PENDAHULUAN Latar Belakang Quorum sensing (QS) adalah komunikasi antar sel bakteri yang dimediasi oleh autoinduser (AI) pada quorum populasi tertentu untuk mengatur ekspresi gen-gen tertentu (Rukayadi & Hwang 2009). AI adalah senyawa berbobot molekul rendah yang disekresikan bakteri dan diakumulasikan sehingga AI dikenali sel bakteri lainnya kemudian diserap kembali. AI bakteri Gram negatif berbeda dengan Gram positif. Gram negatif menggunakan N-acyl homoserine lactone (AHL), sedangkan Gram positif menggunakan senyawa peptida yang dihasilkan melalui jalur ATP Binding Cassette (ABC) (Rukayadi & Hwang 2009). Sistem QS bekerja pada gen-gen yang berhubungan dengan perilaku populasi bakteri seperti pembentukan biofilm, virulensi pada inang, bioluminescence, dan pembentukan antibiotik (Gera & Srivastava 2006). Anti-quorum sensing (anti-QS) merupakan salah satu alternatif pengendalian penyakit tanpa mematikan bakteri patogen. Senyawa anti-QS dapat memblok atau mengacau proses QS. Senyawa anti-QS dapat dikelompokkan menjadi tiga jenis, yaitu: (1) senyawa pendegradasi (degradator) yaitu senyawa yang dapat mendegradasi AI atau komponen pengatur QS lainnya dan senyawa ini biasanya berupa enzim, (2) senyawa antagonis, dan (3) senyawa kompetitor yaitu senyawa yang dapat berkompetisi dengan AI membentuk kompleks dengan protein reseptor (Rukayadi & Hwang 2009). Proses QS juga dapat dicegah oleh reaksi laktonolisis (terbukanya cincin lakton) akibat peningkatan pH >7 di sekitar sel target. Namun ketika pH kembali turun (asam) cincin lakton kembali terbentuk (Rasmussen & Givskov 2006). Degradasi enzimatik molekul AHL merupakan cara yang efektif dalam mengcegah proses QS. Ada dua jenis enzim pendegradasi AHL, yaitu AHL– acylase dan AHL-laktonase. AHL-acylase adalah enzim penghidrolisis ikatan peptida pada rantai acyl molekul AHL dan menghasilkan asam lemak bebas serta homoserine lacton. Produk degradasi tersebut digunakan kembali untuk proses metabolisme bakteri yaitu sebagai sumber energi, nitrogen, dan karbon. Beberapa gen yang menyandikan AHL-acylase telah ditemukan yaitu aiiD dari Ralstonia eutropha, PvdQ dan QuiP dari Pseudomonas, AhlM dari Streptomyces sp., dan aiiC dari Anabaena sp. PCC7120 (Czajkowski & Jafra 2009). AHL-laktonase merusak proses QS melalui hidrolisis enzimatis cincin lakton molekul AHL. Salah satu gen penyandi AHLlaktonase adalah gen aiiA. Gen aiiA pertama kali ditemukan pada Bacillus sp. strain 240B1 (Dong et al. 2000). AHL-laktonase terdiri dari dua klaster yaitu klaster aiiA pada genus Bacillus dan Attm pada Agrobacterium tumefaciens, Arthrobacter sp., dan Klebsiella pneumonia (Dong & Zhang 2005). Homologi aiiA kemudian ditemukan pada beberapa spesies Bacillus lainnya yaitu B. subtilis, B. cereus, B. mycoides dan beberapa strain dari B. thuringiensis (Dong et al. 2002). Kemampuan suatu bakteri dalam mendegradasi AHL dapat diuji dengan menggunakan Chromobacterium violaceum sebagai bioindikator. Chromobacterium violaceum menggunakan proses QS untuk mengatur ekspresi gen Vio yang menyandikan pigmen berwarna ungu yang disebut violacein (August et al. 2000). Penelitian mengenai QS memiliki potensi dan manfaat yang sangat besar karena dapat dijadikan alternatif pengendalian bakteri patogen yang ramah lingkungan dan tidak memicu resistensi. Isolasi dan karakterisasi bakteri penghasil AHL-laktonase dari lahan pertanian dapat dijadikan sebagai langkah awal memanfaatkan mekanisme anti-QS untuk mengendalikan bakteri patogen terutama pada tanaman. Tujuan Penelitian ini bertujuan untuk mengisolasi dan mengkarakterisasi bakteri penghasil AHL-laktonase asal lahan pertanian di luar Pulau Jawa. Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan dari bulan November 2010 sampai Mei 2011 di Laboratorium Mikrobiologi, Departemen Biologi, FMIPA, IPB. BAHAN DAN METODE Pengambilan Contoh Tanah Contoh tanah diambil dari lahan pertanian di Nusa Tenggara Timur, Lampung, Papua Barat, Sumatera Barat, Bali, dan Bangka Belitung (Tabel 1).