bab ii tinjauan pustaka - Universitas Sumatera Utara

advertisement
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teoritis
1. Struktur Modal
a. Pengertian
Pemenuhan dana perusahaan untuk kebutuhan operasi sehari-hari maupun
untuk mengembangkan perusahaan dapat berasal dari modal sendiri. Jika dalam
pendanaan perusahaan yang berasal dari modal sendiri masih mengalami
kekurangan (defisit), maka perlu dipertimbangkan pendanaan perusahaan yang
berasal dari modal asing, yaitu dari utang (debt financing).
Menurut Martono (2001:240), “struktur modal adalah perbandingan atau
perimbangan pendanaan jangka panjang perusahaan yang ditunjukan oleh
perbandingan hutang jangka panjang terhadap modal sendiri”. Menurut Riyanto
(2001:22), “struktur modal adalah pembelanjaan permanen dimana mencerminkan
perimbangan antara utang jangka panjang dengan modal sendiri”. Sedangkan
menurut Sutrisono (2003:289), “struktur modal adalah merupakan perimbangan
antara modal asing atau hutang dengan modal sendiri”.
Dari uraian di atas, dapat dikemukakan bahwa struktur modal
menggambarkan perbandingan modal asing terhadap modal sendiri pada suatu
perusahaan yang digunakan untuk kebutuhan operasi sehari-hari maupun untuk
Universitas Sumatera Utara
mengembangkan perusahaan. Lebih lanjut tentang struktur modal dapat dillihat
melalui ilustrasi yang dikemukakan oleh Sundjaja (2001:245) sebagai berikut :
Perusahaan “M333” mempunyai struktur modal sebagai berikut ;
Tabel A
Struktur Modal
Hutang Jangka Panjang
Rp.
0
Modal saham biasa (25.000 lembar @ Rp.40)
Rp. 1.000.000,00
Total modal
Rp. 1.000.000,00
Sumber : Ridwan dan Inge Barlin
Diasumsikan bahwa perusahaan mempertimbangkan tiga alternative
struktur modal dengan rasio (0%,20%,50%) dan apabila perusahaan tidak
mempunyai hutang lancar, total aktiva sama dengan total modal sebesar
Rp.1.000.000,00
Struktur Modal Perusahaan Dengan Alternatif Rasio Hutang (0%,20%,50%)
A. Tanpa Pinjaman = 0%
Long Term Debt to Equity Ratio =
Total Hutang Jangka Panjang
Total Ekuitas
=
0
1000000
=
0%
B. Dengan pinjaman =20%
Long Term Debt to Equity Ratio =
Total Hutang Jangka Panjang
Total Ekuitas
Universitas Sumatera Utara
=
200000
800000
=
25 %
C. Dengan pinjaman = 50%
Long Term Debt to Equity Ratio =
Total Hutang Jangka Panjang
Total Ekuitas
=
500000
500000
=
100 %
Penggunaan dari masing-masing jenis modal mempunyai pengaruh
berbeda terhadap laba yang diperoleh perusahaan. Penggunaan modal asing dalam
jumlah besar yang melebihi jumlah ekuitas akan menurunkan keuntungan
perusahaan sebab harus membayar bunga dan bunga sebagai pengurangan laba.
Penggunaan modal asing yang besar akan meningkatkan resiko perusahaan
sehingga return yang diharapkan oleh pemegang saham akan meningkat. Hal ini
mengakibatkan biaya modal rata-rata tertimbang menjadi tinggi. Bunga sendiri
juga dimanfaatkan sebagai pengurangan pajak yang harus ditanggung oleh
perusahaan. Sedangkan modal sendiri yang kompensasinya berupa pembayaran
dividen diambil dari keuntungan setelah pajak, sehingga tidak mengurangi
pembayaran pajak.
Dengan demikian, ada perimbangan-perimbangan tertentu dari perusahaan
dalam mengatur perpaduan sumber modal mana yang akan dipakai agar hasil dari
perpaduan modal tersebut dapat optimal di dalam menghasilkan tingkat laba
Universitas Sumatera Utara
bersih perusahaan. Semakin tinggi laba bersih yang dihasilkan perusahaan
semakin tinggi pula laba yang diperoleh per lembar saham. Hal ini dapat dicapai
dengan cara perusahaan dapat menentukan struktur modal yang optimal. Seperti
yang dikemukakan oleh Astuti (2004:138):
“Struktur
modal
yang
optimal
adalah
struktur
modal
yang
mengoptimalkan keseimbangan antara risiko dan pengembalian sehingga
memaksimumkan harga saham”.
Dari konsep yang diutarakan di atas dalam menetapkan kebijakan struktur
modal perusahaan harus mempertimbangkan risiko dan tingkat pengembalian agar
dapat
mengoptimalkan
nilai
perusahaan.
Artinya
apabila
perusahaan
menggunakan hutang yang lebih besar, maka pemilik saham akan memperoleh
bagian laba yang semakin kecil. Tingkat pengembalian yang disyaratkan oleh
pemilik modal sendiri akan meningkat sebagai akibat meningkatnya risiko
perusahaan.
Diperlukan
struktur
modal
yang
dapat
mengoptimalkan
keseimbangan antara resiko dan tingkat pengembalian kepada perusahaan.
b. Teori Struktur Modal
Teori struktur modal menjelaskan apakah ada pengaruh perubahan struktur
modal terhadap nilai perusahaan. Dalam teori struktur modal diasumsikan bahwa
perubahan struktur modal berasal dari penerbitan kembali saham biasa atau
penerbitan saham baru. Apabila ada pengaruh struktur modal terhadap nilai
perusahaan, pertanyaan berikutnya adalah bagaimana struktur modal yang optimal
Universitas Sumatera Utara
bagi perusahaan. Dalam analisis struktur modal ini digunakan beberapa asumsi,
yaitu :
1. Tidak ada pajak penghasilan
2. Tidak ada pertumbuhan laba
3. Pembayaran seluruh laba kepada pemegang saham berupa dividen.
4. Perubahan struktur modal terjadi dengan menerbitkan obligasi dan
membeli kembali saham biasa atau dengan meneritkan saham biasa dan
menarik obligasi.
Dalam menganalisis pengaruh perubahan struktur modal terhadap kinerja
perusahaan menurut Martono (2001:240) dapat dilakukan dengan beberapa
pendekatan yaitu :
a)
Pendekatan Laba Operasi Besih (Net Operating Income Approach)
Pendekatan ini menggunakan asumsi bahwa investor memiliki
reaksi yang berbeda terhadap penggunaan hutang perusahaan.
Pendekatan ini melihat bahwa biaya modal rata-rata tertimbang bersifat
konstan berapapun tingkat hutang yang digunakan oleh perusahaan.
Dengan demikian diasumsikan bahwa :
1. Biaya hutang konstan.
2. Penggunaan hutang yang semakin besar oleh pemilik modal sendiri
dilihat sebagai peningkatan risiko perusahaan.
Artinya apabila perusahaan menggunakan hutang yang lebih besar,
maka pemilik saham akan memperoleh bagian laba yang semakin kecil.
Tingkat keuntungan yang disyaratkan oleh pemilik modal sendiri akan
meningkat sebagai akibat meningkatnya risiko perusahaan. Akibatnya
biaya modal rata-rata tertimbang akan berubah.
Dengan menggunakan pendekatan laba operasi bersih, dapat
disimpulkan bahwa peningkatan leverage ternyata mempengaruhi
tingkat keuntungan (return) yang disyaratkan. Tingkat return yang
disyaratkan meningkat secara linear dengan leverage keuangan
(financial leverage) yang diukur dengan pertimbangan antara hutang
dengan saham. Sedangkan nilai total perusahaan dan harga saham per
lembar tidak berubah walaupun leverage keuangannya berubah.
b) Pendekatan Tradisional
Universitas Sumatera Utara
Pada pendekatan tradisional diasumsikan terjadi perubah struktur
modal yang optimal dan peningkatan nilai total perusahaan melalui
penggunan financial leverage (hutang dibagi modal sendiri).
Kesimpulan yang diperoleh dengan menggunakan pendekatan
tradisional adalah struktur modal yang optimal yaitu struktur modal
yang memberikan biaya modal keseluruhan yang terendah dan
memberikan harga saham yang tertinggi. Hal ini disebabkan karena
berubahnya tingkat kapitalisasi perusahaan, baik untuk modal sendiri
maupun pinjaman setelah perusahaan merubah struktur modalnya
(leverage) melewati batas tertentu. Perubahan tingkat kapitalisasi ini
disebabkan karena adanya risiko yang berubah.
c) Pendekatan Modigliani dan Miller
Franco Modligani dan MH. Hitler menentang pendekatan
tradisional dengan menawarkan pembenaran perilaku tingkat
kapitalisasi perusahaan yang konstan. Modigliani dan Hitler
berpendapat bahwa risiko total bagi pemegang saham tidak berubah
walaupun struktur modal perusahaan mengalami perubahan. Hal ini
didasarkan pada pendapat bahwa pembagian struktur modal antara
hutang dan modal sendiri selalu terdapat perlindungan atas nilai
investasi, yaitu karena nilai investasi total perusahaan tergantung dari
keuntungan dan risiko, sehingga nilai perusahaan tidak berubah
walaupun struktur modalnya berubah. Asumsi-asumsi yang digunakan
Modigliani dan Hitler adalah :
1. Pasar modal adalah sempurna, dan investor bertindak rasional.
2. Nilai yang diharapkan dari distribusi probabilitas semua investor
sama.
3. Perusahaan mempunyai risiko usaha (business risk) yang sama.
4. Tidak ada pajak.
Pendapat Modligiani didukung oleh adanya proses arbitrase, yaitu
proses mendapatkan dua aktiva yang pada dasarnya sama dan
membelinya dengan harga yang termurah serta menjual lagi dengan
harga yang lebih tinggi.
2. Rentabilitas
Salah satu tujuan perusahaan pada umumnya yaitu memperoleh laba
sesuai dengan yang telah direncanakan. Untuk memperoleh laba tersebut, dalam
menjalankan operasinya perusahaan memerlukan sumber daya berupa modal
maupun aktiva. Rentabilitas menunjukkan perbandingan antara laba dengan
modal atau aktiva yang digunakan perusahaan untuk menghasilkan laba tersebut.
Universitas Sumatera Utara
Menurut
Martono (2001:18): “rentabilitas adalah rasio yang menunjukkan
kemampuan perusahaan untuk memperoleh laba dari modal yang digunakan untuk
menghasilkan laba tersebut”.
Secara umum rentabilitas menurut Bambang Riyanto (2001:35) dapat
dirumuskan sebagai berikut:
x 100%
Dimana L adalah jumlah laba yang diperoleh selama periode tertentu dan M
adalah modal atau aktiva yang digunakan untuk menghasilkan laba tersebut.
Cara untuk memiliki rentabilitas perusahaan bermacam-macam dan
tergantung pada laba dan aktiva, atau pada modal mana yang akan
diperbandingkan satu dengan yang lainnya. Yang penting adalah rentabilitas yang
akan digunakan sebagai alat pengukur penggunaan modal dalam perusahaan.
a. Rentabilitas Modal Sendiri
Rentabilitas modal sendiri (return on equity), menunjukkan perbandingan
antara laba bersih sesudah pajak (net profit after taxes), yang tersedia bagi
pemegang saham, dengan jumlah modal pada perusahaan.
Pengertian rentabilitas modal sendiri adalah sebagai berikut:
Menurut Riyanto (2001:44):
“Rentabilitas modal sendiri adalah kemampuan suatu perusahaan dengan
modal sendiri yang bekerja didalamnya untuk menghasilkan keuntungan.”
Universitas Sumatera Utara
Return on equity (ROE) diperlakukan demikian penting, karena return on
equity (ROE) merupakan ukuran efisiensi yang dicapai perusahaan dalam
menggunakan modal para pemiliknya. Untuk mengetahui bagaimana perusahaan
dapat meningkatkan return on equity (ROE), dapat digunakan perhitungan
sederhana untuk merumuskan kembali rasio tersebut dari tiga komponen
utamanya:
ROE
= Laba Bersih (Earning)
Modal (Equity)
= Laba Bersih (Earning) x Penjualan (Sales) x Aktiva (Assets)
Penjualan (Sales)
Aktiva (Assets)
Modal (Equity)
Dengan kata lain:
ROE
= Margin Keuntungan x Perputaran Aktiva x Leverage Keuangan
Laba yang diperhitungkan untuk menghitung rentabilitas modal sendiri
adalah laba usaha setelah dikurangi dengan bunga modal asing dan pajak
perseroan atau income tax, sedangkan modal yang diperhitungkan hanyalh modal
sendiri yang digunakan untuk menghasilkan keuntungan perusahaan. Ditinjau dari
kepentingan modal sendiri atau pemilik perusahaan, penambahan modal asing
hanyalah dibenarkan jika penambahan tersebut mempunyai efek finansial yang
menguntungkan terhadap modal sendiri. Penambahan modal asing hanya akan
memberikan efek yang menguntungkan terhadap modal sendiri apabila rate of
return dari tambahan modal (modal asing) tersebut lebih besar dari biaya
modalnya atau bunganya.
Universitas Sumatera Utara
Tambahan modal asing itu hanya dibenarkan apabila rentabilitas modal
sendiri dengan tambahan modal asing lebih besar daripada rentabilitas modal
sendiri dengan tambahan modal sendiri. Sebaliknya penambahan modal asing
akan memberikan efek financial yang merugikan terhadap modal sendiri apabila
rate of return dari tambahan modal asing tersebut lebih kecil dari bunganya.
b. Rentabilitas Ekonomi
Rentabilitas ekonomi adalah perbandingan antara laba usaha dengan
modal sendiri dan modal asing yang dipergunakan untuk menghasikan laba
tersebut yang dinyatakan dalam persentase.
Laba yang diperhitungkan untuk menghitung rentabilitas ekonomi adalah
laba yang berasal dari operasinya perusahaan, yaitu yang disebut laba usaha (net
operating income) sedangkan Modal yang diperhitungkan untuk menghitung
rentabilitas ekonomi adalah modal yang bekerja di dalam perusahaan (operating
capital/assets).
Menurut Riyanto (2001:37), tinggi rendahnya rentabilitas ekonomi
ditentukan oleh dua faktor, yaitu :
a) Profit margin yaitu perbandingan antara net operating income dan net sales
yang dinyatakan dalam persentase. profit margin dimaksudkan untuk
mengetahui efisiensi perusahaan dengan melihat kepada besar kecilnya laba
usaha dalam hubungannya dengan sales.
b)
Turnover of operating assets (tingkat
perputaran aktiva usaha) yaitu tingkat perputaran aktiva usaha dalam satu
periode. Turnover of operating assets mengukur sampai seberapa jauh aktiva
Universitas Sumatera Utara
usaha dipakai dalam perusahaan. Turnover of operating assets dimaksudkan
untuk mengetahui efisiensi perusahaan dengan melihat kepada kecepatan
perputaran operating assets dalam suatu periode tertentu.
Hasil kali antara profit margin dan operating assets turnover menentukan
tinggi rendahnya rentabilitas ekonomis. Makin tingginya tingkat profit
margin atau operating assets turnover masing-masing atau kedua-duanya
akan mengakibatkan naiknya Rentabilitas Ekonomi.
Apabila ingin memperbesar rentabilitas ekonomi dengan memperbesar
profit margin, berarti berhubungan dengan usaha untuk mempertinggi efisiensi di
bidang produksi, penjualan dan pembenahan administrasi. Sedangkan untuk
memperbesar rentabilitas ekonomi dengan memperbesar turnover of operating
asset berhubungan dengan kebijaksanaan investasi dana dalam berbagai aktiva,
baik aktiva lancar maupun aktiva tetap.
Rentabilitas ekonomi dapat diukur dengan menggunakan Return on Asset
(ROA). Return on Asset (ROA) menunjukkan kemampuan perusahaan untuk
menghasilkan keuntungan dari setiap satu rupiah aset yang digunakan. Formula
untuk menghitung Return on Asset (ROA) sebagai berikut:
ROA= Laba Bersih (Net Operating Income)
Aktiva (Asset)
= Laba Bersih Operasi (Net Operating Income) x Penjualan (Sales)
Penjualan (Sales)
Aktiva (Assets)
Dengan kata lain:
ROA= Margin Keuntungan x Perputaran Aktiva
Universitas Sumatera Utara
B. Tinjauan Penelitian Terdahulu
Berikut ini disajikan tinjauan penelitian terdahulu untuk mendukung
kerangka konseptual penelitian.
No
1
Nama
Peneliti dan
Tahun
Andrew
Siahaan,
2004
Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu
Judul Penelitian
Variabel
Pengaruh
Struktur
Modal
terhadap
Profitabilitas
Pada
Industri Alas Kaki yang
Tercatat di Efek Jakarta
Variabel
independen:
-Debt
to
Asset Ratio
-Long Term
Debt to Asset
Ratio
-Equity
to
Asset Ratio
Hasil Penelitian
Ketiga variabel
independen, yaitu
DAR,
LDAR,
dan Equiy to
Asset
Ratio
berpengaruh
positif
dan
signifikan
terhadap ROE
Variabel
dependen :
-ROE
2
Tessa
Tobing,
2006
Pengaruh
Struktur
Modal
Terhadap
Profitabilitas
Pada
Industri Makanan dan
Minuman yang Tercatat
di Bursa Efek Jakarta
Variabel
independen:
-Debt
to
Asset Ratio
-Long Term
Debt
to
Equity Ratio
-Debt
to
Equity Ratio
Variabel
dependen :
-ROE
Dua
variabel
independen, yaitu
DAR dan LDER
berpengaruh
negatif
dan
signifikan
terhadap ROE,
sedangkan DER
berpengaruh
positif
dan
signifikan
terhadap ROE
Universitas Sumatera Utara
3
Ira
Windi Pengaruh
Struktur
Raya, 2009
Modal
Terhadap
Profitabilitas
Pada
Perusahaan Perbankan
yang Terdaftar di Bursa
Efek Indonesia.
Variabel
independen:
-Debt
to
Asset Ratio
-Equity
to
Asset Ratio
Variabel
dependen:
-ROE
Kedua variabel
independen, yaitu
DAR dab Equity
to Asset Ratio
secara
parsial
berpengaruh
negatif dan tidak
signifikan
terhadap ROE.
Namun
secara
simultan
tidak
berpengaruh
secara bersama
sama
terhadap
ROE
Sumber: diolah Penulis, 2010
C. Kerangka Konseptual dan Hipotesis
1. Kerangka Konseptual
Kerangka konseptual penelitian ini disajikan dalam gambar berikut:
Independen Variabel
Dependen Variabel
H₁
Rentabilitas Modal
Sendiri (Y₁)
H₂
Rentabilitas
Ekonomi (Y₂)
Struktur Modal
(X)
Gambar 2.1
Kerangka Konseptual
Sumber: diolah Penulis, 2010
Universitas Sumatera Utara
Literatur-literatur manajemen keuangan cenderung menghubungkan
optimalisasi struktur modal dengan nilai perusahaan yang ditunjukkan
peningkatan harga saham. Struktur modal dapat juga dihubungkan dengan
kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan (rentabilitas). Keown.,
et al, (2000) menjelaskan bahwa nilai akhir saham biasa sebagian tergantung
tingkat pengembalian yang diharapkan pemegang saham (investor) dalam wujud
dividen tunai. Jika biaya modal dapat diminimumkan maka arus dividen sebagai
bagian laba yang dihasilkan perusahaan dapat dimaksimumkan.
Struktur modal merupakan perbandingan atau perimbangan pendanaan
jangka panjang perusahaan yang ditunjukan oleh perbandingan hutang jangka
panjang terhadap modal sendiri (Martono:2001:239). Penggunaan dari masingmasing jenis modal mempunyai pengaruh yang berbeda terhadap laba perusahaan.
Penggunaan modal asing (hutang) yang besar akan mengakibatkan beban bunga
yang tinggi dimana beban bunga tersebut akan menurunkan laba bersih sehingga
profit margin menjadi rendah (Brigham:2006:107). Profit margin yang rendah
akan menurunkan tingkat rentabilitas (Riyanto:2001:37). Beban bunga juga
dimanfaatkan sebagai pengurangan pajak yang harus ditanggung oleh perusahaan.
Pengurangan pajak tersebut dapat meningkatkan laba bersih sehingga profit
margin menjadi tinggi. Profit margin yang tinggi akan meningkatkan rentabilitas.
Penggunaan modal sendiri pada perusahaan tidak memerlukan pembayaran beban
bunga yang akan mengurangi laba bersih perusahaan. Penggunaan modal sendiri
memberikan kompensasi berupa pembayaran dividen kepada pemegang saham.
Pembayaran dividen tersebut tidak akan mengurangi bagian laba bersih
Universitas Sumatera Utara
perusahaan sehingga akan meningkatkan profit margin dan rentabilitas.
Pembayaran dividen kepada pemegang saham diambil dari keuntungan setelah
pajak, sehingga tidak akan mengurangi pembayaran pajak. Hal ini akan
mengakibatkan profit margin menjadi rendah sehingga akan menurunkan
rentabilitas. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Siahaan
(2004) dan Tobing (2006) yang menunjukkan bahwa struktur modal berpengaruh
terhadap rentabilitas.
2. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan kerangka konseptual yang telah diuraikan di atas, maka dapat
dirumuskan hipotesis penelitian sebagai berikut:
H₁.
Struktur modal berpengaruh secara signifikan terhadap rentabilitas modal
sendiri pada perusahaan Farmasi yang terdaftar di Bursa efek Indonesia.
H₂.
Struktur modal berpengaruh secara signifikan terhadap rentabilitas
ekonomi pada perusahaan farmasi yang terdaftar di Bursa efek Indonesia.
Universitas Sumatera Utara
Download