BAB 2 KAJIAN PUSTAKA 2.1 State of The Art Tabel 2.1 State Of The Art State of the Art pada laporan penelitian ini mencakup penelitian-penelitian terdahulu sebagai perbandingan yang akan dijelaskan di tabel berikut. No. 1. Nama Peneliti Judul/ Tahun Jenis Penelitian Penelitian Hasil Penelitian Martínez & del CSR and customer Kuantitatif Hasil Penelitian: Bosque 2013 loyalty: The roles 1. of trust, customer penelitian tersebut identification with ditemukan fakta bahwa the company and kegiatan CSR adalah satisfaction (2013) suatu atribut yang Dalam penting dari citra perusahaan yang mampu menarik konsumen secara mekanis. 2. Penelitian ini menyadari bahwa CSR berpengaruh terhadap loyalitas pelanggan dan peran dalam pengembangan loyalitas pelanggan hotel. Kegiatan CSR juga dapat menimbulkan kepercayaan konsumen. 9 10 2. Arnade, Consumers Show Kuantitatif Gopinath, Pick, Strong 2013 Brand Departemen Pelayanan Penelitian Ekonomi AS Loyalty in Cheese dan para Purchases/ (2013) universitas peneliti menggunakan data rumah dari tangga ACNielsen Homescan Surveys untuk 1998-2003 menyelidiki loyalitas merek konsumen untuk keju cheddar, keju parut, dan keju iris Amerika. Hasil penelitian menunjukkan bahwa, secara umum, kebiasaan merek yang kuat tampaknya mengesampingkan efek dari perubahan harga pembelian keju bagi konsumen. Konsumen tampaknya memiliki loyalitas merek yang kuat saat membeli keju cheddar, keju parut, atau keju iris Amerika. Loyalitas merek tergantung pada tidak hanya frekuensi pembelian, tetapi juga 11 waktu yang antara berlalu pembelian berturut-turut. 3. Prabowo, Pengaruh Muchardie, communal Handrimurtjahjo activation Kuantitatf . Kesimpulan dari untuk penelitian tersebut ialah membentuk brand hasil Path Analysis loyalty menunjukkan produk minuman ( 2012 ) 1. Pengaruh positif dan signifikan variabel Communal Activation terhadap Keputusan Membeli 2. Communal Activation berpengaruh positif dan signifikan terhadap Brand Loyalty 3. Keputusan Membeli berpengaruh positif dan signifikan terhadap Brand Loyalty 4. Ada pengaruh positif dan signifikan variabel Communal Activation terhadap Brand Loyalty melalui Keputusan Membeli 12 4. . Rizan,, Pengaruh brand Kuantitatif Saidani, Sari image dan brand bahwa sebagian brand trust image terhadap Hasilnya menunjukkan brand loyalty Teh dampak Botol Sosro Survei signifikan Konsumen loyalitas Botol Sosro Teh di brand Cempaka memiliki Jakarta Timur positif dan terhadap merek. Kemudian, Food Court ITC Mas, memiliki sebagian trus juga dampak positif dan signifikan terhadap loyalitas merek. Secara bersamaan, brand image dan brand trust memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap brand loyalitas. Temuan empiris menunjukkan bahwa untuk menciptakan dan meningkatkan loyalitas merek, Teh Botol Sosro perlu mempertimbangkan citra merek dan kepercayaan merek karena faktor-faktor tersebut terbukti mempengaruhi tingkat kepuasan kerja. 13 5. Cahyaningrum, Strategi & Angeline Membangun Brand Kualitatif Hasil penelitian: Strategi Image RIM dalam membangun brand dalam Membentuk image dan membentuk Brand loyalitas pengguna Loyalty Konsumen Produk BlackBerry Blackberry ( 2012 dikatakan ) pintu dapat melalui utama, 4 yaitu melalui produknya itu sendiri, public relations, marketing tools, dan juga melalui media. Langkah-langkah yang digunakan RIM untuk membangun loyaltynya brand sendiri adalah: 1. Membentuk good will dengan cara menjalin hubungan kerjasama dengan ITB dalam membangun BlackBerry Innovation Center 2. Refresh Campaign Product dengan 14 menggunakan agnostik campaign 3. Masuk ke media konvensional dan new media (sosial media, website, forum) 4. Konsep BlackBerry for everybody dengan cara mensegmentasi kan produk 5. Inovasi produk dengan mengakuisisi perusahaan QnX dalam mempersiapkan OS dan device baru mereka yaitu BBX 6. Memperkuat hubungan dengan atau selular. carrier operator 15 Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya nomor 1-4 ,adalah perbedaan jenis penelitian nya dimana peneliti menggunakan kualitatif sedangkan penelitian sebelumnya menggunakan kuantitatif, kemudian pada penelitian sebelumnya tidak membahas tentang strategi public relations. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya nomor 5, adalah pada penelitian ini strategi yang digunakan dalam membangun brand loyalty menggunakan strategi public relations 2.2 Landasan Konseptual 2.2.1 Komunikasi Komunikasi secara ilmiah dapat juga berarti proses penyampaian pesan atau informasi dari pengirim kepada penerima menggunakan media suara maupun visual dengan simbol atau lambang tertentu, baik secara langsung maupun tidak langsung untuk mendapatkan umpan balik. Manusia berkomunikasi untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman. Bentuk umum komunikasi manusia yang termasuk di dalamnya adalah berupa bahasa sinyal, bicara, tulisan, gesture, dan broadcasting. Komunikasi dapat berupa interaktif, transaktif, bertujuan, atau tak bertujuan sehingga secara umum dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu berupa komunikasi verbal dan nonverbal. (Suharjanto , 2006) Definisi lain tentang komunikasi adalah suatu transaksi, proses simbolik yang menghendaki orang-orang mengatur lingkungannya dengan membangun hubungan antarsesama manusia, melalui pertukaran informasi, dengan tujuan untuk memperkuat dan merubah sikap dan tingkah laku orang lain. (Cangara, 2008) Berbicara tentang pengertian komunikasi, tidak ada pengertian yang benar ataupun salah, definisi harus dilihat dari kemanfaatannya untuk menjelaskan fenomena yang didefinisikan dan mengevaluasinya. Beberapa pengertian tentang komunikasi terkadang terlalu sempit ataupun terlalu luas. Komunikasi juga dipahami sebagai suatu bentuk komunikasi interaksi, yaitu komunikasi dengan proses sebabakibat atau aksi-reaksi yang arahnya bergantian. Dalam konteks ini, komunikasi 16 melibatkan komunikator yang menyampaikan pesan, baik verbal maupun nonverbal kepada komunikan yang langsung memberikan respons (Rohim, 2009). Dari beberapa definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa komunikasi adalah proses pertukaran pesan antar satu individu dengan individu lainnya. Komunikasi bermaksud untuk menyatukan pikiran sehingga tumbuh makna pesan yang dapat mengubah perilaku manusia. Keterkaitan dengan pembahasan ini adalah, komunikasi merupakan hal yang paling utama yang dibutuhkan dalam menumbuhkan dan meningkatkan kualitas citra yang baik dan efektif dalam suatu organisasi. 2.2.2 Komponen Komunikasi Terdapat berbagai definisi komunikasi, kebanyakan pemasar sepakat bahwa komunikasi merupakan transmisi atau pengiriman pesan dari pengirim kepada penerima melalui medium transmisi. Ditambah juga dengan adanya umpan balik yang membuat pengirim berhati-hati agar pesan yang dimaksud benar-benar dapat diterima (Schiffman & Kanuk, 2008). 1. Pengirim Adalah pihak yang mengirimkan pesan kepada pihak lain. 2. Pesan Adalah isi atau maksud yang disampaikan oleh satu pihak ke pihak lain. 3. Saluran (medium) Adalah media yang digunakan untuk menyampaikan pesan kepada komunikan.Dalam komunikasi tatap muka saluran dapat berupa udara yang mengalirkan getaran suara. 4. Penerima Adalah pihak yang menerima pesan dari pihak lain. 5. Umpan balik Adalah tanggapan dari penerimaan pesan atas isi yang disampaikan. 17 Umpan balik Gambar 2.1 Model Komunikasi Dasar (Schiffman dan Kanuk,2008) Keterkaitannya dengan pembahasan ini adalah komunikasi merupakan alat yang penting bagi perusahaan untuk memberikan berbagai informasi kepada khalayaknya dalam bentuk pesan dan dapat diterima. 2.2.3 Pengertian Public Relations Definisi tentang public relations adalah fungsi manajemen yang membangun dan mempertahankan hubungan yang baik dan bermanfaat antara organisasi dengan publik yang memengaruhi kesuksesan atau kegagalan organisasi tersebut. (Cutlip, Center, Broom, 2006) Menurut The First World Forum of Public Relations mengemukakan bahwa Public relations adalah seni dan ilmu pengetahuan mengenai proses menganalisis trend, memprediksi konsekuensi-konsekuensinya, memberikan konseling kepada pimpinan organisasi, dan mengimplementasikan program yang terencana yang akan melayani kepentingan organisasi dan publik (Kriyantono, 2012). Public relations dapat di adaptasikan menjadi (Soemirat & Ardianto,2010): 1. Fact Finding adalah mencari dan mengumpulkan fakta atau data sebelum melakukan tindakan 2. Planning adalah berdasarkan fakta membuat rencana tentang apa yang harus dilakukan dalam menghadapi berbagai masalah itu. 18 3. Communicating adalah rencana yang disusun dengan baik sebagai hasil pemikiran yang matang berdasarkan fakta kemudian dikomunikasikan. 4. Evaluation adalah mengadakan evaluasi tentang suatu kegiatan Dari definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa Public Relations merupakan fungsi manajemen, artinya Public Relations berkaitan erat dengan manajemen.Public Relations melakukan tindakan yang direncanakan oleh organisasi-organisasi atau perusahaan atau pribadi guna untuk menciptakan dan mengembangkan hubungan baik dan saling pengertian dengan publik yang berkaitan. 2.2.4 Peranan Public Relations Menurut Dozier dalam (Puspokusumo, 2011) membagi peran PR menjadi 4 yaitu: 1. Communication Technician di sini petugas humas dianggap sebagai pelaksana teknis komunikasi. Dia menyediakan layanan di bidang teknis, sementara kebijakan dan keputusan teknik komunikasi mana yang akan digunakan bukan merupakan keputusan petugas humas, melainkan keputusan manajemen dan petugas humas yang melaksanakannya. 2. Expert Presciber petugas PR dianggap sebagai orang yang ahli. Dia menasihati pimpinan perusahaan/organisasi. Hubungan mereka diibaratkan seperti hubungan dokter dan pasienl. 3. Communication Facilitator peranan petugas humas sebagai fasilitator komunikasi perusahaan/organisasi dengan publik. Baik dengan publik eksternal maupun internal. Istilah yang paling umum adalah sebagai jembatan komunikasi antara publik dengan perusahaan. Sebagai media atau penengah bila terjadi miss komunikasi. 4. Problem-Solving Process Facilitator yakni peranan sebagai fasilitator dalam proses pemecahan masalah. Pada peranan ini petugas humas melibatkan diri atau dilibatkan dalam setiap manajemen 19 (krisis). Dia menjadi anggota tim, bahkan bila memungkinkan menjadi leader dalam penanganan krisis manajemen. 2.2.5 Fungsi dan Tugas Public Relations fungsi public relations dapat dijelaskan dalam poin sebagai berikut (Cutlip, Center, Broom, 2006) : 1. Menunjang aktivitas utama manajemen dalam mencapai tujuan bersama (fungsi melekat pada manajemen lembaga/organisasi). 2. Membina hubungan yang harmonis antara badan/organisasi dengan publiknya yang merupakan khalayak sasaran. 3. Mengidentifikasi segala sesuatu yang berkaitan dengan opini, persepsi dan tanggapan masyarakat terhadap badan/organisasi yang diwalikinya, atau sebaliknya. 4. Melayani keinginan publiknya dan memberikan sumbang saran kepada pimpinan manajemen demi tujuan dan manfaat bersama. 5. Menciptakan komunikasi dua arah timbal balik, dan mengatur arus informasi, publikasi serta pesan dari badan/organisasi ke publiknya atau sebaliknya, demi tercapainya citra positif bagi kedua belah pihak. Kriyantono mengemukakan bahwa secara garis besar fungsi dari public relations adalah sebagai berikut : (Kriyantono, 2012) 1. Menjaga hubungan yang harmonis antara perusahaan dengan publiknya (maintain good communication) 2. Melayani kepentingan public dengan baik 3. Memelihara perilaku dan moralitas perusahaan dengan baik (maintain good morals & manners) Fungsi public relations yaitu: pengabdian kepada kepentingan umum, memelihara komunikasi yang baik, menitik beratkan moral dan perilaku yang baik. Tujuan utama PR adalah membantu tercapainya tujuan organisasi dan untuk mencapai tujuan tersebut maka seorang Public Relations dapat melaksanakan hal-hal seperti (Puspokusumo A : 2011) : 20 1. Persuasi dengan pengertian mengubah sikap, tingkah laku publik terhadap organisasi demi keuntungan kedua belah pihak; 2. Usaha untuk mengintegrasikan sikap dan perbuatan organisasi dengan sikap atau perbuatan publik atau sebaliknya; 3. Secara terus menerus menciptakan dan memperbaiki relasi dengan publik khusus, potensial, umum, pribadi maupun kelompok, merupakan kelanjutan kehidupan organisasi. Hal ini merupakan tugas vital, harus ditingkatkan secara lokal, nasional maupun internasional. Inilah tugas penting dalam manajemen modern dewasa ini; 4. Semua kegiatan supaya berhasil baik perlu perencanaan yang tepat. Morissan dalam bukunya Manajemen Public Relations menyebutkan bahwa praktisi Public Relations adalah salah satu pihak yang turut serta bersaing dalam merebutkan perhatian khalayak. Tugas pertama praktisi Public Relations adalah mendapatkan perhatian dari khalayak sasaran; kedua, menarik minat (ketertarikan) khalayak terhadap isi pesan; ketiga, membangun suatu keinginan dan niat khalayak untuk bertindak sesuai dengan pesan; dan keempat mengarahkan tindakan khalayak agar tetap sesuai dengan pesan yang disampaikan. (Morissan, 2008) Dari penjelasan diatas dapat dilihat bahwa tugas Public Relations adalah untuk menarik perhatian khalayak dan mempersuasi khalayak untuk bertindak sesuai dengan pesan yang disampaikan. Dari poin-poin diatas, bisa dilihat bahwa konsiderasi paling penting yang harus diperhatikan oleh seorang Public Relations adalah publik. Seorang PR tidak boleh menomor duakan kepentingan publik dalam mengambil suatu keputusan, ia harus memilih pilihan yang paling terbaik untuk publiknya. PR juga tidak boleh berbohong kepada publik untuk menjaga integritas dari organisasi yang ia wakili. 2.2.6 Strategi Public Relations Strategi adalah cara untuk mencapai sebuah hasil akhir. Hasil akhir menyangkut tujuan dan sasaran organisasi dan strategi kompetitif untuk masingmasing aktivitas. Berdasarkan pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa strategi 21 adalah sebuah cara yang disusun agar tujuan dari sebuah kegiatan tercapai. (Oliver, 2007) Menurut Kriyantono dalam buku “Public Relations Writing” (Kriyantono,2012), strategi Public Relations dapat diringkas menjadi 7 poin P-E-N-C-I-L-S adalah sebagai berikut: 1. Publikasi Memperkenalkan perusahaan kepada publik. Misalnya membuat tulisan yang disebarkan ke media, newsletter artikel dan lainnya. Setiap fungsi dan tugas Public Relations adalah menyelenggarakan publikasi atau menyebarluaskan informasi melalui berbagai media tentang aktivitas atau kegiatan-kegiatan perusahaan atau organisasi yang pantas untuk diketahui oleh publik. Selain itu, Public Relations juga menghasilkan publisitas untuk memperoleh tanggapan positif secara lebih luas dari masyarakat. 2. Event Mengorganisasi event atau kegiatan sebagai upaya membentuk citra. Merancang sebuah event yang bertujuan untuk memperkenalkan produk dan layanan perusahaan, mendekatkan diri ke publik dan lebih jauh lagi dapat mempengaruhi opini publik. Event adalah kegiatan yang diadakan perusahaan untuk menarik perhatian masyarakat sekitar atau perusahaan sekedar mensponsori suatu kegiatan. 3. News Tugas dari seorang Public Relations adalah menghasilkan produk-produk tulisan yang sifatnya menyebarkan infomasi kepada publik, seperti press release, newsletter, berita dan lain-lain. Karena itu, seorang Public Relations dituntut menguasai teknik menulis (Public Relations Writing). 4. Community Involvement Activities Public Relations harus membuat program-program yang ditujukan untuk menciptakan keterlibatan komunitas atau masyarakat sekitarnya. Tugas sehari-hari seorang Public Relations Officer (PRO) adalah mengadakan kontak sosial dengan 22 kelompok masyarakat tertentu, sertamenjaga hubungan baik (community relations dan humanity relations) dengan pihak organisasi atau lembaga yang diwakilinya. 5. Identity Media Merupakan pekerjaan Public Relations dalam membina hubungan dengan media (pers). Sangat penting untuk memperoleh publisitas media, Media adalah mitra kerja abadi Public Relations. Media membutuhkan Public Relations sebagai sumber berita dan sebaliknya, Public Relations membutuhkan media sebagai sarana penyebar informasi serta pembentuk opini publik. 6. Lobbying Activity Public Relations sering melakukan upaya persuasi dan negoisasi dengan berbagai pihak. Keahlian ini tampak dibutuhkan misalnya, pada saat krisis manajemen untuk mencapai kata sepakat diantara pihak yang bertikai. Pada dasarnya lobbying activity adalah usaha untuk membujuk pihak yang lain demi kepentingan perusahaan. 7. Social Investment Pekerjaan public relations untuk membuat program-program yang bermanfaat bagi kepentingan dan kesejahteraan sosial. Kegiatan ini dibutuhkan perusahaan untuk memberitahu masyarakat bahwa perusahaan adalah perusahaan yang baik. Ketujuh strategi ini adalah kunci pokok suatu perusahaan untuk meningkatkan nilai brandnya. Semuanya juga bekerja untuk melengkapi satu sama lain untuk mencapai tujuan utama Public Relations. 2.2.7 Pengertian merek (Brand) Merek adalah tanda, symbol atau rancangan atau kombinasi dari semua ini yang dimaksudkan untuk mengidentifikasi produk atau jasa penjual atau kelompok penjual dan untuk mendifferensiasikannya dari barang atau jasa pesaing (Kotler & Keller, 2007) Brand (merek) adalah nama, istilah, tanda, symbol atau rancangan atau kombinasi yang bertujuan untuk mengidentifikasi produk atau jasa yang dihasilkan 23 sehingga berbeda dari produk atau jasa yang dihasilkan oleh pesaing (Rangkuti, 2009) Selain membedakan satu produk dengan produk yang lain, merek juga memberi manfaat bagi konsumen diantaranya membantu mengidentifikasi manfaat yang ditawarkan dan kualitas produk. Konsumen lebih mempercayai produk dengan merek tertentu daripada produk tanpa merek meskipun manfaat yang ditawarkan sama (Ferrinadewi, 2008). Dari pengertian di atas dapat di tarik kesimpulan bahwa merek merupakan pembeda antar satu produk dengan produk lainnya. Merek (brand) telah menjadi elemen yang sangat krusial yang berkontribusi terhadap kesuksesan sebuah organisasi pemasaran, baik perusahaan bisnis maupun penyedia jasa, organisasi local maupun global. 2.2.8 Brand Image Brand image merupakan bagian dari merek yang dapat dikenali namun tidak dapat diucapkan secara verbal, seperti simbol, warna, desain huruf, atau persepsi konsumen terhadap sebuah produk atau jasa yang direpresentasikan oleh suatu brand, brand image adalah seperangkat persepsi dan keyakinan konsumen, yang sebagaimana tercermin dalam asosiasi yang terjadi di dalam benak konsumen. (Kotler & Keller, 2008) Hal ini sejalan dengan definisi lain yang mengatakan bahwa brand image merupakan sekumpulan asosiasi merek yang terbentuk dan melekat di benak konsumen.(Rizan, Saidanih, Sari, 2012) Dari definisi-definisi citra merek di atas, dapat disimpulkan bahwa citra merek merupakan kumpulan kesan yang ada di benak konsumen mengenai suatu merek yang dirangkai dari ingatan-ingatan konsumen terhadap merek tersebut. Ada tiga bagian yang terdapat dalam pengukuran citra merek (Rizan, Saidanih, Sari 2012) : 1. Bagian pertama adalah atribut. Atribut adalah ciri-ciri atau berbagai aspek dari merek yang diiklankan. Atribut juga dibagi menjadi dua bagian yaitu hal- hal yang 24 tidak berhubungan dengan produk (contoh: harga, kemasan, pemakai, dan citra penggunaan), dan hal-hal yang berhubungan dengan produk (contoh: warna, ukuran, desain). 2. Kemudian bagian kedua pengukuran citra merek adalah manfaat. Manfaat dibagi menjadi tiga bagian yaitu fungsional, simbolis, dan pengalaman. A. . Fungsional, yaitu manfaat yang berusaha menyediakan solusi bagi masalah- masalah konsumsi atau potensi permasalahan yang dapat dialami oleh konsumen, dengan mengasumsikan bahwa suatu merek memiliki manfaat spesifik yang dapat memecahkan masalah tersebut. B.. Simbolis, yaitu diarahkan pada keinginan konsumen dalam upaya memperbaiki diri, dihargai sebagai anggota suatu kelompok, afiliasi, dan rasa memiliki. C . Pengalaman, yaitu konsumen merupakan representasi dari keinginan mereka akan produk yang dapat memberikan rasa senang, keanekaragaman, dan stimulasi kognitif. 3. Terakhir adalah evaluasi keseluruhan, yaitu nilai atau kepentingan subjektif dimana pelanggan menambahkannya pada hasil konsumsi. 2.2.9 Brand Loyalty Pelanggan perlu untuk dipertahankan. Hal ini penting karena tingginya tingkat persaingan diantara para pelaku bisnis fashion khususnya sepatu yang kini semakin bertambah. Konsumen yang setia pada merek fashion tertentu tidak akan membandingkannya dengan merek lain karena jika konsumen sudah loyal terhadap suatu merek mereka akan percaya pada merek tersebut dan tidak mudah menerima atau menanggapi informasi tentang merek lain. Untuk itu, menumbuhkan brand loyalty dalam benak konsumen mempengaruhi sikap mereka agar tidak berpindah ke brand lain. Durianto mendefinisikan mendefinisikan bahwa brand loyalty adalah sebuah ukuran ketertarikan pelanggan terhadap suatu merek.(Pane & Rini , 2011) Loyalitas terbagi menjadi empat jenis, yaitu : ( Griffin,2005), antara lain : 25 1. Tanpa loyalitas: Konsumen yang tingkat pengulangan pembeliannya rendah, dan tingkat ketertarikan rendah. 2. Loyalitas yang lemas: Konsumen yang tingkat pengulangan pembeliannya tinggi, namun sebenarnya tingkat ketertarikan terhadap produk rendah. Hal ini disebabkan pembelian yang hanya mempertimbangkan mudahnya saja. Misalnya pembelian karena produk mudah didapatkan. 3. Loyalitas tersembunyi: Sikap relatif terhadap produk atau jasa tinggi tetapi pengulangan pembelian rendah. Jika konsumen pada kondisi loyalitas tersembunyi, maka faktor situasi lebih menentukan dibanding sikap dalam pembelian ulang. 4. Loyalitas premium: Tingkat loyalitas yang paling tinggi, dimana sikap relatif tinggi dan membeli ulang cukup tinggi. Biasanya orang yang loyalitasnya seperti ini merasa bangga dan mau untuk menceritakan pengalamannya dengan temantemannya, keluarga dan orang lain. Konsumen ini akan menjadi vocal advocates untuk produk atau jasa dan secara konstan mereferensi ke orang lain. Loyalitas tidak lepas dari ketertarikan pelanggan terhadap suatu brand. Dalam kaitannya dengan loyalitas merek suatu produk, didapati adanya beberapa tingkatan loyalitas merek.Masing-masing tingkatannya menunjukkan tantangan pemasaran yang harus dihadapi sekaligus aset yang dapat dimanfaatkan. Adapun tingkatan loyalitas merek tersebut menurut Durianto (Martin & Semuel, 2007) seperti yang. adalah sebagai berikut: 1. Switcher (Berpindah-pindah): Pelanggan yang berada pada tingkat loyalitas ini dikatakan sebagai pelanggan yang berada pada tingkat yang paling dasar. Makin sering pembelian konsumen berpindah dari suatu merek ke merek yang lain mengindikasikan bahwa mereka tidak loyal; semua merek dianggap memadai. Dalam hal ini, merek memegang peranan kecil dalam keputusan pembelian. Ciri yang jelas dalam kategori ini adalah mereka membeli suatu merek karena harganya murah. 2. Habitual Buyer (Pembeli yang Bersifat Kebiasaan): Pembeli pada tingkat ini dikategorikan sebagai pembeli yang puas dengan merek produk yang dikonsumsinya. Tidak ada alasan yang kuat baginya untuk 26 membeli merek produk lain atau berpindah merek, terutama jika peralihan itu membutuhkan usaha, biaya, atau pengorbanan lain. Dapat disimpulkan bahwa pembeli ini membeli suatu merek karena kebiasaan.pengorbanan lain. Jadi, pembeli ini dalam membeli suatu merek karena alasan kebiasaan. 3. Satisfied Buyer (Pembeli yang Puas dengan Biaya Peralihan): Pada tingkatan satisfied buyer, pelanggan suatu merek masuk dalam kategori puas bila pelanggan mengkonsumsi merek tersebut, meskipun demikian mungkin saja pelanggan memindahkan pembelian ke merek lain dengan menanggung switching cost (biaya peralihan) yang terkait dengan waktu, uang, atau risiko kinerja yang melekat dengan tindakan pelanggan beralih merek. 4. Likes the Brand (Menyukai Merek): Pembeli dalam kategori ini adalah pembeli yang benar-benar menyukai merek tersebut. Pada tingkat ini dijumpai perasaan emosional yang terkait dengan merek. Rasa suka pembeli ini bisa saja didasari oleh asosiasi yang terkait dengan simbol, rangkaian pengalaman dalam penggunaan sebelumnya baik yang dialami pribadi maupun kerabatnya ataupun yang disebabkan oleh karena persepsi kualitas yang tinggi 5. Committed Buyer (Pembeli yang Berkomitmen): Pada tahap ini pembeli merupakan pelanggan yang setia. Mereka memiliki suatu kebanggaan sebagai pengguna suatu merek dan bahkan merek tersebut menjadi sangat penting bagi mereka dipandang dari segi fungsinya maupun sebagai suatu ekspresi mengenai siapa mereka sebenarnya. Pada tingkatan ini, salah satu aktualisasi loyalitas pembeli ditunjukkan dengan tindakan merekomendasikan dan mempromosikan merek tersebut kepada pihak lain. 27 Gambar 2.2 Piramida Loyalitas merek Sumber: (Martin & Semuel, 2007) Tiap tingkatan brand loyalty mewakili tantangan pemasaran yang berbeda dan juga mewakili tipe asset yang berbeda dalam pengelolaan dan eksploitasinya. Tingkatan brand loyalty yang disebutkan di atas, yaitu mulai dari switcher (tingkat yang paling rendah-dengan porsi yang paling besar), habitual buyer, satisfied buyer, liking of the brand, hingga committed buyer (tingkat paling tinggi-dengan porsi yang paling kecil) adalah sangat sesuai bagi merek yang belum memiliki brand equity yang kuat lihat Gambar 2.2 Gambar 2.3 Piramida Loyalitas merek terbalik Sumber: (Martin & Semuel, 2007) 28 Sebaliknya bagi merek dengan brand equity yang kuat, maka tingkatan atau hirarki brand loyalty dimulai dari switcher tingkat yang (paling rendah-dengan porsi yang paling kecil) , habitual buyer, satisfied buyer, liking of the brand, hingga committed buyer (tingkat paling tinggi-dengan porsi yang paling besar) lihat Gambar 2.3. (Martin & Semuel, 2007) Dengan pengelolaan dan pemanfaatan yang benar, loyalitas merek dapat menjadi aset strategis bagi perusahaan. Menurut Durianto, loyalitas merek dapat memberikan nilai kepada perusahaan dalam bentuk: (Martin & Semuel, 2007) a. Mengurangi biaya pemasaran (reduced marketing costs): Biaya pemasaran untuk mempertahankan konsumen akan lebih murah dibandingkan dengan biaya pemasaran untuk mendapatkan konsumen baru. Jadi, biaya pemasaran akan semakin kecil jika loyalitas merek meningkat. b. Meningkatkan perdagangan (trade leverage): Loyalitas yang kuat terhadap suatu merek akan menghasilkan peningkatan perdagangan dan memperkuat keyakinan perantara pemasaran. Dapat disimpulkan bahwa pembeli ini dalam membeli suatu merek didasarkan atas kebiasaan mereka selama ini. c. Menarik minat konsumen baru (attracting new customers): Perasaan puas dan suka terhadap suatu merek akan menimbulkan perasaan yakin bagi calon konsumen untuk mengonsumsi merek tersebut dan biasanya akan merekomendasikan atau mempromosikan merek yang ia pakai kepada orang lain, sehingga kemungkinan dapat menarik konsumen baru. d. Memberi waktu untuk merespon ancaman persaingan (provide time to respond to competitive threats): Bila pesaing mengembangkan produk yang lebih unggul, konsumen yang loyal akan memberikan waktu bagi perusahaan untuk merespon pesaing dengan memperbarui produknya. 29 2.3 Kerangka Pemikiran Kerangka pemikiran dibuat untuk memudahkan pelaksanaan penelitian. Dalam kerangka pemikiran ini public relations sebagai fungsi manajemen mengembangkan sebuah public relations strategy yaitu Publikasi, Event, News, Community involvement activities, Identity media,Lobbying activities, dan Social investment. Setelah itu terbentuklah konsep bahwa merek merupakan pembeda antar satu produk dengan produk yang lainnya, dari proses itu terbentuklah citra terhadap suatu merek, dimana citra yang baik akan membentuk loyalitas dalam benak konsumen, yaitu ada lima tingkatan Switcher, Habitual Buyer, Satisfied Buyer, Likes the Brand, Commited Buyer. 30 Public Relations fungsi manajemen yang membangun yang memengaruhi kesuksesan atau kegagalan organisasi tersebut. (Cutlip, Center, Broom, 2006) Public Relations Strategy: PENCILS. 1. 2. 3. 4. Publikasi Event News Community involvement activities 5. Identity media 6. Lobbying activities 7. Social investment (Kriyantono, 2012). Brand Brand Loyalty 1. Switcher 2. Habitual Buyer 3. Satisfied Buyer 4. Likes the Brand 5. Commited Buyer (Martin & Semuel, 2007) Brand Image seperangkat persepsi dan Merek merupakan pembeda antar keyakinan satu produk dengan produk lainnya. & Keller, 2008) (Rangkuti, 2009) Sebuah citra yang baik akan konsumen(Kotler membentuk sebuah loyalitas