X. PENUTUP 9.1 Simpulan Secara umum, penelitian ini menyimpulkan bahwa wisata keluarga dapat menjadi salah satu sarana untuk memelihara dan meningkatkan kepaduan keluarga. Selain itu, penelitian ini menyimpulkan hal-hal sebagai berikut. 1. Terdapat dua motif dominan yang melatarbelakangi keluarga berwisata, yaitu pelarian diri dan pencarian sosial. Keluarga berwisata karena didorong oleh keinginan keluar sementara dari rutinitas sehari-hari yang mengungkung dan berinteraksi dengan anggota keluarganya agar lebih akrab. 2. Keluarga melakukan semua jenis aktivitas wisata (alam, budaya, dan khusus). Karakteristik wisata keluarga adalah sebagai berikut. Pertama, keluarga mempunyai aktivitas wisata favorit keluarga yang sering dilakukan, yaitu wisata kuliner, wisata belanja, dan menikmati pemandangan alam. Kedua, keluarga melakukan beberapa aktivitas ketika berwisata (mix tourist activities). Ketiga, keputusan pemilihan aktivitas wisata oleh keluarga dilakukan secara demokratis antara ayah, ibu, dan anak. Keempat, keluarga memilih destinasi wisata yang dekat dengan tempat tinggal mereka. Motif wisata tidak menentukan secara spesifik aktivitas wisata yang dipilih oleh keluarga karena (1) setiap aktivitas wisata dapat mempunyai dua atau lebih fungsi yang berbeda (misalnya, sebagai solusi mengatasi suasana hati yang buruk dan sosialisasi), 214 215 dan (2) setiap orang yang melakukan aktivitas wisata dapat didasari oleh dua motif atau lebih (misalnya, pelarian diri dan pencarian sosial). 3. Keluarga merasa puas terhadap semua jenis aktivitas wisata yang telah dilakukannya. Hal ini menandakan bahwa keluarga telah “pintar” memilih aktivitas wisata yang benar-benar sesuai dengan kebutuhannya. Kepuasan keluarga terhadap semua jenis aktivitas wisata (alam, budaya, dan khusus) tidak dapat dibedakan secara spesifik berdasarkan motif wisata mereka. Hanya terdapat dua aktivitas saja yang tingkat kepuasannya benar-benar dapat dibedakan berdasarkan motif wisata, yaitu arung jeram dan mengunjungi agrowisata. Aktivitas arung jeram benar-benar memuaskan keluarga bermotif pelarian diri. Sedangkan mengunjungi agrowisata benar-benar memuaskan keluarga bermotif pelarian diri dan pencarian sosial. 4. Semua jenis aktivitas wisata (alam, budaya, dan khusus) dapat berkontribusi positif dan signifikan pada kepaduan keluarga dengan syarat seluruh aktivitas wisata tersebut memuaskan keluarga. Selain itu, pengaruh kepuasan berwisata terhadap kepaduan keluarga lebih besar daripada pengaruh frekuensi dan durasi aktivitas wisata. Artinya, kontribusi kepuasan berwisata lebih besar daripada kontribusi frekuensi dan durasi aktivitas wisata. Jadi, dalam melakukan aktivitas wisata yang terpenting adalah pengalamannya yang menyenangkan/memuaskan, bukan seringnya atau lamanya melakukan aktivitas wisata tersebut. 216 9.2 Implikasi Implikasi dari hasil penelitian ini ialah bahwa wisata keluarga berperan penting dalam kehidupan keluarga modern saat ini. Ia berfungsi sebagai sarana untuk memelihara dan meningkatkan kepaduan keluarga. Keluarga modern merupakan keluarga yang anggotanya sibuk dengan rutinitasnya masing-masing. Hal ini menyebabkan intensitas interaksi dan komunikasi antaranggota keluarga menjadi berkurang. Untuk mengisi kekurangan tersebut, mereka memanfaatkan waktu liburan dengan melakukan wisata bersama. Aktivitas wisata yang memuaskan terbukti dapat memelihara dan meningkatkan kepaduan keluarga. Semakin banyak keluarga yang puas terhadap aktivitas wisata yang dilakukannya, akan semakin banyak keluarga yang memperoleh manfaat dari aktivitas tersebut, yakni kepaduan keluarga. Konsekuensinya, secara makro, disintegrasi keluarga dalam masyarakat dapat ditekan. 9.3 Rekomendasi Berdasarkan temuan di atas, maka penelitian ini merekomendasikan halhal sebagai berikut. 1. Wisata keluarga dilandasi dua motif dominan, yakni pelarian diri dan pencarian sosial. Pemenuhan motif ini bernilai positif bagi keberlangsungan keluarga dan masyarakat karena (1) memberi penyegaran kepada anggota keluarga sehingga siap menjalani rutinitasnya kembali, dan (2) membuat hubungan antaranggota keluarga menjadi harmonis. Konsekuensinya, aktivitas wisata keluarga perlu 217 difasilitasi oleh pemangku kepentingan, yakni pemerintah dan pengusaha. Pemerintah perlu melakukan upaya-upaya bagi terciptanya budaya berwisata masyarakat, misalnya, membuat kebijakan atau aturan yang menyingkronkan hari libur pegawai/karyawan dengan hari libur anak-anak sekolahan, sehingga keluarga mendapat kesempatan melakukan liburan bersama, dan akan lebih baik lagi apabila pemerintah menetapkan “Hari Berwisata Nasional”. 2. Aktivitas wisata keluarga mencakup aktivitas wisata alam, wisata budaya, dan wisata khusus. Oleh karena itu, dalam pengelolaan dan pengembangan obyek wisata alam, budaya, dan khusus perlu diakomodasi kebutuhan keluarga, baik yang berkaitan dengan aksesibilitas, amenitas, dan fasilitas pendukung lainnya. Hal ini dilakukan agar keluarga memperoleh pengalaman yang memuaskan dari aktivitas wisatanya. Pada akhirnya, aktivitas wisata yang memuaskan tersebut berkontribusi positif pada kepaduan keluarga. 3. Terdapat lima besar aktivitas wisata yang berkontribusi tinggi pada kepaduan keluarga, yakni berkemah, arung jeram, agrowisata, kunjungan ke festival budaya, dan kunjungan ke aktivitas ekonomi. Akan tetapi, belum banyak keluarga yang memilih/melakukan kelima aktivitas tersebut. Oleh karena itu, kelima aktivitas tersebut perlu diperkenalkan dan dipromosikan lebih gencar lagi kepada keluarga. Semakin banyak keluarga yang melakukan aktivitas wisata tersebut, maka semakin banyak keluarga yang memperoleh manfaat dari aktivitas itu. harmonis/padu. Konsekuensinya akan semakin banyak keluarga yang 218