BAB III KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 3.1 Kajian Teori 3.1.1 Segmentasi Media Media, baik cetak maupun elektronik, masing-masing memiliki target khalayak yang ingin disasar. Setiap media akan membuat segmentasi khalayak sasarannya dengan bentuk segmentasi yang berbedabeda. Pemilihan segmentasi tersebut tidak hanya berfungsi sebagai pembeda antara media yang satu dengan yang lainnya tetapi juga mempengaruhi konten media yang bersangkutan, mulai dari kemasan, informasi yang diberikan, bahkan sampai pada gaya bahasa yang digunakan. Media harus menentukan segmentasi audience yang akan ditujunya. Namun demikian dalam proses pemasaran, segmentasi ini tidak berdiri sendiri. Segmentasi merupaka satu kesatuan dengan targeting dan positioning. Targeting atau menetapkan audience adalah tahap selanjutnya dari analisis segmentasi. Produk dari targeting adalah target audience yang akan menjadi focus kegiatan-kegiatan iklan. (Morrisan, 2009: 167) Segmentasi pasar audience adalah suatu konsep yang sangat penting dalam memahami audience dan pemasaran produk (Morrisan, 2009, 167) mendefinisikan segmentasi pasar sebagai: 28 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 29 1. Membagi suatu pasar ke dalam kelompok-kelompok yang jelas yang memiliki kebutuhan yang sama dan 2. Memberikan respon yang sama terhadap suatu tindakan pemasaran. Pengelola media harus memiliki satu atau beberapa segmen audience saja yang memiliki karakter atau respons yang sama. Dengan memahami siapa audience nya, maka praktisi media dapat menentukan bagaimana cara menjangkaunya, program apa yang dibutuhkan, dan bagaimana mempertahankan audience dari competitor. Segmentasi di perlukan agar media dapat melayani audience nya secara lebih baik, melakukan komunikasi yang lebih persuasive, dan yang lebih penting adalah memuaskan kebutuhan dan keinginan audience yang dituju. Konsep segmentasi memberi pegangan yang sangat penting dalam memahami audience media.Konsep ini juga memberikan anjuran agar memilih bagian tertentu saja dari khalayak audience yang sangat luas agar dapat memberikan pelayanan yang sebaik-baiknya. Dengan adanya segmentasi audience, maka perusahaan dapat mendesain program yang lebih responsive terhadap kebutuhan audience. Dasar-dasar dalam melakukan segmentasi audience yang terdiri atas segmentasi demografis, geografis, geodemografis, dan psikografis http://digilib.mercubuana.ac.id/ 30 3.1.1.1 Pola Segmentasi Pasar Segmen pasar terdiri dari kelompok pelanggan yang memiliki seperangkat keinginan yang sama. Berbagai cara dapat digunakan untuk mendefinisikan segmen pasar. Salah satu cara untuk mengukur pasar adalah mengidentifikasi segmen pilihan, tiga pola berbeda bisa muncul Menurut (Kotler, dan Keller, 2007 : 294) 1. Homogeneus preference (preferensi homogen) Homogeneus preference merupakan pola yang menunjukkan bahwa konsumen memiliki preferensi yang sama terhadap produk atau jasa yang ditawarkan. 2. Diffused preference (preferensi yang menyebar) Diffused preference merupakan pola yang menunjukkan bahwa konsumen memiliki preferensi yang beragam terhadap suatu produk atau jasa yang ditawarkan 3. Clustered preference (preferensi yang mengelompok) Clustered preference merupakan pola yang menunjukkan bahwa konsumen memiliki preferensi yang berkelompok- kelompok.Dimana konsumen yang berada dalam satu kelompok memiliki kesamaan preferensi. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 31 3.1.1.2 Pembagian Segmentasi Pasar Pasar dapat dibagi ke dalam berbagai basis, dan pasar industri dibagi secara berbeda dari pasar konsumen, seperti yang digambarkan di bawah ini (Kotler & Keller, 2007:301) 1) Segmentasi Pasar Konsumen Segmentasi untuk pasar retail (konsumer) dapat dipetakan menjadi sbb : 1. Segmentasi geografis : segmenteasi berdasarkan pada variabel geografis seperti daerah, iklim, kepadatan penduduk, dan laju pertumbuhan penduduk. 2. Segmentasi demografis berdasarkan pada variabel-variabel seperti usia, jenis kelamin, etnis, pendidikan, pekerjaan, penghasilan, dan status keluarga. 3. Segmentasi psikografis berdasarkan pada variabel-variabel seperti nilai, sikap, dan gaya hidup. 4. Segmentasi behavioral berdasarkan pada variabel-variabel seperti laju dan pola penggunaan, sensitivitas harga, kesetiaan akan brand, dan benefit seeker. 2) Segmentasi Pasar Bisnis Pasar bisnis dapat disegmentasi dengan menggunakan beberapa variable yang digunakan dalam segmentasi pasar konsumen, seperti geografi, manfaat yang dicari, dan tingkat pemakaian. Namun, http://digilib.mercubuana.ac.id/ 32 pemasar bisnis juga dapat menggunakan beberapa variable lain. Bonoma dan Shapiro mengusulkan segmentasi pasar bisnis dengan menggunakan variable-variabel yang ada sebagi berikut (Kotler dan Keller, 2007 : 315) Variabel demografis merupakan variable yang terpenting, diikuti oleh variable operasi dan yang terakhir karakteristik pribadi pembeli: 1. Demografis a. Industry : industry mana yang harus kita layani? b. Ukuran perusahaan : perusahaan berukuran berapa yang harus kita layani c. Lokasi: wilayah geografi mana yang harus dilayani 2. Variabel Operasi a. Teknologi : teknologi pelanggan apa yang harus kita perhatikan? b. Status pemakai atau bukan pemakai : haruskah kita melayani pemakai berat, pemakai sedang, pemakai ringan, atau nonpemakai? c. Kemampuan pelanggan : haruskah kita melayani pelanggan yang membutuhkan banyak atau sedikit pelayanan? 3. Pendekatan Pembelian a. Organisasi fungsi pembelian : haruskah kita melayani perusahaan dengan organisasi pembelian tersentralisasi atau yang terdesentralisasi? http://digilib.mercubuana.ac.id/ yang sangat 33 b. Struktur kekuatan : haruskah kita melayani perusahaan yang memiliki hubungan yang dominan dalam hal rekayasa, keuangan, dan lain lain. c. Sifat hubungan alami yang ada : haruskah kita melayani perusahaan yang memiliki hubungan yang erat dengan kita atau hanya mengejar perusahaan yang paling diinginkan? d. Kebijakan pembelian umum : haruskah kita memusatkan perhatian pada perusahaan yang lebih menyukai sewa guna usaha? Kontrak pelayanan? Pembelian system? Tender tertutup? e. Kriteria pembelian: haruskah kita memusatkan perhatian pada perusahaan yang mencari kualitas ?pelayanan? Harga ? 4. Faktor Situasi a. Tingkat Kepentingan : haruskah kita memusatkan perhatian pada perusahaan yang membutuhkan pengiriman dan pelayanan yang cepat dan mendadak? b. Penawaran Khusus : haruskah kita memusatkan perhatian pada aplikasi tertentu produk kita daripada keseluruhan aplikasi? c. Ukuran pesanan : haruskah kita memusatkan perhatian pada pesanan yang besar atau kecil? http://digilib.mercubuana.ac.id/ 34 5. Karakteristik Pribadi a. Kesamaan pembeli-penjual: haruskah kita memusatkan perhatian pada perusahaan yang memiliki orang-orang dan nilai-nilai yang sama dengan kita? b. Sikap terhadap resiko: haruskah kita memusatkan perhatian pada pelanggan yang mencari resiko atau menghindari risiko? c. Kesetiaan : haruskah kita memusatkan perhatian pada perusahaan yang memperlihatkan kesetiaan yang tinggi pada pemasok? 3.1.1.3 Kriteria Segmentasi Menurut (Kotler dan Keller,2007: 318) segmentasi pasar sebaiknya memenuhi kriteria berikut ini: 1. Dapat diukur (measurable) Sejauh mana ukuran dan daya beli segmen dapat diukur. 2. Dapat diakses (accessable) Sejauh mana segmen itu dapat diakses dan dilayani secara efektif. 3. Cukup besar (substantial) Sejauh mana segmen itu cukup besar atau cukup menguntungkan untuk dilayani sebagai pasar. Sebuah segmen sebaiknya merupakan kelompok homogen http://digilib.mercubuana.ac.id/ yang secara 35 ekonomi paling layak mendukung program pemasaran yang disesuaikan dengan kebutuhan segmen itu 4. Dapat dibedakan (differentiable) Sejauh mana segmen-segmen secara konseptual dapat dipisahpisahkan dan memberikan tanggapan yang berbeda terhadap unsur dan program bauran pemasaran yang berbeda. 5. Dapat dilaksanakan (actionable) Program-program yang efektif dapat dirumuskan untuk menarik dan melayani segmen-segmen tersebut. 3.1.1.4 Penetapan Pasar Sasaran Setelah perusahaan mengidentifikasi peluang-peluang segmen pasarnya, perusahaan memutuskan berapa harus banyak mengevaluasi dan beragam segmen mana segmen dan yang akan dibidik.Pemasaran semakin menggabungkan beberapa variabel dalam upaya mengidentifikasi kelompok sasaran lebih kecil yang terdefinisikan dengan lebih baik.Tujuh Langkah pendekatan yang dikemukakan oleh Roger Best. (Kotler, dan Keller, 2007 : 318) 1) Segmentasi berdasarkan kebutuhan Kelompok pelanggan ke dalam segmen-segmen berdasarkan manfaat dan kebutuhan yang sama yang dicari oleh pelanggan dalam menyelesaikan masalah konsumsi tertentu. 2) Identifikasi segmen http://digilib.mercubuana.ac.id/ 36 Untuk masing-masing segmen yang berdasarkan kebutuhan, tentukan demografi, gaya hidup, dan perilaku penggunaan yang membuat segmen itu khas dan teridentifikasi ( dapat dilaksanakan ). 3) Daya tarik segmen Dengan menggunakan kriteria daya tarik segmen yang sudah ditetapkan sebelumnya,seperti pertumbuhan pasar, intensitas persaingan, dan akses pasar, tentukan keseluruhan daya tarik masingmasing segmen. 4) Profitabilitas segmen Tentukan profitabilitas segmen. 5) Penetapan posisi segmen Untuk masing-masing segmen, ciptakan strategi penetapan “proposisi nilai” dan strategi penetapan posisi produk-harga berdasarkan karakteristik dan kebutuhan unik pelanggan. 6) ”Uji fungsi” segmen Ciptakan “bentangan riwayat segmen”untuk menguji daya tarik strategi penetapan posisi masing-masing segmen. 7) Strategi bauran-produk Perluasan strategi penetapan posisi segmen agar mencakup semua aspek bauran pemasaran: produk, harga, promosi, dan tempat. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 37 3.1.1.5 Mengevaluasi dan Memilih Segmen Pasar Dalam mengevaluasi segmen yang berbeda, perusahaan harus juga memperhatikan dua factor, yakni (Kotler & Keller, 2007 : 319) 1. daya tarik segmen secara keseluruhan 2. tujun dansumber daya perusahaan Setelah mengevaluasi segmen-segmen yang berbeda, perusahaan dapat mempertimbangkan lima pola pemilihan pasar sasaran, antara lain : 1. Kosentrasi Segmen Tunggal Melalui pemasaran berkonsentrasi perusahaan mendapatkan pengetahuan yang kuat tentang kebutuhan segmen dan meraih posisi pasar yang kuat di segmen tersebut. Jika ia menjadi pemimpin di segmen tersebut, perusahaan dapat menghasilkan tingkat pengembalian investasi yang tinggi akan tetapi ada resikonya, segmen pasar tertentu dapat menjadi pahit atau seorang pesaing bisa menyerobot segmen itu. Ketika pendapatan merosot tajam karena alasan ini, banyak perusahaan lebih suka beroperasi dalam lebih dari satu segmen. Perusahaan dapat mencobaberoperasi dalam supersegmen dan bukannya segmen dalam yang terisolasi.Supersegmen adalah separangkat segmen yang terbagi beberapa keserupaan yang dapat dieksploitasi. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 38 2. Spesialisasi Selektif Perusahaan memilih sejumlah segmen secara obyektif, masing-masing segmen menarik dan memadai. Strategi cakupan segmen ganda itu memiliki keunggulan berupa pendiversifikasian resiko perusahaan 3. Spesialisasi Produk Perusahaan menghasilkan produk tertentu yang dijualnya kebeberapa segmen. 4. Spesialisasi Pasar Perusahaan berkonsentrasi untuk melayani berbagai kebutuhan kelompok pelanggan tertentu 5. Cakupan Ke Seluruh Pasar Perusahaan berusaha melayani seluruh kelompok pelanggan dengan menyediakan semua produk yang mungkin mereka butuhkan. Perusahaan besar dapat mencakup seluruh pasar dengan dua cara umum, yaitu melalui pemasaran yang tidak terdiferensiasi atau pemasaran yang terdiferensiasi. 3.1.2 Kualitas Pelayanan (Service Quality) Kualitas pelayanan merupakan salah satu sumber yang penting dalam suatu perusahaan. Hal ini dikarenakan setiap manusia memiliki sifat, akal, perasaan,keinginan, serta kebutuhan yang beraneka ragam, sehingga kualitan pelayanan sangat diperlukan untuk membuat seseorang akan memilih suatu hal. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 39 Menurut Gronroos (dalam Ratminto, 2005:2): “Pelayanan adalah suatu aktivitas atau serangkaian aktivitas yang bersifat tidak kasat mata (tidak dapat diraba) yang terjadi sebagai akibat adanya interaksi antar konsumen dengan karyawan atau hal-hal lain yang disediakan oleh organisasi pemberi pelayanan yang dimaksudnya untuk memecahkan untuk memecahkan permasalahan konsumen atau pelanggan”. Menurut (Sinambela, 2006 : 5) “Pelayanan adalah setiap kegiatan yang menguntungkan dalam suatu kumpulan atau kesatuan ,dan menawarkan kepuasan meskipun hasilnya tidak terkait pada suatu produk secara fisik”. Menurut (Napitupulu, 2007:164) “Pelayanan adalah serangkaian kegiatan suatu proses pemenuhan kebutuhan orang lain secara lebih memuaskan berupa produk jasa dengan sejumlah ciri seperti tidak terwujud, cepat hilang, lebih dapat dirasakan dari pada memilki, dan pelanggan lebih dapat berpartisispasi aktif dalam proses mengkonsumsi jasa tersebut”. Berdasarkan uraian diatas, maka pelayanan dapat disimpulkan sebagai kegiatan yang dilakukan suatu organisasi yang ditujukan untuk konsumen atau masyarakat umum yang berbentuk jasa untuk memenuhi kebutuhan. (Kotler, 2005:123) dimensi kualitas jasa atau lima penentu mutu atau kualitas jasa, kelimanya disajikan menurut tingkat kepentingannya yaitu: 1. Reliabilitas (reability), adalah kemampuan untuk memberikan secara tepat dan benar jenis pelayanan yang telah dijanjikan kepada tamu. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 40 2. Responsif (responsiveness), yaitu kesadaran atau keinginan untuk cepat bertindak membantu tamu dan memberikan pelayanan yang tepat waktu. 3. Kepastian/jaminan (assurance), adalah pengetahuan dan kesopan santunan serta kepercayaaan diri para pegawai. Dimensi assurance memilki cirri-ciri: kompetisi untuk memberikan pelayanan, sopan dan memiliki sifat respek terhadap tamu. 4. Empati (empathy) memberikan perhatian individu tamu secara khusus. Dimensi emphaty ini memiliki cirri-ciri: kemauan untuk melakukan pendekatan, memberikan perlindungan dan usaha untuk mengerti keinginan, kebutuhan dan perasaan tamu. 5. Nyata (tangibles), yaitu sesuatu yang nampak atau yang nyata, yaitu penampilan para pegawai, dan fasilitas-fasilitas fisik, lainnya seperti peralatan dan perlengkapan yang menunjang pelaksanaan pelayanan. Unsur-unsur di lima prinsip dimensi kualitas pelayanan bergantung pada perilaku atau kualitas manusia, serta tingkat ketrampilan atau keahlian yang dimiliki oleh setiap individu yang terlibat dalam pelaksanaan pelayanan tersebut. Dimensi pelayanan reliabilitas (reability) dari karyawan dapat dilihat dari kesesuaian pelaksanaan pekerjaannya (pelayanannya) dengan rencana yang telah dibuat perusahaannya.Selain itu, karyawan mempunyai kepedulian terhadap permasalahan yang sedang dihadapi konsumen dan sejak awal memang ahli dalam menyampaikan pelayanan kepada konsumen http://digilib.mercubuana.ac.id/ 41 serta melaksanakan pekerjaannya dengan tepat waktu sesuai janji yang diberikan kepada konsumen. Sedangkan dimensi responsive (responsiveness) dari karyawan adalah karyawan memberikan informasi yang jelas kepada konsumen dan memberikan pelayanan kepada konsumen secara cepat dan tepat serta sungguh-sungguh membantu konsumen serta memilki waktu untuk menanggapi permintaan konsumen dengan cepat. Karyawan memiliki dimensi pelayanan kepastian atau jaminan (assurance) apabila dia benar-benar memiliki kemampuan atau keahlian dan mempunyai rasa sabar dalam menghadapi konsumen sehingga konsumen merasa aman.Selain itu, lingkungan kerja dan pimpinan perusahaan mendukung tugas karyawannya. Kemudian, dimensi pelayanan empati (empathy) dari karyawan terlihat ketika karyawan memiliki perhatian kepada konsumen dan kepentingannya, dan dia memahami kebutuhan konsumen serta berusaha menyesuaikan jam kerjanya dengan kesibukan konsumen. Sedang dimensi pelayanan nyata (tangibles) terlihat dari kemutakhiran peralatan dan tekhnologi yang dimiliki dan kondisi sarana yang baik serta keselarasan fasilitas fisik yang dimiliki dengan jenis jasa yang diberikan. Dari definisi di atas dapat diartikan bahwa kualitas pelayanan adalah berpusat pada upaya pemenuhan kebutuhan dan keinginan pelanggan serta ketepatan penyampaiannya untuk mengimbangi harapan para pelanggan. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 42 Kualitas pelayanan adalah tingkat keunggulan yang diharapkan dan pengendalian atas tingkat keunggulan tersebut untuk memenuhi keinginan pelanggan. Jadi apabila jasa pelayanan yang diterima atau dirasakan sesuai dengan yang diharapkan, maka kualitas pelayanan dipersepsikan baik dan memuaskan. Jika jasa pelayanan yang diterima lebih rendah dari yang diharapkan maka kualitas pelayanan dipersepsikan buruk. Kotler (2005:265) mengungkapkan bahwa suatu organisasi harus memperhatikan empat karakter khusus suatu pelayanan, yakni : 1. Tanpa wujud (service intangibility) 2. Keterikatan jasa pelayanan dan penyediaan jasa dapat dipisahkan (service inseparability) 3. Variabilitas pelayanan (service variability), dan 4. Pelayanan langsung digunakan dan habis (service perishability) Tanpa wujud (service intangibility) berarti bahwa jasa/pelayanan tidak dapat dilihat, diraba, didengar, atau dicium sebelum jasa itu dibeli.Keterikatan pelayanan jasa dan penyedia jasa dimisalkan sebagai suatu produk fisik dihasilkan, kemudian disimpan, lalu dijual, dan akhirnya dikonsumsi. Sebaliknya pada sisi lain, jasa dijual terlebih dahulu, baru diproduksi dan dikonsumsi pada saat yang sama (service are first sold, then produced and comsumed at the same time). Service inseparability berarti bahwa jasa pelayanan tidak dapat dipisahkan dari penyedia jasa pelayanan itu sendiri, baik penyedia jasa itu sebuah mesin atau seseorang, atau suatu kelompok orang (organisasi).Variabilitas http://digilib.mercubuana.ac.id/ 43 pelayanan (service variabiltiy) berarti bahwa kualitas jasa pelayanan tergantung pada siapa yang menyediakan atau menghasilkan jasa itu, juga tergantung pada kapan, di mana, dan bagaimana jasa pelayanan itu diselenggarakan.Pelayanan langsung habis (service perishability) berarti bahwa jasa pelayanan tidak dapat disimpan untuk kemudian dijual kembali atau digunakan. Menurut Wyckof dalam lovelock (2005) menyatakan bahwa kualitas pelayanan merupakan tingkat keunggulan (excellence) yang diharapkan dan pengendalian atas keunggulan tersebut untuk memenuhi keinginan pelanggan. Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa kualitas pelayanan merupakan keunggulan yang dirasakan oleh konsumen perusahaan jasa dari perbandingan antara apa yang diinginkan konsumen dengan apa yang diterima oleh konsumen setelah melakukan pembelian jasa. Menurut Kotler, kualitas harus dimulai dari kebutuhan pelanggan dan berakhir pada persepsi pelanggan. Hal ini berarti bahwa citra kualitas yang baik bukan berdasarkan sudut pandang atau persepsi pihak penyedia jasa, melainkan berdasarkan sudut pandang atau persepsi pelanggan. Pelanggan yang mengkonsumsi dan menikmati jasa perusahaan, sehingga merekalah yang seharusnya menentukan kualitas jasa. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 44 3.1.3 Harga (Price) Menurut Kotler dan Lee (2007 : 80) harga adalah salah satu alat pemasaran kunci yang digunakan organisasi untuk mencapai tujuan pemasarannya.Ini merupakan sesuatu yang berpengaruh kuat sering kali merupakan factor utama dalam pengambilan keputusan pembeli. Harga tidak hanya berkaitan dengan pembayaran atas produk, program dan jasa, ia juga menggambarkan disinsentif moneter seperti tiket dan denda serta insentif moneter seperti kupon diskon. Sedangkan menurut (Tjiptono, 2008 : 39), harga merupakan satuan moneter atau ukuran lainnya (termasuk barang dan jasa lainnya) yang ditukarkan agar memperoleh hak kepemilikan atau penggunaan suatu barang atau jasa. Harga merupakan komponen yang berpengaruh langsung terhadap laba perusahaan agar dapat sukses dalam memasarkan suatu barang atau jasa, manager harus mengintegrasikannya terlebih dahulu dengan keputusan-keputusan sebelumnya, yaitu dalam bidang produksi, distribusi dan strategi promosi. Penyesuaian ini dibutuhkan agar dapat menciptakan suatu bauran pemasaran yang konsisten, terpadu, dan mampu mencapai sasaran yang telah ditetapkan. Sementara menurut (Kotler dan Armstrong, 2008: 345) harga adalah sejumlah uang yang ditagihkan atau suatu produk, atau lebih luas lagi, harga adalah jumlah dari nilai yang diberikan oleh pelanggan untuk mendapatkan keuntungan dari memiliki atau menggunakan suatu produk atau jasa. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 45 Sepanjang sejarahnya, harga telah menjadi factor utama yang mempengaruhi pilihan para pembeli, hal ini masih menjadi kenyataan di negara-negara dunia ketiga, dikalangan kelompok-kelompok social yang miskin, serta pada bahan pokok sehari-hari. Namun dalam dasawarsa terakhir ini factor-faktor lain selain harga telah beralih menjadi relative lebih penting dalam proses pembeliannya. Harga menurut (Kotler & Keller, 2012 : 146) adalah perangkat independen dari sisa bauran pemasaran dan bukannya sebagai unsur intrinsic dari strategi penentuan posisi pasar, dan harga tidak cukup berfariasi untuk butir-butir produk, segmen pasar, saluran distribusi, dan kesempatan pembelian yang berbeda. Secara lebih luas, harga adalah keseluruhan nilai yang ditukarkan konsumen untuk mendapatkan keuntungan dari kepemilikan terhadap sebuah produk atau jasa. Selain sebagai makhluk social, setiap konsumen juga merupakan individu yang berbeda beda. Penilaian yang dirasakan setiap konsumen terhadap suatu produk atau jasa yang mereka terima tidak sama, banyak factor yang dapat mempengaruhinya. Persepsi konsumen terhadap sesuatu harga dapat mempengaruhi keputusannya dalam membeli suatu produk. Oleh karena itu setiap produsen akan berusaha memberikan persepsi yang baik terhadap produk atau jasa yang mereka jual. Menurut (Tjiptono, 2008 : 93), ada 4 hal yang menjadi tujuan penetapan harga, yaitu : 1. Tujuan berorientasi pada laba http://digilib.mercubuana.ac.id/ 46 Ini didasarkan pada asumsi teori ekonomi klasik yang menyatakan bahwa setiap perusahaan selalu memilih harga yang dapat menghasilkan laba yang maksimum. 2. Tujuan berorientasi pada volume Tujuan ini berorientasi pada volume, dimana harga ditetapkan sedemikian rupa agar dapat mencapai target volume penjualan, nilai penjual, ataupun untuk menguasai pangsa pasar. 3. Tujuan berorientasi pada citra Perusahaan dapat menentukan harga tinggi untuk membentuk atau mempertahankan citra perusahaan.Sebaliknya, harga rendah dapat dipergunakan untuk membentuk citra nilai tertentu. 4. Tujuan Stabilitas Harga Tujuan stabilitas dilakukan dengan jalan menetapkan harga untuk mempertahankan hubungan yang stabil antara harga suatu perusahaan dan harga pemimpin industry. 5. Tujuan-tujuan lainnya Penetapan harga dapat juga bertujuan untuk mencegah masuknya pesaing, mempertahankan loyalitas pelanggan, mendukung penjualanulang, atau menghindari campur tangan pemerintah. (Kotler dan Keller, 2012 : 241) menyatakan bahwa dimensi persepsi harga terdiri atas: http://digilib.mercubuana.ac.id/ 47 1. Daftar harga Daftar harga adalah informasi mengenai harga produk yang ditawarkan agar konsumen mepertimbangkan untuk membeli produk 2. Diskon Diskon adalah potongan harga yang diberikan penjual kepada konsumen. 3. Periode pembayaran Adalah kemudahan pembayaran yang diberikan kepada konsumen berupa kelongaran jangka waktu pembayaran. Adapun yang menjadi factor-faktor yang perlu dipertimbangkan dalam penetapan harga suatu produk atau jasa menurut (Tjiptono, 2008: 72) ada dua antara lain : 1. Faktor internal perusahaan Factor ini berasal dari dalam perusahaan, yang meliputi : a. Tujuan Pemasaran Perusahaan Factor utama yang menentukan dalam penetapan harga adalah tujuan pemasaran perusahaan. Tujuan tersebut bisa berupa maksimalisasi laba, mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan, meraih pangsa pasar yang besar, menciptakan kepemimpinan dalam hal kualitas, engatasi melaksanakan tanggung jawab social dan lain lain. http://digilib.mercubuana.ac.id/ persaingan, 48 b. Strategi bauran pemasaran Harga adalah salah satu komponen bauran pemasaran.Oleh karena itu, harga perlu di koordinasikan dan saling mendukung dengan bauran pemasaran lainnya, yaitu produk, distribusi, dan promosi. c. Biaya Biaya merupakan factor yang menentukan harga minimal yang harusditetapkan perusahaan agar tidak mengalami kerugian.Oleh karena itu setiap perusahaan sangat memperhatikan (biaya tetap dan biaya variabel), serta jenis-jenis biaya lainnya. 2. Factor external perusahaan Merupakan factor yang berasal dari luar perusahaan itu sendiri, yaitu : a. Sifat Pasar dan permintaan Setiap perusahaan perlumemiliki sifat pasar dan permintaan yang dihadapinya, apakah termasuk pasar persaingan sempurna, persaingan monopoli, maupun oligopoly. Factor lainnya yang tidak kalah penting adalah elastisitas permintaan b. Persaingan Kebebasan perusahaan dalam menentukan harga itu bergantung pada jenis pasar yang berbeda beda. Berdasarkan bentuk persaingannya ada empat jenis pasar, antara lain : http://digilib.mercubuana.ac.id/ 49 1) Pasar persaingan murni (Pure Competitor) Yaitu pasar yang terdiri dari banyak pembeli dan penjual yang memperdagangkan komoditas yang sama 2) Pasar persaingan monopoli (monopolistic competition) Pasar yang terdiri dari banyak pembeli dan penjual berdagang pada kisaran harga tertentu, bukan pada satu harga pasar. 3) Pasar persaingan oligopoly (oligopolistic Competition) Yaitu pasar yang terdiri dari sediit penjual yang sangat sensitive pada penetapan harga dan strategi pemasaran yang dilakukan oleh pesaing 4) Pasar monopoli murni (pure monopoly) Yaitu pasar yang hanya ada satu penjual saja. Penentuan harga merupakan titik kritis dalam bauran pemasaran jasa karena harga menentukan pendapatan dari suatu usaha atau bisnis. Keputusan penentuan hargajuga sangat signifikan didalam penentuan nilai atau manfaat yang dapat diberikan kepada pelanggan dan memainkan peranan penting dalam gambaran kualitas jasa. Strategi penentuan harga dalam perusahaan jasa dapat menggunakan penentuan harga premium pada saat permintaan tinggi dan harga diskon pada saat permintaan menurun. Harga para pesaing akan mempengaruhi tingkat permintaan jasa yang ditawarkan sehingga harga pesaing harus turut dipertimbangkan dalam proses penetapan harga. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 50 Dalam penelitian ini indikator harga yang digunakan yaitu (Stanton, 1998 dalam Lembang, 2010 : 48) 1. Keterjangkauan harga 2. Kesesuaian harga dengan kualitas produk 3. Kesesuaian harga dengan manfaat Selain mempertimbangkan jumlah audience dan demografinya, pemasang iklan akan mempertimbangkan mengenai jmlah uang yang mereka harus keluarkan agar iklan yang ditayangkan dapat mencapai jumlah audience tertentu. Dengan kata lain pemasang iklan ingin mengetahui berapa banyak iklan yang harus dibayar berdasarkan jumlah audience yang menerima pesan iklan itu. 3.1.4 Pengambilan Keputusan Pembelian Keputusan adalah pemilihan suatu tindakan dari dua atau lebih alternative (Schiffman Kanuk, 2010 : 97). Pengambilan keputusan menggambarkan proses evaluasi yang dilakukan konsumen terhadap atribut-atribut dari sekumpulan produk, merek atau jasa, dimana kemudian konsumen secara rasional memilih salah satu dari produk, merek, atau jasa tersebut yang dapat memenuhi kebutuhannya dengan biaya paling murah. Keputusan merupakan hasil pilihan seseorang dari berbagai pilihan atau alternative yang tersedia. Menurut (Schiffman dan Kanuk, http://digilib.mercubuana.ac.id/ 51 2010 : 127), terdapat tiga tipe pengambilan keputusan konsumen, yaitu : 1. Extension Problem Solving Ketika konsumen tidak memiliki kriteria untuk mengevaluasi sebuah kategori produk atau merek tertentu pada kategori tersebut, atau tidak membatasi jumlah merek yang akan dipertimbangkan ke dalam jumlah yang mudah dievaluasi, maka proses pengambilan keputusannya bisa disebut sebagai pemecahan masalah yang diperluas (Schiffman dan Kanuk,2010 ; 128) 2. Limited Problem Solving Pada tipe pemecahan masalah yang terbatas ini, konsumen telah memiliki kriteria dasar untuk mengevaluasi produk dan berbagai merek pada kategori tersebut.Namun konsumen belum memiliki preferensi tentang merek tersebut.Konsumen hanya membutuhkan tambahan informasi untuk bisa membedakan antara berbagai merek tersebut. Konsumen menyederhanakan proses pengambilan keputusan. 3. Habitual Decision Making Pada tahap ini konsumen telah memiliki pengalaman terhadap produk yang akan dibelinya. Konsumen juga telah memiliki standar untuk mengevaluasi merek dan hanya mereview apa yang telah diketahuinya. Pada tingkatan pemecahan masalah rutin ini konsumen hanya membutuhkan informasi yang sedikit. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 52 3.1.4.1 Proses Pengambilan Keputusan Pembelian Pada proses pengambilan keputusan, konsumen melewati beberapa tahapan dimana mereka mendapatkan, mengkonsumsi, dan menggunakan produk atau jasa. Menurut (Schiffman dan Kanuk, 2010: 172), tahapan pengambilan keputusan yang dilakukan oleh konsumen terdiri dari : 1. Pengenalan masalah (problem recognition) Pengenalan kebutuhan muncul ketika konsumen menghadapi suatu masalah, yaitu suatu keadaan dimana terdapat perbedaan yang signifikan antara keadaan yang sebenarnya (actual state) dengan keadaan yang diinginkan (desired state).Pada keadaan tanpa masalah actual state dan ideal state berada pada posisi yang sejajar. Namun masalah yang dapat muncul melalui salah satu dari dua cara. Pertama, jika konsumen mengalami kehabisan produk atau membeli produk yang ternyata tidak memenuhi kebutuhan maka actual state konsumen akan bergerak turun. Dalam hal ini konsumen berada dalam kondisi need recognition. Kedua, jika konsumen memiliki produk degan kualitas yang lebih baik maka ideal state konsumen akan bergerak naik. Dalam hal ini konsumen berada pada kondisi apportunity recognition. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 53 2. Pencarian informasi (information search) Jika permasalahan sudah dikenali maka konsumen membutuhkan informasi yang cukup untuk memecahkan masalah tersebut. Pencarian informasi adalah proses dimana konsumen mengamati lingkungannya dengan mengambil data yang sesuai untuk membuat keputusan yang masuk akal. Ada dua model pencarian informasi yaitu pre purchase search dan ongoing search. Pre purchase adalah proses dimana konsumen mengenali kebutuhan kemudian melakukan pencarian informasi. Sedangkan ongoing search merupakan proses dimana konsumen menikmati pencarian informasi untuk kesenangan karena mereka ingin tetap up to date pada apa yang terjadi di pasar. 3. Evaluasi terhadap alternative (evaluation of alternative) Terdiri dari dua tahap, yaitu menetapkan tujuan pembelian dan menilai serta mengadakan seleksi terhadap alternative pembelian berdasarkan tujuan pembeliannya. Setelah konsumen mengumpulkan informasi mengenai jawaban alternative terhadap suatu kebutuhan, maka konsumen akan mengevaluasi pilihan dan menyederhanakan pilihan pada alternative yang diinginkan. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 54 4. Pemilihan produk (Produk Choice) Ketika alternative yang berhubungan dari sebuah kategori telah dirangkai dan di evaluasi, sebuah pilihan harus diambil diantara beberapa alternative. Keputusan untuk mengambil pilihan dapat terjadi dengan cara yang bervariasi mulai dari proses yang sederhana dan cepat, hingga ke proses kompleks yang membutuhkan banyak perhatian dan proses kognitif. 5. Proses pasca pembelian (post acquisition process) Setelah konsumen melakukan pembelian dan menggunakan produk, mereka melakukan evaluasi dengan membandingkan performance yang terdapat pada produk dengan ekspektasi mereka. Menurut (Schiffman dan Kanuk, 2010: 193), terdapat tiga kemungkinan yang dapat terjadi dari evaluasi pasca pembelian ini yaitu : 1. Actual Performance, dimana performa produk sesuai dengan ekspektasi 2. Performance yang melebihi ekspektasi yang mengakibatkan positive disconfirmation of expectation sehingga konsumen merasa puas http://digilib.mercubuana.ac.id/ 55 3. Performance tidak memenuhi ekspektasi yang mengakibatkan negative disconfirmation of expectation sehingga konsumen merasa tidak puas. Komponen penting yang terjadi pada evaluasi pasca pembelian ini adalah berkurangnya keraguan yang mungkin dimiliki konsumen mengenai seleksi yang dilakukan. Dalam proses ini, konsumen mencoba untuk meyakinkan diri bahwa pilihannya tepat. Tingkat analisis pasca pembelian yang dilakukan konsumen terjadi pada tingkat kepentingan produk dan pengalaman yang diperoleh dalam menggunakan produk. Jika performance produk mengecewakan atau tidak memenuhi harapan maka mereka akan mencari alternative yang lebih sesuai. 3.1.5 Hubungan Antar Variabel Penelitian 3.1.5.1 Hubungan Segmentasi dengan Keputusan Pembelian Dalam teori seperti yang dikatakan oleh (Morrisan, 2009 : 167), media harus menentukan segmentasi audience yang akan ditujunya. Pengelola media harus memiliki satu atau beberapa segmen audience saja yang memiliki karakter atau respons yang sama. Dengan memahami siapa audience nya, maka praktisi media dapat menentukan bagaimana cara menjangkaunya, program apa yang dibutuhkan, dan bagaimana mempertahankan audience dari competitor. Segmentasi akan menjadi target audience yang akan menjadi focus kegiatan-kegiatan iklan. Dalam http://digilib.mercubuana.ac.id/ 56 Hal ini segmentasi media akan menjadi factor utama dalam melakukan penjualan media untuk mendapatkan iklan. Salah, Craft, Stephen (2010) yang menunjukkan bahwa segmentasi berpengaruh terhadap keputusan pelanggan. Untuk variabel Segmentasi. Dan menurut Pristiwati (2014), Pengaruh segmentasi, targeting dan positioning terhadap keputusan pembelian konsumen secara serentak berpengaruh terhadap keputusan pembelian konsumen. Secara parsial targeting dan segmentasi berpengaruh significan, sedangkan pada positioning berpengarh lemah terhadap keputusan pembelian konsumen. Dari penelitian Ranjbarian (2014), Penerapan Segmentasi merupakan strategi yang efektif dan dapat menunjang keputusan konsumen dalam pembelian produk. Bedasarkan penelitian yang telah dilakukan pengaruh segmentasi pasar dan positioning produk mempunyai pengaruh yang signifikan secara stimultan terhadap variable keputusan pembelian. Berdasarkan dari analisis korelasi parsial segmentasi pasar mempunyai pengaruh lebih besar dari pada positioning produk, sehingga hipotesis yang menyatakan segmentasi pasar lebih dominan di bandingkan positioning produk terbukti Keyakinan pengiklan pun dapat dilihat dari segmentasi media yang sudah di bentuk dan akhirnya membuat pengiklan melakukan keputusan pembelian iklan di media tersebut. Keputusan merupakan hasil pilihan seseorang dari berbagai pilihan atau alternative yang tersedia. Apabila http://digilib.mercubuana.ac.id/ 57 Segmentasi dari media tersebut sudah sesuai dengan produk yang ingin di iklan kan, maka keputusan pembelian pun tertuju pada media tersebut. Hipotesis 1 : Terdapat pengaruh segmentasi terhadap keputusan pemilihan media online sebagai tempat beriklan pada lintas.me 3.1.5.2 Hubungan Kualitas Pelayanan dengan Keputusan Pembelian Karena jasa mempunyai kualitas dan kepercayaan yang tinggi, akan terdapat lebih banyak resiko dalam pembeliannya, hal ini mengandung beberapa konsekuensi. Pertama konsumen jasa umumnya mengandalkan cerita dari mulut ke mulut dari pada iklan, kedua mereka sangat mengandalkan harga, petugas dan petunjuk fisik untuk menilai mutunya, ketiga mereka sangat setia pada penyedia jasa yang memuaskan mereka. (Kotler 2007 : 119) Dari penelitan Wawondatu (2010) yang berjudul Pengaruh Kualitas Pelayanan dan Kepuasan Pelanggan Terhadap Keputusan Membeli Kembali Tepung Terigu PT. Estern Pearl Flour Mills. Variabel kualitas pelayanan berpengaruh signifikan terhadap keputusan membeli kembali Variabel kepuasan pelanggan berpengaruh signifikan terhadap keputusan membeli. Kualitas layanan dan kepuasan pelanggan secara simultan berpengaruh terhadap keputusan membeli kembali. Dan Menurut Kellar (2011), kepuasan terhadap produk, kinerja vendor dan interpersonal dengan penjual memiliki pengaruh yang positif terhadap keputusan http://digilib.mercubuana.ac.id/ 58 membeli kembali. Saravanan dan Rao (2010) dalam penelitiannya yang berjudul Service Quality from the customer’s perspective : an empirical investigation. Didapatkan bahwa Dimensi service quality yang paling berpengaruh adalah service marketing, human aspects of service delivery, systematization of service delivery – of non human aspects. Dari beberapa hasil penelitian terdahulu dapat kita lihat bahwa kualitas pelayanan sangat berpengaruh dan memiliki peran penting dalam setiap bentuk bisnis. Sehingga Kualitas pelayanan pada perusahaan jasa seperti media juga harus benar-benar di jaga, karena akan mempengaruhi keputusan pembelian media nya sebagai tempat beriklan. Hipotesis 2. Terdapat pengaruh kualitas pelayanan terhadap keputusan pemilihan media online sebagai tempat beriklan pada lintas.me 3.1.5.3 Hubungan Harga dengan Keputusan Pembelian Menurut (Kotler dan Armstrong, 2008: 345) harga adalah sejumlah uang yang ditagihkan atau suatu produk, atau lebih luas lagi, harga adalah jumlah dari nilai yang diberikan oleh pelanggan untuk mendapatkan keuntungan dari memiliki atau menggunakan suatu produk atau jasa. Menurut (Chang, 2010) penilaian harga dapat memberikan pengaruh yang besar bagi konsumen untuk memilih produk tertentu maupun toko atau penjual tertentu. Semakin tinggi manfaat yang dirasakan seseorang dari produk tersebut maka semakin tinggi nilai tukar produk http://digilib.mercubuana.ac.id/ 59 tersebut dimatanya dan semakin besar pula alat penukar yang bersedia dikorbankan. Berdasarkan harga yang ditetapkan, konsumen akan mengambil keputusan apakah akan membeli produk tersebut atau tidak. Sama halnya dengan hasil penelitian (Wildt, 2010) menunjukkan bahwa variabel kualitas produk berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian. Variabel harga berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian.Variabel promosi berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian. Dari beberapa penelitian yang telah dilakukan, sepanjang sejarahnya, harga telah menjadi factor utama yang mempengaruhi pilihan para pembeli, hal ini masih menjadi kenyataan di negara-negara dunia ketiga, dikalangan kelompok-kelompok social yang miskin, serta pada bahan pokok sehari-hari. Hipotesis 3. Terdapat pengaruh Harga (Price) terhadap keputusan pemilihan media online sebagai tempat beriklan pada media online lintas.me 3.2 Penelitian Terdahulu Secara umum saat ini penelitian tentang pengaruh segmentasi, servis dan biaya iklan belum terlalu banyak dilakukan para mahasiswa maupun parapeneliti akademis. Namun demikian ada juga beberapa penelitian terdahlu yang juga memiliki kesamaan teori seperti yang sedang diteliti oleh penulis. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 60 Table 1 Tabel 3.1. Penelitian Terdahulu No 1 Peneliti Lucian Reiner Wawondatu (2010) Judul Pengaruh Kualitas Pelayanan dan Kepuasan Pelanggan Terhadap Keputusan Membeli Kembali Tepung Terigu PT. Estern Pearl Flour Mills 2 Gregory M Satisfaction and Kellar (2011) Repurchase Intention : B2B Buyer Seller Relationship in Medium – Technology Industries 3 Bahram Ranjbarian (2007) 4 Nan Hong Lin The Effect of Brand Image (2010) and Product Knowledge on Purchase IntentionModerated by Price Discount 5 6 An analysis of Brand Image, Perceived Quality, Customer Satisfaction and Repurchase Intention in Iranian Department Store Hasil Variabel kualitas pelayanan berpengaruh signifikan terhadap keputusan membeli kembali Variabel kepuasan pelanggan berpengaruh signifikan terhadap keputusan membeli Kualitas layanan dan kepuasan pelanggan secara simultan berpengaruh terhadap keputusan membeli kembali. Kepuasan terhadap produk, kinerja vendor dan interpersonal dengan penjual memiliki pengaruh yang positif terhadap keputusan membeli kembali. The Perceived quality strongly influence on store brand image, customer satisfaction, and re-purchase intention Brand image berpengaruh positif terhadap purchase intention, product knowledge berpengaruh terhadap purchase intention, dengan adanya diskon harga, citra merek berpengaruh terhadap purchase intention dan dengan ada nya discount. Product knowlage tidak berhubungan dengan Purchase intention Saravanan dan Service Quality from the Dimensi service quality yang paling Rao (2010) customer‟s perspective : berpengaruh adalah service marketing, an empirical investigation human aspects of service delivery, systematization of service delivery – of non human aspects. Goller, Agenda penelitian baru Suzanne; Hogg untuk segmentasi bisnis ,Annik; Kalafa tis, Stavros (2012) Dari jurnal ini dijelaskan bahwa ada hubungan yang jelas antara orientasi pasar dan analisis segmentasi, evaluasi dan tahapan implementasi kerangka yang diusulkan: http://digilib.mercubuana.ac.id/ 61 7 Hassan, Salah S; Craft, Stephen H (2010) 8 Herbert Rotfeld (2015) 9 10 Menghubungkan keputusan segmentasi pasar global dengan pilihan posisi strategis Hasilnya adalahsejumlah besar pilihan. Meskipun kompleksitas jelas ini, sebagian besar pemasar mulai dengan positioning produk tertentu dan segmentasiPendekatan di pasar dalam negeri mereka. Cara paling mudah untuk memperluas ke pasar internasional selama bertahun adalah mengikuti antar segmen. Sangat penting bahwa kita memahami mereka dan menghargai bagaimana mereka dapat digunakan untuk memperluas jangkauan produk. Jack Apakah ada strategi di Orisinalitas / nilai – Makalah ini balik membeli iklan meminta pertanyaan penting bahwa waktu dan ruang? banyak orang dalam bisnis periklanan mencoba untuk menghindari: “Mengapa begitu banyak uang yangmenghabiskan? “. Meskipun sulit untuk melacak dampak dari setiap penempatan kendaraan tunggal, para perencana media harus setidaknya mencoba untuk mempertanyakan apa yang nyatastrategi di balik upaya untuk memaksimalkan eksposur target untuk kendaraan yang membawa logo perusahaan. Büschken, Determinan Brand Iklan Smith dan Park menganalisis pengaruh Joachim Efisiensi perluasan merek pada pangsa pasar dan (2010) periklananEfisiensi diukur dari rasio biaya / penjualan iklan. Mereka menemukan bahwa perluasan merek memiliki potensi untuk meningkatkan efisiensi dengan menyediakan payung untuk beberapa merek. Fairhurst, Menentukan anggaran Meskipun keputusan iklan Ann; Gable, iklan untuk perusahaan penganggaran yang kompleks, hasil Myron; Dickin jasa survei penelitian ini menunjukkan son, Roger bahwa layanan perusahaan melakukan (2010) menyederhanakan proses penganggaran iklan. Kedua jenis pengecer layanan yang disurvei menunjukkan bahwa mereka menggunakan persentase teknik penjualan untuk membentuk anggaran http://digilib.mercubuana.ac.id/ 62 11 Penulis: Bagaimana meningkatkan Brooks, David liputan media untuk S (2011) produk atau layanan dengan pemahaman dan pertemuan bersama tanggung jawab dengan media 12 Merchant, Bruce (2010) iklan meskipun tanpa menggunakan eksplisit dari pendekatan benchmarking. Para penulis berpendapat bahwa, melalui penggabungan benchmarking tersebut teknik, anggaran dapat dibuat bahwa: mencerminkan ekonomi perusahaan,mempertimbangkan unsur kompetitif,bisa independen dari komunikasi dan tujuan lain dari iklan, dan mengakui realitas politik perusahaan. Fungsi utama dari profesional PR adalah untuk memberikan wartawan ide cerita hebat mereka publikasi atau program yang dapat digunakan untuk menarik dan mempertahankan penonton. Namun, ada ratusan pesaing,masing-masing sama-sama membantu atau brutal persisten. Pedoman bagi para profesional PR untuk disayangi dirimedia dan menjadi pemasok disukai meliputi: 1. Benar-benar memahami kebutuhan pembeli. 2. Mengakui bahwa pelanggan sibuk dan melakukan segala kemungkinan untuk mengurangi beban kerja pelanggan. 3. Jadilah pragmatis. Layanan media monitoring Dua pengusaha mengeluh bahwa untuk era digital: Cerita menjadi semakin sulit untuk bersaing Burrelle dunia dengan semua berita tentang perusahaan mereka. Mereka berkomentar tentang bagaimana jauh lebih mudah jika mereka bisa mempekerjakan seseorang untuk melihat melalui kertas kota setiap hari untuk berita yangtergolong bisnis mereka. Itu adalah awal dari sebuah tradisi yang karyawan Burrelle ini telah dijalankan, mendengarkan pelanggan dan mengidentifikasi solusi untuk memenuhi kebutuhan mereka. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 63 13 Bahram Ranjbarian (2014) Penerapan Pasar dan Produk Keputusan Konsumen Segmentasi Positioning Terhadap Pembelian 14 Prima Adi Pengaruh Segmentasi, Surya Targeting dan Positioning Pristiwati Terhadap Keputusan (2014) Pembelian konsumen. (Studi Kasus di Rumah Makan Wong Solo) 15 Tung-Zang Chang, 2010 16 Albert R. The Use of Price in the Wildt, 2010 Purchase Decision Price, Product information, and empirical study Ini dimulai cukupsederhana. Penerapan Segmentasi merupakan strategi yang efektif dan dapat menunjang keputusan konsumen dalam pembelian produk. Bedasarkan penelitian yang telah dilakukan pengaruh segmentasi pasar dan positioning produk mempunyai pengaruh yang signifikan secara stimultan terhadap variable keputusan pembelian. Berdasarkan dari analisis korelasi parsial segmentasi pasar mempunyai pengaruh lebih besar dari pada positioning produk, sehingga hipotesis yang menyatakan segmentasi pasar lebih dominan di bandingkan positioning produk terbukti Pengaruh segmentasi, targeting dan positioning terhadap keputusan pembelian konsumen secara serentak berpengaruh terhadap keputusan pembelian konsumen. Secara parsial targeting dan segmentasi berpengaruh significan, sedangkan pada positioning berpengarh lemah terhadap keputusan pembelian konsumen. penilaian harga dapat memberikan pengaruh yang besar bagi konsumen untuk memilih produk tertentu maupun toko atau penjual tertentu. Semakin tinggi manfaat yang dirasakan seseorang dari produk tersebut maka semakin tinggi nilai tukar produk tersebut dimatanya dan semakin besar pula alat penukar yang bersedia dikorbankan. Berdasarkan harga yang ditetapkan, konsumen akan mengambil keputusan apakah akan membeli produk tersebut atau tidak. variabel kualitas produk berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian. Variabel harga berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian.Variabel promosi berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan http://digilib.mercubuana.ac.id/ 64 pembelian. 3.3 Kerangka Pemikiran Kerangka pemikiran merupakan rangkaian penalaran dalam suatu kerangkayang ditampilkan dalam bagan alur pemikiran pada premis-premis untuk sampai kepada kesimpulan. Disamping itu, kerangka berpikir dalam sebuah penulisan merupakan pandangan pola pikir yang dapat menjabarkan berbagai variable yang akan diteliti. Berikut adalah kerangka pemikiran untuk karya akhir ini: Keputusan pengiklan, di dalam kasus saat ini adalah media plan di suatu agency dalam menentukan pemilihan media digital sebagai tempat mereka melakukan periklanan di pengaruhi oleh banyak hal. Ada tiga hal yang perlu diperhatikan dalam kaitannya dengan keputusan pemilihan media untuk pemasangan iklan di media digital yaitu segmentasi media tersebut, Kualitas Pelayanan yang diberikan oleh media tersebut, serta Harga (price) yang diberikan oleh media.Ketiga hal ini merupakan komponen yang memiliki kaitan langsung antara media dan pengiklan di media digital. Dari penjelasan diatas, maka dapat dibuat rerangka konseptual penelitian yang dapat dilihat pada gambar 3.1 sebagai berikut: http://digilib.mercubuana.ac.id/ 65 Segmentasi media Y X1 Kualitas Pelayanan X2 Keputusan Pemilihan Media untuk Beriklan X3 Harga(price) Gambar 3.1 Rerangka Konseptual Penelitian 3.4 Hipotesis penelitian Adapun hipotesis yang diajukan penulis adalah : 1. Terdapat pengaruh segmentasi terhadap keputusan pemilihan media online sebagai tempat beriklan pada lintas.me 2. Terdapat pengaruh kualitas pelayanan terhadap keputusan pemilihan media online sebagai tempat beriklan pada lintas.me 3. Terdapat pengaruh Harga (Price) terhadap keputusan pemilihan media online sebagai tempat beriklan pada media online lintas.me 4. Terdapat pengaruh segmentasi, kualitas pelayanan, dan Harga (price) secara bersama-sama terhadap keputusan pemilihan media online sebagai tempat beriklan pada lintas.me http://digilib.mercubuana.ac.id/