2 digunakan adalah cyclohexamide, nalidixid acid, dan griseovulvin. Bahan-bahan lain yang digunakan adalah buffer fosfat 12.5 mM (Lampiran 3), etanol 70%, aquades, dan NaOCl 1%, alkohol, dan spirtus. Alat yang digunakan adalah grinder IKA A11, laminar air flow, tabung reaksi, tusuk bambu steril, cawan petri, mikroskop dan alat-alat standar laboratorium Mikrobiologi. Metode Populasi aktinomiset asal tanah. Tanah dari pembibitan dan tanah persemaian diambil dari Kebun Percobaan Taman Muara, Bogor, Jawa Barat. Kedua sampel tanah dikering anginkan selama 3 jam, kemudian dikeringkan dengan oven pada suhu 800 C selama 1 jam. Pengenceran serial sampel tanah dilakukan dengan garam fisiologis 0.85 g/ 100 ml aquades. Tanah bibit dan semai ditimbang sebanyak 10 g, kemudian masing-masing dilarutkan dalam 90 ml garam fisiologis. Setelah itu sebanyak 1 ml masing-masing sampel dimasukkan ke dalam tabung reaksi yang berisi garam fisiologis 9 ml, tabung divorteks agar suspensi merata. Pengenceran bertingkat dilakukan sampai pengenceran ke-3 yaitu 10-1, 10-2, dan 10-3. Sebanyak 100 µl dari pengenceran 1, 2, 3 disebar di atas media HV yang telah diberi antibiotik cyclohexamide dengan konsentrasi 50 ppm. Inkubasi dilakukan selama 8 minggu. Pemilihan tanaman Varietas padi yang dipilih adalah Ciherang, Inpago 4, Inpari 9, Inpara 2, dan IR64. Pemilihan varietas tersebut didasarkan pada perbedaan ekosistemnya. Ciri-ciri masing-masing varietas padi menggunakan buku deskripsi padi Suprihatno 2008 (Lampiran 4). Padi jenis Ciherang, IR64 dan Inpari 9 merupakan padi yang ditanam pada lahan irigasi; Inpago 4 merupakan padi yang ditanam pada lahan kering subur; Inpara 2 merupakan padi yang ditanam pada lahan pasang surut atau lebak. Tiap-tiap varietas diisolasi aktinomiset endofitnya pada umur 0, 2, 4, 8, 12 minggu setelah tanam. Umur 0 minggu adalah bibit padi hasil perkecambahan selama 2 minggu. Pengambilan sampel Tanaman yang sehat dipilih untuk menghindari adanya fitopatogen di dalam jaringan tanaman tersebut. Tanaman kemudian dicuci bersih untuk menghilangkan tanah yang mengotorinya. Bagian tanaman padi yang digunakan untuk isolasi adalah bagian akar, batang, dan daun. Isolasi aktinomiset endofit Sterilisasi permukaan tanaman dilakukan berdasarkan metode Coombs & Franco (2003) yang dimodifikasi. Tanaman dicuci bersih, kemudian permukaan disterilkan dengan cara merendam potongan tanaman dalam larutan etanol 70% selama 1 menit, natrium hipoklorit (NaOCl) 1% selama 5 menit, etanol 70% selama 1 menit dan terakhir dibilas menggunakan aquades steril sebanyak tiga kali. Fungsi perendaman dari larutan etanol 70% adalah untuk mematikan organisme yang berada di permukaan jaringan tanaman, sedangkan perendaman dalam larutan NaOCl 1% adalah untuk meluruhkan kotoran dari lemak dan debu. Bagian tanaman yang sudah steril kemudian dipotong-potong menjadi tiga bagian; yaitu akar, batang, dan daun. Potongan tanaman digerus dengan menggunakan grinder IKA A11 kemudian dilarutkan dengan menggunakan buffer fosfat 12.5 mM. Ekstrak hasil penggerusan diambil sebanyak 0.1 ml dan disebar secara merata pada media HV agar yang sudah mengandung cycloheximide (50 ppm) dan nalidixid acid (20 ppm) lalu diinkubasi pada suhu ruang selama 8 minggu. Isolasi dengan metode tanam langsung dilakukan dengan meletakkan bagian tanaman yang sudah dipotong langsung di atas media HV agar yang telah diberi antibiotik yang sama. Potongan tanaman dan ekstrak yang disebar pada media HV agar dilakukan triplo. Tes efektivitas sterilisasi permukaan Larutan aquades steril hasil rendaman terakhir sterilisasi pemukaan diuji untuk mengetahui ada atau tidaknya mikrob lain yang tumbuh dari permukaan tanaman. Sebanyak 100 µl air rendaman disebar di atas media HV yang telah diberi antibiotik cyclohexamide (50 ppm) kemudian diinkubasi pada suhu ruang 280 C selama 4 minggu. Uji keberadaan aktinomiset asal benih padi Isolasi aktinomiset asal benih padi dilakukan dengan sterilisasi permukaan menurut metode Coombs & Franco (2003) yang dimodifikasi. Sebanyak 100 butir benih