KRITIK TERHADAP ALIRAN MU’TAZILAH Makalah Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah : ILMU TAUHID Dosen Pengampu : Drs.Ghofir Romas Disusun Oleh: 1. Iffatul umiyati (1501016014) 2. Siti ratna (1501016032) FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG 2015 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sejarawan barat menggolongkan mu’tazilah sebagai rasionalis. Beberapa sejarawan dan heresiographer muslim menjustifikasi para mutakalimun mu’tazilah lebih keras lagi. Bagaimanapun memang ditemukan kekufuran dalam pendirian mereka untuk menyebutkan dua saja diantara doktrin mu’tazilah yang paling kontrofesional yaitu, bahewa al-quran diciptakan dan manusia mempunyai kebebasan dan kuasa untuk berbuat. Pada abad ke10 muncul dua madzhab yang sangat bersebrangan dengan mu’tazilah yaitu asy’ariyah dan maturidiah. Masing-masing madzhab ini dinamai dengan pendirinya. Secara berturut-turut yaitu abu hasan al asy’ari (w 935) dan abu manshur al-maturidi (w 944). Pada abad 10 dan 11 asy’ariyah menentang pengaruh mu’tazilah di daerah pusat islam irak dan iran sementara maturidiah berkembang di khurasan dan asia tengah. Kedua madzhab ini menjadikan teologi ssebagai alat untuk membela apa yang sekarang kita sebut sebagai doktrin teologi islam atau tradisional. B. Rumusan Masalah 1. Apa yang dimaksud dengan aliran mu’tazilah? 2. Siapa saja tokoh-tokoh dari aliran mu’tazilah? 3. Apa saja ajaran pokok dari aliran mu’tazilah? BAB II PEMBAHASAN Aliran mu’tazilah Washil bin atha adlah pendiri dan pemuka pertama dari aliran mu’tazilah. Ajaran-ajarannya yang dibawa adalah al manzilah bayn al manzalatain, posisi diantara dua posisi pembuat dosa besar ajaran kedua adalah paham qodariyah yang dalam istilah inggris dikenal dengan nama free will and free act. Aliran mu’tazilah adalah orang-orang yang memisahkan diri. Sebutan ini mempunyai suatu kronologi yang tidak bisa dipisahkan dengan sosok al hasan al basyri ssalah seorang imam dikalangan tabiin. Asyih ristani berkata: wahai imam dalam agama, telah muncul dizaman kita inikelompok pengkafiran pelaku dosa besar. Dan dosa tersebut diyakini sebagai suatu kekafiran yang dapat mengeluatrkan pelakunya dari agama mereka adalah kaum khawarij.1 Adapun tokoh-tokohnya sebagai berikut: 1.washil bin atha (80-131 H) 2.muhammad allaf (135-226 H) 3.an-nazam (wafat 231H) 4.Al jubbai(wafat 303 H) 5. Bisyr bin al-mu’tarir (wafat 226 H) 6. Al khayyat(wafat 300 H) 7.Al qodhi abdul jabbar (wafat 1.024 M) 8. az zamhsyari (467-538 H) 1 Ricard C. Martin,Post Mu’tazilah,(yogjakarta:Ircisod,2002),hlm 35 Ajaran-ajaran pokoknya: 1) Tempat diantara dua tempat Sebagaimana yang telah dibahass diatas, bahkan seorang muslim yang mengerjakan dosa besar menurut washil bin atha, tidak kafir dan tidak mu’min tetapi fasik, tingkatan seorang fasik berada dibawah orang mu’min dan diatas orang kafir.Jalan tengah ini diambil berdasarkan al-quran surat al-isra ayat 31 dan 110 serta surat albaqoroh ayat 137 dan juga al-hadits yang artinya: “ sebaik-baik perkara ialah yang tengah-tengah 2) janji dan ancaman Aliran mu’tazilah diyakini bahwa janji tuhan akan memberikan pahalanya, dan ancaman akan menjatuhkan siksanya atas mereka, pada hari kiamat pasti dilaksanakannya. Orang yang hidup dalam segala ketaatan dan penuh taubat ia berhak akan pahala sedangkan orang yang hidup tanpa taubat dari dosa besar yang pernah dilakukannya, maka ia akan abadi dineraka, meskipun lebih ringan siksanya daripada orang kafir paham ini mengingkari adanya syafaat pada hari kiamat dengan menyampaikan ayat-ayat dengan menyampaikan ayat-ayat yang menempatkan adanya syafaat (surah saba ayatt 22 surat toha ayat 108) dan mereka mengingkari ayat-ayat yang meniadakannya (al-baqoroh : 254 dan 45) sebab syafaat berlawanan dengan janji dan ancaman. Suatu perbuatan lain dari tuhan adalah menepati janji dan ancamannya sama dengan mu’tazilah, muhammad abduh juga berpendapat bahwa janji dan ancaman tuhan mesti terjaadi jadi, wajib bagi tuhan menepati janji dan ancamannya tidak melaksanakan janji dan ancaman berarti tidak ketidaksempurnaan dalam pengetahuan dan kemampuan tuhan. 3) amar ma’ruf nahi mungkar Ajaran ini dengan amalan lahir dan lapangan fiqih daripada lapangan kepercayaan dan ketauhidan. Dengan prinsip ini diharuskan setiap muslim untuk menyiakan agama dan memberi petunjuk kepada orang yang sesat. Sejarah pemikirn islam menunjukan betapa giatnya pendukung mu’tazilah mempertahankan islam terhadap kesesatan yang tersebar luaas, pada permulaan masa abbasyiah, yaang hendak menghancurkan kebenaran islam, bahkan kadang-kadang mengunakan kekerasan. Menurut faham mu’tazilah orang-orang yang menyalahi pendiriannya dianggap sesat dan harus diluruskan. Kaum mu’tazilah telah membebaskan akal dalam membahas semua persoalan tanpa mengenal batas, baik yang berhubungan dengan alam dunia dan tuhan. Tidak ada daerah yang terhalanng bagi akal pikiran karena akal pikiran diciptakan untuk mengetaahui serta mencari dan memang ia dapat mengetahui segala sesuatu, sampai pembahasan diluar alam (metafisika) Ketidakraguan mereka dalam memegangi hasil pemikirannya. Akal fikiranlah yang membahas ayat mutasyabihat dan hadits-hadits yang tidak sejalan dengan ketentuan akal pikiran. Filosof-filosof islam adalah filosof yang beragama, yang baru mengarahkan pandangannya kepada aagama apabila suatu fikiran filsafat berlawanan dengan agama untuk kemudian diusahakan pemaduannya. Tetapi kaum mu’tazilah berbeda pendapat mereka ulama-ulama agama yang berfilsafat dimana perhatiannya yang utama ialah mengfilsafatkan. Filosof-filosof tidak berhubungan dengan agama kecuali ssekedar mempertemukannya dengan filsafat. Kaum mu’tazilah benar-benar menyelami kehidupan beragama dengan memberikan tuntunan dan mereka tidak puas kalau hanya menyendiri, sebagaimana yang dikatakan sejarah, terutama pada masa abbassyiah dimana kaum muslimin diancam dari kanan kiri oleeh aliran atau agama yang merupakan lawan-lawan kepercayaan islam. Karena itu banyak dari mereka yang menjadi orator dan pujangga serta mereka pula pertama-tama menciptakan ilmu balaghoh serta ilmu perdebatan, disamping ilmu kalam sendiri dalam islam, akal dan wahyu adalah urgen dalam kehidupan manusia aliran mu’tazzilah tidak teguh dalam pendiriannya mereka mempertahankan kebebasan berfikir tetapi mreka sendiri memusuhi orangorang yang tidak mengikuti pahamnya2 2 A Ghofir Romas,ILMU TAUHID,(Semarang;BadanPenerbitbFakultas Dakwah IAIN Walisongo Semarang 1997)Hlm 92 BAB III PENUTUP A. KESIMPULAN Aliran mu’tazilah adalah orang-orang yang memisahkan diri. Sebutan ini mempunyai suatu kronologi yang tidak bisa dipisahkan dengan sosok al hasan al basyri ssalah seorang imam dikalangan tabiin. Asyih ristani berkata: wahai imam dalam agama, telah muncul dizaman kita inikelompok pengkafiran pelaku dosa besar. Dan dosa tersebut diyakini sebagai suatu kekafiran yang dapat mengeluatrkan pelakunya dari agama mereka adalah kaum khawarij. DAFTAR PUSTAKA Martin C Ricard,2002,POST MU’TAZILAH , IRCISOD,Yogjakarta Romas Ghofir,ILMU TAUHID,BADAN PENERBIT FAKULTAS DAKWAH IAIN WALISONGO,Semarang