BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pariwisata merupakan sektor penting dalam perkembangan perekonomian Indonesia. Sektor yang mampu dikelola dengan baik akan mampu menarik wisatawan domestik ataupun wisatawan asing untuk datang ke Indonesia. Selain dari ketersediaan Sumber Daya Alam, Sumber Daya Budaya, dan Sumber Daya Manusia, hal penunjang yang tidak kalah penting adalah keberadaan Stakeholder Pariwisata, yang salah satunya ialah Industri Pariwisata yang bergerak di bidang Biro Perjalanan Wisata (Tour & Travel). Keberadaan Usaha Biro Perjalanan Wisata di Indonesia masih sangat menjanjikan karena saat ini penduduk Indonesia kebanyakan sudah memiliki mobilitas yang tinggi dan sangat bergantung pada transportasi cepat yang menunjangnya. Transportasi itu antara lain pesawat terbang dan kereta api. Selain itu, transportasi cepat tadi pula yang dapat membawa wisatawan baik wisatawan asing maupun wisatawan domestik dari luar maupun dalam negeri untuk mengunjungi serta berwisata di Indonesia. Yogyakarta merupakan salah satu kota yang selalu ramai dikunjungi oleh wisatawan baik wisatawan domestik maupun wisatawan mancanegara karena keberaadaan Sumber Daya Alam dan Sumber Daya Budayanya yang melimpah. Oleh karena itu, intensitas transportasi cepat dari dan menuju ke Yogyakarta sangatlah besar baik saat weekday maupun weekend. Untuk itu peran Biro Perjalanan Wisata sebagai Stakeholder Pariwisata sangatlah penting untuk memenuhi keinginan dari customer terutama di bidang pertiketan dan paket-paket wisata. Pada awalnya, di Yogyakarta hanya terdapat beberapa Biro Perjalanan Wisata. Namun seiring dengan perkembangan teknologi, saat ini sudah sangat banyak pelaku Biro Perjalanan Wisata di Yogyakarta mulai dari usaha kecil sampai yang sudah menjadi perusahaan besar. Namun hanya sedikit dari pelaku Biro Perjalanan Wisata tersebut yang merupakan alumni atau akademisi dari pendidikan pariwisata. Alumni atau akademisi dari pendidikan pariwisata ini justru banyak yang lebih memilih menjadi karyawan biasa daripada menjadi owner suatu Biro Perjalanan Wisata. Padahal ini merupakan salah satu dari lahan kerja mereka. Namun memang tetap ada beberapa alumni atau akademisi dari pendidikan pariwisata yang memberanikan diri untuk mencoba berwirausaha di bidang Biro Perjalanan Wisata dan tidak sedikit juga yang sukses. Salah satu usaha baru di bidang Biro Perjalanan Wisata yang didirikan oleh akademisi dari pendidikan pariwisata adalah Benka 13 Tour & Travel. Benka 13 Tour & Travel didirikan oleh Cecilia Cory Febriana Saputra yang merupakan akademisi dari Diploma III Kepariwisataan Universitas Gadjah Mada Yogyakarta angkatan 2012 yang bekerjasama dengan Reinardus Dwi Prio Christianto yang merupakan alumni dari Diploma III Management Universitas Gadjah Mada Yogyakarta angkatan 2011. Dengan berbagai pengalaman dan relasi yang telah dimiliki oleh masing-masing founder sesuai dengan spesialisasi bidangnya, maka dibentuklah usaha Benka 13 Tour & Travel. Benka 13 Tour & Travel merupakan salah satu Stakeholder Pariwisata baru di bidang Biro Perjalanan Wisata yang sedang berkembang dan merupakan usaha yang juga dapat menunjang dalam mengembangkan industri pariwisata dengan slogan “Now For The Future!” Dalam kondisi lingkungan bisnis yang dinamis, semakin cepat terjadi perubahan maka persaingan usaha juga makin ketat. Untuk menghadapi hal itu Benka 13 Tour & Travel perlu memiliki strategi pemasaran yang tepat dan efektif untuk memenangkan persaingan agar kelangsungan hidup perusahaan bisa terjaga. Strategi ini lebih kepada menentukan kebijakan bisnis maupun cara bisnis untuk bersaing. Untuk meningkatkan daya saing antar perusahaan, maka Benka 13 Tour & Travel harus memiliki teknik-teknik ataupun kiat-kiat maupun strategi yang tepat. Pemasaran merupakan fungsi utama keberhasilan perusahaan dan juga ujung tombak perusahaan dalam memperoleh pendapatan dari penjualan produknya dan kelangsungan hidup perusahaan tergantung pada kebijakan strategi pemasaran. Selain dari strategi pemasaran yang telah dilakukan, tulisan ini juga ingin menyajikan beberapa tawaran strategi pemasaran yang dapat dilakukan oleh Benka 13 Tour & Travel guna meningkatkan minat customer untuk membeli tiket pesawat maupun tiket kereta api di Benka 13 Tour & Travel. Untuk mengetahui lebih detail tentang strategi pemasaran yang digunakan oleh Benka 13 Tour & Travel dalam meningkatkan penjualan tiketnya, maka dalam penulisan tugas akhir penulis mengambil judul “STRATEGI PEMASARAN YANG DILAKUKAN UNTUK MENINGKATKAN PENJUALAN PADA BENKA 13 TOUR & TRAVEL”. B. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian dalam latar belakang diatas, maka hal yang perlu dirumuskan adalah sebagai berikut : Bagaimana strategi pemasaran di Benka 13 Tour & Travel? C. Tujuan Laporan Adapun tujuan penulisan laporan ini adalah sebagai berikut : Mengetahui strategi pemasaran yang dilakukan oleh Benka 13 Tour & Travel. D. Manfaat Laporan ini disusun dengan manfaat sebagai berikut : a. Manfaat Teoritis 1. Menambah ilmu pengetahuan tentang wirausaha di unit usaha Biro Perjalanan Wisata Benka 13, 2. Penelitian ini diharapkan mampu mendukung pengerjaan penulisan Tugas Akhir guna memperoleh gelar Ahli Madya. b. Manfaat Praktis 1. Penelitian ini diharapkan bisa menambah pengalaman intelektual baru dalam bidang kewirausahaan dan menciptakan loyalitas pelanggan dalam berbisnis, 2. Penulisan penelitian ini menjadi reverensi bagi perusahaan untuk menentukan strategi pemasaran untuk memasarkan produk. E. Tinjauan Pustaka Dalam penulisan tugas akhir yang berjudul “Strategi Pemasaran yang Dilakukan Untuk Meningkatkan Penjualan pada Benka 13 Tour & Travel”, penulis menemukan beberapa literatur yang membahas tentang strategi pemasaran. Pada penulisan skripsi yang disusun oleh Krisna Wijayanto Majaputra tahun 2012 mahasiswa S1 Ilmu Administrasi Bisnis FISIP UPN “Veteran” Jawa Timur yang berjudul “Strategi Pemasaran Jasa pada Kereta Api Argo Anggrek Guna Meningkatkan Brand Loyalty, Brand Image, dan Brand Awareness Bagi Para Konsumen” dapat disimpulkan bahwa banyak faktor yang dapat mempengaruhi tercapainya volume penjualan salah satunya perusahaan harus mengaktifkan kegiatan pemasarannya. Besar kecilnya resiko yang harus dihadapi oleh suatu perusahaan sangat tergantung dari sasaran usaha yang hendak dicapai oleh perusahaan. Pada penulisan artikel yang disusun oleh Nur Diana dan Sontha Vitra Tarida tahun 2010 mahasiswi Universitas Gunadarma yang berjudul “Analisis Strategi Pemasaran PT. Garuda Indonesia” dapat disimpulkan bahwa Garuda Indonesia memiliki beberapa program untuk mendukung penjualan dan pemasarannya. Program tersebut bertujuan untuk meningkatkan kepuasan dan loyalitas konsumen, yakni melalui program promosi dan layanan konsumen. Ada pula beberapa alternatif startegi yang dapat dilakukan, yaitu : 1) Meningkatkan kualitas produk, 2) meningkatkan diferensiasi produk, 3) meningkatkan usaha promosi serta 4) menentukan harga yang bersaing. Pada penulisan tugas akhir yang disusun oleh Hisyom Prasetyo tahun 2013 mahasiswa D3 Kepariwisataan UGM Yogyakarta yang berjudul “Upaya Memasarkan Pitutour Transwisata dalam Rangka Menarik Minat Wisatawan” dapat disimpulkan bahwa dalam memasarkan usahanya Pitutour menggunakan strategi pemasaran yang dikenal dengan 8P, pembuatan brosur, pembuatan facebook, dan website. Pada penulisan penelitian koleksi Stuppadata pada 25 Mei 2004 yang diselenggarakan oleh Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata dengan judul “Seminar Sehari Strategi Pariwisata Indonesia Menghadapi Liberalisasi Usaha Jasa Pariwisata” dapat disimpulkan bahwa kekuatan usaha jasa pariwisata Indonesia menghadapi liberalisasi yakni : 1) Keunikan lokal 2) keragaman sumber daya (alam dan budaya) serta 3) letak geografis pada jalur pergerakan manusia dan jasa-jasa. Dan peluang usaha jasa pariwisata menghadapi liberalisasi yakni : 1) Perluasan pasar 2) ekspor SDM profesional 3) Franchise (waralaba) usaha serta 4) kerjasama pemasaran. F. Landasan Teori Pemasaran merupakan ujung tombak perusahaan. Dalam dunia persaingan yang semakin ketat, perusahaan dituntut agar tetap bertahan hidup dan berkembang. Pemasaran telah didefinisikan berbagai cara oleh para penulis dan definisi tersebut tidak bersifat konstan, melainkan mengalami perubahan sesuai dengan perkembangan dan evolusi itu sendiri. Beberapa definisi mengenai pemasaran adalah sebagai berikut : 1. Pemasaran adalah sistem keseluruhan dari kegiatan usaha yang ditujukan untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan, dan mendistribusikan barang, jasa, ide, kepada pasar sasaran agar dapat mencapai tujuan organisasi, sedangkan menjual adalah ilmu dan seni memengaruhi pribadi yang dilakukan oleh penjual untuk mengajak orang lain agar bersedia membeli barang atau jasa yang ditawarkan (Basu Swastha DH, 2005) 2. Pemasaran adalah suatu sistem total dari kegiatan bisnis yang dirancang untuk merencanakan, menentukan harga, promosi, dan mendistribusikan barang-barang yang dapat memuaskan keinginan dan mencapai pasar sasaran serta tujuan perusahaan (William J. Stanton, 2007). 3. Pemasaran adalah proses sosial dan manajerial baik seseorang maupun kelompok untuk memperoleh apa yang mereka butuhkan dan inginkan melalui penciptaan serta pertukaran produk dan nilai (Philip Kotler, 2008). Menurut Kotler dan Keller (2007), pemasaran merupakan suatu fungsi organisasi dari seperangkat proses untuk menciptakan, mengkomunikasikan, dan menyerahkan nilai kepada pelanggan serta mengelola hubungan pelanggan dengan cara yang menguntungkan organisasi dan apra pemilik sahamnya. Intinya adalah di dalam pemasaran ditemukan tiga poin penting yaitu : 1) Fungsi-fungsi organisasi, 2) kegiatan mencipta, mengkomunikasikan, menyerahkan nilai serta 3) mengelola hubungan dengan pelanggan. Dari peristiwa tersebut muncul istilah manajemen pemasaran yang menurut Kotler & Keller (2007) merupakan seni dan ilmu memilih pasar sasaran dan mendapatkan, menjaga serta menumbuhkan pelanggan dengan menciptakan, menyerahkan, mengkomunikasikan nilai pelanggan yang unggul. Berdasarkan definisi tersebut, dapat disimpulkan tujuan pemasaran yakni mengetahui dan memahami pelanggan agar produk/jasa yang dihasilkan sesuai dengan keinginan pelanggan dapat diwujudkan. Menurut Chandra (2002), strategi pemasaran merupakan rencana yang menjabarkan ekspektasi perusahaan akan dampak dari berbagai aktifitas atau program pemasaran terhadap permintaan produk atau lini produknya di pasar sasaran tertentu. Sedangkan menurut Kotler dan Amstrong (1997), strategi pemasaran adalah pola pikir pemasaran yang akan digunakan oleh unit bisnis untuk mencapai tujuan pemasarannya. Strategi tersebut berisi strategi spesifik untuk pasar sasaran, penetapan posisi, bauran pemasaran, dan besarnya pengeluaran pemasaran. Sedangkan bauran pemasaran menurut Kotler (dalam Rangkuti, 2014) adalah sekumpulan alat pemasaran yang digunakan perusahaan dalam rangka mencapai tujuan pemasaran sesuai dengan pasar sasaran yang telah ditetapkan. Bauran pemasaran jasa terdiri dari empat elemen dasar yaitu product, price, promotion, dan place. Masing-masing mempunyai pengertian sebagai berikut : 1. Product Menurut Irawan (dalam Sunyoto, 2014), produk adalah sesuatu yang ditawarkan dan dapat memuaskan keinginan dan kebutuhan konsumen. 2. Price Menurut Indriyo Gitosudarmo (dalam Sunyoto, 2014), harga sebenarnya merupakan nilai yang dinyatakan dalam satu mata uang atau alat tukar, terhadap suatu produk tertentu. 3. Promotion Menurut A. Hamdani (dalam Sunyoto, 2014), promosi merupakan salah satu variabel dalam bauran pemasaran yang sangat penting dilaksanakan oleh perusahaan dalam memasarkan produk. 4. Place Menurut Suhardi Sigit (dalam Sunyoto, 2014), saluran distribusi adalah perantara-perantara, para pembeli dan penjual yang dilalui oleh perpindahan barang baik fisik maupun perpindahan milik sejak dari produsen hingga ke tangan konsumen. Definisi dari usaha perjalanan wisata adalah perusahaan yang kegiatannya mengurus keperluan orang yang ingin mengadakan perjalanan baik darat, udara, maupun laut untuk mencapai tujuan melalui perantara perusahaan ini dengan menghubungkan antara perusahaan yang menyediakan fasilitas perjalanan dengan orang yang akan mengadakan perjalanan. Namun ada beberapa definisi lain dari usaha perjalanan wisata, yakni sebagai berikut : 1. Usaha perjalanan wisata dapat dikatakan sebagai perusahaan yang mengurus perjalanan seseorang atau kelompok orang dengan segala keuntungan dari perjalanan tersebut serta mendapat imbalan jasa dari perusahaan penyedia fasilitas perjalanan atas pelayanannya kepada orang yang melakukan perjalanan. Usaha perjalanan ini sebagian orang menyebutnya sebagai Tour & Travel atau Travel Agent. 2. Menurut keputusan Dirjen Pariwisata Kep.16/U/II/1988 tanggal 25 Februari 1988, usaha perjalanan wisata adalah usaha yang bersifat komersial yang mengatur, menyediakan, dan menyelenggarakan pelayanan bagi seseorang atau sekelompok orang untuk melakukan perjalanan dengan tujuan utama untuk berwisata. 3. Biro perjalanan wisata adalah sebuah perusahaan perjalanan yang menjual rancangan perjalanan secara langsung kepada masyarakat dan menjual jasa angkutan (udara, darat, dan laut), akomodasi, wisata pelayaran, paket wisata, dan produk-produk lain yang berhubungan dengan perjalanan tersebut (Dennis L. Foster, 2000:77). G. Metode Penelitian Deskriptif analisis adalah sebuah metode dimana penulis mengamati, memahami, dan menganalisa secara langsung objek penelitian menjadi sebuah bahan atau materi pembuatan laporan, sehingga dapat menggambarkan mengenai situasi, kondisi, dan keadaan pada suatu kelompok atau suasana di tempat tertentu. Dalam pembuatan laporan ini, metode pengumpulan data yang digunakan adalah sebagai berikut : 1. Data Primer Data primer adalah data asli yang dikumpulkan dan didata oleh periset untuk menjawab masalah risetnya secara khusus (Istijanto, 2005:45). 2. Data Sekunder Data sekunder adalah data yang didapat dan disimpan oleh orang lain yang biasanya merupakan data masa lalu atau historikal (Wibisono, 2003:119). Diperoleh dengan cara penulis mengambil dan mendayagunakan data-data, arsip, dan dokumen dari perusahaan Benka 13 Tour & Travel. Serta dari berbagai jenis buku yang tersedia dan berhubungan dengan dunia pariwisata, dan dengan mencari sumbersumber yang ada untuk melengkapi dalam penulisan Tugas Akhir. Adapun teknik pengumpulan data, antara lain : a. Observasi adalah cara menghimpun bahan-bahan keterangan yang dilakukan dengan mengadakan pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap fenomena-fenomena yang dijadikan objek pengamatan (Djaali & Muljono, 2007:16). b. Studi Pustaka adalah sebuah metode pengumpulan data melalui referensi dari buku. Buku tersebut sesuai dengan judul dan dapat menjadi bahan tambahan untuk membuat tugas akhir ini. Buku diperoleh penulis dari perpustakaan, toko buku, dan sumber lainnya. Teknik ini digunakan untuk mendapatkan datadata yang diinginkan berdasarkan bukti-bukti tertulis. Penulis mengambil data-data dari berbagai jenis judul buku atau artikel yang berhubungan dengan dunia pariwisata di perpustakaan, termasuk juga brosur atau sumber-sumber lainnya untuk melengkapi data dalam penulisan laporan. c. Analisis Data adalah upaya mengolah data menjadi informasi, sehingga karakteristik atau sifat-sifat data tersebut dapat dengan mudah dipahami dan bermanfaat untuk menjawab masalah-masalah yang berkaitan dengan kegiatan penelitian. H. Sistematika Penulisan Sistematika penulisan laporan akhir ini terdiri atas empat bab yang masing-masing dijabarkan sebagai berikut : BAB I : Pendahuluan meliputi penjelasan latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, tinjauan pustaka, landasan teori, teknik pengumpulan data, dan sistematika penulisan BAB II : Gambaran umum yang berisi profil Benka 13 Tour & Travel, yang dipaparkan mengenai sejarah Benka 13 Tour & Travel, visi & misi, struktur organisasi, serta produk jasa apa saja yang ditawarkan BAB III : Pembahasan strategi pemasaran dan sarana promosi yang dilakukan dan upaya pemasaran Benka 13 Tour & Travel BAB IV : Penutup yang berisi kesimpulan dan saran