringan ikat longgar yang
mengandung liposit dan sel ini menyimpan lemak.
d. Alat tambahan kulit
Alat tambahan kulit (‘appendages’) mencakup kelenjar keringat dan sebasea,
alat ujung saraf, kuku, rambut, otot serta pembuluh darah dan pembuluh getah
bening.
2.2.2
Fungsi Kulit
Brown & Burns (2005) merincikan fungsi-fungsi kulit pada manusia sebagai
berikut:
1. Mencegah terjadinya kehilangan cairan tubuh yang esensial
Stratum korneum dengan sel-selnya yang saling tumpang tindih dan lemak
interselulernya menghalangi terjadinya difusi air keluar tubuh. Tanpa stratum
korneum maka air yang hilang keluar akan meningkat 10 kali lipat atau lebih.
2. Melindungi dari masuknya zat-zat kimia beracun dari lingkungan dan
mikroorganisme
Stratum korneum merupakan sawar (rintangan) yang sangat efektif terhadap
penetrasi dari luar. Keutuhan struktur stratum korneum juga melindungi terhadap
invasi mikroorganisme.
3. Fungsi-fungsi imunologis
Kulit merupakan suatu organ yang kompeten secara imunologis dan berperan
penting bagi pertahanan tubuh. Keratinosit mempersiapkan antigen eksternal untuk
dipresentasikan pada limfosit T, yang kemudian akan meningkatkan respons imun.
Universitas Sumatera Utara
13
4. Melindungi dari kerusakan akibat radiasi ultra violet
Fungsi melanin sebagai pelindung untuk mencegah terjadinya kerusakan akibat ultra
violet.
5. Mengatur suhu tubuh
Kulit merupakan bagian penting dari sistem pengaturan suhu tubuh. Respon kulit
terhadap keadaan dingin adalah dengan vasokonstriksi dan banyak mengurangi
aliran darah, sehingga akan mengurangi transfer panas ke permukaan tubuh.
6. Sintesis Vitamin D
Vitamin D (Kolekalsiferol) dibentuk kulit melalui aktivitas sinar UV pada
dehidrokolesterol.
7. Resptor Sensoris
Kulit banyak mengandung resptor sensoris untuk merasakan panas, dingin, nyeri,
rabaan, tekanan, dan rasa gatal.
2.2.3
Penyakit Kulit
Kulit merupakan pembungkus yang elastik yang melindungi tubuh dari
pengaruh lingkungan. Lingkungan yang sehat dan bersih akan membawa efek yang
baik bagi kulit. Demikian pula sebaliknya, lingkungan yang kotor akan menjadi
sumber munculnya berbagai macam penyakit antara lain penyakit kulit (Harahap,
2000).
Penyakit kulit yang berbeda bisa menampilkan tanda dan gejala yang sama,
namun penyakit yang sama juga bisa menampilkan tanda dan gejala yang berbeda.
Bentuk lesi bisa menentukan jenis obat yang diberikan, selain itu gejala subjektif
Universitas Sumatera Utara
14
juga harus diperhatikan. Gejala Subjektif kulit bisa terdiri dari rasa gatal, baal,
seperti terbakar, parestesi, seperti ditusuk-tusuk dan sebagainya.
Faktor- faktor yang mempengaruhi tingginya prevalensi penyakit kulit adalah
iklim yang panas dan lembab yang memungkinkan bertambah suburnya jamur,
kebersihan perorangan yang kurang baik dan faktor ekonomi yang kurang memadai
(Harahap, 2000). Salah satu faktor yang menyebabkan penyakit kulit adalah
kebersihan perorangan yang meliputi kebersihan kulit, kebersihan rambut dan kulit
kepala, kebersihan kuku, intensitas mandi dan lain-lain (Rangkuti, 2012).
2.2.4
Penyebab Penyakit Kulit
Menurut Fregert (1988), jumlah agen yang menjadi penyebab penyakit kulit
sangat banyak antara lain:
1. Agen-agen fisik, antara lain disebabkan oleh tekanan atau gesekan, kondisi
cuaca, panas, radiasi dan serat-serat mineral. Agen-agen fisik menyebabkan
trauma mekanik, termal atau radiasi langsung pada kulit.
2. Agen-agen kimia, terbagi menjadi 4 kategori yaitu :
a. Iritan primer berupa asam, basa, pelarut lemak, deterjen, garam-garam
logam.
b. Sensitizer berupa logam dan garam-garamnya, senyawa-senyawa yang
berasal dari anilin, derivat nitro aromatik, resin, bahan-bahan kimia
karet, obat-obatan, antibiotik, kosmetik, tanam-tanaman, dan lain-lain.
c. Agen-agen aknegenik berupa nafialen dan bifenil klor, minyak mineral,
dll.
Universitas Sumatera Utara
15
d. Photosensitizer berupa antrasen, pitch, derivat asam amni benzoat,
hidrokarbon aromatik klor, pewarna akridin, dll.
3. Agen-agen biologis, seperti mikroorganisme, parasit kulit dan produkproduknya. Jenis agen biologis ini umumnya merupakan zat pemicu terjadinya
penyakit kulit.
2.2.5
Jenis-Jenis Gangguan Kulit
Andrianto & Tie (1989) menyatakan jenis-jenis gangguan kesehatan kulit
yang terjadi pada manusia adalah sebagai berikut:
a.
Infeksi Bakteri pada Kulit
Beberapa penyakit pada kulit yang disebabkan oleh infeksi bakteri adalah
Pidermi, Ulkus tropikum, Tuberkulosis kutis, Lepra, dan Frambusia tropika. Pidermi
dengan jenis Furunkel (bisul) sangat sering terjadi di semua usia, mulai dari anakanak hingga orang dewasa.
Furunkel adalah suatu infeksi folikel rambut dan sekelilingnya oleh S. aureus
atau S. pyogenes. Furunkel memiliki nyeri tekan dan dapat pecah spontan,
mengeluarkan jaringan nekrosisnya lalu furunkel sembuh sendiri. Bakteri dapat
masuk ke lapisan kulit melalui iritasi, tekanan, garukan, dan pencukuran bulu ketiak.
Gambar 1. Furunkel (Bisul)
Universitas Sumatera Utara
16
b.
Infeksi Virus pada Kulit
Beberapa gangguan kulit yang disebabkan oleh virus adalah Variola, Herpes
simpleks, Varisela, dan Herpes zoster. Biasanya infeksi virus pada kulit tidak
disebabkan oleh kebersihan diri yang kurang.
c.
Infeksi Jamur
Penyakit kulit karena infeksi jamur banyak terjadi di Indonesia, terutama
dengan udara yang lembab dan panas (daerah tropis), hygiene yang kurang baik,
lingkungan yang padat, dan sosio-ekonomi yang rendah. Dermatomikosis dibagi atas
mikosis profunda bila menginvasi jaringan dan menyebabkan penyakit sistemik,
mikosis superfisialis yang terbatas pada kulit dan membrane mukosa, serta mikosis
intermediate bila mempunyai kedua sifat tersebut.
Mikosis superfisialis merupakan jenis paling lazim terjadi diantaranya adalah
Dermatifitosis. Dermatofitosis memiliki nama lain Tinea atau ‘ringworm’ atau
kurap. Berdasarkan tempat munculnya, tinea kapitis bila timbul di kepala, tinea
korporis bila timbul di badan, tinea manus pada tangan, tinea kruris pada lipat paha,
tinea pedis pada kaki, tinea unguium pada kuku, dan tinea barbae pada jengggot.
Penularan terjadi jika terdapat kontak dengan kulit penderita.
Gambar 2. Tinea Pedis, Tinea Korporis, Tinea Manus
Universitas Sumatera Utara
17
Mikosis superfisialis lainnya adalah Tinea versikolor. Nama lain dari
penyakit kulit ini adalah Pitiriasis versikolor, karena ditemukan skuama halus dan
warnanya bermacam-macam mulai dari putih kelabu, kekuningan, kehitaman, dan
sebagainya. Penyakit ini lebih dikenal dengan nama panu.
Panu disebabkan oleh Malassezia furfur atau Microsporum furfur. Warna
panu bermcam-macam tergantung warna kulit. Keluhan biasanya berupa gatal
ringan. Panu terutama timbul pada orang yang kurang memperhatikan kebersihan
tubuhnya, lebih sering pada golongan sosioekonomi rendah.
Gambar 3. Panu (Tinea versikolor)
d.
Penyakit Parasit
Penyakit kulit karena parasit diantaranya adalah Skabies, Pedikulosis
(Ftiriasis), Insect bites.
1. Skabies
Skabies disebabkan oleh tungau Sarcoptes scabiei var homonis. Skabies
didapat di daerah kumuh dengan keadaan sanitasi yang sangat jelek. Reservoir
scabies adalah manusia; penularan terjadi secara langsung dari orang ke orang atau
lewat peralatan seperti pakaian. Hal ini dipermudah oleh keadaan penyediaan air
bersih yang kurang jumlahnya.
Universitas Sumatera Utara
18
2. Pedikulosis
Pedikulosis disebabkan oleh Pediculus humanus var capitis (tuma kepala), P.
humanus var corporis (tuma badan), dan P. phthirus pubis (tuma kemaluan)yang
melekat pada kulit dan menghisap darah. Serta melalui gigitan bisa menularkan
demam balik-balik.
3. Insect bites
Beberapa serangga menimbulkan gangguan pada kulit ketika menggigit
manusia, misalnya Paederus fuscipes. Serangga ini adalah kumbang yang lebih
dikenal dengan nama Tomcat.
Gambar 2.4 Penyakit kulit karena gigitan Tomcat
2.3
Sanitasi Dasar
Sarana sanitasi dasar yang berkaitan langsung dengan masalah kesehatan
meliputi penyediaan air bersih, jamban, pembuangan air limbah, dan pengelolaan
sampah rumah tangga (Tarigan, 2008).
2.3.1
Penyediaan Air Bersih
Air merupakan sumber daya yang vital bagi kelangsungan hidup manusia.
Kebutuhan manusia akan air sangat kompleks antara lain untuk minum, masak,
mandi, mencuci. Air yang bisa dimanfaatkan oleh manusia adalah air yang memiliki
Universitas Sumatera Utara
19
kuantitas dan kualitas yang layak untuk digunakan. Sumber air yang banyak
dipergunakan oleh masyarakat adalah berasal dari:
1. Air permukaan, yaitu air yang mengalir di permukaan bumi seperti air sungai
dan air danau. Air ini umumnya mendapat pengotoran selama pengalirannya.
2. Air tanah, secara umum terbagi menjadi: air tanah dangkal yaitu terjadi
akibat proses penyerapan air dari permukaan tanah, sedangkan air tanah
dalam terdapat pada lapis rapat air yang pertama. Air tanah biasa didapat
masyarakat dengan membuat sumur.
3. Air angkasa atau air hujan, kualitasnya dapat menurun jika terdapat zat
pencemar di udara.
Kurangnya air bersih, khususnya untuk menjaga kesehatan diri, dapat
menimbulkan penyakit kulit dan mata (Abram, 1970). Penyakit-penyakit tersebut
antara lain adalah Trachoma, dan segala macam penyakit kulit yang disebabkan
jamur dan bakteri.
Ada 4 macam klasifikasi penyakit yang berhubungan dengan air sebagai
media penularan penyakit yaitu (Kusnoputranto, 2000):
1.
Water Born Desease, yaitu penyakit yang penularannya melalui air yang
terkontaminasi oleh bakteri pathogen dari pendrita atau karier misalnya
Cholera, Typhoid, Hepatitis dan Dysentri Basiler.
2.
Water based Disease, yaitu penyakit yang ditularkan air pada orang lain
melalui persediaan air sebagai pejamu (host) perantara, misalnya
Schistosomiasis.
Universitas Sumatera Utara
20
3.
Water Washed disease, yaitu penyakit yang disebabkan oleh kurangnya air
untuk pemeliharaan kebersihan perorangan dan air untuk kebersihan alat-alat
terutama alat dapur dan alat makan. Diantaranya adalah penyakit kulit
penyakit infeksi aluran pencernaan seperti diare.
4.
Water related insect vectors, vektor-vektor insektisida yang berhubungan
dengan air yaitu penyakit yang vektornya berkembang biak dalam air,
misalnya malaria, demam berdarah, yellow fever, Trypanosomiasis.
Air bersih adalah air yang digunakan unuk keperluan sehari-hari yang
kualitasnya memenuhi syarat kesehatan dan dapat diminum apabila telah dimasak.
(Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 416/Menkes/Per/IX/1990). Syarat –syarat
kualitas air bersih diantaranya adalah sebagai berikut:
a.
Syarat fisik: tidak berbau , tidak berasa
b.
Syarat kimia: kadar besi maksimum yang diperbolehkan 1,0 mg/l, kesadahan
maksimal 500 mg/l
c.
Syarat mikrobiologis: jumlah total koliform dalam 100 ml air yang diperiksa
maksimal adalah 50 untuk air yang berasal dari bukan perpipaan dan 10
untuk air yang berasal dari perpipaan.
Jenis sarana air bersih ada beberapa macam yaitu sumur gali sumur pompa
tangan dangkal dan sumur pompa tangan dalam, tempat penampungan air hujan,
penampungan mata air dan perpipaan (Slamet, 2002). Air sumur dan sumber air
perpipaan merupakan sumber air yang paling banyak dipergunakan oleh masyarakat
di Indonesia.
Universitas Sumatera Utara
21
2.3.2
Pembuangan Kotoran Manusia ( Jamban)
Jamban adalah suatu bangunan yang digunakan untuk membuang dan
mengumpukan kotoran manusia dalam suatu tempat tertentu, dan tidak menjadi
penyebab atau penyebar penyakit dan mengotori lingkungan pemukiman (Ditjen
P2M & PL, 1998). Kotoran manusia adalah semua benda atau zat yang tidak dipakai
lagi oleh tubuh dan yang harus dikeluarkan dari dalam tubuh. Zat-zat yang harus
dikeluarkan dari dalam tubuh ini berbentuk tinja (feces), air seni (urine), dan CO2.
Kotoran manusia (feces) adalah sumber penyakit yang multikompleks.
Beberapa penyakit yang disebabkan oleh tinja manusia antara lain tifus, disentri,
kolera, bermacam-macam cacing, Schistosomiasis, dan sebagainya. (Notoatmodjo,
2007). Untuk mencegah penularan penyakit dari tinja manusia maka pembuangan
kotoran harus di tempat yang semestinya, yakni jamban. Jamban yang sehat adalah
memenuhi persyaratan antara lain:
1.
Sebaiknya jamban tertutup, artinya bangunan jamban terlindung dari panas
dan hujan, serangga dan binatang-binatang lain, terlindung dari pandangan
orang (privacy) dan lain sebagainya.
2.
Memiliki lantai yang kuat, tempat berpijak yang kuat, dan lain sebagainya.
3.
Sedapat mungkin ditempatkan di lokasi yang tidak mengganggu pandangan,
tidak menimbulkan bau, dan sebagainya.
4.
Sedapat mungkin disediakan alat pembersih seperti air atau kertas pembersih.
Universitas Sumatera Utara
22
Tipe-tipe jamban menurut Notoatmodjo (2007) antara lain:
1.
Jamban cemplung (Pit Latrine) adalah jamban cemplung sering dijumpai di
daerah pedesaan di Jawa. Jamban cemplung tanpa rumah jamban dan tanpa
tutup akan memudahkan serangga untuk masuk dan menyebarkan bau busuk.
2.
Jamban empang (Fishpond Latrine) dibangun di atas empang ikan. Jamban
ini mempunyai fungsi, yaitu disamping mencegah tercemarnya lingkungan
oleh tinja, juga dapat menambah protein bagi masyarakat (menghasilkan
ikan).
3.
Septi tank adalah cara yang paling memenuhi persyaratan dan dianjurkan.
Septi tank terdiri dari tangki sedimentasi yang kedap air, dimana tinja dan air
buangan masuk dan mengalami dekomposisi. Proses tinja di dalam tangki
terbagi dua, yakni proses kimiawi dan biologis.
2.3.3
Pembuangan Air Limbah
Air limbah atau air buangan adalah sisa air yang dibuang yang berasal dari
rumah tangga, industri, maupun tempat-tempat umum lainnya. Saluran pembuangan
air limbah (SPAL) yang tidak mengalir lancar, dengan bentuk
tidak tertutup
dibanyak tempat, sehingga air limbah menggenang ditempat terbuka. Keadaan ini
berpotensi sebagai tempat berkembang biak vektor dan bernilai negatif dari aspek
estetika (Soejadi, 2003).
1.
Karakteristik air limbah
Karakteristik air menentukan bentuk pengolahan yang perlu dilakukan
sehingga penting untuk diketahui. Secara garis besar karakteristik air limbah
digolongkan menjadi (Notoatmodjo, 2007):
Universitas Sumatera Utara
23
a. Karakteristik fisik
Air limbah rumah tangga biasanya berwarna suram seperti laturan sabun,
sedikit berbau. Selain itu mengandung sisa-sisa kertas, berwarna bekas cucian beras
dan sayur, bagian-bagian tinja, dan sebagainya.
b. Karakteristik kimiawi
Air limbah mengandung campuran zat-zat kimia an-organik yang berasal dari
air bersih serta bermacam-macam zat organik berasal dari penguraian tinja, urine,
dan sampah-sampah lainnya. Substansi organik dalam air buangan terdiri dari dua
gabungan, yakni:
a. Gabungan yang mengandung nitrogen, misalnya urea, protein, amine, dan
asam amino.
b. Gabungan yang tidak mengandung nitrogen, misalnya lemak, sabun, dan
karbohidrat, termasuk selulosa.
c. Karakteristik biologis
Kandungan bakteri pathogen serta organisme golongan coli terdapat juga
dalam air limbah tergantung dari mana sumbernya, namun tidak berperan dalam
proses pengolahannya.
Air limbah yang tidak diolah terlebih dahulu menjadi penyebab gangguan
kesehatan masyarakat dan lingkungan hidup diantaranya sebagai berikut:
a. Menjadi transmisi atau media penyebaran berbagai penyakit, terutama kolera,
tifus abdominalis, disentri basiler.
b. Menjadi media berkembangbiak mikroorganisme pathogen.
Universitas Sumatera Utara
24
c. Menjadi tempat berkembang biaknya nyamuk atau tempat hidup larva
nyamuk.
d. Menimbulkan bau yang tidak enak serta pandangan yang tidak sedap.
e. Merupakan sumber pencemaran air permukaan, tanah, dan lingkungan hidup
lainnya.
f. Mengurangi produktivitas manusia karena orang bekerja dengan tidak
nyaman, dan sebagainya.
2.
Cara Pengolahan Air Limbah Secara Sederhana
a. Pengeceran (dilution)
Air limbah diencerkan sampai mencapai konsentrasi yang cukup rendah, baru
dibuang ke badan-badan air.
b. Kolan Oksidasi (Oxidation Ponds)
Air limbah dialirkan ke kolam, dan melalui pemanfaatan sinar matahari, ganggang
(algae), bakteri dan oksigen dalam proses pembersihan alamiah.
c. Irigasi
Air limbah dialirkan ke dalam parit-parit terbuka yang digali, dan air akan merembes
ke dalam tanah melalui dasar dan dinding parit.
2.3.4
Pengelolaan Sampah
Sampah adalah segala yang tidak lagi dikehendaki oleh yang punya dan
bersifat padat. sesuatu bahan atau benda padat yang sudah tidak dipakai lagi oleh
manusia, atau benda padat yang sudah tidak digunakan lagi dalam suatu kegiatan
manusia dan dibuang. Dengan demikian sampah mengandung prinsip sebagai
berikut:
Universitas Sumatera Utara
25
a. adanya sesuatu benda atau benda padat.
b. adanya hubungan langsung/tidak langsung dengan kegiatan manusia.
c. Benda atau bahan tersebut tidak dipakai lagi.
Berdasarkan zat kimia yang terkandung di dalamnya sampah dibagi menjadi:
a. Sampah ano-organik, adalah sampah yang umumnya tidak dapat membusuk,
misalnya logam/besi, pecahan gelas, plastik, dan sebagainya.
b. Sampah organik, adalah sampah yang pada umumnya dapat membusuk,
misalnya sisa-sisa makanan, daun-daunan, buah-buahan, dan sebagainya.
Sampah dapat mengandung mikroorganisme penyebab penyakit (bakteri
patogen) juga dapat menarik seranggga sebagai agen penyebaran dan penularan
penyakit. Sampah harus dikelola sedemikian rupa untuk menghindari dampak buruk
di atas. Cara-cara pengelolaan sampah antara lain:
a. Pengumpulan dan pengangkutan sampah
Pengumpulan samapah adalah menjadi tanggung jawab dari masing-masing
rumah tangga atau institusi yang menghasilkan sampah. Setelah dikumpulkan di
suatu tempat pengumpulan, sampah dibawa ke tempat pembuangan sampah
sementara (TPS), dan selanjutnya ke tempat penampungan akhir (TPA) sampah.
Mekanisme, sistem, atau cara pengangkutan sampah diaerah perkotaan
menjadi tanggung jawab pemerintah daerah setempat, dan dibantu oleh partisipasi
masyarakat. Di pedesaan sampah rumah tangga umumnya didaur ulang menjadi
pupuk.
Tempat pengumpulan sampah dikategorikan baik menurut fungsi apabila
memenuhi syarat sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
26
a. Terbuat dari bahan kuat, cukup ringan, tahan karat, kedap air,
permukaan halus pada bagian dalam.
b. Mempunyai tutup yang mudah dibuka dan ditutup sehingga tidak
mengotori tangan.
c. Mudah diisi dan dikosongkan/ dibersihkan.
d. Jumlah dan volume sesuai dengan produk sampah pada tiap tempat
kegiatan.
e. Sampah dari setiap ruang dibuang setiap hari.
Sampah yang telah dikumpulkan di tempat sampah akan dipindahkan ke tempat
pembuangan sampah sementara (TPS). Persyaratan TPS antara lain adalah sebagai
berikut:
a. Tidak terbuat dari bak beton permanen, tidak menjadi tempat perindukan
serangga, terhindar dari gangguan biantang.
b. TPS terletak di tempat yang mudah dijangkau kendaraan pengangkut
sampah.
c. TPS dikosongkan < 3 x 24 jam.
Sampah yang berada di TPS selanjutnya akan diangkut oleh kendaraan
dengan pengangkut sampah dan dibawa menuju tempat pembuangan akhir (TPA)
sampah. Persyaratan yang harus dipenuhi dalam pengangkutan sampah antara lain
adalah sebagai berikut:
a. Alat pengangkut harus dilengkapi dengan penutup sampah, minimal dengan
jaring.
b. Tinggi bak maksimum 1,6 m dan sebaiknya ada alat ungkit.
Universitas Sumatera Utara
27
c. Kapasitas disesuaikan dengan kondisi/ kelas jalan yang akan dilalui.
d. Bak truk/ dasar kontainer sebaiknya dilengkapi pengaman air sampah.
Alat yang digunakan untuk mengangkut sampah di Indonesia sudah beragam.
Diantaranya adalah sebagai berikut (Damanhuri & Padmi, 2008):
Jenis
Peralatan
Truk biasa
terbuka
Konstruksi/
bahan
-Bak konstruksi
kayu
-Bak konstruksi
plat besi
Dump Truck/
Tupper Truck
-Bak plat baja
-Dump truck
dengan
peninggian bak
pengangkutnya
-tidak diperlukan
banyak tenaga
saat
pembongkaran.
-pengoperasian
lebih efisien dan
efektif
Arm Roll
Truck
-Truk untuk
mengangkut/
membawa
kontainerkontainer hidrolis
Compactor
Truck
-truk dilengkapi
dengan alat
pemadat sampah
-praktis dan cepat
dalam
pengoperasian
-tidak diperlukan
tenaga kerja yang
banyak
-lebih bersih dan
sehat
-estetika baik
-penempatan
lebih fleksibel
-volume sampah
yang terangkut
lebih banyak
-lebih bersih dan
higienis
-estetika baik
-praktis dalam
pengoperasian
-tidak diperlukan
banyak tenaga
kerja
-praktis dan cepat
dalam
Multi Loader
-truk untuk
mengangkat/
Kelebihan
Kelemahan
Catatan
-harga relatif
murah
-perawatan relatif
lebih mudah
-kurang sehat
-memerlukan
waktu
pengoperasian
lebih lama
-estetika kurang
-perawatan lebih
sulit
-kurang sehat
-kurang estetis
-relatif lebih
mudah berkarat
-sulit untuk
pemuatan
-hidrolis sering
rusak
-harga relatif
mahal
-biaya perawatan
lebih mahal
-diperlukan
lokasi (areal)
untuk
penempatan dan
pengangkutan
-harga relatif
mahal
-biaya investasi
dan pemeliharaan
lebih mahal
-waktu
pengumpulan
lama bila untuk
sistem door to
door
-banyak dipakai
di Indonesia
-diperlukan
tenaga lebih
banyak
-hidrolis sering
rusak
-cocok pada
lokasi dengan
-perlu
modifikasi bak
-cocok pada
lokasi dengan
produksi
sampah yang
relatif banyak
-cocok untuk
pengumpulan
dan angkutan
secara komunal
Universitas Sumatera Utara
28
membawa
kontainer secara
hidrolis
Truck with
Crane
-truk dilengkapi
dengan alat
pengangkat
sampah
Mobil
Penyapu Jalan
(Street
Sweeper)
-truk dilengkapi
dengan alat
penghisap
sampah
pengoperasian
-tidak diperlukan
banyak tenaga
kerja
-penempatan
lebih fleksibel
-tidak
memerlukan
banyak tenaga
untuk menaikkan
sampah ke truk
-cocok untuk
mengangkut
sampah yang
besar (bulky
waste)
-pengoperasian
lebih cepat
-sesuai untuk
jalan-jalan
protokol yang
memerlukan
pekerjaan cepat
-estetis dan
higienis
-tidak
memerlukan
tenaga kerja yang
banyak
-diperlukan
lokasi (areal)
untuk
penempatan dan
pengangkatan
-hidrolis sering
rusak
-sulit digunakan
di daerah yang
jalannya sempit
dan tidak teratur
-harga lebih
mahal
-perawatan ebih
mahal
-belum
memungkinkan
untuk kondisi
jalan di Indonesia
umumnya
produksi
sampah yang
relatif banyak
-pernah
digunakan di
Makasar
-telah digunakan
di DKI Jakarta
-baik untuk
jalan-jalan
protokol: yang
tidak rata, tidak
berbatu, dan
dengan batas
jalan yang baik
Kontainer untuk pengangkutan sampah ada yang terpisah dari truk sehingga
dapat dinaikturunkan dari truk dalam proses pengangkutan sampah. Selain itu ada
truk yang dapat terbuka dengan pengungkit di bagian belakangnya sehingga tidak
memerlukan pekerja khusus untuk mengeluarkan sampah dari truk.
Gambar 5. Contoh kontainer dan truk pengangkut di negara maju
Universitas Sumatera Utara
29
Gambar 6. Jenis Truk Pengangkut Multi-loader, Arm-roll dan Roll-on
b. Pemusnahan dan pengolahan sampah
Diantara cara pemusnahan dan pengolahan sampah pada adalah sebagai
berikut:
1. Ditanam (landfill), yaitu pemusnahan sampah dengan membuat lubang di
tanah kemudian sampah dimasukkan dan ditimbun dengan tanah.
2. Dibakar (inceneration), yaitu memusnahkan sampah dengan jalan membakar
di dalam tungku pembakaran (incenerator).
3. Dijadikan pupuk (composting), yaitu pengolahan sampah menjadi pupuk
kompos, khususnya untuk sampah organik daun-daunan, sisa makanan, dan
sampah lain yang dapat membusuk.
Apabila setiap rumah tangga sudah mampu memisahkan sampah organik
dengan anorganik, kemudian sampah organik dikelola menjadi pupuk tanaman dapat
dijual dan dipakai sendiri. Sedangkan sampah anorganik dapat diambil oleh para
pemulung, sehingga permasalahan sampah berkurang.
2.4
Perilaku Kesehatan
Perilaku dari pandangan biologis merupakan suatu kegiatan atau aktivitas
organisme yang bersangkutan. Perilaku kesehatan adalah suatu respon seseorang
Universitas Sumatera Utara
30
(organisme) terhadap stimulus yang berkaitan dengan sakit dan penyakit, sistem
pelayanan kesehatan, makanan, serta lingkungan (Notoatmodjo, 2007).
Menurut
Slamet
(2002),
Perilaku
terhadap
lingkungan
kesehatan
(environmental health behaviour) adalah respon seseorang terhadap lingkungan
sebagai determinan kesehatan manusia. Lingkup perilaku ini seluas lingkup
kesehatan lingkungan itu sendiri. Perilaku ini mencakup hal-hal berikut:
a. Perilaku sehubungan dengan air bersih, termasuk di dalamnya komponen,
manfaat, dan penggunaan air bersih untuk kepentingan kesehatan.
b. Perilaku sehubungan dengan pembuangan air kotor, yang menyangkut segisegi hygiene pemeliharaan teknik, dan penggunaannya.
c. Perilaku sehubungan dengan limbah, baik limbah padat maupun limbah cair.
Termasuk di dalamnya sistem pembuangan sampah dan air limbah, serta
dampak pembuatan limbah yang tidak baik.
d. Perilaku sehubungan dengan rumah yang sehat, yang meliputi ventilasi,
pencahayaan, lantai, dan sebagainya.
e. Perilaku sehubungan dengan pembersihan sarang-sarang nyamuk (vektor)
dan sebagainya.
Perilaku kesehatan memiliki tiga domain, yakni pengetahuan, sikap, dan
tindakan (Notoatmodjo, 2007).
2.4.1
Pengetahuan
Pengetahuan adalah hasil tahu dan terjadi setelah orang melakukan
penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Pengetahuan memiliki 6 tingkatan:
Universitas Sumatera Utara
31
1. Tahu (know)
Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya.
2. Memahami (comprehension)
Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan menjelaskan secara benar tentang
objek yang diketahui, dan dapat mengiterpretasi materi tersebut secara benar.
3. Aplikasi (application)
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah
dipelajari pada situasi atau kondisi riil (sebenarnya).
4. Analisis (analysis)
Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek ke
dalam komponen-komponen, tetapi masih dalam suatu struktur organisasi tersebut,
dan masih ada kaitannya satu sama lain.
5. Sintesis (synthesis)
Sintesis menunjuk pada suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan
bagian-bagian dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru.
6. Evaluasi (evaluation)
Evaluasi berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian
terhadap suatu materi atau objek.
Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket
atau menanyakan tentang isi materi yang ingin di ukur dari subjek penelitian atau
responden.
Universitas Sumatera Utara
32
2.4.2
Sikap
Sikap merupakan reaksi atau respon seseorang yang masih tertutup terhadap
suatu stimulus atau objek. Sikap terdiri dari berbagai tingkatan, yakni:
1. Menerima (receiving)
Menerima diartikan bahwa orang (subjek) mau dan memperhatikan stimulus
yang diberikan (objek).
2. Merespons (responding)
Memberikan
jawaban
apabila
dirinya
ditanya,
mengerjakan
dan
menyelesaikan tugas yang diberikan adalah suatu indikasi dari sikap.
3. Menghargai (valuing)
Mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan dengan orang
lain terhadap suatu masalah adalah indikasi sikap.
4. Bertanggung jawab (responsible)
Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya dengan segala
resiko merupakan sikap yang paling tinggi.
Pengukuran sikap dilakukan secara langsung dan tidak langsung. Secara
langsung dapat ditanyakan bagaimana pendapat responden terhadap suatu objek.
Pendapat tersebut dalam bentuk setuju, kurang setuju, dan tidak setuju atas
pernyataan yang disediakan.
2.4.3
Tindakan
Tindakan yang tercakup dalam domain psikomotorik mempunyai empat
tingkatan:
Universitas Sumatera Utara
33
1. Persepsi (perception) yaitu mengenal atau memilih berbagai objek
sehubungan dengan tindakan yang akan diambil.
2. Respon terpimpin (guided response), yaitu dapat melakukan sesuatu sesuai
dengan urutan yang benar dan sesuai dengan contoh.
3.
Mekanisme (mecanism) yaitu apabila seseorang telah dapat melakukan
sesuatu dengan benar secara otomatis, sesuatu itu sudah merupakan
kebiasaan.
4. Adaptasi (adaptation), yaitu suatu praktek atau tindakan yang sudah
berkembang dengan baik.
2.5
Komponen Fisik Rumah Sehat
Rumah adalah salah satu syarat pokok bagi kehidupan manusia. Rumah
merupakan tempat untuk perkembangan dan pertumbuhan manusia secara utuh,
maka rumah harus dapat memenuhi kebutuhan penghuni akan kesehatannya. Rumah
juga merupakan tempat berkumpulnya anggota keluarga untuk menghabiskan
sebagian besar waktunya (Depkes RI, 2002). Rumah sehat menurut Winslow
memiliki kriteria, antara lain:
1. Dapat memenuhi kebutuhan fisiologis
2. Dapat memenuhi kebutuhan psikologis
3. Dapat menghindarkan terjadinya kecelakaan
4. Dapat menghindarkan terjadinya penularan penyakit.
Dalam pemenuhan kriteria rumah sehat, ada beberapa variabel yang harus
diperhatikan:
Universitas Sumatera Utara
34
1.
Bahan bangunan
a. Lantai yang kedap air dan mudah di bersihkan. Lantai ubin dan semen adalah
baik.
b. Dinding yang paling baik adalah tembok, akan tetapi tidak cocok apabila
ventilasi rumah tidak cukup.
c. Langit- langit harus mudah dibersihkan dan tidak rawan kecelakaan.
d. Atap berfungsi untuk melindungi isi ruangan rumah dari gangguan angin,
panas dan hujan, debu, asap dan lain-lain.
2.
Ventilasi
Ventilasi mempunyai mempunyai banyak fungsi diantaranya adalah lubang
masuk udara yang bersih dan segar dari luar ke dalam ruangan dan sebagai lubang
masuknya cahaya dari luar seperti cahaya matahari, sehingga di dalam rumah tidak
gelap pada waktu pagi, siang hari maupun sore hari. Ada dua macam cara yang dapat
dilakukan agar ruangannya mempunyai sistem aliran udara yang baik, yaitu:
a. Ventilasi alamiah, yaitu pintu, lubang angin, lubang-lubang pada dinding dan
sebagainya. Di pihak lain ventilasi alamiah ini tidak menguntungkan, karena
juga merupakan jalan masuknya nyamuk dan serangga lainnya ke dalam
rumah.
b. Ventilasi buatan, yaitu dengan mempergunakan alat-alat khusus untuk
mengalirkan udara tersebut, misalnya kipas angin dan mesin pengisap udara.
3.
Pencahayaan
Rumah yang sehat memerlukan cahaya yang cukup. Kurangnya cahaya yang
masuk ke dalam rumah, terutama cahaya matahari, di samping kurang nyaman, juga
Universitas Sumatera Utara
35
merupakan media atau tempat yang baik untuk hidup dan berkembangnya bibit
penyakit. Sebaliknya terlalu banyak cahaya dalam rumah akan menyebabkan silau
dan akhirnya dapat merusak mata. Sumber cahaya untuk perumahan antara lain:
a. Cahaya alamiah yaitu matahari, rumah yang sehat harus mempunyai jalan
masuk cahaya matahari yang cukup. Sebaiknya jalan masuk cahaya (jendela)
luasnya sekurang-kurangnya 15%-20% dari luas lantai yang terdapat dalam
ruangan rumah.
b. Cahaya buatan, yaitu menggunakan sumber cahaya yang bukan alamiah,
seperti lampu minyak tanah, listrik dan sebagainya.
4.
Luas bangunan rumah
Luas lantai bangunan rumah sehat harus cukup untuk penghuni didalamnya,
artinya luas lantai bangunan tersebut harus disesuaikan dengan jumlah penghuninya.
Luas bangunan yang tidak sebanding dengan jumlah penghuninya akan
menyebabkan kepadatan penghuni (over crowded). Hal ini tidak sehat, sebab
disamping menyebabkan kurangnya konsumsi oksigen juga bila salah satu anggota
keluarga terkena penyakit infeksi, akan mudah menular kepada anggota keluarga
yang lain. Luas bangunan yang optimum adalah apabila dapat menyediakan 2,5 – 3
m2 untuk setiap orang di dalam keluarga (Slamet, 2002).
2.6
Asrama Mahasiswa
Berdasarkan Kemenpera No. 9/PERMEN/M/2008 tentang pedoman bantuan
pembangunan rumah susun sederhana sewa pada lembaga pendidikan tinggi dan
lembaga pendidikan berasrama, asrama adalah rumah susun sederhana sewa
Universitas Sumatera Utara
36
(rusunawa) yang diperuntukkan bagi mahasiswa/siswa/santri. Ketentuan dalam
pembangunan rusunawa untuk mahasiswa adalah sebagai berikut:
a.
luas unit sekurang-kurangnya 21m2
b.
kamar mandi komunal berada di luar unit hunian
c.
jumlah lantai bangunan rusunawa sekurang-kurangnya 3 lantai dan sebanyakbanyaknya berjumlah 5 lantai
d.
lantai dasar dimanfaatkan untuk sarana sosial, umum dan/ atau komersial
e.
1 (satu) bangunan rusunawa dapat berbentuk satu blok (mono block) atau dua
blok (twin block)
Menurut PP No. 4 tahun 1998 tentang rumah susun, sebuah rumah susun
harus memenuhi syarat antara lain, secara teknis semua ruang yang dipergunakan
untuk kegiatan sehari-hari harus mempunyai hubungan langsung maupun tidak
langsung dengan udara luar dan pencahayaan langsung maupun tidak langsung
secara alami, dalam jumlah yang cukup, sesuai dengan persyaratan yang berlaku.
Rumah susun harus direncanakan dan dibangun dengan struktur, komponen,
dan penggunaan bahan bangunan yang berlaku. Struktur, komponen, dan
penggunaan bahan bangunan harus diperhitungkan kuat dan tahan terhadap gempa,
hujan, angin, dan banjir. Kelengkapan rumah susun antara lain:
a. Jaringan air bersih yang memenuhi persyaratan mengenai persiapan dan
perlengkapannya termasuk meter air, pengatur tekanan air, dan tangki air
dalam bangunan.
Universitas Sumatera Utara
37
b. Jaringan listrik yang memenuhi persyaratan mengenai kabel dan
perlengkapannya, termasuk meter listrik dan pembatas arus, serta
pengamanan terhadap kemungkinan timbulnya hal-hal yang membahayakan.
c. Saluran pembuangan air hujan yang memenuhi persyaratan kualitas,
kuantitas, dan pemasangan.
d. Saluran pembuangan air limbah yang memenuhi persyaratan kualitas,
kuantitas dan pemasangan.
e. Saluran dan/ atau tempat pembuangan sampah yang memenuhi persyaratan
terhadap kebersihan, kesehatan, dan kemudahan; tempat pembuangan
sampah yang fungsinya adalah sebagai tempat pengumpulan sampah dari
rumah susun untuk selanjutnya dibuang ke tempat pembuangan sampah kota,
dengan memperhatikan faktor-faktor kemudahan pengangkutan, kesehatan,
kebersihan, dan keindahan.
f. Tempat jemuran
g. Alat pemadam kebakaran.
Universitas Sumatera Utara
38
2.7
Kerangka Konsep
Perilaku:
-Pengetahuan
-Sikap
-Tindakan
Sanitasi
Dasar
Asrama:
-Penyediaan air bersih
-Jamban
-Pengelolaan air limbah
-Pembuangan sampah
Keluhan Kesehatan
Kulit
Penghuni
Asrama Putri USU
Personal Hygiene:
- Kebersihan kulit
- Kebersihan kuku,
tangan, dan kaki
- Kebersihan rambut
dan kulit kepala
- Kebersihan genitalia
Komponen Fisik
Asrama:
- Langit-langit
- Dinding
- Lantai
- Jendela Kamar
- Ventilasi
- Pencahayaan
Universitas Sumatera Utara
Download