menguak misteri power saver sebagai alat penghemat listrik

advertisement
MENGUAK MISTERI POWER SAVER
SEBAGAI ALAT PENGHEMAT LISTRIK
KARYA ILMIAH
Karya Ilmiah ini diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
Bahasa Indonesia
Disusun oleh :
CHANDRA PRAYOGA (131321038)
GILANG BINTANG (131321044)
Teknik Listrik 1B
PROGRAM STUDI TEKNIK LISTRIK
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
2014
ABSTRAK
Karya ilmiah yang berjudul Menguak Misteri Power Saver Sebagai Alat
Penghemeat Listrik ini membahas keseluruhan tentang alat penghemat listrik yang
beredar dipasaran saat ini yang terkadang diaanggap ampuh menghemat listrik di
rumah sampai 40%. Bagaimana bisa sebuah alat sederhana tersebut bisa
menghemat listrik di rumah hampir setengah dari pengeluran biasanya.
Tujuan penulisan karya ilmiah ini adalah untuk memberitahukan kepada
orang banyak tentang apa yang sebenarnya dilakukan oleh alat penghemat listrik
tersebut, dan apa yang mereka dapatkan dari alat yang berkisaran di harga 100 ribu
ke atas tersebut, sehingga pada akhirnya mengetahui secara jelas bahkan bisa
membuat alat penghemat listrik sendiri di rumah.
Metode yang digunakan dalam penulisan karya ilmiah adalah dengan
melakukan Studi Pustaka. Kami mencari bahan-bahan tentang alat penghemat
energi listrik lewat Internet, juga melalui buku-buku yang berhubungan dengan
rangkaian listrik. Tidak hanya itu, untuk memperkuat penelitian ini, kami juga
melakukan pengamatan secara langsung dan tidak langsung, secara langsung kami
melakukan pengamatan di daerah Desa Ciwaruga (sekitar kampus POLBAN)
selama tiga hari. Dengan melakukan pengamatan langsung dengan mereka yang
memakai alat penghemat listrik dan tidak, serta testimoni dari mereka yang
memakai alat tersebut. Sementara itu dengan cara tidak langsung, kami mencari
beberapa testimoni dari beberapa orang yang memekai alat tersebut lewat forumforum di Internet.
Berdasarkan hasil penelitian, kami mengetahui bahwa tidak semua orang
memakai alat penghemat listrik dikarenakan keterbatasan informasi dan
ketidakpercayaan terhadap alat tersebut. Tetapi untuk sebagian orang yang
memakai alat penghemat listrik, mereka merasakan dampak dari pemakaian alat
tersebut, mereka menuturkan bahwa pengeluaran biaya listrik bisa berkurang
walaupun tidak mencapai 40% yang digadang-gadang oleh para penjual alat
tersebut.
ii
KATA PENGANTAR
Puji Syukur kami panjatkan ke-hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
berkat rahmat dan karunia Nyalah, karya ilmiah ini dapat terselesaikan dengan
baik, tepat pada waktunya. Adapun tujuan penulisan karya ilmiah ini adalah untuk
memenuhi tugas Mata Kuliah B.Indonesia, pada semester II, di tahun ajaran
2014, dengan judul Menguak Misteri Power Saver Sebagai Alat Penghemat Listrik.
Dengan membuat tugas ini kami diharapkan mampu untuk lebih mengenal
tentang prinsip kerja Power Saver, serta mengetahui seberapa efektif alat tersebut
menghemat listrik di rumah-rumah di daerah sekitar POLBAN yaitu Desa Ciwaruga.
Dalam penyelesaian karya ilmiah ini, kami banyak mengalami kesulitan,
terutama disebabkan oleh kurangnya ilmu pengetahuan yang menunjang. Namun,
berkat bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak, akhirnya karya ilmiah ini dapat
terselesaikan dengan cukup baik. Karena itu, sudah sepantasnya jika kami
mengucapkan terima kasih kepada :
1. Ibu Yeni Suryani, selaku dosen mata kuliah B.Indonesia yang tidak lelah
dan bosan memberikan arahan dan bimbingan kepada kami setiap saat.
2. Bpk. Kartono selaku dosen mata kuliah rangkaian listrik II yang sekaligus
menjadi narasumber yang sangat membantu kami dalam menyelesaikan
karya ilmiah ini.
3. Orang Tua dan keluarga kami tercinta yang banyak memberikan motivasi
dan dorongan serta bantuan, baik secara moral maupun spiritual.
4. Serta teman-teman kami di kelas listrik 1B, yang banyak membantu kami
dalam menyeesaikan karya ilmiah ini.
Kami sadar, sebagai seorang pelajar yang masih dalam proses
pembelajaran, penulisan karya ilmiah ini masih banyak kekurangannya. Oleh
karena itu, kami sangat mengharapkan adanya kritik dan saran yang bersifat
positif, guna penulisan karya ilmiah yang lebih baik lagi di masa yang akan datang.
iii
Harapan kami, semoga karya ilmiah yang sederhana ini, dapat memberi
pengetahuan umum mengenai kelistrikan terutama alat penghemat energi bagi
mahasiswa POLBAN terutama mahasiswa Teknik Listrik.
Bandung, 4 Juni 2014
Tim Penyusun
iv
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .......................................................................................
i
ABSTRAK ......................................................................................................... ii
KATA PENGANTAR ..................................................................................... iii
DAFTAR ISI .................................................................................................... v
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... vii
BAB I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang ................................................................................. 1
1.2. Identifikasi Masalah ....................................................................... 2
1.3. Tujuan Penelitian ........................................................................... 2
1.4. Metode dan Teknik Pengumpulan Data........................................... 2
1.5. Sumber Data dan Lokasi Penelitian ................................................ 3
1.6. Sistematika Laporan ....................................................................... 3
BAB II. LANDASAN TEORI
2.1. Deskripsi Umum Objek ................................................................. 4
2.2. Definisi Arus Listrik ........................................................................ 4
2.2.1. Arus Listrik ............................................................................ 4
2.2.2. Arus Listrik Searah ................................................................ 4
2.2.3. Arus Listrik Bolak-balik ....................................................... 4
2.3. Sistem Distribusi Listrik PLN.......................................................... 4
2.4. Penggolongan Daya Listrik ............................................................. 5
2.4.1. Daya Aktif.............................................................................. 5
2.4.2. Daya Reaktif .......................................................................... 6
2.4.3. Daya Semu ............................................................................ 6
BAB III. PEMBAHASAN
3.1. Komponen Power Saver ................................................................. 8
3.2. Prinsip Kerja .................................................................................... 9
3.3. Perhitungan Analisis Daya .............................................................. 10
3.4. Pembohongan Pedagang Alat Terhadap Konsumen ....................... 13
3.5. Manfaat dan Kekurangan penggunaan alat ..................................... 14
3.6. Tata cara penghematan listrik yang disarankan .............................. 14
v
BAB IV. PENUTUP
4.1. Kesimpulan ..................................................................................... 17
4.2. Saran ................................................................................................ 17
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 18
vi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Sistem Tenaga Listrik Secara Sederhana ....................................... 5
Gambar 2. Skema Rangkaian Power Saver ..................................................... 9
Gambar 3. Segitiga Daya ................................................................................. 11
Gambar 4. Sistem Tenaga Listrik Secara Sederhana ....................................... 5
vii
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Listrik merupakan salah satu energi paling vital dalam kehidupan manusia era
modern. Jika manusia zaman dahulu bisa hidup tanpa energi listrik, manusia abad
ini tidaklah demikian. Listrik telah menjadi kebutuhan pokok, manusia
menggunakan dan membutuhkan energi ini. Manusia seakan tak bisa hidup tanpa
adanya listrik. Listrik adalah salah satu bentuk energi yang tidak dapat diperbarui.
Dalam pembuatannya listrik membutuhkan bahan-bahan sebagai pembangkitnya.
Tentu kita sangat mengenal PLTA (Pembangkit Listrik Tenaga Air), PLTU
(Pembangkit Listrik Tenaga Uap), PLTS (Pembangkit Listrik Tenaga Surya) dan
yang paling mutakhir dikembangkan adalah PLTN yaitu pembangkit listrik tenaga
nuklir.
Penghematan energi memang sudah menjadi hal yang patut diperhatikan.
Apalagi pemerintah sudah mengeluarkan Instruksi Presiden (Inpres) tentang
penghematan energi. Melalui Inpres itu, kita harus mulai menghemat energi dalam
bentuk apapun, termasuk penggunaan di dalam rumah. Tingginya biaya hidup
akhir-akhir ini cukup memberatkan sebagian kalangan, khususnya masyarakat
masyarakat menengah ke bawah, bayangkan saja kenaikan gaji karyawan sekitar
10-15 % setahun, sedangkan inflasi rata-rata di Indonesia mencapai 18 % pertahun.
Energi semakin mahal, tarif listrik PLN akan terus dinaikkan sampai
mencapai besaran tarif yang memungkinkan PLN menjadi BUMN yang sehat. PLN
Indonesia bahkan sudah mengumumkan akan ada kenaikan 6% tiap 4 bulan. Tarif
daya pada Waktu beban puncak 4x Luar WBP. Sebagai konsumen yang tergantung
pada pasokan PLN, sepantasnya kita semakin sadar betapa pentingnya
menggunakan listrik seefisien dan seefektif mungkin.
Beberapa tahun belakangan ini kita sering mendengar istilah, Mari Hemat
Energi, Gunakan Energi dengan Bijak, Save Our World dan lain sebagainya,
mengapa demikian? Hal ini pastinya dikarenakan ada masalah serius yang ada
hubungannya dengan energi dan kita harus melaksanakan upaya hemat energi
khususnya energi listrik.
Dengan adanya upaya pengehematan energi listrik dalam segala bidang, saat
ini banyak dijual di pasaran suatu alat yang dipercaya bisa menghemat energi listrik
terutama untuk rumah tangga, yang dipercaya bisa menghemat pengeluaran biaya
listrik sampai 40% yang sering dikenal dengan nama Power Saver. Dengan alasan
tersebut penulis mengambil “Menguak Misteri Power Saver sebagai Alat
Penghemat Listrik” sebagai judul karya ilmiah.
1.2 IDENTIFIKASI MASALAH
Melihat semua hal yang melatarbelakangi Power Sever sebagai alat
penghemat listrik maka, kami menarik beberapa masalah dengan berdasarkan
kepada :
a. Seberapa besar masyarakat mengetahui adanya alat penghemat listrik.
b. Seberapa besar pengaruh penggunaan Power Saver sebagai alat
penghemat listrik terhadap penurunan biaya listrik rumah tangga
masyarakat Ciwaruga.
1.3 TUJUAN PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan untuk dapat memenuhi tujuan-tujuan yang dapat
bermanfaat bagi para masyarakat serta mahasiswa teknik listrik dalam pemahaman
tentang penghematan energi listrik. Secara terperinci tujuan dari penelitian ini
adalah :
a. Memberi pengetahuan dasar mengenai penghematan energi.
b. Memberi pengetahuan apa itu sebenarnya alat penghemat energi listrik.
c. Seberapa efektif penggunaan Power Saver dalam menurunkan biaya listrik
rumah tangga.
1.4 METODE DAN TEKNIK PENGUMPULAN DATA
Untuk mendapatkan data dan informasi yang diperlukan, penulis
mempergunakan metode observasi berupa:
2
a. Teknik Observasi Langsung
Penulis terjun langsung ke lokasi pengamatan, yakni di Desa Ciwaruga,
komplek Politeknik Negeri Bandung.
b. Teknik Wawancara
Teknik wawancara dilakukan untuk memperoleh gambaran secara
lengkap mengenai penghematan energi dan alat penghemat energi
dalam hal ini yaitu Power Saver dari narasumber/guide.
c. Studi Pustaka
Penulis menelaah sumber-sumber lain yang berkaitan dengan penelitian
dari buku-buku, artikel, atau internet.
1.5 SUMBER DATA DAN LOKASI PENELITIAN
Untuk memperoleh data dalam penelitian ini, diperlukan sumber data. Data
akan mudah diperoleh apabila ditentukan terlebih dahulu lokasi penelitian. Oleh
karena itu, penulis menentukan lokasi penelitian untuk pembuatan karya ilmiah ini
dilaksanakan di Desa Ciwaruga (Komplek Politeknik Negeri Bandung).
1.6
SISTEMATIKA LAPORAN
Pada karya ilmiah ini, akan dijelaskan hasil penelitian dimulai dengan bab
pendahuluan. Bagian pendahuluan ini meliputi Latar Belakang, Rumusan Masalah,
Tujuan Penelitian, Metode dan Teknik Pengumpulan Data, Sumber Data dan
Lokasi Penelitian serta Sistematika Laporan. Dilanjutkan dengan bab ke dua yang
berisi tentang Deskripsi Umum Objek, Teori Penelitian, dan Aplikasi Teori
Penelitian dengan Objek Penelitian. Bab berikutnya, kami membahas secara
keseluruhan tentang masalah yang diangkat, yaitu Power Saver sebagai alat
penghemat listrik, bagian ini meliputi pengolahan data dan analisis data. Bab
keempat merupakan bab penutup karya ilmiah ini. Pada bagian ini, penulis
menyimpulkan uraian yang sebelumnya sudah disampaikan, dan memberi saran
mengenai penggunaan alat penghemat listrik.
3
4
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Deskripsi Umum Objek
Power Saver adalah alat yang tersusun dari komponen elektronik yang
berfungsi mengoptimalkan penggunaan daya listrik.
2.2 Definisi Arus Listrik
2.2.1 Arus Listrik
Arus listrik adalah banyaknya muatan listrik yang disebabkan dari
pergerakan elektron-elektron, mengalir melalui suatu titik dalam sirkuit listrik
tiap satuan waktu. Arus listrik dapat diukur dalam satuan Coulomb/detik atau
Ampere. Contoh arus listrik dalam kehidupan sehari-hari berkisar dari yang
sangat lemah dalam satuan mikro Ampere (µA) seperti di dalam jaringan tubuh
hingga arus yang sangat kuat 1-200 kilo Ampere (kA) seperti yang terjadi pada
petir.
2.2.2 Arus Listrik Searah
Arus searah ( DC ) adalah arus yang mengalir dalam arah yang tetap (
konstan ). Dimana masing - masing terminal selalu tetap polaritasnya.
Misalkan sebagai kutub ( + ) selalu menghasilkan polaritas positif begitu
pula sebaliknya. Beberapa contoh sumber arus searah ( DC ) adalah battery,
accu, dynamo.
2.2.3 Arus Listrik Bolak-Balik
Arus bolak - balik ( AC ) adalah arus yang mengalir dengan polaritas
yang
selalu berubah - ubah. Dimana asing - masing terminalnya polaritas
yang selalu bergantian. Contoh Alternator ( AC generator ), PLN.
2.3 Sistem Distribusi Listrik PLN
Tenaga listrik dibangkitkan dalam Pusat-pusat Listrik seperti PLTA, PLTU,
PLTG, PLTP, PLTGU dan PLTD, kemudian disalurkan melalui saluran transmisi
setelah terlebih dahulu dinaikkan tegangannya oleh transformator penaik tegangan
yang ada di pusat listrik. Saluran tegangan tinggi di Indonesia mempunyai
tegangan 150 kV yang disebut sebagai Saluran Udara Tegangan Tinggi
(SUTT) dan tegangan 500 kV yang disebut sebagai Saluran Udara Tegangan
Ekstra Tinggi (SUTET). Saluran transmisi ada yang berupa saluran udara dan ada
pula yang berupa kabel tanah. Karena saluran udara harganya jauh lebih murah
dibandingkan dengan kabel tanah, maka saluran
transamisi
kebanyakkan
berupa saluran udara. Kerugian saluran transmisi menggunakan kabel udara
adalah adanya gangguan petir., kena pohon dan lain-lain.
Setelah tenaga listrik disalurkan melalui saluran transmisi, maka sampailah
tenaga listrik di Gardu Induk (GI) untuk diturunkan tegangannya melalui
transformator penurun tegangan menjadi tegangan menengah atau yang
juga
disebut tegangan distribusi primer. Tegangan distribusi primer yang digunakan
pada saat ini adalah tegangan 20 kV. Jaringan setelah keluar dari GI disebut jaringan
distribusi, sedangkan jaringan antara Pusat Listrik dengan GI disebut jaringan
transmisi. Setelah tenaga listrik disalurkan melalui jaringan distribusi primer,
maka
kemudian
tenaga
listrik diturunkan tegangannya dalam gardu-gardu
distribusi menjadi tegangan rendah dengan tegangan 380/220 Volt, kemudian
disalurkan melalui Jaringan Tegangan Rendah untuk selanjutnya disalurkan ke
rumah-rumah pelanggan (konsumen) melalui Sambungan Rumah. Setelah tenaga
listrik melalui Jaringan Tegangan Menengah (JTM), Jaringan Tegangan Rendah
(JTR) dan Sambungan Rumah, maka tenaga listrik selanjutnya melalui alat
pembatas daya dan KWH meter.
Gambar 2.2.1 Sistem Tenaga Listrik Secara Sederhana
2.4 Penggolongan Daya Listrik
2.4.1 Daya Aktif
Daya aktif (Active Power), disebut juga daya nyata yaitu merupakan
daya yang terpakai untuk melakukan energi sebenarnya. Satuan daya aktif
5
adalah Watt. Daya ini sering digunakan secara umum oleh konsumen dan
sebagai satuan yang digunakan untuk daya listrik dan dikonversikan dalam
bentuk kerja.
2.4.2 Daya Reaktif
Daya reaktif adalah jumlah daya yang diperlukan untuk pembentukan
medan magnet. Dari pembentukan medan magnet maka akan terbentuk fluks
medan magnet. Contoh daya yang menimbulkan daya reaktif adalah
transformator, motor, lampu pijar dan lain – lain. Satuan daya reaktif adalah
Var.
2.4.3 Daya Semu
Energi total dalam rangkaian arus bolak-balik, baik dihamburkan,
diserap ataupun yang kembali disebut sebagai daya semu. Daya semu
dilambangkan dengan huruf S dan diukur dalam satuan VA (Volt-Amps). Daya
nyata (Apparent Power) adalah daya yang dihasilkan oleh perkalian antara
tegangan rms dan arus rms dalam suatu jaringan atau daya yang merupakan
hasil penjumlahan trigonometri daya aktif dan daya reaktif. Satuan daya nyata
adalah VA.
2.5 Penggolongan Beban Listrik
2.5.1 Beban Resistif
Beban resistif (R) yaitu beban yang terdiri dari komponen tahanan ohm
saja (resistance), seperti elemen pemanas (heating element) dan lampu pijar.
Beban jenis ini hanya mengkonsumsi beban aktif saja dan mempunyai faktor
daya sama dengan satu.
2.5.2 Beban Kapasistif
Beban kapasitif (C) yaitu beban yang memiliki kemampuan kapasitansi
atau kemampuan untuk menyimpan energi yang berasal dari pengisian elektrik
(electrical discharge) pada suatu sirkuit. Komponen ini dapat menyebabkan
arus leading terhadap tegangan. Beban jenis ini menyerap daya aktif dan
mengeluarkan daya reaktif
2.5.3 Beban Induktif
Beban induktif (L) yaitu beban yang terdiri dari kumparat kawat yang
dililitkan pada suatu inti, seperti coil, transformator, dan solenoida. Beban ini
6
dapat mengakibatkan pergeseran fasa (phase shift) pada arus sehingga bersifat
lagging. Hal ini disebabkan oleh energi yang tersimpan berupa medan magnetis
akan mengakibatkan fasa arus bergeser menjadi tertinggal terhadap tegangan.
Beban jenis ini menyerap daya aktif dan daya reaktif.
7
8
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Komponen Power Saver
Komponen alat penghemat listrik atau disebut juga Power Saver yang paling
utama adalah kapasitor. Cara kerja power saver terbilang sederhana. Menurut teori,
untuk mengurangi pemakaian energi listrik diperlukan sebuah kompensator daya.
Kompensator ini bekerja sebagai pengatur tegangan yang akan mengurangi catu
tegangan ke beban, yang berarti mengurangi catu daya ke beban. Nah, dengan
mengurangi catu daya secara otomatis energi yang terpakai pun akan berkurang
dibanding keadaan normal.
Ada dua jenis kompensator daya yang banyak beredar di pasaran, yakni
kompensator yang dipasang secara paralel dengan beban dan kompensator yang
dipasang seri dengan beban. Dari dua jenis kompensator daya ini, yang banyak
beredar di pasaran adalah kompensator daya yang dipasang paralel. Jika dirata-rata,
perbandingan antara jumlah kompensator daya yang dipasang paralel dengan seri
kira-kira 9:1.
Kompensator yang dipasang secara paralel terhadap beban sebenarnya
merupakan kompensator daya aktif-reaktif. Asas kerja kompensator ini
memanfaatkan jenis arus yang dialirkan PLN ke pelanggan, yakni arus bolak-balik
yang memiliki dua komponen daya: aktif dan reaktif. Daya aktif adalah daya
sebenarnya yang dibutuhkan beban. Sebaliknya, daya reaktif adalah daya yang
dapat terjadi karena induktansi maupun kapasitansi. Induktansi disebabkan
komponen yang berbentuk kumparan seperti motor listrik maupun transfomator
step down pada adaptor. Sedangkan kapasitansi diakibatkan oleh komponen
kapasitor. Resultan atau jumlah dari keduanya kemudian membentuk daya nyata.
Dalam kenyataannya, daya yang dipasok oleh PLN adalah daya nyata. Oleh
sebab itu untuk meminimalisasi daya yang dipasok oleh PLN maka sebisa mungkin
daya reaktif diminimalisasi. Jika beban bersifat induktif maka diberi kapasitor dan
jika beban bersifat kapasitif maka beban diberi induktor. Karena umumnya
peralatan yang digunakan dalam lingkungan perumahan bersifat induktif, maka
kompensator daya untuk mengeliminasi daya reaktif tak lain berupa kapasitor.
Biasanya, alat ini dipasang secara paralel pada jaringan listrik, tepatnya setelah
kotak MCB (Mini Circuit Breaker) atau sekering yang telah terpasang sebelumnya.
Sementara itu, kompensator daya yang dipasang seri dengan pemanfaat listrik
merupakan sebuah alat penurun kinerja beban dengan cara menurunkan catu daya
melalui penurunan tegangan catu. Hasil keluaran dari pemasangan alat
kompensator daya jenis seri ini adalah diperoleh penurunan pemakaian daya nyata
(watt), tetapi tegangan catu ke pemanfaat listrik juga dibuat turun. Sepintas terlihat
sebagai penghematan pemakaian energi listrik, tetapi sesungguhnya kinerja
pemanfaat listrik menurun dan dapat berakibat mengurangi umur pemanfaatan
listrik.
Gambar 3.1.1.1 Skema Rangkaian Power Saver
3.2 Prinsip Kerja
Power Saver adalah sebuah alat yang cara pemakaiannya dihubungkan ke
stopkontak listrik. Dengan hanya membiarkan alat tersebut tertancap pada stop
kontak, alat terebut dipercaya dapat mengurangi konsumsi daya. Alat ini diklaim
menghemat antara 25% dan 40%.
Dapat kita ketahui bersama bahwa listrik yang mengalir di rumah kita tidak
stabil. Arus yang tidak stabil ini tidak dapat digunakan oleh beberapa peralatan
rumah tangga. Selain itu, fluktuasi arus menyebabkan arus listrik dari rangkaian
dengan mengkonversi energi listrik menjadi energi panas.
Power Saver menyimpan listrik di dalamnya menggunakan sistem kapasitor
dan alat tersebut melepaskan dengan cara yang halus normal tanpa gangguan
(fluktuasi). Sistem ini juga secara otomatis menghapus karbon dari rangkaian yang
juga mendorong aliran listrik yang bagus. Ini berarti bahwa kita bisa dapat memiliki
9
lebih sedikit rugi daya. Lebih dari listrik yang mengalir di sekitar sirkuit dapat
digunakan untuk peralatan listrik dari sebelumnya.
Pada dasarnya hal ini diklaim bahwa power saver bekerja pada prinsip
teknologi surge protection. Power Saver bekerja memperbaiki arus listrik yang
tidak stabil dengan memberikan output halus dan konstan. Fluktuasi tegangan tidak
dapat diprediksi dan tidak dapat dikendalikan. Namun, alat penghemat listrik
memanfaatkan fluktuasi saat ini untuk memberikan kekuatan yang dapat digunakan
dengan bertindak seperti filter dan memungkinkan hanya arus halus yang bisa
melewati sirkuit. Power Saver menggunakan kapasitor untuk tujuan ini. Ketika ada
lonjakan arus dalam rangkaian, kapasitor toko penghemat daya kelebihan arus dan
rilis ketika ada penurunan tiba-tiba. Output Jadi hanya halus saat keluar dari
perangkat.
Selain itu, penghemat daya juga menghilangkan semua jenis karbon dalam
sistem, yang memfasilitasi aliran lanjut halus. Keuntungan utama dari kapasitor
tidak hanya menyediakan sistem cadangan pada saat arus yang rendah , tetapi
melindungi peralatan rumah tangga. Hal ini diketahui bahwa kenaikan tiba-tiba
listrik dapat merusak alat listrik. Dengan demikian , penghemat daya tidak hanya
melindungi alat tetapi juga meningkatkan umur alat elektronika . Selain itu, mereka
juga mengurangi konsumsi energi dan dengan demikian tagihan listrik.
Jumlah daya yang disimpan oleh penghemat daya tergantung pada jumlah
peralatan pada sirkuit listrik. Selain itu, sistem membutuhkan waktu setidaknya satu
minggu untuk menyesuaikan diri sepenuhnya ke sirkuit, sebelum mulai
menunjukkan performa puncaknya. Jumlah maksimum penyumpanan tegangan
akan terlihat di daerah di mana dalam fluktuasi saat ini adalah yang tertinggi.
3.3 Penghitungan Analisis Daya
Penggunaan alat ini untuk menghemat energi memang tepat, walaupun
mungkin tidak cukup ideal karena konsumen tidak pernah diberitahu besaran
kapasitansi yang dikandung oleh alat ini. Yang menjadi pertanyaan sekarang:
apakah alat ini akan menghemat biaya yang perlu kita bayarkan ke PLN setiap
bulannya sampai 40% seperti yang diklaim? Ternyata tidak, karena untuk
lingkungan perumahan, PLN memasang kWh meter yang hanya akan menghitung
penggunaan daya aktif (P) saja. Sedangkan daya reaktif (Q) tidak masuk hitungan
10
alias gratis. Untuk keperluan menghemat transmisi daya, mungkin PLN yang akan
memasang kapasitor pada gardu induk.
Walaupun demikian, pada kondisi tertentu alat ini masih bisa sedikit
melakukan penghematan karena kabel listrik dalam rumah juga memiliki hambatan.
Menurut perhitungan Pranyoto dari Litbang PLN, pada kondisi ekstrim daya nyata
(S) dua kali lipat dari daya aktif (P) (faktor daya = 0,5), beban sebesar 6900 VA,
panjang kabel penghantar sebesar 20 meter, dengan tarif listrik Rp 390/kWh dan
digunakan selama 12 jam sehari, maka dengan menggunakan alat penghemat listrik
hanya dapat menghemat Rp 3.931/bulan. Sedangkan pada kondisi ideal daya nyata
(S) sama dengan daya aktif (P) pada beban 460 V, menggunakan alat ‘penghemat’
listrik justru menambah tagihan sebesar Rp 402/bulan.
Walaupun penghematan biaya (jika ada) sangatlah kecil, alat ini berguna untuk
mengefektifkan energi jika peralatan listrik di rumah memerlukan daya yang
mendekati jumlah daya yang diperbolehkan oleh PLN. kWh meter menghitung
daya aktif (P), tetapi MCB (circuit breaker) memutuskan arus berdasarkan arus
pada resultan daya nyata (S). Jika sebuah rumah menggunakan banyak peralatan
yang bersifat induktif, maka menggunakan alat ini akan mengurangi resiko MCB
melakukan pemutusan.
Gambar 3.3.1 Segitiga Daya
Contoh:
Sebuah lampu 20 Watt terhubung pada tegangan listrik 220V, (dengan faktor daya
= 0.766, juka dihitung menggunakan kalkulator didapat 40 derajat, dan sin Φ =
0.643) maka :
P nyata
= V * I * cos Φ
Sehingga I
= P nyata / (V * cos Φ)
11
= 20 / (220 * 0.766)
= 0.119 Ampere
(Nilai yang ditunjuk oleh ampere meter)
P semu
=V*I
= 220 * 0.119
= 26,11 VA
P buta
= V * I * sin Φ
= 220 * 0.119 * 0.643
= 16.83 VAR
Kemudian dipasangkan kapasitor (yang ternyata disebut-sebut sebagai alat
penghemat listrik itu), sehingga faktor dayanya naik menjadi 0.940, (jika dihitung
dengan kalkulator didapat 20 derajat dengan sin Φ = 0.342), maka kalau
digambarkan lagi menjadi :
P nyata
= V * I * cos Φ
Sehingga I
= P nyata / (V * cos Φ)
= 20 / (220 * 0.940)
= 0.097 Ampere
(Nilai yang ditunjuk oleh ampere meter)
P semu
=V*I
= 220 * 0.097
= 21.27 VA
12
= V * I * sin Φ
P buta
= 220 * 0.097 * 0.342
= 7.30 VAR
Hanya dengan menambahkan kapasitor saja, arus listrik yang terukur oleh
amperemeter pada alat peraga penjual Power Saver itu bisa turun dari 0.119
Ampere menjadi 0.097 Ampere = 0.022 Ampere, tentunya ini yang membuat anda
rela merogoh kocek, sedangkan mereka tidak berani memasangkan Watt meter,
yang pastinya akan tetap menunjuk pada 20 Watt.
Meteran listrik yang terpasang di rumah kita itu mengapa disebut KWH
meter, karena digunakan untuk mengukur watt bukan VA, yang kita bayar ke PLN
itu adalah Watt bukan VA. Jadi untuk listrik arus bolak-balik, arus listrik dalam
satuan ampere bukan satu-satunya faktor pengali penting dalam pengukuran daya,
tetapi masih ada faktor daya atau cos Φ. Sesuai dengan rumus: P nyata = V * I *
cos Φ (Watt)
Jadi dengan penambahan alat penghemat listrik, walaupun arusnya turun,
jika cos Φ nya naik, maka nilai Watt nya akan tetap, dan bahkan apabila nilai
kapasitor yang ditambahkan berlebihan, misalnya dikarenakan anda terlalu
bersemangat untuk berhemat sehingga menambahkan kapasitor dengan sebanyakbanyaknya, maka justru kapasitor itu akan menarik arus, itulah sebabnya mengapa
pembayaran listrik anda menjadi meningkat dibandingkan menurun.
3.4 Pembohongan Pedagang Alat Terhadap Konsumen
Bagaimana dengan alat demonstrasi yang begitu meyakinkan memberi ‘bukti’
bahwa alat penghemat listrik ini memang dapat menghemat listrik sampai 40%?
Pranyoto memberi tiga buah kasus bagaimana penjual mengecoh calon pembeli.
Yang pertama adalah dengan menggunakan amperemeter. Amperemeter akan
menunjukkan angka yang lebih rendah jika alat penghemat listrik dipasang. Tetapi
kebanyakan konsumen tidak tahu bahwa amperemeter mengukur arus pada
komponen daya nyata (S) dan bukan pada komponen daya aktif (P). Walaupun
besaran yang ditunjukkan amperemeter akan berubah tergantung apakah alat
penghemat dipasang atau tidak, besaran arus pada komponen daya aktif (P)
sebenarnya tidak akan berubah.
13
Kedua, adalah dengan menggunakan wattmeter. Penjual yang melakukan ini
lebih cerdik karena PLN memang mengukur berdasarkan Watt. Tetapi yang tidak
disadari konsumen adalah ada hambatan berukuran besar atau gulungan kabel yang
sangat panjang di belakang alat demonstrasi ini yang menghubungkan beban
dengan sumber listrik. Penghematan yang terhitung pada wattmeter adalah
penghematan pada transmisi daya yang tidak realistis karena kabel listrik di rumah
tidak akan sepanjang gulungan kabel yang berada di belakang alat demonstrasi.
Ketiga, juga dengan menggunakan wattmeter, tetapi dengan tidak
memperlihatkan besaran tegangan. Alat ini dengan meyakinkan dapat
memperlihatkan bahwa penggunaan daya akan dihemat. Tetapi konsumen tidak
menyadari bahwa tegangan listrik sudah jauh di bawah 220V.
Selain itu, yang perlu diperhatikan juga adalah masalah harga. Alat ini dijual
mulai dengan harga sekitar puluhan ribu rupiah sampai dengan ratusan ribu rupiah.
Tetapi sebenarnya, komponen kapasitor yang ada dalam alat ini dapat dibeli seharga
tak lebih dari Rp 10000 rupiah (informasi dari Forum TE UGM). Melihat harga
modal ini, konsumen dapat menentukan nilai yang pantas untuk menghargai alat
seperti ini setelah produsen memaketkannya menjadi kemasan yang praktis untuk
digunakan oleh konsumen. Setelah melalui proses produksi masal, menurut saya
Rp 50 ribu mungkin bisa dibilang wajar, Rp 75 ribu mungkin agak sedikit
berlebihan, tetapi Rp 100 ribu sepertinya terlalu mahal.
3.5 Manfaat dan Kekurangan penggunaan alat
Berdasar penelitian alat penghemat energi yang dilakukan Pranyoto, dari
bagian Litbang PLN, penggunaan alat penghemat energi, baik berupa kompensator
yang dipasang seri atau paralel ternyata tidak memberi kontribusi seperti yang
dijanjikan produsen. Alih-alih menurunkan penggunaan daya, yang terjadi pada
penggunaan alat semacam itu adalah mengurangi efisiensi peralatan dan umur
pemanfaatan listrik. Ini disebabkan meski diperoleh penurunan pemanfaatan daya
nyata antara 15 persen hingga 20 persen, tetapi pemanfaatan listrik juga dibuat
menurun hingga 20 persen. Misal, AC dan kulkas menjadi kurang dingin dan lampu
menjadi redup.
Selain itu, pada kondisi tertentu yang mempertimbangkan adanya hambatan
dalam kabel, penghematan yang terjadi dalam rumah sangat kecil. Penghematan
14
hanya akan didapat ketika terjadi kondisi ekstrim dimana daya nyata dua kali lipat
daya aktifnya. Namun jika dalam kondisi ideal alat ini justru akan menambah
tagihan listrik meskipun besarnya tidak seberapa.
Namun demikian alat ini juga berguna mengoptimalisasi daya listrik agar daya
yang digunakan dapat digunakan sesuai daya yang diperbolehkan oleh PLN. Misal,
pada perumahan, kWh meter akan menghitung daya aktif, tetapi MCB bekerja
berdasarkan arus yang mengalir pada resultan daya nyata.
Dengan menggunakan alat ini, maka resiko adanya pemutusan arus oleh MCB
dapat berkurang, dengan catatan bahwa rumah tersebut banyak menggunakan
peralatan yang bersifat induktif. Jadi jika sebuah rumah berdaya 900 watt,
terkadang dengan peralatan yang berdaya 600 watt atau 700 watt ternyata listriknya
ngejepret. Nah, dengan pemasangan alat penghemat energi maka penggunaan daya
akan dapat dioptimalkan mendekati 900 watt.
3.6 Tata cara penghematan listrik yang disarankan
1) Gunakan kabel dengan ukuran yang cukup, lebih besar-lebih baik, karena
panas yang timbul pada kabel karena kabel terlalu kecil, itulah yang
disebut dengan rugi saluran. Untuk listrik rumah dengan daya 900VA,
minimal gunakan kabel 2mm, dan 2.5mm untuk daya 1200VA pada
saluran utamanya. Gunakan kabel dengan kualitas baik, apabila
memungkinkan dana anda, gantilah kabel NYM dengan kabel NYY-HY
yang mempunyai kualitas isolasi lebih baik.
2) Gunakan sakelar, fitting, stop kontak dengan kualitas baik, sehingga tidak
timbul panas pada kontak-kontak sentuh.
3) Gunakan lampu hemat energi, lebih mahal sedikit atau bahkan dengan
harga 5 kali lipat tidak masalah, apabila lebih awet 10 kali dan lebih hemat
15 kali. Hindarkan pemakaian lampu pijar.
4) Gunakan lampu Compact Fluorescent Lamps (CFL). Lampu jenis ini
hanya memerlukan sepertiga energi listrik dibanding dengan bola lampu
biasa.
5) Bersihkan bola lampu anda secara teratur. Jika Bola lampu
kotor
dapat membuat cahayanya menjadi redup. Jadi tidak perlu mengganti
15
lampu
dengan
watt
yang
lebih
besar,
cukup
sesekali
bersihkan. Lampu anda akan kembali bersinar terang kembali.
6) Pakai stop kontak yang bersaklar untuk adaptor, laptop, atau charger HP
anda. Kalau alat-alat anda sedang tidak dipakai, cukup matikan saklarnya
untuk menghentikan aliran listrik. Hal ini penting buat anda yang malas
melepas kabel adaptor atau charger jika selesai dipakai.
7) Kalau ada dana lebih, anda bisa ganti komputer rumah anda dengan laptop.
Laptop lebih hemat pemakaian listrik dibanding dengan komputer jenis
PC.
8) Jangan pernah berpikir dengan mendiamkan laptop atau komputer dalam
keadaan stand by dapat menghemat listrik rumah anda . Screen saver tidak
akan menghemat pemakaian listrik. Sebaiknya, gunakan pilihan sleep atau
matikan komputer dan laptop anda secara manual, bila tidak sedang
digunakan.
9) Pada siang hari, lebih baik gunakan cahaya matahari yang masuk ke dalam
rumah. Tak perlu menyalakan lampu. Bukalah gorden rumah anda agar
cahaya matahari bisa masuk, ke dalam rumah anda.
10) Warnai rumah dengan warna terang juga dapat membantu Anda
menghemat pemakaian lampu. Mewarnai rumah dengan warna gelap
seperti abu-abu tua, atau biru tua hanya akan memberi kesan kelam di
rumah, sehingga anda selalu merasa perlu menyalakan lampu.
16
17
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Setelah mengambil beberapa data dan melakukan analisis maka dapat
disimpulkan bahwa alat penghemat listrik (Power Saver) tidak dapat menghemat
biaya listrik PLN seperti yang diklaim sampai 40%. Bahkan 10% pun mungkin
masih terlalu banyak. Jika ada yang dihemat, maka itu hanyalah penghematan pada
transmisi daya dalam rumah yang besarnya tidak begitu signifikan. Dalam kasus
ideal bahkan penggunaan alat ini akan menyebabkan biaya yang sedikit lebih tinggi.
Alat ‘penghemat’ listrik yang dipasang secara seri (memerlukan sedikit modifikasi
jaringan listrik) bekerja dengan cara menurunkan tegangan. Beberapa alat akan
tidak dapat berfungsi dan sebagian akan berumur pendek. Alat penghemat listrik
paralel mungkin lebih berguna jika anda ingin meringankan beban PLN dalam
mendistribusikan tenaga listrik, tanpa mengharapkan imbalan dari PLN. Selain itu
alat ini juga berguna untuk mengurangi frekuensi trip jika penggunaan mendekati
jumlah pemakaian yang dibatasi oleh PLN.
4.2 Saran
Untuk masyarakat umum yang masih awam terhadap kelistrikan, sebelum
membeli sesuatu alangkah baiknya kita mengetahui dulu alat tersebut, dari mulai
fungsi dan manfaat alat tersebut, kita harus menjadi konsumen yang cerdas sebelum
kita membeli alat apapun. Saran saya kepada para pengguna aliran listrik dalam
rumah agar melakukan penghematan yang seefisien dan seefektip mungkin, dan
selalu mengontrol alat-alat elektronik yang masih berfungsi/hidup untuk
mematikannya, nanti setelah ingin digunakan barulah dihidupkan, ini harus
dilakukan oleh pengguna listrik agar pembayaran rekening listrik tidak naik
(mahal).
DAFTAR PUSTAKA
Dorf C. Richard, James A. Svoboda, 1996, Introduction do Electric
Circuits, 3rd Edition, John Wiley & Sons, Singapore.
Harmonyati B.K, 1981, Rangkaian Listrik I, Istitut Teknologi Bandung,
Bandung.
Ramdhani, Mohamad, 2008, Rangkaian Listrik II, Istitut Teknologi Telkom
Bandung, Bandung.
Nasakebukai (2011). Daya aktif daya reaktif dan daya semu. From:
http://nasakebukai.blogspot.com/2011/04/daya-aktifdaya-reaktif-dan-dayasemu.html, 29 Mei 2014.
Priyo (2012). Daya aktif daya reaktif dan daya semu. From:
http://priyonulis.blogspot.com/2012/09/daya-aktif-reaktif-dan-daya-semu.html, 1
Juni 2014.
Priyadi
(2006).
Mempertanyakan
alat
penghemat
listrik.
From:
http://priyadi.net/archives/2006/05/30/mempertanyakan-alat-penghemat-listrik/, 1
Juni 2014.
Sarana Belajar (2010). Karakteristik beban pada sistem arus olak-balik
AC. From: http://saranabelajar.wordpress.com/2010/02/18/karakteristik-bebanpada-sistem-arus-listrik-bolak-balik-ac/, 1 Juni 2014.
Jiguparmar (2012). Karakteristik beban pada sistem arus olak-balik AC.
From:
http://electrical-engineering-portal.com/the-real-truth-behind-household-
power-savers,1 Juni 2014.
18
19
Download