53 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Juli sampai dengan Agustus 2009, yang dilaksanakan di Sekolah Dasar dan Sekolah Menengah Pertama di Kabupaten Tangerang Propinsi Banten. 3.2. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode survei, yakni penelitian yang ditujukan untuk mengkaji populasi besar maupun kecil dengan menyeleksi dan mengkaji sampel yang dipilih dari populasi itu untuk menemukan insidensi, distribusi, dan interrelasi relatif dari variabel-variabel. Survei dilakukan untuk melihat kondisi masing-masing variabel yang diteliti dan sekaligus mengetahui pengaruh langsung yang terdiri dari Motivasi kerja (X1), budaya organisasi (X2), dan kepemimpinan (X3) terhadap komitmen kepala sekolah pada pelaksanaan dana operasional BOS di Kabupaten Tangerang. 54 3.3.Populasi dan Sampel Populasi sasaran dalam penelitian ini adalah Kepala Sekolah Dasar dan Sekolah Menengah Pertama di Kabupaten Tangerang Propinsi Banten. Populasi terjangkau yang dapat dijadikan sebagai kerangka sampel (sampling frame) adalah Sekolah Dasar dan Sekolah Menengah Pertama di Provinsi Banten yang berjumlah 525 orang. Dalam menetapkan jumlah sampel, dalam penelitian ini didasarkan pada pendapat Arikunto yang menyatakan bahwa apabila subjeknya kurang dari 100 lebih baik diambil semuanya, sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Selanjutnya jika subjeknya besar dapat diambil 10-15% atau 20-25% tergantung setidaknya pada: (1) kemampuan peneliti dari segi waktu, (2) sempit, luasnya pengamatan-pengamatan dari segi objek, dan (3) besar, kecilnya resiko yang ditanggung oleh peneliti. Merujuk pada ketentuan tersebut, maka sampel penelitian ini ditetapkan sebanyak 15 dari populasi atau sebesar 80 orang. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik simple random sampling. 3.4.Teknik Pengumpulan Data Untuk mengumpulkan data penelitian, baik untuk variabel motivasi kerja, budaya organisasi dan kepemimpinan digunakan kuesioner. Kuesioner diberikan kepada responden melalui sejumlah pernyataan yang telah dikembangkan dari kisi-kisi instrumen. Penggunaan kuesioner dipilih untuk mengumpulkan data karena respondennya adalah orang yang mengetahui dirinya sendiri, apa yang dinyatakan oleh subyek kepada peneliti adalah benar dan dapat dipercaya, dan interprestasi subyek tentang pertanyaan/pernyataan yang diajukan kepada subyek adalah sama 55 dengan apa yang dimaksud oleh peneliti. Instrumen tersebut diuji terlebih dahulu melalui perhitungan validitas dan reabilitas sebelum digunakan dalam penelitian. 3.5.Uji Validitas dan Reliabilitas Uji validitas digunakan agar data yang diperoleh dapat memberikan jawaban atas apa yang ingin diketahui dari suatu penelitian, sehingga dapat diketahui sejauh mana alat uji dapat mengukur apa yang sebenarnya ingin diuji (Cooper dan Schindler, 2003). Validitas yang diukur dalam penelitian merupakan validitas konstruk yang merupakan konsep pengukuran validitas dengan cara menguji apakah suatu instrumen mengukur konstruk sesuai dengan yang diharapkan. Analisis faktor merupakan teknik multivariat yang menegaskan dimensi-dimensi dari konsep yang telah dijalankan dengan mengidentifikasi tiap-tiap indikator yang paling mendekati dimensi tersebut (Sekaran, 2000), atau memecahkan masalah yang menyangkut hubungan timbal balik antara sejumlah variabel, dan kemudian menjelaskan keterkaitan antar variabel ke dalam dimensi-dimensi yang mendasari hubungan atau faktor tersebut (Hair et al., 1998). Validitas konstruk pada prinsipnya digunakan untuk menguji data, yaitu proses untuk mendapatkan nilai valid yang suai dengan rule of thumb, yaitu sebesar 0,50 (Tjiptono dan Santoso, 2004), atau harus lebih besar dari 0,30 (Hair et al., 1998). Dalam penelitian ini, peneliti mengacu pada Hair et al., (1998), yaitu dengan menggunakan Confirmatory Factor Analysis. Uji reliabilitas dilakukan setelah alat ukur dinyatakan valid. Uji reliabilitas digunakan untuk menguji alat ukur agar tidak menghasilkan bias (error free) dan mampu memberikan hasil pengukuran yang konsisten untuk beberapa butir 56 pengukuran pada waktu yang berbeda. Pengukuran ini menggunakan uji reliabilitas dengan metode Cronbanch’s alpha. Sekaran (2000) mengelompokkan nilai Cronbach’s alpha sebagai berikut : a. Cronbach’s alpha < 0,6 : reliability dianggap buruk b. Cronbach’s alpha 0,6-0,79 : reliability diterima c. Cronbach’s alpha 0,8-1,0 : reliability dianggap baik Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan standar minimal sebesar 0,60 untuk reliabilitas, dengan kata lain semua konstruk reliable pada derajat kepercayaan 0,60. 3.6.Tekhnik Analisis Data Berdasarkan pada masalah dan tujuan penelitian, analisis data dalam penelitian ini dilakukan dengan teknik analisis sebagai berikut. 3.6.1. Analisis Kualitatif Deskriptif Analisis ini dipergunakan untuk menganalisis dan menginterpretasikan data secara langsung sedangkan data yang tidak dapat dianalisis secara kualitatif di analisis dengan metode kuantiatif sehingga dapat diambil simpulan. Analisis kualitatif ini dilakukan untuk mengetahui pendapat masyarakat mengenai antributatribut yang dimiliki, kemudian diadakan peringkat untuk menilainya. 57 3.6.2. Uji Asumsi Klasik Beberapa asumsi klasik yang digunakan sebagai uji persyaratan analisis adalah: 1.Uji Normalitas Uji persyaratan analisis menggunkaan uji normalitas data dengan rumus Kolmogorov-Smirnov, dengan langkah-langkah sebagai berikut (Singgih Santoso, 2003): a. Menentukan nilai z untuk tiap-tiap variabel, dengan rumus z= X −μ , dimana: S X = Skor data variabel yang akan diuji normalitasnya μ = Nilai rata-rata S = Standar deviasi b. Menentukan luas daerah masing-masing nilai z yang diperoleh. c. Menentukan peluang harapan, yaitu 1/n dan mengakumulasikan nilai peluang harapan untuk baris selanjutnya. d. Mencari selirih antara luas daerah z dengan peluang harapan (nilai mutlak) e. Mencari nilai selisih terbesar, yang merupakan nilai K-S hitung. f. Mencari nilai K-S tabel dengan rumus: D= 1,36 n g. Membandingkan antara K-S hitung dengan K-S tabel, dengan kriteria: 58 - Jika K-S hitung > K-S tabel berarti data tidak normal - Jika K-S hitung < K-S tabel berarti data normal. 2. Uji Multikolinearitas Uji multikolinearitas digunakan untuk mengetahui apakah ada korelasi yang signifikan antar variabel bebas. Dalam statistik parametrik, adanya kejadian korelasi yang kuat antar variabel bebas tidak diperbolehkan, karena menyebabkan praduganya tidak bersifat Best Linear Unbiased Estimator (BLUE). Salah satu cara yang dapat digunakan untuk mendeteksi adanya gejala Multikolinearitas adalah dengan melihat nilai Variance Inflation Factor (VIF) yang dihasilkan dari analisis regresi berganda. Apabila nilai VIF lebih kecil dari 10 mengindikasikan tidak terjadi Multikolinearitas, sebaliknya jika nilai VIF lebih besar dari 10 menunjukkan adanya gejala Multikolinearitas 3. Uji Homogenitas Uji homogenitas juga merupakan salah satu asumsi klasik dalam analisis regresi yang harus dipenuhi. Salah satu teknik yang dapat digunakan untuk menguji homogenitas data adalah scatterplot yang dihasilkan dalam analisis regresi. Dari grafik yang diperoleh dapat diketahui homogen tidaknya data. Apabila data dalam scatterplot menyebar tanpa membentuk pola-pola tertentu, maka data dikatakan tidak homogen, dan sebaliknya jika data dalam grafik membentuk pola tertentu seperti scatterplot atau lingkaran, mengindikasikan adanya gelaja homogenitas (Santoso, 2003: 122). 59 3.6.2. Analisis Kuantitatif Inferensial 1. Persamaan Regresi Teknik analisis statistik inferensial dilakukan dengan menggunakan analisis regresi linear berganda. Analisis regresi linear berganda berguna dalam mengestimasi nilai variabel dependen dengan menggunakan lebih dari satu variabel independen (Djarwanto, 1993). Persamaan Regresi Linear Berganda adalah sebagai berikut : Y = b0 + b1..X1 + b2..X2 + b3..X3 + b4..X4 + b5..X5 Dimana : Y = komitmen b0-b3 = Koefisien regresi x1 = Motivasi kerja x2 = budaya organisasi x3 = kepemimpinan Analisa regresi linear berganda dilakukan dengan bantuan komputer melalui program SPSS (Statistical Product and Service Solution rel. 15.00). Hipotesis diuji dengan langkah-langkah sebagai berikut : 2. Uji F Test Model analisis regresi multiple ini selain untuk menguji adanya signifikasi keterkaitan variable independent dan variable dependen, juga digunakan untuk menguji signifikan indikator koefisien variabel independen terhadap variabel dependen yang diperoleh dari analisis regresi multiple ini dibandingkan dengan indikator yang sebenarnya dari mempengaruhi variabel dependen.. variabel independen tersebut yang akan 60 Dari model regresi linier berganda tersebut, untuk membuktikan apakah variabel-variabel independen secara simultan mempunyai pengaruh terhadap variabel dependen, dilakukan uji F. Dalam uji F ini dapat dinyatakan dengan rumus sebagai berikut: 1. H0 : b1, b2 …..bn = 0, berarti tidak terdapat pengaruh yang nyata antara variabel independen (X) secara sendir-sendiri terhadap variabel dependen (Y). 2. Ha : b1, b2 …..bn ≠ 0, berarti terdapat pengaruh yang nyata antara variabel independen (X) secara sendiri-sendiri terhadap variabel dependen (Y). 3. Menentukan tingkat signifikansi: Tingkat signifikansi yang diharapkan adalah α = 5% atau confidence interval sebesar 95% dan dengan degree of freedom (df) = (n-k) dan (k-1). Dimana n merupakan jumlah observasi, k merupakan jumlah variabel independen. Kaidah pengambilan keputusan adalah: 1. Apabila nilai probabilitas (p) F-hitung < α = 5%, maka maka hipotesis yang diajukan (Ha) diterima. 2. Apabila nilai probabilitas (p) F-hitung > α = 5%, maka hipotesis yang diajukan (Ha) ditolak. Rumus uji F menurut Hadi (1995: 26) sebagai berikut: F0 = R2 / k 1 − R 2 / (n − k − 1) ( ) Keterangan: F = koefisien regresi 61 N = jumlah subjek/ sampel penelitian R = korelasi antara variabel bebas (X) terhadap variabel terikat (Y) n = jumlah kelompok sampel penelitian 3. Uji t test Dari model regresi linier sederhana di atas, hasilnya adalah untuk membuktikan apakah variabel-variabel independen secara sendiri-sendiri mempunyai pengaruh terhadap variabel dependen. Kemudian dilakukan uji t. Dalam uji t ini pada dasarnya untuk menguji hipotesis yang dinyatakan sebagai berikut: 1. H0 : b = 0, berarti tidak terdapat pengaruh yang nyata antara variabel independen (X) secara sendir-sendiri terhadap variabel dependen (Y). 2. Ha : b ≠ 0, berarti terdapat pengaruh yang nyata antara variabel independen (X) secara sendiri-sendiri terhadap variabel dependen (Y). 3. Menentukan tingkat signifikansi: Tingkat signifikansi yang diharapkan adalah α = 5% atau confidence interval sebesar 95% dan dengan degree of freedom (df) = (n-k) dan (k-1). Dimana n merupakan jumlah observasi, k merupakan jumlah variabel independen. Kaidah pengambilan keputusan adalah: 1. Apabila nilai probabilitas (p) t-hitung < α = 5%, maka maka hipotesis yang diajukan (Ha) diterima. 2. Apabila nilai probabilitas (p) t-hitung > α = 5%, maka hipotesis yang diajukan (Ha) ditolak. 62 Untuk menguji pengaruh parsial menggunakan bantuan program SPSS versi 15,0 dan rumus t dari Sugiyono (2003) sebagai berikut: t = r y1 n − k − 1 1 − r y21 Keterangan: t = hasil uji koefisien korelasi parsial ry = koefisien korelasi parsial 4. R2-test Untuk mengetahui sampai seberapa jauh variabel bebas dapat menjelaskan 2 variabel terikat, maka perlu diketahui nilai koefisien determinan atau penentuan R , yang berguna untuk mengukur besarnya proporsi atau persentase jumlah variasi dari variabel terikat, atau untuk mengukur sumbangan dari variabel bebas terhadap variabel terikat. Apabila nilai koefisien determinasi sebesar 1 (100%), menunjukkan adanya hubungan yang sempurna, sedangkan nilai koefisien determinasi sebesar 0 menunjukkan tidak terdapat hubungan antara variabel independen dengan variabel yang diprediksi (Gujarati, 2003).