BAB 2 KAJIAN PUSTAKA, HIPOTESIS DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Pengertian Kualitas Kualitas merupakan salah satu kunci dalam memenangkan dalam persaingan. Ketika perusahaan telah mampu menyediakan produk atau jasa yang berkualitas maka telah membangun salah satu fondasi untuk menciptakan kepuasan konsumen. Beberapa pakar dalam Yamit (2010, hal.7) mengartikan kualitas sebagai berikut : a) Deming : mendefinisikan kualitas adalah apapun yang menjadi kebutuhan dan keinginan konsumen. b) Crosby : mempersepsikan kualitas sebagai nihil cacat, kesempurnaan dan kesesuaian terhadapan persyaratan c) Juran : mendefinisikan kualitas adalah sebagai kesesuaian terhadap spesifikasi. Davis dalam Yamit (2010, hal.8) membuat definisi kualitas dalam cakupan yang luas, yaitu kualitas merupakan suatu kondisi dinamis yang berhubungan dengan produk, jasa, manusia, proses dan lingkungan yang memenuhi atau melebihi harapan. Pendekatan yang dikemukan Davis ini menegaskan bahwa kualitas bukan hanya menekankan pada aspek akhir, tetapi juga menyangkut kualitas manusia, kualitas proses dan kualitas lingkungan. Sangat mustahil menghasilkan produk dan jasa yang berkualitas tanpa melalui manusia dan proses yang berkualitas. Menurut Garvin dalam Yamit (2010, hal.9) terdapat lima pendekatan perspektif kualitas yang dapat digunakan oleh para praktisi bisnis yaitu : 1. Transcendental Approach Kualitas dalam pendekatan ini adalah sesuatu yang dapat di rasakan, tetapisulit di definisikan dan di operasionalkan maupubn di ukur. Perspektif ini umumnya di terapkan dalam karya seni seperti seni music, seni tari, seni drama, dan seni rupa. Untuk produk dan jasa pelayanan dapat mempromosikan dengan mengunakan pernyataan-pernyataan seperti kelembutan dan kehalusan kulit (sabun mandi), kecantikan wajah (kosmetik), pelayanan prima (bank) dan tempat berbelanja yang nyaman (mall). Definisi ini sangat sulit untuk di jadikan sebagai dasar perencanaan dalam manajemen kualitas. 2. Produc-based Approach Kualitas dalam pendekatan ini adalah suatu karakteristik atau atribut yang dapat diukur. Perbedaan kulitas mencerminkan adanya perbedaan atribut yang di miliki produk secara objektif, tetapi pendekatan ini tidak dapat menjelaskan perbedaan dalam selera dan preferensi individual. 3. User-based Approach Kualitas dalam pendekatan ini di dasarkan pada pemikiran bahwa kualitas tergantung pada orang yang memandangnya, dan produk yang paling memuaskan prefernsi seseorang atau cocok dengan selera (fitness for used) merupakan produk yang berkualitas paling tinggi. Pandangan yang subjektif ini mengakibatkan konsumen yang berbeda memiliki kebutuhan dan keinginian yang berbeda pula, sehingga kualitas bagi seseorang adalah kepuasan maksimum yang di rasakannya. 4. Manufacturing-based Approach Kualitas dalam pendekatan ini bersifat supply-based atau terdiri dari sudut pandang produsen yang mengidentifikasi kualitas sebagai sesuatu yang sesuai dengan persyaratan (conformance quality) dan prosedur. Pendekatan ini berfokus pada kesesuaian spesifikasi yang ditetapkan perusahaan secara internal. Oleh karena itu yang menentukan kualitas adalah standar-standar yang di tetepkan perusahaan, dan bukan konsumen yang menggunakannya. 5. Value-based Approach Kualitas dalam pendekatan ini adalah mnemandang kualitas dari segi nilai dan harga. Kualitas didefinisikan sebagai “affordable excellent”. Kualitas dalam pandangan ini bersifat relatif. Sehingga produk yang memiliki kualitas paling tinggi belum tentu produk yang paling bernilai. Produk yang paling bernilai adalah produk yang paling tepat beli. 2.1.2 Pengertian Pelayanan Dalam Buchari (2009, hal.243) Stanton mengatakan : “Service are those separately, essentially intangible activities that provide want statisfaction, and that are not necessarily tied to the sale of a product or another service. To produce a service may or may not require the use of tangible goods. However, when such use required, there is no transfer of the title (permanent ownership) to these tangible goods.” Artinya : Pelayanan adalah sesuatu yang dapat diidentifikasikan secara terpisah tidak berwujud, ditawarkan untuk memenuhi kebutuhan. Jasa dapat dihasilkan melalui benda-benda berwujud, namun bisa juga tidak. Kotler (2008, hal.266) mendefinisikan pelayanan adalah bentuk produk yang terdiri dari aktivitas, manfaat atau kepuasan yang ditawarkan untuk di jual dan pada dasarnya tidak berwujud dan tidak menghasilkan kepemilikan akan sesuatu. Karakteristik jasa menurut Fandy Tjiptono (2005, hal.18) adalah sebagai berikut : 1. Tak berwujud (Intangibility) Jasa tidak dapat dilihat, dirasakan, diraba, didengar atau dicium sebelum dibeli dan dikonsumsi. 2. Tak terpisahkan (Inseparibility) Jasa pada umumnya diproduksi dan dikonsumsi secara bersamaan. Jika seseorang memberikan jasa tersebut, penyedia adalah bagian dari jasa itu. Karena klien tersebut juga hadir pada saat jasa itu di hasilkan. 3. Bervariasi (Variability) Kualitas jasa tergantung pada siapa yang memberikannya serta kapan dan dimana diberikan, karena itu jasa sangat bervariasi. 4. Tidak dapat disimpan (Perishability) Jasa tidak dapat disimpan, sifat jasa yang mudah rusak tersebut tidak akan menjadi masalah apabila permintaan tetap berjalan lancar. 2.1.3 Kualitas Pelayanan Menurut Tjiptono (2007, hal.83) kualitas pelayanan adalah upaya penyampaian jasa untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen serta ketepatan penyampaiannya untuk mengimbangi harapan konsumen. Olsen dan Wyckoff dalam Yamit (2010, hal.22) mengatakan kualitas pelayanan secara umum adalah perbandingan antara harapan konsumen dengan kinerja pelayanan yang diberikan. Arief (2007, hal.118) mengatakan kualitas pelayanan adalah upaya yang berpusat pada pemenuhan kebutuhan dan keinginan konsumen serta ketepatan penyampaiannya untuk mengimbangi harapan konsumen. Berdasarkan definisi diatas dapat disimpulkan bahwa kualitas pelayanan adalah suatu upaya yang dilakukan perusahaan dalam melayani memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen yang sesuai dengan apa yang di harapkan konsumen. 2.1.3.1Dimensi kualitas pelayanan Menurut Umar (2005, hal.237), pengukuran terhadap kualitas pelayanan dinyatakan dalam lima dimensi kualitas layanan, yaitu : a. Kehandalam (Reliability) Merupakan kemampuan perusahaan dalam memberikan jasa yang tepat dan diandalkan. Pengukuran meliputi : kemampuan memberikan pelayanan yang di janjikan dengan segera, akurat dan memuaskan. b. Jaminan (Assurance) Menngukur kemampuan dan kesopanan karyawan serta sifat dapat dipercaya yang dimiliki perusahaan. Pengukurannya meliputi : pengetahuan dan kemampuan karyawan, ramah tamah, dan kesopanan, sifat dapat dipercaya yang dimiliki para staf, bebas dari keraguan, bahaya dan resiko. c. Bukti Langsung (Tangibles) Untuk mengukur penampilan fisik, perlengkapan, fasilitas karyawan, dan sarana komunikasi. Pengukuran meliputi : fasilitas fisik, kebersihan, kenyamanan ruangan, dan kelengkapan peralatan komunikasi. d. Empati (Empathy) Pengukuran meliputi : kemudahan dalam melakukan hubungan, komunikasi yang baik, perhatian pribadi dan memahami kebutuhan konsumen dengan cermat. e. Daya Tanggap (Responsiveness) Mampu memberikan pelayanan yang cepat dan efisien terhadap konsumen. Pengukuran meliputi : keinginan para staf atau karyawan untuk membantu konsumen dengan memberikan pelayanan yang cepat tanggap terhadap keinginan dan kebutuhan konsumen. 2.1.3.2Manfaat Kualitas Pelayanan Menurut Simamora (2003, hal.180) keberhasilan suatu perusahaan dalam membangun bisnisnya, tidak luput dari peran kualitas pelayanan yang baik dan memuaskan konsumen. Kualitas pelayanan akan memberikan manfaat yang cukup besar bagi perusahaan sebagai berikut : 1. Pelayanan yang istimewa (nilai pelayanan yang benar-benar dialami konsumen melebihi harapannya) atau sangat memuaskan merupakan suatu basis untuk penetapan harga premium 2. Pelayanan istimewa membuka peluang untuk siversifikasi produk dan harga. Pelayanan yang dibedakan menurut kecepatan pelayanan yang diminta oleh konsumen yaitu tarif mahal yang dibebankan untuk pelayanan yang membutuhkan penyelesaian paling cepat. 3. Menciptakan loyalitas konsumen. Konsumen yang loyal tidak hanya potensial untuk penjualan yang sudah ada tetapi juga untuk produkproduk baru dari perusahaan. 4. Konsumen yang terpuaskan merupakan sumber informasi positif bagi perusahaan dari produk-produk kepada pihak luar, bahkan mereka menjadi pembela bagi perusahaan khususnya dalam menangkal isuisu negatif. 5. Konsumen merupakan sumber informasi bagi perusahaan dalam halintelijen pemasaran dan pengembangan pelayanan atau produk perusahaan pada umumnya. Kualitas yang baik berarti menghemat biaya-biaya seperti biaya untuk mendapatkan konsumen baru, untuk memperbaiki kesalahan, membangun kepercayaan, membangun citra karena prestasi dan sebagainya. Jadi mempertahankan konsumen yang sudah ada dengan kualitas pelayanan yang memuaskan adalah suatu hal yang penting. 2.1.4 Kepuasan Konsumen Menurut Kotler (2007, hal.177) kepuasna adalah perasaan senang atau kecewa seseorang yang muncul setelah membandingkan kinerja (hasil) produk yang dipikirkan terhadap kinerja (hasil) yang di harapkan. Jika kinerja berada dibawah harapan, konsumen tidak puas. Jika kinerja memenuhi harapan, konsumen puas. Jika kinerja melebihi harapan, konsumen amat senang atau puas. Menurut Swan dan kawan-kawan (1980), dalam buku Tjiptono (2007), kepuasan konsumen adalah evaluasi secara sadar atau penilaian kognitif menyangkut apakah kinerja relatif bagus atau jelek, atau apakah produk atau jasa cocok atau tidak cocok dengan tujuan pemakaian. Kepuasan konsumen dapat tercipta jika perusahaan dapat memberikan kinerja yang baik dan dapat memberikan janji sesuai yang diharapkan oleh konsumen. Dapat disimpulkan juga kepuasan konsumen adalah perasaan yang diterima oleh konsumen atas pelayan yang diberikan perusahaan. Dalam bisnis supermarket, kepuasan konsumen dapat diartikan dimana seorang konsumen menerima pelayanan dari wiraniaga supermarket yang dapat membantu konsumen secara cepat dan efisien. 2.1.4.1Elemen Program Kepuasan Konsumen Menurut Tjiptono (2007, hal.354) ada beberapa elemen program kepuasan konsumen yaitu : 1. Kualitas Produk dan Jasa Perusahaan yang ingin menerapkan program kepuasan konsumen harus memiliki prosuk berkualitas baik dan pelayanan prima. Biasanya perusahaan yang tingkat kepuasan konsumennya tinggi menyediakan tingkat pelayanan konsumen yang tinggi juga. 2. Program Promosi Loyalitas Program promosi loyalitas banyak diterapkan untuk menjalin relasi antara perusahaan dan konsumen. Biasanya program ini memberikan sejenis penghargaan (rewards) khusus, seperti bonus, diskon, voucher, dan hadiah yang dikaitkan dengan pembelian atau pemakaian produk/jasa perusahaan oleh konsumen agar tetap loyal pada produk/jasa dari perusahaan. 3. Sistem Penanganan Keluhan Menurut Schnaars (1991) dalam Tjiptono (2007, hal.355) penanganan keluhan berkaitan erat dengan kualitas produk dan jasa. Perusahaan harus memastikan bahwa barang dan jasa yang dihasilkannya benar-benar berfungsi dengan baik sejak awal. Setelah itu, jika ada masalah perusahaan segera berusaha untuk memperbaikinya melalui sistem penanganan komplain. Fakta menunjukkan bahwa kebanyakan konsumen mengalami berbagai macam masalah, setidaknya berkaitan dengan konsumsi beberapa produk, waktu penyampaian, atau pelayanan konsumen. Oleh sebab itu setiap perusahaan harus memiliki sistem penanganan keluhan yang efektip 4. Garansi Strategi unconditional guarantees menurut Hart (1992) dalam Tjiptono (2007, hal.356) mengungkapkan bahwa garansi dibutuhkan untuk mendukung keberhasilan program kepuasan pelanggan. Garansi merupakan janji eksplisit yang disampaikan kepada para konsumen mengenai tingkat kinerja yang dapat diharapkan akan mereka terima. Garansi yang baik harus memiliki beberapa karakteristik pokok, seperti : a. Tidak bersyarat, berarti tidak di bebani dengan berbagai macam peraturan, ketentuan atau pengecualian yang membatasi atau menghambat kebijakan pengembalian atau kompensasi. b. Spesifik, yaitu perusahaan menjanjikan pengiriman sesuai dengan kesepakatan perusahaan dan konsumen c. Realistis, seperti pemberian garansi yang realistis dan nyata. d. Berarti (meaningful), mencakup aspek-aspek penyampaian jasa yang penting bagi konsumen e. Dinyatakan dalam bahasa yang sederhana dan mudah untuk dipahami. f. Mudah direalisasikan atau ditagih bila menyangkut kompensasi atau ganti rugi tertentu. 5. Harga Beberapa konsumen yang sensitif, biasanya harga yang murah adalah sumber kepuasan yang penting, karena mereka akan mendapatkan value for money yang tinggi. Konsumen yang tidak sensitif terhadap harga, akan melihat hasil jasa yang disampaikan perusahaan sesuai dengan harga yang harus mereka bayar. 2.1.4.2Faktor-Faktor Pendorong Kepuasan Konsumen Menurut Irawan (2004, hal.37), faktor – faktor yang pendorong kepuasan konsumen adalah sebagai berikut: 1. Kualitas produk (Quality Product) Konsumen puas kalau setelah membeli dan menggunakan produk tersebut ternyata kualitas produknya baik. 2. Harga (Price) Untuk pelanggan yang sensitive, biasanya harga murah adalah sumber kepuasan yang penting karena pelanggan akan mendapatkan value for money yang tinggi. 3. Service quality Konsumen merasa puas apabila mereka memperoleh jasa atau pelayanan yang baik atau yang sesuai dengan yang diharapkan dari pegawai maupun karyawan perusahaan. 4. Emotional Factor Pelanggan akan merasa puas (bangga) karena adanya emosional value yang diberikan oleh brand dari produk tersebut. 5. Kemudahan (Efficiency) Pelanggan akan semakin puas apabila relative mudah, nyaman dan efisien dalam mendapatkan produk atau pelayanan. 2.1.4.3Pengukuran Kepuasan Konsumen Menurut Tjiptono (2005, hal.366) ada beberapa konsep inti mengenai objek pengukuran kepuasan konsumen sebagai berikut : 1. Kepuasan Pelanggan Keseluruhan (Overall Customer Satisfaction) Cara yang paling sederhana dalam mengukur kepuasan konsumen adalah langsung menanyakan kepada konsumen seberapa puas dengan produk atau jasa tertentu. 2. Harapan Dalam konsep ini, kepuasana konsumen diukur berdasarkan kesesuaian atau ketidaksesuaian antara harapan konsumen dengan kinerja aktual perusahaan. 3. Minat Pembelian Ulang Kepuasan konsumen diukur dengan menanyakan apakah konsumen akan berbelanja atau menggunakan jasa perusahaan tersebut. 4. Kemudahan Faktor kemudahan yang dimaksud adalah kemudahan konsumen dalam mendapatkan produk atau jasa tersebut. Konsumen akan semakin puas apabila mudah di jangkau, nyaman, dan efisien dalam mendapatkan produk maupun layanan. Menurut Kotler (2007, hal.179) sebuah perusahaan dikatakan bijaksana kalau mengukur kepuasan konsumen sacara teratur, karena kunci untuk mempertahankan konsumen adalah kepuasan. Konsumen yang sangat puas umumnya lebih lama setia, membeli lebih banyak ketika perusahaan memperkenalkan produk baru dan meningkatkan produksi yang ada, membicarakan hal-hal yang menyenangkan tentang perusahaan dan produk-prosuknya, tidak banyak memberi perhatian pada merek pesaing dan tidak terlalu peka terhadap harga, menawarkan ide produk baru atau layanan kepada perusahaan, dan lebih sedikit biaya untuk melayani konsumen ini ketimbang konsumen baru karena transaksinyabersifat rutin. 2.1.5 Loyalitas Konsumen Definisi customer (pelanggan) berasal dari kata custom yang didefinisikan sebagai membuat sesuatu menjadi kebiasaan adalah seseorang yang menjadi terbiasa untuk membeli. Kebiasaan itu terbentuk melalui pembelian dan interaksi yang sering selama periode waktu tertentu. Tanpa adanya hubungan yang kuat dan pembelian berulang, orang tersebut bukanlah pelanggan, ia adalah pembeli. Pelanggan yang sejati tumbuh seiring waktu. (griffin;2005, hal.31) Berdasarkan pandangan tradisional, pelanggan adalah setiap orang yang membeli dan menggunakan prosuk perusahaan tersebut. Sesuai pandangan modern pelanggan mencakup pelanggan eksternal dan internal. Pelanggan eksternal adalah setiap orang yang membeli produk dari perusahaan, sedangkan pelanggan internal adalah semua pihak dalam organisasi yang sama, yang menggunakan jasa suatu bagian/departemen tertentu. (Tjiptono;2002, hal.5) 2.1.5.1Pengertian Loyalitas konsumen Menurut Griffin (2002) yang dikutip oleh Hurriyati (2005, hal.129) “loyality is defined as non random purchase expressed over time by some decision making unit”. Berdasarkan definisi tersebut dapat dijelaskan bahwa loyalitas lebih mengacu pada wujud perilaku dari unit-unit pengambilan keputusan untuk melakukan pembelian terus menerus terhadap barang atau jasa suatu perusahaan yang di pilih Menurut Ali Hasan (2008, hal.83) Loyalitas pelanggan didefinisikan sebagai orang yang membeli, khusunya yang membeli secara teratur dan berulang-ulang. Pelanggan merupakan seseorang yang terus menerus dan berulang kali datang ke suatu tempat yang sama untuk memuaskan keinginannya dengan memiliki suatu produk atau mendapatkan suatu jasa dan membayar produk atau jasa tersebut. Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa loyalitas pelanggan merupakan sebuah perilaku konsumen untuk melakukan pembelian produk/jasa dari suatu perusahaan yang menyertakan aspek perasaan didalamnya, khusunya yang membeli secara teratur dan berulang-ulang dengan konsistensi yang tinggi, namun tidak hanya membeli ulang suatu barang dan jasa, tetapi juga mempunya komitmen dan sikap yang positif terhadap perusahaan yang menawarkan produk/ jasa tersebut. 2.1.5.2Karakteristik Loyalitas Konsumen Menurut Griffin (2005, hal.31), konsumen yang loyal memiliki karakteristik sebagai berikut : 1. Melakukan pembelian secara teratur Merupakan pelanggan yang telah melakukan pembelian suatu produk sebanyak dua kali atau lebih. Mereka melakukan pembelian atas produk yang sama sebanyak dua kali atau membeli dua macam produk yang berbeda dalam dua kesempatan. 2. Membeli diluar lini produk atau jasa Membeli barang atau jasa yang ditawarkan dan yang mereka butuhkan. Mereka membeli secara teratur, hubungan dengan jenis konsumen ini sudah kuat dan berlangsung lama, yang membuat mereka tidak terpengaruh produk pesaing. 3. Merekomendasikan produk atau jasa Membeli barang atau jasa yang ditawarkan dan yang mereka butuhkan, serta melakukan pembelian secara teratur, selain itu mereka mendorong teman-teman mereka agar membeli barang atau menggunakan jasa perusahaan serta merekomendasikan perusahaan tersebut kepada orang lain. 4. Menunjukan kekebalan dari daya tarik produk sejenis dari pesaing Tidak mudah terpengaruh oleh jenis barang atau jasa yang ditawarkan dari perusahaan pesaing, Menurut Kotler&keller (2006, hal.57) indikator dari loyalitas konsumen adalah : a. Kesetiaan terhadap pembelian produk (Repeat Purchase) b. Ketahanan terhadap pengaruh yang negatif mengenai perusahaan (Retention) c. Mereferensikan secara total esistensi perusahaan (Referalls) 2.2 Peneliti Terdahulu Berikut ini adalah peneliti terdahulu mengenai topik pengaruh kualitas pelayanan terhadap kepuasan konsumen yang berdampak pada lotalitas konsumen. Tabel 2.1 Peneliti Terdahulu Metode Penelitian Structural Equation Modeling (SEM) Nama Pengarang Dwi Aryani dan Febrina Rosinta (Tahun 2010) Judul Jurnal Hasil Penelitian Pengaruh Kualitas Layanan Terhadap Kepuasan Pelanggan dalam Membentuk Loyalitas Pelanggan Terdapat pengaruh yang kuat dan positif antara cariabelkualitas pelayanan terhadpa kepuasana pelanggan, diketahui juga tidak ada pengaruh antara kualitas pelayanan terhadap loyalitas pelenggan, tetapi terdapat pengaruh yang kuat dan positif antara kepuasan pelanggan terhadap loyalitas pelanggan. Regresi ganda dan sederhana Path Analysis Structural Equation Modeling (SEM) Yusnaini (Tahun 2010) Cecep Hidayat dan Putri Melinda (Tahun 2009) Canming, Cao dan Jianjun, Chen (Tahun 2011) Pengaruh Kualitas Pelayanan Internet Banking Terhadap Kepuasan dan Loyalitas Konsumen pada Bank Swasta Kualitas internet banking bisa mempengaruhi kepuasan pelanggan. Dimension of tangible, responsuveness and empathy mempunya dampak yang signifikan, tetapi tidak berlakuku untuk dimension od reliability and assurance. Kepuasan pelanggan mempunyai dampak yang signifikan terhadap kesetiaan pelanggan bank. Kontribusi Kualitas Layanan Terhadap Kepuasan Serta Dampaknya Pada Loyalitas Pelanggan Ada kontribusi positif dan signifikan dari kualitas pelayanan terhadap kepuasan pelanggan, kepuasan pelanggan terhadap loyalitas pelanggan, kualitas pelayanan terhadap loyalitas pelanggan secara langsung ataupun tidak langsung An Empirical Analysis of the Relationship Among the Service Quality, Customer Satisfaction and Loyalty of High Speed Railway Based on Strctural Equation Model Kualitas pelayanan memiliki pengaruh besar terhadap citra perusahaan dan memiliki pengaruh langsung dan positif terhadap kepuasan pelanggan. Kepuasan pelanggan memiliki pengaruh langsung terhadap loyalitas pelanggan. SERVQUAL Partial Least Squares (PLS) Structural Equation Modeling (SEM) SERVQUAL Siddiqi dan Kazi Omar (Tahun 2011) Po-Young Chu, GinYuan Lee, dan Yu Chao (Tahun 2012) Fazlzadeh Alireza, Khoshmaram Ali dan Feyzipour Aram (Tahun 2011) Interrelations between Service Quality Attributes, Customer Satisfaction and Customer Loyalty in the Retail Banking Sector in Bangladesh Service Quality, Customer Satisfaction, Customer Trust, and Loyality In an EBanking How Quality, Value, Image, and Satisfaction Create Loyalty at an Iran Telecom Attribut kualitas pelayanan memiliki hubungan yang positif terhadap kepuasan pelanggan dan kepuasan pelanggan memiliki hobungan positif terhadap loyalitas pelanggan. Kualitas pelayanan dapat untuk meningkatkan kepuasan pelanggan dan kepercayaan dan untuk mendapatkan loyalitas pelanggan. Kualitas pelayanan secara lansung mempengaruhi nilai yang dirasakan, persepsi citra dan kepuasan pelanggan. Citra dan Nilai mempengaruhi Kepuasan, citra perusahaan mempengaruhi nilai, dan kepuasan konsumen dan citra perusahaan yang signifikan penentu loyalitas. 2.3 Kerangka pemikiran Kualitas Pelayanan (X) • • • • • Tangible Reliability Resonsiveness Assurance Empaty 111 Loyalitas Konsumen (Z) • Repeat Purchase • Retention • referalls Kepuasan Konsumen (Y) • • • • • Quality Product Price Service Quality Emotional Factor Efficiency Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran