10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Periklanan 2.1.1 Definisi Periklanan Periklanan merupakan salah satu bentuk kegiatan promosi, jadi bisa dikatakan periklanan merupakan faktor yang mendukung kegiatan pemasaran suatu produk. Periklanan mengandung unsur membujuk atau mempersuasi konsumen agar menerima serta menggunakan produk ataupun jasa yang ditawarkan. Periklanan adalah cara penyajian dengan cetakan, tulisan, kata-kata, gambar-gambar ataumenggunakan orang, produk atau jasa yang dilakukan oleh suatu lembaga atau perusahaandengan maksud untuk mempengaruhi dan meningkatkan penjualan, meningkatkan pemakaianatau untuk memperoleh suara, dukungan atau pendapat. Dari definisi diatas, meyebutkan bahwa periklanan sebagai suatu proses yang terdiri dari empat macam kegiatan yakni, penyiapan (preparation), perencanaan (planning), pelaksanaan (execution), pengawasan (control) Definisi periklanan menurut para praktisi periklanan di Indonesia adalah : "Periklanan adalah keseluruhan proses yang meliputi penyiapan, perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan penyampaian iklan".14 14 Endah Muwarni, Dasar - Dasar Periklana, Jakarta : Wacana Jurnal Ilmiah komunikasi, 2004,hal 15 11 Menurut Kustadi Suhandang, Periklanan adalah: "suatu proses komunikasi massa yang melibatkan sponsor tertentu, yakni si pemasang iklan (pengiklan), yang membayar jasa sebuah media massa atas penyiaran iklannya.15 Dengan melihat beberapa definisi periklanan tersebut bisa disimpulkan bahwa segala suatu hal yang dilakukan melalui media massa bertujuan memberikan informasi kepada khalayak untuk membujuk mereka agar menggunakan produk yang ditawarkan dengan berbagai proses. Adapun fungsi dan peran periklanan yaitu: - Membangun awareness atas produk dan merk - Membentuk image produk - Menyediakan informasi atas produk dan merk - Mendorong audiens mengambil tindakan - Sarana untuk mengingatkan merk terhadap audiens - Memperkuat minat pembelian dan pengalaman merk - Membujuk audiens.16 2.1.2 Periklanan Sebagai Proses Komunikasi Periklanan merupakan proses komunikasi di mana di dalam periklanan terdapat pengoperanlambang (verbal-visual) dari produsen kepada konsumen agar konsumen mengubah tingkahlakunya sesuai keinginan produsen. Lebih jelasnya, 15 Kustadi Suhandang, Periklanan Manajemen, Kiat dan Strategi, Bandung : Nuansa, 2005 hal 13 William D. Wells, Sandra Moriarty, and John Burnett, Advertising Principle and Practice (7 thed) New Jersey : Pearson Prentice Hal, 2006 hal 10 16 12 periklanan merupakan bentuk komunikasitidak langsung melalui perantaraan media berbentuk audio (dengar), visual (pandang) dan audiovisual (dengar pandang). Berikut ini adalah gambaran mengenai periklanan di dalam struktur sistem komunikasi : KOMUNIKASI Langsung (face to face) Tak Langsung (Non face to face) Periklanan Lewat Perantara Media Audio (Dengar) Visual (Pandang) Audio Visual (Dengar Pandang) Gambar 2.1 :Sumber :Sadjiman Ebdi Sanyoto, Metode Perancangan Komunikasi VisualPeriklanan, (Yogyakarta: Dimensi Press, 2006), p. 11 13 2.1.3 Elemen Iklan Televisi Iklan televisi merupakan sebuah visualisasi dari berbagai gabungan elemen gambar video. Dimana gambar dalam video tersebut silih berganti atau tidak statis, juga sebagai pembeda dari pengguna media lain seperti, majalah, koran, dan radio yaitu menciptakan berbagai gerakan, tindakan dan peragaan melalui kekuatan visual. Adapun komponen - komponen penyusunan dari kekuatan visual televisi, yaitu : 1. Audio Musik, suara dan efek suara yang terdengar di dalam iklan. 2. Casting / Talent Mereka yang mendukung produk yang mereka sokong (endorser) dalam ikaln baik penyiar, spokeperson, penggunaan karakter atau Artis. 3. Video Segala sesuatu yang terlihat di dalam iklan berupa rangkaian gerakan (ekspresi, sikap, bahasa tubuh) ataupun pesan / kata-kata. 4. Setting Latar belakang / tempat pengambilan adegan sebuah iklan. 5. Props Gambar produk yang diiklankan.Iklan harus menggambarkan sifatsifat dasar dari sebuah produk. 14 6. Costumes Penggunaan pakaian yang spesial dan menarik. Kostum menjadi bagian penting sebuah iklan tergantung dari karakteristik iklan itu sendiri. 7. Lighting Pencahayaan iklan yang tepat agar iklan terlihat menarik. 8. PacingKecepatan dari adegan iklan.Pacing menggambarkan seberapa cepat atau seberapa lambat suatu adegan.17 2.1.4 Format Iklan Televisi Format pesan iklan televisi yang umum digunakan adalah : - News Announcement Menyajikan pesan secara lugas, langsung dan faktual, serta menggunakan gaya penyajian berita dan pendekatan logika. - Inherent Drama Mendramatisasi sebuah karakter merek menjadi sebuah cerita yang membedakan merek tersebut dengan competitor. - Testimonial / Endorsemen Menggunakan selebriti/para ahli/orang biasa untuk menyampaikan pesan dan mengiklankan produk. - Talking Head 17 William Wells, Sandra Moriarty, & John Burnet. Op. cit, hal 374 15 Menggunakan seorang pembicara untuk menceritakan produk dengan kata-katanya sendiri melalui dialog/monolog/wawancara - Lifestyle Mengasosiasikan produk dengan cara sesuai gaya hidup pengguna. Berfokus pada gaya hidup pengguna dan bukan kelebihan spesifikasi produk. - Problem Solution Menyajikan sebuah masalah yang dapat diselesatkan dengan produk H Demonstration Mengundang audiens untuk mempercayai bukti dengan mata kepala sendiri - Comparison Menunjukan kelebihan produk dibandingkan dengan merek lain melalui serangkaian test. - Picture Caption Menceritakan sebuah cerita dengan illustrasi dan potongan gambar. - Humor Menghibur, menyingkirkan citra negatif dan menciptakan kepribadian yang menyenangkan bagi produk. - Animation / Cartoon Menggunakan gambar kartun / animasi untuk mengkomunikasikan pesan- pesan sulit dan mencapai pasar tertentu.18 18 Tom Duncan, Advertising & IMC, New York : McGraw – Hill / Irwin. 2005 hal 309 16 2.2 Brand Awarrenes 2.2.1 Definisi Brand Awareness Brand Awareness adalah kesanggupan seseorang calon pembeli untuk mengenali atau mengingat kembali bahwa suatu merek merupakan bagian dari kategori produk tertentu.19 Aaker menambahkan bahwa brand awareness menggambarkan kehadiran suatu merek di dalam ingatan konsumen.20 Brand Awareness merupakan bentuk paling sederhana dari pengetahuan akan suatu merek yang merupakan kesadaran konsumen akan suatu merek.21 2.2.2 Komponen Brand Awareness Brand awareness dikelompokan pada 2 komponen besar yaitu depth of brand awareness dan breadth of brand awareness dengan penjelasan sebagai berikut: 1. Depth of Brand Awareness (kedalaman brand awareness) Depth of Brand Awareness ini ditentukan berdasarkan brand recall dan brand recognition 2. Breadth of Brand Awareness (keluasan brand awareness) Breadth of Brand Awareness ini ditentukan berdasarkan jumlah purchase dan consumption pada situasi dimana merek diingat. Breadth of Brand Awareness ini bergantung pada banyaknya pengetahuan atas produk dalam pikiran seseorang.22 19 Freddy Rangkuti, The Power Of Brand, Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama, 2004, hal 39 David A. Aaker, Building Strong Brand, New York : The Free Press, 1996, hal 330 21 Don E. Schultz & Beth E. Barnes, Strategic Brand Communication Campaign (5 thed), Chicago : NTC Business Books, 1999 hal 144 22 Kevin Lane, Keller. Strategic Brand Management : Building, Measuring, and managing Brand Equity (2nded), New Jersey : Prentice Hall, 2003 hal 77, 731 20 17 Di dalam bukunya, Keller menjelaskan 4 indikator brand awareness untuk mengevaluasi seberapa jauh konsumen aware terhadap sebuah merek, yaitu : 1. Recall Yaitu seberapa jauh konsumen dapat mengingat ketika ditanya merek apa saja yang mereka ingat Secara umum, dipercaya bahwa untuk meningkatkan brand recall maka nama merek yang dipilih haruslah : - Untuk meningkatkan brand recall, maka sangat diperlukan nama merek yang sederhana dan mudah untuk diucapkan. Kesederhanaan nama merek dapat mempermudah konsumen dalam memahami nama merek. Nama merek yang pendek dapat memfasilitasi brand recall karena nama merek yang pendek akan mudah diingat. - Kemudahan untuk diucapkan diperlukan untuk meningkatkan pengulangan secara lisan dalam rangka membangun daya ingat yang kuat. Pengucapan juga mempengaruhi timbulnya perhatian dan keinginan konsumen untuk menyebutkan nama merek secara lisan. - Idealnya nama merek harus jelas, dapat dipahami dan tidak memiliki arti yang ambigu. Nama merek yang ambigu akan berpengaruh besar atas pemahaman akan sebuah merek. Konsumen akan memiliki persepsi yang berbeda akan suatu merek apabila merek tersebut memiliki pengucapan ambigu sehingga menimbulkan arti yang berbeda. 18 - Untuk mempertinggi brand recall maka nama merek harus terdengar akrab dan memiliki arti. 2. Recognition Yaitu seberapa jauh konsumen dapat mengenali merek tersebut termasuk dalam satu kategori tertentu. Untuk meningkatkan brand recognition maka nama merek haruslah berbeda, khusus dan tidak biasa. 3. Purchase Yaitu seberapa jauh konsumen akan memasukan suatu merek ke dalam alternatif pilihan ketika mereka akan membeli produk / layanan. 4. Consumption Yaitu seberapa jauh konsumen masih mengingat suatu merek ketika mereka sedang menggunakan produk / layanan pesaing.23 2.3 Endorser 2.3.1 Definisi Endorser Endorser atau model merupakan salah satu bagian dari elemen - elemen iklan, karena penentuan endorser sangat penting. Penggunaan endorser dalam sebuah iklan mungkin menjadi pilihan bagi produsen untuk memperkenalkan produknya, agar pesan iklan yang disampaikan mengenai produk bisa mendapat perhatian oleh masyarakat. 23 Ibid. hal 183-185 19 Endorser adalah tokoh / model yang digunakan dalam sebuah iklan.Penggunaan endorser pada sebuah iklan agar produk tersebut bisa langsung dikenal dikalangan masyarakat luas, apalagi endorser tersebut sudah dikenal di kalangan masyarakat luas seperti tokoh masyarakat, artis, dan atlet sehingga memudahkan produsen dalam mempromosikan produk tersebut. Endorser adalah pendukung iklan atau juga yang dikenal dengan bintang iklan yang mendukung produk yang diiklankan. Endorser dibagi 2 jenis yaitu : 1. Endorser Adalah orang - orang terkenal yang dapat mempengaruhi karena prestasinya.24 Definisi endorser adalah memanfaatkan seorang artis, entertainer, atlet, dan publik figur yang mana banyak diketahui oleh orang banyak untuk keberhasilan di bidangnya masing-masing dari bidang yang didukung.25 Endorser sering juga disebut sebagai direct source (sumber langsung) yaitu seorang pembicara yang mengantarkan sebuah pesan dan atau memperagakan sebuah produk atau jasa.26 2. Typical Person Endorser Adalah memanfaatkan beberapa orang bukan selebriti untuk menyampaikan pesan suatu produk. 24 Terence A. Shimp, Periklanan Promosi, Aspek Tambahan Komunikasi Pemasaran Terpadu, Jilid 1, Ed. 5, Jakarta : Erlangga, 2003 hal 460 25 Ibid, hal 460 26 George E. Belch & Michael A. Belch, Advertising and Promotion :an intergrated marketing communication perspective, New York : McGraw-Hill/Irwin, 2004. Hal 173. 20 2.3.2 Komponen Endorser Di dalam memilih Tokoh yang menjadi endorser diperlukan pertimbangan - pertimbangan dari pengiklan kerena karakter endorser diakui sangat efektif dalam mengangkat citra produk dan brand awareness.27 Dalam mengevaluasi selebriti yang akan digunakan sebagai endorser Amy Dyson dan Douglas Turco mengemukakan konsep FRED (familiarity, relevance, esteem, differentiation).28 - Familiarity Merupakan komponen pertama yang penting dalam celebrity endorstment. Artinya khalayak sasaran harus mengenal (aware) pada sosok sang artis dan melihatnya sebagai pribadi yang tulus, menyenangkan (likeable) dan bisa dipercaya (trustworthy) - Relevance Artinya terdapat hubungan yang berarti (kecocokan) antara image merek yang diiklankan dan selebriti, serta antara selebriti dengan target market. - Esteem Artinya terdapat respek dan kepercayaan yang tinggi dari konsumen terhadap selebriti (kredibel). 27 Frans M. Royan, Marketing Celebrities,Selebriti Dalam Iklan dan Strategi Iklan Selebriti Memasarkan Diri Sendiri, Jakarta : PT. Media Elex Komputindo, 2005 hal 23. 28 A.R. Miciak & W.L. Shanklin, Marketing Management (3 nded), New Jersey : Pearson Prentice Hall, 1994 hal 51. 21 - Differentiation Artinya konsumen melihat endorser sebagai pribadi yang unik, berbeda dan eksklusif atas produk yang dimilikinya.Ini merupakan sebuah kontribusi besar bagi efektivitas seorang endorser. 2.3.3 Penggunaan Selebriti Sebagai Endorser Penggunaan Artis Sebagai Endorser dalam iklan diharapkan dapat memberikan asosiasi positif antara produk dengan endorser.Selebriti digunakan untuk menarik perhatian khalayak dan meningkatkan awareness produk. Selebriti diasumsikan lebih kredibel daripada non selebriti, karena tampilan fisik seorang selebriti membuat sebuah iklan lebih menarik dan disukai oleh konsumen mengenai performa, citra dan kepopuleran selebriti dapat lebih menarik perhartian target audience untuk menyaksikan iklan sehingga dapat mempengaruhi persepsi mereka untuk membuat keputusan dalam melakukan pembelian. Tugas utama para endorser ini adalah untuk menciptakan asosiasi yang baik antara endorser dengan produk yang diiklankan sehingga timbul sikap positif dalam diri konsumen, sehingga iklan dapat menciptakan citra yang baik pula di mata konsumen.Iklan merupakan elemen yang penting dan saling berpengaruh dalam menanamkan brand image kepada konsumen seiring dengan ciri fisik dan kualitas produk yang mengikuti suatu brand tertentu. Ditinjau dari sisi branding, selebriti memang dapat menjadi pencerminan personality dari sebuah merek. Selebriti adalah wujud nyata suatu merek.Andai 22 kata suatu merek diasosiasikan sebagai merek yang energik, muda dan penuh stamina, maka selebriti pun harus mewakili semua asosiasi tersebut.29 Seperti halnya David A. Aaker dalam "building strong brand" membenarkan mudahnya produk diterima oleh konsumennya jika iklan yang ditayangkan melalui personafikasi dengan tokoh selebriti, pasalnya tokoh atau selebriti ini ditunjuk mewakili karakter dan disebutkan oleh A. Aaker sebagai makna budaya yang paling diharapkan bisa mendekati target konsumen dengan baik.30 2.4 Hierarchy of Effect dan AIDA 2.4.1 Hierarchy of Effect Untuk mengetahui tingkat ketertarikan khalayak terhadap suatu produk yang ditawarkan bisa dilakukan pengukuran dengan mengaplikasikan teori-teori komunikasi, diantaranya, teori Hierarchy of Effect dan AIDA. Hirarki yang dimaksud adalah sikap khalayak yang merupakan rangkaian tingkat kesiapan calon pembeli dari awal mengetahui adanya barang atau jasa yang ditawarkan sampai dengan melakukan tindakan akhir terhadap barang atau jasa tersebut, baik mencoba maupun menggunakan atau memilikinya.31 Adapun Hirarki Efek dimaksud terdiri atas : 32 1. 29 Awareness (mengetahui/menyadari) Royan, op.cit hal 10 Ibid hal 132 31 Ibid 61 32 Kustadi Suhandang, Public Relation Perusahaan : Kajian Program Implementasi, Bandung : Nuansa 2004 hal 99 30 23 Tahap dimana konsumen bisa mengenal dan mengingat barang atau merknya. 2. Interest (perhatian/minat) Tahap dimana teqadi keinginan konsumen untuk mempelajari beberapa keistimewaaan barang atau merk tersebut. 3. Evaluating (penilaian) Tahap dimana konsumen menilai barang atau mcrek dimaksud sesuai dengan perasaan harapannya. 4. Trial (percobaan) Tahap dimana timbul kesungguhan konsumen untuk mengawali pembelian dengan mencoba memakai barang atau merek tersebut. 5. Adoption (penerimaan) Tahap dimana setelah memperoleh pengalaman yang menyenangkan pada awal pembelian (percobaan) tadi, konsumen akan membeli lagi dan memakai barang atau merek itu seterusnya. 2.4.2 AIDA Dan teori komunikasi yang lainnya adalah AIDA, yakni Attention, Interest, Desire dan Action.33 1. Attention, merupakan tahapan dimana khalayak memperhatikan suatu iklan yang menawarkan produk/jasa yang ditawarkan, biasanya hal ini 33 Ibid hal 120 24 diukur dari intensitas menonton iklan, terpaan iklan serta frekuensi menyaksikan iklan tersebut. 2. Interest, merupakan tahapan dimana khalayak sudah mempunyai hasrat untuk memilih produk/jasa yang ditawarkan. 3. Desire, merupakan tahapan dimana khalayak sudah mempunyai hasrat untuk memiliki produk / jasa yang ditawarkan. 4. Action, merupakan tahapan dimana khalayak sudah mengambil keputusan untuk membeli dan menggunakan produk/jasa yang ditawarkan. Dari definisi komunikasi diatas dapat disimpulkan efek pertama dari ikian adalah awareness (kesadaran) dan Attention (perhatian), oleh karena itu keberadaan Endorser menjadi salah satu elemen yang sangat penting untuk mendapatkan perhatian dan kesadaran khalayak akan produk untuk sampai ketahap berikutnya. 25 2.5 Kerangka Berfikir Komunikasi merupakan kebutuhan dasar manusia sejak lahir dan selama proses kehidupan, manusia akan selalu terlibat dalam tindakan - tindakan komunikasi. Periklanan merupakan salah satu bentuk kegiatan promosi, bisa dikatakan periklanan merupakan faktor yang mendukung kegiatan pemasaran suatu produk.Periklanan mengandung unsure membujuk atau mempersuasi konsumen agar menerima serta menggunakan produk ataupun jasa yang ditawarkan. Variabel Bebas (X) - Variabel Terikat (Y) Endorser (X) - Brand Awareness (Y) PENGARUH PENGGUNAAN ENDORSER TERHADAP BRAND AWARENESS 26 2.6 Hipotesis Penelitian Hipotesis Penelitian adalah pernyataan sementara terhadap hasil penelitian. Hipotesis diajukan dalam bentuk pernyataan sebagai statement terhadap hasil penelitian. Adapun hasil hipotesis dalam penelitian ini adalah : H0 : Tidak ada pengaruh Endorser “Iwan Fals” terhadap Brand Awareness “Top Coffee” H1 : Ada pengaruh Endorser “Iwan Fals” terhadap Brand Awareness “Top Coffee”