9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Laporan Keuangan 1. Pengertian

advertisement
9
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Laporan Keuangan
1. Pengertian Laporan Keuangan
Laporan keuangan merupakan pencatatan transaksi dan pengikhtisaran dan
pelaporan yang dapat memberikan informasi bagi pemakai. Seperti yang kita tahu
bahwa informasi adalah data yang sudah diolah sehingga berguna untuk
mengambil keputusan. Informasi yang tepat akan sangat berguna dalam
mengambil berbagai keputusan.
Menurut
Ikatan
Akuntan
Indonesia
(2004:12)
“Laporan
keuangan
menggambarkan pandangan yang wajar dari, atau menyajikan dengan wajar posisi
keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan.”
Menurut Sofyan Syafri (2004:105) “Laporan keuangan adalah informasi yang
sangat penting dalam memberikan gambaran kondisi keuangan dan hasil usaha
suatu perusahaan pada saat tertentu atau jangka waktu tertentu.”
Laporan keuangan adalah suatu bagian dari proses pelaporan keuangan.
Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca, laporan laba rugi,
laporan perubahan ekuitas (yang dapat disajikan dalam berbagai cara misalnya
sebagai laporan arus kas, atau laporan arus dana), dan catatan atas laporan
keuangan.
Universitas Sumatera Utara
10
Menurut Warren, dkk (2005:24) :
Laporan keuangan adalah Laporan akuntansi yang menghasilkan
informasi.” Laporan keuangan merupakan gambaran umum perusahaan
tentang kedudukan dan posisi keuangannya. Laporan keuangan
digunakan untuk mengevaluasi kondisi keuangan saat ini dan untuk
memperkirakan hasil operasi serta arus kas di masa depan. Laporan
keuangan ini biasanya dibutuhkan oleh bankir, kreditur, pemilik, dan
pihak-pihak lain yang berkepentingan dalam menganalisis serta
menginterpretasikan kinerja keuangan dan kondisi keuangan.
Bagi para pemakai, laporan keuangan merupakan media yang paling penting
untuk menilai prestasi dan kondisi ekonomis suatu perusahaan. Laporan keuangan
itu sendiri menggambarkan posisi keuangan perusahaan, hasil usaha perusahaan
dalam suatu periode, dan arus dana (kas) perusahaan dalam periode tertentu.
2. Sifat Laporan Keuangan
Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2004:7-10), sifat laporan keuangan
meliputi :
a.Dapat Dipahami.
Kualitas penting informasi yang ditampung dalam laporan keuangan
adalah kemudahannya untuk segera dapat dipahami oleh pemakai.
Untuk maksud ini, pemakai diasumsikan memiliki pengetahuan yang
memadai tentang aktivitas ekonomis dan bisnis, akuntansi, serta
kemauan untuk mempelajari informasi dengan ketekunan yang wajar.
Namun demikian, informasi kompleks yang seharusnya dimasukkan
dalam laporan keuangan tidak dapat dikeluarkan hanya atas dasar
pertimbangan bahwa informasi tersebut terlalu sulit untuk dapat
dipahami oleh pemakai tertentu.
b.Relevan
Agar bermanfaat, informasi harus relevan untuk memenuhi kebutuhan
para pemakai dalam proses pengambilan keputusan. Informasi
memiliki kualitas relevan kalau dapat mempengaruhi keputusan
ekonomi pemakai dengan membantu mereka mengevaluasi peristiwa
masa lalu, masa kini atau masa depan, atau mengkoreksi, hasil mereka
di masa lalu.
Universitas Sumatera Utara
11
c. Materialitas
Relevansi informasi dipengaruhi oleh hakikat dan materialitasnya.
Dalam beberapa kasus, hakikat informasi saja sudah cukup untuk
menentukan relevansinya. Informasi dipandang material kalau
kelalaian untuk mencantumkan atau kesalahan dalam mencatat
informasi tersebut dapat mempengaruhi keputusan ekonomi pemakai
yang diambil atas dasar laporan keuangan. materialitas tergantung
pada besarnya pos atau kesalahanyang dinilai sesuai dengan situasi
khusus dari kelalaian dalam mencantumkan (omission) atau kesalahan
dalam mencatat (misstatement). Karenanya, materialitas lebih
merupakan suatu ambang batas atau titik pemisah dari pada suatu
karakteristik kualitatif pokok yang harus dimiliki agar informasi
dipandang berguna.
d.Keandalan
Agar bermanfaat, informasi juga harus andal (reliable). Informasi
memiliki kualitas andal jika bebas dari pengertian yang menyesatkan,
kesalahan material, dan dapat diandalkan pemakainya sebagai
penyajian yang tulus atau jujur (faithful representation) dari yang
seharusnya disajikan atau yang secara wajar diharapkan dapat
disajikan. Informasi mungkin relevan tetapi jika hakikat atau
penyajiannya tidak dapat diandalkan maka penggunaan informasi
tersebut secara potensial dapt menyesatkan.
e.Penyajian Jujur
Agar dapat diandalkan, informasi harus menggambarkan dengan jujur
transaksi serta peristiwa lainnya yang seharusnya disajikan atau yang
secara wajar dapat diharapkan disajikan. Jadi, misalnya, neraca harus
menggambarkan dengan jujur transaksi serta peristiwa lainnya dalam
bentuk aktiva, kewajiban dan ekuitas perusahaan pada tanggal
pelaporan yang memenuhi kriteria pengakuan. Informasi keuangan
pada umumnya tidak luput dari resiko penyajian yang dianggap
kurang jujur dari apa yang seharusnya digambarkan. Hal tersebut
bukan disebabkan karena kesengajaan untuk menyesatkan, tetapi lebih
merupakan kesulitan yang melekat dalam mengidentifikasi transaksi
serta peristiwa lainnya yang dilaporkan, atau dalam menyusun atau
menerapkan ukuran dan teknik penyajian yang sesuaidengan makna
transaksi dan peristiwa tersebut.
f.Substansi Mengungguli Bentuk
Jika informasi dimaksudkan untuk menyajikan dengan jujur transaksi
serta peristiwa lain yang seharusnya disajikan, maka peristiwa tersebut
perlu dicatat dan disajikan sesuai dengan substansi dan realitas
ekonomi dan bukan hanya untuk hukumnya. Substansi transaksi atau
peristiwa lain tidak selalu konsisten dengan apa yang tampak dari
bentuk hukum.
Universitas Sumatera Utara
12
g.Netralitas
Informasi harus diarahkan pada kebutuhan umum pemakai, dan tidak
bergantung pada kebutuhan dan keinginan pihak tertentu. Tidk boleh
ada usaha untuk menyajikan informasi yang menguntungkan beberapa
pihak, sementara hal tersebut akan merugikan pihak lain yang
mempunyai kepentingan yang berlawanan.
h.Pertimbangan Sehat
Penyusun laporan keuangan ada kalanya menghadapi ketidakpastian
peristiwa dan keadaan tertentu, seperti ketertagihan piutang yang
diragukan, perkiraan masa manfaat pabrik serta peralatan, dan
tuntutan atas jaminan garansi yang mungkin timbul. Keetidakpastian
semacam itu diakui dengan mengungkapkan hakikat serta tingkatnya
dan dengan menggunakan pertimbangan sehat (prudence) dalam
penyusunan laporan keuangan. pertimbangan sehat mengandung
unsure kehati-hatian pada saat melakukan perkiraan dalam kondisi
ketidakpastian, sehingga aktiva atau penghasilan tidak dinyatakan
terlalu tinggi dan kewajiban atau beban tidak dinyatakan terlalu
rendah.
i.Kelengkapan
Agar dapat diandalkan, informasi dalam laporan keuangan harus
lengkap dalam batasan materialitas dan biaya. Kesengajaan untuk
tidak mengungkapkan (omission) mengakibatkan informasi menjadi
tidak benar atau menyestakan karena itu tidak dapat diandalkan dan
tidak sempurna ditinjau dari segi relevansi.
j.Dapat Dibandingkan
Pemakai harus dapat memperbandingkan laporan keuangan
perusahaan antar periode untuk mengidentifikasi kecendrungan (trend)
posisi dan kinerja keuangan. pemakai juga harus dapat
memperbandingkan laporan keuangan antar perusahaan untuk
mengevaluasi posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan
secara relatif. Pengukuran dan penyajian dampak keuangan dari
transaksi dan peristiwa lain yang serupa harus dilakukan secara
konsisten untuk perusahaan tersebut, antar periode perusahaan yang
sama dan untuk perusahaan yang berbeda.
Universitas Sumatera Utara
13
3. Tujuan dan Manfaat Laporan Keuangan
a. Tujuan Laporan Keuangan
Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2004:4), tujuan dari laporan keuangan
adalah :
1)Menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja,
sertaperubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat
bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi.
2)Laporan keuangan yang disusun untuk tujuan ini memenuhi
kebutuhan
bersama sebagian besar pemakai. Namun demikian, laporan keuangan
tidak menyediakan semua informasi yang mungkin dibutuhkan
pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi karena secara umum
menggambarkan pengaruh keuangan dari kejadian di masa lalu.
3)Laporan keuangan juga menunjukkan apa yang dilakukan manajemen
(stewardship) atau pertanggungjawaban manajemen atas sumber daya
yang dipercayakan padanya.
Accounting Principle Board Statement No. 4 (Sofyan Syafri,2004 : 133)
menggambarkan tujuan laporan keuangan dibagi menjadi dua, yaitu :
1.Tujuan umum
Menyajikan laporan posisi keuangan, hasil usaha, dan perubahan posisi
keuangan secara wajar sesuai prinsip akuntansi yang diterima.
2.Tujuan khusus
Memberikan informasi tentang kekayaan, kewajiban, kekayaan bersih,
proyeksi laba, perubahan kekayaan dan kewajiban, serta informasi
lainnya yang relevan.
Universitas Sumatera Utara
14
Tujuan Laporan Keuangan
Accounting Principle Board
Statement No. 4
Tujuan Khusus
a. Posisi Keuangan
b. Hasil Usaha
c. Perubahan posisi
keuangan secara
wajar sesuai
GAAP
Tujuan Umum
Memberikan informasi :
a. Sumber informasi
b. Kewajiban
c. Kekayaan bersih
d. Proyeksi laba
e. Perubahan harta
kewajiban
f. Informasi relevan
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
Tujuan Kualitatif
Relevan
Dapat dimengerti
Dapat diperiksa
Netral
Tepat Waktu
Dapat
dibandingkan
Lengkap
Sumber : Sofyan Syafri Harahap, Analisis Kritis atas Laporan Keuangan. PT. Raja Grafindo
Persada, Jakarta, 2004, hal 133
Gambar 2.1
Tujuan Laporan Keuangan
b. Manfaat Laporan Keuangan
Pemakai laporan keuangan meliputi investor sekarang dan investor potensial,
karyawa, pemberi pinjaman, pemasok dan kreditor usaha lainnya, pelanggan,
pemerintah serta lembaga-lembaganya, dan masyarakat. Mereka menggunakan
laporan keuangan untuk memenuhi kebutuhan informasi yang berbeda. Beberapa
kebutuhan ini meliputi :
1) Investor.
Penanaman modal berisiko dan penagihan mereka berkepentingan dengan
resiko yang melekat serta hasil pengembangan dari investasi yang mereka
lakukan. Mereka membutuhkan informasi untuk membantu menentukan
Universitas Sumatera Utara
15
apakah harus membeli, menahan atau menjual investasi tersebut. Pemegang
saham juga tertarik pada informasi yang memungkinkan mereka untuk
menilai kemampuan perusahaan untuk membayar deviden.
2) Karyawan
Karyawan dan kelompok-kelompok yang mewakili mereka tertarik pada
informasi mengenai stabilitas dan profitabilitas perusahaan. Mereka juga
tertarik dengan informasi yang memungkinkan mereka menilai kemampuan
perusahaan dalam memberikan jasa, manfaat pension, dan kesempatan kerja.
3) Pemberi pinjaman
Pemberi pinjaman tertarik dengan informasi keuangan yang memungkinkan
mereka untuk memutuskan apakah pinjaman tersebut serta bunganya dapat
dibayar pada saat jatuh tempo.
4) Pemasok dan kreditor usaha lainnya
Pemasok dan kreditor usaha lainnya tertarik dengan informasi yang
memungkinkan mereka untuk memutuskan apakah jumlah yang terhutang
akan dibayar pada saat jatuh tempo. Kreditor usaha berkepentingan pada
perusahaan dalam tenggang waktu yang lebih pendek daripada pemberi
pinjaman kecuali kalau sebagai pelanggan utama mereka tergantung pada
kelangsungan hidup perusahaan.
5) Pelanggan
Para pelanggan berkepentingan dengan informasi mengenai kelaangsungan
hidup perusahaan, terutama kalau mereka terlibat dalam perjanjian jangka
panjang dengan, atau tergantung perusahaan.
Universitas Sumatera Utara
16
6) Pemerintah
Pemerintah dan berbagai lembaga yang berada di bawah kekuasaannya
berkepentingan dengan alokasi sumber daya dan karena itu berkepentingan
dengan aktivitas perusahaan. Mereka juga membutuhkan informasi untuk
mengatur aktivitas perusahaan, menetapkan kebijakan pajak dan sebagai
dasar untuk menyusun statistik pendapatan nasional dan statistik lainnya.
7) Masyarakat
Perusahaan mempengaruhi anggota masyarakat dalam berbagai cara.
Misalnya,
perusahaan
dapat
memberikan
kontribusi
berarti
pada
perekonomian nasional, termasuk jumlah orang yang dipekerjakan dan
perlindungan kepada penanam modal domestik. Laporan keuangan dapat
membantu masyarakat dengan menyediakan informasi kecendrungan (trend)
dan perkembangan terakhir kemakmuran serta rangkaian aktivitasnya.
4. Daftar Laporan Keuangan
a. Laporan Laba Rugi
Laporan laba rugi merupakan laporan mengenai pendapatan dan beban-beban
suatu perusahaan selama periode tertentu. Laporan laba rugi juga merupakan
tujuan utama untuk mengukur tingkat keuntungan dari perusahaan dalam suatu
periode tertentu.
Universitas Sumatera Utara
17
Unsur-unsur penting dari laporan laba rugi adalah terdiri dari :
1) Penghasilan utama (operating revenue atau sales)
Penghasilan utama dari perusahaan dagang, perusahaan jasa atau perusahaan
industri adalah berupa hasil penjualan barang dan jasa kepada pembeli,
langganan, penyewa, dan pemakai jasa lainnya.
2) Harga pokok penjualan (cost of good sold)
Bagi perusahaan dagang, harga pokok penjualan adalah harga pokok barang
dagangan yang dibeli kemudian berhasil dijual selama satu periode
akuntansi. Bagi para perusahaan industri harga penjualan meliputi ongkosongkos bahan dasar, tenaga kerja dan ongkos pabrik tidak langsung yang
telah dikeluarkan dalam proses pembuatan barang yang kemudian berhasil
dijual selama suatu periode.
3) Biaya usaha (operating expense)
Biaya usaha timbul sehubungan dengan penjualan atau pemasaran barang
atau jasa dan penyelenggaraan fungsi administrasi dan umum dari
perusahaan yang bersangkutan. Biaya usaha ini umumnya dipisahkan
menjadi dua bagian yaitu biaya penjualan dan biaya umum dan administrasi.
4) Penghasilan dan biaya diluar usaha pokok (other income and expense)
Yaitu penghasilan-penghasilan yang diperoleh dan biaya-biaya yang
dikeluarkan yang tidak ada hubungannya dengan usaha pokok perusahaan.
5) Pos-pos luar biasa (extra ordinary items)
Pos-pos luar biasa adalah laba atau rugi dari transaksi-transaksi yang jarang
dilakukan atau transaksi yang bersifat insidentil.
Universitas Sumatera Utara
18
Bentuk Penyajian Laporan Laba Rugi
Ada dua bentuk penyajian laporan laba rugi yaitu :
a) Langkah tunggal (single step)
Pada langkah tunggal, semua penghasilan yang sumbernya berasal
darimanapun dijumlahkan menjadi satu. Jumlaj ini kemudian dikurangi
dengan harga pokok penjualan dan semua biaya yang terjadi selama periode
akuntansi.
b) Langkah ganda (multiple step)
Dalam langkah ini, ada beberapa tahap yang perlu diikuti sebelum diperoleh
pendapatan bersihnya.
Konsep Perhitungan Laba Rugi
Ada dua pendekatan dalam memperhitungkan hasil usaha perusahaan yaitu :
a) Current operating performance concepts
Adalah bentuk penyajian laporan laba rugi di mana pos-pos luar biasa tidak
dimasukkan dalam laporan laba rugi tetapi diperhitungkan dalam laporan laba
yang ditahan.
b) All inclusive concepts
Adalah bentuk penyajian laporan laba rugi di mana pos-pos luar biasa
diperhitungkan dalam laporan laba rugi.
Berikut merupakan contoh penyajian laporan laba rugi berbentuk multiple
step :
Universitas Sumatera Utara
19
Tabel 2.1
Laporan laba rugi
Untuk tahun 2004
Penjualan bruto…………………………………………………………………….
Rp xxx
Return dan potongan penjualan………………….………………………. Rp xxx
Discount penjualan………………………………………………………. Rp xxx + Rp xxx Penjualan neto……………………………………………………………………………. Rp xxx
Harga pokok penjualan
Persediaan barang dagangan, 1 Jan 2004……………………………………. Rp xxx
Pembelian………………………………………………………………... Rp xxx
Return dan potongan pembelian………………………… Rp xxx
Discount pembelian……………………………………... Rp xxx Rp xxx
Rp xxx
Transportasi pembelian …………………………………………………. Rp xxx
Barang tersedia untuk dijual…………………………………………… Rp xxx
Persediaan barang dagangan,………………………………………………. Rp xxx
Harga pokok penjualan………………………………………………………….. Rp xxx
Laba bruto atas penjualan…………………………………………………………………. Rp xxx
Biaya usaha :
Biaya penjualan :
Biaya advertensi……………………………………………………. Rp xxx
Biaya pengiriman…………………………………………………... Rp xxx
Gaji pelayan toko…………………………………………………... Rp xxx
Penyusutan bangunan toko………………………………………… Rp xxx
Jumlah biaya penjualan……………………………………… Rp xxx
Biaya umum dan administrasi :
Gaji pimpinan dan karyawan……………………………………… Rp xxx
Supplies kantor……………………………………………………. Rp xxx
Penyusutan perabot kantor…………………………………………Rp xxx
Pajak, asuransi dan lain-lain………………………………………. Rp xxx
Pemakaian telepon dan listrik……………………………………... Rp xxx +
Jumlah biaya umum dan administrasi……………………….. Rp xxx +
Jumlah biaya usaha…………………………………………. Rp xxx
Laba usaha……………………………………………………………………………….. Rp xxx
Pendapatan dan laba di luar usaha :
Pendapatan sewa………………………………………………………. Rp xxx
Pendapatan bunga……………………………………………………... Rp xxx
Laba penjualan aktiva tetap…………………………………………… Rp xxx
Rp xxx
Biaya dan rugi di luar usaha
Biaya bunga………………………………………………………. Rp xxx
Biaya sewa………………………………………………………... Rp xxx
Rp xxx
Rp xxx
Laba bersih sebelum pajak perseroan……………………………………………………. Rp xxx
Taksiran pajak perseroan………………………………………………………………… Rp xxx
Laba bersih………………………………………………………………………………. Rp xxx
Laba per lembar saham :
 Laba operasional………………………………………………………………. Rp xxx
 Keuntungan dari pos luar biasa………………………………………………... Rp xxx
Laba Bersih…………………………………………………………... Rp xxx
Sumber : Drs. Syahrul Rambe, Ak.,MM dan Dra. Nurzaimah, Ak.,MM, Modul Akuntansi
Menengah I, Medan,2005, hal 15.
Universitas Sumatera Utara
20
b. Neraca
Neraca adalah suatu laporan yang sistematis tentang aktiva, hutang
(liabilities), dan modal sendiri (Owners equity) dari suatu perusahaan pada
tanggal tertentu. Biasanya pada saat buku ditutup yaitu akhir bulan, akhir
triwulan, atau akhir tahun. Unsur yang berkenaan secara langsung dengan
pengukuran posisi keuangan adalah aktiva, kewajiban, dan ekuitas yang tercermin
dalam neraca. Neraca disusun berdasarkan standar akuntansi yang berlaku.
Aktiva, kewajiban dan neraca didefenisikan sebagai berikut :
1) Aktiva (Assets)
Aktiva adalah sumber-sumber ekonomi perusahaan, baik berupa uang,
barang dan hak-hak yang dijamin oleh undang-undang atau pihak-pihak
tertentu yang timbul dari transaksi dan peristiwa masa lalu. Termasuk juga
biaya-biaya yang belum dibebankan dalam periode yang bersangkutan, dan
akan dibebankan pada periode-periode yang akan datang.
dari
Aktiva terdiri
: Aktiva lancar, Investasi jangka panjang, Aktiva tetap berwujud,
Aktiva tetap tak berwujud, dan Aktiva lain-lain.
2) Kewajiban (liabilities)
Kewajiban adalah pengorbanan manfaat ekonomis yang akan timbul di masa
yang akan datang yang disebabkan oleh kewajiban-kewajiban di saat
sekarang dari suatu badan usaha yang akan dipenuhi dengan mentransfer
aktiva atau memberikan jasa kepada badan usaha lainnya di masa yang akan
datang sebagai akibat dari transaksi-transaksi yang sudah lalu.
Universitas Sumatera Utara
21
3) Ekuitas
Ekuitas adalah bagian hak pemilik dalam perusahaan yaitu selisih antara
aktiva kewajiban yang ada, dan dengan tidak merupakan ukuran nilai jual
perusahaan tersebut.
Ada tiga bentuk penyajian neraca yang lazim digunakan :
a) Bentuk skontro
Yaitu bentuk rekening T, di mana aktiva disusun di bagian kiri atau debit dan
passiva yang terdiri dari kelompok kewajiban dan ekuitas disusun di sebelah
kanan atau kredit.
b) Bentuk vertikal
Bentuk laporan di mana aktiva, kewajiban dan ekuitas disusun dengan urutan
ke bawah (vertikal).
c) Bentuk neraca yang disesuaikan dengan kedudukan atau posisi keuangan suatu
perusahaan. Yang bertujuan agar kedudukan atau posisi keuangan yang
dikehendaki tampak dengan jelas.
Contoh neraca berbentuk vertikal adalah sebagai berikut :
Universitas Sumatera Utara
22
Table 2.2
PT.XYZ
Neraca
Per 31 Desember 2004
AKTIVA
Aktiva Lancar :
Kas…………………………………………………… Rp xxx
Surat-surat berharga………………………………….. Rp xxx
Wesel tagih…………………………………………… Rp xxx
Persediaan barang dagangan…………………………. Rp xxx
Penghasilan yang masih harus diterima……………….Rp xxx
Perskot biaya…………………………………………. Rp xxx
Total aktiva lancar…………………………………… Rp xxx
Investasi :
Saham PT. Makmur…………………………………. Rp xxx
Obligasi negara……………………………………… Rp xxx
Jumlah investasi…………………………………….. Rp xxx
Aktiva Tetap :
Tanah………………………………………………... Rp xxx
Bangunan…………………………. Rp xxx
Akumulasi penyusutan……………
xxx
Rp xxx
Mesin-mesin……………………… Rp xxx
Akumulasi penyusutan……………
xxx
Rp xxx
Inventaris…………………………. Rp xxx
Akumulasi penyusutan……………
xxx
Rp xxx
Jumlah aktiva tetap…………………………………………. Rp xxx
Aktiva tidak berwujud :
Goodwill……………………………………………………. Rp xxx
Beban yang ditangguhkan………………………………….. Rp xxx
Jumlah aktiva tak berwujud………………………………… Rp xxx
Aktiva lain-lain :
Piutang jangka panjang……………………………………. Rp xxx
Bangunan dalam pendirian………………………………… Rp xxx
Jumlah aktiva lain-lain……………………………………... Rp xxx
Total aktiva……………………………………………… Rp xxx
PASSIVA
Hutang lancar :
Hutang dagang………………………………………. Rp xxx
Wesel bayar………………………………………….. Rp xxx
Hutang pajak…………………………………………. Rp xxx
Biaya yang masih harus dibayar……………………... Rp xxx
Pendapatan yang diterima di muka…………………... Rp xxx
Jumlah hutang lancar………………………………Rp xxx
Hutang jangka panjang :
Hutang obligasi………………………………………. Rp xxx
Hutang hipotek………………………………………. Rp xxx
Jumlah hutang jangka panjang……………………. Rp xxx
Total hutang…………………………………… Rp xxx
Universitas Sumatera Utara
23
Modal/ Kepemilikan :
Modal saham………………………………… Rp xxx
Pemasukan modal…………………………… Rp xxx
Laba ditahan………………………………… Rp xxx
Total modal…………………………….. Rp xxx
Total Passiva…………………………. Rp xxx
Sumber : Drs. Syahrul Rambe, Ak.,MM dan Dra. Nurzaimah, Ak.,MM, Modul Akuntansi
Menengah I, Medan,2005, hal 11-12.
Universitas Sumatera Utara
24
c. Laporan Arus Kas
Laporan kas merupakan laporan yang memberikan informasi mengenai
penerimaan dan pengeluaran kas selama periode tertentu atau laporan yang
menggambarkan arus masuk dan arus keluar kas atau setara dengan kas pada
suatu periode tertentu.
Tujuan dalam menyajikan laporan arus kas adalah memberikan informasi
yang relevan tentang penerimaan dan pengeluaran kas suatu perusahaan pada
suatu periode tertentu.
Dalam laporan arus kas, penerimaan dan pengeluaran kas dikelompokkan
dalam 3 (tiga) kegiatan yaitu sebagai berikut :
1) Kegiatan investasi (investasi)
Yang termasuk dalam arus kas kegiatan investasi adalah menerima dan
menagih pinjaman, utang, surat-surat berharga atau modal, aktiva tetap dan
aktiva produktif lainnya yang digunakan dalam proses produksi.
2) Kegiatan pembiayaan (financing)
Yang termasuk kegiatan pembiayaan adalah kegiatan mendapatkan sumbersumber dari pemilik dengan memberikan prospek penghasilan dari sumber
dana tersebut, meminjam dan membayar utang kembali atau melakukan
pinjaman jangka panjang untuk membayar utang tertentu.
3) Kegiatan operasi perusahaan (operating)
Yang termasuk dalam kelompok kegiatan operasi perusahaan adalah seluruh
transaksi dan peristiwa-peristiwa lain yang tidak dapat dianggap sebagai
Universitas Sumatera Utara
25
kegiatan investasi dan pembiayaan. Kegiatan ini biasanya mencakup :
kegiatan produksi, pengiriman barang, pemberian service.
Bentuk-bentuk laporan arus kas
Ada dua bentuk penyajian laporan arus kas yaitu :
1) Direct method
2) Indirect method
Berikut adalah contoh penyajian laporan arus kas dengan direct method :
Universitas Sumatera Utara
26
Tabel 2.3
PT. XYZ
Laporan Arus Kas
Untuk tahun 2004
1. Arus kas dari kegiatan operasi
a. Arus kas masuk :
 Penerimaan dari langganan…………….. Rp xxx
 Penerimaan deviden……………………. Rp xxx
 Penerimaan bunga……………………… Rp xxx
 Penerimaan claim asuransi………………Rp xxx +
Jumlah arus kas masuk………………………….. Rp xxx
b. Arus kas keluar
 Pembayaran kepada supplier…………… Rp xxx
 Pembayaran bunga……………………... Rp xxx
 Pembayaran pajak……………………… Rp xxx
 Pembayaran tuntutan pengadilan………. Rp xxx +
Jumlah arus kas keluar…………………………. Rp xxx
Kas bersih yang berasal dari operasi…………………………….. Rp xxx
2. Arus kas dari kegiatan investasi
a. Arus kas masuk:
 Penerimaan dari penjualan aktiva tetap.. Rp xxx
 Penerimaan dari wesel atas penjualan
Aktiva tetap…………………………… Rp xxx +
Jumlah arus kas masuk………………………... Rp xxx
b. Arus kas keluar ;
 Pembelian bangunan………………….. Rp xxx
 Pengeluaran modal…………………… Rp xxx +
Jumlah arus kas keluar………………………... Rp xxx Kas bersih yang berasal dari investasi…………………………… Rp xxx
3. Arus kas dari kegiatan pembelanjaan
a. Arus kas masuk :
 Penerimaan dari pengeluaran obligasi… Rp xxx
 Penerimaan dari penjualan saham biasa.. Rp xxx +
Jumlah kas masuk……………………………... Rp xxx
b. Arus kas keluar
 Pembayaran lease……………………… Rp xxx
 Pembayaran deviden…………………... Rp xxx +
Jumlah arus kas keluar…………………………. Rp xxx Kas bersih yang berasal dari pembelanjaan…………………………. Rp xxx +
Kenaikan atau penurunan kas………………………………………... Rp xxx
Sumber : Drs. Syahrul Rambe, Ak.,MM dan Dra. Nurzaimah, Ak.,MM, Modul Akuntansi
Menengah I, Medan,2005, hal 19.
Universitas Sumatera Utara
27
B. Kredit
1. Pengertian Kredit
Istilah kredit bukan hal yang asing dalam kehidupan sehari-hari di
masyarakat, sebab sering dijumpai ada anggota masyarakat yang membeli barang
dengan kreditan. Jual beli tersebut tidak dilakukan dengan tunai (kontan), tetapi
dengan cara mengangsur. Selain itu banyak anggota masyarakat yang menerima
kredit dari koperasi ataupun bank untuk kebutuhannya. Mereka pada umumnya
mengartikan kredit sama dengan utang, karena setelah jangka waktu tertentu
mereka harus membayar lunas.
Sebenarnya kata “kredit” berasal dari bahasa Yunani yaitu credere yang
artinya “percaya”. Bila dihubungkan dengan bank, maka terkandung pengertian
bahwa bank selaku kreditur percaya meminjamkan sejumlah uang kepada
nasabah/debitur., karena debitur dapat dipercaya kemampuannya untuk membayar
lunas pinjamannya setelah jangka waktu yang ditentukan.
Menurut Drs. OP. Simorangkir (1986:90), “Kredit adalah pemberian prestasi
(misalnya uang, barang) dengan balas prestasi (kontraprestasi) yang akan terjadi
pada waktu yang akan datang.”
Sutarno (2003:95), “Kredit adalah meminjamkan benda pada peminjam
dengan kepercayaan bahwa benda itu akan dikembalikan dikemudian hari kepada
pihak yang meminjamkan.”
Menurut Undang-undang perbankan No. 8 tahun 1998 pasal 1 butir 2 bahwa
Kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu,
berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara Bank dengan
Universitas Sumatera Utara
28
pihak lain yang mewajibkan peminjam untuk melunasi utangnya setelah jangka
waktu tertentu dengan jumlah bunga, imbalan, atau pembagian hasil keuntungan.
Dari rumusan di atas, dapat dikemukakan bahwa bahwa kredit itu merupakan
perjanjian pinjam-meminjam uang antara bank sebagai kreditur dan nasabah
sebagai debitur. Dalam perjanjian ini, bank sebagai pemberi kredit percaya
terhadap nasabahnya dalam jangka waktu yang telah disepakatinya akan
dikembalikan (dibayar) lunas.
Bank sangat hati-hati dalam memberikan kredit kepada calon nasabah. Setiap
calon debitur yang mengajukan permohonan kredit kepada bank yang
bersangkutan harus memenuhi segala ketentuan/persyaratan yang berupa datadata yang bersifat keuangan dan data-data yang bersifat non keuangan. Informasi
laporan keuangan calon debitur menjadi salah satu pertimbangan/persyaratan
yang dibutuhkan oleh bank. Laporan keuangan itu sendiri merupakan gambaran
umum mengenai posisi keuangan perusahaan calon debitur. Bank akan
mengadakan analisis terhadap laporan keuangan calon debitur tersebut, apakah
layak atau tidak diberikan kredit.
Informasi laporan laba rugi calon nasabah dapat dijadikan sebagai sebuah
indikator dalam menilai kemampuan calon nasabah dalam mengembalikan kredit
beserta bunganya. Laporan neraca calon nasabah dapat
dijadikan sebagai
indikator besarnya kredit yang diberikan kepada nasabah.
Universitas Sumatera Utara
29
Menurut Wareen, dkk (2005:27) :
Pejabat kredit pinjaman bank menggunakan laporan keuangan dalam
memutuskan apakah akan memberikan pinjaman kredit kepada perusahaan
yang mengajukan permohonan kredit. Dalam akad perjanjian kredit dapat
dipersyaratkan bahwa peminjam harus mempertahankan jumlah aktiva
tertentu yang melebihi jumlah kewajiban. Laporan keuangan perusahaan
digunakan untuk memantau ketaatan atas syarat-syarat dalam perjanjian
kredit.
Tenggang waktu antara pemberian dan penerimaan kembali kredit beserta
prestasinya merupakan suatu hal yang abstrak, yang sukar diraba, karena masa
antara pemberian dan penerimaan prestasi tersebut dapat berjalan dalam beberapa
bulan, tetapi dapat pula berjalan dalam beberapa tahun.
Hal ini dapat terjadi karena dalam praktek banyak nasabah tidak menepati
waktu yang diperjanjikan dalam mengembalikannya pinjamannya dengan
berbagai alasan. Dalam rumusan pengertian kredit ditegaskan mengenai
kewajiban nasabah untuk melunasi utangnya sesuai dengan jangka waktunya dan
disertai dengan kewajibannya yang lain yaitu dapat berupa bunga, imbalan atau
pembagian hasil keuntungan.
2. Unsur-Unsur Kredit
Dari defenisi kredit di atas dapat dikemukakan sedikitnya empat yang menjadi
unsur-unsur kredit, yaitu seperti yang digambarkan pada gambar di bawah ini :
Universitas Sumatera Utara
30
KEPERCAYAAN
JANGKA WAKTU
UNSUR
KREDIT
RESIKO
PRESTASI
Gambar 2.2
Unsur-Unsur Kredit
Sumber
:
H. Budi Untung, kredit Perbankan di Indonesia. ANDI Yogyakarta, Yogyakarta,
2000, hal 2.
Unsur-unsur kredit tersebut di atas dijelaskan sebagai berikut:
a. Kepercayaan
Disini berarti si pemberi kredit yakin bahwa prestasi yang diberikannya baik
dalam bentuk uang, barang, atau jasa, akan benar-benar diterimanya kembali
dalam jangka waktu tertentu di masa yang akan datang.
b. Jangka waktu
Waktu yang memisahkan antara pemberian prestasi dengan kontraprestasi
yang akan diterima di masa yang akan datang. Dalam unsur waktu ini
terkandung pengertian nilai agio dari uang, yaitu uang yang ada sekarang
Universitas Sumatera Utara
31
lebih tinggi nilainya dari uang yang akan diterima pada masa yang akan
datang.
c. Degree of risk
Yaitu resiko yang akan dihadapi sebagai akibat dari adanya jangka waktu yang
memisahkan antara pemberian prestasi dengan kontraprestasi yang akan
diterima dikemudian hari. Semakin panjang jangka waktu kredit diberikan,
maka semakin tinggi pula tingkat resikonya, sehingga terdapat unsure
ketidaktentuan yang tidak dapat diperhitungkan. Inilah yang menyebabkan
unsur resiko. Karena adanya unsur resiko ini maka dibutuhkan jaminan dalam
pemberian kredit.
d. Prestasi
Prestasi atau objek kredit itu tidak saja diberikan dalam bentuk uang, tetapi
juga dalam bentuk barang dan jasa. Namun karena kehidupan ekonomi
modern sekarang ini didasarkan pada uang maka transaksi kredit yang
menyangkut uanglah yang sering kita jumpai dalam praktek perkreditan.
3. Tujuan dan Fungsi Kredit
a. Tujuan Kredit
Salah satu sumber informasi dari pengajuan proposal kredit adalah tujuan dari
penggunaan dana pencairan kredit tersebut. Dengan demikian keputusan
persetujuan kredit merupakan hal yang paling vital dalam alokasi pencairan dana
itu sendiri.
Universitas Sumatera Utara
32
Kredit yang baik mempunyai tujuan komersil untuk memperbesar volume
usaha dan bukan digunakan untuk tujuan spekulatif maupun konsumtif.
Secara umum tujuan kredit di bank meliputi hal-hal sebagai berikut (Ruddy
Tri santoso,1995:33) :
a.Memenuhi kebutuhan nasabah dalam penyedian uang tunai saat ini.
b.Mempertahankan standard perkreditan yang layak dan memperhitungkan
resiko usaha dari ekspansi usaha tersebut.
c.Mengevaluasi berbagai kesempatan usaha yang baru.
d.Mendatangkan keuntungan bagi bank dan pada saat yang sama menyediakan
likuiditas yang memadai.
Untuk menganalisis tujuan penggunaan kredit secara tepat, maka aktivitas
pemberian pinjaman tersebut harus mempertimbangkan Bank Ability dari usulan
kredit nasabah yang menyangkut hal-hal sebagai berikut :
1) Cash Flow Generation yang mampu menunjukkan kemampuan nasabah
untuk membayar kembali hutangnya sesaui dengan jangka waktu yang telah
disepakati.
2) Memenuhi jaminan dengan nilai yang memadai serta marketable dan diikat
secara hukum.
3) Profitable baik bagi bank maupun nasabah dalam melakukan transaksi bisnis
yang dicover dengan kredit tersebut.
4) Resiko portfolio kredit bank dan budget finansial bank.
Tujuan penyaluran kredit kepada nasabah seyogianya adalah untuk membantu
nasabah untuk meningkatkan volume usahanya melalui modal kerja dan berupaya
sedapat mungkin untuk menghindari kredit macet. Atas dasar pemikiran tersebut
Universitas Sumatera Utara
33
di atas maka pemilihan ke sektor-sektor usaha yang produktif dan cepatnya
menghasilkan likuiditas tentunya diprioritaskan.
b. Fungsi Kredit
Kredit
pada
awal
perkembangannya
mengarahkan
fungsinya
untuk
merangsang kedua belah pihak untuk tujuan pencapaian kebutuhan baik dalam
bidang usaha maupun kebutuhan sehari-hari. Pihak yang mendapatkan kredit
harus dapat menunjukkan prestasi yang lebih tinggi pada kemajuan usahanya itu,
atau mendapatkan pemenuhan atas kebutuhannya.
Adapun bagi pihak yang memberi kredit, secara material dia harus
mendapatkan rentabilitas berdasarkan perhitungan yang wajar dari modal yang
dijadikan objek kredit, dan secara spiritual mendapatkan kepuasan karena dapat
membantu pihak lain untuk mencapai kemakmuran.
Suatu kredit mencapai fungsinya, baik bagi debitur, kreditur, maupun
masyarakat, apabila secara social ekonomis membawa pengaruh yang lebih baik.
Bagi pihak debitur dan kreditur, mereka sama-sama memperoleh keuntungan, dan
juga mengakibatkan tambahan penerimaan negara dari pajak, serta membawa
dampak kemajuan ekonomi yang bersifat mikro maupun makro.
Kredit dalam kehidupan perekonomian sekarang, dan juga dalam perdagangan
mempunyai fungsi sebagai berikut :
1) Meningkatkan daya guna uang
2) Meningkatkan peredaran dan lalu lintas uang
3) Meningkatkan daya guna dan peredaran barang
Universitas Sumatera Utara
34
4) Sebagai salah satu alat stabilitas ekonomi
5) Meningkatkan kegairahan berusaha
6) Pemerataan pendapatan
7) Meningkatkan hubungan internasional.
4. Jenis-Jenis Kredit
Dilihat dari macam jenis kredit yang dapat diajukan kepada bank, maka secara
garis besar kredit tersebut dapat digolongkan kepada kredit tunai (cash loan) dan
kredit tidak tunai (non cash loan).
Jenis kredit secara tunai dapat dibedakan yaitu secara umum, tujuan
pembiayaan, jangka waktu, sektor ekonomi, sifat, jenis penggunaan, kolektibilitas,
golongan debitir dan kebijaksanaan. Sedangkan jenis kredit non tunai yaitu dalam
bentu pemberian bank garansi dan kredit berdokumen dalam rangka pembukaan
Letter of Credit (L/C).
Jenis-jenis kredit ini perlu diketahui guna melihat jenis kredit apa yang
dibutuhkan oleh perusahaan pada suatu waktu tertentu dan mengetahui
perkembangan selanjutnya dari kredit tersebut ataupun kebutuhan kredit lain yang
akan muncul dikemudian hari.
Secara keseluruhan dari jenis-jenis kredit yang biasanya diberikan oleh bank
dijelaskan sebagai berikut :
Universitas Sumatera Utara
35
A. Kredit tunai (cash loan)
1. Jenis kredit secara umum adalah :
a. Kredit komersil, yaitu kredit yang diberikan oleh bank kepada perusahaan
untuk tujuan komersial. Dengan mendapatkan fasilitas kredit ini, maka
perusahaan dapat meningkatkan volume penjualan yang sekaligus juga dapat
meningkatkan perolehan laba usaha. Pelunasan kredit dan pembayaran bunga
kredit berasal dari keuntungan yang diperoleh oleh perusahaan.
b. Kredit konsumsi, yaitu jenis kredit yang biasanya diberikan untuk perorangan
untuk tujuan konsumsi. Misalnya kredit kepemilikan rumah, kredit kendaraan,
kredit untuk anak sekolah, dan lain-lain. Sumber dana untuk angsuran kredit
dan pembayaran bunganya berasal dai pendapatan tetap yang diterima oleh
debitur perorangan setiap bulannya.
2. Jenis kredit berdasarkan tujuan pembiayaan adalah :
a. Kredit modal kerja, yaitu kredit yang diberikan oleh bank kepada perusahaan
atau perorangan untuk menambah modal kerjanya. Modal kerja meliputi biaya
pembelian bahan baku, bahan pembantu, upah buruh, overhead cost, dan lainlain.
b. Kredit investasi, yaitu kredit yang diberikan oleh bank kepada perusahaan
untuk pembelian barng modal. Misalnya kredit untuk pembelian mesin-mesin,
kendaraan, peralatan dan pembanguna gedung pabrik.
Universitas Sumatera Utara
36
3. Jenis kredit dari segi jangka waktu adalah :
a. Kredit jangka pendek, yaitu kredit berjangka waktu sampai dengan satu tahun,
biasanya kredit modal kerja.
b. Kredit jangka menengah, yaitu kredit yang berjangka waktu di atas satu tahun
sampai dengan lima tahun. Misalnya kredit untuk pembelian kendaraan,
peralatan dan mesin-mesin.
c. Kredit jangka panjang, yaitu kredit dengan jangka waktu lebih dari lima tahun.
Misalnya kredit yang diberikan untuk pembiayaan pembangunan pabrik baru
dan pembiayaan proyek jangka panjang (project financing).
4. Jenis kredit berdasarkan sektor ekonomi adalah :
a. Kredit pertanian, yaitu kredit yang diberikan untuk sektor pertanian, termasuk
perkebunan, perikanan dan kehutanan. Kredit dapat diberikan dalam bentuk
kredit modal kerja dan kredit investasi.
b. Kredit pertambangan, yaitu kredit yang diberikan untuk sektor pertambangan
meliputi eksplorasi dan eksploitasi.
c. Kredit perindustrian, yaitu kredit yang diberikan untuk pembiayaaan pabrikpabrik dan manufaktur dari segala sektor.
d. Kredit yaitu kredit yang diberikan kepada kontraktor untuk pembiayaan
pembangunan proyek sampai dengan proyek selesai (building finance).
Pembangunan proyek ini meliputi pembanguna gedung, jalan, jembatan serta
prasarana lainnya.
Universitas Sumatera Utara
37
e. Kredit perdagangan, restoran, hotel, yaitu kredit yang diberikan untuk
membantu kebutuhan modal perdagangan antar kota, antar pulau dan
perdagangan local serta untuk restoran dan hotel-hotel.
f. Kredit pengangkutan, pergudangan, yaitu kredit yang dibeikan untuk
pengangkutan barang-barang, distribusi barang-barang dan pergudangan.
Termasuk didalamnya kredit distribusi, yaitu pembelian barang-barang dalam
jumlah besar dan kemudian dijual dalam jumlah yang kecil.
g. Kredit jasa-jasa dunia usaha, yaitu kredit yang diberikan untuk perusahaan
jasa seperti konsultan, akuntan, dokter, pengacara dan jasa pendidikan.
5. Jenis kredit berdasarkan sifatnya adalah :
a. Kredit revolving, yaitu fasilitas kredit yang diberikan atas dasar limit, atau
plafond tertentu dan dapat digunakan berulang-ulang sampai dengan batas
limit yang ditentukan tersebut. Kredit ini biasanya dalam bentuk kredit modal
kerja atas dasar rekening koran dengan jangka waktu tidak melebihi satu
tahun.
b. Kredit aplofend, yaitu fasilitas kredit yang diberikan untuk satu kali
penggunaan atau sesuai skedul dan tidak dapat dipakai berulang.
6. Jenis kredit berdasarkan jenis penggunaannya adalah :
a. Kredit usaha, yaitu kredit yang digunakan untuk pembiayaan dalam bentuk
modal kerja atau investasi.
Universitas Sumatera Utara
38
b. Kredit konsumsi, yaitu kredit yang diberikan untuk pembelian barang-barang
konsumsi bukan dalam bentuk usaha. Misalnya kredit untuk pembelian alatalat rumah tangga, kendaraan, dan lain-lain.
7. Kredit berdasarkan kolektibilitas
a. Kredit lancar (pass)
Pembayarannya tepat waktu, perkembangan rekening baik, tidak ada
tunggakan serta sesuai dengan persyaratan kredit yang berlaku.
b. Kredit dalam perhatian khusus (special mention)
Yaitu terdapat tunggakan pembayaran pokok dan/atau bunga sampai dengan
90 hari.
c. Kredit kurang lancar (sub standard)
Yaitu terdapat tunggakan pembayaran pokok dan/atau bunga yang telah
melebihi 90 hari sampai dengan 180 hari.
d. Kredit diragukan (doubtfull)
Yaitu terdapat tunggakan pembayaran pokok dan/atau bunga yang telah
melebihi 180 hari sampai dengan 270 hari.
e. Kredit macet (loss)
Yaitu terdapat tunggakan pembayaran pokok dan/atau bunga yang telah
melebihi 270 hari.
Universitas Sumatera Utara
39
8. Kredit berdasarkan golongan debitur adalah :
a. Kredit kepada penduduk, yaitu kredit yang diberikan kepada penduduk, warga
negara atau perusahaan yang mempunyai status penduduk Indonesia.
b. Kredit bukan kepada penduduk, kredit yang diberikan bukan kepada penduduk
Indonesia, warga negara asing atau perusahaan yang berstatus perusahaan
asing (PMA).
9. Kredit atas dasar kebijaksanaan adalah :
a. Kredit umum, yaitu kredit-kredit yang diberikan oleh bank yang
lebih
ditekankan kepada untung rugi dan prinsip-prinsip bisnis yang berlaku atau
dikenal dengan ketentuan bank teknis.
b. Kredit prioritas, yaitu kredit yang penyalurannya berdasarkan prioritas yang
disyaratkan oleh pemerintah, misalnya untuk usaha skala kecil. Misalnya
kredit kelayakan usaha, kredit candak kulak,dan lain-lain.
B. Kredit tidak tunai (non cash loan)
I. Kredit non cash
Yaitu kredit yang diberikan dalam bentuk garansi. Bank garansi walaupun
dalam bentuk selembar surat berharga yang menyebutkan bank akan membayar
sejumlah uang tertentu apabila pihak terjamin tidak memenuhi persyaratan
sebagaimana yang telah disyaratkan oleh penjual dan pembeli.
Banyak kalangan awam menilai bahwa bank garansi sama dengan surat
keterangan bank dan penilaian ini mesti diluruskan. Bank sebelum memberikan
Universitas Sumatera Utara
40
bank garansi kepada nasabahnya, terlebih dahulu melakukan analisis kredit
sebagaimana halnya dalam pemberian kredit pada umumnya.
II. Kredit berdokumen
Yaitu jenis kredit yang diberikan dalam bentuk dokumen untuk transaksi antar
pulau atau impor. Kredit berdokumen ini dikenal dengan letter of credit (L/C).
Letter of credit memuat pesyaratan dokumen yang harus dipenuhi dalam kontrak
jual beli (sales contract) dan persyaratan-persyaratan lainnya serta nilai jual beli.
Pernyataan akanmembayar dari L/C yang diterbitkan oleh bank dalam negeri
(issuing bank) kepada bank luar negeri (paying bank) atas dasar kelengkapan
dokumen tersebutlah yang dikenal dengan kredit berdokumen.
5. Mekanisme dan Prosedur Kredit
Dalam pengajuan kredit kepada bank, perusahaan harus melakukan tahapantahapan dalam permohonan kredit. Perusahaan perlu mempersiapakan data-data
yang diperlukan sebagai informasi yang dibutuhkan oleh bank selaku kreditur.
Adapun informasi dan data-data yang dibutuhkan meliputi :
a. Data yang bersifat non keuangan
Informasi data yang bersifat non keuangan meliputi kelengkapan berkas
permohonan kredit yang antara lain adalah :
1) Akta Pendirian
Fotokopi akte pendirian dan akte perubahan perusahaan. Akte pendirian
yang dimaksudkan adalah yang telah diumumkan dalam lembaran negara.
Universitas Sumatera Utara
41
Demikian juga dengan akte-akte perubahan bila ada, yaitu yang telah
diumumkan dalam lembaran negara. Dari akta-akta ini dapat diketahui
pihak-pihak yang dapat mengikatkan diri dengan pihak ketiga, jumlah
saham dan jumlah saham yang telah disetor. Akte pendirian dan akte
perubahan hanya diperlukan bagi perusahaan firma/CV, perseroan
terbatas, perusahaan negara, yayasan dan koperasi.
2) Surat kuasa sehubungan dengan hak substitusi
Surat kuasa ini hanya diperuntukkan bagi perusahaan bukan perorangan.
3) Surat-surat izin yang masih berlaku
Surat-surat izin yang dimaksud adalah bisa dalam bentuk :
a) Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP)
b) Surat Izin Usaha Pemborong Pekerjaan (SIPP)
c) Undang-undang gangguan
d) Surat Izin Industri
e) Izin-izin lainnya.
4) Daftar isian yang disediakan oleh bank
Bila ada daftar isian yang disediakan oleh bank maka perusahaan harus
mengisi lengkap daftar isian tersebut dan ditandatangani oleh pihak yang
berwenang.
5) Jaminan Kredit
Yang dimaksud dengan jaminan kredit adalah fotocopy surat bukti
kepemilikan aktiva tetap (tanah, bangunan, kendaraan, dan lain-lain) yang
dimiliki oleh perusahaan.
Universitas Sumatera Utara
42
7) Organisasi dan manajemen perusahaan
8) Data realisasi usaha
9) Data rencana usaha
10) Data lainnya
Data lainnya adalah data atau informasi positif lainnya yang dimiliki oleh
perusahaan yang akan menambah kredibilitas perusahaan di mata bank.
b. Data-data yang bersifat keuangan
Data-data yang perlukan oleh perusahaan yang bersifat keuangan adalah
laporan keuangan. Penyampaian laporan keuangan sangat penting karena
merupakan analisis inti dalam persetujuan kredit. Laporan keuangan yang
biasanya dibutuhkan untuk dianalisis adalah :
1) Laporan laba/rugi
2) Neraca
3) Arus Kas.
Perusahaan yang hendak mengajukan permohonan kredit kepada bank harus
melengkapi seluruh berkas-berkas tersebut di atas untuk mendapatkan fasilitas
kredit dari bank yang bersangkutan. Setelah seluruh kelengkapan data-data
dipersiapkan, baik data yang bersifat non keuangan maupun data yang bersifat
keuangan, maka calon debitur harus menghitung besarnya kredit yang akan
diajukan ke bank, maka langkah berikutnya adalah mengumpulkan informasi dan
membuat simulasi tentang bank atas kecepatan layanan, tingkat suku bunga yang
terbaik dan lain sebagainya.
Universitas Sumatera Utara
43
Adakalanya perusahaan telah mempunyai pilihan bank dimana ia menyalurkan
seluruh transaksi keuangannya, jika demikian halnya tentu yang bersangkutan
telah mempunyai cukup informasi atas hal yang berkaitan dengan perkreditan.
Di samping informasi di atas, perusahaan perlu mendapatkan informasi lisan
tentang :
1) Tujuan permohonan kredit tersebut diajukan, apakah cukup kepada kantor
cabang tersebut atau kepada kantor pusatnya.
2) Pejabat-pejabat bank yang akan terlibat, memproses permohonan kredit
tersebut.
Untuk mendapatkan kejelasan tentang permohonan kredit yang akan diajukan,
ada baiknya untuk bertemu dan berdiskusi dengan Kepala Bagian Kredit atau
Kepala Kantor Cabang bank tersebut. Bila hal-hal di atas telah dilakukan, barulah
pemohon atau manajer keuangan perusahaan mempersiapkan surat permohonan
kredit yang ditujukan kepada Kantor Cabang atau Kantor Pusatnya. Perusahaan
yang mengajukan permohonan kredit tinggal menunggu pemberitahuan dari bank
yang bersangkutan, sehubungan dengan keputusan untuk menolak atau
menyetujui permohonan kredit tersebut.
6. Analisis Kredit
Bank yang telah menerima surat permohonan kredit dari sebuah perusahaan
akan melakukan pemeriksaan serta analisis kredit. Ada beberapa aspek yang
penting yang menjadi penilaian tersendiri oleh bank yang besangkutan.
Universitas Sumatera Utara
44
Sebelum bank melakukan analisis kredit, ada aspek-aspek penilaian oleh bank
yaitu :
a. Kelengkapan berkas permohonan kredit
Surat ataau berkas permohonan kredit adalah permohonan untuk
memperoleh kredit yang diajukan oleh debitur dan atau oleh calon debitur
kepada suatu bank. Langkah pertama yang dilakukan oleh analis setelah
menerima berkas permohonan kredit calon nasabah adalah memeriksa surat
permohonan kredit sesuai dengan kebutuhan analis yang diperlukan.
Yang tidak kalah pentingnya adalah meneliti keabsahan surat permohonan
kredit, apakah telah ditandatangani oleh pengurus atau yang berwenang sesuai
akta pendirian bagi perusahaan. Selanjutnya diteliti fotokopi-fotokopi suratsurat izin yang dimiliki, daftar isian yang disediakan oleh bank, surat-surat
jaminan kredit, surat kontrak. Diteliti juga kelengkapan organisasi dan
manajemen perusahaan yang meliputi daftar riwayat hidup dari top
manajemen dan pemegang posisi kunci perusahaan.
Kelengkapan data lain yang penting untuk diteliti adalah data laporan
keuangan. bagi perusahaan menengah ke atas disyaratkan laporan keuangan
yang telah di audit oleh akuntan terdaftar. Dat lain yang diteliti adalah data
realisasi usaha, data rencana usaha, dan data-data lain yang mendukung
permohonan kredit.
b. Wawancara (interview)
Wawancara atau interview dengan pemohon kredit sebaiknya dilakukan
oleh pejabat bank (analis, kepala cabang atau direksi bank) sebelum
Universitas Sumatera Utara
45
permohonan kredit diajukan, dalam bentuk interview terdahulu. Yang
terpenting dalam wawancara adalah bahwa informasi yang diucapkan oleh
debitur akan dites ulang dengan kenyataan di lapangan. Apabila terjadi
perbedaan, tentunya hal ini menyangkut kejujuran dan kepercayaan yang
kredit itu sendiri adalah kepercayaan.
c. Investigasi Kredit
Pengertian investasi kredit adalah semua kegiatan yang meliputi langkahlangkah sebagai berikut :
1) Mengumpulkan data-data yang up to date, atau data-data yang relevan untuk
bahan analis permohonan kredit.
2) Meneliti kebenaran dan akurasi data calon debitur.
3) Pembuatan laporan investigasi.
Tujuan investigasi adalah untuk memperoleh data lengkap dan benar untuk
keperluan analisis kredit.
d. Peninjauan On The Spot
Dari data-data permohonan kredit yang diajukan, akan dicek kebenarannya
melalui peninjauan lapangan (on the spot). Lokasi kantor, lokasi usaha akan
dicek kebenarannya, bangunan kantor dari segi strukturnya dan lay outnya.
Pada waktu melaksanakan on the spot, dilakukan pengecekan kebenaran atas
data-data laporan yang telah disampaikan baik data-data non keuangan dan
data-data yang bersifat keuangan yaitu laporan laba/rugi dan neraca.
Universitas Sumatera Utara
46
Aspek keuangan yang sangat penting dalam proses pemberian kredit perlu
mendapat perhatian para analis. Aspek keuangan tersebut antara lain
(H.Moh.Tjoekam,1999:123) :
1. Neraca Perusahaan :
a. Posisi current asset dan posisi current liability
b. Pos-pos current asset dan pos-pos current liability
c. Posisi total assets dan posisi total liabilities
d. Pos-pos fixed asset dan pos-pos long term debt
e. Posisi equity dan networth.
2. Laporan laba/ rugi
a. Penjualan, harga pokok, dan gross profit
b. Biaya operasi, penghapusan, bunga dan pajak
c. Laba setelah pajak.
Setelah bank melakukan pemeriksaan melalui penilaian setiap berkasberkas yang telah diajukan, maka selanjutnya bank akan melakukan analisis
kredit.
Analisis kredit merupakan penilaian terhadap nasabah dan usahanya. Pihak
analis melakukan analisis kredit dengan tujuan untuk melihat kondisi dan
potensi perusahaan nasabah melalui penilaian kuantitatif dan kualitatif.
Dengan adanya analisis kredit, pihak bank selaku kreditur dapat memutuskan
apakah perusahaan yang memohon kredit layak/tidak layak diberikan kredit.
Dalam analisis kredit, para analis menggunakan beberapa pendekatan yang
terdiri dari :
1) Pendekatan Jaminan (Collateral Approach)
Merupakan pendekatan tertua dan klasik atau sederhana. Artinya
melalui analisis pendekatan jaminan inilah persetujuan pemberian
fasilitas kredit dapat diputuskan. Apabila calon debitur mengajukan
Universitas Sumatera Utara
47
permohonan kredit dengan jumlah tertentu dan calon debitur tersebut
menyerahkan jaminan kredit yang nilainya melebihi jumlah kredit
yang diminta, maka permohonan kreditnya akan disetujui. Terkadang
ditentukan prosentase tertentu misalnya nilai jaminan harus mencapai
minimal 150% dari limit kredit yang diminta. Yang menjadi masalah
pokok di sini adalah penilaian terhadap jaminan yang diserahkan calon
debitur, yaitu berdasarkan nilai pasar dan secara yuridis dapat dikuasai.
Berdasarkan nilai pasar dimaksudkan adalah jaminan tersebut akan
mudah untuk dijual sesuai dengan nilai yang ditetapkan. Pemberian
kredit berdasarkan pendekatan ini mirip dengan pegadaian.
2) Pendekatan Karakter (Character Approacah)
Pendekatan ini lebih ditekankan kepada aspek moral dari calon debitur
atau individu-individu pengelola perusahaan. Apabila dari penilaian
yang dilakukan ternyata calon debitur memiliki moral yang baik, jujur,
memenuhi perjanjian, tidak pernah melakukan bisnis yang merugikan
orang lain, maka dari segi karakter calon dapat direkomendasikan
untuk diberikn fasilitas kredit.
3) Pendekatan pada Kemampuan Pelunasan (Repayment Approach)
Pemberian fasilitas kredit lebih ditekankan kepada kemampuan calon
debitur untuk melunasi kembali fasilitas kredit yang diterima sesuai
dengan skedul waktu yang ditetapkan.
Universitas Sumatera Utara
48
Kemampuan untuk membayar kembali tersebut tentunya lebih
diutamakan dari dana yang berasal dari usaha pokok debitur, bukan
dari sumber-sumber lainnya.
4) Pendekatan Kelayakan Usaha (Feasibility Approach)
Pendekatan
kelayakan
usaha
dimaksudkan
bahwa
persetujuan
pemberian kredit didasarkan kepada suatu analisis atas usaha atau
proyek yang menyatakan bahwa suatu usaha atau proyek tersebut layak
dibiayai.
5) Pendekatan Pemberian Kredit sebagai Agen Pembangunan
Pendekatan pemberian kredit ini sebagai pepanjangan tangan
pemerintah ini diarahkan untuk membantu pengusaha-pengusaha skala
kecil dengan memberikan keringanan atau kelonggaran beberapa
persyaratan bank. Di sini bank berperan sebagai agen pembanguna
dalam
rangka
memberikan
pemerataan
kesempatan
berusaha.
Persyaratan yang diringankan, misalnya keringanan jaminan dan
penyederhanaan pesyaratan perizinan. Jenis kredit ini biasanya kredit
program seperti kredit candak kulak, kredit kelayakan usaha dan kredit
usaha kecil.
Secara keseluruhan dalam analisis kredit, cakupan analisis paling tidak harus
memuat analisis lima C (5 C’S), yang merupakan standar minimal yang lazim
digunakan di kalangan perbankan.
Universitas Sumatera Utara
49
Cakupan analisis 5 C’S dapat dilihat pada gambar berikut :
ANALISIS 5 C’S
I. CHARACTER
II. CAPITAL
III. CAPACITY
IV. COLLATERAL
V. CONDITION OF ECONOMY
Gambar 2.3
Cakupan 5 C’S
Sumber : Warman Djohan, Kredit Bank. Cetakan Pertama, PT. Mutiara Sumber Widya,
Jakarta,2000, hal 106.
a. Character (Watak)
Watak atau character adalah sifat dasar yang ada dalam hati seseorang.
Watak dapat diartikan sebagai kepribadian, moral dan kejujuran pemohon
kredit.
Universitas Sumatera Utara
50
b. Capital (Modal)
Besarnya modal yang dimiliki oleh pemohon kredit dapat dicermati dari
laporan keuangannya. Semakin besar jumlah modal yang dimiliki maka
menunjukan bahwa perusahaan tersebut memiliki kemampuan untuk
memenuhi kewajiban membayar hutangnya.
c. Capacity (Kemampuan)
Merupakan kemampuan yang memadai yang berasal dari pendapatan
pribadi jika debitur perorangan atau pendapatan perusahaan jika debitur
berbentuk badan usaha.
d. Collateral (Jaminan)
Jaminan berarti harta kekayaan yang dapat diikat sebagai jaminan guna
menjamin kepastian pelunasan hutang jika dikemudian hari debitur tidak
dapat melunasi hutangnya dengan jalan menjual jaminan dan mengambil
pelunasan dari penjualan harta kekayaan yang menjadi jaminan itu.
e. Condition of Economy (Kondisi Ekonomi)
Kondisi ekonomi adalah situasi ekonomi pada waktu dan jangka waktu
tertentu di mana kredit tersebut diberikan oleh bank kepada pemohon.
Dalam menganalisis lima C tersebut, keseluruhan kemungkinan resiko yang
dapat terjadi telah mendapatkan perhatian. Dari hasil analisis dimaksud, tentunya
para pengambil keputusan di bidang perkreditan diharapkan telah dapat
mengambil keputusan dengan baik.
Universitas Sumatera Utara
51
Bentuk lain dari lima C adalah lima P, yang terdiri dari :
a. People yaitu penilaian terhadap orang-orang yang terlihat dalam usaha calon
debitur.
b. Purpose yaitu sasaran dan tujuan pemberian kredit.
c. Payment yaitu sumber dan jadwal waktu pembayaran kredit.
d. Protection yaitu mengatasi resiko apabila usaha debitur gagal.
e. Perspective yaitu analisis kondisi perusahaan dan perspektif mendatang.
Melalui analisis 5 P ini, sebenarnya telah dapat diketahui analisis kondisi dan
potensi perusahaan yang mengajukan permohonan kredit, dalam kaitan gengan
layak atau tidak layaknya suatu perusahaan diberikan fasilitas kredit.
ANALISIS KEUANGAN
Menurut H. Moh Tjoekam (1999:156), “Dalam analisis kredit secara
kuantitatif, cenderung digunakan rasio keuangan perusahaan untuk mengetahui
tren-tren dari kondisi keuangan calon nasabah, yang pada prinsipnya berasal dari
laporan keuangan (neraca, laba rugi, arus kas, modal, utang, dan lain-lain”.
Rudi Tri Santoso ( 1995:34), “Analisis laporan keuangan merupakan salah
satu persiapan dalam analisis kredit bank”.
Analisis laporan keuangan sangat penting untuk mendapatkan gambaran
mengenai kondisi serta kinerja keuangan perusahaan calon nasabah. Dengan
analisis ini, para analis dapat melihat posisi keuangan calon nasabah, sumber dana
dan penggunaan sumber dana, laba dalam periode tertentu.
Universitas Sumatera Utara
52
Menurut (Warman Djohan, 2000:122), “Analisis laporan keuangan calon
nasabah merupakan kegiatan pertama yang perlu diperhatikan dalam analisis
kredit oleh bank.”
Adapun yang menjadi tujuan analisis keuangan adalah untuk mengetahui :
a. Struktur dan konsisi keuangan calon nasabah untuk dibandingkan dengan
struktur perkreditan dan dana yang tersedia di bank.
b. Rencana pembiayaan dan posisi keuangan calon nasabah sekarang (likuiditas,
solvabilitas, dan profitabilitas serta proyeksi/prospek keuangannya).
c. Jenis kredit, jumlahnya dan jangka waktu yang dibutuhkan oleh calon nasabah
untuk melunasinya.
d. Sumber-sumber dana dan penggunaannya, yang tergambar dari saldo dana
perusahaan dan saldo kas dari laporan arus kas perusahaan dan rencana
pelunasan kreditnya.
e. Keuntungan perusahaan yang diproyeksikan, sumber dana dari laporan arus
kas dan sumber dana dari pihak ketiga lainnya sebagai sumber dana untuk
pelunasan kreditnya.
1) Analisis perbandingan Laba/Rugi
Analisis perbandingan laba/rugi dapat dilakukan dengan analisis horizontal
dan analisis vertikal. Yang dimaksud dengan analisis perbandingan laba/rugi
horizontal adalah memakai penjualan netto, harga pokok penjualan dan unsurunsur laba-rugi tahun sebelunmya sebagai tahun dasar dengan digunakan angka
Universitas Sumatera Utara
53
100%, sehingga pada posisi tahun sesudahnya kelihatan adanya peningkatan jika
meningkat dan adanya penurunan jika mengalami penurunan.
Apabila
penjualan
netto
meningkat,
laba
meningkat
maka
terjadi
perkembangan yang positif. Apabila komponen-komponen biaya meningkat,
maka dilihat proporsinya, apakah proporsinya meningkat atau menurun, maka
dapat diketahui bahwa perusahaan dalam operasionalnya telah mengalami
peningkatan efisiensi atau sebaliknya.
Sedangkan untuk analisis vertical laba/rugi, yang diukur adalah total penjualan
netto dari tahun masing-masing dengan menggunakan angka notasi 100%.
Analisis ini juga dimaksudkan untuk melihat tingkat efisiensi perusahaan dan
kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba.
2) Analisis Neraca
Analisis neraca perusahaan secara terperinci menggambarkan kemampuan
operasional perusahaan. Perubahan-perubahan kewajiban perusahaan harus
diantisipasi dengan kemampuanoperasi usaha guna menghasilkan arus kas secara
intern.
Di dalam menganalisis neraca perusahaan, ada empat aspek yang perlu dinilai
tingkat kewajarannya, yaitu :
a) Likuiditas ratios
Likuiditas rasio merupakan rasio-rasio yang mengukur kemampuan
perusahaan untuk melunasi kewajiban-kewajiban jangka pendeknya yang
harus segera dibayar.
Universitas Sumatera Utara
54
Jenis-jenis rasio tersebut yaitu :
Total aktiva Lancar
(1) Current Ratio
=
Total Pasiva Lancar
Total Aktiva Lancar – Persediaan
(2) Quick Ratio
=
Total Pasiva Lancar
Kas dan sejenisnya
(3)
Cash Ratio
=
Total Pasiva Lancar
b) Solvabilitas Ratios
Yaitu mengukur sejauh mana suatu perusahaan dibelanjai dengan hutanghutang atau perbandingan antara dana sendiri dengan dana pihak ketiga.
Jenis-jenis solvabilitas rasio adalah :
Total Hutang
(1)
Debt to Equity
=
Total Modal (Equity)
Total Aktiva
(2)
Assets to Ability
=
Total Hutang
(3)
Times Interest Earned (Coverage Ratio)
Earning before Interst and Tax (EBIT)
=
Interest
3) Activity Ratios ( Aktivitas)
Yaitu mengukur seberapa efektif perusahaan memanfaatkan sumber daya
yang ada (resources) pada pengendaliannya.
Universitas Sumatera Utara
55
Jenis-jenis rasio aktivitas adalah :
Rata-rata Kas
(1) Cash Velocity
=
x Periode Penjualan
Total Penjualan
Rata-rata piutang
(2) Average Collection Periode =
x P.Penjualan
Total Penjualan
Rata-rata persediaan
(3)
Inventory Turn Over
=
x P.Penjualan
Harga pokok Barang
Yang dijual (COGS)
4) Profitability Ratios
Yaitu mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dari
berbagai kebijakan dan keputusan yang telah diambil.
Jenis-jenis rasio profitabilitas adalah :
Laba setelah Pajak (EAT)
(1) Profit Margin
=
Total Penjualan
Laba setelah Pajak (EAT)
(2) Return on Assets
=
Total Penjualan
Laba setelah Pajak (EAT)
(3) Return on Equity
=
Total Equity
Keempat aspek tersebut masing-masing harus dilihat mutunya karena
perusahaan yang tidak dapat memenuhu kewajiban jangka pendeknya dengan
baik, maka likuiditasnya kurang dapat dipertanggungjawabkan. Demikian pula
Universitas Sumatera Utara
56
untuk pemenuhan kewajiban jangka panjangnya. Jadi aspek solvabilitasnya juga
harus baik. Di lain pihak usia perusahaan dan profitabilitas yang dicapainya juga
harus tercermin karena hal itu menunjukkan kemampuan peusahaan untuk
bertahan selama kurun waktu yang telah berjalan.
Dengan demikian analisis neraca yang baik harus melihat kombinasi keempat
macam kondisi keuangan tersebut yang tentunya saling mendukung dan layak
untuk diberikan fasilitas kredit.
3) Analisis arus kas
Analisis arus kas mencerminkan kelangsungan operasional usaha dari
perputaran roda bisnisnya. Dengan semakin meningkat tingkat penjualan maka
ketergantungan akan likuiditas usaha akan semakin besar.
Ketergantungan likuiditas usaha ini tentu tidak terlepas dari dana pihak luar
saja, misalnya pinjaman bank, tetapi juga tergantung dari dana intern perusahaan
sebagai hasil pendapatan usahanya.
Tingkat kesehatan usaha sangat ditentukan dari likuiditas perusahaan untuk
memenuhi kewajiban perusahaan dalam dana jangka pendek. Untuk itu jika
perusahaan
masih sangat tergantung dengan dana pihak ketiga, maka perlu
dicurigai adanya kemungkinan terjadinya kebocoran uang kas dari perusahaan
tersebut. Kebocoran yang terjadi dapat disebabkan oleh karena kesalahan investasi
di bidang usaha yang lain. Bank harus jeli dan hati-hati dalam menganalisis
laporan arus kas calon nasabah, guna menganalisis kecukupan tersedianya dana
likuid tersebut.
Universitas Sumatera Utara
Download