Bab 2 - Widyatama Repository

advertisement
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Manajemen Keuangan
2.1.1 Pengertian Manajemen Keuangan
Untuk dapat menjalankan usaha setiap perusahaan memerlukan dana. Dana
diperoleh dari pemilik perusahaan maupun dari utang. Dana yang diterima oleh
perusahaan digunakan untuk membeli aktiva tetap untuk memproduksi barang atau
jasa, membeli bahan-bahan untuk keperluan perusahaan baik untuk keperluan
transaksi maupun untuk menjaga likuiditas perusahaan.
Keseluruhan aktiva yang bersangkutan dengan usaha untuk mendapatkan dana
dan menggunakan atau mengalokasikan dana tersebut, disebut pembelanjaan
perusahaan atau Manajemen Keuangan.
Menurut Van Horne dan Wachowicz dalam buku Fundamental of
Financial Management (2005:2) manajemen keuangan adalah :
Financial management is concerned with the acquisition, financing and
management of assets with some overall goal in mind. The decison function
management can be broken down into three major areas : the investment,
financing and assets management decision.
Sedangkan menurut Susan Irawati dalam buku Manajemen Keuangan
(2006:1) manajemen keuangan adalah :
Manajemen keuangan adalah suatu proses dalam pengaturan aktivitas
atau kegiatan keuangan dalam suatu organisasi dimana didalamnya
termasuk kegiatan planning, analisis dan pengendalian terhadap
kegiatan keuangan yang biasanya dilakukan oleh manajer keuangan.
Dan menurut Sutrisno dalam buku Manajemen Keuangan Teori, Konsep
dan Aplikasi (2007:3) manajemen keuangan adalah :
Manajemen keuangan adalah sebagai semua aktivitas perusahaan yang
berhubungan dengan usaha-usaha mendapatkan dana perusahaan
dengan biaya yang murah serta usaha untuk menggunakan dan
mengalokasikan dana tersebut secara efisien.
Dari beberapa defenisi di atas dapat ditarik kesimpulan mengenai pengertian
manajemen keuangan yaitu usaha-usaha pengelolaan secara optimal dana-dana yang
akan digunakan untuk membiayai segala aktivitas yang dilakukan oleh perusahaan,
kemudian menggunakan atau mengalokasikan dana tersebut baik dana dalam
perusahaan maupun dana diluar dari perusahaan kedalam berbagai bentuk investasi.
2.1.2 Tujuan Manajemen Keuangan
Tujuan manajemen keuangan menurut Susan Irawati (2006:4) adalah untuk
memaksimalkan profit atau keuntungan dan meninimalkan biaya (expens atau cost)
guna mendapatkan suatu pengambilan keputusan yang maksimum, dalam
menjalankan perusahaan ke arah perkembangan dan perusahaan yang berjalan atau
survive dan expantion.
2.1.3 Fungsi Manajemen Keuangan
Menurut Sutrisno (2007:5) fungsi manajemen keuangan terdiri dari tiga
keputusan yang harus dilakukan oleh suatu perusahaan :
a.
Keputusan investasi, yaitu masalah bagaimana manajer keuangan harus
mengalokasikan dana ke dalam bentuk-bentuk investasi yang akan dapat
mendatangkan keuntungan di masa yang akan datang. Bentuk, macam dan
komposisi dari investasi tersebut akan mempengaruhi dan menunjang tingkat
keuntungan di masa depan. Keuntungan di masa depan yang diharapkan dari
investasi tersebut tidak dapat diperkirakan secara pasti. Oleh karena itu
investasi akan mengandung risiko atau ketidakpastian. Risiko dan hasil yang
diharapkan dari investasi itu akan sangat mempengaruhi pencapaian tujuan,
kebijakan maupun nilai perusahaan.
b. Keputusan pendanaan, keputusan ini sering disebut sebagai kebijakan
struktur modal. Pada keputusan ini manajer keungan dituntut untuk
mempertimbangkan dan menganalisis kombinasi dari sumber-sumber dana
yang ekonomis bagi perusahaan guna membelanjai kebutuhan-kebutuhan
investasi serta kegiatan usahannya.
c.
Keputusan deviden, deviden merupakan bagian keuntungan yang dibayarkan
oleh perusahaan kepda pemegang saham. Oleh karena itu deviden ini
merupakan penghasilan yang diharapkan oleh para pemegang saham.
Keputusan dividen merupakan keputusan manajemen keuangan untuk
menentukan :
1. Besarnya presentase laba yang di bagikan kepada para pemegang saham
dalam bentuk cash (dividend)
2. Stabilitas dividend yang dibagikan
3. Dividend saham (stock dividend)
4. Pemecahan saham (stock split)
5. Penarikan kembali saham yang beredar, yang semuanya ditujukan untuk
meningkatkan kemakmuran para pemegang saham.
2.2
Investasi
2.2.1 Pengertian Investasi
Investasi adalah kegiatan penanaman modal untuk satu atau lebih aktiva yang
dimiliki dan biasanya berjangka waktu lama dengan harapan mendapatkan
keuntungan di masa yang akan datang. Beberapa pakar mengemukakan pendapatnya
tentang investasi.
Menurut Jogiyanto dalam buku Teori Portofolio dan Analisis Investasi
(2009:5) bahwa :
Investasi adalah penundaan konsumsi sekarang untuk dimasukkan ke
aktiva produktif selama periode waktu yang tertentu.
Sedangkan menurut Kamaruddin Ahmad dalam buku Dasar-dasar
Manajemen Investasi dan Portofolio (2004:3) bahwa :
Investasi adalah menempatkan uang atau dana dengan harapan untuk
memperoleh tambahan keuntungan tertentu atas uang atau dana
tersebut.
Dan menurut Jones dalam buku Investments Analysis and Management
(2004:13) bahwa :
Investment is the commitment of funds to one or more assets that will be
held over some future time period.
Artinya :
Investasi sebagai komitmen menanamkan sejumlah dana pada satu atau
lebih aset selama beberapa periode masa mendatang.
Dari beberapa definisi diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa, investasi
merupakan penempatan dana pada berbagai aktiva keuangan sebagai upaya untuk
meningkatkan modal atau kekayaan, baik melalui investasi pada real asset maupun
investasi melalui financial asset dengan tujuan untuk memperoleh pendapatan
optimal dengan resiko minimal dimasa yang akan datang. Investasi pada financial
asset
umumnya
dilakukan
melalui
pasar
modal
(Capital
market)
yang
pelaksanaannya dilakukan di bursa saham (secondary market) melalui agen, broker,
maupun melalui lembaga keuangan yang ditunjuk.
2.2.2 Jenis-jenis Investasi
Menurut Jogiyanto (2009:6-10) investasi kedalam aktiva keuangan dapat
berupa investasi langsung dan investasi tidak langsung. Investasi langsung dilakukan
dengan membeli langsung aktiva keuangan dari suatu perusahaan baik melalui
perantara atau dengan cara yang lain. Sebaliknya investasi tidak langsung dilakukan
dengan membeli saham dari perusahaan investasi yang mempunyai potofolio aktivaaktiva keuangan dari perusahaan-perusahaan lain.
Penjelasan lebih lanjut mengenai jenis-jenis investasi dijelaskan dibawah ini :
1. Investasi langsung, investasi langsung dapat dilakukan dengan membeli
aktiva keuangan yang dapat diperjual-belikan di pasar uang (money
market), pasar modal (capital market), atau pasar turunan (derivative
market). Investasi langsung juga dapat dilakukan dengan membeli aktiva
keuangan yang tidak dapat diperjual-belikan. Aktiva keuangan yang tidak
dapat diperjual-belikan biasanya diperoleh melalui bank komersial.
Aktiva-aktiva ini dapat berupa tabungan di bank atau sertifikat deposito.
2. Investasi tidak langsung, investasi tidak langsung dilakukan dengan
membeli surat-surat berharga dari perusahaan yang menyediakan jasa
keuangan dengan cara menjual sahamnya ke publik dan menggunakan
dana yang diperoleh untuk diinvestasikan ke dalam portofolionya. Ini
berarti bahwa perusahaan investasi membentuk potofolio (diharapkan
portofolionya normal) dan menjualnya eceran kepada public dalam bentuk
saham-sahamnya.
2.2.3 Tujuan Investasi
Para investor melakukan investasi dengan tujuan untuk mendapatkan
tambahan penghasilan dimasa mendatang. Menurut Kamaruddin Ahmad (2004:3),
ada beberapa alasan mengapa seseorang melakukan investasi, yaitu:
1. Untuk mendapatkan kehidupan yang lebih layak di masa depan
Seseorang yang bijaksana akan berpikir bagaimana cara meningkatkan taraf
hidupnya dari waktu ke waktu atau setidak-tidaknya bagaimana berusaha untuk
mempertahankan tingkat pendapatannya yang ada sekarang agar tidak berkurang
di masa datang.
2. Mengurangi tekanan inflasi
Dengan melakukan investasi dalam memilih perusahaan atau objek lain,
seseorang dapat menghindarkan diri agar kekayaan atau harta miliknya tidak
merosot nilainya karena digerogoti oleh inflasi.
3. Dorongan untuk menghemat pajak
Beberapa negara di dunia banyak melakukan kebijakan yang sifatnya mendorong
tumbuhnya investasi di masyarakat melalui fasilitas perpajakan yang diberikan
kepada masyarakat yang melakukan investasi pada bidang-bidang usaha tertentu.
2.2.4 Manfaat Investasi
Investasi di pasar modal mempunyai beberapa kelebihan dibanding dengan
investasi pada sektor perbankan maupun sektor lainnya bagi investor, pasar modal
memberikan kelebihan-kelebihan dan keleluasaan sendiri. Manfaat yang dapat
diperoleh bagi masyarakat (pemodal) dalam berinvestasi di pasar modal menurut
Kamaruddin Ahmad (2004:58) antara lain:
1. Nilai investasi berkembang mengikuti perubahan ekonomi. Peningkatan tersebut
tercermin pada meningkatnya harga yang menjadi capital gain.
2. Sebagai pemegang saham investor memperoleh dividen.
3. Mempunyai hak suara dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS).
4. Dapat dengan mudah mengganti instrumen investasi, misal dari saham A ke
saham B sehingga dapat meningkatkan keuntungan dan mengurangi risiko.
5. Dapat sekaligus melakukan investasi dalam beberapa instrument untuk
mengurangi resiko.
2.3
Pasar Modal
2.3.1 Pengertian Pasar Modal
Pasar Modal merupakan kegiatan yang berhubungan dengan penawaran
umum dan perdagangan efek, perusahaan publik yang berkaitan dengan efek yang
diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek.
Pasar Modal menyediakan berbagai alternatif investasi bagi para investor
selain alternatif investasi lainnya seperti: menabung di Bank, membeli emas,
asuransi, tanah dan bangunan, dan sebagainya
Pasar Modal bertindak sebagai penghubung antara para investor dengan
perusahaan ataupun institusi pemerintah melalui perdagangan instrumen keuangan
jangka panjang seperti Obligasi, Saham dan lainnya. Para pemodal menggunakan
instrumen pasar modal untuk keperluan investasi portofolionya sehingga nantinya
akan memaksimumkan penghasilan dan emiten memperoleh tambahan dana yang
dapat digunakan untuk meningkatkan aktivitas usahanya. Bursa Efek Indonesia (BEI)
merupakan pasar modal utama Indonesia.
Pengertian pasar modal seperti yang tercantum dalam Undang-Undang
Republik Indonesia Nomor 8 tahun 1995 tentang Pasar Modal pasal 1 adalah:
Pasar modal adalah kegiatan yang bersangkutan dengan penawaran
umum dan perdagangan efek, perusahaan publik yang berkaitan dengan
efek yang diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan
dengan efek.
Menurut Sunariyah dalam buku Pengetahuan Pasar Modal (2004:4) bahwa
:
Pengertian pasar modal secara umum adalah suatu sistem keuangan
yang terorganisasi, termasuk didalamnya adalah bank-bank komersial
dan semua lembaga perantara dibidang keuangan, serta keseluruhan
surat-surat berharga yang beredar.
Sedangkan menurut Tjiptono dan Hendy dalam buku Pasar Modal di
Indonesia (2008:1) bahwa :
Pada dasarnya, pasar modal (capital market) merupakan pasar untuk
berbagai instrument keuangan jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, baik dalam bentuk utang, ekuitas (saham), instrumen derivative,
maupun instrument lainnya.
Berdasarkan beberapa defenisi diatas dapat disimpulkan pasar modal atau
capital market adalah pasar keuangan untuk dana berbagai instrumen keuangan
jangka panjang yang bisa diperjual-belikan, baik dalam bentuk modal sendiri yang
diterbitkan oleh pemerintah, publik maupun perusahaan swasta
2.3.2 Fungsi Pasar Modal
Menurut Sunariyah (2004:7) fungsi pasar modal pada suatu Negara dapat
dilihat dari lima segi, yaitu :
1. Sebagai fasilitas melakukan interaksi antara pembeli dengan penjual untuk
menentukan harga saham atau surat berharga yang diperjual-belikan.
2. Pasar Modal memberikan kesempatan kepada para pemodal untuk
menentukan hasil (return) yang diharapkan.
3. Pasar Modal memberikan kesempatan kepada investor untuk menjual kembali
saham yang dimilikinya atau surat berharga lainnya.
4. Pasar Modal menciptakan kesempatan kepada masyarakat untuk berpartisipasi
dalam perkembangan suatu perekonomian, yaitu dengan membeli sebagian
kecil saham perusahaan publik.
5. Pasar Modal mengurangi biaya informasi dan transaksi surat berharga.
2.3.3 Jenis-Jenis Pasar
Penjualan saham (termasuk jenis sekuritas lain) kepada masyarakat dapat
dilakukan dengan beberapa cara. Umumnya penjualan dilakukan sesuai dengan jenis
ataupun bentuk Pasar Modal dimana sekuritas tersebut diperjual-belikan. Jenis-jenis
Pasar Modal menurut Sunariyah (2004:12-14) ada beberapa macam, yaitu :
1. Pasar Perdana (primary market)
Pasar perdana adalah penawaran saham dari perusahaan yang menerbitkan
saham (emiten) kepada pemodal selama waktu yang ditetapkan oleh pihak
sebelum saham tersebut diperdagangkan di pasar sekunder. Pengertian
tersebut menunjukan, bahwa pasar perdana merupakan pasar modal yang
memperdagangkan saham-saham atau sekuritas-sekuritas lainnya yang dijual
untuk pertama kalinya (penawaran umum) sebelum saham tersebut dicatatkan
di bursa efek. Harga saham di pasar perdana ditentukan oleh penjamin emisi
dan perusahaan yang akan go public (emiten), berdasarkan analisis
fundamental perusahaan yang bersangkutan.
2. Pasar Sekunder (secondary market)
Pasar sekunder didefinisikan sebagai perdagangan saham setelah melewati
masa penawaran pada pasar perdana. Jadi, pasar sekunder dimana dahan dan
sekuritas lain diperjualbelikan secara luas, setelah melalui masa penjualan di
pasar perdana. Harga saham di pasar sekunder ditentukan oleh permintaan dan
penawaran pembeli dan penjual.
3. Pasar Ketiga (third market)
Pasar ketiga adalah tempat perdagangan saham atau sekuritas lain di luar
bursa (over the counter market). Bursa pararel merupakan suatu sistem
perdagangan efek yang terorganisir di luar bursa efek resmi, dalam bentuk
pasar sekunder yaang diatur dan dilaksanakan oleh Perserikatan Perdagangan
Uang dan Efek dengan diawasi oleh Badan Pengawas Pasar Modal
(Bapepam).
Jadi, dalam pasar ketiga tidak memiliki pusat lokasi perdagangan yang
dinamakan floor trading (lantai bursa).
4. Pasar Keempat (fourth market)
Pasar keempat merupakan bentuk perdagangan efek antar pemodal atau
dengan kata lain pengalihan saham dari satu pemegang saham ke pemegang
saham lainnya tanpa melalui perantara perdagangan efek. Bentuk transaksi
dalam perdagangan semacam ini biasanya dilakukan dalam jumlah besar
(block sale).
2.3.4 Instrumen-instrumen Pasar Modal di Indonesia
Instrumen-instrumen yang beredar di pasar modal Indonesia menurut
Sunariyah (2004:47-52) adalah sebagai berikut :
1. Saham Biasa (Common Stocks)
Diantara surat-surat berharga yang diperdagangkan di pasar modal, saham
biasa (common stock) adalah yang paling dikenal masyarakt. Di antara emiten
(perusahaan yang menerbitkan surat berharga), saham biasa juga merupakan
yang paling banyak digunakan untuk menarik dana dari masyarakat.
2. Saham Preferen (Preferred Stocks)
Saham preferen merupakan saham yang memiliki karakteristik gabungan
antara obligasi dan saham biasa, karena bisa menghasilkan pendapatan tetap
(seperti bunga obligasi), tetapi juga bisa tidak mendatangkan hasil seperti
yang dikehendaki investor.
3. Obligasi (Bond)
Obligasi adalah surat berharga atau sertifikat yang berisi kontrak antar
pemberi dana (dalam hal ini pemodal) yang diberi dana (emiten). Jadi surat
obligasi adalah selembar kertas yang menyatakan bahwa pemilik kertas
tersebut telah membeli hutang perusahaan yang menerbitkan obligasi.
4. Obligasi Konversi (Convertible Bond)
Obligasi konversi, sekilas tidak ada bedanya dengan obligasi biasa, misalnya
memberikan kupon yang tetap, memiliki waktu jatuh tempo dan memiliki
nilai pari. Hanya saja, obligasi konversi memiliki keunikan, yaitu bias ditukar
dengan saham biasa. Pada obligasi konversi selalu tercantum persyaratan
untuk melakukan konversi.
5. Right
Right merupakan surat berharga yang memberikan hak bagi pemodal untuk
membeli saham baru yang dikeluarkan emiten.
6. Waran
Waran seperti halnya right adalah hal untuk membeli saham biasa pada waktu
dan harga yang sudah ditentukan.
7. Reksdana
Reksadana merupakan salah satu alternatif investasi bagi masyarakat
pemodal, khususnya pemodal kecil dan pemodal yang tidak memiliki banyak
waktu dan keahlian untuk menghitung resiko atas investasi mereka.
Dengan demikian terlihat jelas bahwa Pasar Modal Indonesia adalah tempat
untuk jual beli dana dalam berbagai bentuk kepemilikan yang dapat dipilih oleh
investor dalam alternatif investasinya terhadap suatu perusahaan.
2.3.5
Pihak-pihak Yang Terlibat dalam Pasar Modal Indonesia
Sebagai suatu bisnis yang berdampak sosial sangat luas, pasar modal
melibatkan banyak orang dan banyak lembaga. Masing-masing pihak mempunyai
peranan dan fungsi yang berbeda-beda dan saling menunjang kepentingan pihak lain.
Pihak-pihak yang terlibat dalam kegiatan pasar modal Indonesia sesuai dengan SK
Menteri Keuangan RI Nomor 1548/KMK.013/1990 tentang Pasar Modal, yaitu :
1. Badan Pengawas Pasar Modal (BAPEPAM)
Bapepam merupakan lembaga pemerintah yang bertugas untuk (1) mengikuti
perkembangan dan mengatur pasar modal sehingga efek dapat ditawarkan dan
diperdagangkan secara teratur, wajar dan efisien serta melindungi kepentingan
pemodal dan masyarakat umum, (2) melakukan pembinaan dan pengawasan
terhadap lembaga-lembaga dan profesi-profesi penunjang yang terkait dalam
pasar modal, (3) memberi pendapat kepada menteri keuangan mengenai pasar
modal beserta kebijakan operasionalnya.
2. Pelaksana Bursa
Bursa efek menurut Kepres No. 53 adalah suatu tempat pertemuan termasuk
sistem elektronik tanpa tempat pertemuan yang diorganisir dan digunakan
untuk menyelanggarakan pertemuan penawaran jual-beli atau perdagangan
efek.
3. Perusahaan yang Go Public (Emiten)
Adalah pihak yang melakukan emisi atau yang telah melakukan emisi efek.
Emiten adalah pihak yang membutuhkan dana guna membelanjai operasi
maupun rancangan investasi.
4. Perusahaan Efek
Adalah perusahaan yang telah memperoleh ijin usaha untuk beberapa kegiatan
sebagai penjamin emisi efek, perantara pedagang efek, manajer investasi atau
penasihat investasi.
5. Lembaga Kliring dan Penyelesaian Penyimpanan
Adalah suatu lembaga yang menyelanggarakan kliring dan penyelesaian
transaksi di bursa efek, serta penyimpanan efek dalam penitipan untuk pihak
lain.
6. Reksa dana (Investment Fund)
Adalah pihak yang kegiatan utamanya melakukan investasi, investasi kembali
(reinvestment) atau perdagangan efek. Reksa dana tertutup (closed end
investment fund) adalah reksa dana yang melakukan emisi saham tidak dapat
dijual kepada atau dibeli kembali oleh reksa dana yang bersangkutan.
7. Lembaga Penunjang Pasar Modal
Adalah tempat penitipan harta, biro administrasi efek, wali amanat, atau
penanggung yang menyediakan jasanya.
8. Profesi Penunjang Pasar Modal
Terdiri dari akuntan, notaris, perusahaan penilai (appraisal), dan konsultan
hukum.
9. Pemodal (Investor)
Adalah pihak baik perorangan maupun lembaga yang menanamkan modalnya
dalam efek-efek yang diperdagangkan di pasar modal.
2.4
Bursa Efek
2.4.1 Pengertian Bursa Efek
Menurut Tjiptono dan Hendy (2008:41) bursa efek dapat didefenisikan
sebagai berikut :
Bursa
efek
adalah
menyelanggarakan/menyediakan
lembaga/perusahaan
fasilitas
sistem
(pasar)
yang
untuk
mempertemukan penawaran jual dan beli efek antar berbagai
perusahaan/perorangan yang terlibat dalam tujuan perdagangan efek
perusahaan-perusahaan yang telah tercatat di Bursa Efek.
Sedangkan menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 8 tahun
1995 tentang Pasar Modal pasal 1, mendefinisikaan bursa efek sebagai berikut :
Pihak yang menyelenggarakan dan menyediakan sistem dana atau
sarana untuk mempertemukan penawaran jual beli efek pihak-pihak lain
dengan tujuan memperdagangakan efek di antara mereka.
Dan menurut Sutrisno (2007:341) defenisi bursa efek adalah :
Bursa efek/stock exchange adalah suatu sistem yang teroganisir yang
mempertemukan antara penjual dan pembeli efek yang dilakukan baik
secara langsung maupun melalui wakil-wakilnya.
Berdasarkan definisi di atas maka dapat disimpulkan bahwa Bursa Efek
adalah lembaga yang menyenggarakan atau menyediakan sistem guna terlaksananya
transaksi yang ada di pasar modal. Intinya, bursa efek adalah forum dimana penjual
dan pembeli sekuritas melakukan transaksi keuangan.
2.4.2
Fungsi Bursa Efek
Bursa efek yang menyediakan sarana perdagangan efek antara penjual dan
pembeli mempunyai fungsi dalam mencapai tujuannya. Fungsi bursa menurut
Kamaruddin Ahmad (2004:19) :
1. Menciptakan pasar secara terus menerus bagi efek yang telah ditawarkan
kepada masyarakat.
2. Menciptakan harga yang wajar bagi efek yang bersangkutan melalui
mekanisme pasar.
3. Membantu pembelanjaan (penukaran dana) dunia usaha, melalui perhimpunan
dana masyarakat.
4. Memperluas proses perluasan partisipasi masyarakat dalam pemikiran sahamsaham perusahaan.
2.4.3 Tugas Bursa Efek
Menurut Tjiptono dan Hendy (2008:42) tugas bursa efek adalah :
1. Tugas Bursa Efek sebagai Fasilitator
a. Menyediakan sarana perdagangan efek.
b. Mengupayakan likuiditas instrumen, yaitu mengalirnya dana secara cepat
pada efek-efek yang dijual.
c. Menyebarluaskan informasi bursa ke seluruh lapisan masyarakat.
d. Memasyarakatkan pasar modal, untuk menarik calon investor dan
perusahaan yang go public.
e. Menciptakan intrumen dan jasa baru.
2. Tugas Bursa Efek sebagai SRO (Self Regulatory Organization)
a. Membuat peraturan yang berkaitan dengan kegiatan bursa.
b. Mencegah praktik transaksi yang dilarang melalui pelaksanaan fungsi
pengawasan.
c. Ketentuan Bursa Efek mempunyai kekuatan hukum yang mengikat bagi
pelaku pasar modal.
2.5
Laporan Keuangan
2.5.1 Pengertian Laporan Keungan
Bagi sejumlah pihak yang terkait dalam dunia bisnis, salah satunya yaitu
investor yang akan menanamkan modalnya dalam satu perusahaan, laporan keuangan
merupakan sesuatu yang penting untuk dianalisis, terutama melihat seberapa baiknya
kinerja suatu perusahaan.
Menurut Sutrisno (2007:9) bahwa :
Laporan keuangan merupakan hasil akhir dari proses akuntansi yang
meliputi dua laporan utama yaitu (1) neraca dan (2) laporan rugi-laba.
Laporan keuangan disusun dengan maksud untuk menyediakan
informasi
keuangan
suatu
perusahaan
kepada
pihak-pihak
berkepentingan sebagai bahan pertimbangan didalam mengambil
keputusan.
Sedangkan menurut Gitman dan Joehnk dalam buku Fundamental of
Investing (2005:299) :
Financial statement are a vital part of company analysis, because they
enable investors to develop an opinion about the operating result and
financial condition of a firm.
Artinya :
Laporan keuangan adalah bagian vital dari analisis perusahaan, karena
laporan keuangan membuat investor dapat mengembangkan pendapat
tentang hasil operasi dan kondisi keuangan perusahaan.
Dan menurut Ridwan S. Sundjaja dan Inge Barlian dalam buku
Manajemen Keuangan I (2003:76) sebagai berikut :
Laporan keuangan adalah suatu laporan yang menggambarkan hasil
dari proses akuntansi yang digunakan sebagai alat komunikasi antar
data
keuangan/aktivitas
perusahaan
dengan
pihak-pihak
yang
berkepentingan dengan data-data/aktivitas tersebut.
Berdasarkan beberapa pengertian diatas, laporan keuangan merupakan salah
satu bentuk informasi mengenai posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi
keuangan suatu perusahaan bagi sejumlah besar pemakai laporan keuangan.
2.5.2 Tujuan Laporan Keuangan
Menurut Harahap dalam buku Analisis Kritis atas Laporan Keuangan
(2003:132) menyatakan bahwa tujuan laporan keuangan adalah :
1. Untuk memberi informasi keuangan yang dapat dipercaya mengenai aktiva
dan kewajiban serta modal suatu perusahaan.
2. Untuk memberikan informasi yang dapat dipercaya mengenai perubahan
dalam aktiva netto (aktiva dikurangi kewajiban) suatu perusahaan yang timbul
dari kegiatan usaha dalam rangka memperoleh laba.
3. Untuk memberikan informasi keuangan yang membantu para pemakai laporan
dalam menaksir potensi perusahaan dalam menghasilkan laba
4. Untuk memberikan informasi penting lainnya mengenai perubahan dalam
aktiva dan kewajiban suatu perusahaan, seperti informasi mengenai aktivitas
pembiayaan dan investasi.
5. Untuk mengungkapkan sejauh mungkin informasi lain yang berhubungan
dengan laporan keuangan yang relevan untuk kebutuhan pemakai laporan,
seperti informasi mengenai kebijakan akuntansi yang dianut perusahaan.
2.5.3 Macam-macam Laporan Keuangan
Dari bermacam-macam laporan yang diterbitkan perusahaan untuk para
pemegang sahamnya, laporan tahunan (annual report) mungkin adalah yang paling
penting. Dua jenis informasi yang diberikan dalam laporan ini. Pertama, yaitu bagian
verbal, sering kali disajikan sebagai surat dari direktur utama, yang menguraikan
hasil operasi perusahaan selama tahun lalu dan membahas perkembangperkembangan baru yang akan mempengaruhi operasi di masa mendatang. Kedua,
laporan tahunan menyajikan empat laporan keuangan dasar, neraca, laporan laba rugi,
laporan laba ditahan, dan laporan arus kas (Brigham dan Houston dalam buku
Fundamental of Financial Management, 2006:45-59).
1. Neraca (balance sheet)
Adalah sebuah laporan tentang posisi keuangan perusahaan pada suatu
titik waktu tertentu.
2. Laporan Laba Rugi (income statement)
Adalah laporan yang mengikhtisarkan pendapatan dan pengeluaran
perusahaan selama satu periode akuntansi, yang biasanya setiap satu
kuartal atau satu tahun.
3. Laporan Laba Ditahan (statement of retained earnings)
Adalah pernyataan yang melaporkan berapa banyak laba perusahaan yang
ditahan dalam usahanya dan tidak dibayarkan dividennya. Tampilan untuk
laba ditahan yang ada disini merupakan jumlah laba ditahan tahunan untuk
setiap tahun dari sejarah perusahaan.
4. Laporan Arus Kas (statement of cash flows)
Adalah laporan yang melaporkan dampak dari aktivitas-aktivitas operasi,
investasi, dan pendanaan oleh perusahaan pada arus kas selama satu
periode akuntansi.
5. Laporan Perubahan Modal
Adalah laporan yang menjelaskan perubahan posisi modal baik saham
dalam PT atau modal dalam perusahaan perseroan. (Harahap, 2004:106)
2.5.4 Pemakai Laporan Keuangan
Laporan keuangan merupakan komoditi yang bermanfaat dan dibutuhkan
masyarakat, karena dapat memberikan informasi yang dibutuhkan para pemakainya
dalam dunia bisnis yang dapat menghasilkan keuntungan. Dengan membaca laporan
keuangan dengan tepat, seseorang dapat melakukan tindakan ekonomi menyangkut
lembaga perusahaan yang dilaporkan dan diharapkan akan menghasilkan keuntungan
baginya.
Para pemakai laporan keungan beserta kegunaanya menurut Harahap
(2004:120-125) dapat dilihat dari penjelasan berikut :
1. Pemegang Saham
Pemegang saham ingin mengetahui kondisi keuangan peusahaaan, asset,
utang, modal, hasil, biaya, dan laba.
2. Investor
Bagi investor potensial ia akan melihat kemungkinan potensi keuntungan
yang akan diperoleh dari perusahaan yang dilaporkan.
3. Analisis Pasar Modal
Analisis pasar modal selalu melakukan baik analisis tajam dan lengkap
terhadap laporan keuangan perusahaan yang go public maupun yang
berpotensi masuk pasar modal.
4. Manajer
Manajer
ingin
mengetahui
situasi
ekonomis
perusahaan
yang
dipimpinnya.
5. Karyawan dan Serikat Pekerja
Karyawan perlu mengetahui kondisi keuangan perusahaan untuk
menetapkan apakah ia masih terus bekerja di situ atau pindah.
6. Instansi Pajak
Perusahaan selalu memiliki kewajiban pajak.
7. Pemberi Dana (Kreditur)
Sama dengan pemegang saham investor, lender seperti bank, investment
fund, perusahaan leasing, juga ingin mengetahui informasi tentang situasi
dan kondisi perusahaan baik yang sudah diberi pinjaman maupun akan
diberi pinjaman.
8. Supplier
Supplier hampir sama dengan kreditur.
9. Pemerintah atau Lembaga Pengatur Resmi
Pemerintah atau lembaga pengatur sangat membutuhkan laporam
keuangan. Karena ingin mengetahui apakah perusahaan telah mengikuti
peraturan yang telah ditetapkan.
10. Langganan atau Lembaga Konsumen
Langganan dalam era modern seperti sekarang ini khususnya di Negara
maju benar-benar raja. Dengan konsep ekonomi pasar dan ekonomi
persaingan, konsumen sangat diuntungkan dan berhak mendapatkan
layanan yang memuaskan.
11. Lembaga Swadaya Masyarakat
LSM seperti ini membutuhkan laporan keuangan untuk menilai
sejauhmana perusahaan merugikan pihak tertentu yang dilindunginya.
12. Peneliti/Akademisi/Lembaga Peringkat
Bagi peneliti maupun akademisi laporan keuangan sangat penting, sebagai
data primer dalam melakuakn penelitian terhadap topic tertentu yang
berkaitan dengan laporan keuangan atau perusahaan.
2.5.5 Analisis Laporan Keuangan
Sebelum manajer keuangan mengambil keputusan keuangan maka terlebih
dahulu ia perlu memhami mengenai kondisi suatu perusahaan. Untuk memahami
kondisi keuangan perusahaan, diperlukan analisis terhadap laporan keuangan
perusahaan.
2.5.5.1 Pengertian Analisis Laporan Keuangan
Menurut Syamsuddin dalam buku Manajemen Keuangan Perusahaan
Konsep Aplikasi dalam : Perencanaan, Pengawasan dan Pengembalian
Keputusan (2007:37) bahwa :
Analisis laporan keuangan adalah perhitungan ratio-ratio untuk
menilai keadaan keuangan perusahaan di masa lalu, saat ini dan
kemungkinannya di masa depan.
Sedangkan menurut Wild, Subramanyam, dan Halsey dalam buku
Financial Statement Analysis (2008:3) bahwa :
Analisis laporan keuangan (financial statement analysis) adalah aplikasi
dari alat dan teknik analisis untuk laporan keuangan bertujuan umum
dan data-data yang berkaitan untuk menghasilkan estimasi dan
kesimpulan yang bermanfaat dalam analisis bisnis.
Dan menurut Harahap (2004:190) pengertian analisis laporan keuangan
adalah :
Menguraikan pos-pos laporan keuangan menjadi unit informasi yang
lebih kecil dan melihat hubungannya yang bersifat signifikan atau yang
mempunyai makna antara satu dengan yang lain baik antara data
kuantitatif
maupun
data
non-kuantitatif
dengan
tujuan
untuk
mengetahui kondisi keuangan lebih dalam yang sangat penting dalam
proses menghasilkan keputusan yang tepat.
2.5.5.2 Tujuan Analisis Laporan Keuangan
Analisis laporan keuangan yang dilakukan dimaksudkan untuk menambah
informasi yang ada dalam suatu laporan keuangan. Menurut Harahap (2004:195197) secara lengkap kegunaan analisis laporan keuangan ini dapat dikemukakan
sebagai berikut :
1. Dapat memberikan informasi yang luas, lebih dalam daripada yang terdapat
dari laporan keuangan biasa.
2. Dapat menggali informasi yang tidak tampak secara kasat mata (explicit) dari
suatu laporan keuangan atau yang berada di balik laporan keuangan (implicit).
3. Dapat mengetahui kesalahan yang terkandung dalam laporan keuangan.
4. Dapat membongkar hal-hal yang bersifat tidak konsisten dalam hubungannya
dengan suatu laporan keuangan baik dikaitkan dengan komponen intern
laporan keuangan maupun kaitannya dengan informasi yang diperoleh dari
luar perusahaan.
5. Mengetahui sifat-sifat hubungan yang akhirnya dapat melahirkan modelmodel dan teori-teori yang terdapat di lapangan seperti prediksi, peningkatan
(rating).
6. Dapat memberikan informasi yang diinginkan oleh para pengambil keputusan.
Dengan perkataan lain apa yang dimaksudkan dari suatu laporan keuangan
merupakan tujuan analisis laporan keuangan juga antara lain :
1) dapat menilai prestasi perusahaan.
2) dapat memproyeksi keuangan perusahaan
3) dapat menilai kondisi keuangan masa lalu dan masa sekarang dari
aspek waktu tertentu :
a. Posisi keuangan (Aset, Neraca, dan Modal)
b. Hasil usaha perusahaan (Hasil dan Biaya)
c. Likuiditas
d. Solvabilitas
e. Aktivitas
f. Rentabilitas atau Profitabilitas
g. Indikator Pasar modal
4) menilai perkembangan dari waktu ke waktu
5) melihat komposisi struktur keuangan, arus dana
7. Dapat menentukan peringkat (rating) perusahaan menurut criteria tertentu
yang sudah dikenal dalam dunia bisnis.
8. Dapat membandingkan situasi perusahaan dengan perusahaan lain dengan
periode sebelumnya atau dengan standar industry normal atau standar ideal.
9. Dapat memahami situasi dan kondisi keuangan yang dialami perusahaan, baik
posisi keuangan, hasil usaha, struktur keuangan, dan sebagainya.
10. Bisa juga memprediksi potensi apa yang mungkin dialami perusahaan di masa
yang akan datang.
2.5.6 Analisis Rasio Keuangan
2.5.6.1 Pengertian Analisis Rasio Keuangan
Rasio keuangan merupakan suatu alat atau cara yang paling umum digunakan
dalam membuat analisis laporan keuangan. Analisis rasio pada dasarnya adalah suatu
teknik yang digunakan untuk melihat sifat-sifat kegiatan operasi perusahaan dengan
cara mengembangkan ukuran-ukuran kinerja perusahaan yang telah distandarisasi.
Analisis rasio menggambarkan hubungan matematis antara suatu jumlah dengan
jumlah yang lainnya. Perhitungan yang digunakan analisis rasio ini sebenarnya relatif
sederhana, namun interpretasi terhadaap rasio tersebut merupakan masalah yang
cukup komplek. Oleh karena itu, efektifnya rasio keuangan ini, sebagai suatu alat
analisis, angat tergantung dari kemampuan dan keahlian analisis menginterprestasi
rasio-rasio yang digunakan.
Menurut Susan Irawati (2006:22) analisis rasio keuangan didefenisikan
sebagai berikut :
Analisis rasio keuangan adalah suatu teknik analisis dalam bidang
keuangan yang dimanfaatkan sebagai alat ukur kondisi-kondisi
keuangan suatu perusahaan dalam periode tertentu, ataupun hasil-hasil
usaha dari suatu perusahaan pada satu periode tertentu dengan jalan
membandingkan dua varibel yang diambil dari laporan keuangan
perusahaan, baik daftar neraca maupun rugi-laba.
Sedangkan menurut Harahap (2004:297) bahwa :
Rasio keuangan adalah angka yang diperoleh dari hasil perbandingan
dari satu pos laporan keuangan dengan pos lainnya yang mempunyai
hubungan yang relevan dan signifikan (berarti).
Dengan rasio keuangan para pemakai laporan keuangan dapat dengan mudah
mengartikan informasi yang menggambarkan hubungan antara pos tertentu dengan
pos lainnya.
2.5.6.2 Manfaat Analisis Rasio Keuangan
Manfaat dari analisis rasio keuangan dapat ditinjau dari dua sudut, yaitu :
(Susan Irawati, 2006:24)
1. Pihak Intern (Manajemen)
Dalam sudut pandang pihak intern perusahaan atau manajemen, analisis
rasio keuangan berguna sebagai cara untuk :
a. Mengantisipasi keadaan di masa mendatang, dan
b. Sebagai
titik
tolak
bagi
tindakan
perencanaan
yang
akan
mempengaruhi jalannya kejadian di masa mendatang.
2. Pihak Ekstern (Investor)
Dalam sudut pandang pihak ekstern manfaat analisis rasio keuangan yaitu
untuk menentukan prediksi apakah perusahaan tersebut bisa berkembang
dalam arti dapat melakukan operasionalnya kembali atau malah
perusahaan tersebut gulung tikar, sehingga akan mempengaruhi
keberadaan pihak ekstern di dalam perusahaan tersebut.
2.5.6.3 Jenis-jenis Rasio Keuangan
Menurut Susan Irawati (2006:24) ada dua penggolongan jenis-jenis rasio
keuangan berdasarkan sumber data dan tujuan atau informasi kondisi keuangan,
yaitu:
1. Ditinjau dari sumber data
a. Financial Analysis Ratio (balance sheet ratios)
Merupakan rasio-rasio yang disusun dari data yang berasal dari elemenelemen neraca, misalnya current ratio, acid test ratio, current assets to
total assets ratio, current liabilities to total assets ratio, dan lain-lain.
b. Operating Analysis Ratio (income statement ratios)
Merupakan rasio-rasio yang disusun dari data yang berasal dari laporan
rugi laba, misalnya gross profit margin, net operating margin, dan lainlain.
c. Operating Financial Analysis Ratio (inter statement ratios)
Merupakan rasio-rasio yang disusun dari data yang berasal dari neraca dan
data lainnya yang berasal dari laporan rugi laba, misalnya assets turnover,
inventory turnover, receivable turnover, dan lain-lain.
2. Ditinjau dari tujuan atau informasi kondisi keuangan
a. Rasio Likuiditas (liquidity ratios)
Merupakan rasio yang digunakan sebagai alat ukur kemampuan
perusahaan dalam membayar pinjaman jangka pendeknya pada saat jatuh
tempo atau dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya (financial-nya
yang harus segera dipenuhi).
b. Rasio Leverage (leverage ratios)
Merupakan rasio yang digunakam untuk mengukur sampai seberapa besar
aktiva perusahaan dibiayai dengan hutang atau seberapa jauh perusahaan
menggunakan hutangnya untuk jangka panjang.
c. Rasio Aktivitas (activity ratios)
Merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur sampai seberapa besar
efektivitas perusahaan dalam memanfaatkan sumber dananya.
d. Rasio Profitabilitas (profitability ratios)
Merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur sampai seberapa besar
efektivitas perusahaan dalam mendapatkan keuntungan.
e. Rasio Penilaian (valuation ratios)
Merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur sampai seberapa besar
kemampuan manajemen untuk menciptakan nilai pasar agar melebihi
biaya modalnya.
Dari sekian banyak rasio yang dapat digunakan untuk menganalisis laporan
keuangan, penulis hanya mengambil alat analisis dari rasio profitabilitas yaitu
pendapatan per saham (Earning Per Share/EPS) dan rasio penilaian yaitu Price
Earning Ratio (PER).
2.6
Rasio Profitabilitas (Profitability Ratios)
Profitabilitas adalah hasil bersih dari serangkaian kebijakan dan keputusan.
Rasio profitabilitas menunjukan pengaruh gabungan dari likuiditas, pengelolaan
aktiva dan pengelolaan utang terhadap hasil-hasil operasi. Profitabilitas juga dapat
dikatakan merupakan informasi mengenai efektivitas operasional perusahaan. Jumlah
keuntungan yang didapat satu perusahaan dapat kita lihat pada laporan laba rugi
tahunan yang dikeluarkan oleh perusahaan dan setiap perusahaan akan selalu
memaksimalkan laba yang diperolehnya.
Rasio profitabilitas menurut Gitman dalam buku Principles of Managerial
Finance (2006:65) :
Profitability ratio enable the analysis to evaluate the firm profits with
respect to a given level of sales, a certain level of assets, or the owner
investment.
Artinya :
Rasio profitabilitas adalah suatu analisis yang memungkinkan untuk
mengevaluasai laba perusahaan dengan memperhatikan nilai penjualan,
beberapa nilai aset, atau penanam modal.
Sedangkan menurut Harahap (2004:304) bahwa :
Rasio
profitabilitas
menggambarkan
kemampuan
perusahaan
mendapatkan laba melalui semua kemampuan, dan sumber yang ada
seperti kegiatan penjualan, kas, modal, jumlah karyawan, jumlah
cabang, dan sebaginya.
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa profitabilitas adalah suatu
keuntungan yang diperoleh perusahaan yang berasal dari penjualan atau investasi
perusahaan. Keuntungan perusahaan ini dapat diukur sebagai salah satu indikator
yang berpengaruh terhadap tingkat pengembalian (return) bagi pemegang saham.
2.6.1 Earning Per Share (EPS)
Earning Per Share yang tinggi merupakan daya tarik bagi investor. Semakin
tinggi EPS, maka kemampuan perusahaan untuk memberikan pendapatan kepada
pemegang sahamnya semakin tinggi. EPS menggambarkan jumlah laba yang
diperoleh setiap lembar selama periode tertentu.
Menurut Sutrisno (2007:255) EPS dapat didefenisikan sebagai berikut :
Earning Per Share/EPS merupakan ukuran kemampuan perusahaan
untuk menghasilkan keuntungan per lembar saham pemilik.
Menurut Tjiptono dan Hendy (2008:195) defenisi EPS adalah:
Earning Per Share (EPS) merupakan rasio yang menunjukan bagian laba
untuk setiap saham. EPS menggambarkan profitabilitas perusahaan
yang tergambar pada setiap lembar saham.
Menurut Brigham dan Houston dalam buku Fundamental of Financial
Management (2004:26) :
Earning Per Share is net income available to common divided by the
number of shares of common stock outstanding.
Artinya :
Earning Per Share menunjukkan ketersedian penjualan bersih dibagi
dengan banyaknya jumlah saham.
Sedangkan menurut Van Horne dan Wachowicz (2005:3) EPS dapat
diartikan :
Earning Per Share is earning after taxes (EAT) divided by the number of
common shares outstanding.
Artinya :
Earning Per Share adalah rasio yang membandingkan pendapatan
setelah pajak dengan jumlah saham biasa yang beredar.
Berdasarkan beberapa pengertian diatas dapat di tarik simpulan bahwa EPS
merupakan rasio profitabilitas sebagai informasi yang digunakan untuk menganalisa
kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba untuk tiap lembar saham yang
dimiliki sebagai informasi yang dibutuhkan bagi seorang investor.
Dengan demikian menurut Arifin dalam buku Membaca Saham (2007:87)
rasio ini dapat dihitung dengan rumus :
Earning Per Share =
Laba bersih
Jumlah Saham
Alasan pemilihan varibel ini adalah pemain saham atau investor perlu
memiliki sejumlah informasi yang berkaitan dengan dinamika harga saham agar bisa
mengambil keputusan tentang saham perusahaan yang layak untuk dipilih. Para
investor dalam berinvestasi biasanya memperhitungkan mengenai seberapa besar
keuntungan yang dapat diberikan oleh suatu perusahaan dalam kaitannya dengan
investasi yang ditanamkan di perusahaan tersebut.
Earning Per Share (EPS) merupakan salah satu variabel keuangan yang
menggambarkan kinerja perusahaan. Jika variabel keuangan tersebut menunjukkan
kinerja yang baik atas suatu perusahaan maka investor cenderung tertarik untuk
berinvestasi pada saham tersebut, kemudian akan berpengaruh terhadap harga saham
dan juga return saham. Jika permintaan lebih banyak darioada jumlah saham yang
ditawarkan, maka harga saham tersebut akan semakin meningkat sehingga return
saham yang dihasilkan juga meningkat. Sebaliknya jika permintaan lebih sedikit,
maka harga saham juga akan turun dan return saham juga akan turun.
2.7
Rasio Penilaian Pasar (Market Value Ratios)
Rasio penilaian merupakan ukuran prestasi perusahaan yang paling lengkap
karena rasio tersebut mencerminkan kombinasi pengaruh dari risko rasio dengan rasio
hasil pengembalian (return). Rasio ini merupakan rasio yang khusus dipergunakan di
pasar modal yang menggambarkan situasi atau keadaan prestasi perusahaan di pasar
modal. Rasio ini penting karena digunakan untuk mengukur sampai seberapa besar
kemampuan manajemen untuk menciptakan nilai pasar agar melebihi biaya
modalnya.
Menurut Brigham dan Houston (2004:89) bahwa :
Market value ratios is a set of ratios that relate the firms stock price to it s
earnings, cash flow, and book value per share.
Artinya :
Rasio penilaian pasar adalah rasio-rasio yang berhubungan dengan
harga dan laba saham, arus kas, dan nilai buku per lembar saham.
Menurut Harahap (2004:310) bahwa :
Rasio ini merupakan rasio yang lazim dan yang khusus dipergunakan
di
pasar
modal
yang
menggambarkan
situasi/keadaan
prestasi
perusahaan di pasar modal.
Menurut Gitman (2006:61) bahwa :
Markets ratio is related a firm s market value, as measured by its current
share price to certain accounting values.
Artinya :
Rasio pasar adalah rasio nilai pasar dari sebuah perusahaan yang
dihubungkan, diukur dari
dari jumlah lembar saham yang beredar
terhadap nilai akuntansi tertentu.
Sedangkan menurut Ridwan S. Sundjaja dan Inge Barlian (2003:146)
bahwa :
Rasio pasar berhubungan dengan nilai pasar dari saham perusahaan
sebagaimana diukur oleh harga pasar saham terhadap nilai akuntansi
tertentu.
Berdasarkan beberapa pengertian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa rasio
pasar adalah rasio yang khusus digunakan di pasar modal yang menggambarkan
prestasi perusahaan, dimana rasio ini memberi petunjuk kepada investor untuk
mengukur seberapa baik perusahaan dapat mengelola hasil dan resiko.
2.7.1 Price Earning Ratio (PER)
Salah satu indikator dari rasio penilaian pasar adalah Price Earning Ratio
yang dapat memengaruhi harga saham. PER merupakan salah satu indikator yang
digunakan investor setiap hari untuk menilai nilai pasar. PER menunjukan seberpa
besar investor bersedia untuk membayar per satuan mata uang dari keuntungan yang
dilaporkan dan inilah yang menjadikan instrument ini cukup penting. Kebanyakan
manajer keuangan menganggap baik apabila saham suatu perusahaan dijual pada
tingkat PER tinggi, karena tingginya PER mencerminkan bahwa investor
beranggapan perusahaan itu mempunyai pendapatan yang relatif aman.
Price Earning Ratio (PER) menurut Gitman (2006; 69):
Measures the amount that investors are willing to pay for each dollar of a
firm s earnings; the higher the price-earning ratio, the greater the investors
confidence.
Menurut Sutrisno (2007:256) bahwa :
Rasio ini (Price Earning Ratio/PER) mengukur seberapa besar
perbandingan antara harga saham perusahaan dengan keuntungan yang
akan diperoleh oleh para pemegang saham.
Sedangkan menurut Brigham dan Houston (2004:89) bahwa :
Price/Earning (P/E) Ratios : the ratios of the price per share to earnings
per share: shows the dollar amount investor will pay for $1 of current
earnings.
Artinya :
Price Earning Ratio adalah rasio dari harga per lembar saham dibagi
dengan laba per lembar saham; yang ditunjukkan oleh berapa banyak
jumlah uang dalam mata uang tertentu ($) yang akan dibayarkan oleh
investor dalam $1 dari laba saat ini.
Berdasarkan pendapat diatas pengertian PER yang dimaksud dalam penelitian
ini adalah rasio yang membandingkan antara harga saham per lembar saham biasa
yang beredar dengan laba per lembar saham.
Dengan demikian menurut Tjiptono dan Hendy (2008:198) Price Earning
Ratio (PER) dapat dicari menggunakan rumus:
Price Earning Ratio =
H arg a saham
EPS
PER mengindikasikan berapa banyak investor akan membayar setiap dollar
dari pendapatan saham. Jadi, jika suatu saham memilki nilai PER 10X, berarti
investor akan membayar 10 kali untuk setiap $1 pendapatan perusahaan. PER yang
tinggi mengindikasikan bahwa investor percaya bahwa pendapatan per saham akan
naik atau risiko saham rendah. PER yang tinggi menunjukkan prospek perusahaan di
masa yang akan datang cukup baik, sehingga investor akan bersedia untuk
menanamkan modalnya. Hal ini akan bedampak pada kenaikan harga saham.
Sebaliknya, PER yang rendah menunjukkan prospek perusahaan di masa yang akan
datang kurang baik, sehingga investor tidak akan bersedia menanamkan modalnya.
Sehingga harga saham akan turun. Dengan demikian, PER memiliki pengaruh positif
terhadap harga saham dan return saham.
2.8
Saham
2.8.1 Pengertian Saham
Saham dapat didefinisikan sebagai tanda penyertaan atau pemilikian
seseorang atau badan dalam suatu perusahaan. Wujud saham adalah selembar kertas
yang menerangkan bahwa pemilik kertas tersebut adalah pemilik perusahaan yang
menerbitkan kertas tersebut. Semakin besar saham yang dimilikinya, maka semakin
besar pula kekuasaanya di perusahaan tersebut.
Menurut Tjiptono dan Hendy (2008:6) yang dimaksud dengan saham adalah
:
Saham (stock atau share) dapat didefenisikan sebagai tanda penyertaan
atau pemilikan seseorang atau badan dalam suatu perusahaan atau
perseroan terbatas.
Sedangkan menurut Jogiyanto (2009:111) bahwa :
Suatu perusahaan dapat menjual hak kepemilikannya dalam bentuk
saham (stock).
Berdasarkan pengertian-pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa saham
adalah tanda bukti keikutsertaan dan kepemilikan dalam pemodalan perusahaan dan
investor mempunyai hak atas sebagian kekayaan perusahaan itu berupa dividen yang
diambil dari laba yang didapat dari perusahaan. Para pemilik saham juga berhak
mendapatkan haknya jika perusahaan tersebut dilikuidasi.
2.8.2 Jenis-Jenis Saham
Saham merupakan surat berharga yang paling popular dan dikenal luas di
masyarakat. Umumnya, saham dikenal sehari-hari merupakan saham biasa (common
stock). Ada beberapa sudut pandang untuk membedakan saham menurut Tjiptono
dan Hendy (2008:7-9), yaitu :
Ditinjau dari segi kemampuan dalam hak tagih atau klaim, maka saham
terbagi atas :
1. Saham Biasa (common stock)
Yaitu saham yang menempatkan pemiliknya, pada posisi paling junior
dalam pembagian dividend dan hak atas harta kekayaan perusahaan
apabila perusahaan tersebut dilikuidasi.
2. Saham Preferen (preferred stock)
Yaitu saham yang memiliki karakteristik gabungan antara obligasi dan
saham biasa, karena bisa menghasilkan pendapatan tetap (seperti bunga
obligasi), tetapi juga bisa tidak mendatangkan hasil seperti yang
dikehendaki investor.
Ditinjau dari cara peralihannya, saham dapat dibedakan atas :
1. Saham atas anjuk (bearer stock)
Artinya pada saham tersebut tidak tertulis nama pemiliknya, agar mudah
dipindahtangankan dari suatu investor ke investor lain.
2. Saham atas nama (registered stock)
Merupakan saham dengan nama pemilik yang ditulis secara jelas dan cara
peralihannya harus melalui prosedur tertentu.
Ditinjau dari kinerja perdagangan, maka saham dikategorikan atas :
1. Saham unggulan (blue-chip stock)
Yaitu saham biasa dari suatu perusahaan yang memiliki reputasi tinggi,
sebagai pemimpin (leader) di indutri sejenis, memilki pendapatan yang
stabil, dan konsisten dalam membayar dividen.
2. Saham pendapatan (income stock)
Yaitu saham dari suatu emiten yang memiliki kemampuan membayar
dividen lebih tinggi dari rata-rata dividen yang dibayarkan pada tahun
sebelumnya.
3. Saham pertumbuhan (growth stock-well known)
Yaitu saham-saham dari emiten yang memiliki pertumbuhan pendapatan
yang tinggi, sebagai pemimpin indutri sejenis yang mempunyai reputasi
tinggi.
4. Saham spekuklatif (speculative stock)
Yaitu saham suatu perusahaan yang tidak bisa secara konsisten
memperoleh penghasilan dari tahun ke tahun, akan tetapi memiliki
kemungkinan penghasilan yang tinggi di masa mendatang, meskipun
belum pasti.
5. Saham siklikal (cylical stock)
Yaitu saham yang tidak terpengaruh oleh kondisi ekonomi makro maupun
situasi bisnis secara umum.
2.8.3 Karakteristik Saham
Menurut Tjiptono dan Hendy (2008:10) saham biasa mempunyai beberapa
karakteristik, antara lain :
1. Dividen dibayarkan sepanjang perusahaan memperoleh laba.
2. Memiliki hak suara dalam rapat umum pemegang saham (satu saham satu
suara atau one share one voice).
3. Memiliki hak terakhir (junior) dalam hal pembagian kekayaan perusahaan
jika perusahaan tersebut dilikuidasi (dibubarkan) setelah semua kewajiban
perusahaan dilunasi.
4. Memiliki tanggung jawab terbatas terhadap klaim pihak lain sebesar proporsi
sahamnya.
5. Hak untuk memiliki saham baru yang diterbitkan oleh perusahaan terlebih
dahulu (preemptive right).
Sedangkan beberapa karakteristik saham preferen, antara lain :
1. Memiliki hak lebih dahulu memperoleh dividen.
2. Memiliki hak pembayaran maksimum sebesar nilai nominal saham lebih
dahulu setelah kreditor, apabila perusahaan tersebut dilikuidasi (dibubarkan).
3. Kemungkinan dapat memperoleh tambahan dari pembagian laba perusahaan
di samping penghasilan yang diterima secara tetap.
4. Dalam hal perusahaan dilikuidasi, memiliki hak memperoleh pembagian
kekayaan perusahaan di atas pemegang saham biasa setelah semua kewajiban
perusahaan dilunasi.
2.8.4 Analisis Saham
Setiap pelaku di pasar modal memerlukan suatu alat analisis untuk membantu
dalam mengambil keputusan membeli atau menjual suatu saham. Terdapat dua tipe
dasar analisis pasar untuk pedoman para pelaku di pasar modal setiap tipe
mempunyai kelebihan sendiri-sendiri. Kedua tipe analisis tersebut adalah analisis
fundamental dan analisis teknikal atau grafik. Di dalam praktiknya, para investor
menggunakan kedua tipe analisis tersebut untuk transaksi saham mereka.
2.8.4.1 Analisis Fundamental
Analisis fundamental mengidentifikasi dan mengukur faktor-faktor yang
menentukan nilai intrinsik suatu instrumen finansial.
Defenisi analisis fundamental menurut Jogiyanto (2009:130) :
Analisis fundamental adalah analisis untuk menghitung nilai intristik
saham dengan menggunakan data keuangan perusahaan.
Sedangkan menurut Husnan dalam buku Dasar-dasar Teori Portofolio dan
Analisis Sekuritas (2005:307) bahwa :
Analisis fundamental mencoba memperkirakan harga saham di masa
yang akan datang dengan (i) mengestimasi nilai faktor-faktor
fundamental yang mempengaruhi harga saham di masa yang akan
datang, dan (ii) menerapkan hubungan variable-variabel tersebut
sehingga diperoleh taksiran harga saham.
Dan menurut Tjiptono dan Hendy (2008:189) analisis fundamental dapat
didefenisikan sebagai berikut :
Analisis fundamental merupakan salah satu cara melakukan penilaian
saham dengan mempelajari atau mengamati berbagai indikator terkait
kondisi makro ekonomi dan kondisi industry suatu perusahaan,
termasuk berbagai indikator keuangan dan manajemen perusahaan.
Berdasarkan definisi diatas dapat disimpulkan bahwa analisis fundamental
digunakan untuk mengevaluasi prospek masa mendatang, pertumbuhan dan profit
perusahaan dalam kaitannya dengan perekonomian secara makro ekonomi nasional,
pertimbangan perusahaan dan kondisi perusahaan itu sendiri. Analisis fundamental
akan membandingkan nilai intrinsik suatu saham dengan harga pasarnya guna
menentukan apakah harga pasar saham sudah benar-benar mencerminkan nilai yang
seharusnya.
2.8.4.2 Analisis Teknikal
Analisis teknikal merupakan suatu analisis yang lebih memperhatikan pada
apa yang telah terjadi di pasar, dari pada apa yang seharusnya terjadi. Para analis
teknikal tidak begitu peduli terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi pasar,
sebagaimana para analis fundamental, tetapi lebih berkonsentrasi pada instrumennya
pasar.
Menurut Sunariyah (2004:168) defenisi analisis teknikal adalah :
Analisis teknikal (technical analysis) merupakan suatu teknik analisis
yang menggunakan data atau catatan mengenai pasar itu sendiri untuk
berusaha mengakses permintaan dan penawaran suatu saham tertentu
atau pasar secara keseluruhan.
Sedangkan menurut Tjiptono dan Hendy (2008:202) analisis teknikal
didefenisikan sebagai berikut :
Analisis teknikal merupakan salah satu metode yang digunakan untuk
menilai saham, di mana dengan metode ini para analisis melakukan
evaluasi saham berbasis pada data-data statistik yang dihasilkan dari
aktivitas perdagangan saham, seperti harga saham dan volume
transaksi.
Dan menurut Husnan (2005:341) bahwa :
Analisis ini merupakan upaya untuk
memperkirakan harga saham
(kondisi pasar) dengan mengamati perubahan harga saham tersebut
(kondisi pasar) di waktu yang lalu.
Berdasarkan definisi diatas dapat disimpulkan bahwa analisis teknikal
merupakan upaya untuk memperkirakan harga saham dengan mengamati perubahan
harga tersebut diwaktu yang lalu. Pemikiran yang mendasari analisis teknikal adalah
(1) harga saham mencerminkan informasi yang relevan (2) informasi tersebut
ditunjukkan oleh perubahan harga diwaktu yang lalu (3) perubahan harga saham akan
mempunyai pola tertentu dan berulang. Para analisis teknikal tidak seperti para
analisis fundamental, mereka merasa sia-sia apabila harus mempeljari laporan
keuangan perusahaan dan data lainnya dalam menentukan nilai suatu saham atau
instrumen pasar lainnya.
2.8.5 Return Saham
Setiap investor yang menginvestasikan sahamnya di suatu perusahaan tentu
mengharapkan imbalan atas apa yang telah dikorbankannya. Imbalan itu bisa berupa
dividend dan capital gain atau dengan kata lain kedua imbalan tersebut merupakan
return saham yang akan diterima oleh para pemegang saham.
Menurut Gitman (2006:196) defenisi return saham adalah :
The total gain or loss experienced on an investment over a given period of
time, calculated by dividing the asset s cash distributions during the period,
plus change in value, by it s beginning of period investment value.
Artinya :
Return saham atau tingkat pengembalian adalah tingkat pengembalian
untuk saham biasa dan merupakan pembayaran kas yang diterima
akibat kepemilikan suatu saham ditambah dengan perubahan harga
pasar saham lalu dibagikan dengan harga saham pada saat awal
investasi. Jadi return ini berdasar dari dua sumber, yaitu pendapatan
(dividend), capital gain dan perubahan harga pasar saham (capital
gain/loss)
Sedangkan menurut Jogiyanto (2009:199) bahwa :
Return merupakan hasil yang diperoleh dari investasi. Return dapat
berupa return realisasi yang sudah terjadi atau return ekspektasi yang
belum terjadi tetapi yang diharapkan akan terjadi di masa mendatang.
Dan menurut Van Horne dan Wachowicz (2005:96) pengertian return
saham adalah :
Return is income received on an investment plus any change in market
price, usually expressed as a percentage of the beginning market price of
the investment.
Artinya :
Return merupakan hasil yang diterima dari suatu investasi ditambah
dengan perolehan dari perubahan harga pasar investasi tersebut, yang
biasa dinyatakan dalam suatu presentase dari harga pasar awal
investasi.
Dari pengertian-pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa return saham
adalah tingkat keuntungan yang akan diperoleh oleh investor yang menanamkan
dananya di pasar modal yang berupa return realisasian dan return ekspektasian.
2.8.5.1 Jenis-jenis Return Saham
Menurut Jogiyanto (2009:199) return saham dapat dibedakan menjadi dua,
yaitu :
1. Return Realisasi (realized return)
Return realisasi (realized return) merupakan return yang telah terjadi.
Return realisasi dihitung menggunakan data historis. Return realisasi
penting karena digunakan sebagai salah satu pengukur kinerja dari
perusahaan. Return realisasi atau return histori ini juga berguna
sebagai dasar penentu return ekspektasi (expected return) dan risiko
dimasa datang.
2. Return Ekspektasi (expected return)
Return ekspektasi (expected return) adalah return yang diharapkan
akan diperoleh oleh investor di masa mendatang. Berbeda dengan
return realisasi yang sifatnya sudah terjadi, return ekspektasi sifatnya
belum terjadi.
2.8.5.2 Rumus Return Saham
Return saham biasanya didefinisikan sebagai perubahan nilai antara periode t
+1 dengan periode t ditambah pendapatan-pendapatan lain yang terjadi selama
periode t tersebut. Return merupakan hasil yang diperoleh dari investasi saham terdiri
dari capital gain (loss) dan Yield. Capital gain merupakan selisih untung (rugi) dari
harga investasi sekarang relatif dengan harga periode yang lalu. Yield merupakan
persentase penerimaan kas periodik terhadap harga investasi periode tertentu dari
suatu investasi (Jogiyanto,2009:200).
Konsep return saham dapat digunakan berbagai konsep antara lain return
realisasi (realized return) yang merupakan capital gain atau capital loss yaitu selisih
antara harga saham periode saat ini (Pt) dengan harga saham pada periode
sebelumnya (Pt-1) Capital gain merupakan selisih dari investasi sekarang relatif
dengan harga periode yang lalu. Yield merupakan persentase penerimaan kas
periodik terhadap harga investasi periode tertentu dari suatu investasi.
Return yang digunakan dalam penelitian ini adalah return realisasi atau sering
disebut dengan realized return. Return realisasi merupakan return yang terjadi yang
dihitung berdasarkan data historis dan digunakan sebagai salah satu pengukur kinerja
perusahaan. Return realisasi ini juga berguna sebagai dasar penentuan return
ekspektasi yang merupakan return yang diharapkan oleh investor di masa mendatang.
Dari pengertian return saham menurut Jogiyanto (2009:200) dapat
diformulasikan sebagai berikut :
Rt
Pt
Pt
Pt
1
Dt
1
Dimana :
2.9
Rt
= Return saham
Pt
= Harga saham pada periode t
Pt-1
= Harga saham pada periode t-1
Dt
= Dividend yang dibagikan pada periode t
Studi Empiris tentang Pengaruh Earning Per Share (EPS) dan Price Earning
Ratio (PER) terhadap Return Saham
Berbagai penelitian telah dilakukan dengan topic Pengaruh Earning Per Share
(EPS) dan Price Earning Ratio (PER) terhadap Return Saham. Beberapa penelitian
tersebut diantaranya dilakukan oleh :
1. Penelitian Mira Musthika (2009)
Penelitian yang dilakukan Mira Musthika (2009) tentang Pengaruh Earning
Per Share (EPS) dan Debt to Equity Ratio terhadap Return Saham perusahaan
pada beberapa industry yang go public di Bursa Efek Indonesia periode 20042008 , mengemukakan bahwa secara parsial EPS memiliki keeratan
hubungan yang sangat rendah dengan return saham dan tidak berpengaruh
secara signifikan terhadap return saham. Sedangkan secara simultan EPS
memiliki keeratan hubungan yang cukup kuat dengan return saham dan
berpengaruh secara signifikan terhadap return saham.
2. Penelitian N. Teli Husniatin (2008)
Penelitian yang dilakukan N. Teli Husniatin (2008) tentang
Pengaruh
Return on Equity (ROE), Earning Per Share (EPS) dan Price Earning Ratio
(PER) terhadap Return Saham perusahaan sektor jasa (Hotel dan Travel
Services) , mengemukakan bahwa secara simultan EPS dan PER berpengaruh
terhadap return saham.
3. Penelitian Joko Priyanto (2007)
Penelitian yang dilakukan Joko Priyanto (2007) tentang Analisis Pengaruh
Price Earning Ratio (PER), Price Book to Value dan Return on Equity
terhadap Return Saham pada industry real asset dan property di Bursa Efek
Jakarta , membuktikan bahwa PER berpengaruh negatif dan signifikan
terhadap return saham, sehingga PER dapat digunakan untuk memprediksi
besarnya return saham yang akan diterima oleh pemegang saham.
4. Penelitian Revvy Tri Octora (2009)
Penelitian yang dilakukan Revvy Tri Octora (2009) tentang
Pengaruh
Earning Per Share (EPS) dan Price Earning Ratio (PER) terhadap Return
Saham perusahaan pada sektor pertambangan , mengemukakan bahwa secara
parsial EPS memiliki hubungan yang cukup kuat dengan return saham dan
berpengaruh secara signifikan terhadap return saham dan PER secara parsial
memiliki hubungan yang rendah terhadap return saham dan tidak berpengaruh
secara signifikan terhadap return saham. Sedangkan secara simultan EPS dan
PER memiliki hubungan yang kuat dengan return saham dan berpengaruh
secara signifikan terhadap return saham.
Berdasarkan beberapa penelitian yang telah diteliti sebelumnya maka dapat
diambil kesimpulan sebagai berikut :
a. Secara parsial
Secara parsial EPS memiliki hubungan yang cukup kuat dengan return saham
dan berpengaruh secara signifikan terhadap return saham.
Secara parsial PER memiliki hubungan yang rendah terhadap return saham
dan tidak berpengaruh secara signifikan terhadap return saham.
b. Secara simultan
Secara simultan EPS dan PER memiliki hubungan yang kuat dengan return
saham dan berpengaruh secara signifikan terhadap return saham
Download