BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Seiring dengan berkembangnya zaman dan teknologi kesehatan, banyak
tenaga kesehatan membutuhkan cara untuk mendukung pekerjaan agar terlaksana
secara lebih cepat dan akurat. Salah satu penggunaan teknologi kesehatan adalah
diciptakannya radiografi sefalometri baik digital maupun analog. Radiografi
sefalometri pertama kali digunakan dalam bidang kedokteran gigi pada tahun
1931 di Amerika Serikat oleh Broadbent dan Hofrat di Jerman (Albuquerque dkk,
1998). Radiografi sefalometri adalah alat yang sangat berharga untuk mendukung
diagnosis, prognosis, perencanaan, pengobatan, evaluasi serta digunakan untuk
studi pertumbuhan dan perkembangan gigi geligi dan kraniofasial (Collins dkk,
2007).
Salzman (1996) menyebutkan bahwa gambaran radiografi sefalometri
dapat memberikan informasi yang berhubungan dengan kelainan skeletal dan
dental, termasuk hubungan dimensi dari komponen kraniofasial khususnya basis
kranial, maksila, mandibula, gigi, dan jaringan lunak pada wajah. Evaluasi
radiografi sefalometri dapat dilakukan menggunakan radiograf dengan teknik
tracing analog ataupun menggunakan teknik tracing digital.
Analisis gambaran sefalometri teknik tracing analog pada umumnya
dilakukan secara sederhana menggunakan radiograf dan beberapa alat berupa
pensil, kertas asetat, penggaris, dan busur. Metode sefalometri teknik tracing
1
2
analog dilakukan oleh operator terlatih agar dapat mengukur jaringan keras pada
gambaran sefalometri (Moeliodihardjo, 1993). Pengukuran sefalometri teknik
tracing digital dilakukan dengan bantuan komputer, baik pada gambaran dua
dimensi ataupun tiga dimensi sehingga lebih memudahkan dalam penegakan
diagnosa (Guess, 1987). Koesoemahardja (1991) menyebutkan bahwa teknik
tracing digital digunakan untuk menguji keakuratan teknik tracing analog.
Beberapa kesalahan yang sering ditemui pada penggunaan sefalometri teknik
tracing analog terutama kesalahan proyeksi dan kesalahan tracing. Sumber
kesalahan tracing adalah ketidakpastian dalam identifikasi landmark, namun
tracing sefalometri teknik tracing analog masih tetap menjadi alternatif utama
dalam identifikasi landmark (Chen dkk, 2000).
Nauomova dan Lindman (2009) menyebutkan bahwa penggunaan
sefalometri digital memiliki kelebihan dalam kemudahan penyimpanan duplikasi
radiograf sefalometri, baik untuk keperluan pasien, operator maupun penelitian,
serta memungkinkan duplikasi radiograf dengan biaya yang efisien. Keuntungan
lainnya antara lain dapat disajikan dengan cepat, perencanaan perawatan dapat
ditentukan dengan relatif lebih mudah, mengurangi resiko bahaya radiasi akibat
paparan berulang. Identifikasi sefalometri digital lebih akurat dan lebih baik
hasilnya (Power dkk, 2005). Menurut Shaheed dkk (2011), sistem digital ini dapat
mengubah format gambaran digital, misalnya dari format Tagged Image File
Format (TIFF) menjadi format Joint Photographic Experts Group (JPEG).
Sistem digital memiliki kelemahannya antara lain biaya yang mahal untuk
menganalisis.
3
Beberapa metode tracing sefalometri radiografi telah dikemukakan oleh
Downs, Steiner, Rickett, Tweed, Schwarz, McNamara dan lain-lain. Masingmasing metode tracing memiliki kelebihan dan kekurangan. Salah satunya
Metode Down’s yang banyak digunakan dalam tracing sefalometri. Metode
Down’s memiliki kelebihan salah satunya dari grafik type dento-facial dapat
menentukan keharmonisan dan keseimbangan gigi geligi secara cermat.
Kekurangan dari Metode Down’s yaitu dalam menentukan Frankfurt Horizontal
Plane (FHP) banyak terjadi kesalahan dan kekeliruan (Bruntz, 2006). Down’s
mengklasifikasikan facial type menurut posisi antero-posterior dari mandibular
baik melalui pemeriksaan langsung maupun melalui analisis fotografi. Bidang
referensi yang dipakai dalam pengukuran ini yaitu, facial angle, angle of
convexity, bidang A-B, sudut Frankfurt Horizontal Plane (FHP)-Bidang
mandibula, dan sumbu Y (Chen dkk, 2000). Berdasarkan hasil laporan kasus
Residen Orthodontik RSGM Prof. Soedomo di Fakultas Kedokteran Gigi UGM,
dalam menganalisis citra radiografi sefalometri banyak menggunakan gambaran
digital metode indirect digital imaging dan pengukuran menggunakan Metode
Down’s (Gunawan, 2014). Untuk itu dalam penelitian ini akan dilakukan
penelitian mengenai perbedaan hasil tracing sefalometri antara teknik tracing
digital dan teknik tracing digital. Kesalahan operator menjadi faktor yang sangat
berpengaruh untuk mendapatkan hasil yang baik (Sayinsu dkk, 2007). Hasil
penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa hasil pengukuran sefalometri metode
Rocky Mountain secara analog tidak menunjukkan perbedaan yang spesifik
dibandingkan dengan pengukuran sefalometri digital (Moeliodihardjo, 1993).
4
Dalam penelitian Moeliodihardjo (1993) sefalometri lateral direkam secara
langsung dengan memanfaatkan kemampuan pengolahan citra digital komputer
grafik, yaitu dengan alat penangkap citra (image grabber) menggunakan metode
direct imaging. Berbeda dengan penelitian Moeliodihardjo (1993) tersebut,
metode digital yang digunakan pada penelitian kali ini adalah metode indirect
digital imaging. Metode indirect digital imaging menyiratkan gambar yang telah
terpapar secara analog dan dikonversikan menjadi format digital. Teknik indirect
digital imaging menggunakan scan optical yang bisa memproses gambar
transparan serta perangkat lunak yang sesuai untuk menghasilkan citra digital.
Contoh sensor yang digunakan dalam metode indirect ini adalah Photo Stimuable
Phosphor Plates (PSP). Citra radiografi pada metode ini diambil di plat fosfor
sebagai informasi analog dan diubah menjadi format digital ketika plat discan.
Photo Stimuable Phosphor Plates terdiri dari polyester base dilapisi dengan
emulsi kristal halida yang mengubah radiasi Sinar-X menjadi energi yang
tersimpan (Williamson, 2014).
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, timbul suatu
permasalahan, yaitu apakah terdapat perbedaan hasil pengukuran sefalometri
jaringan keras dengan menggunakan Metode Down's antara teknik tracing analog
dan digital di Instalasi Radiologi RSGM Prof. Soedomo FKG UGM?
C. Keaslian Penelitian
Penelitian mengenai perbandingan keakuratan pengukuran radiografi
sefalometri teknik tracing analog dan teknik tracing analog digital sudah diteliti
5
sebelumnya oleh Moeliodihardjo (1993) menggunakan cara analog yang
dikembangkan dengan memanfaatkan teknologi komputer metode Rocky
Mountain. Pada metode Rocky Mountain setelah dilakukan penampakan secara
analog, seluruh penapakan tersebut harus dipindahkan dengan alat digitizer ke
layar monitor. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang akan dilakukan
adalah penggunaan metode perhitungan titik sefalometri dengan Metode Down’s
dan secara indirect digital imaging.
D. Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan pengukuran sefalometri
jaringan keras dengan menggunakan Metode Down’s antara teknik tracing analog
dan tracing digital.
E. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini yaitu:
1. Memberikan informasi ilmiah mengenai perbedaan pengukuran sefalometri
jaringan keras dengan menggunakan Metode Down’s antara teknik tracing
analog dan tracing digital.
2. Untuk menambah kontribusi ilmu pengetahuan dalam dunia kedokteran gigi,
tentang jenis dan teknik tracing sefalometri sehingga dapat dijadikan
pertimbangan tracing sefalometri yang mudah untuk dilakukan dan yang lebih
akurat.
Download