BAB III PERANCANGAN ALAT 3.1 Analisa Kebutuhan Dalam pembuatan Alat Pengering Pakaian ini membutuhkan beberapa perangkat hardware dan software, antara lain: 3.1.1 Hardware a. Blok Sensor Sensor yang digunakan adalah DHT11 dan LM35. DHT11 ialah sensor digital untuk temperatur sekaligus kelembaban. Mempunyai kisaran pengukuran range suhu : -40 ºC sampai +123,8 ºC, Sedangkan akurasi pengukuran temperatur +/- 0.4°C pada suhu 25 °C. Range kelembaban pada 0 sampai 100% RH, dan catu daya 5VDC serta konsumsi daya 30 µW .Sensor ini bekerja dengan interface 2- wire. Keluaran dari DHT11 adalah digital sehingga untuk mengaksesnya diperlukan pemrograman dan tidak diperlukan pengkondisi sinyal. Sensor suhu LM35 merupakan komponen elektronik dalam bentuk chip IC dengan 3 kaki (3 pin) yang berfungsi untuk mengubah besaran fisis, berupa suhu atau temperature sekitar sensor menjadi besaran elektris dalam bentuk perubahan tegangan. Sensor suhu LM35 memiliki parameter bahwa setiap kenaikan 1 ºC tegangan keluarannya naik sebesar 10 mV dengan batas maksimal keluaran sensor adalah 1,5 V pada suhu 150 °C. Misalnya pada 25 http://digilib.mercubuana.ac.id/ perancangan menggunakan sensor suhu LM35 kita tentukan keluaran adc mencapai full scale pada saat suhu 100 °C, sehingga saat suhu 100 °C tegangan keluaran tranduser (10mV/°C x 100 °C) = 1V. b. Blok Mikrokontroler Rangkaian ini menggunakan IC ATmega8 merupakan mikrokontroler keluaran ATMEL. Pada alat ini mikrikontroler berfungsi untuk mengontrol semua peralatan yang terhubung dengan IC ATmega8 terebut. Salah satunya adalah menampilkan data ke LCD. c. Blok Display Display yang digunakan adalah LCD (Liquid Crystal Display) untuk menampilkan hasil akhir dari data mikrokontroler yang berupa suhu dan kelembaban dari ruangan alat pengering pakaian. d. Blok Triac BT139 dan MOC3020 yang juga disebut sebagai triac merupakan komponen yang bekerja sebagai switching. MOC3020 berperan sebagai pemicu atau rangkaian optoisolator. Apabila rangkaian MOC dialiri daya sebesar 5V maka MOC akan menyala dan memicu BT139 untuk menyalakan pemanas dan apabila arus 5V putus maka rangkaian Triac mati dan lampu juga mati. e. Blok Catu Daya Catu daya yang digunakan untuk menurunkan tegangan sesuai dengan yang diperlukan alat,kemudian mengubah tegangan AC menjadi tegangan DC. Catu daya yang digunakan adalah trafo. 26 http://digilib.mercubuana.ac.id/ f. Blok Aplikasi Alat Aplikasi dari alat pengering pakaian ini adalah menggunakan heater 40 Watt yang keluaran panas dari lampu dimanfaatkan seabagai sumber panas kemudian panas tersebut disebarkan oleh kipas keseluruh ruangan alat pengering untuk mengeringkan. 3.1.2 Software IDE (Integrated Development Enviroment) adalah sebuah program computer yang memiliki beberapa fasilitas yang diperlukan dalam pembangunan perangkat lunak. Spesifikasi dari sofware IDE yaitu; Menggunakan bahasa C atau C++ Software untuk meng-upload program ke mikrokontroler Pemrogaman pada mikrokontroller Atmega8 menggunakan software Code Vision AVR. CV AVR merupakan sebuah software yang digunakan untuk memprogram mikrokontroler yang saat ini telah umum. Mulai dari penggunaan untuk kontrol sederhana sampai kontrol yang cukup kompleks, mikrokontroler dapat berfungsi jika telah diisi sebuah program, pengisian program ini dapat dilakukan menggunakan compiler yang selanjutnya diprogram ke dalam mikrokontroler menggunakan fasilitas yang sudah di sediakan oleh program tersebut. Salah satu compiler program yang umum digunakan sekarang ini adalah CodeVision AVR yang menggunakan bahasa pemrograman C. CodeVision AVR mempunyai suatu keunggulan dari compiler lain, yaitu adanya codewizard, fasilitas ini memudahkan kita dalam inisialisasi mikrokontroler yang akan kita gunakan. 27 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 3.1.3 Alat-alat Pendukung a) Solder Merupakan alat yang digunakan untuk memanaskan timah patri yang digunakan untuk menyambungkan komponen - komponen elektronika dengan PCB maupun digunakan untuk melubangi rangka. b) Bor Digunakan untuk membuat lubang pada PCB. c) Multimeter Digunakan untuk mengukur besarnya arus, tegangan, dan resistensi dari komponen atau pada rangkaian. d) Obeng Digunakan untuk merapatkan atau mengendorkan mur, terdiri dari obeng plus dan minus. e) Cutter Digunakan intuk memotong PCB dan Chase. f) Tang Digunakan untuk mengelupas dan memotong kabel maupun kaki komponen 28 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 3.2 Perancangan Perangkat Keras dan Rangka Kontrol Perancangannya dibagi menjadi 2 bagian meliputi : 3.2.1 Diagram Alir Dalam pembuatan alat pengeing pakaian ini ada beberapa tahap yang harus dilakukan. Tahap yang dilakukan antara lain merancang rangkaian yang digunakan dan menggambar layout PCB. Dalam satu papan PCB dibuat rangkaian sistem minimum ATmega8 yang dihubungkan dengan LCD. Tahap berikutnya setelah semua rangkaian selesai dibuat dan komponen dirangkai adalah melakukan pengujian keseluruhan rangkaian tersebut. Pengujian bertujuan untuk mengetahui apakah sistem sudah bekerja dengan baik atau tidak. Hasil pengujian dicatat sebagai data berupa hasil pengukuran suhu dan kelembaban yang ditampilkan di LCD. Gambar 3.1 Blok Diagram Alir 29 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 3.2.2 Pengaplikasian Alat Pengering Pakaian Aplikasi ini membahas tentang pnggunaan IC ATmega8 sebagai kontrol dari keseluruhan komponen yang ada. Digunakan sebagai kontrol suhu dan kelembaban yang dideteksi melalui sensor suhu dan kelembaban LHM35 dan DHT11. Keluaran sensor dari kedua sensor tersebut sudah berupa data digital sehingga tidak lagi diperlukan pengubah tegangan dari data analog ke data digital. Heater 40 Watt yang mengubah tegangan listrik menjadi energi panas, energi panas yang dikeluarkan heater digunakan sebagai sumber pengering pakaian dan terdapat kipas yang digunakan untuk menyebarkan panas keseluruh ruangan. Suhu panas dan kelembaban ruangan dapat ditentukan oleh user melalui saklar push button dengan menentukan batas suhu rendah (Low) dan batas suhu tinggi (High). Suhu dan kelembaban yang terdeteksi oleh DHT dan LHM akan ditampilkan melalui LCD. Saat suhu ruangan mencapai batas suhu tinggi maka rangkaian Triac akan mati (lampu mati) dan saat suhu mencapai batas rendah maka rangkaian Triac akan menyala (lampu menyala kembali). Setelah mencapai kelembaban yang telah ditentukan maka seluruh komponen akan mati secara otomatis dan ini menandakan bahwa pakaian telah kering. Untuk mengatur batas rendah dan tinggi dari suhu dan kelembaban digunakan saklar select, up, dan down. 30 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 3.2 Rangkaian Kontrol Alat Pengering 31 http://digilib.mercubuana.ac.id/ Keterangan Rangkaian Sistem Kontrol Alat Pengering: 1. DHT11 DHT11 merupakan sensor kelembaban yang digunakan untuk mendeteksi kelembaban ruangan alat pengering pakaian. 2. LHM35 LHM35 merupakan sensor suhu yang digunakan untuk mendeteksi suhu ruangan alat pengering pakaian 3. Mikrokontroler ATmega8 Mikrokontroler digunakan sebagai pusat pengendali alat- alat yang digunakan. Semua komponen seperti heater, kipas, LCD, dan push button yang terhubung ke mikrokontroler. 4. LCD Digunakan untuk menampilkan konversi suhu dan kelembaban dari SHT11. 5. Saklar dan Push Button Saklar On/Off digunakan untuk menghidupkan atau mematikan alat secara keseluruhan. Push Button digunakan untuk mengatur suhu dan kelembaban ruangan alat pengering pakaian. 6. Triac Digunakan sebagai rangkaian pengendali dan pensaklaran pada lampu. 7. Pemanas dan Kipas Pemanas yang digunakan adalah berupa heater 40 Watt, karena mengeluarkan panas yang dapat dimanfaatkan sebagai sumber pengering. 32 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 8. Catu Daya Alat ini menggunakan trafo sebagai catu daya untuk menurunkan tegangan 220 volt menjadi 12 volt sesuai yang dibutuhkan. 3.3 Perancangan Program Perancangan programnya sendiri dibagi menjadi 4 bagian yaitu : 3.3.1 Perancangan Program Utama Untuk Mikrokontroller 33 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 3.3.2 Perancangan Program Utama Untuk Sensor LM35 3.3.3 Perancangan program utama untuk sensor DHT11 3.3.4 Perancangan Program Utama Untuk LCD 34 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 3.4 Perancangan Utama Untuk Kotak Pengering Perancangan Untuk kotak pengering ini menggunakan akrelit berbahan fiber karena menurut penulis fiber adalah bahan yang cukup baik untuk menahan panas agar tetap berada di dalam kotak pengering dan untuk ukuran yang digunakan adalah 20cmx15cmx20cm. Ukurannya sengaja dibuat tidak terlalu besar karena alat pemgering ini hanya menggunakan 1 heater jadi akan lebih optimal proses pengeringannnya jika ukurannya tidak terlalu besar tapi tetap cukup ruangan untuk menempatkan pakaian didalamnya. Tentu saja jika kita mebicarakan panas di dalam ruangan kita tidak bias menyampingkan isolator yang ada pada kotak pengering ini. Bahan fiber yang digunakan sebenarnya sudah cukup baik menahan panas agar tetap di dalam kotak tapi ada masalah pada celah pintu kotak pengering jadi panas ada yang keluar melalui celah tersebut meskipun tidak banyak mempengaruhi paanas yang ada di dalam kotak. Gambar 3.3 Kotak Pemgering Pakaian 35 http://digilib.mercubuana.ac.id/