39. Prosiding Sukoroto-OK - MMT – ITS

advertisement
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XV
Program Studi MMT-ITS, Surabaya 4 Pebruari 2012
MANAJEMEN RISIKO USAHA PADA TENDER LOKOMOTIF
DI PT. INKA (PERSERO)
Sukoroto dan Suparno
Program Studi Magister Manajemen Teknologi, Bidang Keahlian Manajemen Industri,
Program Pasca Sarjana, Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya
[email protected]
ABSTRAK
Dalam kegiatan usaha apapun, sebuah badan usaha selalu mempunyai risiko, begitu
juga yang terjadi pada perusahaan kontraktor yang harus mengikuti proses tender untuk
mendapatkan pekerjaan. Perusahaan kontraktor mendapatkan data peluang usaha sebagai
dasar membuat sasaran usaha dan direalisasikan dalam usaha-usaha untuk pencapaiannya
dengan mengikuti proses tender. Risiko usaha akan semakin besar jika jenis pekerjaan yang
ditenderkan menuntut pengalaman dan sumber daya dengan kualifikasi khusus. Dalam
penelitian ini dilakukan analisis risiko usaha perusahaan di PT. Industri Kereta Api (Persero)
atas adanya tender pengadaan lokomotif. Tujuannya adalah untuk menngetahui risiko yang
dihitung dari besarnya nilai kemungkinan dan dampak yang ditimbulkan. Dengan
pengalaman, jumlah tenaga ahli (engineer) dan fasilitas produksi yang terbatas, tender
tersebut berpeluang mendatangkan risiko usaha yang besar. Kegiatan analisis awali dengan
identifikasi risiko (risk register) mengunakan metode Risk Breakdown Structur (RBS),
dilanjutkan dengan analisis kuantitatif (quantitative risk analysis) dengan menghitng nilai
kemungkinan (likelihood), besar dampak risiko (risk impact value), dan peringkat risiko (risk
level). Untuk mendapatkan data yang lebih detail, terhadap risiko-risiko tersebut dilakukan
analisa kuantitatif lagi dengan menghitung Risk Reduction Leverage (RRL), dengan
membandingkan nilai penurunan dampak risiko dibanding dengan besarnya biaya yang
dibutuhkan untuk menurunkan dampak risiko tersebut. Hasil akhir adalah daftar risiko dan
besar dampaknya serta perlakuan yang direncanakan.
Kata kunci: risk register, risiko usaha, qualitative risk analysis, risk impact value, risk
respond, risk reduction laverage.
ABSTRACT
In any business activities, a business entity always has risks, as well as contractors
who happen to companies that must follow the bidding process to get the job. Contracting
company to get the data as a resources for making business opportunities and business
objectives realized in efforts for the achievement by following a tender process. Business risks
will be even greater if the type of work tendered requires experience and resources with
specific qualifications. In this study analysis of business risks in the company of PT. Railway
Industry (Persero) in the existence of business opportunities in the tender procurement of
locomotives. The goal is to get the risk of the magnitude of the likelihood and impact. With
experience, the number of experts (engineers) and limited production facilities, the tender is
likely to bring big business risks. Activities start with the identification of risk analysis (risk
registers) using methods Risk Breakdown Structur (RBS), followed by quantitative analysis
with the possibility menghitng (likelihood), a large risk impact value, and risk level. To obtain
more detailed data, against the risks of more quantitative analysis was conducted by
calculating the Risk Reduction Leverage (RRl), by comparing the impact of risk reduction
ISBN : 978-602-97491-4-4
A-39-1
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XV
Program Studi MMT-ITS, Surabaya 4 Pebruari 2012
compared with the costs required to reduce the impact of those risks. The end result is a list of
major risks and impacts as well as the planned treatment.
Keywords: risk registers, business risk, qualitative risk analysis, risk impact value, risk
respond, risk reduction leverage.
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Pengadaan lokomotif merupakan program baru bagi Kementerian Perhubungan,
sehingga pemilihan konsep desain dan spesifikasi masih belum teruji. Hal ini menyebakan
terjadinya ketidakpastian data dan informasi, termasuk dalam penyusunan konsep desain dan
rancang bangun produk, pemilihan teknologi, perencanaan jadwal pelaksanaan, serta
perhitungan harga. Membuat produk produk baru, dapat menyebabkan terjadinya kesalahan
perhitungan dalam perencaan jadwal pelaksanaan, yang merupakan risiko tinggi atas
terjadinya pembengkaan biaya (Ayu, 2010). Akan terjadi pula penetapan lingkup kerja yang
tidak lengkap, tidak sesuai gambar dan spesifikasi, yang merupakan salah satu faktor
penyebab besar atas terjadinya pembengkaan biaya (Saputra & Wiranatha, 2009). Proses
tender lokomotif akan dilakukan secara terbuka yang dapat diikuti oleh peserta baik dari
dalam dan luar negeri serta dengan pengalaman, jumlah tenaga ahli dan fasilitas produksi
yang terbatas, dapat mendatangkan risiko usaha bagi PT. INKA (Persero). Sebagai perusahaan
kontraktor, PT. INKA (Persero) harus mampu mengakomodasi risiko dalam dokumen
penawaran tender. Menyusun dokumen penawaran tender adalah bagian pekerjaan yang
penting dan juga kritis bagi kontraktor, karena dalam jangka waktu yang singkat mereka harus
mampu mengambil berbagai keputusan berisiko untuk menentukan dokumen penawaran
tender (Kristiawan, 2006). Dalam berbagai penelitian membuktikan, bahwa faktor risiko
paling besar yang ditanggung kontraktor adalah pada saat awal penyusunan dokumen
penawaran tender (Sutadi, 2009). Manajemen risiko usaha kontraktor adalah gabungan antara
seni dan ilmu dalam melakukan identifikasi, analisis, dan respons terhadap seluruh risiko yang
telah teridentifikasi pada semua bidang usaha, dan pada seluruh tahapannya, untuk menjaga
sasaran-sararan usaha yang telah ditetapkan. Saat ini PT. INKA (Persero) baru dalam tahap
persiapan untuk menyusun program manajemen risiko, masih dalam proses penyusunan
program kegiatan. Akibatnya risiko-risiko yang dialami, muncul secara tak terduga dan
tindakan/perlakuan yang dilakukan juga belum terencana, sehingga kurang tepat sasaran.
Sedangkan kegiatan manajemen risiko seharusnya dikelolah dengan jelas, baik sasaran dan
batasannya, mulai dari identifikasi risiko hingga rencana perlakukan risiko. Proses identifikasi
risiko sangat penting karena risiko yang tidak teridentifikasi pada proses ini tidak akan
ditangani pada proses-proses selanjutnya (Susilo & Kaho, 2009). Dibutuhkan metode dan
pendekatan yang sesuai dengan struktur perusahaan dan budaya perusahaan. Dalam penelitian
ini penulis melakukan identifikasi risiko dengan metode Risk Breakdown Structure (RBS).
Selanjutnya dilakukan analisis risiko secara kualitatif untuk mengetahui besar dampak yang
diakibatkan. Agar mendapatkan hasil analisis yang lebih baik, dilakukan analisis kuantitatif
dengan menghitung Risk Reduction Leverage (RRL) yang mempertimbangkan besarnya
dampak risiko, biaya tindakan pengurangan dan besarnya dampak risiko setelah tindakan
pengurangan. Berdasarkan hasil analisis tersebut dapat ditentukan peringkat risiko dan
merencanakan kegiatan perlakuan risiko.
ISBN : 978-602-97491-4-4
A-39-2
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XV
Program Studi MMT-ITS, Surabaya 4 Pebruari 2012
Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah membuat perncanaan manajemen risiko usaha yang di
lakukan oleh PT. INKA (Persero) dalam mengikuti tender lokomotif, yang meliputi :
1. Mengidentifikasi risiko yang terjadi;
2. Mendapatkan nilai kemungkinan dan dampak dari masing-masing risiko;
3. Menganalisis risiko yang terjadi;
4. Mengevaluasi risiko untuk dapat merencanakan perlakuan terhadap masing-masing
risiko.
Studi Literatur
Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010
Pengadaan lokomotif bersumber dari Anggaran dan Belanja Negara (APBN), seluruh
proses pengadaan barang dan jasa yang didanai APBN, diatur proses dan tahapannya sesuai
dengan Peraturan Pemerintah nomor 54 tahun 2010.
Manajemen Risiko
Manajemen risiko adalah metode yang tersusun secara logis dan sistematis dari suatu
rangkaian kegiatan: penetapan lingkup dan batasan, identifikasi, analisis, evaluasi,
pengendalian serta komunikasi risiko. Proses manajemen risiko meliputi lima kegiatan utama,
yaitu menentukan konteks, assesment risiko (identifikas, analisis, dan evaluasi risiko),
perlakuan risiko, serta monitoring dan review. Kegiatan proses manajemen risiko dapat
digambarkan dalam bentuk diagram padagambar 1.
Gambar 1 Proses Manajemen Risiko
(Susilo & Kaho, 2009)
Risk Breakdown Structure (RBS)
Risk Breakdown Structure (RBS) adalah pengelompokan risiko dalam suatu
komposisi hirarki risiko perusahaan yang logis, sistematis dan terstruktur secara alami sesuai
dengan struktur organisasi perusahaan atau proyek (Susilo & Kaho, 2009). Sasaran penerapan
ISBN : 978-602-97491-4-4
A-39-3
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XV
Program Studi MMT-ITS, Surabaya 4 Pebruari 2012
RBS adalah kejelasan pemangku risiko dan peningkatan pemahaman risiko perusahaan atau
proyek dalam konteks kerangka kerja yang logis serta sistematis.
Analisis Risiko
Tujuan dari analisis risiko adalah melakukan analisis kemungkinan dan dampak semua
risiko yang dapat menghambat tercapainya sasaran perusahaan, juga semua peluang yang
mungkin dihadapi perusahaan. Pilihan metode analisis ditentukan oleh konteks, sasaran dan
sumber daya yang dimiliki
Evaluasi Risiko
Evaluasi risiko adalah kegiatan yang bertujuan untuk mendapatkan risiko-risiko mana yang
memerlukan perlakuan dan bagaimana prioritas implementasi perlakuan risiko-risiko tersebut.
Keputusan dalam mengevaluasi risiko biasanya didasarkan pada peringkat risiko yang telah
diperoleh dari hasil analisis risiko, atau parameter yang sudah ditentukan dalam konteks
sebelumnya.
Risk Reduction Leverage (RRL)
Beberapa risiko, yang suatu saat dapat dikenali, dapat dikurangi atau dicegah segera dengan
biaya atau usaha yang sedikit tanpa menganggap nilai risikonya. Untuk risiko lainnya perlu
dilakukan perbandingan antara biaya yang diperlukan dengan benefit yang diperoleh dengan
mengurangi risiko tersebut. Satu metode untuk melaksanakan perhitungan ini adalah dengan
menghitung risk reduction leverage (RRL) (David, 2011) dengan mempergunakan persamaan
sebagai berikut:
=
(1)
REbefore adalah nilai risk exposure semula, REafter adalah nilai risk exposure yang diharapkan
setelah diambil tindakan dan risk reducation cost (RRC) adalah biaya untuk implementasi
tindakan pengurangan risiko. Risk reduction cost harus dinyatakan dengan unit yang sama
dengan nilai risiko yaitu nilai moneter yang diperlukan atau dengan nilai skor. Jika nilai yang
diharapkan ternyata lebih besar maka RRL memperlihatkan bahwa kita perlu berharap untuk
meningkatkan rencana pengurangan risiko disebabkan reduksi risk exposure yang diharapkan
lebih besar dibandingkan dengan biaya rencana.
Perlakuan Risiko
Perlakuan risiko merupakan upaya untuk menyeleksi tindakan yang dapat dilakukan untuk
mengurangi atau meniadakan dampak serta kemungkinan terjadinya risiko. Bebarapa pilihan
perlakuan risiko antara lain: meghindari risiko, reduksi risiko, menerima risiko, dan transfer
risiko.
Risiko Usaha
Tujuan utama dalam mendirikan perusahaan adalah untuk mendapatkan keuntungan.
Kenyataanya adalah bahwa dalam melakukan usaha, pada saat timbul adanya peluang yang
diperkirakan dapat mendatangkan keuntungan juga secara bersamaan muncul risiko-risiko
yang dapat mendatangkan kerugian. Dalam dunia usaha, seorang pengusaha akan mendapati
risiko-risiko yang sangat besar, menemukan pengalaman yang menyenangkan sementara
pengusaha yang lebih konservatif lainnya akan menghindari situasi risiko sedapat mungkin.
ISBN : 978-602-97491-4-4
A-39-4
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XV
Program Studi MMT-ITS, Surabaya 4 Pebruari 2012
Dalam dunia usaha saat ini risiko-risiko yang muncul menjadi lebih komplek dan sulit untuk
diidentifikasi, diukur dan dikontrol (Ritchie & Marshall, 1993). Risiko yang muncul pada saat
kegiatan usaha sedang dilakukan disebut risiko usaha. Pengertian risiko usaha adalah potensi
terjadinya suatu keadaan/peristiwa/kejadian, dalam pelaksanaan proses kegiatan usaha, yang
akan berdampak negatif terhadap sasaran usaha yang telah ditetapkan (Asiyanto, 2008).
Risiko Kegiatan Usaha Umum
Secara umum risiko usaha dapat dikelompokkan menjadi 2 (dua), yaitu: risiko
keuangan (financial risk) dan risiko bukan keuangan (non financial risk). Pembagian risiko
secara umum tersebut tidak bisa dilanjutkan dengan identifikasi risikonya, karena untuk dapat
melakukan identifikasi risiko perlu diketahui jenis usahanya. Untuk dapat melakukan análisis
risiko lebih detail harus diketahui lebih dulu jenis usaha perusahaan secara khusus, misal :
perusahaan jasa transportasi, perusahaan bank, perusahaan kontaktor, dan sebagainya.
Risiko Kegiatan Usaha Kontraktor
Dalam proses kegiatan usaha kontraktor, manajemen perusahaan harus mampu
mengelolah semua kegiatan sesuai dengan sasaran usaha yang sudah ditetapkan. Sasaran
utama perusahaan kontraktor adalah target pemasaran, yang diukur dari jumlah nilai kontrak
pekerjaan tiap tahun berjalan, sebagai tolok ukur kinerja pemasaran, dan target produksi, yang
diukur dari perolehan jumlah pendapatan, dan jumlah laba yang diperoleh tiap tahun berjalan,
sebagai tolok ukur kinerja produksi. Kedua target tersebut dapat dicapai, bila tiga bidang
manajemen yang menjalankan perusahaan yaitu : manajemen pemasaran, produksi, dan
sumber daya dapat mengatasi risiko di bidang masing-masing. Dengan demikian identifikasi
risiko untuk usaha kontraktor terdiri dari risiko pemasaran, risiko produksi, dan risiko sumber
daya perusahaan. Risiko-risiko tersebut dapat dijelaskan sebagai risiko pemasaran, risiko
produksi, dan risiko sumber daya adalah semua kondisi sumber daya perusahaan yang
memungkinkan tidak tercapainya target pemasaran dan produksi. Sumber daya yang
dimaksud adalah sumber daya manusia, peralatan dan keuangan. Risiko pasar sering disebut
sebagai risiko menyeluruh, karena sifat umumnya adalah bersifat menyeluruh dan dialami
oleh seluruh perusahaan (Fahmi, 2010). Oleh karena itu pada di unit pemasaran sebuah
perusahaan biasanya menganalisa risiko usaha sebelum mengambil keputusan dalam rangka
memenuhi target sesuai sasaran perusahaan. Dalam rangka melakukan analisa risiko usaha,
umit pemasaran dapat menggunakan data-data dari kegiatan sebelumnya, atau dengan
melakukan diskusi dengan unit kerja terkait untuk membuat identifikasi risiko. Risiko usaha
kontraktor dapat ditunjukkan pada gambar sebagai berikut :
Gambar 2 Identifikasi risiko usaha kontraktor
(Asiyanto, 2008)
ISBN : 978-602-97491-4-4
A-39-5
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XV
Program Studi MMT-ITS, Surabaya 4 Pebruari 2012
METODE
Tahap Perumusan Masalah dan Studi Pustaka
Pada tahap ini dilakukan identifikasi terhadap permasalahan yang terjadi di PT. INKA
(Persero) atas peluang pengadaan lokomotif. Perusahaan mempunyai sasaran usaha dengan
target mendapatkan kontrak pengadaan 2 unit lokomotif tetapi perusahaan mempunyai
kemampuan dan pengalaman serta sumber daya yang sangat terbatas. Identifikasi
permasalahan adalah kemungkinan adanya risiko yang timbul atas peluang usaha tersebut dan
atas identifikasi permasalahan tersebut dilakukan kegiatan penelitian Untuk mempermudah
penelitian ditentukan perumusan permasalahan, tujuan penulisan, manfaat penulisan, batasan
masalah dalam penelitian, dan kesimpulan serta saran. Agar hasil penelitian dapat
disampaikan kepada pihak lain, dibuat sistematika penulisan yang sistematis. Studi pustaka
dilakukan terhadap permasalahan manajemen risiko usaha, berdasarkan referensi buku dan
sumber lain terkait kebutuhan lokomotif, proses pengadaan, proses manajemen risiko, dan
manajemen risiko usaha.
Tahap Pengumpulan Data
Untuk mendapatkan data dan informasi yang diperlukan, dilakukan wawancara interaktif
dengan personel dan pejabat pada unit kerja yang mempunyai kapasitas dan dapat
menganalisa kemampuan perusahaan dalam sesuai persyaratan dokumen tender, termasuk
penyusunan dokumen penawarannya Daftar responden dalam wawancara ini adalah :
1. Agung Sedayu ST. MT., selaku kepala Divi Produk dan Jasa Kereta Api;
2. Drs. Nazuar, selaku manajer Pemasaran Proyek Pemerintah;
3. Chandra AS, ST., selaku Asisten Manajer pemasaran proyek Pemerintah;
4. Ir. Bayu Waskita MT., selaku manajer Litbang dan Rekayasa.
Tahap Analisa Data
Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah memberikan analisa atas data-data yang sudah
dikumpulkan dan diolah, meliputi identifikasi risiko, analisis risiko, evaluasi risiko, dan
perlakuan risiko. Dari data dan informasi yang didapat, beberapa analisa yang dilakukan
antara lain identifikasi risiko, analisis risiko, evaluasi risiko, dan perlakuan risiko
HASIL DAN PEMBAHASAN
Penetuan Konteks
Penentuan konteks digunakan untuk memberi pemahaman atas data dan informasi
terkait dengan kegiatan manajemen risiko, meliputi : penentuan konteks, metode identifikasi
risiko, penentuan skala kemungkinan dan dampak untuk proses analisis risiko, evaluasi risiko,
dan dan kriteria lain yang digunakan untuk proses manajemen risiko.
1. Metode Identitikasi Risiko
Sesuai dengan dasar tinjauan pustaka identifikasi dilakukan dengan
menggunakan metode Risk Breakdown Structure (RBS) dengan klasifikasi risiko
usaha dengan menetapkan risiko pemasaran, risiko produksi, dan risiko sumber daya
pada risiko level-1.
ISBN : 978-602-97491-4-4
A-39-6
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XV
Program Studi MMT-ITS, Surabaya 4 Pebruari 2012
2. Ukuran Skala Kemungkinan dan Dampak
Dalam penentuan konteks ini disepakati untuk analisis risiko dengan 2 tahap,
yaitu :
a. Tahap – I, menghitung nilai kemungkinan (likelihood) dan dampak (impact)
risiko menggunakan tabel sebagai berikut :
Tabel 1 Nilai Skala Kemungkinan
Kriteria
Sangat kecil
Kecil
Sedang
Besar
Sangat besar
Nilai
0,1
0,3
0,5
0,7
1
Uraian
Hampir tidak mungkin terjadi
Kemungkinan kecil terjadi
Dapat terjadi, dapat juga tidak, kemungkinan fifty-fifty
Besar kemungkinannya terjadi
Hampir pasti terjadi
Tabel 2 Nilai skala Dampak
Dampak
Kriteria
Nilai
Sangat ringan
0,05
Ringan
0,1
Sedang
0,2
Berat
0,4
Ekstrem
0,08
Uraian
Biaya kerugian
Rp. < 823 juta
Rp. 823 jt s/d 1.234 jt
Rp. 1.234 jt s/d 1.646 jt
Rp. 1.646 jt s/d 2.057 jt
Rp. > 2.057jt
Waktu/Keterlambatan
Kurang dari 20 hari
Antara 21 sampai 30 hari
Antara 31 sampai 40 hari
Antara 41 sampai 50 hari
Lebih dari 50 hari
Selanjutnya dikelompokkan klasifikasi risiko yang didasarkan pada besarnya
peringkat risiko, dikelompokkan dengan klasifikasi sebagai berikut :
Gambar 3. Peringkat Risiko (Sumber Susilo & Kaho, 2009)
b. Tahap – II, menghitung RRL terhadap risiko-risiko yang mempunyai peringkat
berat dan sedang dari hasil analisis tahap-I. Dari hasil perhitungan RRL dapat
diketahui efektifitas usaha yang dilakukan untuk mengurangi risiko (mitigasi) dan
besarnya risiko yang masih tersisa dan harus tentukan perlakuannya.
Selanjutnya daftar risiko yang didasarkan pada besarnya peringkat risiko yang
tersisa setelah dilakukan usaha untuk mengurangi risiko tersebut.
Indentifikasi dan Analisa Risiko
Dari data yang terkumpul dapat dibuat daftar risiko dan untuk tahap awal dilakukan
perhitungan risiko dan pengelompokan sesuai klasifikasi peringkat risiko, hasilnya adalah
sebagai berikut:
ISBN : 978-602-97491-4-4
A-39-7
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XV
Program Studi MMT-ITS, Surabaya 4 Pebruari 2012
Tabel. 3. Daftar risiko dan pemeringkatan risiko
No
Risiko
Klasififikasi
1
2
3
Kesalahan dalam pemilihan teknologi dan penentuan komponen utama
Penyelesaian desain detail terlambat
Jumlah tenaga kerja belum sesuai dengan kebutuhan
Nama Risiko
0,400
0,280
0,280
Risiko Tinggi
Risiko Tinggi
Risiko Tinggi
4
Jadwal pelaksanaan tidak dapat dilaksanakan sesau rencana, proyek terlambat
0,200
Risiko Sedang
5
6
Kualifikasi dan skill tenaga kerja tidak sesuai
Kapasitas produksi tidak mencukupi
0,200
0,200
Risiko Sedang
Risiko Sedang
7
Kualitas produk tidak sesuai persyaratan
0,100
Risiko Sedang
8
Kesalahan membuat metode kerja
0,100
Risiko Sedang
9
Produktivitas peralatan rendah
0,100
Risiko Sedang
10
Pembengkaan biaya produksi
0,100
Risiko Sedang
11
Kesalahan menghitung harga
0,050
Risiko Rendah
12
Cash flow tidak seimbang
0,050
Risiko Rendah
13
Proyek ditunda atau perubahan lingkup kerja setelah kontrak
0,040
Risiko Rendah
14
Modal kerja kurang
0,030
Risiko Rendah
15
Gagal dalam Penawaran
0,025
Risiko Rendah
16
Gagal dalam negosiasi
0,025
Risiko Rendah
17
Tidak diundang Tender
0,005
Risiko Rendah
18
Gagal dalam PQ
0,005
Risiko Rendah
Selanjutnya sesuai dengan konteks yang sudah ditentukan di depan dilakukan
perhitungan RRL dengan menghitung biaya kegiatan reduksi risiko (mitigasi) (RRC) dengan
besarnya reduksi yangterjadi (REbefore-REafter). Hasilnya adalah sebagai berikut :
Tabel 4. Perhitungan RRL
No
1
2
Nama Risiko
Kesalahan dalam pemilihan teknologi dan
penentuan komponen utama
Penyelesaian desain detail terlambat
5
Jumlah tenaga kerja belum sesuai dengan
kebutuhan
Jadwal pelaksanaan tidak dapat dilaksanakan
sesau rencana, proyek terlambat diselesaikan
Kualifikasi dan skill tenaga kerja tidak sesuai
6
Kapasitas produksi tidak mencukupi
7
Kualitas produk tidak sesuai persyaratan
3
4
REbefore
(Rp.)
Biaya
(RRC)
(Rp.)
Reafter
(Rp.)
RRL
1.933.455.453
900.000.000
386.691.091
1,719
1.295.836.015
810.000.000
388.750.805
1,120
1.295.836.015
852.000.000
388.750.805
1,065
925.597.154
510.000.000
277.679.146
1,270
925.597.154
600.000.000
277.679.146
1,080
925.597.154
210.000.000
277.679.146
3,085
1.295.836.015
1.050.000.000
388.750.805
0,864
8
Kesalahan membuat metode kerja
617.064.769
600.000.000
123.412.954
0,823
9
Produktivitas peralatan rendah
617.064.769
210.000.000
185.119.431
2,057
10
Pembengkaan biaya produksi
587.763.002
175.000.000
176.328.900
2,351
Evaluasi Risiko
Evaluasi dilakukan dengan memeberikan pemeringkatan terhadap besarnya risiko
yang masih tersisa (REafter) dan diklasifikasikan sesuai peringkat risiko.
ISBN : 978-602-97491-4-4
A-39-8
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XV
Program Studi MMT-ITS, Surabaya 4 Pebruari 2012
Tabel 5. Evaluasi risiko
1
Penyelesaian desain detail terlambat
REafter
(Rp,)
386.691.091
2
Jumlah tenaga kerja belum sesuai dengan kebutuhan
388.750.805
Sangat ringan
3
Kualitas produk tidak sesuai persyaratan
388.750.805
Sangat ringan
4
Kesalahan dalam pemilihan teknologi dan penentuan komponen utama
277.679.146
Sangat ringan
277.679.146
Sangat ringan
277.679.146
388.750.805
Sangat ringan
Sangat ringan
No
Nama Risiko
Klasifikasi
Sangat ringan
6
7
Jadwal pelaksanaan tidak dapat dilaksanakan sesau rencana, proyek
terlambat diselesaikan
Kualifikasi dan skill tenaga kerja tidak sesuai
Kapasitas produksi tidak mencukupi
8
Produktivitas peralatan rendah
123.412.954
Sangat ringan
9
Pembengkaan biaya produksi
185.119.431
Sangat ringan
10
Kesalahan membuat metode kerja
176.328.900
Sangat ringan
5
Perlakuan Risiko
Karena dari hasil perhitungan RRL sudah menunjukan perubahan klasifikasi risiko
berat dan sedang menjadi risiko sangat ringan, tindakan yang sesuai untuk masing-masing
risiko sudah dianggap efektif. Tindakan perlakuan risiko adalah melakukan reduksi risiko
(mitigasi) sebagaimana tabel berikut :
Tabel 6. Perlakuan risiko
No
Nama Risiko
1
Penyelesaian desain
detail terlambat
2
Jumlah tenaga kerja
belum sesuai dengan
kebutuhan
3
Kualitas produk tidak
sesuai persyaratan
Penyebab
Perlakuan (mitigasi risiko)
1. Spesifikasi teknis yang tidak jelas pada
dokumen tender
2.Tenaga engineer belum sesuai kualifikasi
1. Jumlah engineer kurang
2. Jumlah tenaga pelaksanasa kurang
1.Merekrut tenaga ahli sesuai persyaratan melalui out
sourcing, 2 tenaga ahli selama 12 bulan;
2.Dilakukan sertifikasi engineer, minimal 4 engineer
1. Sistem pengendalian kualitas lemah;
2.Metode kerja yang dilaksanakan salah;
3.Skill tenaga kerja belum memenuhi
persyaratan
1. Spesifikasi teknis yang tidak jelas pada
dokumen tender;
2.Jumlah engineer kurang;
3.Tenaga engineer belum sesuai kualifikasi
1.Merekrut tenaga ahli sesuai persyaratan melalui out
sourcing, 3 tenaga ahli selama 12 bulan;
2.Merkrut 6 tenaga teknisi selama 12 bulan
1.Menerapkan sistem manajemen mutu ISO 9001 dan
merekrut tenaga ahli sesuai persyaratan melalui out
sourcing, 1 tenaga ahli selama 12 bulan.
2.Memberikan training dan assesment kepada 30 orang
1.Minta penjelasan lebih detail pada saat aanwijzing;
2.Merekrut tenaga ahli sebagai untuk membuat kajian
pemilihan teknologi sebagai konsultan atau melalui out
sourcing, 3 tenaga ahli selama 12 bulan
1.Terjadi keterlambatan dalam penyelesaian
pekerjaan, membutuhkan waktu yang
lebih lama dari seharusnya, diperkirakan
menyebabkan keterlambatan1,5 bulan
1.Ditunjuk seorang project manager dan acting project
manager, khusus untuk pelaksanaan proyek ini, serta
membuat alokasi sumber daya dan jadwal kedatangan
material dan komponen sesuai kebutuhan
6
Kualifikasi dan skill
tenaga kerja tidak
sesuai
1.Terjadi keterlambatan dalam penyelesaian
pekerjaan, membutuhkan waktu yang
lebih lama dari seharusnya, diperkirakan
menyebabkan keterlambatan1,5 bulan
7
Kapasitas produksi
tidak mencukupi
1.Terjadi keterlambatan dalam penyelesaian
pekerjaan, membutuhkan waktu yang
lebih lama dari seharusnya, diperkirakan
menyebabkan keterlambatan1,5 bulan
1.Merekrut tenaga ahli sesuai persyaratan melalui out
sourcing, 3 tenaga ahli selama 12 bulan dan Dilakukan
training untuk meningkatkan skill tenaga kerja, 30
orang
1.Menerapkan kebijakan subkon sub assembly dan
pembelian bahan jadi, biaya yang dikeluarkan adalah
pembentukan task force untuk pekerjaan yang
disukonkan, dibutuhkan tambahan biaya untuk tim task
force (1 Manager, 1 AM, 1 Staff)
8
Produktivitas peralatan
rendah
1.Akibat turunnya produktivitas peralatan,
maka akan terjadi keterlambatan dalam
penyelesaian pekerjaan, diperkirakan 1
bulan
4
5
Kesalahan dalam
pemilihan teknologi
dan penentuan
komponen utama
Jadwal pelaksanaan
tidak dapat
dilaksanakan sesau
rencana, proyek
terlambat diselesaikan
ISBN : 978-602-97491-4-4
A-39-9
1.Menerapkan kebijakan subkon sub assembly dan
pembelian bahan jadi, biaya yang dikeluarkan adalah
pembentukan task force untuk pekerjaan yang
disukonkan, dibutuhkan tambahan biaya untuk tim task
force (1 AM dan 2 Staff)
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XV
Program Studi MMT-ITS, Surabaya 4 Pebruari 2012
No
9
10
Nama Risiko
Penyebab
Perlakuan (mitigasi risiko)
Pembengkaan biaya
produksi
1.Biaya belanja material dan komponen
melebihi anggaran, diperkirakan 3% dari
biaya komponen utama dan 5% materal
carbody
1.Melakukan komunikasi yang intensif dengan mitra kerja
untuk mendapatkan harga yang kompetitif, Melakukan
peningkatan manajemen perawatan dan menajemen
personalia lebih competitif, serta membentuk task force
untuk pekerjaan yang disukonkan, dibutuhkan
tambahan biaya untuk tim task force (1 AM dan 2
Staff)
Kesalahan membuat
metode kerja
1.Metode kerja yang dibuat sulit
diaplikasikan, maka akan terjadi beberapa
perbaikan dan diperkirakan terjadi
keterlambatan dalam penyelesaian
pekerjaan selama 1 bulan
1.Minta penjelasan lebih detail pada saat aanwijzing, tidak
ada tambahan biaya dan merekrut tenaga ahli sesuai
persyaratan melalui out sourcing, 3 tenaga ahli selama
2 bulan
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Berdasarkan analisa risiko tersebut diatas, maka kesimpulan yang dapat diberikan
adalah sebagai berikut :
1. Hasil identifikasi risiko sebagaimana daftar risiko pada tabel diatas, menunjukkan
bahwa risiko yang timbul disebabkan oleh faktor internal perusahaan dan faktor
eksternal perusahaan. Faktor internal perusahaan, antara lain :
a. Jumlah, kemampuan, dan pengalaman engineer dan tenaga pelaksana;
b. Kapasitas produksi yang belum mencukupi;
c. Kinerja peralatan yang tidak optimal (peralatan sudah tua).
Sedangkan penyebab dari faktor eksternal adalah spesifikasi teknis pada dokumen
tender tidak jelas.
2. Dalam perhitungan (RRL) yang merupakan perbandingan biaya usaha yang dilakukan
untuk mengurangi risiko (mitigasi) dengan besarnya reduksi risiko, hasilnya adalah
menjadikan risiko-risiko yangsebelumnya klasifikasi berat dan sedang menjadi dalam
klasifikasi sangat ringan.
Saran
Dari kegiatan penelitian ini ditemukan potensi risiko usaha sebesar 25,33% dari nilai
pagu dana tersedia. Hal ini dapat menggambarkan besarnya potensi risiko usaha yang
dihadapi jika perusahaan memenangkan tender pengadaan 2 unit lokomotif. Untuk itu, kami
menyarankan hal-hal sebagai berikut :
1. Perusahaan segera membentuk unit kerja yang bertanggung jawab atas manajemen
risiko usaha dan membuat perencanaan risiko pada tingkat unit divisi dan unit
departemen. Jika perusahaan mampu memenangkan tender dan mendapatkan kontrak
untuk pekerjaan pengadaan lokomotif, agar lebih efektif dibentuk tim task force atau
organisasi proyek tersendiri.
2. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan studi untuk membuat analisa yang
lebih detail dengan memasukkan faktor-faktor yang belum diakomodasi.
DAFTAR PUSTAKA
Albert Ryan (2011), Buku Pegangan Pengadaan Barang dan Jasa, Yogyakarta, Gradien
Mediatama.
ISBN : 978-602-97491-4-4
A-39-10
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XV
Program Studi MMT-ITS, Surabaya 4 Pebruari 2012
An American National Standard ANSI/PMI 99-001-2004 (2004), A Guide to The Project
Management Body of Knowledge (PMBOOK® Guide), Third Edition, Pennsylvania, Project
Managemen Institute.Inc.
Asiyanto, Ir. MBA. IPM, (2008), Manajemen Risiko Untuk Kontraktor, Jakarta, Pradnya
Paramita.
Ayu Dian Sistining (2010), Analisa RisikoPembangunan Kapal Baru, Jurusan Teknik Sistem
Perkapalan, Fakultas Teknologi Kelautan, Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya.
Hillson D, Dr. PMP. FAPM. MIRM. MCMI. (2002) The Risk Breakdown Structure (RBS) as
An Aid To Effective Risk Management, The Fife European Project Management Conference,
PMI Europe 2002, Chane France, halaman 1 – 11.
Irfan Fahmi, SE., M.Si. Alfabeta (2010), Manajemen Risiko, Teori, Kasus, dan Solusi,
Jakarta, Alfabeta.
I Gusti Ngurah Oka Saputra, Anak Agung Wiranatha (2009), Analisis Perbandingan Risiko
Kontrak Lumpsum dan Kontrak Unit Price Deangan Metode AHP, Jurnal Ilmiah Teknik Sipil
Universitas Udayana Denpasar, Vol.13, No.1, halaman 57-70.
I Nyoman Yudha Astana (2011), Analisis Kualifikasi Sumber Daya Manusia Dalam
Pengelolaan Risiko Pada PT. Adhi Karya (Perser) Tbk., Jurnal Ilmiah Teknik Sipil
Universitas Udayana Denpasar, Vol.15, No.2, halaman 183-194.
Kristianta, Akomodasi Risiko dalam Proposal Tender, diunduh 20 Oktober 2011,
http://www.migas-indonesia.com/files/article/Proposal_Tender.pdf.
Ritchie Bob, Marshall David (1993), Business Risk Management, London, Chapman & Hall.
Susilo L.J & Kaho Victor Luwi (2009), Manajemen Risiko Berbasis ISO 31000 Untuk
Industri Nonperbankan, PPM Manajemen.
Straker
David,
2011,
Risk
Calculations,
http://syque.com/quality_tools/tools/TOOLS11.htm.
diunduh
21
Oktober
2011,
Zacharias O., Panopaoulos, Askounis D. Th. (2008), Large Scale Program Risk Analysis
Using a Risk Breakdown Structure, European Journal of Economics, Finance and
Administrative Sciences.
ISBN : 978-602-97491-4-4
A-39-11
Download