PROSEDUR PEMBIAYAAN BAI` BITSAMAN AJIL DI BMT AMAL

advertisement
PROSEDUR PEMBIAYAAN BAI’ BITSAMAN AJIL DI BMT AMAL
MULIA KANTOR CABANG KARANGGEDE
TUGAS AKHIR
Oleh :
Heni Solikhah
NIM : 20110004
JURUSAN SYARIAH
PROGRAM STUDI DIII PERBANKAN SYARIAH
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA
2013
PROSEDUR PEMBIAYAAN BAI’ BITSAMAN AJIL DI BMT AMAL
MULIA KANTOR CABANG KARANGGEDE
TUGAS AKHIR
Disusun Dan Diajukan Untuk Memenuhi Syarat
Guna Memperoleh Gelar Ahli Madya (A.Md )
Pada Program Studi Perbankan Syariah
Oleh :
Heni Solikhah
NIM : 20110004
JURUSAN SYARIAH
PROGRAM STUDI DII PERBANKAN SYARIAH
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA
2013
i
ii
MOTTO
Tak ada manusia yang terlahir sempurna di dunia ini
Bersyukur apa yang kita miliki selama ini
Positifkan pikiran dan lalukan apa yang menurut itu baik
yang berguna bagi diri sendiri dan sekelilingnya
v
PERSEMBAHAN
Tugas Akhir ini ku persembahkan kepada:
 Allah SWT atas semua rahmat dan karunia yang telah diberikan –
Nya
 Bapak dan Ibu (Bejo-Siti Fatimah) tersayang yang selalu
mendo’akanku
 Untuk saudara- saudaraku yang aku sayangi
(mas sin, Arip, nanang, kolis, likin mbak yuli,dan adekku alim)
yang selalu memberi motivasi buat penulis.
 Untuk sahabat-sahabatku (Sinta, Rima, Tika, Atik) yang selalu
memberiku semangat
 Untuk semua teman- teman DIII Angkatan 2010
vi
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, segala puji hanya milik Allah SWT atas limpahan
rahmat, taufiq serta hidayah-Nya. Sehingga penulis masih diberi
kesempatan untuk menyelesaikan Tugas Akhir yang berjudul “Prosedur
pembiayaan Bai’ Bitsaman Ajil Di BMT Amal Mulia Kantor Cabang
Karanggede”
Tugas Akhir ini dibuat guna memenuhi syarat untuk memperoleh
gelar Ahli Madya pada program studi DIII Perbankan Syariah dengan
terselesainya Tugas Akhir di BMT Amal Mulia Kantor cabang
Karanggede ini, bukanlah merupakan hasil usaha dari praktik semata.
Namun, berkat bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena
itu, pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang
tak terhingga kepada :
1. Bapak Dr. H. Imam Sutomo, M.Ag, selaku ketua STAIN Salatiga.
2. Bapak Drs. Mubasirun M.Ag selaku ketua Jurusan Syariah STAIN
Salatiga.
vii
3. Bapak Drs. H. Abdul Aziz NP, S.Ag.MM. selaku ketua Program Studi
DIII Perbankan Syariah STAIN Salatiga yang telah memberikan
dukungan dan motivasi.
4. Bapak H. Agus Waluyo, M.Ag selaku dosen pembimbing yang telah
meluangkan waktu, bimbingan serta pengarahan.
5. Bapak/Ibu dosen Program Studi DIII Perbankan Syariah STAIN
Salatiga yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan yang sangat
membantu dalam penulisan Tugas Akhir ini.
6. Bapak Mustofa Al Amin, S.Ag selaku Manajer BMT AMAL MULIA
Suruh yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk
melaksanakan praktik magang dan memberikan informasi serta
pengarahan.
7. Bapak Amir selaku manajer BMT AMAL MULIA Kantor Cabang
Karanggede yang telah memberikan pengarahan dan informasi.
8. Seluruh karyawan BMT Amal Mulia kantor Cabang Karanggede yang
telah banyak membantu dan memberikan data-data serta mengajari
segala sesuatu yang penulis belum mengerti sehingga penulis
mendapatkan pengalaman baru, penulis mengucapkan terimakasih
kepada mbak Tina, mas Marjid, mas Afid dan mbak Any , terimakasih
atas bimbingannya selama ini.
9. Bapak dan ibu serta keluarga yang telah memberikan motivasi dan
dukungan materiil maupun spiritual.
vii
10. Teman-teman DIII Perbankan Syariah.
11. Saudara-saudaraku
yang
selalu
memberikan
dukungan
untuk
menyelesaikan Tugas Akhir ini.
12. Semua pihak yang telah membantu terselesainya Tugas Akhir ini
Penulis menyadari sepenuhnya, bahwa Tugas Akhir ini masih jauh dari
sempurna, untuk itu kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan
untuk perbaikan dimasa mendatang. Akhirnya penulis mohon maaf atas
keterbatasan penulis. Besar harapan penulis, semoga laporan ini dapat bermanfaat
bagi pembaca.
Salatiga, Juli 2013
Penulis
Heni Solikhah
(20110004)
ix
ABSTRAK
Solikhah, Heni 2013. Prosedur Pembiayaan Bai’ Bitsaman Ajil di BMT Amal
Mulia Kantor Cabang Karanggede Tugas Akhir. Jurusan Syariah. Program
Studi DIII Perbankan Syariah. Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga.
Pembimbing: H. Agus Waluyo,M.Ag.
Prosedur di BMT Amal Mulia pertama pengajuan permohonan
pembiayaan, survey dokumen, (dalam menganalisis pembiayaan
menggunakan 5C), rapat komite pembiayaan, dan pencairan pembiayaan.
Dalam pemberian bagi hasil yang diberikan kepada BMT adalah 1.8% atau
Rp.18000
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui prosedur pembiayaan dan
bagi hasil yang akan diberikan nasabah kepada BMT Amal Mulia. Dengan
prosedur yang baik, maka meminimkan suatu angsuran yang tidak
terbayarnya di suatu BMT. Metode yang digunakan adalah metode kualitatif,
sehingga diperlukan survey langsung oleh nasabah. Data yang dibutuhkan
adalah data primer yang diolah dengan menggunakan metode sederhana.
Selain data dari survey, penyusun juga mendapat data-data dari teori
terdahulu dan penelitian terdahulu.
Teori ini digunakan untuk memperkuat analisis. Penelitian ini
menyimpulkan dalam pembiayaan bai’ bitsaman ajil harus benar-benar teliti
agar tidak terjadi anggsuran yang tidak terbayarkan. BMT dalam
memberikan bagi hasil sesuai kesepakatan dan kemampuan nasabah di BMT
Amal Mulia Kantor Cabang Karanggede.
Kata kunci: Prosedur Pembiayaan Bai’ Bitsaman Ajil
x
DAFTAR ISI
Halaman Judul Tugas akhir...…………….………………………………...i
Halaman Persetujuan Pembimbing….…………………………………….ii
Halaman Pengesahan…...…………………………………………….......iii
Halaman Pernyataan Keaslian.…………………………………….............v
Halaman Moto……………………………………………………………vi
Halaman Persembahan…………………………………………………...vii
Kata Pengantar…………………………………………………………..viii
Abstrak…………………………………………………………...……….x
Daftar Isi…… ……………………………………………………………xi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah…………………………..... 1
B. Rumusan Masalah…………………………….......... 6
C. Tujuan Penelitian…………………………………… 7
D. Manfaat Penelitian.……………………….………… 7
E. Metode penulisan………………………………….... 8
F. Sistematika Penulisan…………………………….... 9
xii
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Telaah Pustaka……………………………………….11
B. Kerangka Teori…..…………………………………..15
1.
Pengertian prosedur……………………………..15
2.
Pengertian pembiayaan Bai’ Bitsaman Ajil ……16
3.
Pengertian pembiayaan…………………………16
4.
Pengertian bagi hasil……………………… ……16
5. Prinsip analisi pembiayaan………………………17
BAB III
6.
Aspek analisis pembiayaan……………………..19
7.
Pendekatan analisis pembiayaan………………..21
8.
Sistem pembiayaan bank syari’ah………………22
LAPORAN OBYEK
A. Perkembangan
BMT Amal Mulia Kantor
Cabang
Karanggede
1. Lokasi……………..…………………………….29
B. Organisasi Perusahaan
1. Struktur organisasi………………………………30
2. Deskripsi kegiatan………………………………31
C. Visi dan Misi…………………………………………..41
D. Operasional……………………………………………42
xiii
BAB 1V
ANALISIS DATA
A. Prosedur operasional
1. Pengajuan pembiayaan……………………........... 46
2. Prosedur pemeriksaan (Survey On The Spot). ……48
3. Persiapan realisasi pembiayaan………………….. 51
4. Realisasi pembiayaaan……………………… ……53
B. Contoh Khasus BBA dan perhitungan bagi hasilnya…..55
C. Kelebihan dan kekurangan pembiayaan
Bai Bitsaman Ajil (BBA)……………………………...57
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan……………………………………………59
B. Saran……………………………………………………60
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
LAMPIRAN
ix
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama
: HENI SOLIKHAH
Tempat Tanggal Lahir
: KAB. SEMARABG, 29 Desember 1993
Alamat
: Dsn. Ngaglik Bonomerto, Suruh
Pendidikan
:
1. DIII Keuangan Perbankan Syariah
STAIN Salatiga, Tahun 2010-2013
2. SMK Sudirman Tingkir Salatiga 20082010
3. SMP NU Suruh 2006-2008
4. MI Bonomerto 2000-2006
5. TK Bonomerto 2005-2006
Keluarga
(Bejo –Siti Fatimah)
Delapan bersaud
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Institusi keuangan belum dikenal secara jelas dalam sejarah Islam, namun
prinsip-prinsip pertukaran dan pinjam-meminjam sudah ada dan banyak terjadi
pada zaman
Nabi Muhammad saw. Kemajuan pembangunan ekonomi dan
perdagangan telah mempengaruhi lahirnya institusi yang berperan dalam lalu
lintas keuangan. Para pedagang dan pengusaha sudah tidak mungkin lagi
mengurusi keuangan secara sendiri (Ridwan, 2005:51).
Konsep organisasi atau lembaga keuangan sesungguhnya sudah dikenal
sejak sebelum Nabi Muhammad diangkat menjadi Rosul. Lembaga baitul maal
merupakan lembaga bisnis dan sosial yang pertama dibangun oleh Nabi.
Lembaga ini berfungsi sebagai tempat penyimpanan (Ridwan, 2005:56).
Lembaga keuangan telah berperan sangat besar dalam pengembangan dan
pertumbuhan masyarakat industri modern. Produksi berskala besar dengan
kebutuhan investasi yang membutuhkan modal yang besar tidak mungkin
dipenuhi tanpa bantuan lembaga keuangan. Lembaga keuangan merupakan
tumpuan bagi para pengusaha untuk mendapatkan tambahan modalnya melalui
mekanisme kredit dan menjadi tumpuan investasi melalui mekanisme saving.
Lembaga keuangan telah memainkan peranan yang sangat besar dalam
mendistribusikan
sumber-sumber
daya
ekonomi
dikalangan
meskipun tidak sepenuhnya dapat mewakili kepentingan masyarakat.
masyarakat,
Lahirnya lembaga keuangan mikro Islam yang berorientasi sebagai
lembaga sosial keagamaan, kemudian popular dengan istilah BMT. Kemunculan
BMT sebagai lembaga keuangan mikro Islam yang bergerak pada sektor riil
masyarakat bawah dan menengah sejalan dengan lahirnya Bank Muamalat
Indonesia (BMI). Karena BMI sendiri secara operasional tidak dapat menyentuh
masyarakat kecil ini, maka BMT menjadi salah satu lembaga keuangan mikro
Islam yang dapat memenuhi kebutuhan masyarakat.
BMT Merupakan salah satu jenis lembaga keuangan bukan bank yang
bergerak dalam skala mikro sebagaimana Koperasi Simpan Pinjam (KSP), BMT
merupakan lembaga keuangan mikro yang berlandasan syariah. Selain itu, BMT
juga dapat dikatakan sebagai suatu lembaga swadaya masyarakat (LSM) yang
bergerak dibidang keuangan. Ini disebabkan karena BMT tidak hanya bergerak
dalam pengelolaan modal (uang) saja, tetapi BMT juga bergerak dalam
pengumpulan zakat, infaq, dan shadaqah (ZIS). Ini merupakan sebuah
konsekuensi dari namanya itu sendiri yaitu bait al-mal wat tamwil yang
merupakan gabungan dari kata baitul mal dan bait at-tamwil.
Secara singkat, bait at-mal merupakan lembaga pengumpulan dana
masyarakat yang disalurkan tanpa tujuan profit. Sedangkan bait at-tamwil
merupakan lembaga pengumpulan dana (uang) guna disalurkan dengan orientasi
profit dan komersial (Sumiyanto, 2008:15). Di samping itu peranan lembaga
ekonomi Islam yang berfungsi sebagai lembaga yang dapat mengantarkan
masyarakat yang berada di daerah-daerah untuk terhindar dari sistem bunga yang
diterapkan pada bank konvensional. Kelahiran BMT sangat menunjang sistem
perekonomian pada masyarakat yang berada di daerah karena di samping sebagai
lembaga keuangan Islam, BMT juga memberikan pengetahuan-pengetahuan
agama pada masyarakat yang tergolong mempunyai pemahaman agama yang
rendah. Dengan demikian, fungsi BMT sebagai lembaga ekonomi dan sosial
keagamaan betul-betul terasa dan nyata hasilnya.
Lahirnya BMT ini di antaranya dilatarbelakangi oleh beberapa alasan
sebagai berikut:
1. Agar masyarakat terhindar dari pengaruh sistem ekonomi kapitalis dan
sosial yang hanya memberikan keuntungan bagi mereka yang
mempunyai modal banyak. Sehingga ditawarkanlah sebuah sistem
ekonomi yang berbasis syariah. Ekonomi yang dimaksud adalah suatu
sistem yang dibangun atas dasar adanya nilai etika yang tertanam
seperti pelarangan tentang penipuan dan bentuk kecurangan, adanya
hitam di atas putih ketika terjadi transaksi, dan adanya penanaman
kejujuran terhadap semua orang dan lain-lain.
2. Melakukan pembinaan dan pendanaan pada masyarakat menengah ke
bawah secara intensif dan berkelanjutan.
3. Agar masyarakat terhindar dari rentenir-rentenir yang memberikan
pinjaman modal dengan sistem bunga yang sangat tidak manusiawi.
4. Agar ada alokasi dana yang merata pada masyarakat, yang fungsinya
untuk menciptakan keadilan sosial.
Realitas menunjukkan, adanya BMT di daerah sangat membantu
masyarakat dalam rangka pemenuhan kebutuhan ekonomi yang saling
menguntungkan dengan memakai sistem bagi hasil. Di samping itu juga ada
bimbingan yang bersifat pemberian pengajian kepada masyarakat dengan tujuan
sebagai sarana transformatif untuk lebih untuk mengakrabkan diri pada nilai-nilai
agama Islam yang bersentuhan langsung dengan kehidupan sosial masyarakat
(Sumiyato, 2008:21).
Keberadaan BMT setidaknya mempunyai beberapa peran yaitu :
1. Menjauhkan masyarakat dari praktek ekonomi non syariah. Aktif melakukan
sosialisasi ditengah masyarakat tentang arti penting sistem ekonomi Islam.
Hal
ini
dilakukan
dengan
pelatihan-pelatihan
mengenai
cara-cara
bertransaksi, dilarang curang dalam menimbang barang, jujur terhadap
konsumen dan sebagainya.
2. Melakukan pembinaan dan pendanaan usaha kecil. BMT harus bersikap aktif
menjalankan fungsi sebagai lembaga keuangan mikro, misalnya dengan jalan
pendampingan, pembinaan, penyuluhan, dan pengawasan terhadap usahausaha nasabah atau masyarakat umum.
3. Melepaskan ketergantungan pada rentenir, masyarakat yang masih
tergantung rentenir disebabkan rentenir mampu memenuhi keinginan
masyarakat dalam memenuhi dana dengan segera. Maka BMT harus mampu
melayani masyarakat lebih baik, misalnya selalu tersedia dana setiap saat,
birokrasi yang sederhana dan lain sebagainya.
4. Menjaga keadilan ekonomi masyarakat dengan distribusi yang merata.
Fungsi BMT langsung terhadap dengan masyarakat yang komplek dituntut
harus pandai bersikap, oleh karena itu langkah-langkah untuk melakukan
evaluasi dalam rangka pemetaan skala prioritas yang harus diperhatikan,
misalnya dalam masalah pembiayaan BMT harus memperhatikan kelayakan
nasabah dalam hal golongan nasabah dan jenis pembiayaan (Sudarsono,
2003:97).
Salah satu Produk BMT Amal Mulia ini adalah pembiayaa Bai’ Bitsaman
Ajil, maksud dari Pembiayaan Bai’Bitsaman Ajil di BMT Amal Mulia ini adalah
menjual dengan harga asal ditambah dengan margin keuntungan yang telah
disepakati, dan dibayar secara mengangsur.
Pembiayaan Bai’ Bitsaman Ajil (BBA) atau pembiayaan berakad jual beli,
adalah suatu perjanjian pembiayaan yang disepakati antara bank syariah dengan
nasabah dimana bank syariah menyediakan dananya untuk sebuah investasi dan
atau pembelian barang modal dan usaha anggotanya yang kemudian proses
pembayaranya dilakukan secara mencicil atau angsuran. Jumlah kewajiban yang
harus dibayarkan oleh peminjam adalah jumlah atas harga barang modal dan
mark up yang disepakati. Untuk di Indonesia produk ini tidak lagi dikembangkan
di Bank Umum Syariah (Muhammad, 2004:8).
Bai Bitsaman Ajil (BBA) adalah menjual dengan harga asal ditambah
dengan margin keuntungan yang telah disepakati dan dibayar secara kredit.
Ketentuan khusus yang berkaitan dengan Bai Bitsaman Ajil (BBA) adalah
sebagai berikut:
a. Harga barang dengan transaksi Bai Bitsaman Ajil (BBA) dapat
ditentukan lebih tinggi dari pada transaksi tunai. Namun, ketika harga
telah disepakati, tidak dapat dirubah lagi.
b. Jangka waktu pengambilan dan jumlah cicilan ditentukan berdasarkan
musyawarah dan kesepakatan kedua belah pihak.
c. Jika nasabah tidak dapat membayar tepat pada waktu yang telah
disepakati maka bank akan mencairkan jalan yang paling bijaksana.
Jalan apapun yang ditempuh bank tidak akan mengenakan sanksi dari
akad yang sama (Muhammad, 2000:30).
Pembiayaan ini sangat di anjurkan oleh BMT untuk para calon peminjam,
karena pembiayaan ini sejalur dengan syariat Islam.
Maka dari itu penulis mengambil penelitian yang berjudul “ Prosedur
Pembiayaan Bai’ Bitsaman Ajil di BMT Amal Mulia Kantor Cabang
Karanggede”.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana prosedur pembiayaan Bai’ Bitsaman Ajil (BBA) di BMT
Amal Mulia Kantor Cabang Karanggede?
2. Bagaimana bagi hasil dengan menggunakan akad pembiayaan Bai’
Bitsaman Ajil (BBA) di BMT Amal Mulia Kantor
Karanggede.
C. TUJUAN
Cabang
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui bagaimana prosedur pembiayan dengan akad Bai’
Bitsaman Ajil di BMT Amal Mulia Kantor Cabang Karangede.
2. Untuk mengetahui bagi hasil di BMT Amal Mulia Kantor Cabang
Karanggede.
D. Sedangkan manfaat penelitian ini adalah:
1. BMT Amal Mulia Kantor Cabang Karanggede
Sebagai bahan pertimbangan dalam usaha meningkatkan anggota dan
menganalisis penerapan akad Bai’ Bitsaman Ajil.
2. Bagi Penulis
Untuk mengetahui dan menambah wawasan dalam penerapan teoriteori terhadap praktek langsung di lapangan.
3. Bagi Lembaga STAIN Salatiga
Dapat menambah informasi dan referensi bagi mahasiswa Program
Studi DIII Perbankan Syariah Islam pada khususnya dalam penerapan
akad pembiayaan Bai’ Bitsaman Ajil di BMT Amal Mulia Kantor
Cabang Karanggede.
E. METODE PENULISAN
1. Tipe Penelitian
Dalam penulisan ini penulis menggunakan metode deskriptif yaitu suatu
metode dalam meneliti sekelompok manusia, suatu obyek, suatu kondisi,
sistem pemikiran ataupun peristiwa masa sekarang, maksudnya agar
penulis dapat menggambarkan penulisan Tugas Akhir ini.
2. Jenis Data
a. Data Primer
Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari obyek
penelitian atau sumber data akurat. Data ini di dapatkan dari BMT,
sedangkan data yang diperlukan dalam penelitian ini antara lain
data perkembangan nasabah yang meminjam dalam akad
pembiayaan Bai’ Bitsaman Ajil (BBA) dan data standar nominal
agunan yang diberikan oleh nasabah
kepada BMT dalam
pembiayaan Bai’ Bitsaman Ajil (BBA) data ini langsung
didapatkan dari BMT Amal Mulia Kantor Cabang Karanggede.
b. Data Sekunder
Data sekunder adalah data primer yang telah diolah lebih lanjut
dan dikumpulkan oleh pihak lain. Misalnya dalam bentuk tabel,
latar belakang, profil BMT, tujuan visi dan misi, stuktur
organisasi, dari BMT Amal Mulia Kantor Cabang Karanggede.
F. SISTEMATIKA PENULISAN
Pada
penulisan Tugas Akhir ini terdapat satu bab yang terdiri dari
beberapa sub bab yang dapat diuraikan kembali. Sistematika penulisan dalam
Tugas Akhir ini adalah sebagai berikut:
BAB I
Berisi pendahuluan, yang membahas tentang latar belakang
rumusan masalah, tujuan dan kegunaan, manfaat, serta
sistematika penulisan .
BAB II
Berisi landasan teori, yang membahas tentang telaah pustaka,
kerangka teori yang membahas tentang pengertian
prosedur,
pengertian Bai’ Bitsaman Ajil (BBA), pengertian pembiayaan,
pengertian bagi hasil, prinsip analisis pembiayaan, aspek
analisis pembiayaan, pendekatan analisis pembiayaan, sistem
pembiayaan Bank Syariah.
BAB III
Laporan obyek, yang membahas tentang lokasi dan fasilitas
BMT Amal Mulia Karanggede, organisasi perusahaan yang
membahas tentang struktur organisasi, deskripsi perusahaan,
visi dan misi BMT Amal Mulia Cabang Karanggede.
BAB IV
Analisis data yang membahas tentang prosedur pembiayaan
Bai’ Bitsaman Ajil (BBA), pengajuan pembiayaan, survey
pembiayaan,
komite
pembiayaan.
Persiapan
realisasi
pembiayaan, contoh kasus Bai’ Bitsaman Ajil (BBA) dan
perhitungan bagi hasilnya dan kelebihan serta kekurangan.
Pembiayaan Bai’ Bitsaman Ajil (BBA) di BMT Amal Mulia
Kantor Cabang Karanggede.
BAB V
Penutup yang membahas tentang kesimpulan dan saran.
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Telaah Pustaka
Menurut Taufiq dalam Tugas Akhir yang berjudul “Prosedur Realisasi
Pembiayaan Pada Bank BTN Kantor Cabang Syariah Solo” Tahun 2008
dengan menggunakan Metode Kualitatif. Bank BTN Kantor Cabang Syariah
Solo merupakan suatu lembaga keuangan yang berusaha dalam bidang jasa
perbankan dengan memberikan pelayanan kepada masyarakat sesuai prinsip
syariah. Sebagai lembaga keuangan yang berusaha dalam bidang jasa
perbankan
syariah, maka Bank BTN Kantor Cabang Syariah Solo juga
memiliki fungsi sebagai lembaga keuangan yang menghinpun dana dari
masyarakat dalam bentuk tabungan dan menyalurkan kembali dana tersebut
dalam bentuk pembiayaan. Pembiayaan pada Bank BTN Kantor Cabang
Syariah Solo ada beberapa macam salah satunya adalah pembiayaan KPR
Perorangan Bersubsidi dilakukan dengan menggunakan akad murabahah yaitu
akad perjanjian jual beli atas rumah antara nasabah sebagai pembeli
sedangkan pihak bank selaku penyedia barang, pembayaran dapat dilakukan
dengan cara lumsum atau angsuran. Dalam jual beli tersebut bank akan
memperoleh keuntungan dari margin yang telah ditentukan sesuai kesepakatan
bersama.
Ning Setio Wulan dalam Tugas Akhirnya yang berjudul “Bagi Hasil
Pada Tabungan Mudharabah Di BMT Anda Ngablak Kabupaten Magelang”
Tahun 2005 dengan menggunakan metode kualitatif. Menurutnya, perbankan
merupakan suatu institusi atau lembaga keuangan yang mempunyai peran
yang sangat penting dalam bidang ekonomi. Perkembangan perbankan di
Indonesia mengalami perkembangan yang cukup pesat selama lima tahun
terakhir. Dari hanya satu bank syariah pada tahun 1997, hingga 2002 setelah
terdiri dua bank syariah penuh dan lima bank yang memiliki unit usaha
syariah. Dalam perkembangan bank syariah ini tidak hanya di perkotaan saja,
tapi di daerah-daerah pun sudah berkembang yang disebut dengan Baitul Maal
Wat Tamwil (BMT), yang melayani masyarakat di tingkat menegah ke bawah
umumnya. Prosedur pembiayaan mudharabah pada Bank Syariah dilakukan
dengan mengisi formulir pembiayaan dan melengkapi persyaratan, kemudian
formulir pembiayaan akad mudharabah itu dianalisis dan disurvey oleh bagian
pembiayaan. Bagian pembiayaan dalam analisisnya menggunakan prinsip 5C.
Setelah itu baru pembiayaan dapat terealisasi dan nasabah berkewajiban
mengembalikan secara mengangsur tepat pada waktunya menurut kesepakatan
bersama yang ada dalam akad perjanjian.
Latifah Subekti dengan tugas akhirnya “Prosedur Analisis Pembiayaan
Bai’ Bitsaman Ajil (BBA) Pada Koperasi Simpan Pinjam Syariah (KSPS)
BMT Rama Salatiga” Tahun 2010 dengan menggunakan Metode Kualitatif.
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui prosedur pembiayaan, langkahlangkah pemberian pembiayaan, pertimbangan dan menyetujui suatu
pembiayaan, serta bagaimana realisasi pembiayaan dan cara pengembalianya.
Perencanaan penyaluran pembiayaan harus dilakukan dengan baik agar tidak
mengalami collapse yang mengakibatkan kerugian pada lembaga keuangan,
hal yang paling berpengaruh terhadap pembiayaan adalah bagaimana
kebijakan mengenai prosedur pemberian pembiayaan akan membantu nasabah
dalam usaha mengembangkan bisnisnya. Dan selanjutnya akan semakin
banyak nasabah yang mengajukan kredit dan pengaruhnya terhadap pendapat
yang diperoleh KSPS BMT RAMA salatiga akan meningkat. Dari hasil
pengamatan dan menunjukan prosedur pembiayaan yang berhasil diterapkan
yaitu pada pembiayaan Bai’ Bitsaman Ajil, sehingga strategi pemasaran
pembiayaan yang dijalankan KSPS BT RAMA efektif diterapkan pada produk
pembiayaan Bai’ Bitsaman Ajil. Kesimpulan penelitian ini adalah prosedur
yang diterapkan sangat mudah, ringan dan tidak dipersulit. Langkah yang
diambil atau ditempuh dengan tahap-tahapan analisis dan evaluasi yang
diperlukan data yang riil, dengan penuh kehati-hatian.
Apti Barkiyah, Tahun 2007 dengan menggunakan metode kualitatif
dengan judul Tugas Akhirnya “ Prosedur Pembiayaan di BMT RAMA” BMT
(Baitul Mal Watamwil) merupakan salah satu lembaga keuangan yang
berdasarkan sistem syariah yang kegiatanya menerima dana dari masyarakat
yang mengalami kelebihan dana dan menyalurkan dalam bentuk biaya,
penyaluran dana yang dilakukan oleh lembaga keuangan syariah merupakan
hal yang paling penting, ini karena sumber pendapatan utamanya berasal dari
jasa pembiayaan yang disalurkan, sehingga dalam pengambilan kebijakan
yang terkait dengan pembiayaan memerlukan kecermatan serta ketelitian
dengan seksama agar lembaga keuangan yang bersangkutan tidak mengalami
kerugian. Perencanaan penyaluran pembiayaan harus dilakukan dengan baik
agar tidak mengalami defisit income yang mengakibatkan kerugian pada
lembaga keuangan hal yang paling berpengaruh terhadap pembiayaan adalah
kebijakan
mengenai
prosedur
pemberian
pembiayaan
yang
dipakai.
Kemudahan dalam memperoleh pembiayaan akan membantu nasabah dalam
usaha dalam mengembangkan bisnisnya. Dan selanjutnya akan semakin
banyak nasabah yang mengajukan kredit dan pengaruhnya terhadap
pendapatan yang diperoleh bank akan meningkat.
Menurut Maftukhatul Khalifa Tahun 2011 dengan menggunakan metode
kualitatif dengan TA yang berjudul “ Prosedur Pembiayaan Talangan Haji di
Bank Syariah Mandiri (BSM)” Bank Mandiri Syariah (BSM) Kantor Cabang
Salatiga merupakan suatu lembaga keuangan yang berusaha dalam bidang jasa
perbankan yang memberikan layanan kepada masyarakat sesuai dengan
syariah Islam. Sebagai lembaga keuangan yang berusaha dalam jasa
perbankan syariah, maka BSM Kantor Cabang Salatiga juga memiliki fungsi
sebagai media intermediasi untuk melakukan penghimpunan dana dari
masyarakat dalam bentuk pembiayaan. Pembiayaan pada BSM Cabang
Salatiga terdapat beberapa macam, salah satunya adalah pembiayaan talangan
haji yaitu dana talangan dari bank kepada nasabah khusus untuk menutupi
kekurangan dana yang digunakan dalam memperoleh porsi haji dan pada saat
pelunasan BPIH (Biaya Perjalanan Ibadah Haji). Dana talangan haji diberikan
karena nasabah belum mengembalikan secepatnya sejumlah yang dipinjam
setelah jangka waktu tertentu. Pelaksanaan pembiayaan talangan haji
dilakukan dengan skim Qardh Wal Ijarah yaitu akad pemberian pinjaman dari
bank kepada nasabah yang disertai dengan penyerahan atas tugas agar bank
menjaga barang jaminan yang diserahkan. Dalam fasilitas pembiayaan
talangan haji, nasabah harus menyertakan persyaratan yang diperlukan yaitu
pertama membuka rekening tabungan MARBUR, bukti SPPH dari
Departemen Agama, fotocopy KTP (Kartu Tanda Penduduk), KK (Kartu
Keluarga), serta fotocopy Surat Nikah.
B. Kerangka Teoritik
1. Pengertian Prosedur
Prosedur berdasarkan buku pedoman BMT Amal Mulia adalah cara yang
ditentukan (spesifik) untuk melaksanakan aktivitas intruksi kerja. Satu
langkah atau aktivitas di dalam prosedur.
2. Pengertian Bai’ Bitsaman Ajil (BBA)
Bai’ Bitsaman Ajil (BBA) adalah pembiayaan yang diberikan untuk
pembelian suatu barang yang diperlukan nasabah, dan nasabah akan
membayar secara angsur sebesar harga pokok ditambah kelebihan yang
disepakati mark up (SOP BMT Amal Mulia)
Pembiayaan Bai Bitsaman Ajil (BBA). Pembiayaan berakad jual
beli, adalah suatu perjanjian pembiayaan yang disepakati antara bank
dengan nasabah, dimana bank syariah menyediakan dananya untuk sebuah
investasi dan atau pembelian barang modal dan usaha anggotanya yang
kemudian proses pembayaranya dilakukan secara mencicil atau angsuran.
Jumlah kewajiban yang harus dibayarkan oleh peminjam adalah jumlah
atas harga barang modal dan mark up yang disepakati. Untuk di Indonesia
produk ini tidak lagi dikembangkan di bank umum syariah (Kasmir,
8:2008).
3. Pengertian pembiayaan
Pembiayaan secara luas berarti, financing atau pembelanjaan yaitu
pendanaan yang dikeluarkan untuk mendukung investasi yang telah
direncanakan, baik dilakukan sendiri maupun dijalankan oleh orang lain
(Muhammad, 2002:304).
4. Pengertian Bagi Hasil
Bagi hasil adalah perhitungan pembagian pendapatan yang
diperoleh lembaga keuangan BMT setiap bulan berjalan berdasarkan
nisbah (rasio) yang disepakati antara penyimpan dan BMT yang
bersangkutan. (SOP BMT Amal Mulia)
Bagi hasil menurut terminologi asing (inggris) dikenal dengan
profit sharing. Profit sharing dalam kamus ekonomi diartikan pembagian
laba. Profit sharing diartikan distribusi beberapa bagian dari laba pada
para pegawai dari suatu perusahaan. Lebih lanjut dikatakan, bahwa hal itu
dapat berbentuk suatu bonus uang tunai tahunan yang didasarkan pada laba
yang diperoleh pada tahun-tahun sebelumnya, atau dapat berbentuk
pembayaran mingguan atau bulanan (Muhammad, 18:2004).
5. Prinsip analisis pembiayaan
Analisis pembiayaan didasarkan pada rumus 5C, yaitu:
a. Character artinya sifat atau karakter atau kepribadian calon debitur,
dengan tujuan untuk memperkira kemungkinan bahwa anggota
pengguna dana atau anggota KJKS BMT yang menggajukan
pembiayaan dapat memenuhi kewajibanya.
b. Capacity artinya penilaian secara subyektif tentang kemampuan
debitur untuk melakukan pembayaran, kemampuan ini diukur dengan
catatan prestasi debitur masa lalu yang didukung dengan pengamatan
di lapangan atas usaha nasabah, cara berusaha dan tempat nasabah.
c. Capital artinya penilaian terhadap kemampuan modal yang dimiliki
oleh calon debitur, yang diukur dengan posisi usahanya secara
keseluruhan melalui rasio financial nya dan penekanan pada
komposisi modalnya.
d. Collateral artinya jaminan milik calon debitur, penilaian untuk lebih
menyakinkan jika suatu resiko kegagalan pembayaran terjadi, maka
jaminan dipakai sebagai pengganti dari kewajibanya. Tapi, collateral
dalam KJKS BMT dapat lebih ditekankan pada faktor kepercayaan,
pendekatan hubungan dengan pengusaha, kegiatan usahanya, saling
mengenal karena daerah usahanya tidak luas melalui tanggung
renteng atau bersama tokoh setempat yang diiringi dengan pengajian
bersama.
d. Condition artinya bagian pembiayaan KJKS BMT harus melihat
kondisi perekonomian secara umum, khususnya yang terkait dengan
jenis usaha calon debitur. Hal tersebut dilakukan dilakukan karena
keadaan eksternal usaha yang dibiayai.
Sedangkan 8 P terdiri:
1. Personality, yaitu penilaian calon debitur dari kepribadian atau
tingkah lakunya.
2. Party, yaitu penilaian mengklarifikasikan anggota ke dalam golongan
tertentu berdasarkan modal, loyalitas dan karakternya.
3. Purpose, yaitu penilaian dengan menggetahui tujuan penggunaan
pembiayaan.
4. Prospect, yaitu penilaian terhadap hukum prospek usaha calon
debitur.
5. Payment,
yaitu
penilaian
terhadap
ukuran
calon
debitur
mengembalikan pembiayaan.
6. Profitability, yaitu penilaian terhadap kemampuan nasabah dalam
mencari laba.
7. Protection, yaitu penilain terhadap kemampuan calon debitur dalam
memberikan perlindungan usaha dan jaminan yang ada.
3 R terdiri:
a. Return,
yaitu
pengembalian
dalam
bentuk
keuntungan
atas
penggunaan pembiayaan yang diberikan.
b. Repayment, yaitu kemampuan dan kesanggupan anggota untuk
membayar kembali semua pembiayaan yang diterima.
c. Risk, yaitu kemampuan untuk mengantisipasi risiko kegagalan.
8. Aspek yang dinilai
Ada beberapa aspek yang perlu diperhatikan oleh penjabat bank dalam
melakukan analisis pembiayaan, diantaranya adalah:
a. Analisis aspek keuangan
Aspek yang dinilai adalah sumber-sumber dana yang dimiliki untuk
membiayai usaha dan bagaimana menggunakan dana tersebut. Penilaian
BMT dari aspek keuangan pada umumnya menggunakan alat ukur
sebagai berikut:
b.
1.
Payback period (PP), yaitu jangka waktu pengembalian.
2.
Net present value (NPV), yaitu nilai sekarang dari suatu investasi.
3.
Profitability indeks (PI), yaitu indeks tingkat keuntungan.
4.
Internal rate of return (IRR), yaitu tingkat bunga pengembalian.
5.
Break event point (BEP), yaitu jangka waktu terjadinya nilai laba
Analisis aspek yuridis
Yang dinilai dalam aspek ini adalah legalitas badan usaha serta izin-izin
yang dimiliki perusahaan. Yang terkait dengan aspek legal pangajuan
pembiayaan ini meliputi:
1. Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP)
2. Tanda Daftar Perusahaan (TDP)
3. Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP)
4. Keabsahan surat-surat yang dijaminkan misalnya sertifikat tanah
5. Hal-hal yang dianggap penting lainya
c. Analisis aspek pemasaran:
Dalam aspek ini yang dinilai adalah permintaan terhadap produk yang
dihasilkan saat ini maupun di masa yang akan datang. Yang perlu diteliti
dalam aspek ini adalah:
1. Pemasaran produknya selama beberapa waktu yang lalu
2. Rencana penjualan dalam produksi selama beberapa waktu dimasa
yang akan datang
3. Peta kekuatan pesaing yang ada
4. Prospek produk secara keseluruhan
5. Fluktuasi harga penjualan
6. Program promosi
7. Daerah pemasaran
d.
Pendekaatan pembiayaan
Selain itu, lebih baik lagi analisis pembiayaan dilengkapi dengan
beberapa pendekatan (approach) berikut:
1. Pendekatan karakter (character approach)
2. Pendekatan kemampuan pelunasan (repayment approach)
3. Pendekatan jaminan (collateral approach)
4. Pendekatan atas dasar tingkat ketelaksanaan proyek usaha calon
nasabah (feasibility approach)
5. Pendekatan capital (penilaian terhadap kemampuan modal yang
dimiliki)
6. Pendekatan
terhadap
kondisi
perekonomian
secara
umum
khususnya yang terkait dengan jenis usaha anggota (condition
approach)
7. Pendekatan fungsi KJKS BMT sebagai lembaga profit dan non
profit
8. Pendekatan budaya yang mencangkup:
a. Pola hidup
b. Semangat juang dalam usaha
c. Tingkah laku dan akhlak
d. Tanggungan hidup
e. Memiliki bakat usaha
f. Pengalaman usaha
g. Rumah tangga
h. Jarak (Sumiyanto Ahmad, 2008:165-168).
6. Sistem pembiayaan Bank Syariah
a. Menurut sifat penggunaanya, pembiayaan di dapat dibagi menjadi dua
hal yaitu:
1. Pembiayaan produktif
Pembiayaan yang ditunjukan untuk memenuhi kebutuhan
produksi dalam arti luas, yaitu untuk meningkatkan usaha, baik
usaha produksi, perdagangan, maupun investasi.
2. Pembiayaan konsumtif
Pembiayaan yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan
konsumsi, yang akan habis digunakan untuk memenuhi
kebutuhan
b. Menurut keperluanya, pembiayaan produktif dapat dibagi menjadi dua
yaitu:
1. Pembiayaan modal kerja
yaitu Pembiayaan untuk memenuhi kebutuhan:
a. Peningkatkan
produksi, baik secara kuantitatif yaitu
jumlah hasil produksi maupun kualitatif, yaitu peningkatan
kualitatif atau mutu hasil produksi.
b. Untuk keperluan perdagangan atau peningkatan untility of
place dari suatu barang.
Unsur-unsur modal kerja terdiri atas komponen-komponen:
1. Pembiayaan likuiditas (Cash Financing)
Pembiayaan
ini
pada
umumnya
digunakan
untuk
memenuhi kebutuhan yang timbul akibat terjadinya ketidak
sesuaian (mismatched) antara cash inflow dan cash outflow
pada perusahaan nasabah.
2. Pembiayaan piutang (Receivable Financing)
Kebutuhan pembiayaan ini timbul pada perusahaan yang
menjual barangnya dengan kredit, tetapi baik jumlah
maupun jangka waktunya melebihi kapasitas modal kerja
yang dimilikinya.
a. Pembiayaan piutang (Receivable Financing)
Bank memberikan pinjaman dana kepada nasabah
untuk mengatasi kekurangan dana karema masih
tertanam dalam piutang.
b. Anjak puitang (factoring)
Fasilitas ini diberikan oleh bank dalam bentuk
pengambil alihan piutang nasabah.
3. Pembiayaan persediaan (inventory financing)
Bank syariah mempunyai mekanisme tersendiri untuk
memenuhi kebutuhan pendanaan persediaan tersebut, yaitu
antara lain dengan menggunakan prinsip jual-beli (al-bai).
a.
Bai’ al mudharabah
Pembiayaan persediaan dalam usaha produksi
terdiri atas biaya pengadaan barang bahan baku
penolong.
b. Bai’ al istisna
Melalui fasilitas ini, bank melakukan pemesanan
barang dengan harga yang disepakati kedua belah
pihak (biasanya sebesar biaya produksi ditambah
keuntungan bagi produsen, tetapi lebih rendah
dengan harga jual) dengan pembayaran di muka
secara bertahap, bank meneliti spesifikasi dan
kualitas work in process tersebut, kemudian
melakukan
pembayaran
untuk
proses
tahap
berikutnya, sampai tahap akhir dari proses produksi
tersebut hingga berupa bahan jadi.
c.
Bai’as-Salam
Melaluli fasilitas ini, bank melakukan pemesanan
barang kepada nasabah dengan pembayaran di
muka secara sekaligus dan nasabah berkewajiban
mengembalikan barang tersebut pada tanggal yang
disepakati dalam kontrak, pada waktu yang
bersamaan bank dapat mencari pembeli atas produk
tersebut.
4. Pembiayaan modal kerja untuk perdagangan
a. Perdagangan umum
Perdagangan umum adalah perdagangan yang
dilakukan dengan target pembeli siapa saja yang
datang
membeli
barang-barang
yang
telah
disediakan di tempat penjual, baik pedagang eceran
(retailer) maupun pedagang besar (whole seller).
b. Perdagangan berdasarkan pesanan
Perdagangan ini biasanya tidak dilakukan atau
diselesaikan di tempat penjual, yaitu seperti
perdagangan antar kota, perdagangan antar pulau,
atau perdagangan antar negara. Pembeli terlebih
dahulu memesan barang barang yang dibutuhkan
kepada penjual berdasarkan contoh barang atau
daftar
barang
serta
harga
yang
ditawarkan.
Biasanya pembeli hanya akan membayar apabila
barang-barang yang dipesan telah diterimanya. Hal
ini mengindari kemungkinan risiko terjadinya
akibat ketidak mampuan penjual untuk memenuhi
pesanan atau ketidak sesuaian jumlah dan kualitas
barang yang dikirimkan dengan spesifikasi yang
dimaksud dalam surat penawaran atau pemesanan.
5. Pembiayaan Investasi
Pembiayaan investasi diberikan
kepada para nasabah
untuk keperluan investasi, yaitu keperluan penambahan
modal guna mengadakan rehabilitas perluasan usaha,
ataupun pendirian proyek baru.
Cirri-ciri pembiayaan investasi:
a. Untuk mengadaan barang-barang modal
b. Mempunyai perencanaan alokasi dana yang matang
dan terarah
c. Berjangka waktu menengah atau panjang
6. Pembiayaan Konsumtif
Pembiayaan konsumtif diperlukan oleh pengguna dana
untuk memenuhi kebutuhan konsumsi dan akan habis pakai
untuk
memenuhi
kenbutuhan
tersebut.
Kebutuhan
konsumsi dapat dibedakan atas kebutuhan antara lain:
a. Kebutuhan primer yaitu kebutuhan pokok baik berupa
barang, seperti makanan, minuman, pakaian, dan
tempat tinggal, maupun berupa jasa, seperti pendidikan
dasar dan pengobatan.
b. Kebutuhan Sekunder yaitu kebutuhan tambahan, yang
secara kuantitatif maupun kuantitatif lebih tinggi atau
lebih mewah dari kebutuhan primer, baik berupa
barang seperti, makanan, minuman atau
perhiasan,
bangunan rumah, kendaraan, dan sebagainya, maupun
berupa jasa, seperti pendidikan, pelayanan kesehatan,
pariwisata, hiburan dan sebagainya
BAB III
LAPORAN OBYEK
A. Perkembangan BMT Amal Mulia
BMT Amal Mulia
memiliki kantor pusat di suruh yang berlokasi
dijalan Sumberejo-Suruh No.57 Suruh Kabupaten Semarang Propinsi Jawa
Tengan, Telp/Fax. 0298 317100, Kode Pos 50776. Merupakan salah satu
BMT dari 15 BMT baru di wilayah Kabupaten Semarang yang terakhir
melalui Program P3T (Penanggulangan Tenaga Kerja Terampil) pada bidang
LPE (Lembaga Ekonomi Produktif) yang diselenggarakan atas kerja sama
antara Depnaker Kabupaten Semarang dengan Fasilitator dari PINBUK
(Pusa Inkubasi Bisnis Usaha Kecil) Kabupaten Semarang. Proses pendirian
diawali dengan sosialisasi BMT oleh PINBUK
Kabupaten Semarang pada
acara pengajian IPHI kecamatan Suruh yang diselenggarakan di rumah H.
Syahri Dusun Morangan Desa Suruh. Sosialisasi tersebut merupakan pertama
kali
diwilayah kecamatan Suruh dan bersifat informative. Beberapa
pengelola yang telah terseleksi melalui program P3T tersebut mengikuti
pelatian tentang pengelola manajemen operasional BMT se-Jawa Tengah di
Asrama Haji Donohuda Solo yang diselenggarakan oleh PINBUK Propinsi
Jawa Tengah. Pelatihan tersebut diadakan selama dua minggu dan
dilanjutkan dengan Job On Trainng di BMT Assa’adah Gedangan Sraten
Salatiga selama kurang lebih lima hari. Setelah pelatihan, diadakan
pertemuan para tokoh masyarakat/calon pendiri BMT di Gedung PKK Desa
Plumbon, tetapi belum membuahkan hasil yang maksimal. Namun setelah
diadakan pertemuan ulang pada pertengahan bulan Agustus 1998 di rumah
Bapak H. Badrudin yang dihadiri oleh beberapa orang yang merupakan tim
mengagendakan susunan pengurus sementara. Fllow Up-1 pertemuan di
Gedung Ar-Rohmah yang dihadiri oleh calon pendiri disahkan susunan
pengurus BMT Amal Mulia Mulia Suruh serta disepakati ketentuan
simpanan pokok per anggota pendiri sebanyak Rp. 200.000,- dan simpanan
wajib per anggota Rp. 2000 setiap bulan. Kemudian neraca awal BMT Amal
Mulia per 20 Oktober 1998 telah diresmikan BMT Amal Mulia Suruh oleh
Bapak Camat Kepala Wilayah Kecamatam suruh yang diwakil oleh MPP
kecamatan Suruh Bapak Suparno Andes di Kantor BMT Amal Mulia Suruh.
Kemudian membuaka kantor Cabang Jln. Raya Wonosegoro–Karanggede,
Trayon, Kebonan, Kec. Karanggede, Kab. Boyolali Propinsi Jawa
Tengah/Fak. 0298 610714 diresmikan pada tanggal 05 Mei 2011.
1. Lokasi BMT Amal Mulia kantor Cabang Karanggede
Kantor Cabang
Jln. Raya Wonosegoro – Karanggede, Trayon,
Kebonan, Kec. Karanggede, Kab. Boyolali Profinsi Jawa Tengah/Fak.
0298 610714 diresmika pada tanggal 05 Mei 2011. Tempatnya
strategis selain itu dekat dengan Pasar Karaggede.
B. Organisasi Perusahaan
1. Struktur Organisasi
Nama
: Koperasi BMT Amal Mulia
No Badan Hukum
: 069/BH/KDK.II.I/IV/1999 tanggal
24 Maret 1999
Perubahan
: 01/PAD/I/2011 tanggal 12 Januari
2011
Jenis
: Koperasi Serba Usaha
Alamat
: Jln Raya Wonosegoro-Karanggede,
Trayon, Kebonan Kec.Karanggede
Kabupaten Boyolali.
NPWP
: 02. 253. 369. 9. 505. 000
SIUP
: 503/12/PM/III/2010
Pengurus :
Ketua
: Fatkhul Munib
Sekretaris
: H. Hartoyo Spd.
Bendahara
: H. Budoyo Akbar
Pengawas
Ketua
: Ahmad Hazim, SE
Anggota 1
: Hj. Robiyah
Anggota 2
: Dra. Hj. Rachmawati
Penggelola di BMT Amal Mulia Kantor Cabang Karanggede
Pengelola 6 Orang
Manajer Umum
: Mustofa Al Amin SAg.
Manajer Cabang
: Amir Mahmud
Kasir/Teller
: Restina Hardanik, SE
Pembiayaan/Marketing : Mahdan Majid, AMd.
Marketing/CS
: Anny Puji Rahayu, AMd.
Penjaga/Scuirity 2 0rang
Penjaga Pagi
: Afid Eka Ardana
Penjaga Malam
: Sugito
2. Diskripsi Kegiatan
Tugas masing-masing unsur organisasi dikemukakan sebagai berikut:
A. Ketua
1. Menyelenggarakan RAT menyusun/merumuskan kebijakan
umum untuk mendapat persetujuan Rapat Anggota.
2. Mengevaluasi kegiatan BMT
3. Mensosialisasikan BMT
4. Menyelenggarakan Rapat Pengurus untuk:
a. Evaluasi bulanan dan perkembangan kinerja BMT
b. Bersama pengelola menentukan dan membuat kebijakan
strategi BMT.
c. Menandatangani dokumen dan surat yang berhubungan
dengan lembaga lain.
Wewenang :
1. Mengangkat dan memberhentikan General Manajer
BMT
2. Menyetujui/menolak mengenai :
a. Membiayai yang nilainya di atas wewenang
Manajer
b. Kebijakan baru BMT dengan pertimbangan dari
pengurus yang lain
c. Kerjasama dengan pihak lain (Investor Asing)
yang diusulkan Pengurus yang lain
d. Anggaran yang diajukan General Manajer dengan
pertimbangan dari Bendahara Pengurus
3. Mengesahkan laporan bulanan yang diajukan General
Manajer
4. Mendelegasikan tugas dan wewenang kepada yang
ditunjuk jika berhalangan.
5. Dengan General Manajer memilih dan memutuskan
kantor
Akuntan Publik (KAP) yang ditugaskan
untuk mengaudit laporan pengelola.
B. Sekretaris
1. Mengadakan acara pada kegiatan :
a.
Rapat Pengurus
b.
Rapat Anggota
c.
Pertemuan Pengurus dengan Pengelola
d.
Kunjungan pengurus ke instansi/lembaga
2. Menyusun konsep surat-surat keluar (ekstern) dan ke dalam
(intern) dari pengurus
3. Menerima dan melayani tamu yang berhubungan dengan
ketua pengurus BMT
4. Menyampaikan amanat dari ketua dalam pertemuan apabila
ketua berhalangan hadir
5. Menyerap dan menyampaikan aspirasi anggota koperasi
6. Menerima masukan (saran dan kritik) yang diajukan oleh para
pengelola kepala pengurus
7. Menyusun konsep kebijakan (policy) pengurus atas BMT
Wewenang :
a. Mempertimbangan kepada ketua mengenai masalah
legalitas hukum dan protokoler
b. Meminta laporan bulanan, kuartal, semesteran, tahunan
yang belum diaudit yang diajukan manajer
c. Mencari masukan dan aspirasi dari anggota yang lain
yang berhubungan dengan yang dihadapi BMT.
C. Bendahara
1.
Menelaah anggaran yang diajukan oleh General Manajer
yang nantinya akan dibahas oleh dalam RAT
2.
Memberikan masukan/saran atas anggaran yang diajukan
General Manajer
3.
Menyusun anggaran kompensasi dan keperluan lain yang
dibutuhkan oleh pengurus
4.
Bersama General Manajer memberikan konsep kebijakan
bagi hasil yang diperoleh oleh pemegang investasi
5.
Memeriksa laporan keuangan yang sudah diaudit
Wewenang:
a. Memberikan pendapat kepada ketua mengenai aspek
keuangan terhadap usulan pembukaan cabang, kerjasama
pembukaan afiliasi unit usaha baru
b. Meminta General Manajer untuk mengoreksi anggaran
yang diajukan
c. Meminta General manajer untuk menjelaskan dampak
keuangan yang ada dari aktivitas yang akan diajukan
pengelola
d. Meminta akuntan publik untuk memberikan masukan
aspek keuangan BMT Memberi masukan mengenai
kinerja dari pengelola
D. Badan Pengawas
1. Menelaah peraturan lembaga yang berlaku apakah sesuai
dengan aturan hukum dan syariah, peraturan lain yang
berlaku, ahlak serta tak ada benturan kepentingan maupun
unsur-unsur yang melanggar kepatuhan.
2. Menelaah masalah perilaku manajemen/karyawan yang
menyangkut:
a.
Benturan kepentingan
b.
Melanggar kepatuhan
c.
Melakukan kecurangan
d.
Apakah sesuai dengan syariah
3.
Menilai kebijakan akuntansi dan penerapannya
4.
Menilai keserasian antara kebijakan akuntansi apakah
sesuai dengan syariah.
Wewenang :
a. Memberikan solusi dan diajukan kepada pengurus
sebagai saran dan masukan kepada pengelola dan
jajaran manajemen
b. Merekomendasikan akuntan publik kepada pengurus
E. General Manager Tamwil
1. Menyusun rencana operasioal Baitul Mal Wat Tamwil dalam
setahun
bersama-sama
dengan
manajer
lain
yang
mencangkup:
a. Rencana anggaran
b. Rencana pemasaran berupa :
1. Target funding, lending, konfirmasi dan bagi hasil
dan pendapatan per cabang.
2. Target asset per cabang
3. Pengembangan wilayah potensial
c. Rencana pengembangan produk, promosi dan distribusi
(berdasarkan pemetaan segmen dan potensi pasar)
d. Rencana organisasi sales (gugus marketer)
e. Mengusulkan rencana operasional kepada pengurus
untuk dibahas dan disahkan oleh pengurus pada RAT
f. Memimpin rapat koordinasi dan evaluasi bulanan yang
diadakan pada pekan terakhir dengan agenda :
1. Pembacaan
laporan
tertulis
dari
koordinasi
mengenai laporan akuntan dan keuangan, umum
dan RT dan Manajer Maal
2. Laporan perkembangan kinerja cabang (bagi hasil,
tingkat kesehatan, permasalahan)
3. Pengambilan
keputusan
untuk
perencanaan
perbaikan/ mengatasi masalah yang ada.
g. Memberikan tanda tangan sebagai validasi pada berkas
pembiayaan yang diajukan oleh manajer pemasaran
Wewenang :
1. Menyetujui pembiayaan yang sesuai dengan
ketentuan yang berlaku
2. Mengajukan usulan produk baru pembiayaan dan
tabungan yang diusulkan oleh manajer cabang
3. Mengusulkan
promosi,
mutasi,
demosi
dan
memperhentikan manajer cabang dan pemasaran
cabang berdasarkan masukan dan manajer akuntan
dan keuangan
F. Kepala Cabang
1. Menjalankan pencapaian target yang ditetapkan oleh pusat
2. Memanage dan mengelola tingkat cabang
3. Membuat draft pencapaian target secara periodic
4. Memberikan pengarahan pada karyawan tingkat cabang
untuk mengatur kegiatan harian agar terencana
5. Mengadakan brefing dan evaluasi setiap jangka waktu yang
ditentukan
6. Membuat suasana Islami ditingkat cabang
Wewenang :
a. Sebagai pemgambil keputusan untuk masalah-masalah
tingkat cabang
b. Mengadakan evaluasi terhadap kinerja bawahan
c. Menyetujui pembiayaan sesuai dengan ketentuan yang
berlaku untuk tingkat cabang
d. Membuat rencana jangka pendek
e. Mendelegasikan tugas dan wewenang kepada yang
dituju.
G. Staff Operasional Marketing
1. Menjalankan tugas lapangan yaitu menarik setoran nasabah
dan menawarkan produk BMT
2. Membuat daftar kunjungan kerja harian dalam sepekan pada
akhir pekan mendatang
3. Mengatur rute kunjungan harian
4. Membuat laporan harian pemasaran- pemasaran produk
5. Melakukan pendataan nasabah potensial, baik nama-nama
perorangan atau pimpinan jami’ah pengajian potensial yang
akan dikunjungi
6. Melakukan pembinaan hubungan baik dengan nasabah
melalui bantuan konsultansi bisnis, diskusi bisnis, diskusi
manajemen dan bimbingan pengelolaan keuangan sesuai
block syatem yang ditangunggati masing- masing marketing.
7. Melaporkan kendala-kendala yang dihadapi dilapangan
kepada manajer cabang apabila tidak mampu mengatasinya.
Wewenang :
a. Mengusulkan strategi pemasaran untuk jangka pendek,
jangka menengah, dan jangka panjang.
b. Melakukan negoisasi bagi hasil kepada nasabah sesuai
dengan kebijakan pemasaran.
H. Kasir Cabang
1. Menghitung keadaan keuangan atau transaksi setiap hari
2. Mengatur dan menyiapkan pengeluaran uang tunai yang
telah disetujui oleh manajer cabang.
3. Mengkomunikasikan dengan cabang lain dan/pusat yang
berhubungan dengan transaksi antar cabang atau cabang
pusat.
4. Melaporkan hasil transaksi dalam sehari kepusat
5. Mengirim dan menyerahkan laporan keuangan kebagian
akuntansi pusat
6. Menyerahkan uang sisa transaksi (setelah dikurangi saldo
minimum cabang) ke pusat.
7. Menyimpan saldo minimum sesuai ketetapan Manajer
Operasional
Wewenang :
a. Mengatur pola administrasi yang efektif
b. Mengajukan pengeluaran kas kepada manajer cabang
c. Mengeluarkan dana operasional tingkat cabang
I. Teller Cabang
1. Memberikan pelayanan kepada anggota baik penarikan
maupun penyetoran (tabungan atau angsuran)
2. Memberikan gambaran produk syariah (product know ledge)
kepada para calon anggota atau anggota BMT
3. Menandatangani formulir keanggotaan atau simpanan serta
slip dari anggota serta mendokumentasikannya.
4. Melayani keluhan nasabah, baik yang berkenaan dengan
funding maupun lending.
Wewenang :
a.
Menunda
kurang
penarikan bila persyaratan yang ditetapkan
b.
Memeriksa dan menyetujui kelengkapan persyaratan
transaksi
J. Kabag Pembiayaan
1. Mengerjakan tugas
pembiayaan yang sudah digariskan
kepada divisi pemasaran pusat
2. Menyusun target jangka pendek pembiayaan untuk tingkat
cabang
3. Mengerjakan target-target pembiayaan dari kantor pusat
maupun dari kepala cabang
4. Membuat suasana Islam di tingkat cabang
5. Menyusun daftar resiko kemacetan pembiayaan untuk
copllector
Wewenang :
1. Sebagai pengambil keputusan untuk masalah-masalah
pembiayaan tingkat cabang
2. Memberikan masukan pada laporan evaluasi individu
dan cabang
3. Membantu rencana jangka pendek
4. Mengambil inisiatif bersama bagian collector apabila
ada kemacetan pembayaran cicilan.
C. Visi dan Misi BMT Amal Mulia Kantor Cabang Karanggede
BMT Amal Mulia Suruh adalah Lembaga Keuangan Swadaya yang
tumbuh dan berkembang di wilayah Kecamatan Suruh dan sekitarnya. BMT
terlahir dengan tujuan untuk berperan aktif dalam memperdayakan dan
mengembangkan keuangan umut melalui sebuah Lembaga Keuangan Rakyat
yang berdasarkan Syariat Islam sebagai sarana untuk meningkatkan kualitas
kehidupan sosial keuangan umat dengan sasaran utama para pedagang dan
pengusaha kecil serta masyarakat umum kelas menengah ke bawah di
kecamatan Suruh dan sekitarnya. Adapun target yang hendak dicapai adalah
terbentuknya pusat penghimpunan pendistribusian dana umat berdasarkan
Syariat Islam dengan sistem bagi hasil melalui kegiatan usaha yang bersifat
produktif, sosial, prespektif, untuk mempersemangat dinamika usaha
masyarakat dalam rangka mencapai kesejahteraan hidup umat.
D. Operasional
Guna menunjang kegiatan operasionalnya, maka BMT Amal Mulia Kantor
Cabang Karanggede sebagai Lembaga keuangan yang menghimpun dan
menyalurkan dana dari masyarakat kepada masyarakat sesuai prinsip Syariah
menyediakan layanan jasa dalam bentuk produk-produk antara lain :
1. Produk Tabungan ( Funding)
a. Tabungan Sirela (Simpanan Sukarela Lancar)
Simpanan masyarakat/anggota yang transaksinya dapat dilakukan
sewaktu-waktu dan mendapat bagi hasil. Setor awal Rp. 10.000-,
minimal menabung Rp. 5000.- Jika tabungan diambil semua dan
ingin menutup rekening tabungan biaya Rp. 3000,b. Tabungan Sisuka (Simpanan Sukarela Berjangka
c. Simpanan sukarela berjangka berdasarkan akad wadi’ah yadhomanah
/Mudharabah Setor awal dan hanya bisa diambil pada saat jatuh
tempo yaitu 3, 6 dan 12 bulan serta mendapat bagi hasil/bonus dan
apabila diluar jatuh tempo akan dikenakan denda pada saat penarikan
Rp. 1000.000,- jangka waktu pengambilan 3 bulan, 6 bulan dan 1
tahun.
d. Tabungan Si Suqur (Simpanan Untuk Qurban)
Simpanan sukarela dari anggota yang dikususkan untuk persiapan niat
berqurban Setoran awal Rp.10.000.- minimal nabung Rp. 5.000.diambil menjelang hari qurban
e. Tabungan Mabrur
Setoran awal Rp. 100.000.minimal menabung Rp. 1000.000
TABEL I
SIMPANAN DI KANTOR PUSAT BMT AMAL MULIA SURUH
1 JANUARI 2010- 30 DESEMBER 2012
No
1
2
3
4
Simpanan
Sukarela
Amanah
Sisuka
Mabrur
Tahun 2010
Rp.6.522.523.880
Rp.Rp.249.344.305
Rp.1.227.333.000
0
Tahun 2011
Rp.8.393.288.575,75
Rp.434.548.480,80
Rp.1.928.340.000,00
Rp.143.655.114,31
Tahun 2012
Rp.8.947.773.365
Rp.353.542.076
Rp.3.222.495.000
Rp. 270.969.429,00
TABEL II
PENABUNG DI BMT AMAL MULIA KANTOR CABANG
KARANGGEDE
5 MEI 2011- 30 DESEMBER 2012
No
1
2
3
4
Penabung
SIRELA
AMANAH
SISUKA
UMROH DAN HAJI
Tahun 2011
Rp.291,789,207
Rp.273,114
Rp.15000,000
Rp.200.000
Tahun 2012
Rp.564,649,455
Rp.11,932,827
Rp.95.500.000
Rp.200.000
2. Produk Pembiayaan (Lending)
a. Pembiayaan Bai’ Bitsaman Ajil (BBA)
Pembiayaan yang diberikan untuk pembelian suatu barang yang
diperlukan nasabah, dan nasabah akan membayar secara angsur
sebesar harga pokok ditambah kelebihan yang disepakati (mark up)
b. Pembiayaan Mudharabah
Pembiayaan yang dilakukan untuk membiayai modal yang diperlukan
nasabah dengan hasil yang disepakati bersama dan pengembalian
pembiayaan sesuai jangka waktu yang disepakati (muqayyadah)
c. Pembiayaan Murabahah
Pembiayaan yang diberikan untuk membeli barang yang diperlukan
nasabah dan membayar di akhir waktu yang disepakati dan kelebihan
yang disepakati (mark up)
d. Pembiayaan Musyarakah
Pembiayaan yang dilakukan untuk investasi/modal kerja dengan
kondisi berbagai modal dan pengelolaan antara BMT dengan anggota
dengan pembagian keuntungan sesuai nisbah yang disepakati.
e. Pembiayaan Qordul Hasan
Pembiayaan lunak yang diberikan kepada nasabah/anggota dengan
pertimbangan sosial dimana nasabah tidak dituntut memberikan
tambahan hanya mengembalikan sebesar pokoknya saja.
TABEL III
PEMBIAYAAN DI BMT AMAL MULIA KANTOR PUSAT SURUH
1 JANUARI 2010- 30 DESEMBER 2012
Jenis pembiayaan
Al-MURABAHAH
BBA (Bai Bitsaman
Ajil)
Al-MUSYARAKAH
QORDHUL HASAN
Tahun 2010
Rp.112.000.000
Tahun 2011
Rp.377.068.050,00
Tahun 2012
Rp.359.123.850,00
Rp.3.330.370.000
Rp.2.468.620.000
Rp.81.100.000
Rp.6.009.263.766,00
Rp.2.847.474.150,00
Rp.118.320.000,00
Rp.9.716.595.566,00
Rp.2.034.070.250,00
Rp.75.200.000,00
TABEL IV
PEMBIAYAAN DI BMT KANTOR CABANG KARANGGEDE
5 MEI 2011-30 APRIL 2013
Jenis pembiayaan
Murabahah
Bai Bitsaman Ajil
Musyarakah
Qordhul hasan
Tahun 2011
Rp.100.000.000
Rp.2.094.950.000
Rp.5.000.000
Rp.6.000.000
Tahun 2012
0
Rp.2391.410.000
0
Rp.15.000.000
Tahun 2013
Rp.5.000.000
Rp.1.002.500.000
0
0
BAB IV
ANALISIS DATA
A. Prosedur Pembiayaan
Di BMT Amal Mulia Kantor Cabang Karanggede sebagai berikut:
1.
Pengajuan pembiayaan
Nasabah menuju ke customer Service dengan mengajukan
pembiayaan, kemudian customer service menjelaskan produk
pembiayaan yang ada di BMT Amal Mulia Kantor Cabang
Karanggede, kemudian nasabah diberikan surat perihal
permohonan pembiayaan yang berisi tentang:
a.
Tugas (Customer Service) :
Memberikan surat perihal permohonan, menjelaskan
kepada
nasabah
mengenai
prosedur,
mekanisme
persyaratan yang harus dipenuhi mengenai pembiayaan.
b.
Tugas (Nasabah) :
1. mengisi formulir dan menandatanggani :
a.
Permohonan menjadi anggota KSPS
b.
Permohonan pembiayaan
2. Melengkapi persyaratan pengajuan pembiayaan
sebagai berikut:
a.
Foto copy KTP suami istri yang masih
berlaku 2 lembar.
b.
Copy KK atau surat nikah sebanyak 2
lembar
c.
Copy agunan rangkap 2, dalam hal agunan
milik orang lain harus ada Surat Kuasa
bermaterai cukup.
d. Untuk badan usaha lengkapi:
1. SIUP
2. TDP
3. NPWP
4. SKTU
5. Laporan keuangan 2 bulan terakhir
6. Foto copy akte badan hukum
7. Susunan kepengurusan
e. Surat pernyataan dari pinjaman diatas
materai sesuai dengan ketentuan (untuk
belum kawin)
f.
Surat kesanggupan potong gaji dari atasan
disertai dengan slip gaji terakhir atau foto
copy rekening tabungan
g.
Untuk
agunan
kendaraan
berupa
kendaraan bermotor dilampiri copy STNK
dan BPKB yang berlaku, gesekan rangka
dan gesekan motor mesin.
c.
Tugas Pembiayaan :
1.
Memeriksa surat permohonan pembiayaan dan
kelengkapan persyaratannya
2.
Mencocokan foto copy berkas pengajuan dengan
aslinya dan memberitahukan calon debitur untuk
menunggu informasi lebih lanjut
3.
Mencatat permohonan kredit ke dalam buku
permohonan pembiayaan
4.
Permohonan tersebut disampaikan kepada bagian
pembiayaan untuk diproses lebih lanjut
5.
Masukan file calon debitur tersebut dalam daftar
proses pembiayaan dan digolongkan dalam
nasabah baru atau lama.
2.
Prosedur Pemeriksaan (Survey On The Spot)
Setelah berkas-berkas dari calon nasabah yang sudah
terkumpul dan sesuai dengan syarat-syaratnya, maka tahap
selanjutnya adalah penilaian kelayakan pembiayaan. Dalam
menentukan nasabah
berhak atau tidak mendapatkan
pembiayaan di BMT Amal Mulia ada tahap-tahap sebagai
berikut:
Tugas ( Surveyor) :
Di BMT Amal Mulia Karanggede dalam melakukan
pemeriksaan terhadap calon nasabah menilai dengan :
a. Melihat
Character
calon
nasabah
dilihat
dari
kepribadian Kemudian melakukan identifikasi nasabah
melalui pihak ketiga (tetangga, teman, rekan seprofesi,
saudara pemohon, orang tua, ketua RT dan sebagainya)
b. Berdasarkan identifikasi tersebut maka dilakukan
Pendataan tempat usaha (analisis usaha) atau yang
sering disebut (Conditions) dengan cara wawancarai
pemohon yang meliputi:
1. Kondisi usaha
2. Sistem manajemen
3. Data keuangan
4. Teknik produktif
5. Faktor-faktor yang mempergaruhi kelancaran
produktif
6. Siklus produksi dan prospeknya
7. Sumber pendapatan dan modal yang dimliki yang
sering disebut dengan (Capital)
8. Melihat kemampuan calon nasabah atau disebut
dengan (Capacity) bisa dilihat dari prestasi calon
nasabah dimasa lalu atau pengamatan di lapangan
atas usaha nasabah dan tempat usahanya.
c. Melakukan pendataan terhadap barang agunan atau
sering disebut dengan (Collateral)
1.
Barang tidak bergerak
Memeriksa
lokasinya
untuk
mendapatkan
masukan tentang taksiran harga jual, ukuran,
gambar
lokasi,
status
kepemilikan
dan
kemudahan dalam penjualan.
2.
Barang bergerak
a. Keaslian BPKB dan STNK
b. Kesesuaian nomor rangka dan nomor mesin
3.
Kondisi fisik
4.
Tahun ekonomis
5.
Taksiran harga
6.
Kemudaha penjualan
7.
Status kepemilikan
8.
Melakukan
kelayakan
taksasi
jaminan
dan
penilain
9.
Hasil pendataan tersebut dimuat dalam laporan
hasil Survey kepada komite pembiayaan sesuai
persetujuan pembiayaan.
c. Persiapan Realisasi Pembiayaan
Tugas Anggota Komite Pembiayaan:
1. Mengisi dan melengkapi kolom lembar diposisi, yakni:
a. Nomor anggota
b. Nomor pembiayaan
c. Tahap ked. Tanggal realisassi
e. Tanggal jatuh tempo
f. Jumlah pembiayaan
g. Besar angsuran
h. Cara angsuran
i. Jaminan
j. Akad
2. Membuat persetujuan pembiayaan rangkap 2 yakni:
a. Lembar 1 untuk arsip
b. Lembar 2 untuk nasabah
3. Membuat berkas:
a. Kartu angsuran (outstanding) untuk nasabah
b. Dua lain utuk arsip cabang atau pusat
c. Salin angsuran, akad, tanda terima agunan, slip
pencairan.
d. Pemeriksaan berkas
Tugas komite pembiayaan:
1.
Memeriksa analisis usaha
2.
Menggolongkan/mengelompokkan pembiayaan
berdasarkan model angsuran (Harian, mingguan,
2 mingguan, bulanan, dan jatuh tempo)
3.
Menggolongkan/mengelompokkan
berdasarkan
sektor yang dibiayai (pertanian, industry kecil,
perdagangan dll).
4.
Membubuhkan paraf pada berkas yang sudah
diperiksa.
5.
Menghitung jumlah realisasia
6.
Membubuhkan paraf pada berkas yang sudah
diperiksa
7.
Memeriksa kelengkapan administrasi
8.
Membubuhkan paraf pada berkas yang sudah
diperiksa
9.
Memvalidasi realisasi sesuai dengan ketentuan
yang berlaku
4.
Realisasi pembiayaan
Tugas pembiayaan:
a. Memberitahu kepada nasabah
tentang waktu dan
jumlah realisasinya dan jelaskan pemohon harus hadir
bersama suami/ istri
b. Selanjutnya:
1. Menerima jaminan dari nasabah dan nasabah
menerima tanda terima jaminan
2. Pemimpin mengadakan dan meminta nasabah
menandatangani PP dan persetujuan pembayaran
3. Membubuhkan
stampel
BMT
setelah
ditandatanggani oleh para saksi.
4. Memperjelaskan tentang hak-hak dan kewajiban
kewajiban nasabah seperti yang tercantum dalam
akad pembiayaan.
5. Selanjutnya :
1. Memeriksa
kelengkapan
validasi
pada
persetujuan pembiayaan
2. Mempersilahkan
calon
debitur
untuk
menandatangani pada slip pembiayaan, slip
administrasi dan asuransi, notaris
3. Membubuhkan tanda tanganya, cap/stampel
perusahaan
dan
tanggal
persetujuan pembiayaan
pencairan
pada
4. Memberikan saran
terhadap nasabah untuk
memberikan infaq dan shodaqoh.
Bagan Alur Realisasi pembiayan Bai’ Bitsaman Ajil (BBA)
ADANYA PERMOHONAN PEMBIAYAAN
Customer Service:
Menerangkan tentang
persyaratan serta kelengkapan
dalam pembiayaan yang berisi:
KTP
KK
Jaminan
Surat nikah
Petugas Survey:
Menganalisis
dokumen/survey
calon anggota
Kelengkapan
Administrasi
5C
RAPAT KOMITE
Permohonan di Setujui
Manajer :
Kontrak pembiayaan
nasabah dengan
BMT
Teller;
Mencairkan pembiayaan
yang sudah tertera di
dokumen
Permohonan di Tolak
Pemberitahuan
penolakan pembiayaan
dan pengembalian
berkas kepada nasabah
B. Bagi hasil dalam menggunakan akad Bai’ Bitsaman Ajil (BBA)
Pembiayaan di BMT Amal Mulia Kantor Cabang Karanggede,
nasabah dalam memberikan bagi hasil atas kontrak Bai’ Bitsaman
Ajil 1.8 % atas peminjaman per Rp.1000.000.Contoh Kasus Bai’ Bitsaman Ajil (BBA) dan Perhitungan Bagi
Hasilnya
Bai Bit’ Saman Ajil (BBA) di BMT Amal Mulia perhitungan bagi
hasil yang diberikan si penjual dengan si pembeli suatu barang
sudah sejalur dengan prinsip syariah karena adanya kesepakatan
kedua belah pihak.
Pihak lembaga “Amal Mulia Karanggede” yang diwakili oleh :
Nama
: Amir Mahmud
Alamat
: Kauman Jati Rejo RT 02 RW 01 Kec.
Suruh Kab. Semarang
Jabatan
: Manajer Amal Mulia Karanggede
Sebagai ( pihak 1)
Nama Pembeli
: Sri Mulyadi
Tempat/ Tgl. Lahir
: Boyolali, 15-07-1970
No Identitas
: 3176040507700007
Alamat
: Pulutan Rt 07/02, Kebonan, Karanggede
Pekerjaan
: Swasta
Sebagai (pihak II) dalam kedudukanya masing- masing.
Selanjutnya kedua belah pihak dalam kedudukanya masing-masing
sebagai
disebutkan diatas, dengan bersungguh-sungguh telah
sepakat mengadakan perjanjian jual-beli
Bai’ Bitsaman Ajil
(BBA). Dengan ketentuan pihak 1 menjual barang miliknya kepada
pihak II berupa “TANAH LUAS 30 M2” Seharga Rp.18.000.000.yang sebelum akad ini telah memilikinya dengan mewakilkan
pembelian/pengadaan barang tersebut kepada pihak II/lainya.
Dengan HPP Rp.15.000.000.- dan pihak II telah menyetujui harga
tersebut dan manyanggupi akan membayar
secara berkala
(angsuran/jatuh tempo) dan mengakuinya sebagai hutang pihak II
kepada pihak 1 dalam ketentuan yang telah ditetepakan
maka
dalam perjanjian diberlakukan aturan-aturan umum hutang-piutang
dan telah disepakati oleh masing-masing pihak antara lain :
1.
Sistem pembayaran dilakukan per (1 bulan ) dan disetorkan
langsung ke kantor Amal Mulia Karanggede.
2. Jumlah angsuran sebanyak 12 kali
3. Tanggal jatuh tempo pembayaran (19-03-2013 912 Bulan )
4. Biaya administrasi, materai dan lain- lain yang disebutkan oleh
akad perjanjian ini sepenuhnya akan ditanggung oleh pihak II dan
akan dibayarkan dimuka sebanyak Rp 163.000.00 dengan rincian
sebagai berikut :
Biaya administrasi dan materai
Rp 251.000.00
Notaris
Rp 100.000.00
Asuransi
Rp
-
lain-lain
Rp
-
Total Biaya
Rp 350.000.00
Untuk menambah rasa tanggung jawab maka pihak II bersedia
melampirkan barang/asset berharga yang ada sebagai agunan
pembiayaan berupa : “SERTIFIKAT NO: 2188, ATAS NAMA :
SRI MULYADI, SURAT UKUR NO: 00043/ KEBONAN/2011
TANGGAL: 28-11-2012, LUAS: 242, LETAK: KEBONAN”
C. Kelebihan dan dan kekurangan dalam Pembiayaan Bai’
Bitsaman Ajil (BBA) di BMT Amal Mulia Kantor Cabang
Karanggede
1. Kelebihanya yaitu:
a. Pada pembiayaan Bai’ Bitsaman Ajil (BBA) perjanjian jual
beli dimana BMT sebagai penjual suatu barang dan nasabah
sebagai pembeli, kedua belah pihak saling terikat kontrak
dan sebelum akad Bai’ Bitsaman Ajil (BBA) disepakati
nasabah dalam memberikan bagi hasil kepada BMT dapat
meminta keringanan
kepada manajer BMT dalam
meberikan bagi hasilnya, sesuai kemampuan nasabah.
b. BMT Amal Mulia Cabang Karanggede dalam memberikan
Produk Pembiayaan menganjurkan kepada calon nasabah
untuk memilih pembiayaan Bai’ Bitsaman Ajil karena
sesuai dengan prinsip syariah, serta mudah dalam
operasinya.
c. BMT Amal Mulia dalam memberikan produk pembiayaan
Bai’ Bitsaman Ajil kepada nasabah menetapkan bagi hasil
sebesar 1,8 % atau Rb.18000 dan sebelum akad Bai’
Bitsaman Ajil di sepakati oleh kedua belah pihak antara
penjual yaitu BMT dan pembeli nasabah bagi hasilnya
dapat dinego sesuai kesepakatan antara BMT dengan
nasabah.
2. Kekurangannya yaitu:
Dalam pembiayaan Bai’ Bitsman Ajil yaitu perjanjian jual beli dan
dimana kekurangan dari pembiayaan ini adalah nasabah tidak
sanggup membayar angsuran sehingga terjadinya keterlambatan
dalam pembayaran angsuran.
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
1. Dalam prosedur pengajuan permohonan pembiayaan Bai’ Bitsaman
Ajil (BBA) pada BMT Amal Mulia Cabang Karanggede, pertama
yaitu nasabah terlebih dahulu menyerahkan dan melengkapi
persyaratan yang harus dipenuhi yaitu fotocopy KTP suami istri,
fotokopi akta nikah, fotokopi jaminan, dan fotocopy KK (Kartu
Keluarga)
Customers Services melakukan wawancara kepada
calon nasabah kemudian bagian pembiayaan melakukan survey
terhadap kelengkapan data nasabah, dari hasil survey yang
dilakukan bagian pembiayaan tersebut kemudian dilakukan rapat
komite, selanjutnya setelah ada persetujuan dari pihak komite maka
dilakukan akad ijab qobul dengan prinsip Bai’ Bitsaman Ajil.
2. Bagian pembiayaan dalam mensurvey calon nasabah, agar tidak
terjadi kesalahan dan meminimalisir dampak-dampak yang tidak di
inginkan menganalisis data nasabah menggunakan prinp 5C yaitu
character,
capacity,
capital,
collateral,
conditions,
ada
kemungkinan calon nasabah dalam mengajukan pembiayan
Bai’Bitsaman Ajil tidak di persulit oleh pembiayaan karena ada
faktor keakraban dan mengetahui kepribadian
antara nasabah
dengan salah satu karyawan di BMT Amal Mulia Cabang
Karanggede.
3. Bagi hasil dalam pembiayaan Bai’ Bitsaman Ajil di BMT Amal
Mulia Kantor Cabang Karanggede memberikan Standar
yang
diberikan nasabah ke pada BMT sebesar 1.8% atau Rp.18.000. dari
pembiayaan per Rp.1000.000
B. SARAN
1. Sebaiknya BMT Amal Mulia lebih berhati-hati dalam menyeleksi
calon nasabah yang diberikan pembiayaan, agar tidak terjadi
kemacetan dalam pembayaran angsuran yang nantinya akan
menyebabkan
karyawan BMT Amal Mulia harus menagih
angsuran pada nasabah.
2. BMT Amal Mulia seharusnya memberikan semacam bonus atau
hadiah bagi nasabah yang pada angsuranya tepat pada waktunya,
sehingga akan membuat nasabah yang lain akan
bersemangat
untuk menyelesaikan angsuran tepat pada waktunya.
3. Meningkatkan Sumber Daya Manusia yang profesional dan yang
menguasai Basic Syariah.
DAFTAR PUSTAKA
Apti, Barkiyah. 2007. Prosedur Pembiayaan Di BMT Rama Salatiga.
Latifah, Subekti. 2010. Prosedur Analisis Pembiayaan Bai’ Bitsaman Ajil (BBA)
di
Koperasi Simpan Pinjam Syariah (KSPS) BMT Rama Salatiga.
Maftukhatul, Khalifa. 2011. Prosedur Pembiayaan Talangan Haji di Bank
Syariah
Mandiri (BSM). Salatiga.
Muhammad. 2000. Sistem dan Prosedur Bank Syariah. Yogyakarta.
Muhammad. 2004. Teknik Perhitungan Bagi Hasil dan Profit Margin pada Bank
Syariah, Yogyakarta.
Sudarsono, Hendri. 2003. Bank dan Lembaga Keuangan Syariah. Yogyakarta.
Sumiyanto Ahmad. 2008. BMT Menuju Koperasi Modern. Yogyakarta.
Sumiyanto, Ahmad. 2008 BMT Menuju Koperasi Modern. Yogjakarta.
Taufiq. 2008. Prosedur Realisasi Pembiayaan Perorangan Bersubsidi Pada Bank
BTN Kantor Cabang Syariah Solo.
Wulan ning setio. 2005. Bagi Hasil Pada Tabungan Mudharabah Di BMT Anda
Cabang Ngablak Kab. Magelang. Salatiga.
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama
: Heni Solikhah
Tempat/ Tanggal Lahir : 29 Desember 1993
Alamat
: Suruh Ngaglik Bonomerto Rt 03/ Rw 02
Pendidikan
: - TK Bonomerto1998
Keterangan Keluarga
-
MI Bonomerto lulus tahun 2004
-
SMP NU Suruh lulus tahun 2007
-
SMK Sudirman lulus tahun 2010
-
STAIN Salatiga lulus tahun 2013
: Bapak-Bejo Karjono
: Ibu-Siti Fatimah
Anak ke 7 dari 8 bersaudara
Download