BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Penyakit jantung dan pembuluh darah menempati peringkat teratas sebagai penyebab utama kematian di negara-negara eropa bahkan di seluruh dunia termasuk Indonesia. Hal tersebut terkait dengan data global mengenail kasus kematian yang tercatat pada kurun waktu tertentu dengan data terbaru 2010 menunjukkan bahwa 29,6% disebabkan penyakit kardiovaskuler (Nichols et al, 2014). Salah satu faktor penyebabnya adalah hiperlipidemia yang mengindikasikan berlebihnya kadar lemak dan kolesterol darah. Pada kondisi tersebut, jumlah kolesterol total, trigliserida dan LDL melewati batas normal sedangkan kadar HDL mengalami penurunan. Hal ini merupakan gejala medis yang salah satu penyebabnya adalah pola asupan makanan. Kebiasaan mengkonsumsi makanan berkadar lemak dan kolesterol tinggi telah lama diyakini sebagai salah satu faktor penyebabnya. Hal ini berpotensi berefek buruk pada fisiologis tubuh karena terjadinya akumulasi senyawa lipid kemudian membentuk plak dan mengganggu aliran normal darah. Gejala yang demikian secara medis disebut aterosklerosis (Libby dan Ridker, 2000; Chan, 2003) yang menjadi penyebab serangan jantung, stroke, aneurisme aorta dan sejumlah penyakit vaskuler periveral lainnya. Proses aterosklerosis yang bersifat multifaktorial disebabkan oleh faktor hormon, stress yang patologis, pola diet, diabetes, infeksi mikroba, dan riwayat keluarga. Faktor lainnya seperti aktivitas fisik atau olahraga yang minim, paparan asap rokok dan radikal bebas (Cheng, 2006). Selain penanganan dengan obat kimia sintetik yang umum telah dikenal, upaya untuk mengatasi hiperlipidemia dan aterosklerosis bisa dilakukan dengan memanfaatkan senyawa alami berupa minyak ikan laut. Pemanfaatan potensi kandungan senyawa minyak ikan laut untuk hal tersebut cukup beralasan. Dengan pertimbangan kualitas, berdasarkan pada hasil penelitian sebelumnya, dikatakan bahwa omega 3 /n-3-PUFA lebih dominan ditemukan pada ikan laut daripada hewan lainnnya (Irianto dan Soesilo, 2007). Dari segi kuantitas, Indonesia sebagai negara maritim memiliki potensi kekayaan alam berupa ikan laut yang cukup menjanjikan. 1 Hasil penelitian oleh Murphy (1990) menunjukkan bahwa omega 3 (n-3-PUFA) berperan dalam mereduksi jumlah serum lemak dan mengkonversinya ke dalam senyawa eicosanoid (EPA) yang berdampak langsung pada proses fisiologis tubuh utamanya terhadap sistem vaskular, kekebalan tubuh, sebagai antiinflamasi, meringankan penyakit asma dan jantung koroner (Pigott and Tucker, 1987; Horrocks and Yeo, 1999; Simopoulos, 2002; Shapiro, 2003). Salah satu jenis ikan laut yang berpotensi untuk dijadikan sebagai sumber minyak ikan adalah Siganus canaliculatus. Ikan ini memiliki nilai ekonomis yang cukup tinggi dan hingga saat ini hanya dikonsumsi sebatas sebagai jenis makanan favorit karena dagingnya gurih dan bercita rasa tinggi. Namun potensi terhadap kesehatan dengan mengkonsumsi ikan ini atau senyawa yang dikandungnya belum banyak diketahui. Di kalangan peneliti Eropa Barat dan Amerika, ikan ini sering disebut Rabbit Fish yang habitatnya terdapat pada terumbu karang dan padang lamun. Berdasarkan hasil penelitian Monroig et al (2013), Siganus canaliculatus mengandung komponen senyawa asam lemak rantai panjang (PUFA) yang merupakan omega 3 berupa eicosapentaenoic acid (20:5 n-3, EPA), α linolenic acid (18:3 n-3, ALA) dan docosahexaenoic acid (22:6n-3, DHA). Senyawa-senyawa tersebut sangat bermanfaat dalam menjaga keseimbangan kadar lipid dan kolesterol darah sehingga secara medis berefek positif untuk sistem kardiovaskuler (jantung dan pembuluh darah). Namun hingga saat ini, penelitian bagaimana peran minyak Siganus canaliculatusdalam mengatasi hiperlipidemia dan aterosklerosis belum pernah dilakukan. Sehingga dianggap perlu adanya penelitian dengan perlakuan terhadap hewan coba hiperlipidemia untuk mengetahui pengaruh minyak Siganus canaliculatus terhadap kadar kolesterol total, trigliserida, ldl, hdl, indek aterogenik (IA) dan proses aterosklerosis. 2 I.2 Permasalahan 1. Bagaimana pengaruh minyak Siganus canaliculatus terhadap kadar kolesterol total, trigliserida, LDL, HDL, dan indeks aterogenik (IA) tikus putih (Rattus norvegicus Berkenhout 1769). 2. Bagaimana pengaruh minyak ikan Siganus canaliculatus terhadap struktur histologis endotel aorta abdominalis tikus putih (Rattus norvegicus Berkenhout 1769). I.3 Tujuan Tujuan penelitian ini adalah 1. Mempelajari potensi antihiperlipidemia minyak Siganus canaliculatus terhadap kadar kolesterol total, trigliserida, LDL, dan HDL tikus putih (Rattus norvegicus Berkenhout 1769) . 2. Mempelajari potensi antiaterosklerosis minyak Siganus canaliculatus secara histologis terhadap nilai indeks aterogenik dan struktur endotel aorta abdominalis tikus putih (Rattus norvegicus Berkenhout 1769). I.4 Manfaat Manfaat penelitian ini adalah; 1. Memberi informasi ilmiah kepada masyarakat mengenai potensi ikan laut khususnya Siganus canaliculatus dalam mengatasi hiperlipidemia dan aterosklerosis. 2. Memberi pengetahuan yang komprehensip pada masyarakat tentang perlunya menjaga kelestarian, keberlangsungan dan pemanfaatan ikan laut seperti Siganus canaliculatus sebagai sumber pangan fungsional yang berbasis minyak ikan. 3 I.5 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini adalah mempelajari potensi dari minyak Siganus canaliculatus dalam mengatasi hiperlipidemia dan aterosklerosis pada hewan uji tikus putih (Rattus norvegicus berkenhout 1769) jantan galur Sprague-Dawley. Parameter pengamatan dalam penelitian ini adalah kadar kolesterol total, trigliserida, LDL, HDL dan pengamatan struktur histologis endotel aorta abdominalis hewan uji. 4