ELIMINASI MULTIPLE MENGGUNAKAN KOMBINASI METODE SRME DAN METODE SRWEMR PADA DATA SEISMIK 2D LAUT Rahmat Hidayat*, Lantu, Sabrianto Aswad Program Studi Geofisika, Jurusan Fisika, FMIPA, Universitas Hasanuddin *E-Mail : [email protected] SARI BACAAN Metode geofisika yang paling banyak digunakan dalam eksplorasi hidrokarbon adalah metode seismik refleksi. Multipel merupakan salah satu jenis noise yang sangat mengganggu dalam penampang seismik yang merepresentasikan batas lapisan, khususnya untuk seismik laut. Dalam penelitian ini, proses demultipel yang digunakan adalah kombinasi metode Surface Related Multiple Elimination (SRME) dan metode Surface Related Wave Elimination Multiple Rejection (SRWEMR). Data yang digunakan adalah data sintetik seismik 2D dan data riil seismik laut 2D. Data sintetik dibuat dengan membuat model geologi dua lapisan dengan parameter densitas dan kecepatan. Multipel berhasil dihilangkan dengan menggunakan metode SRME, namun amplitudo dari multipel masih terlihat sedikit sehingga kemudian dilakukan metode SRWEMR untuk mengeliminasi multipel secara penuh. Eliminasi multipel menggunakan kombinasi metode SRME dan SRWEMR terlihat lebih baik pada penampang seismik dibandingkan dengan hasil demultipel menggunakan metode dekonvolusi. Kata kunci : Demultipel, Pengolahan Data Seismik, Surface Related Multiple, Seismik Laut 2D, SRME, SRWEMR ABSTRACT Geophysical methods that most popular used in hydrocarbon exploration was seismic method. Multiple was one of noise type that very interrupt in seismic section who represented as layer boundaries, especially in marine seismic. In this research, demultiple process used is a combination method between Surface Related Multiple Elimination (SRME) method and Surface Related Wave Elimination Multiple Rejection (SRWEMR) method. The data that used was 2D seismic synthetic data and 2D marine seismic real Data. The synthetic data was created by making the geological model two layers with density and velocity parameters. Multiple successfully eliminated using SRME method, but amplitude value of multiple still look a bit so then do the SRWEMR method to eliminate the multiple fully. Multiple elimination using a combination methods of SRME and SRWEMR looks better on seismic section compared by the results of demultiple process using deconvolution methods. Keywords: 2D Marine Seismic, Demultiple, Seismic Data Processing, Surface Related Multiple, SRME, SRWEMR PENDAHULUAN Metode geofisika yang paling pesat perkembangannya dan paling banyak dimanfaatkan untuk eksplorasi hidrokarbon darat dan laut adalah seismik refleksi. Secara umum, metode seismik refleksi terbagi atas tiga tahapan, yaitu akusisi, pengolahan, dan interpretasi data seismik. Dari ketiga tahapan tersebut, tahapan pengolahan data seismik merupakan tahap yang sangat berpengaruh karena pada tahapan ini data yang telah direkam dari tahap akuisisi akan diolah sehingga menghasilkan suatu penampang seismik (seismic section) yang merepresentasikan struktur lapisan bawah permukaan bumi (depth domain). Dalam pengambilan data seismik di lapangan, gelombang yang terekam pada penerima adalah gelombang utama dan bising (noise). Ada berbagai macam noise yang dapat mengganggu hasil perekaman data seismik laut, salah satunya adalah multiple. Multiple ini dapat muncul akibat adanya perbedaan impedansi yang besar antara satu lapisan dengan lapisan lainnya. Adapun proses penghilangan multiple dalam pengolahan data seismik biasa disebut dengan demultiple. Proses demultiple yang digunakan dalam penelitian ini adalah kombinasi Metode SRME dan Metode SRWEMR. SRME Metode Surface-Related Multiple Elimination (SRME) merupakan sebuah metode yang dapat menghilangkan semua jenis multipel yang penjalaran gelombangnya berhubungan dengan permukaan (Verschuur, 1991). Pada seismik laut, penyebab utama munculnya surface related multiple adalah akibat adanya perbedaan akustik impedanse (AI) yang besar antara medium air dengan dasar laut. Metode ini menggunakan konsep data driven dalam prediksi multipelnya, artinya dari data itu sendiri yang akan digunakan untuk memprediksi multipel (Long, et al, 2001). SRWEMR Pada dasarnya metode SRWEMR ini hampir sama dengan metode SRME, yang membedakannya adalah proses dalam melakukan prediksi multipel. Pada metode SRWEMR, data multipel diperoleh dengan menggunakan konsep wave-field extrapolation. METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Geofisika Jurusan Fisika Fakultas MIPA Universitas Hasanuddin. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data gather sintetik yang diperoleh menggunakan perangkat lunak Tesseral Pro versi Demo dan dataset gather riil open source dari website www.gedco.com/vista/tutorials/install.htm yang diakses pada tanggal 4 November 2014 pukul 2014. HASIL DAN PEMBAHASAN Terdapat 3 jenis data yang diolah untuk melakukan eliminasi multipel (SRME dan SRWEMR), yaitu 2 data sintetik (batas lapisan datar dan batas lapisan kombinasi miring-datar). Data seismik hasil brutestack menunjukkan adanya amplitudo data dan amplitudo multipel. Gambar 3. Data Riil hasil brutestack Anak panah berwarna hijau menunjukkan amplitudo dari multipel, sedangkan anak panah warna biru menunjukkan amplitudo dari data (event). Selanjutnya adalah dilakukan proses SRME untuk menghilangkan multipel pada data seismik dan dilanjutkan dengan proses SRWEMR untuk menghilangkan multipel secara penuh. Gambar 4. Data Sintetik 1 hasil SRME dan SRWEMR Gambar 1. Data Sintetik 1 hasil brutestack Gambar 5. Data Sintetik 2 hasil SRME dan SRWEMR Gambar 2. Data Sintetik 2 hasil brutestack Gambar 8 merupakan penampang seismik data riil yang sudah bebas dari multipel dengan menggunakan metode yang sering dilakukan (konvensional) pada pengolahan data seismik, yaitu metode dekonvolusi. Pada Gambar 7 terlihat bahwa eliminasi multipel menggunakan kombinasi metode SRME dan SRWEMR ini berhasil menghilangkan multipel lebih baik jika dibandingkan dengan pada Gambar 8 yang menggunakan metode dekonvolusi dalam proses eliminasi multipel. Penampang seismik pada Gambar 8 merupakan hasil dari dekonvolusi antara wavelet sumber dan trace seismic yang terekam pada penerima. Gambar 6. Data Riil hasil SRME dan SRWEMR Gambar 4, 5, dan 6 menunjukkan bahwa amplitudo multipel berhasil dihilangkan/eliminasi dengan menggunakan kombinasi metode SRME dan SRWEMR. PERBANDINGAN HASIL DEMULTIPEL MENGGUNAKAN DEKONVOLUSI DAN SRMESRWEMR Berikut adalah perbandingan penampang data seismik hasil demultipel menggunakan metode konvensional yaitu dekonvolusi dan metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu kombinasi SRME dan SRWEMR. KESIMPULAN Adapun kesimpulan dari penelitian yang dilakukan adalah : 1. 2. Multipel dapat dihilangkan pada penampang seismik dengan menggunakan metode SRME dan SRWEMR, sehingga kualitas data menjadi lebih baik. Eliminasi multipel menggunakan kombinasi metode SRME dan SRWEMR lebih baik daripada menggunakan metode dekonvolusi. DAFTAR PUSTAKA Abdullah, A.. 2007. Common Deep Point (CDP). Diakses dari www.ensiklopediseismik.blogspot.co.id/200 7/07/cdp.html pada tanggal 25 Januari 2015 pukul 03.59 WITA. Afnimar. 2009. Seismologi. Bandung: Penerbit ITB. Arthur. Gambar 7. Penampang seismik hasil SRME-SRWEMR dkk. 2002. Geophysics in Investigation. London: Ciria. Engineering Berkhout, A. J., dan Verschuur, D. J.. 2006. Focal Transformation, an Imaging Concept for Signal Restoration and Noise Removal. Geophysics. Vol. 71, No. 6. Bianco, E.. 2011. G is for Gather. Diakses dari www.agilegeoscience.com pada tanggal 21 Januari 2015 pukul 04.15 WITA. Bill, D.. dkk. 2010. A Perspective on 3D Surface-Related Multiple Elimination. Geophysics. Vol. 75, No. 5. Cao, Z.. 2006. Analysis and Application of The Radon Transform. Alberta: University of Calgari. Gambar 8. Penampang seismik hasil Dekonvolusi Gambar 7 merupakan penampang seismik data riil yang sudah bebas dari multipel dengan menggunakan kombinasi metode SRME dan SRWEMR. Sedangkan Groenestijin, Van, dan Verschuur, D. J.. 2009. Estimating Primaries by Sparse Inversion and Application to Near-Offset Data Reconstruction. Geophysics Journal Vol. 74, No.3. Jiao, J., Leger, P., Stevens, J.. 2002. Reducing Spatial Aliasing in Wave Equation Multiple Attenuation. Houston: Offshore Technology Conference. Layered Crustal Structure. San Francisco: Geophys. J. Int. Reynolds, J. M.. 1997. An Introduction to Applied and Environmental Geophysics. New York: John Wiley and Sons Ltd. Kearey, P., Brooks, dan M., Hill, I.. 2002. An Introduction to Geophysical Exploration 3rd Edition. London: Blackwell Science Ltd. Telford, W. M., Geldart, L. P., dan Sheriff, R. E.. 1990. Applied Geophysics 2nd Edition. New York: Cambridge University Press. Leeuwen. 2012. The Reconstruction of Missing Marine Seismic Data. Delft: Delft University of Technology. Verschuur, D. J.. 1991. Surface Related Multiple Eliminatination, An Inversion Approach. Delft: Delft University of Technology. Long, A. S., dkk. 2001. Surface Related Multiple Elimination – Application to an Offshore Australian Dataset. Brisbane: ASEG 15th Geophysical Conference and Exhibition. Wong, M.. 2012. Introduction to Multiple Attenuation Methods. California: Leland Stanford Junior University. Rawlinson, N., G. A. Houseman, dan C. D. N. Collins. 2001. Inversion of Seismic Refraction and Wide-Angle Reflection Travel Times for 3-D Yilmaz, O.. 2001. Seismic Data Analysis Volume 1. Tulsa: Society of Exploration Geophysicists (SEG).