BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Mikroba patogen berbahaya bagi kehidupan makhluk hidup, baik hewan, tanaman dan terutama manusia, yang dapat menyebabkan penyakit infeksi. Mengingat peningkatan prevalensi patogen manusia dan tanaman resisten antibiotik, menyebabkan meningkatnya permintaan untuk antimikroba baru dari sumber alami (Pal’ & Paul, 2013). Indonesia sebagai salah satu negara yang memiliki biodiversitas sangat besar, menyediakan banyak sumber daya alam hayati yang tak ternilai harganya, dari bakteri hingga jamur, tumbuhan dan hewan. Salah satu sumber senyawa bioaktif adalah mikroba endofit. Mikroba endofit dapat menghasilkan senyawa-senyawa bioaktif yang sangat potensial untuk dikembangkan menjadi obat. Mikroba endofit memiliki potensi yang besar dalam pencarian sumber-sumber obat baru. Hal ini karena mikroba merupakan organisme yang mudah ditumbuhkan, memiliki siklus hidup yang pendek dan dapat menghasilkan jumlah senyawa bioaktif dalam jumlah besar (Prihatinginggrum & Wahyuningsi, 2005). Penelitian tentang bakteri endofit cukup banyak yang sudah dilakukan sebelumnya, diantaranya Simarmata et al. (2007) dari Pusat Penelitian Bioteknologi LIPI tentang isolasi mikroba endofit dari tanaman obat sambung nyawa (Gynura procumbens) dan analisis potensinya sebagai antimikroba dalam menghambat pertumbuhan beberapa mikroba. Isolat mikroba endofit dari tanaman sambung nyawa paling banyak menghambat pertumbuhan bakteri Bacillus substilis dengan luas zona hambat tertinggi pada Candida albicans sebesar 3.01 cm2. Selain itu, ada juga penelitian tentang aktivitas antibakteri dari endofit tanaman mangrove (Bruguiera gymnorrhiza) terhadap Staphylococcus aureus dan Escherichia coli yang dilakukan oleh Utami et al. (2008) yang memperoleh zona hambat tertinggi terhadap E. coli sebesar 14 mm. Dari penelitian-penelitian di atas Universitas Sumatera Utara dapat diketahui bahwa mikroba endofit dari suatu tanaman mempunyai kemampuan yang baik dalam menghambat pertumbuhan mikroba. Tanaman tapak dara (Catharanthus roseus) merupakan tanaman yang sering digunakan masyarakat luas sebagai obat tradisional dalam mengobati berbagai macam penyakit. Menurut Tikhomiroff & Jolicoeur (2002), tanaman ini memproduksi senyawa metabolit sekunder berupa alkaloid vinblastin dan vincristin sebagai antikanker dan ajmalicin serta serpentin sebagai senyawa antihipertensi. Dalam penelitian Widyastuti dan Nursana (2001), ekstrak air tapak dara dapat menurunkan kadar gula dan meningkatkan jumlah sel beta pankreas pada kelinci hiperglikemia. Dari hal tersebut dapat diketahui bahwa ekstrak tanaman tapak dara memiliki manfaat yang cukup banyak, namun potensi mikroba endofit khususnya bakteri endofit dari tanaman tersebut yang bermanfaat dalam menghasilkan antimikroba belum diketahui. Sehingga dalam penelitian ini dilakukan isolasi bakteri endofit dari tanaman tapak dara dan ekstrak metanolnya dalam menghambat beberapa mikroba patogen. Senyawa aktif yang dihasilkan mikroba endofit tersebut diharapkan dapat bersifat antimikroba. Kebutuhan antibiotik baru masih sangat diperlukan, terutama yang efektif melawan bakteri resisten, protozoa, atau fungi. Untuk mendapatkan antibiotik baru, para peneliti telah banyak melakukan berbagai cara dengan bantuan mikroba penghasil antibiotik yang ada di alam (Rahmiati, 2011). Berdasarkan latar belakang di atas, maka akan dilakukan penelitian tentang isolasi bakteri endofit dari tanaman obat tapak dara (C. roseus) dan uji kemampuan ekstrak metanolnya dalam menghambat pertumbuhan beberapa mikroba patogen. Dalam penelitian ini diharapkan bakteri yang diisolasi dari tanaman tapak dara dan ekstrak metanolnya yang menghasilkan metabolit sekunder berupa senyawa bioaktif yang dapat menghambat beberapa mikroba patogen. 1.2 Permasalahan Mikroba patogen berbahaya bagi hewan, tanaman dan manusia. Mikroba patogen tersebut dapat menginfeksi manusia dan menyebabkan manusia terserang penyakit, baik melalui pangan, air, tanah, dan udara. Dalam penanganan dengan Universitas Sumatera Utara bahan kimia sintetik seperti penggunaan antibiotik yang tidak terkontrol dapat mengakibatkan resistensi pada mikroba patogen tersebut terhadap obat-obatan. Salah satu alternatif yang aman dalam menghambat mikroba patogen adalah dengan menggunakan bakteri endofit sebagai antimikroba yang baru dari sumber alami dalam menghambat pertumbuhan mikroba patogen. Dalam penelitian ini diharapkan bakteri endofit yang diisolasi dari tanaman tapak dara (C. roseus) dapat menghasilkan senyawa aktif yang bersifat sebagai antimikroba atau antibiotik dalam menghambat beberapa pertumbuhan mikroba patogen pada manusia yaitu Aspergillus flavus, Streptococcus mutans, Salmonella typhii dan Escherichia coli. 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini ialah: 1. Menguji kemampuan bakteri endofit dari tanaman tapak dara dalam menghambat pertumbuhan beberapa mikroba patogen yaitu A. flavus, S. mutans, S. typhii dan E. coli. 2. Untuk mengetahui kemampuan ekstrak metanol bakteri endofit dari tanaman tapak dara dalam menghambat pertumbuhan beberapa mikroba patogen yaitu A. flavus, S. mutans, S. typhii dan E. coli. 1.4 Hipotesis 1. Bakteri endofit yang diisolasi dari batang dan akar dari tanaman tapak dara menghasilkan antimikroba yang menghambat pertumbuhan beberapa mikroba patogen seperti A. flavus, S. mutans S. typhii dan E. coli. 2. Ekstrak metanol dari bakteri endofit tanaman tapak dara dapat menghambat pertumbuhan beberapa mikroba patogen seperti A. flavus, S. mutans S. typhii dan E. coli. Universitas Sumatera Utara 1.5 Manfaat 1. Memberikan informasi mengenai isolat bakteri endofit dari tanaman tapak dara dalam menghasilkan antimikroba yang dapat menghambat pertumbuhan beberapa mikroba patogen A. flavus, S. mutans S. typhii dan E. coli. 2. Dalam penelitian lebih lanjut, ekstrak bakteri endofit yang berpotensi menghambat mikroba patogen dapat dijadikan sebagai antibiotik baru. Universitas Sumatera Utara