BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pasar modal

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Pasar modal merupakan wahana investasi masyarakat yang mempunyai
peranan strategis dalam menunjang percepatan perbaikan perekonomian nasional.
Di samping itu pasar modal juga bertindak sebagai penghubung antara para
investor dengan perusahaan ataupun instansi pemerintah melalui perdagangan
instrument keuangan jangka panjang seperti obligasi, saham dan lainnya.
Menurut Sunariyah (2003:4) secara umum pasar modal merupakan suatu
sistem keuangan yang terorganisasi di dalamnya mencakup bank-bank komersial
dan semua lembaga perantara di bidang keuangan, serta keseluruhan surat-surat
berharga. Sedangkan pasar modal dalam arti sempit adalah suatu pasar yang
disiapkan guna memperdagangkan saham dan obligasi suatu perusahaan dan jenis
surat berharga lainnya yang memakai jasa para perantara pedagang efek.
Selain sebagai suatu instrumen ekonomi, pasar modal tidak lepas dari
berbagai pengaruh lingkungan ekonomi dan politik seperti kinerja perusahaan,
perubahan strategi perusahaan, pengumuman laporan keuangan dan dividen
perusahaan, selalu mendapat tanggapan dari para pelaku pasar di pasar modal.
Pasar modal pada umumnya mempunyai peran penting dalam perkembangan
perekonomian dan dalam pemenuhan kebutuhan dana (khususnya jangka panjang)
bagi perusahaan-perusahaan yang membutuhkan dana untuk membiayai
operasional perusahaan.
Perusahaan dalam rangka mengembangkan usahanya, melakukan berbagai
cara, di antaranya melakukan ekspansi. Untuk memenuhi kebutuhan ekspansi
diperlukan suatu dana yang tidak sedikit. Salah satu cara untuk memenuhi
kebutuhan dana tersebut yaitu dengan melakukan penawaran saham ke
masyarakat umum, yang sering disebut dengan go public. Pada saat melakukan go
public, emiten terlebih dahulu mendaftarkan sahamnya di pasar perdana yang kita
kenal dengan penawaran saham perdana atau Initial Public Offering (IPO).
Harga saham pada penawaran perdana ditentukan berdasarkan kesepakatan
antara perusahaan emiten dengan penjamin emisi (underwriter). Penjamin emisi
dalam hal ini memiliki informasi lebih baik mengenai permintaan terhadap
saham-saham emiten, dibandingkan emiten itu sendiri. Oleh karena itu penjamin
emisi akan memanfaatkan informasi yang dimilkinya untuk memperoleh
kesepakatan yang optimal dengan emiten, yaitu dengan memperkecil resiko
keharusan membeli saham yang tidak laku terjual dengan harga murah. Sehingga
emiten harus menerima harga yang murah bagi penawaran saham perdananya.
Setelah di pasar perdana, saham kemudian diperdagangkan di pasar sekunder atau
pasar modal, dimana harga saham di pasar sekunder ditentukan oleh mekanisme
pasar yaitu sesuai dengan permintaan dan penawaran. Seringkali terjadi perbedaan
harga saham di pasar perdana dengan harga saham di pasar sekunder terhadap
saham yang sama. Jika penentuan harga saham pada saat penawaran perdana lebih
rendah daripada harga saham di pasar sekunder pada penutupan harga saham
perusahaan IPO di hari pertama perdagangan disebut dengan underpricing. Harga
inilah yang dikenal sebagai initial return atau positif return bagi investor.
Sedangkan sebaliknya apabila harga saham pada saat penawaran perdana lebih
tinggi daripada harga saham di pasar sekunder pada penutupan harga saham
perusahaan IPO di hari pertama perdagangan disebut dengan overpricing.
Pada saat penawaran perdana atau IPO, terdapat kecenderungan terjadi
underpricing. Namun jika untuk jangka panjang, harga saham cenderung
mengalami overpricing. Underpricing terjadi karena perusahaan dinilai terlalu
rendah oleh underwriter serta untuk memperkecil resiko yang harus ditanggung
oleh penjamin emisi itu sendiri. Perbedaan harga saham pada pasar perdana
dengan pasar sekunder terjadi karena perbedaan informasi yang diperoleh
penjamin emisi dan investor. Perbedaan harga saham baik underpricing maupun
overpricing dapat diantisipasi dengan adanya informasi yang sama tentang
emiten, dimana baik penjamin emisi maupun investor dapat melihat informasi
tentang emiten yang terdapat dalam prospektus.
Prospektus merupakan suatu laporan yang diisyaratkan oleh Bapepam
kepada perusahaan yang ingin listing di pasar modal. Isinya antara lain informasi
historis perusahaan dan rencana-rencana perusahaan di masa yang akan datang.
Penilaian investor terhadap kondisi dan prospek perusahaan akan menentukan
besarnya dana yang dapat diakumulasikan oleh perusahaan dari pasar modal.
Masyarakat atau calon investor dalam berinvestasi mempertimbangkan beberapa
hal yang berhubungan dengan informasi yang dapat mereka pergunakan sebagai
dasar untuk mengambil keputusan suatu investasi, diantaranya laporan keuangan.
Laporan keuangan merupakan bentuk pertanggungjawaban manajemen kepada
pemilik perusahaan atau principal, namun para pelaku pasar mempergunakan
informasi yang terkandung dalam laporan keuangan tersebut sebagai tolak ukur
atau
pedoman
dalam
hubungannya
dengan
pertimbangan
membeli,
mempertahankan dan menjual saham suatu perusahaan yang bersangkutan.
Dalam hubungannya dengan penggunaan informasi keuangan yang
disediakan oleh perusahaan biasanya para investor akan menghitung rasio-rasio
keuangan yang mencakup likuiditas, leverage, profitabilitas perusahaan, dan
penilaian pasar saham dan menggunakan rasio tersebut sebagai pertimbangan
dalam pengambilan keputusan investasi. Bila semua pihak mempergunakan
informasi keuangan sebagai dasar pengambilan keputusan maka harga sahamnya
akan naik. Pada saat IPO tidak dapat dipungkiri bahwa perusahaan juga ingin
sahamnya akan mendapatkan harga yang tinggi. Pada dasarnya perusahaan
melakukan IPO ingin menambah modalnya atau mendapatkan suntikan dana
segar. Dilihat dari sisi struktur kekayaan suatu perusahaan berkaitan erat dengan
struktur modalnya.
Dengan menghubungkan elemen-elemen aktiva di satu pihak dengan
elemen-elemen pasiva di lain pihak, maka akan diperoleh gambaran tentang
keadaan finansial suatu perusahaan. Hasil perbandingan tersebut akan dapat
digunakan untuk menentukan besarnya tingkat likuiditas suatu perusahaan.
Besarnya tingkat likuiditas dapat ditentukan dengan rasio likuiditas, menurut
Fakhrudin(2001:58) rasio likuiditas merupakan rasio yang digunakan untuk
mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban finansial jangka
pendek. Jumlah aktiva perusahaan harus lebih besar atau minimal sama dengan
total kewajiban yang harus dibayar. Semakin besar jumlah aktiva lancar
dibandingkan dengan hutangnya, maka likuiditas suatu perusahaan akan semakin
tinggi, dengan semakin tinggi tingkat likuiditas perusahaan akan semakin baik.
Rasio leverage memberikan gambaran atau menunjukkan kemampuan
perusahaan untuk memenuhi segala kewajiban finansialnya pada saat menjelang
IPO. Ini berkaitan dengan struktur permodalan suatu perusahaan dalam memenuhi
segala kewajiban perusahaan baik itu jangka pendek maupun jangka panjang.
Rasio profitabilitas menunjukkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan
keuntungan dan mengukur tingkat efisiensi operasional dan efisiensi dalam
menggunakan harta yang dimilikinya.
Rasio penilaian pasar saham menunjukkan informasi penting perusahaan
yang diungkapkan dalam basis per saham.
Aktiva merupakan tolak ukur besaran atau skala suatu perusahaan. Biasanya
perusahaan besar mempunyai aktiva yang besar pula nilainya. Secara teoritis
perusahaan yang lebih besar mempunyai kepastian (certainty) yang lebih besar
daripada perusahaan kecil sehingga akan mengurangi tingkat ketidakpastian
mengenai prospek perusahaan ke depan. Hal tersebut dapat membantu investor
memprediksi resiko yang mungkin terjadi jika ia berinvestasi pada perusahaan itu.
Dalam menentukan harga saham oleh penjamin emisi maupun oleh investor di
pasar sekunder akan melihat prospek perusahaan melalui informasi yang tersaji
dalam laporan keuangan perusahaan. Pada peraturan Bapepam mengenai pedoman
mengenai bentuk dan isi prospektus dalam rangka penawaran umum (IPO) oleh
perusahaan, tertulis bahwa dalam prospectus selain laporan keuangan perusahaan
juga harus dicantumkan catatan mengenai laporan keuangan tersebut. Informasi
penting lainnya yaitu dalam rangka penawaran umum (IPO) tersebut apakah
perusahaan menggunakan informasi keuangan khususnya rasio-rasio keuangan
sebagai suatu pertimbangan dalam rangka penawaran umum (IPO) di Bursa Efek
Indonesia.
Berdasarkan latar belakang yang telah disampaikan di atas, maka ynag
menjadi pokok permasalahan dalam penelitian ini adalah:
Bagaimanakah pengaruh likuiditas, struktur modal, profitabilitas, dan penilaian
pasar saham secara parsial terhadap initial return pada perusahaan manufaktur di
Bursa Efek Indonesia?
1.2 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang telah disampaikan di atas, yang menjadi
tujuan penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui pengaruh likuiditas terhadap besarnya initial return pada
perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia.
2. Untuk mengetahui pengaruh struktur modal terhadap besarnya initial return
pada perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia.
3. Untuk mengetahui pengaruh profitabilitas perusahaan terhadap besarnya initial
return pada perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia.
4. Untuk mengetahui pengaruh penilaian pasar saham terhadap besarnya initial
return pada perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia.
1.3 Kegunaan Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pihak-pihak yang
berkepentingan. meliputi:
1. Kegunaan Praktis
Melalui penelitian ini diharapkan para pembaca dapat mengetahui bahwa
IPO banyak dilakukan oleh perusahaan-perusahaan yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia.
2. Kegunaan Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat menambah referensi dalam rangka
pengembangan khasanah ilmu pengetahuan khususnya mengenai pengaruh
variabel-variabel akuntansi terhadap besarnya initial return saham pada saat
Initial Public Offering (IPO) di Bursa Efek Indonesia.
1.4 Sistematika Penulisan
Secara garis besar, penelitan ini disusun ke dalam lima bab yang diuraikan
sebagai berikut:
BAB I : PENDAHULUAN
Bab pendahuluan ini menguraikan latar belakang masalah dan pokok
permasalahan, tujuan dan kegunaan penelitian serta sistematika
penulisan.
BAB II : KAJIAN PUSTAKA
Bab ini menguraikan landasan teori yang mendukung penelitian, hasil
penelitian sebelumnya yang terkait dan digunakan sebelumnya yang
terkait dan digunakan sebagai acuan dengan penelitian yang
dilaksanakan sekarang, serta rumusan hipotesis.
BAB III : METODE PENELITIAN
Bab ini menguraikan identifikasi variabel, definisi operasional, jenis
data, metode pengumpulan data serta teknik analisis data.
BAB IV : PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN
Bab ini menguraikan tentang karakteristik populasi, analisis data yang
mencakup hasil perhitungan dan deskripsi hasil penelitian serta
pembahasan dari permasalahan yang ada.
BAB V : SIMPULAN DAN SARAN
Bab ini menguraikan simpulan yang diperoleh dari hasil analisis
dalam pembahasan, saran-saran yang diberikan sesuai dengan
simpulan yang diperoleh dari penelitian serta keterbatasan penelitian.
Download