ABSTRACT DJADJA SUBARDJA SUTAATMADJA. Land Suitability Criteria for Maize and Groundnut Based Land Utilization Types in the Bogor Area. Supervised by SUDARSONO as Chairman, SARWONO HARDJOWIGENO, SUPIANDI SABIHAM, HIDAYAT PAWITAN and BUDI MULYANTO as Members. The existing criteria of land suitability classification for maize and groundnut which have been used to evaluate of land suitability in Indonesia are too general and not used on spesified location of upland agriculture. The parameters and their ratings in the criteria were not tested and verified in the field especially their relationship to the production of crops, therefore the results of land suitability evaluation were often not suited to the potential of land and expected yields. The objectives of the research are: (1) to study the influence of variability of parent materials and soil development to land qualities and crop productivity of maize and groundnut, (2) to identify the limiting factors of defined landuse and minimum data set of land qualities for land suitability evaluation in the wet climate of upland agriculture, and (3) to create the land suitability criteria for maize and groundnut based land utilization types with low and medium inputs. Variability of parent materials and soil development strongly influenced the land qualities of nutrient retention and toxicity which are determined by land characteristics of pH, base saturation, and exchangeable aluminum. Land quality of nutrient availability, especially of available P, much more influenced by land management. The production of maize and groundnut on the low and medium input of the land utilization types were varied and influenced by variability of those parent materials and their soil developments. The crop productions on medium input were higher and significantly differed from the low input. The advanced stage of soil development tended to decrese the land qualities and crop productions. Productivity of the wet climate of upland agriculture was strongly influenced by the land qualities of nutrient availability, nutrient retention and toxicity. The production of maize on the low input was determined by land characteristics of pH, available P, and exchangeable aluminum, and the groundnut by available P, base saturation, and exchangeable aluminum. On the medium input, the crop production of maize is influenced by the land characteristics of pH and exchaneable aluminum, and the production of groundnut by the land characteristics of BS and exchangeable aluminum. The land suitability criteria for the defined land utilization types are created on base of: (1) the relevant land qualities, and (2) crop productivity of the area. By using the criteria indicate that the land suitability classes are suitable to the area and expected yields of the defined land utilization type. In case of the study area, the land qualities and land characteristics needed in the criteria are fewer than the existing criteria and therefore the processing of the land suitability evaluation could be done faster, easily and gave an accurately results. Especially, on the very acid soils developed on the acid sedimentary rock must be applied by fertilizer, organic matter and liming to improve land qualities of the soils. ABSTRAK DJADJA SUBARDJA SUTAATMADJA. Kriteria Kesesuaian Lahan untuk Tipe Penggunaan Lahan Berbasis Jagung dan Kacang Tanah di Daerah Bogor. Dibimbing oleh SUDARSONO sebagai Ketua, SARWONO HARDJOWIGENO, SUPIANDI SABIHAM, HIDAYAT PAWITAN dan BUDI MULYANTO sebagai Anggota. Kriteria kesesuaian lahan untuk tanaman jagung dan kacang tanah yang telah ada untuk keperluan evaluasi kesesuaian lahan di Indonesia masih sangat umum dan tidak untuk spesifik lokasi. Parameter yang digunakan dan pengharkatannya belum dikaji di lapangan dan dihubungkan dengan produksi tanaman, sehingga seringkali terjadi hasil penilaian kesesuaian lahan tidak sesuai dengan potensi lahan dan produksi yang diharapkan. Penelitian ini bertujuan: (1) mempelajari pengaruh keragaman bahan induk dan perkembangan tanah terhadap kualitas lahan dan tingkat produktivitas tanaman jagung dan kacang tanah, (2) mengidentifikasi faktor-faktor pembatas penggunaan lahan dan kebutuhan minimum data kualitas lahan untuk keperluan evaluasi kesesuaian lahan di lahan kering beriklim basah, dan (3) menyusun kriteria kesesuaian lahan untuk tipe penggunaan lahan berbasis jagung dan kacang tanah pada input rendah dan sedang. Keragaman bahan induk dan perkembangan tanah sangat mempengaruhi kualitas lahan retensi hara dan bahaya keracunan yang ditunjukkan oleh pH tanah, kejenuhan basa (KB) dan aluminium dapat tukar (Al-dd). Sedangkan kualitas lahan ketersediaan hara terutama P-tersedia lebih dipengaruhi oleh pengelolaan lahan. Produksi jagung dan kacang tanah pada tipe penggunaan lahan dengan input rendah dan sedang cukup bervariasi yang disebabkan oleh pengaruh keragaman bahan induk dan perkembangan tanahnya. Produksi tanaman pada input sedang lebih tinggi dan berbeda nyata dibanding dengan input rendah. Perkembangan tanah pada tahap lanjut menurunkan kualitas lahan dan produksi tanaman. Produktivitas lahan kering yang beriklim basah sangat ditentukan oleh kualitas lahan ketersediaan hara, retensi hara dan bahaya keracunan. Karakteristik lahan yang sangat berpengaruh terhadap produksi jagung pada input rendah adalah, P tersedia, pH dan Al-dd, sedangkan terhadap kacang tanah adalah P tersedia, KB dan Al-dd. Pada input sedang, karakteristik lahan yang berpengaruh terhadap produksi jagung adalah pH dan Al-dd, sedangkan untuk kacang tanah adalah P-tersedia dan KB. Kriteria kesesuaian lahan untuk masing-masing tipe penggunaan lahan berbasis jagung dan kacang tanah dapat disusun berdasarkan: (1) kualitas lahan, dan (2) tingkat produktivitas lahan. Evaluasi kesesuaian lahan dengan menggunakan kriteria tersebut menghasilkan kelas kesesuaian lahan yang lebih sesuai dengan kondisi lahan dan produksi yang diharapkan. Kasus di lokasi penelitian diperlukan kualitas/karakteristik lahan yang lebih sedikit sehingga proses evaluasi kesesuaian lahan dapat dilakukan lebih cepat dan mudah dengan hasil yang akurat. Usaha perbaikan lahan terutama pada tanah-tanah sangat masam dari batuan sedimen masam, diperlukan peningkatan ketersediaan hara, retensi hara dan mencegah bahaya keracunan aluminium, antara lain melalui pemberian pupuk, bahan organik dan pengapuran.