Relawan LPBI NU Mojokerto Bantu Pengungsi Kelud

advertisement
Mojokerto, LPBI NU
Dua jam pasca letusan pertama gunung Kelud (13/2/ 2014) pukul 22.50 WIB, 6
relawan LPBI NU sudah sampai di salah satu lokasi pengungsian. SDN 4 Damar
wulan Kecamatan Kepung, Kediri. Dalam kondisi gelap gulita, hanya beberapa
lilin yang menyala kerlip di sudut-sudut ruangan kelas. Ternyata sudah ada
ratusan pengungsi.
Gulita bukan hanya karena malam, akan tetapi hujan debu bahkan pasir masih
terus terjadi. Setelah mendapatkan keterangan petugas (Syamsul A. Dari TNI)
relawan LPBI NU bersama relawan lainnya memutuskan untuk bertahan di lokasi
ini dan akan membantu pengkondisian di titik pengungsian tersebut.
Tidak lupa tim meluncurkan perwakilan menuju kantor kecamatan Kepung sebagai
pusat komando untuk melapor serta kordinasi. Setelah bertemu dan melapor ke
Camat yang saat itu didampingi Danramil, 3 person (2 dari LPBI NU dan 1 dari
PMI) ikut melibatkan diri dalam proses evakuasi para pengungsi.
Selang beberapa lama Camat Kepung memerintahkan untuk mendatangi desa Kebon
Rejo Kecamatan Kepung karena ada laporan rumah terbakar. Bersama rombongan
kawan SAR dari Kantor SAR Surabaya yang barusan datang, tim merapat ke tempat
kejadian perkara. Sedikitnya 40 menit tim sampai di TKP. Apa boleh buat,
gelapnya langit yang tertutup erupsi, listrik yang padam ditambah PDAM yang
mampet. Tim hanya bisa berupaya menyelematkan beberapa barang dalam rumah
tersebut. Dengan menggunakan pasir yang berserakan di jalan berketebalan 10 –
15 cm titik-titik api berhasil di lokalisir. Sambil menunggu mobil pemadam
datang.
Pagipun datang, tim kembali ke posko kecamatan Kepung untuk melapor, sekalian
melaporkan bahwa relawan LPBI NU bersama PMI Kabupaten Mojokerto dan RMB,
membantu pengkondisian pengungsi di SDN 4 Damarwulan. Setelah dilakukan
pendataan paginya, jumlah pengungsi di titik ini mencapai 572 jiwa.
Penanganan di titik tersebut dilakukan sampai hari ke 8. Jumat, 21 Februari
2014 para pengungsi sudah meninggalkan lokasi. Kamipun juga tetap berada di
titik ini dengan bekerja keras mengembalikan situasi lokasi pengungsian
sebagaimana semula.
Hari selanjutnya LPBI NU akan merapat ke Posko Dapur Umum di Desa Puncu
Kecamatan Puncu Kabupaten Kediri. Wilayah ini terletak sekitar 9 – 10 KM dari
gunung Kelud. Kondisi infra struktur yang rusak berat, rumah-rumah warga
hancur atapnya, sehingga warga yang datang dari pengungsian tidak akan bisa
melakukan aktifitas sehari-hari sebagaimana biasanya.
Semua warga melakukan pembenahan rumah mereka masing-masing. Dengan
mengumpulkan genting-genting yang masih bisa digunakan dan memasangnya
kembali. Dalam kondisi ini dipastikan warga tidak akan bisa memasak, karena
dapur mereka rata-rata hancur juga tertutup pasir juga batu-batu berdiameter
2-5 cm yang disemburkan oleh Kelud.
Dapur Umum (DU) yang berdiri sejak 12 Februari 2014 itu mencoba sekuat tenaga
memaksimalkan segala potensi yang ada. Dengan alat seadanya, logistik juga
apa adanya, DU mampu memasak dan memproduksi nasi bungkus sebanyak 200
bungkus. Akan tetapi permintaan warga sudah mencapai 1000 bungkus.
Hampir semua posko bencana yang resmi di Kecamatan Kepung dan Kecamatan Puncu
Kediri, sudah sesak oleh logistik (beras, mi instan, minyak goreng, telor dll
juga pakaian layak pakai). perkiraan kasar selama seminggu ke depan korban di
dua kecamatan ini tidak takut kelaparan (asal distribusi merata).
Namun menjadi persoalan berat saat ini adalah air bersih baik untuk mandi dan
cuci. daerah terdekat gunung kelud sampai detik ini masih belum bisa
mengakses air PDAM karena mati sejak terjadi letusan.
Selain itu, tempat tinggal mereka yang rusak berat pada bagian atapnya belum
juga rampung terbenahi. Untuk sementara Terpal adalah solusi terbaik dan
mendesak bagi perlindungan dari derasnya hujan dan panasnya matahari.
Selain itu, terhentinya kegiatan belajar mengajar pada puluhan (bisa jadi
ratusan) sekolah taman kanak-kanak dan sekolah dasar bahkan sampai SMP dan
SMU, menambah masalah baru di daerah terdekat Kelud. Sehingga kegiatankegiatan Trauma Healing menjadi penting untuk dilakukan mengingat ratusan
anak usia TK dan SD tidak mempunyai kegiatan sama sekali. Korban yang masih
anak-anak ini ditakutkan mengalami trauma besar pada diri mereka sendiri.
Pada 23 Februari 2014, bertempat di TK Kusuma Mulia Desa Kebonrejo Kepung
Kediri, Tim Trauma Healing LPBI NU Kabupaten Mojokerto mencoba meringankan
beban berat psikologis bagi anak-anak. besar harapan bahwa kegiatan tersebut
mampu menghentikan trauma bencana letusan gunung pada anak-anak.
Download