PENDAHULUAN Latar Belakang Salah satu pemicu penyakit

advertisement
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Salah satu pemicu penyakit degeneratif adalah adanya perubahan pola
makan sehari-hari. Kecenderungan masyarakat untuk mengkonsumsi makanan
cepat saji seperti junk food dan fast food dikarenakan waktu dan kesibukan yang
membatasi. Adanya perubahan ini menyebabkan masyarakat tidak lagi
memperhatikan kandungan gizi makanan yang dikonsumsi. Perubahan pola
makan ini terjadi hampir diseluruh dunia termasuk di Indonesia. Salah satu
penyakit degeneratif yang sering terjadi akibat hal ini adalah diabetes mellitus.
Berdasarkan laporan Global Status Report yang dirilis Organisasai
Kesehatan Dunia (WHO) pada 2010 disebutkan diabetes mellitus menduduki
peringkat keenam sebagai penyebab kematian
kategori penyakit degeneratif.
International Diabetes Federation pada 2012 melaporkan penderita diabetes
mellitus di seluruh dunia mencapai 371 juta orang (Rosalina, 2013). Pada tahun
2013, Indonesia memiliki sekitar 8,5 juta penderita diabetes yang merupakan
jumlah ke-4 terbanyak di Asia dan ke-7 di dunia. Pada tahun 2030 diperkirakan
diabetes mellitus menempati urutan ke-7 penyebab kematian dunia jika tidak
ditangani dengan baik, sedangkan untuk Indonesia diperkirakan pada tahun 2030
akan memiliki penyandang diabetes mellitus sebanyak 21,3 juta jiwa
(Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2013).
Diabetes mellitus merupakan penyakit kronis yang menciri dengan adanya
abnormalitas metabolisme karbohidrat, lipid, protein, dan berkaitan dengan
1
Universitas Sumatera Utara
2
defisiensi insulin (Suryawanshi, dkk., 2006). Gangguan insulin disebabkan oleh
ketidakmampuan organ pankreas dalam memproduksi insulin secara optimal.
Sekarang ini hampir semua jenis pangan yang semula menjadi kebanggaan
bangsa tertentu dengan mudah diperoleh dan dimanfaatkan oleh bangsa lain.
Sudah sepantasnya di masa mendatang bangsa Indonesia tidak perlu
menggantungkan diri
pada produk pangan fungsional dan suplemen yang
diproduksi di manca negara tetapi bahan bakunya berasal dari Indonesia, atau
diproduksi dengan lisensi/paten dari manca negara padahal komponen bioaktif
yang digunakan untuk pangan tersebut berasal dari sumberdaya pangan Indonesia.
Tanaman bengkuang dikategorikan sebagai salah satu tanaman yang
pemanfaatannya belum optimal. Bengkuang adalah salah satu tanaman legum
yang menghasilkan umbi akar yang dapat dikonsumsi. Sejauh ini umbi bengkuang
di Indonesia hanya dimanfaatkan sebagai bahan konsumsi segar namun
sebenarnya memiliki potensi industri yang cukup besar.
Bengkuang (Pachyrizus erosus L.) termasuk tanaman polong hortikultura
yang mempunyai potensi sangat baik untuk dikembangkan karena manfaat dari
tanaman bengkoang sangat banyak diantaranya adalah umbi bengkuang
mengandung inulin yang tidak bisa dicerna sehingga dapat digunakan sebagai
pengganti gula, kandungan pati bengkuang yang dapat digunakan sebagai bahan
kosmetik, serta sebagai bahan dasar obat untuk penyakit kanker, diabetes mellitus,
nyeri perut, dan dapat diolah sebagai bahan makanan.
Selain isoflavon, umbi bengkuang juga mengandung polisakarida larut air
(PLA) yang dikenal dengan inulin. Inulin tergolong oligosakarida yang tidak bisa
dicerna oleh tubuh manusia tetapi larut dalam air. Sifat seperti ini sangat berguna
Universitas Sumatera Utara
3
bagi penderita diabetes atau orang yang melakukan diet rendah kalori
(Lingga, 2010). Keberadaan isoflavon dan PLA pada umbi bengkoang menambah
pamor bengkoang sebagai tanaman yang berkhasiat untuk mencegah kerusakan
oksidatif membran sel, aterosklerosis akibat teroksidasinya LDL (kolesterol
jahat), penyakit jantung koroner, penyakit kardiovaskular, dan kerusakan oksidatif
DNA. Selain itu daya antioksidan isoflavon juga berguna untuk memberi efek
antiproliferatif dan menghambat pertumbuhan sel melanoma (salah satu pemicu
kanker) (Astawan, 2009), sedangkan PLA berguna bagi kesehatan flora yang
hidup di dalam usus seperti Lactobaciillus sp (Lingga, 2010).
Bengkuang memiliki kandungan serat pangan yang cukup tinggi. Serat
pangan merupakan bagian makanan yang tahan terhadap pencernaan dan absorpsi
dinding usus halus, yang kemudian difermentasi di dalam usus besar, maka serat
dapat berfungsi sebagai prebiotik bagi mikroflora usus serta dapat menurunkan
kadar kolesterol dan glukosa darah. Oligosakarida merupakan polimer dari unitunit fruktosa. Inulin bersifat larut air, tidak dapat dicerna oleh enzim-enzim
pencernaan, tetapi difermentasi mikroflora kolon (Hernawati, dkk., 2013).
Beberapa penelitian mengenai antioksidan dan polisakarida larut air umbi
bengkuang menunjukkan hasil yang berbeda-beda. Hal ini dapat dipengaruhi oleh
umur panen bengkuang dan juga metode ekstraksi dan jenis pelarut yang
digunakan. Antioksidan yang terdapat dalam bengkuang dapat diektraksi dengan
menggunakan berbagai pelarut seperti: air, metanol, dan aseton. Penelitian Hilman
(2012) menunjukkan bahwa hasil yang terbaik untuk polisakarida larut air umbi
bengkuang terdapat pada ektraksi dengan menggunakan laru tempe dan
penambahan air 2 bagian. Penelitian Lintang (2014) menunjukkan fraksi air umbi
Universitas Sumatera Utara
4
bengkuang memiliki aktivitas antioksidan paling tinggi pada umbi bengkung
umur panen 5 bulan.
Beberapa penelitian mengenai polisakarida alami dan pengaruhnya
terhadap diabetes mellitus telah dilakukan diantaranya polisakarida larut air
(PLA) pada tanaman keluarga Discoreaceae (Liu, et al., 2007), PLA dari oat atau
produk barley (Juntunen, et al., 2003), PLA dari Gembili (Harijono, et al., 2012)
sedangkan dari umbi bengkuang belum pernah diteliti.
Untuk mengetahui potensi PLA bengkuang dalam menurunkan kadar gula
dalam darah, maka dilakukan pengujian efek hipoglikemik, penimbangan berat
badan, dan uji toleransi glukosa. Mencit percobaan diinduksi dengan
streptozotocin untuk mendapatkan mencit dalam kondisi diabetes mellitus.
Streptozotocin dapat merusak sel beta Langerhans pankreas yang menyebabkan
gangguan
sintesis
insulin
dan
hiperglikemia
secara
permanen
(Izumi, dkk., 2003; Guyton dan Hall, 2006).
Berdasarkan uraian diatas maka dilakukan penelitian tentang “Pengaruh
Pemberian Polisakarida Larut Air Bengkuang (Pachyrhizus erosus L.)
terhadap Mencit Penderita Diabetes Mellitus”.
Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik fisiko kimia
polisakarida larut air bengkuang dan pengaruh pemberian polisakarida larut air
bengkuang terhadap mencit percobaan penderita diabetes mellitus. Selain itu dari
penelitian ini dapat diketahui peran polisakarida larut air dalam menurunkan kadar
gula darah pada mencit percobaan yang menderita diabetes mellitus.
Universitas Sumatera Utara
5
Kegunaan Penelitian
Penelitian ini berguna untuk mendapatkan data penyusunan skripsi sebagai
salah satu syarat dalam memperoleh gelar sarjana teknologi pertanian di Fakultas
Pertanian, Universitas Sumatera Utara. Hasil penelitian ini juga diharapkan dapat
digunakan secara ilmiah oleh semua pihak terkait, sehingga masyarakat dapat
lebih mengetahui dan memahami manfaat Polisakarida Larut Air bengkuang
dalam upaya mengurangi oksidasi dari radikal bebas dan mengatasi penyakit
diabetes melitus.
Hipotesis Penelitian
Ada pengaruh pemberian Polisakarida Larut Air (PLA) bengkuang
terhadap kesehatan mencit percobaan penderita diabetes mellitus yang diinduksi
streptozotocin. Berbagai kelompok perlakuan (kontrol, positif, negatif, dan
perlakuan dengan menggunakan streptozotocin) memberikan pengaruh terhadap
kesehatan mencit percobaan.
Universitas Sumatera Utara
Download