BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah Perubahan lingkungan yang tercermin dalam globalisasi pasar, perkembangan teknologi yang amat pesat, perubahan demografi, dan perubahan sosial budaya, telah menyebabkan perubahan yang nyata dalam mempengaruhi berbagai aspek kehidupan masyarakat diseluruh dunia, termasuk kehidupan di suatu perusahaan. Perubahan ini mempengaruhi kemampuan suatu perusahaan untuk bersaing, bukan hanya untuk mempertahankan diri, tetapi juga untuk dapat tetap berkembang. Persaingan bisnis, kinerja, produktivitas, dan popularitas yang ketat saat ini, mendorong sebuah perusahaan untuk dapat mengelola reputasi secara efektif dan menjadikannya sebuah perusahaan yang unggul dan eksis. Di era globalisasi seperti sekarang, banyak perusahaan memiliki cabang atau anak perusahaan untuk mendukung kelancaran perusahaan tersebut. PT Garuda Indonesia Tbk., (sebagai induk perusahaan) merupakan perusahaan penerbangan terbesar BUMN di Indonesia. Perusahaan ini memiliki banyak anak perusahaan untuk mendukung bisnisnya. Untuk mendukung bisnisnya tersebut induk perusahaan membutuhkan anak perusahaan dengan pasar bisnis yang berbeda untuk mendukung kelancaran 1 2 perusahaan tersebut. Induk perusahaan membebaskan anak perusahaannya untuk dapat berkembang yang tentunya tidak terlepas dari induk perusahaan. Tetapi seiring dengan berjalannya waktu, induk perusahaan menginginkan anak perusahaan tersebut dapat mengembangkan bisnisnya. Persaingan antar perusahaan jasa khususnya jasa transportasi darat kian ketat. Banyak perusahaan yang menggunakan jasa perusahaan lain untuk mengurus jasa transportasi perusahaan tersebut. Baik kebutuhan perjalanan dinas ataupun kebutuhan sehari-hari. Persaingan tersebut menimbulkan banyaknya perusahaan yang menawarkan jasa transportasi darat baik untuk kendaraannya saja maupun dengan supir. Untuk itu, banyak perusahaan mengenalkan perusahaannya dengan cara mengemas dengan merk atau brand. Bermunculannya perusahaan dengan menggunakan brand sebagai kekuatan, lama kelamaan menjadi sebuah persaingan bisnis. Mereka menjadi saling berebut image dan awareness kepada konsumennya. Hal ini dilakukan agar perusahaan mendapatkan keuntungan di bidang usahanya. Pada saat sekarang, banyak orang menggunakan suatu jasa dengan memprioritaskan brand. Apabila brand yang ditawarkan dinilai memiliki cukup kekuatan image, konsumen tidak akan berpikir panjang untuk menggunakan jasa tersebut. Karena suatu brand yang memiliki image yang baik, otomatis konsumen percaya akan sebuah brand tersebut. 3 Image suatu perusahaan sangat mempengaruhi segala aktivitas. Maka dari itu, sangatlah penting bagi perusahaan untuk membangun suatu image untuk menjaga eksistensinya di dunia bisnis. Untuk membangun image yang baik dimata publik, perlu dipahami pengertian yang tepat mengenai image sebagai stimulus adanya pengelolaan upaya yang perlu dilaksanakan. Ini merupakan upaya dalam mewujudkan pada objek yang mendorong prioritas pelaksanaan. Image perusahaan terbentuk karena adanya citra perusahaan. Citra perusahaan dibangun dan dikomunikasikan kepada khalayak melalui nama, simbol, penampilan atau perilaku perusahaan tersebut. Penampilan suatu perusahaan dinilai penting untuk disebutkan karena konsep meliputi segala yang dilakukan ataupun yang tidak dilakukan yang dianggap mengandung pesan dan makna. Apabila suatu perusahaan mengkomunikasikan nama, symbol dan penampilan diri tersebut secara efektif dan menghasilkan citra positif yang menunjukan kredibilitas tinggi, itu berarti perusahaan tersebut berhasil membangun reputasi. Brand dalam sebuah entitas tidak hanya berupa benda nyata seperti nama brand atau logo. Brand juga berupa benda kerja seperti komunikasi atau perilaku. Bahkan brand juga meliputi semua persepsi manusia terhadap entitas tersebut. Merek (Brand) merupakan hal terpenting karena merek akan membawa citra (image) suatu perusahaan. Merek adalah nama, istilah, tanda, desain atau kombinasi 4 dari semua ini, yang memperlihatkan identitas produk atau jasa dari satu penjualan atau kelompok penjual dan membedakan produk itu dari pesaing. Ketika perusahaan telah berhasil melahirkan merk atau brand, bukan berarti brand tersebut langsung dapat dikenali oleh publik. Brand yang baru dilakhirkan tersebut pun tidak langsung berada pada posisi keberuntungan. Sehingga ada baiknya jika perusahaan terus melakukan usaha dalam mempertahankan brand tersebut. Menentukan posisi brand (positioning) dalam benak publik menjadi salah satu aspek yang cukup penting dalam aktifitas pengelolaan brand. Dalam menentukan strategi komunikasi yang tepat, perusahaan harus mengidentifikasikan atribut brand yang penting. Untuk menentukan posisi suatu brand yang berbeda dan memiliki arti di dalam target publik, juga sering diartikan sebagai aktifitas positioning. Pada dasarnya, perusahaan berhadpaan dengan bagaimana strategi komunikasi untuk positioning atau repositioning sebuah brand di dalam benak publik. Ketika perusahaan merasa bahwa brand yang dimiliki terasa usang atau dinilai kurang dapat menjual, maka penambahan atau perubahan atribut dirasa perlu dilakukan untuk member “penyegaran” pada brand dan meningkatkan pengetahuan serta persepsi pelanggan yang telah disebutkan sebelumnya. Maka dari itulah muncul gagasan tentang rebranding dengan merujuk pada suatu keadaan dimana brand dirasa memerlukan identitas baru. 5 Tinjauan tentang rebranding perusahaan selalu menarik bagi untuk dibahas. Banyaknya literatur yang membahas tentang sebuah perusahaan saat ini, pada akhirnya bermuara pada pokok bahasan tentang petingnya sebuah rebranding yang merupakan salah satu bagian dari reputasi. Hal ini dapat dimengerti karena proses rebranding salah satu bagian reputasi (disamping kinerja perusahaan). Strategi rebranding biasa dilakukan oleh perusahaan-perusahaan yang merasa memiliki keanehan dalam bisnis yang dijalankannya. Bentuk strategi rebranding yang dijalankan adalah dilakukan dengan merubah tampilan visual, seperti perubahan nama, logo dan slogan perusahaan atau brand perusahaan. Strategi rebranding membuka peluang bagi suatu perusahaan untuk melakukan perubahan-perubahan untuk menemukan nilai-nilai baru yang menciptakan nilai positif bagi perusahaan tersebut. Perkembangan komunikasi berjalan dengan pesat dan cepat, sehingga banyak dijumpai bidang dalam komunikasi. Salah satu bidang komunikasi yang menyangkut kehidupan sosial adalah komunikasi organisasional atau manajemen. PR merupakan suatu fungsi dan cara/metode yang bertugas menjalin dan menjaga hubungan baik dengan publik internal, eksternal, dan stakeholder perusahaan. Salah satu ciri keberhasilan brand adalah dapat dilihat dari kualitas hubungan yang terjalin antara perusahaan dengan stakeholder. Hubungan tersebut akan tercipta 6 antara lain dengan komunikasi tentang esensi dan nilai brand. Hal ini ditunjang melalui beberapa aktifitas. Salah satunya kehumasan. Untuk itu, perusahaan harus dapat mengelola reputasi yang dimiliki hingga dapat mencapai tujuan perusahaan. Komunikasi yang disampaikan juga harus jelas untuk mendukung tujuan tersebut. Maka pengelolaan suatu brand memiliki keterkaitan yang erat dengan kehumasan didalamnya. Maka, proses tersebut dapat dijalankan oleh seorang PR untuk menciptakan strategi pembentukan brand (positioning, nama, nilai, brand dan identitas lainnya), memperkenalkan brand dan menjaga citra dan juga rebranding. PR berfungsi membantu manajemen dalam membangun dan memelihara komunikasi bersama, pengertian, dukungan, dan kerjasama antara organisasi dan publik, melibatkan masalah manajemen, membantu manajemen untuk mengetahui dan merespon opini public, menjelaskan dan menekankan tanggung jawab manajemen untuk melayani minat public, membantu manajemen untuk tetap mengikuti dan memanfaatkan perubahan secara efektif serta PR berfungsi menumbuhkan dan mengembangkan hubungan baik antar lembaga atau organisasi dengan publiknya baik internal maupun eksternal dalam pencapaian pengertian, menumbuhkan motivasi publiknya. Adapun PR secara mendasar menjadi tanggung jawab dari Top Level Management. PR diharapkan bisa menjadi mata, telinga, dan tangan kanan pimpinan 7 perusahaan. Dan peranan PR yang sangat penting yaitu sebagai wahana keluar dan kedalam perusahaan. Sehingga, bentuk-bentuk kegiatan komunikasi yang dapat dilakukan pada proses rebranding ini sedikit banyak merupakan aktifitas-aktifitas yang berhubungan langsung dengan PR. Saat ini, hampir setiap Departemen Kepemerintahan atau lembaga-lembaga sosial telah memiliki bagian Public Relations. Bidang ini sudah semakin terkenal, karena kini PR sendiri sudah mendapatkan tempat dimata masyarakat luas demi kemajuan dan kepercayaan bagi lembaga itu sendiri. PT. Aerotrans Services Indonesia yang lebih dikenal dengan brand Aerotrans merupakan anak perusahaan PT. Aero Wisata yang bergerak di bidang jasa transportasi darat yang semula bernama PT. Mandira Erajasa Wahana melakukan strategi rebranding karena brand sebelumnya yaitu Aerowisata Transport serta MEW dinilai kurang begitu tepat dari kacamata internal organisasi maupun dari dunia usaha. Untuk itu Manajemen Aerotrans memandang perlu melakukan Rebranding atas brand yang telah ada. Proses rebranding yang dijalankan oleh Aerotrans yaitu terletak pada level Top Management. Level tersebut sangat konsen dalam menajalankan proses tersebut. Yang dimaksud level disini adalah sampai dengan level manager. Karena PR 8 Aerotrans tidak berada pada Koalisi Domain. Jadi fungsi PR di perusahaan tersebut hanya berfungsi sebagai communication technician. Seiring dengan perkembangan teknologi dan perkembangan informasi yang saat ini sudah serba cepat, maka dibutuhkan strategi komunikasi merk yang memiliki tujuan yaitu membangun dan meningkatkan brand awereness terhadap produk jasa tersebut. Pada dasarnya, komunikasi brand adalah upaya yang dilakukan perusahaan untuk mengkomunikasikan keunikan yang dimiliki sebuah brand dengan menggunakan strategi. Tujuannya sederhana, yaitu agar konsumen menggunakan produk atau jasa, setelah itu mereka puas menggunakannya. Namun, untuk bisa mencapai pada tujuan tersebut tentu tidak sesederhana menulisnya. Selalu adanya persaingan pasar yang kompleks. Desain merupakan sebuah area yang mempunyai pengaruh besar pada sebuah perusahaan. Membentuk opini tentang perusahaan yang dapat dilihat oleh mata atau aspek visual. Sebuah desain yang sukses mengkoordinasikan segala aspek visual dari sebuah perusahaan untuk menciptakan brand, serta pengaplikasiannya dan promosi yang jelas dan baik sehingga dapat mengkontribusikan image yang diinginkan. Brand secara esensial bisa dikatakan sebagai jantung identitas perusahaan yang merepresentasikan keberadaan perusahaan berikut produk yang dihasilkannya. Brand berfungsi untuk membuat kesan tertentu sehingga mudah dikenali oleh pikiran 9 konsumen. Karena begitu pentingnya peran brand, maka keputusan Aerotrans mengubah brand harus dipikirkan matang dan terencana baik. Perubahan brand (rebranding) akan berdampak besar baik internal mapun eksternal, sehingga diperlukan strategi komunikasi yang terintegrasi agar tujuan dari perubahan brand itu dapat tercapai. Melakukan kreasi brand perusahaan dengan merubah atribut-atribut yang melekat pada brand tersebut, seperti nama, symbol atau desain, dengan tujuan membangun perhatian dan posisi baru dalam benak stakeholders dan dapat juga disebut sebagai strategi rebranding. Rebranding merupakan salah satu upaya yang dilakukan oleh Aerotrans untuk mengubah total atau memperbaharui sebuah brand yang telah ada agar menjadi lebih baik, dengan tidak mengabaikan tujuan awal. Melakukan rebranding membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Aerotrans menghabiskan ratusan juta rupiah rupiah untuk proses rebranding yang dijalankan. Melakukan rebranding berarti melakukan perubahan dalam berbagai hal yang bersangkutan dengan brand tersebut. Aerotrans mengganti brand tidak hanya pada product nya saja tetapi juga merubah beberapa elemen yang ada didalam perusahaan tersebut seperti, seragam pegawai, ID Card, layout gedung, hingga signage perusahaan tersebut. Strategi rebranding biasa dilakukan bagi perusahaan-perusahaan yang merasa memiliki kejanggalan dalam aktifitas bisnisnya. Bentuk strategi rebranding yang 10 paling banyak dilakukan adalah dengan merubah tampilan visual, seperti perubahan nama, logo, dan slogan perusahaan atau brand perusahaan. Efek dari adanya perubahan tampilan visual suatu brand, seperti nama, logo atau slogan memang lebih mudah dilihat dan dirasakan. Sehingga perusahaan lebih mudah mendapatkan timbal balik dari publik. Padahal, strategi rebranding tidak hanya sekedar itu. Rebranding memiliki keterkaitan dengan segala aspek, mulai dari persepsi, layanan, bentuk komunikasi, dan bentuk lainnya. Rebranding sebetulnya lebih dekat pada perubahan nilai sebuah merek. Dengan kata lain, ketika melakukan rebranding maka yang berubah adalah nilainilai dalam merek itu sendiri. Rebranding adalah sebuah alat, yaitu sebagai salah satu alat manajemen untuk melakukan revitalisasi nilai-nilai perusahaan. Rebranding juga memakan waktu yang cukup lama, karena harus mempertimbangkan beberapa faktor internal dan eksternal. Faktor internal misalnya, perusahaan harus mempertimbangkan secara matang apakah perubahan ini membawa pengaruh yang besar bagi karyawannya dalam melaksanakan tugasnya, karena karyawan harus memperkenalkan kembali brand baru tersebut ke public eksternal. Karyawan bagi perusahaan yang bersangkutan bisa bertindak sebagai public relations. Karyawan bisa memperkenalkan brand baru tersebut di sekitar tempat tinggalnya. Dalam melakukan rebranding, pihak 11 manajemen perusahaan perlu melakukan sosialisasi secara continue di lingkungan karyawannya. Sedangkan untuk faktor eksternal, pihak manajemen perusahaan harus mempertimbangkan juga apakah Strategic Corporate Communication dalam Proses Repositioning dengan perubahan brand baru, masyarakat bisa memahami maksud dan tujuan yang hendak dicapai perusahaan. Hal lain yang juga perlu dipertimbangkan sebelum melakukan rebranding adalah bahwa rebranding tidak hanya sekedar perubahan lambang, di dalamnya terkandung arti dari perubahan lambang dan nilai (value) dari rebranding itu sendiri. Arti dan value jelas merupakan dua hal yang berbeda. Arti hanya terkait pada informasi, sedangkan value lebih erat pada knowledge alias pemahaman yang mendalam dari seseorang terhadap merek. Dengan demikian, pemahaman terhadap nilai-nilai yang diusung oleh perusahaan harus dapat diterjemahkan dan terwujud dengan baik. Hal ini dilakukan untuk dapat meningkatkan nilai perusahaan itu sendiri. 1.2 Perumusan Masalah Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti merumuskan masalah yang diangkat yaitu Bagaimana Strategi Rebranding PT Aerotrans Services Dalam Membangun Image Dalam Meningkatkan Kinerja Perusahaan? 12 1.3. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan mendeskripsikan secara mendalam tentang Strategi rebranding PT. Aerotrans Services Indonesia untuk membangun image dalam meningkatkan kinerja perusahaan.. 1.4 Kegunaan dari penelitian ini adalah : 1.4.1 Kegunaan Akademis Penelitian ini diharapkan dapat memberi kontribusi dalam ilmu komunikasi khususnya mengenai Rebranding. 1.4.2 Kegunaan Praktis Penelitian ini dapat memberikan gambaran dan juga masukan perusahaan terutama bagi yang berminat tentang strategi PR yang dilakukan oleh PT Aerotrans Services Indonesia. Selain itu, penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi peneliti berikutnya.