5 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Landasan teori 2.1.1 Pemasaran Pemasaran umumnya dipandang sebagai tugas untuk menciptakan, memperkenalkan, dan menyerahkan barang dan jasa kepada konsumen dan perusahaan, namun untuk lebih lanjutnya lagi sebenarnya pemasaran juga bertanggung jawab dalam mengelola permintaan. Para manajer pemasaran berusaha mempengaruhi tingkat, waktu, dan komposisi permintaan agar bisa memenuhi tujuan organisasi. Pemasaran menurut Hendri Ma’ruf (2005, p3) adalah kegiatan memasarkan barang atau jasa umumnya kepada masyarakat, dan khususnya kepada pembeli potensial. Pemasaran menurut Kismono (2001, p293) adalah kelompok aktivitas yang saling berkaitan yang dirancang untuk mengidentifikasi kebutuhan konsumen dan mengembangkan distribusi, promosi, dan penetapan harga serta pelayanan untuk memuaskan kebutuhan konsumen terhadap tingkat keuntungan tertentu. Pemasaran (Kotler dan Armstrong, 2001, p7) adalah suatu proses sosial dan manajerial yang membuat individu dan kelompok memperoleh apa yang mereka butuhkan dan inginkan lewat penciptaaan dan pertukaran timbal balik produk dan nilai dengan orang lain. 6 Menurut Madula (2001, p83), pemasaran didefinisikan sebagai : tindakan berbagai perusahaan untuk merencanakan dan melaksanakan rancangan produk, penentuan harga, distribusi, promosi. Berdasarkan pada definisi-definisi pemasaran diatas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa pemasaran adalah suatu aktivitas atau kegiatan yang dilakukan untuk mengidentifikasikan kebutuhan konsumen dan mencoba untuk memenuhi kebutuhan konsumen tersebut melalui promosi, distribusi, penentuan harga, dan pelayanan. 2.1.2 Bauran Pemasaran Bauran pemasaran menurut Kotler (2005, p17) adalah seperangkat alat pemasaran yang digunakan oleh perusahaan untuk terus-menerus mencapai tujuan pemasarannya di pasar sasaran. Pendekatan bauran pemasaran terhadap pemasaran adalah suatu model dari pembuatan dan implementasi dari strategi pemasaran, yang menekankan pada pencampuran faktor-faktor yang ada pada organisasi dan konsumen. Oleh karena itu bauran pemasaran tidak dapat dipisahkan dari strategi pemasaran. Untuk lebih memahami bauran pemasaran berikut ada beberapa diskripsi tentang bauran pemasaran. Menurut Kotler (2002, p18) bauran pemasaran atau yang lebih dikenal dengan marketing mix adalah seperangkat alat pemasaran yang digunakan perusahaan untuk terus menerus mencapai tujuan pemasarannya di pasar sasaran. “Bauran pemasaran terdiri apa saja yang dapat dilakukan perusahaan untuk mempengaruhi permintaan produknya, yang dikenal dengan 4P, yakni : product, price, place dan promotion.” 7 Definisi bauran pemasaran (Kotler dan Armstrong, 2001, p71) sebagai seperangkat alat pemasaran taktis yang terdiri-dari 4P, yaitu produk (product), harga (price), promosi (promotion), dan distribusi (place) yang dipadukan oleh perusahaan untuk menghasilkan respon yang diinginkan pasar sasaran. Bauran pemasaran menurut Siswanto Sutojo (2001, p1) adalah empat komponen (product, price, place, promotion) yang dikemas menjadi satu yang digunakan oleh suatu perusahaan untuk memasarkan produknya agar berhasil dan memperoleh keuntungan. Dari definisi yang ada dapat disimpulkan bahwa bauran pemasaran adalah seperangkat alat pemasaran yang terdiri dari product, price, place, dan promotion yang digunakan perusahaan untuk mempengaruhi permintaan terhadap produknya pasar sasaran yang dituju. 8 Gambar 2.1Komponen 4P dari Bauran Pemasaran Transportasi Bauran Pemasaran Distribusi (place) Pasar Sasaran - Saluran - cakupan Produk(product) Pengelompokan - Lokasi - Keragamanan produk - Persediaan - Kualitas Harga (Price) Promosi (Promotion) - Rancangan - Daftar harga - Promosi penjualan - Ciri - Rabat atau diskon - Periklanan - Nama merek - Potongan harga khusus - Tenaga penjualan - Kemasan - Periode pembayaran - Hubungan masyarakat - Ukuran - Syarat kredit - Pemasaran langsung - Pelayanan - Garansi - Imbalan Sumber : Kotler 2003, p16 9 2.1.3 Produk Menurut Kotler dan Armstrong (2001, p11) manusia memuaskan kebutuhan dan keinginan mereka dengan produk dan jasa. Sebuah produk adalah segala sesuatu yang ditawarkan ke pasar untuk memuaskan kebutuhan atau keinginan. Konsep produk tidak terbatas pada objek fisik, segala sesuatu yang dapat memuaskan kebutuhan dapat disebut sebagai produk. Selain barang nyata, produk meliputi, yang merupakan aktivitas atau manfaat yang ditawarkan untuk dijual, yang pada dasarnya tidak nyata dan tidak berakibat pada kepemilikan apapun. Produk (Armstrong, 2001, p346) adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan kepasar untuk mendapatkan perhatian dibeli, digunakan, atau dikonsumsi yang dapat memuaskan keinginan atau kebutuhan. Menurut Kotler (2003, p407), produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarakan ke pasar untuk memuaskan keinginan atau kebutuhan. Menurut pendapat Tjiptono (2002, p95), produk adalah pemahaman subyektif dari produsen atas sesuatu yang bias ditawarkan sebagai usaha untuk mencapai tujuan organisasi melalui pemenuhan kebutuhan dan keinginan konsumen, sehingga dengan kompetensi dan kapasitas organisasi serta daya beli pasar. Dalam merencanakan penawaran atau produk, pemasar perlu memahami lima tingkatan produk, yaitu : 1. Produk utama atau inti (core benefit), yaitu manfaat yang sebenarnya dibutuhkan dan akan dikonsumsi oleh pelanggan dari setiap produk. 10 2. Produk generik, yaitu produk dasar yang mampu memenuhi fungsi produk yang paling dasar(rancangan produk minimal agardapat berfungsi). 3. Produk sebagai harapan (expected product), yaitu produk formal yang ditawarkan dengan berbagai atribut dan kondisinya secara normal (layak) diharapkan dan disepakati untuk dibeli. 4. Produk pelengkap (augmented product) yakni berbagai atribut produk yang dilengkapi atau ditambahi berbagai manfaat dan layanan, sehingga dapat memberikan tambahan kepuasan dan bisa dibedakan dengan produk persaing. 5. Produk potensial, yaitu segala macam tambahan dan perubahan yang mungkin dikembangkan untuk suatu produk dimasa mendatang. Menurut Tjiptono (2002, p109), secara garis besar strategi produk dapat dikelompokkan menjadi 8 jenis atau kategori, yaitu : 1. Strategi positioning produk Strategi positioning merupakan strategi yang berusaha menciptakan diferensiasi yang unik dalam benak pelanggan sasaran, sehingga terbentuk citra (image) merek atau produk yang lebih unggul dibandingkan merek atau produk pesaing. 11 2. Strategi repositioning produk Strategi ini dilaksanakan dengan jalan meninjau kembali posisi produk dan bauran pemasaran saat ini, serta berusaha mencari posisi baru yang lebih tepat bagi produk tersebut. 3. Strategi overlap produk Strategi ini adalah strategi pemasaran yang menciptakan persaingan terhadap merek tertentu milik perusahaan sendiri. 4. Strategi lingkup produk Strategi ini berkaitan dengan persepkif terhadap bauran produk suatu perusahaan, misalnya jumlah lini produk dan banyaknya item dalam setiap lini yang ditawarkan. 5. Strategi desain produk Strategi ini berkaitan dengan tingkat standarisasi produk. 6. Strategi eliminasi produk Strategi eliminasi produk dilaksanakan dengan jalan mengurangi komposisi portofolio produk yang dihasilkan unit bisnis perusahaan baik dengan cara memangkas jumlah produk dalam suatu rangkaian atau lini atau dengan jalan melepaskan suatu divisi atau bisnis. 12 7. Strategi produk baru Dalam strategi produk baru tedapat tiga alternatif, yaitu penyempurnaan atau modifikasi produk, produk imitasi atau tiruan, dan inovasi produk. 8. Strategi diversifikasi Diversifikasi adalah upaya mencari dan mengembangkan produk atau pasar yang baru atau keduanya, dalam rangka mengejar pertumbuhan, peningkatan penjualan profitabilitas fleksibilitas. Alat pemasaran yang paling mendasar adalah produk. Produk dalam istilah pemasaran (Kismono, 2001, p306) adalah bentuk fisik barang yang ditawarkan dengan seperangkat citra (image) dan jasa (service) yang digunakan untuk memuaskan kebutuhan atau keinginan. 2.1.3.1 Dimensi Kualitas Produk Sifat khas mutu suatu produk yang handal harus mempunyai mulitidimensi karena harus memberikan kepuasaan dan nilai manfaat yang besar bagi konsumen dengan melalui berbagai cara oleh karena itu setiap produk harus mempunyai ukuran yang mudah dihitung agar mudah dicari oleh konsumen sesuai dengan kebutuhannya. Spesifikasi produk dapat dibagi sebagai berikut (Elim, 2002, pp 24-25) 1. Kinerja (performance) berkaitan dengan aspek fungsional dari produk dan merupakan karakteristik utama yang dipertimbangkan pelanggan ketika ingin membeli suatu produk. 13 2. Keistimewaan (types of features) ciri khas produk yang membedakan dari produk lain yang merupakan karakteristik, pelengkap dan mampu menimbulkan kesan yang baik bagi pelanggan. 3. Kepercayaan dan waktu (reliability and durability), berkaitan dengan kemungkinan suatu produk berfungsi secara berhasil dalam periode waktu tertentu dibawah kondisi tertentu. Dengan demikian, keandalan merupakan karakteritik yang merefleksikan kemungkinan tingkat keberhasilan dalam penggunaan suatu produk. 4. Conformance, berkaitan dengan kesesuaian produk terhadap spesefikasi yang telah ditetapkan sebelumnya berdasarkan keingginan pelanggan. 5. Daya tahan (Durability), merupakan ukuran masa pakai suatu produk. Karakteristik yang berhubungan dengan daya tahan produk itu 6. Kemampuan Pelayanan (Service Ability), merupakan karakteristik yang berkaitan dengan kecepatan atau kesopanan, kompotensi, kemudahan serta akurasi dalam perbaikan 7. Estetika (Aesthetics), merupakan karakteristik mengenai keindahaan yang bersifat subjektif sehingga berkaitan dengan pertimbangan pribadi dan refleksi dari preferensi atau pilihan-pilihan individual. Dengan karakteristik pribadi dan mencakup karakteristik tertentu, seperti keelokan, kemulusan, suara yang merdu, selera dan lain-lain 8. Kualitas yang dipersepsikan (perceived quality), bersifat subyektif, berkaitan dengan perasaan pelanggan dalam mengkomsumsi produk seperti 14 meningkatkan harga diri. Hal ini dapat juga berupa karakteristik yang berkaitan dengan reputasi 2.1.4 Promosi Promosi merupakan sarana bagi perusahan yang berupa suatu kegiatan dengan tujuan untuk menciptakan komunikasi yang terarah antara produsen dan konsumen. Komunikasi pemasaran perlu dilaksanakan guna memberitahukan ketersediaan produk tersebut dipasar. Untuk mencapai tingkatan penjualan yang diinginkan, maka perusahaan perlu memberi petunjuk atau informasi tentang adanya produk agar tercapai target pasar yang diinginkan oleh perusahaan. Ada 4 jenis promosi yaitu : 1. Iklan (advertising) adalah penyajiian informasi nonpersonal tentang suatu produk, merek, perusahaan, atau toko yang dilakukan dengan bayaran tertentu. 2. Promosi penjualan (sales promotion) adalah rangsangan langsung yang ditujukan kepada konsumen untuk melakukan pembelian. 3. Penjualan personal (personal selling) melibatkan interaksi personal langsung antara seorang pembeli potensial dengan seorang salesman. 4. Publisitas (publicity) adalah bentuk-bentuk komunikasi tentang perusahaan, produk, atau merek si pemasar yang tidak membutuhkan pembayaran. 15 2.1.5 Harga Harga berdasarkan pendapat Tjiptono (2001, p151) adalah kesatuan moneter atau ukuran lainnya (termasuk barang dan jasa lainnya) yang ditukarkan agar memperoleh hak kepemilikan atau pengguanaan suatu barang atau jasa. Dalam dunia bisnis, menurut Sutojo (2001, p62) harga diartikan sebagi sejumlah uang yang ditentukan perusahaan sebagai imbalan barang atau jasa yang mereka perdagangkan dan “sesuatu yang lain” yang diadakan perusahaan untuk memuaskan keinginan konsumen. Sesuatu yang lain itu dapat berupa kebanggaan memiliki produk yang tenar mereknya, jaminan mutu, perasaan yang aman karena memiliki produk tersebut. Sedangkan menurut Chandra (2002, p149) istilah harga dapat diartikan sebagai sejumlah uang (satuan moneter) dan atau aspek lain (non moneter) yang mengandung utilitas atau kegunaan tertentu yang diperlukan untuk mendapatkan suatu produk. Dari ketiga definisi di atas dapat disimpulkan bahwa harga adalah “ suatu nilai yang harus dibayarkan oleh konsumen kepada produsen yang berfungsi untuk memperoleh barang dan jasa yang diinginkan. 2.1.6 Penjualan Perorangan (Personal Selling) Personal selling adalah interaksi antara individu, saling bertemu muka yang ditujukan untuk menciptakan, memperbaiki, menguasai, atau mempertahankan hubungan pertukaran yang saling menguntungkan dengan pihak lain. Penjualan perorangan merupakan salah satu cara promosi. Penjualan langsung berhubungan secara pribadi dengan calon pembeli dengan maksud untuk 16 menawarkan barang atau jasa, sehingga terciptalah komunikasi dua arah yang memungkinkan calon pembeli megambil keputusan saat itu juga, di mana hal ini tidak terlepas dari keahlian penjualan dalam membujuk calon pembeli. Menurut Kotler, sarana yang dapat digunakan untuk penjualan perorangan ini dapat berupa : a. Persentasi penjualan. b. Rapat penjualan. c. Program insentif. d. Pembelian sampel. e. Pekan raya dan pameran dagang. Di dalam kegiatan personal selling, tujuan dari peranan personal selling itu pada umunya adalah mempengaruhi konsumen dalam pengambilan keputusan pembelian, agar dapat meningkatkan volume penjualan yang tinggi sehingga dengan demikian dapat mencapai target yang diharapkan. Kegiatan personal selling merupakan salah satu alat promosi yang digunakan oleh produk generator dari PT.Siantar Tara Sejati, diharapkan dapat mempengaruhi pengambilan keputusan konsumen untuk melakukan pembelian produk generator. Berikut ini beberapa pengertian dari personal selling. Menurut Kotler (2002, p626) penjualan pribadi (personal selling) adalah interaksi langsung dengan satu calon pembeli atau lebih guna melakukan persentasi, menjawab pertanyaan dan menerima pesanan. 17 Menurut Shimp (2003, p281) personal selling adalah suatu bentuk komunikasi orang perorang dimana seseorang wiraniaga berhubungan dengan calon pembeli dan berusaha mempengaruhi agar mereka membeli produk atau jasanya. Menurut Masterson dan Pickton (2004, p256) personal selling adalah presentasi secara lisan, dan percakapan dengan satu pembeli yang potensial, dengan tujuan mendapatkan penjualan. Dan personal selling dapat memberikan gambaran serta pengetahuan yang cukup kepada calon pembeli mengenai produk generator yang dimiliki PT. Siantar Tara Sejati. Karena dalam personal selling, calon pembeli dapat bertanya lebih banyak ketimbang dengan kegiatan promosi lainnya, sehingga product knowledge yang mereka dapat pun lebih detail dan mendalam. Penjualan personal adalah alat yang paling efektif pada sejumlah tahap tertentu dalam proses pembelian, khususnya dalam membentuk preferensi, keyakinan, dan tindakan pembeli. Dibandingkan dengan periklanan, penjualan personal memiliki beberapa keunikan. Alat ini melibatkan interaksi pribadi antar dua orang atau lebih, sehingga setiap orang dapat mengamati kebutuhan dan karakteristik pihak lain dan melakukan penyesuaian diri dengan cepat. Penjualan personal juga memungkinkan terjadinya segala bentuk hubungan, mulai dari hubungan penjualan semata sampai hubungan persahabatan antar pribadi. Wiraniaga yang efektif selalu berusaha menjaga kepentingan pelanggan sebaik-baiknya agar dapat membangun hubungan jangka panjang. Akhirnya, melalui penjualan personal pembeli biasanya semakin merasa perlu mendengar dan memberi tanggapan, sekalipun tanggapan itu penolakan yang sopan. Namun demikian, sifat-sifat unik ini ada kerugiannya. Seorang wiraniaga memerlukan komitmen jangka panjang yang lebih lama daripada yang diperlukan oleh 18 periklanan. Iklan dapat dipasang dan dicabut, tetapi tidak demikian halnya dengan wiraniaga. Penjualan personal juga merupaka alat promosi yang paling mahal. 2.1.7 Garansi Didunia pasar sekarang ini, garansi sebuah produk memegang peranan yang sangat penting baik disisi konsumen maupun produsen. Kegunaan dari garansi sangatlah luas mencakup : • Perlindungan terhadap pabrik, distributor dan konsumen. • Jaminan kualitas • Strategi marketing • Pertimbangan kebijaksanaan politik dan legislatif Garansi juga sudah menjadi satu faktor pendukung bagi konsumen untuk membeli sebuah produk. Atau dapat dibilang lebih menyakinkan konsumen terhadap kualitas produk kita. Persaingan antar marketing juga tidak jauh dari fitur garansi ini. Bahkan sudah banyak produk yang menjanjikan seumur hidup (life-time warranty). Garansi merupakan bentuk perlindungan yang diberikan produsen kepada konsumen terkait untuk mengurangi resiko yang melekat pada produk. Garansi yang ditawarkan bisa bermacam-macam, namun umumnya yang diberikan kepada konsumen adalah dalam bentuk service dan full warranty (rusak diganti) selama jangka waktu tertentu. Garansi yang lama identik dengan jaminan keamanan produk yang lebih tinggi atau daya tahan produk yang lebih lama. Bagi konsumen, penilaian mereka akan garansi yang diberikan akan membentuk citra garansi produk atau jasa. Citra garansi ini akan mempengaruhi kualitas persepsian produk atau jasa. Temuan ini 19 sejalan dengan penelitiannya Purohit dan Srivastava (2000) yang meguji pengaruh garansi dan reputasi perusahaan pemberi garansi terhadap kualitas persepsian. Semakin tinggi citra garansi maka semakin tinggi kualitas yang dipersepsikan terhadap produk atau jasa. Apalagi pada produk yang memiliki resiko tinggi. Konsumen akan menggunakan garansi sebagai indikator kualitas manakala konsumen tidak yakin dengan kualitas produk. Garansi merupakan bentuk perlindungan yang diberikan kepada konsumen yang mungkin muncul karena adanya kegagalan produk. Garansi adalah jaminan pembayaran yang diberikan kepada pihak penerima jaminan (bisa perorangan atau perusahaan), apabila pihak yang dijamin tidak dapat memenuhi kewajiban atau cidera janji. Garansi dapat dikategorikan berdasarkan faktor-faktor dibawah ini : 1. Berdasarkan publisher. Ada dua jenis, yaitu : • Garansi resmi yang dikeluarkan oleh perusahaan atau pabrik, • Garansi tidak resmi yang dikeluarkan oleh toko atau distributor yang menjual produk tersebut. 2. Berdasarkan jangka waktu. Ada tiga jenis yaitu : • Jangka pendek : kurang dari 1 tahun • Jangka menengah : antara 1-3 tahun • Jangka panjang : lebih dari 3 tahun 20 Keuntungan garansi produk : 1. meningkatkan penjualan produk 2. memberikan jaminan atas kepercayaan konsumen 3. mempermudah proses reselling 4. mengikuti hukum legislatif kerugian yang akan terjadi jika suatu produk disertai garansi : 1. biaya produk tersebut akan lebih mahal 2. pihak produsen harus menanggung resiko klaim atas produk yang rusak 3. pihak produsen atau distributor harus mempunyai sistem analisis yang kompleks yang bisa mengatasi perubahan dokumentasi yang terjadi akibat klaim garansi tersebut Manfaat dari garansi : 1. sebagai sarana untuk memperlancar lalu lintas barang dan jasa. 2. penerima jaminan tidak akan menderita kerugian bila pihak yang dijamin melalaikan kewajiban karena penerima jaminan akan mendapat ganti rugi (pembayaran) dari perusahaan produsen produk tersebut. 21 2.1.8 Pengambilan Keputusan 2.1.8.1 Pengertian Keputusan Menurut Schermerhorn (2002, p72) keputusan adalah : “A decision is a choice among possible alternative courses of action”. Keputusan adalah penyeleksian dari pilihan-pilihan dua atau lebih alternatif. Menurut Schiffman and Kanuk (2000, p347) keputusan adalah : “A decision is selection of an option from two or more alternative must be available”. Keputusan adalah memilih satu atau dua alternafif untuk menyeleksi tindakan yang ada. 2.1.8.2 Peran Keputusan Peran keputusan pembelian merupakan hal yang paling penting bagi pembali dan penjual (perusahaan) itu sendiri. Bagi perusahaan adalah penting utnuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku pembelian, namun terdapat hal lain yang harus juga diperhatikan perusahaan yaitu pemegang peranan dalam pembelian dan keputusan untuk membeli. Terdapat lima peran yang terjadi dalam keputusan membeli yang dijelaskan oleh Simamora (2004, p15) yaitu : a. pemrakarsa (Initiator) orang yang pertama kali menyarankan membeli suatu produk atau jasa tertentu. b. pemberi pengaruh (Influencer) orang yang pandangan atau nasehatnya memberi bobot dalam pengambilan keputusan terakhir. 22 c. pengambil keputusan (Decide) orang yang sangat menentukan sebagian atau keseluruhan keputusan pembelian, apakah membeli, apa yang dibeli, kapan hendak membeli, dengan bagaimana cara membeli, dan dimana akan membeli. d. pembeli (Buyer) orang yang melakukan pembelian nyata. e. pemakai (User) orang yang mengkonsumsikan atau menggunakan produk atau jasa. 2.1.8.3 Tahap-tahap Proses Keputusan Menurut Gordon (2002, p144) pembuatan keputusan mencakup : “Do the decision makers know they are making the decision, and are they aware if they are optimizing or satisficing” Perusahaan yang cerdik melakukan riset atas proses keputusan pembelian kategori produk. Menurut Kotler (Simammora, 2000, p15) proses keputusan pembelian dapat digambarkan sebagai berikut: Pengenalan masalah Pencarian Informasi Evaluasi Alternatif Keputusan Pembelian Tahap-tahap Antara Alternatif dan keputusan pembelian . Sumber : Kotler(2008,p208) Gambar 2.2 Proses Keputusan Pembelian Pasca Pembelian 23 • Pengenalan Masalah proses dimulai saat pembeli menyadari adanya masalah atau kebutuhan. Pembeli merasakan adanya perbedaan antara yang dirasakan dan yang diinginkan. Kebutuhan ini disebabkan karena adanya rangsangan internal dan eksternal. Dari pengalaman sebelumnya orang telah belajar mengatasi dorongan ini dan dimotivasi kearah produk yang diketahuinya akan memuaskan dorongan ini. • Pencarian Informasi Seorang konsumen yang terdorong kebutuhannya mungkin atau mungkin juga tidak mencari informasi lebih lanjut. Jika dorongan konsumen kuat dan produk itu berada didekatnya, mungkin konsumen akan langsung membelinya. Jika tidak, kebutuhan konsumen ini hanya dijadikan ingatan saja. Pencarian informasi menurut tingkatannya dibagi menjadi dua : 1. perhatian yang meningkat yang ditandai informasi yang sedang-sedang saja. 2. pencarian informasi secara aktif yang dilakukan dengan mencari informasi dari segala sumber • Evaluasi Alternatif Konsumen memproses informasi tentang pilihan merek untuk membuat keputusan terakhir. Pertama, kita melihat bahwa konsumen mempunyai kebutuhan. Konsumen akan mencari manfaat tertentu dan selanjutnya melihat pada atribut produk. Konsumen akan memberikan bobot yang berbeda untuk setiap atribut produk sesuai dengan kepentingannya. Kemudian konsumen mungkin akan mengembangkan himpunan kepercayaan merek. Komponen juga dianggap memiliki fungsi utilitas yaitu 24 bagaimana konsumen mengharapkan kepuasan produk bervariasi menurut tingkat alternatif tiap ciri. Akhirnya konsumen akan tiba pada sikap kearah alternatif merek melalui prosedur tertentu. Sulit untuk mengetahui proses terjadinya evaluasi dalam diri pembeli hingga menjadi keputusan, namun menurut asumsi-asumsi pemasaran adalah sebagi berikut : Diasumsikan bahwa konsumen melihat produk sebagai sekumpulan atribut. Tingkat kepentingan atribut berbeda-beda sesuai dengan kebutuhan dan keinginan masing-masing Konsumen mengembangkan sejumlah kepercayaan tentang letak produk pada setiap atribut. Tingkat kepuasan konsumen terhadap produk akan beragam sesuai dengan perbedaan atribut. Konsumen akan sampai pada sikap terhadap merek yang berbeda melalui prosedur evaluasi. • Keputusan pembelian Pada tahap evaluasi, konsumen menyusun merek-merek dalam himpunan pilihan setelah membentuk niat pembelian. Biasanya konsumen akan memilih merek yang disukai. Tetapi ada pula faktor yang akan mempengaruhi seperti sikap orang lain dan faktor-faktor keadaan yang tidak terduga. • Perilaku sesudah pembelian Sesudah pembelian terhadap suatu produk, konsumen akan mengalami beberapa tingkat kepuasan dan ketidakpastian. 25 Kepuasan sesudah pembelian, konsumen mendasarkan harapannya kepada informasi yang mereka terima tentang produk. Jika kenyataan mereka dapat ternyata berbeda dengan yang diharapkan mereka tidak puas. Bila produk memenuhi harapan maka mereka puas. Tindakan sesudah pembelian, penjualan perusahaan berasal dari kepuasan pelanggan. Oleh karena itu perusahaan harus terus memperhatikan kepuasan pelanggan. Secara umum, jika konsumen merasa tidak puas dapat mengambil tindakan. Misalnya dengan mengembalikan produk yang sudah dibeli. Pemasar dapat melakukan berbagai cara untuk mengurangi ketidakpuasan konsumen. • Komunikasi purna pembelian Merupakan salah satu cara yang tepat untuk mempertahankan pelanggan. Memahami kebutuhan konsumen dan proses pembelian adalah dasar bagi suksesnya pemasaran karena dengan demikian perusahaan dapat menyusun strategi yang efektif untuk mendukung penawaran yang menarik bagi pasar sasaran. Jumlah upaya yang dilakukan konsumen dalam proses pemecahan masalah sangat bervariasi, yang mana dibagi ke dalam tiga tingkatan antara lain : 1. Pengambilan keputusan ekstensif (Extended Decision Making). Memiliki keterlibatan (upaya) yang tinggi untuk mencari alternatif dan kriteria yang digunakan untuk membeli, cenderung memerlukan waktu yang lebih lama, setiap tahapan dalam pengambilan keputusan digunakan. 26 2. Pengambilan keputusan terbatas (Limited Decision Making). Keterlibatan (upaya) konsumen untuk memecahkan masalah berkisar dari rendah ke sedang, tidak banyak memerlukan proses pencarian informasi, dan biasa dilakukan bila konsumen hanya memiliki waktu atau upaya yang sedikit untuk mengambil keputusan. 3. Pengambilan keputusan rutin (Routinized Choice Behavior). Biasanya merupakan bagian dari kebiasaan. Muncul secara otomatis dengan sedikit atau bahkan tanpa adanya proses kognitif (membutuhkan sangat sedikit kapasitas kognitif atau kontrol sadar). Jumlah upaya yang dilakukan cenderung menurun sejalan dengan semakin kenalnya suatu produk dan semakin berpengalaman seseorang dalam mengambil keputusan. Biasanya digunakan untuk membeli barang yang murah dan secara rutin biasa dibeli. Tiga karakteristik yang menyebabkan keterlibatan konsumen yang tinggi dalam mengambil keputusan membeli : 2.1.8.4 1. Produknya mahal 2. Biasanya menyebabkan konsekuensi pribadi 3. Biasa mencerminkan status sosial (social image) seseorang Faktor-faktor yang mempengaruhi proses keputusan pembelian Menurut Ma’ruf (2006, pp 57-60) proses keputusan memilih barang atau jasa dan lain-lainnya itu dipengaruhi oleh faktor lingkungan dan faktor pribadi : 27 A. faktor lingkungan terdiri atas : 1. faktor budaya budaya adalah faktor mendasar dalam pembentukan normanorma yang dimiliki seseorang yang kemudian memebentuk atau mendorong keinginan dan perilakunya menjadi seseorang konsumen. Termasuk didalamnya kebudayaan, sub kebudayaan, dan kelas sosial. Budaya meliputi hal-hal berikut berikut ini : - Nilai-nilai : norma yang dianut oleh masyarakat - Persepsi : cara pandang pada sesuatu - Preferensi : rasa lebih suka pada sesuatau dibandingkan pada yang lainnya 2. - Behaviour : tindak tanduk atau kebiasaan seseorang Faktor sosial Kelompok : kelompok yang mempengaruhi anggotanya dalam membuat keputusan terhadap pembelian suatu barang atau jasa. - Keluarga : faktor ini juga penting pengaruhnya bagi seseorang dalam memilih suatu barang atau jasa sama seperti kelompok yang dapat mempengaruhi anggotanya, demikian juga keluarga. - Peran dan status : peran seseorang di masyarakat atau diperusahaan akan mempengaruhi pola tindaknya dalam membeli 28 barang atau jasa demikian juga status. Orang yang dalam status tidak bekerja akan sangat bertindak belakang dalam berbelanja dari orang yang berstatus kerja. B. Faktor pribadi Faktor pribadi atau faktor internal dalam diri seseorang adalah faktor penting bagi proses dalam pembelian dalam diri konsumen. Keputusan konsumen juga dipengaruhi oleh karakteristik pribadi. Faktor pribadi terdiri atas : - faktor pribadi seseorang konsumen akan berbeda dari seseorang konsumen lainnya karena faktor-faktor pribadi yang berbeda. Hurryati (2005, pp 98-100) menjelaskan faktor-faktor pribadi tersebut, yaitu : 1. umur dan tahap siklus hidup Orang merubah barang dan jasa yang mereka beli selama masa hidupnya. Selera akan makanan, pakaian, perabotan dan rekreasi sering kali behubungan dengan umur. Membeli juga dibentuk oleh tahap daur hidup keluarga, tahap-taahap yang mungkin dilalui oleh kedewasaannya. 2. Pekerjaan Pekerjaan seseorang mempengaruhi barang dan jasa yang dibelinya. Pekerjaan kasar cenderung membeli lebih banyak pakaian untuk berkerja, sedangkan pekerja kantor membeli 29 banyak jas dan dasi, pemasar berusaha mengenali kelompok pekerjaan yang mempunyai minat diatas rata-rata akan produk dan jasa mereka. 3. Situasi ekonomi Situasi ekonomi akan mempengaruhi pilihan produk. Pemasar produk yang peka terhadap pendapatan mengamati kecenderungan dalam pendapatan pribadi, tabungan dan tingkat minat. 4. Gaya hidup Orang yang berasal dari sub budaya, kelas sosial dan pekerjaan yang sama mungkin mempunyai gaya hidup yang jauh berbeda. Gaya hidup adalah pola kehidupan seseorang yang diwujudkan dalam psikografinya. Gaya hidup mencakup sesuatu yang lebih dari sekedar kelas sosial atau kepribadian seseorang, gaya hidup menampilkan pola bereaksi dan berinteraksi seseorang secara keseluruhan didunia. 5. Kepribadian dan konsep diri Kepribadian setiap orang yang jelas mempengaruhi tingkah laku membelinya. Kepribadian biasanya diuraikan dalam arti sifat-sifat sperti rasa percaya diri, dominasi, kemudahan bergaul, otonomi, mempertahankan diri, kemampuan menyesuaikan diri dan keagresifan. Dasar permikiran konsep diri adalah bahwa apa yang dimiliki seseorang memberi 30 kontribusi dan mencerminkan identitas mereka. Jadi, agar dapat memahami tingkah laku konsumen, pertama-tama pemasar harus memahami hubungan antara konsep diri konsumen dan miliknya. - Faktor psikologis Faktor kejiwaan atau psikologis yang mempengaruhi seseorang dalam tindakan membeli sesuatu barang dan jasa ada empat macam, yaitu termasuk didalamnya motivasi, persepsi, pengetahuan, serta keyakinan dan sikap. Hurriyati (2005, pp100102) menjelaskan faktor-faktor psikologis tersebut, yaitu : 1. Motivasi Seseorang mempunyai banyak kebutuhan pada suatu saat. Kebutuhan berubah menjadi motif kalau merangsang sampai tingkat intensitas yang mencukupi. Motif (dorongan) adalah kebutuhan yang cukup menekan untuk mengarahkan seseorang mencari kepuasan. 2. Persepsi Seseorang yang termotivasi siap untuk bertindak. Bagaimana orang bertindak dipengaruhi oleh persepsinya mengenai situasi. Dua orang dengan motivasi sama dan dalam situasi yang sama mungkin mengambil tindakan yang jauh berbeda karena mereka memandang situasi secara berbeda. Persepsi adalah proses yang dilalui orang dalam memilih, mengorganisasikan dan 31 menginterpretasikan informasi guna membentuk gambaran berarti mengenai dunia. 3. Pengetahuan Pentingnya praktik dan teori pengetahuan bagi pemasar untuk mereka dapat membentuk permintaan akan suatu produk dengan menghubungkannya dengan dorongan yang kuat, menggunakan petunjuk yang membangkitkan motivasi dan memberikan pembenaran positif. 4. Keyakinan dan sikap Keyakinan adalah pemikiran deskriptif yang dimiliki seseorang mengenai sesuatu. Pemasar tertarik pada keyakinan bahwa orang merumuskan keyakinan ini mengenai produk menyusun citra dan jasa produk spesifik, dan karena merek yang mempengaruhi tingkah laku pembelian. Sikap menguraikan evaluasi, perasaan, dan kecenderungan dari seseorang terhadap suatu objek atau ide yang relatif konsisten. 2.1.8.5 Model Pengambilan Keputusan Pembelian Model Sederhana Pengambilan Keputusan Pembelian Schiffman dan Kanuk (2007, pp491-507) menggambarkan model sederhana dalam pengambilan keputusan konsumen menjadi tiga komponen utama, yaitu : 32 1. Input Komponen input terdiri-dari berbagai pengaruh luar yang berlaku sebagai sumber informasi mengenai produk tertentu dan mempengaruhi nilai-nilai, sikap dan perilaku yang berkaitan dengan produk. Yang paling utama dalam komponen input ini adalah berbagai kegiatan bauran pemasaran dan pengaruh sosiobudaya. • Input pemasaran Kegiatan pemasaran yang merupakan usaha langsung untuk mencapai, memberikan informasi, dan membujuk konsumen untuk membeli dan menggunakan produknya. Usaha-usaha tersebut meliputi berbagai strategi bauran pemasaran, yaitu produk, promosi, harga dan saluran distribusi. • Input sosiobudaya Input sosiobudaya ini terdiri-dari berbagai macam pengaruh nonkomersial seperti pengaruh dari keluarga, sumber informasi non komersial, kelas sosial, budaya, dan subbudaya. 2. Proses Komponen proses berhubungan dengan cara konsumen mengambil keputusan. Untuk memahami proses ini, maka harus dipertimbangkan pengaruh berbagai konsep psikologis yang merupakan pengaruh dari dalam diri. Pengaruh-pengaruh tersebut adalah motivasi, persepsi, pembelajaran kepribadian dan sikap. Proses pengambilan keputusan konsumen terdiri-dari tiga tahap, yaitu pengenalan kebutuhan, penilaian sebelum penilitian berbagai alternatif. 33 • Pengenalan kebutuhan Pengenalan kebutuhan terjadi ketika konsumen dihadapkan dengan suatu masalah. Di kalangan konsumen, tampaknya ada dua gaya pengenalan kebutuhan atau masalah yang berbeda. Pertama, merupakan tipe keadaan yang sebenarnya, yang merasa bahwa mereka mempunyai masalah ketika sebuah produk tidak dapat berfungsi secara memuaskan. Kedua, tipe keadaan yang diinginkan, di mana bagi konsumen keinginan terhadap sesuatu yang baru dapat menggerakan proses keputusan. • Penelitian sebelum pembelian Penelitian ini dimulai ketika konsumen merasakan adanya kebutuhan yang dapat dipenuhi dengan membeli dan mengkonsumsi suatu produk. Ingatan pada pengalaman yang lalu dapat memberikan informasi yang memadai kepada konsumen untuk melakukan pilihan sekarang ini. Jika tidak mempunyai pengalaman sebelumnya, mungkin konsumen harus melakukan penelitian lebih dalam mengenai keadaan di luar dirinya untuk memperoleh informasi yang berguna sebagai dasar pemilihan. Banyak keputusan konsumen yang didasarkan kepada gabungan pengalaman yang lalu (sumber internal) dan informasi pemasaran dan non komersial (sumber eksternal). Tingkat risiko yang didasarkan juga dapat mempengaruhi tahap proses pengambilan keputusan. • Penilaian alternatif Ketika menilai berbagai alternatif potensial, konsumen cenderung menggunakan dua tipe informasi, yaitu daftar merek yang akan 34 konsumen rencanakan untuk dipilih dan kriteria yang akan mereka gunakan untuk menilai setiap merek. 3. Output Komponen output menyangkut kegiatan pasca pembelian yang berhubungan erat, yaitu perilaku pembelian dan penilaian pasca pembelian. Tujuan dari kedua kegiatan itu adalah untuk meningkatkan kepuasan konsumen terhadap pembeliannya. • Perilaku pembelian Konsumen melakukan dua pembelian, yang pertama adalah pembelian percobaan, yang bersifat sebagai penjajakan konsumen untuk menilai suatu produk melalui pemakaian langsung. Yang kedua adalah pembelian ulang, biasanya menandakan bahwa produk memenuhi persyaratan konsumen dan konsumen bersedia memakainya lagi dalam jumlah yang lebih besar. • Penilaian pasca pembelian Unsur terpenting dari evaluasi pasca pembelian adalah pengurangan ketidakpastian atau keragu-raguan yang dirasakan oleh konsumen tarhadap pilihannya. Tingkat analisis pasca-pembelian yang dilakukan para konsumen tergantung pada pentingnya keputusan produk dan pengalaman yang diperoleh dalam memakai produk tersebut. Jika kinerja produk sesuai harapan, maka mungkin konsumen akan membelinya lagi. Sebaliknya jika tidak sesuai harapan maka konsumen akan mencari berbagai alternatif yang lebih sesuai. 35 Untuk penjelasan lebih lanjut, model pengambilan keputusan konsumen tersebut diringkas ke dalam bentuk gambar sebagai berikut 36 Gambar 2.3 Model Sederhana Pengambilan Keputusan Konsumen Pengaruh eksternal Usaha pemasaran perusahaan : Input 1. 2. 3. 4. Lingkungan sosiobudaya : Produk Promosi Harga Saluran distribusi 1. 2. 3. 4. 5. Keluarga Sumber informal Sumber nonkomersial lain Kelas sosial Subbudaya dan budaya Pengambilan keputusan Konsumen Bidang psikologi : Pengenalan kebutuhan 1. 2. 3. 4. 5. Penelitian sebelum pembelian Motivasi Persepsi Pembelajaran Kepribadian Sikap Evaluasi alternatif Proses Pengalaman Perilaku setelah keputusan Pembelian : Output 1. Percobaan 2. Pembelian ulang Evaluasi Pasca pembelian 37 2.2 Kerangka Pemikiran PT. Siantar Tara Sejati Generator Set Garansi (X2) Personal Selling (X1) --Kemudahan produk -Kualitas produk -Informasi produk -Kepercayaan produk -Fungsi produk -Keramahan wiraniaga -Layanan Proses Pengambilan Keputusan (Y) - Pengenalan masalah - Evaluasi Alternatif - Pencarian Informasi - Keputusan Pembelian - Pasca Pembelian Keputusan membeli produk